• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kepentingan Imunisasi Pada Bayi Dan Balita

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kepentingan Imunisasi Pada Bayi Dan Balita"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG

KEPENTINGAN IMUNISASI PADA BAYI

DAN BALITA

SASIKUMAR RENEGOPAL

100100305

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPENTINGAN IMUNISASI PADA BAYI

DAN BALITA

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

SASIKUMAR RENEGOPAL 100100305

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)

ABSTRAK

Latar belakang : Imunisasi merupakan suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri dari suatu penyakit tertentu. Meskipun program imunisasi telah masuk ke Indonesia sejak tahun 1956, namun data yang ada menyebutkan bahwa cakupan imunisasi Indonesia belum memenuhi Universal child Immunization (UCI).

Tujuan : Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi pada balita.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Disember 2013 di beberapa taman kanak-kanak dan/atau playgroup di Medan. Sampel adalah ibu yang memiliki anak usia kurang dari 5 tahun, memahami bahasa Indonesia dan menandatangani informed consent. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program komputer.

Hasil : Didapatkan 150 responden dengan rerata usia 34,41 tahun (SD5,054), sebesar 104 orang (69,3%) memiliki pendidikan akademi/perguruan tinggi, 86 orang (57,3%) adalah ibu rumah tangga, 101 orang (67,3%) beragama Kristen, 111 orang (74,0%) suku Batak, sebesar 66% ibu memiliki satu orang anak. Sebesar 75 orang (50,0%) ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang imunisasi anaknya.

Kesimpulan : Para ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang pentingnya imunisasi pada balita.

(5)

ABSTRACT

Background : Immunization is a way to produce a manmade active immunization to prevent human body from certain diseases. Although immunization programme have been performed in Indonesia since 1956, but the recent data showed have not reached the target of Universal Child Immunization (UCI).

Objective : To survey mother’s knowledge about the importance of immunization in children

Method :

.

A analytical descriptive study was conducted by using questionnaire and interview on July until December 2013 in some kindergartens and playgroups in Medan. The mothers with children below 5 years old, spoken in Indonesian, and agree to become participants were recruited. Data was analyzed by using computer programme.

Results : Of 150 participants ith mean age 34,41 years old (SD 5,054), 104 (69,3%) had last education in university, 86 (57,3%) were housewives, 101 (67,3%) were Christians, 111 (74,0%) Bataknese, and 66% mothers had a child during this study. About 75 (50,0%) mothers had sufficient knowledge about immunization in children.

Conclusion : The knowledge of mothers about importance of immunization in children is sufficient.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian yang berjudul ”Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kepentingan Imunisasi Pada Bayi

Dan Balita”.

Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. dr. Mahrani Lubis, M.Ked (Ped),Sp.A, sebagai Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik dan sempurna.

3. Bapak dr.Parluhutan Siagian, Sp.P dan Bapak dr.H.R.Yusa Herwanto, M.Ked, Sp THT selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

4. Para dosen dan staf pegawai di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, Ayahanda dan Ibunda saya, serta teman-teman saya, yang menjadi motifasi saya untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini atas doa, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

6. Seluruh teman-teman saya khususnya teman-teman Stambuk 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama mengikuti pendidikan.

(7)

Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, November 2012

Penulis,

Sasikumar Renegopal

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGHANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Pengetahuan ... 4

2.1.1 Definisi Pengetahuan ... 4

2.1.2 Tingkat Pengetahuan ... 5

2.1.3 Pengukuran Pengetahuan ... 6

2.1.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 6

2.2 Imunisasi ... 7

2.2.1 Definisi Imunisasi ... 7

2.2.2 Tujuan Imunisasi ... 7

2.2.3 Manfaat Imunisasi ... 8

2.2.4 Jenis Imunisasi ... 8

2.2.5 Macam-macam Imunisasi ... 9

2.2.6 Efek Samping Imunisasi ... 16

2.2.7 Kontraindikasi Imunisasi ... 16

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 17

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 17

3.2 Definisi Operasional... 17

3.3 Skala Variabel ... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 19

4.1 Jenis Penelitian ... 19

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 19

4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 19

4.3.1 Populasi ... 19

4.3.2 Sampel ... 19

4.3.3 Besar Sampel Penelitian ... 20

(9)

4.4.1 Data Primer ... 20

4.4.2 Data Sekunder ... 20

4.4.3 Instrumen penelitian ... 20

4.4.4 Teknik Penilaian/Scoring ... 22

4.5 Pengolahan dan Analisa Data... 22

4.6 Etika Penelitian ... 22

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 23

5.1 Hasil Penelitian ... 23

5.2 Analisis Data ... 27

5.3 Pembahasan ... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 32

6.1 Kesimpulan ... 32

6.2 Saran ... 32

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Skor Untuk Pertanyaan Pengetahuan ... 21 Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Dasar Responden ... 24 Tabel 5.2 Deskripsi Jawaban Responden terhadap Pertanyaan

Pengetahuan ... 25 Tabel 5.3 Distribusi hasil uji tingkat pengetahuan responden... 26 Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Pendidikan Berdasarkan Usia Pada

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN 2 SURAT ETICHAL CLEARANCE LAMPIRAN 3 SURAT IZIN PENELITIAN LAMPIRAN 4 KUESIONER

(13)

ABSTRAK

Latar belakang : Imunisasi merupakan suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri dari suatu penyakit tertentu. Meskipun program imunisasi telah masuk ke Indonesia sejak tahun 1956, namun data yang ada menyebutkan bahwa cakupan imunisasi Indonesia belum memenuhi Universal child Immunization (UCI).

Tujuan : Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi pada balita.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan menggunakan kuesioner dan wawancara. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Disember 2013 di beberapa taman kanak-kanak dan/atau playgroup di Medan. Sampel adalah ibu yang memiliki anak usia kurang dari 5 tahun, memahami bahasa Indonesia dan menandatangani informed consent. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan program komputer.

Hasil : Didapatkan 150 responden dengan rerata usia 34,41 tahun (SD5,054), sebesar 104 orang (69,3%) memiliki pendidikan akademi/perguruan tinggi, 86 orang (57,3%) adalah ibu rumah tangga, 101 orang (67,3%) beragama Kristen, 111 orang (74,0%) suku Batak, sebesar 66% ibu memiliki satu orang anak. Sebesar 75 orang (50,0%) ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang imunisasi anaknya.

Kesimpulan : Para ibu memiliki pengetahuan yang cukup tentang pentingnya imunisasi pada balita.

(14)

ABSTRACT

Background : Immunization is a way to produce a manmade active immunization to prevent human body from certain diseases. Although immunization programme have been performed in Indonesia since 1956, but the recent data showed have not reached the target of Universal Child Immunization (UCI).

Objective : To survey mother’s knowledge about the importance of immunization in children

Method :

.

A analytical descriptive study was conducted by using questionnaire and interview on July until December 2013 in some kindergartens and playgroups in Medan. The mothers with children below 5 years old, spoken in Indonesian, and agree to become participants were recruited. Data was analyzed by using computer programme.

Results : Of 150 participants ith mean age 34,41 years old (SD 5,054), 104 (69,3%) had last education in university, 86 (57,3%) were housewives, 101 (67,3%) were Christians, 111 (74,0%) Bataknese, and 66% mothers had a child during this study. About 75 (50,0%) mothers had sufficient knowledge about immunization in children.

Conclusion : The knowledge of mothers about importance of immunization in children is sufficient.

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Imunisasi adalah cara memproduksi imunitas aktif buatan untuk melindungi diri dengan melawan penyakit tertentu dengan memasukkan suatu zat ke dalam tubuh melalui penyuntikan atau secara oral. Ini juga diistilahkan dengan vaksinasi atau inokulasi. Zat yang dimasukkan ke dalam tubuh untuk memproduksi imunitas disebut vaksin (Suraj Gupta, 1983). Imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh anak dengan cara pemberian vaksin. Vaksin ini berasal dari bibit penyakit tertentu yang dapat menimbulkan penyakit, tetapi penyakit ini terlebih dahulu dilemahkan atau dimatikan sehingga tidak berbahaya lagi bagi badan manusia (Sujono Riyadi, 2009).

Pemberian imunisasi pada balita tidak hanya memberikan perlindungan terhadap penyakit bagi anak tersebut tetapi akan memberikan dampak yang jauh lebih luas karena akan mencegah terjadinya penularan yang luas dengan adanya peningkatan imunitas (daya tahan tubuh terhadap penyakit tertentu) secara umum di masyarakat . Selain itu, imunisasi juga berjaya mengurangkan kematian bayi dan balita di Indonesia (WHO, 2011).

(16)

menggunakan antigen-antigen baru serta vaksinasi gabungan cacar dan BCG (Basillus Calmetto-Guerin) diperkenalkan di Indonesia. Imunisasi di Indonesia semakin berkembang sehingga pelbagai vaksin dilaksanakan yaitu BCG, DPT (difteri pertusis tetanus), Hib, TT di puskesmas-puskesmas di berbagai propinsi dan berhasil baik. Pada masa kini, vaksin –vaksin yang diberi pada balita ialah hepatitis B, polio, BCG, DPT, Hib, campak, MMR, PCV, influenza, hepatitis A, tifoid (Sujono Riyadi, 2009).

Selama ini di Indonesia BCG dan hepatitis B disuntikkan pasca lahir. Tetapi sejak 2011 jadwal imunisasi berubah dan vaksin yang disuntikkan adalah hepatitis B saja. BCG diberi pada bulan ketiga. Pembaruan ini dilakukan oleh IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). Apakah semua ibu tahu tentang ini? Selain itu, kebanyakan ibu tidak mengambil tahu tentang imunisasi dan kepentingannya. Banyak faktor seperti pendidikan, ras, status sosial ekonomi ibu mempengaruhi cakupan imunisasi di Negara kita. Walaupun angka kematian bayi berkurangan kasus infeksi yang dilaporkan makin bertambah dari tahun 1980-2011 (WHO, 2011). Ada juga penolakan pemberian imunisasi dikeranakan anggapan yang salah yang berkembang di masyarakat yang tingkat pengetahuannya rendah dan kesadaran yang kurang terhadap imunisasi (Apiryani, 2011).

Cakupan imunisasi dasar pada bayi di provinsi Sumatera Utara pada tahun 2006 menunjukkan bahawa dari jumlah bayi sebanyak 379.562 jiwa, cakupan imunisasi BCG 83.6%, imunisasi DPT sebanyak 76.7%, imunisasi polio-1 sebanyak 75.6%, imunisasi, imunisasi polio-4 sebanyak 82.4% dan imunisasi campak sebanyak 73.8% dengan angka dropout sebanyak 6.6%. Terlihat bahwa cakupan imunisasi yang paling rendah yaitu imunisasi campak dimana target cakupan imunisasi campak yaitu 90% (Ditjend ppm-pl, 2007).

(17)

merasa bahwa imunisasi tidak diperlukan untuk bayinya, kurang informasi, kurang motivasi, serta hambatan lainnya (Canon, 2007).

Dengan kenyataan berikut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran pengetahuan ibu tentang kepentingan imunisasi balita di beberapa playgroup sekitar medan.

1.2Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu terhadap manfaat imunisasi?

2. Bagaiman tingkat pengetahuan ibu terhadap perubahan jadwal imunisasi?

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1Umum

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi pada balita

1.3.2Khusus

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan variable-variabel seperti usia, pendidikan, pekerjaan, keyakinan, social budaya, dan pengalaman ibu.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat:

1. Memberikan gambaran tentang tingkat pengetahuan dan kesadaran ibu terhadap imunisasi pada balita.

2. Memberikan informasi pada ibu-ibu mengenai manfaat imunisasi pada balita 3. Memberikan informasi mengenai pembaruan jadwal imunisasi pada bayi dan

balita.

(18)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan juga merupakan informasi dan keterampilan yang diperoleh dari pengalaman atau pendidikan. Dari sumber yang lain, pengetahuan merupakan jumlah dari segala yang diketahui (Soanes, 2001). Menurut pendapat Kraiger (1993) pada dasarnya pengetahuan dapat dibagi menjadi dua bagian yang saling berhubungan yaitu: 1) Theoritical Knowledge

Pengetahuan dasar yang dimiliki karyawan seperti prosedur bekerja, moto dan misi perusahaan serta tugas dan tanggungjawab. Informasi-informasi lainnya yang diperlukan dan yang diperoleh baik secara formal (sekolah, universitas) maupun dari non formal (pengalaman-pengalaman) (Notoadmojo, 2003).

2) Practical Knowledge

Pengetahuan yang diberikan kepada karyawan dengan tujuan untuk memahami bagaimana dan kapan karyawan bersikap dan bertindak dalam menghadapi berbagai masalah dan penerapan prosedur kerja berdasarkan dari pengetahuan secara teori maupun dari pengalaman-pengalaman yang terjadi

(Notoadmojo, 2003).

Terdapat beberapa proses untuk memperoleh pengetahuan.

a. Kesadaran, yaitu seseorang menyadari pentingnya arti pengetahuan terlebih dahulu.

b. Merasa tertarik, yaitu mula tertariknya seseorang terhadap stimulus.

(19)

d. Mencoba, yaitu orang telah menguji perilaku baru.

e. Mengadopsi, yaitu subjek telah berperilaku sesuai dengan pengetahuan dan kesadaran (Soanes, 2001).

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo mengemukakan yang dicakup dalam domain kognitif yang mempunyai enam tingkatan, pengetahuan mempunyai tingkatan sebagai berikut (Notoatmodjo, 2003):

a. Tahu (Know)

Kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah dipelajari, dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan dan mengatakan (Notoadmojo, 2003).

b. Memahami (Comprehension)

Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar (Notoadmojo, 2003).

c. Aplikasi (Application)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus, metode, prinsip-prinsip dan sebagainya (Notoadmojo, 2003).

d. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam suatu komponen - komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti kata kerja mengelompokkan, menggambarkan, memisahkan (Notoadmojo, 2003).

e. Sintesis (Sinthesis)

(20)

untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada (Notoadmojo, 2003).

f. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu materi atau objek tersebut berdasarkan suatu cerita yang sudah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang sudah ada.

2.1.3. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003)

a. Tingkat pengetahuan baik bila skor > 75%-100% b. Tingkat pengetahuan cukup bila skor 60%-75% c. Tingkat pengetahuan kurang bila skor < 60%

2.1.4. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor: a) Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.

b) Umur

(21)

c) Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat memperluas wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.

d) Keyakinan

Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif atau negatif. e) Sumber Informasi

Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah, tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik maka pengetahuan seseorang akan meningkat. Sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya radio, televii, majalah , koran dan buku.

f) Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.

g) Sosial Budaya

Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.

2.2 Imunisasi

2.2.1 Definisi

(22)

2.2.2 Tujuan Imunisasi

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu dan meghilangkan penyakit tersebut pada sekelompok masyarakat atau menghilangkannya dari dunia (Satgas Imunisasi IDAI, 2011).

2.2.3 Manfaat Imunisasi

Manfaat imunisasi ialah untuk menurunkan morbiditas, mortalitas, dan sequele (cacat) (Suryana, 2005).

2.2.4 Jenis Imunisasi

Imunisasi dibahagi dua mengikut mekanisme pertahanan tubuh: a) Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi sesuatu proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respons selular dan humoral serta menghasilkan sel memori. Jika benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara tepat dapat merespons terhadap jangkitan penyakit tertentu. Dalam imunisasi aktif terdapat empat jenis kandungan dalam setiap vaksinnya, yang dikelaskan seperti berikut:(Suraj Gupta, 1983)

• Antigen merupakan bahagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan berupa polisakarida, toksoid, virus yang dilemahkan dan bakteria yang dimatikan.

• Pelarut dapat berupa air steril atau berupa cairan kultur jaringan.

• Preservatif, stabiliser, dan antibiotik yang berguna untuk mencegah tumbuhnya mikroba sekaligus untuk stabilisasi antigen.

• Adjuvans yang terdiri atas garam aluminium yang berfungsi untuk meningkatkan imunogenitas antigen.

b) Imunisasi Pasif

(23)

dalam tubuh yang terinfeksi seperti kita beri obat antibiotik kepada pasien (A.Aziz Alimul, 2005). Imunisasi pasif adalah penyuntikkkan sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus Serum) pada orang mengalami kecelakaan. Contoh lain yang terdapat pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai jenis antibodi terhadap campak (Conon, 2004).

2.2.5 Macam-macam imunisasi

a) Imunisasi BCG (Basillus Calmatte Guaarin)

BCG merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG. TBC yang berat contohnya adalah TBC pada selaput otak, TBC pada millier pada seluruh lapangan paru atau TBC tulang. Vaksin BCG merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC yang telah dilemahkan. Suntikan imunisasi BCG disuntikkan secara intradermal di daerah deltoid sesuai anjuran WHO. Efek samping pemberian imunisasi BCG adalah tejadinya ulkus pada daerah suntikkan, limfadenitis regionalis, dan reaksi panas. Imunisasi BCG optimal diberikan pada umur 2 sampai 3 bulan. Dosisnya 0.05ml untuk anak umur kurang dari1 tahun. Biasanya BCG ulangan tidak dianjurkan. Jika diberikan setelah umur 3 bulan, perlu dilakukan uji tuberkulin terlebih dahulu. Selain itu BCG tidak diberikan pada anak imunokompromis seperti anak yang menghidapi AIDS (Acquired Immune Defisiency Disease) (A.Aziz Alimul, 2005).

b) Imunisasi hepatitis B

(24)

dalam 24 jam setelah lahir. Imunisasi hepatitis B dosis kedua diberikan selepas satu bulan dari pemberian pertama. Vaksinasi ini dilakukan sedini mungkin karena adanya risiko penularan kepada bayi dari ibunya sebesar 45 peratus (A.Aziz Alimul, 2005).

c) Imunisasi DPT

Imunisasi DPT (diphteria, pertusis, tetanus) merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis dan tetanus.Vaksin DPT ini merupakan vaksin yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukkan zat anti (toksoid). Frekuensi pemberian imunisasi DPT dapat dilihat pada Jadwal Imunisasi Bayi Indonesia. Pemberian pertama zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan) terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat zat anti. Pada pemberian kedua dan ketiga terbentuk zat anti yang cukup. Imunisasi DPT diberikan melalui intramuskular. Pemberian DPT dapat berefek samping ringan dan berat. Efek ringan misalnya terjadi pembengkakan, nyeri pada tempat penyuntikan, dan demam. Efek berat misalnya terjadi menangis hebat, kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun, terjadi kejang, ensefalopati dan syok. Upaya pencegahan penyakit difteri, pertusis, dan tetanus perlu dilakukan sejak dini melalui imunisasi karena penyakit tersebut sangat cepat serta dapat meningkatkan kematian bayi dan anak balita (Mary E Muscari, 2001).

Hasil penelitian Muchlastriningsih (2005) menunjukkan bahwa jumlah kasus difteri rawat jalan di Indonesia selama 3 tahun paling banyak dari golongan usia 15-44 tahun (37,42%). Pasien pertusis yang dirawat inap paling banyak dari kalangan bayi dan anak-anak (60,28% dari seluruh pasien rawat inap). Hal ini mendukung pendapat bahwa bayi dan anak-anak merupakan golongan usia yang rentan terhadap penyakit pertusis. Pasien tetanus yang dirawat inap paling banyak dari golongan usia di atas 45 tahun (44,16%).

d) Imunisasi campak

(25)

menular. Kandungan vaksin ini adalah virus yang dilemahkan. Imunisasi campak diberikan melalui subkutan. Imunisasi ini memiliki efek samping seperti terjadinya ruam pada tempat suntikan dan panas. Angka kejadian campak juga sangat tinggi dalam mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak. Hasil penelitian Muchlastriningsih (2005) menunjukkan bahwa jumlah pasien campak yang dirawat jalan paling banyak dari golongan usia 5-14 tahun (30,6peratus). Vaksin campak diberikan dalam satu dosis 0.5ml secara sub-kutan dalam, pada umur 9 bulan. Imunisasi campak dosis kedua diberikan pada school based catch-up campaign, yaitu secara rutin pada anak sekolah SD kelas 1 dalam program BIAS (Satgas Imunisasi IDAI, 2011).

e) Imunisasi MMR

Imunisasi MMR (measles, mumps, rubella) merupakan imunisasi yang digunakan dalam memberikan kekebalan terhadap penyakit campak (measles), mumps dan campak Jerman (rubella). Dalam imunisasi MMR, antigen yang dipakai adalah virus campak strain Edmonson yang dilemahkan, virus rubella strain RA 27/3, dan virus mumps. Vaksin ini tidak dianjurkan untuk bayi usia di bawah 1 tahun karena dikhawatirkan terjadi interferensi dengan antibodi maternal yang masih ada. Khusus pada daerah endemik, sebaiknya diberikan imunisasi campak yang monovalen dahulu pada usia 4-6 bulan atau 9-11 bulan dan booster (ulangan) dapat dilakukan MMR pada usia 15-18 bulan. Vaksin MMR diberikan sebanyak 0.5ml secara subkutan (Satgas Imunisasi IDAI, 2011).

f) Imunisasi tifoid

Demam tifoid disebabkan oleh kuman pathogen yang bernama salmonella typhi. Kuman ini menular melalui mulut, yaitu melalui makanan dan minuman. g) Imunisasi varicella

(26)

h) Imunisasi hepatitis A

Imunisasi hepatitis A merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis A. Pemberian imunisasi ini dapat diberikan untuk usia di atas 2 tahun. Imunisasi awal menggunakan vaksin dengan 2 suntikan dan interval 4 minggu, booster pada 6 bulan setelahnya. Diberikan sebanyak 0.5ml secara subkutan hanya satu kali (Satgas Imunisasi IDAI, 2011). i) Imunisasi HiB

Imunisasi HiB (haemophilus influenza tipe b) merupakan imunisasi yang diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit tipe b. Vaksin ini adalah bentuk polisakarida murni (PRP: purified capsular polysacharida) kuman H.influenza tipe b. Antigen dalam vaksin tersebut dapat dikonjugasi dengan protein lain, seperti toksoid tetanus (PRP-T), toksoid difteri PRP-D atau PRPCR50), atau dengan kuman menongokokus (PRP-OMPC). Pada pemberian imunisasi awal dengan PRP-T dilakukan 3 suntikan dengan interval 2 bulan, sedangkan vaksin PRP-OMPC dilakukan 2 suntikan dengan interval 2 bulan, kemudian booster-nya dapat diberikan pada usia 18 bulan (Ismoedijanto, 2002). Dosis vaksin 0.5ml diberikan secara intramuskular (Satgas Imunisasi IDAI, 2011).

j) Imunisasi Pneumokokus

Terdapat dua jenis vaksin pneumokokus yang beredar di Indonesia,yaitu vaksin pneumokokus polisakarida berisi polisakarida murni, 23 serotipe disebut pneumococcus polysaccharide vaksin (PPV23). Vaksin pneumokokus generasi kedua berisi polisakarida konjugasi, 7 serotipe disebut pneumococcal conjugate vaccine (PCV7) dan PCV10 untuk 10 serotipe. Vaksin ini diberikan sejak 2 bulan sampai 9 bulan. Vaksin PCV sebanyak 5ml diberikan secara intramuskular (Satgas Imunisasi IDAI, 2011).

k) Imunisasi Polio

(27)

(inactivated polio vaccine). Polio kali pertama diberi pada saat bayi baru lahir atau pad akunjungan pertama. Dosis POLIO 2, 3, 4 diberikan pada umur 2, 4, dan 6 bulan dengan dosis 2 tetes OPV atau 0.5 ml secara intramuskular IPV (Satgas Imunisasi IDAI, 2011).

l) Imunisasi HPV

Vaksin HPV (Human Papiloma Virus) terdiri dari dua jenis yaitu, bivalen dan kuadrivalen. Vaksin bivalen terdiri dari serotipe 16 dan 18, sedangkan vaksin HPV kuadrivalen terdiri dari HPV serotipe 6, 11, 16 dan 18. Vaksin HPV diberikan pada umur 9 hingga 25 tahun dan 26 hingga 45 tahun secara intramuskular dengan dosis 0.5 ml (Satgas Imunisasi IDAI, 2011).

m) Imunisasi Influenza

(28)
(29)
(30)

2.2.6 Efek Samping Imunisasi

Imunisasi terkadang dapat menimbulkan efek samping, tetapi hal ini menandakan bahwa vaksin bekerja secara tepat. Efek sam ping yang dapat terjadi antara lain;

1. Setelah bayi diberikan imunisasi BCG akan terjadi pembengkakan kecil dan merah pada tempat suntikan selama 2 minggu. Setelah 2-3 minggu, pembengkakan akan menjadi abses kecil dan menjadi luka. Luka akan sembuh dengan sendiri dalam waktu 2-3 bulan dan meninggalkan luka parut. Apabila dosis yang diberikan tinggi maka ulkus yang terbentuk juga lebih besar dan apabila suntikan terlalu dalam maka luka parut yang akan tertarik kedalam (retracted).

2. Setelah bayi mendapatkan imunisasi DPT anak menjadi gelisah dan menangis terus-menerus selama bebebrapa jam pasca suntikkan. Biasanya bayi akan demam pada sore hari setelah mendapat imunisasi DPT. Biasanya demam ini akan hilang setelah 2 hari.

3. Beberapa balita pusing-pusing setelah imunisai polio serta diare ringan dan sakit otot.

4. Setelah mendapatkan imunisasi campak kemungkinan anak akan diare, panas, dan disertai kemerahan selama 4-10 hari setelah suntikan.

2.2.7 Kontraindikasi imunisasi

1. Tidak memberikan imunisasi selama terjadi penyakit demam berat.

2. Hindari pemberian imunisasi dengan virus hidup pada anak-anak yang mengalami ganguan sistem imun

3. Tunda imunisasi dengan virus hidup selama 3 sampai 7 bulan pada anak- anak yang baru saja menerima kekebalan pasif melalui transfusi darah, imunoglobulin, atau antibodi maternal.

4. Jangan berikan vaksin jika anak alergi terhadap vaksin atau setiap bahagian dari komponen vaksin tersebut

(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

3.2 Definisi Operasional

1. Pengetahuan adalah segala yang diketahui responden tentang imunisasi. 2. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

3. Usia adalah umur dimana bertambah umur seseorang dapat pengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehinya.

4. Tingkat pendidikan adalah berapa luasnya wawasan atau pengetahuan orang.

5. Keyakinan adalah pengetahuan atau kepercayaan yang diperolehi secara turun temurun.

6. Penghasilan adalah hasil uang yang diperolehinya yang tidak berpengaruh secara langsung tetapi secara tidak langsung mempengaruhi tahap pengetahuan seseorang.

Pengetahuan ibu

- Pengertian imunisasi - Tujuan imunisasi - Manfaat imunisasi - Jenis imunisasi - Jadwal imunisasi - Efek samping imunisasi - Kontraindikasi imunisasi Pengalaman

Keyakinan Usia

Penghasilan Tingkat

pendidikan

(32)

3.3Skala Variabel

VARIABEL

Pengetahuan Ibu Nominal

SKALA

Usia Nominal

Pendidikan Nominal

Pekerjaan Nominal

Keyakinan Nominal

Sosiol Budaya Nominal

(33)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Desain penelitian ini berbentuk deskriptif analitik untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang kepentingan imunisasi balita dan hubungan dengan factor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di beberapa playgroup sekitar Medan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juli sampai Desember 2013,

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu dari balita yang belajar di playgroup di beberapa playgroup di sekitar Medan yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian.

4.3.2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non random sampling yaitu total sampling, yaitu setiap ibu anak balita playgroup di beberapa playgroup di dekitar Medan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian

1. Kriteria inklusi

a. Bersedia menandatangani surat persetujuan penelitian. b. Bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

c. Ibu yang memiliki anak yang berusia kurang dari 5 tahun 2. Kriteria eksklusi

(34)

4.3.3 Besar sampel penelitian

Besar sempel penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus besar sampel penelitian untuk data nominal menurut Sudigdo Satroasmoro (2008). Rumus,

Za=Deviat baku normal untuk a = 1.96 n = Besar sampel

P = proporsi (untuk data nominal) = 0.26

Q = Tingkat ketepatan absolut yang dikendaki = 0.13 d = 0.1

Dengan menggunakan rumus di atas, didapatkan sampel sebesar 144.86 orang yang digenapkan menjadi 145 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data

4.4.1. Data Primer

Jenis data yang dikumpulkan dari penelitian ini berupa data primer, yaitu data yang langsung diambil dari sampel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang berada di beberapa playgroup sekitar Medan. Sampel penelitian diberikan kuesioner sebagai alat ukur penelitian untuk diisi. Setelah sampel penelitian mengisi kuesioner dengan lengkap, peneliti menerima kembali kuesioner tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data dari seluruh sampel penelitian. Setelah seluruh data terkumpul, maka dilanjutkan ke tahap pengolahan dan analisis data.

4.4.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah semua data pendukung yang digunakan dalam penelitian contohnya seperti data yang berhubungan dengan jumlah anak yang belajar di beberapa playgroup sekitar, Medan.

4.4.3. Instrumen Penelitian

(35)

balita. Kuesioner ini divalidkan dengan cara “validity of content” oleh Informed Consent telah diberi bersamaan dengan kuesioner tersebut untuk menjelaskan tujuan dilakukan penelitian. Pengisian kuesioner oleh ibu balita telah dilakukan secara langsung, sambil diperhatikan peneliti untuk memastikan tidak ada kecurangan yang berlaku. Data yang diperoleh telah dianalisis setelah kuesioner dikembalikan oleh ibu balita kepada peneliti (Notoadmojo, 2003)

4.4.4. Teknik Penilaian/Scoring

Sebanyak 25 pertanyaan yang meneliti gambaran pengetahuan ibu tentang kepentingan imunisasi balita di sekitar, Medan. Apabila jawaban responden benar, diberi nilai 1, jika jawaban salah dan tidak tahu diberi nilai 0. Penilaian tingkat pengetahuan responden berdasarkan sistem skor berikut:

Tabel 4.1 Skor Untuk Pertanyaan Pengetahuan

A. Skor untuk Kuesioner pengetahuan

No Skor No

1 Ya = 2 1

2 Ya = 2 2

3 Ya = 2 3

4 Ya = 2 4

5 Ya = 2 5

6 Ya = 2 6

7 Ya = 2 7

8 Ya = 2 8

9 Ya = 2 9

10 Ya = 2 10

11 Ya = 2 11

12 Ya = 2 12

13 Ya = 2 13

14 Ya = 2 14

15 Ya = 2 15

16 Ya = 2 16

17 Ya = 2 17

18 Ya = 2 18

19 Ya = 2 19

20 Ya = 2 20

21 Ya = 2 21

22 Ya = 2 22

23 Ya = 2 23

24 Ya = 2 24

(36)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain: tahap pertama editing, yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah terisi sesuai petunjuk; tahap kedua coding, yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah saat mengadakan tabulasi dan analisis; tahap ketiga processing, yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program komputerisasi; tahap keempat cleaning, yaitu mengecek kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Analisis data univarian dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari semua variabel penelitian. Data dianalisis dengan mengunakan uji chi square untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu dan factor-faktor yang mempengaruhunya. Nilai p≤0.05 dianggap bermakna. Data yang tidak memenuhi syarat uji chi square akan diuji dengan uji Fisher. Penyajian akan dilakukan dalam bentuk tabel maupun tekstual.

4.6 Etika Penelitian

(37)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada penelitian ini didapatkan 150 responden yang memenuhi kriteria penelitian yang dilakukan di beberapa taman kanak-kanak sekitar Medan pada bulan Juli – Desember 2013. Hasil penelitian disajikan dalam tabel-tabel distribusi frekwensi. Penelitian ini dilakukan di beberapa taman kanak-kanak dan playgroup di sekitar kawasan Medan. Dalam penelitian ini ibu yang diteliti sebanyak 150 orang di taman kanak-kanak dan playgroup dengan gambaran karakteristik ibu meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anak, pekerjaan dan agama. Data lengkap mengenai karateristik ibu dapat dilihat pada tabel 5.1.

(38)

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Dasar Responden

Karakteristik

Usia (tahun), mean (SD) 34.41(5.054)

Tingkat Pendidikan,n(%)

-Tidak Sekolah 7(4.7)

-Tamat SD 0(0)

-Tamat SMP/sederajat 8(5.3)

-Tamat SMA/sederajat 31(20.7)

-Tamat akademi/perguruan tinggi 104(69.3)

Pekerjaan, n (%)

-Ibu rumah tangga 86(57.3)

-Wanita karir 64(42.7)

Agama, n (%)

- Islam 45(30.0)

- Kristen 101(67.3)

- Buddha 2(1.3)

- Kong hu chu 1(0.7)

- Lain-lain 1(0.7)

Suku, n (%)

- Batak 111(74.0)

- Jawa 12(8.0)

- Melayu 6(4.0)

- Mandaling 2(1.3)

- Padang 2(1.3)

- Aceh 1(0.7)

- Lain-lain 16(10.7)

Jumlah anak, n (%)

- 1 99(66.0)

- 2 47(31.3)

- 3 4(2.7)

(39)

Pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah petanyaan pada nomor 19 yaitu sebesar 90%.

Tabel 5.2 Deskripsi Jawaban Responden terhadap Pertanyaan Pengetahuan

Pertanyaan Tahu

n (%)

Tidak Tahu

n (%)

Apakah Ibu tahu tentang program imunisasi dasar lengkap 146 (97.3) 4 (2.7)

Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang Ibu ketahu 130 (86.7) 20 (13.3)

Apakah Ibu tahu tentang imunisasi BCG 142 (94.7) 8 (5.3)

Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi BCG 97 (64.7) 53 (35.3)

Berapa kali imunisasi BCG diberikan 131 (87.3) 19 (12.7)

Kapan imunisasi BCG diberikan 22 (14.7) 128 (85.3)

Apakah ibu tahu tentang imunisasi Hepatitis B 140 (93.3) 10 (6.7)

Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi Hepatitis B 137 (91.3) 13 (8.7)

Berapa kali imunisasi Hepatitis B diberikan 80 (53.3) 70 (46.7)

Kapan imunisasi Hepatitis B 0 diberikan 70 (46.7) 80 (53.3)

Apakah Ibu tahu tentang imunisasi DPT 134 (89.3) 16 (10.7)

Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi DPT 115 (76.7) 35 (23.3)

Apakah Ibu tahu tentang imunisasi Combo DPT-HB 95 (63.3) 55 (36.7)

Berapa kali imunisasi Combo DPT-HB diberikan 60 (40.0) 90 (60.0)

Kapan imunisasi Combo DPT-HB diberikan 68 (45.3) 82 (54.7)

Apakah Ibu tahu tentang imunisasi Polio 145 (96.7) 5 (3.3)

Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi Polio 145 (96.7) 5 (3.3)

Berapa kali imunisasi Polio diberikan 31 (20.7) 119 (79.3)

Kapan imunisasi Polio diberikan 15 (10.0) 135 (90.0)

Apakah ibu tahu tentang imunisasi Campak 143 (95.3) 7 (4.7)

Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi Campak 141 (94.0) 9 (6.0)

Berapa kali imunisasi Campak diberikan 116 (77.3) 34 (22.7)

Kapan imunisasi Campak diberikan 109 (72.7) 41 (27.3)

Dimanakah Ibu bisa mendapatkan imunisas 141 (94.0) 9 (6.0)

(40)

Tabel 5.3Distribusi hasil uji tingkat pengetahuan responden

Pengetahuan Frekuensi, n (persentase)

Baik (melebihi75%-100%) 64(42.7)

Cukup (60%-75%) 50(33.3)

Kurang (kurang 60% 36(24.0)

(41)

5.2Analisa Data

Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Pendidikan Berdasarkan Usia Pada Responden

Karakteristik

Kategori Tingkat Pengetahuan

Total Nilai p

kurang sedang baik

f % f % f % f %

Umur

21-30 tahun 5 13.9 8 16.0 17 26.6 30 30.7 0.456

31-40 tahun 27 75.0 34 68.0 40 62.5 101 67.3

41-50 tahun 4 11.1 8 16.0 7 10.9 19 12.6

Pendidikan

Tidak sekolah 1 2.7 3 6.0 3 4.7 7 4.7 0.134

SD 1 2.7 0 0 0 0 1 0.6

SMP 5 13.8 0 0 3 4.7 8 5.3

SMA 8 22.2 9 18.0 13 20.3 30 20.0

Perguruan tinggi 21 58.3 38 76.0 45 70.3 104 69.3

Pekerjaan

Ibu rumah tangga 20 55.5 34 68.0 32 50.0 86 57.3 0.151

Wanita karir 16 44.5 16 32.0 32 50.0 64 42.7

Agama

Islam 14 38.9 13 26.0 18 28.1 45 30.0 0.570

Kristen 21 58.3 36 72.0 44 68.8 101 67.3

Buddha 0 0 1 2.0 1 1.6 2 1.3

Kong hu chu 0 0 0 0 1 1.6 1 0.6

Lain-lain 1 2.8 0 0 0 0 1 0.6

Suku

Batak 25 73.5 40 80.0 45 70.3 111 74.0 0.618

Jawa 3 8.8 2 4.0 6 9.2 12 8.0

Melayu 1 2.9 1 2.0 4 6.3 6 4.0

Mandaling 1 2.9 0 0 1 1.6 2 1.3

Padang 0 0 0 0 2 3.1 2 1.3

Aceh 1 2.9 0 0 0 0 1 0.6

Lain-lain 3 8.8 7 14.0 6 9.2 16 10.6

Jumlah anak berusia kurang dari 5 tahun

1 26 72.2 33 66.0 40 62.5 99 66.0 0.474

2 10 27.7 14 28.0 23 35.9 47 31.3

(42)

Table diatas menunjukkan dalam penelitian ini usia responden bervariasi dari 21-30, 31-40, 41-50 tahun. Kelompok usia yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan yang baik adalah 31-40 tahun yaitu 42 orang (63.6%), sedangkan kelompok umur 21-30 tahun yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi adalah 18 orang (27.3%). Selain itu, kelompok usia yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan cukup adlah kelompok 31-40 tahun yaitu sebanyak 34 orang( 68.0%). Dari hasil uji chi square didapat nilai p adalah 0.235. hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan.

Table diatas menunjukan bahwa penddikan terakhir untuk 150 responden bervariasi yaitu tidak sekolah, sd, smp, sma, perguruan tinggi. Kelompok pendidikan yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah perguruan tinggi yaitu sejumlah 46 orang (69.7), sedangkan kelompok pendidikan yang paling banyak mempunyai tingkat pengetahaun kurang adlah perguruan tinggi juga yaitu sebanyak 20 orang (58.8%). Dari hasil uji chi square didapat nila p 0.106. hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pendidikan terakhir responden.

Table diatas menunjukkan bahwa daripada 64 responden yang pekerjaannya wanita karir memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 34 orang (51.5%), manakala bagi ibu rumah tangga yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi adalah sebanyak 32 orang(48.5%). Selain itu, tingkat pengetahuan cukup,mayoritas responden adalah ibu rumah tangga. Dari hasil uji chi square didapat nilai p adalah 0.107. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan pekerjaan responden.

Table diatas menunjukkan bahwa responden yang beragama Kristen memiliki paling banyak tingkat pengetahuan tinggi yaitu sejumlah 45 orang (68.2), manakala responden yang beragama islam memiliki tingkat tinggi adlah sejumlah 19 orang (28.2%). Dari hasil uji chi square didapat nilai p adlah 0.545. hal ini berarti terdapat hubungan anatara agama responden dengan tingkat pengetahuan.

(43)

responden dari suku batak juga yang mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup adalah sebanyak 40 orang (0.0%). Dari hasil uji chi square didapat nilai p adalah 0.407. hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara suku responden dan tingkat pengetahuannya.

Table diatas menunjukkan jumlah anak responden yang diteliti di penelitian ini. Ibu dengan jumlah anak 1 mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 42 orang(63.6). dimana ibu yang mempuyai jumlah anak 2 yang mempumyai tingkat pengetahua yang baik adlah 23 orang(34.8). dari hasil uji chi square didapat nilai p adalah 0.411. hal ini berarti tidak dapt hubungan antara jumlah anak dengan tingkat pengetahuanya.

5.3 PEMBAHASAN

Berdasarkan tabel karakteristik diatas diperoleh hasil bahwa kebanyakan responden adalah ibu-ibu yang berumur 31-40 sebanyak 103 (68,6%) orang. Hal ini mungkin karena rata-rata umur perkawinan menurut provinsi Sumatera Utara adalah 25.1 (Data statistik Indonesia, 2000).

Dari hasil penelitian ibu yang memiliki anak dengan jumlah 1 orang adalah sebanyak 99 orang (66,0%). Hal ini menunjukkan bahwa benar hasil pendataan keluarga Tahun 2010 dimana menurut hasil pendataan tahun 2010 menunjukkan bahwa di seluruh Indonesia tercatat jumlah kepala keluarga sebanyak 62.390.801 KK dan jumlah anak balita sebanyak 18.376.394 anak, sehingga rata-rata anak balita perkeluarga terdapat 0,8 balita (1balita) (Profil Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2010).

(44)

Jumlah ibu yang menjawab tahu mengenai program imunisasi dasar lengkap adalah sebanyak 146 ibu (97,3%) yaitu mayoritas ibu menjawab tahu. Dari hal ini dapat dilihat bahwa ibu mengambil tahu imunisasi dasar yang lengkap demi kesehatan anak mereka. Dari keadaan ini dapat simpulkan sebagai Ibu semakin mengerti bahwa dengan dilakukannya imunisasi pada anak maka anak tidak akan mudah untuk terserang suatu penyakit. Menurut teori untuk tujuan mencegah terjadinya suatu penyakit tertentu pada seseorang, ditempuh dengan cara memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respon imun apabila terjangkit penyakit tersebut, anak tidak sakit karena tubuh cepat membentuk antibodi dan mematikan antigen yang masuk tersebut (Muslihatun, 2010).

Jumlah ibu yang menjawab dengan lengkap mengenai apa sahaja vaksin dalam program imunisasi dasar adalah sebanyak 130 ibu (86,7%) dilihat dari banyaknya ibu yang menjawab dengan benar nama vaksin dalam program imunisasi dasar ini menyatakan bahwa ibu mengerti dan mengetahui jenis jenis vaksin apa saja yang di akan dilakukan untuk imunisasi anak seperti .

(45)

sehat setelah divaksinkan dan jenis vaksin dan masa pemberiannya adalah tanggung jawab pelayanan kesehatan. Hal ini mungkin karena penyeluhan tentang perubahan jadwal kepada masyarakat belum ada secara keseluruhan. Selama penelitian ada responden yang menolak menjadi responden dengan taggapan imunisasi itu tidak penting. Penelitian Muhammad Ali pada tahun 2002 mengatakan bahwa masih ada beberapa orang tua menganggapkan imunisasi ini adalah bahaya potensial yang harus dihindarkan.

Pada penelitian ini juga diperlihatkan rerata usia ibu adalah 34,41 tahun mempunyai pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan ibu pada kelompok usia lain. Hal yang sama dapat diperlihatkan pada penelitian Muhammad Ali pada tahun 2002 bahwa pengetahuan ibu tidak dipengaruhi oleh pendidikan ibu, tetapi oleh usia ibu.

Pada penelitian lain yang dilakukan sebelum ini oleh Cornella, Santosa dan Sari pada tahun 2011 disimpulkan bahwa penddikan ibu mempengaruhi pegetahuan ibu tentang imunisasi anak karena pendidikan yang lebih tinggi ada motivasi untuk membaca dan sebaliknya.

(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Gambaran pengetahuan ibu tentang pentingnya imunisasi pada balita dari penelitian ini dapat disimpulkan masih pada tahap sederhana secara keseluruhan dan khususnya ibu-ibu masih kurang mengenali jadwal imunisasi. Selain itu, tidak mempumyai hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu terhadap imunisasi dan variable-variabel seperti usia, pendidikan, pekerjaan, keyakinan, social budaya, pengalaman ibu.

6.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:

1. Diperlukan penelitian yang lebih lanjut tentang pengetahuan imunisasi kepada ibu- ibu yang mempunyai balita dengan sampel yang lebih besar.

2. Pentingnya penyuluhan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat tentang imunisasi baik mengenai pengertian, tujuan, manfaat, jenis dan macam-macam imunisasi yang harus diberikan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita sebelum dilakukannya pelaksanaan imunisasi tersebut.

3. Pengenalan jadwal imunisasi dasar penting bagi menambah pengetahuan ibu demi meningkatkan cakupan imunisasi supaya IPM (indeks pembangunan manusia ) Indonesia dapat ditingkatkan.

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad UF. (2006). Imunisasi Mengapa Perlu?. Jakarta : Penerbit buku kompas. Gupta S. (2004). Child care everything you wanted to know. India: Sterling

Publishers (p) Ltd

Riyadi S. (2009). Asuhan Keperawatan pada Anak. Yogyakarta : Graha Ilmu. Hidayat AA. (2006). Penghantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan

Kebidanan. Jakarta : Penerbit buku selemba mediaka.

Nelson WE. (1996). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.

Notoadmojo S. (2003). Ilmu pengetahuan Masyarakat dan Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Muscari ME. (2001).Panduan Belajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC

Panjaitan dan Metawati P.(2010). Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Pada Balita

Di klinik Nurkalama Tembing. Diunduh

dari:

2013.

Suryanah D. (1996). Keperawatan Anak untuk Siswa SPK. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC

Satgas Imunisasi IDAI. (2011). Pedoman Imunisasi Di Indonesia. Indonesia: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Sastroasmoro S. (2008). Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Tesis: Ali, M. (2003). Pengetahuan, sikap dan perlaku Ibu Bekerja dan Ibu tidak bekerja tentang Imunisasi. Medan :Perpustakaan USU

WHO. (2011). WHO and UNICEF estimated of immunization coverage. Diunduh

dari:

(48)

Data Statistik Indonesia. (2013). Rata-rata Umur Perkawinan Perempuan menurut Daerah dan provinci singulate Mean Age at Marriage (SMAM) of female by Area and Province. Diunduh dari :

Thaib TM, Darussalam D, Yusuf S, Andid R. (2013). Cakupan Imunisasi Dasar Anak Usia 1-5 tahun dan Beberapa Faktor yang berhubungan di Poliklinik Anak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Banda Aceh. Diunduh

dari

Cornella A, Santosa U, Pari B. (2011). Gambaran Karekteristik Ibu Mengenai Pengetahuan Imunisasi Dasar Di Desa Karangsari Kecamatan Binong Kabupaten Sabang. Diunduh

dar

(49)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sasikumar Renegopal

Tempat / Tanggal Lahir : Kedah / 30 September 1989

Agama : Hindu

Alamat : No.1452 Jalan Inai, Taman Ria Jaya, 08000 Sungai Petani, Kedah.

Riwayat Pendidikan : 1. SJK (T) Saraswathy Sungai Petani, Kedah. 2. SMK Bandar Sungai Petani, Kedah. 3. SMK Ibrahim Sungai Petani, Kedah. 4. Asian Institute of Medicine, Science and

Technology (AIMST) 4. Universitas Sumatera Utara

Riwayat Pelatihan : 1. Peserta Penyambutan Mahasiswa Baru 2010 FK USU

2. Peserta Minggu Suai Kenal Pelajar Malaysia 2010

Riwayat Organisasi : 1. Ahli Persatuan Kebangsaan Pelajar-pelajar Malaysia Indonesia ( PKPMI )

(50)
(51)
(52)

Salam Sejahtera,

Saya, Sasikumar, mahasiswa semester VI Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian yang berjudul “ Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Kepentingan Imunisasi Pada Bayi dan Balita”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu tentang imunisasi.

Pada penelitian ini, saya akan mengajukan beberapa pertanyaan kepada Ibu, dan saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari Ibu untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Ibu akan tetap dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Keikutsertaan Ibu dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi Ibu bersifat bebas dan tanpa ada paksaan. Ibu berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Medan,...2013

Sasikumar Renegopal

(53)

PERSETUJUAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Pekerjaan :

Agama :

Suku :

Alamat :

Pendidikan terakhir :

Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti tentang “Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi pada Bayi dan Balita di Medan”, maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitia tersebut. Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

Medan, ………2013 Yang menyatakan, k

(………..)

(54)

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEPENTINGAN IMUNISASI

BALITA

Nama Ibu :

Umur :

Pendidikan Terakhir :

Pekerjaan :

Alamat :

Agama :

Suku Bangsa ::

Jumlah Anak Usia Kurang Dari 5 Tahun

1. Apakah Ibu tahu tentang program imunisasi dasar lengkap?

a. Tahu

b. Tidak tahu

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang Ibu ketahui?

a. BCG

b. DPT

c. Polio

d. Campak

e. Hepatitis B

3. Apakah Ibu tahu tentang imunisasi BCG?

a. Tahu

b. Tidak tahu

4. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi BCG?

a. TBC (Tuberculosis)

b. Polio

c. Campak

d. Hepatitis B

e. Difteri, Batuk 100 hari (Batuk rejan), Tetanus

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu Tahu

(55)

5. Berapa kali imunisasi BCG diberikan?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. 4 kali

e. 5 kali

6. Kapan imunisasi BCG diberikan?

a. Saat bayi berumur 2 bulan

b. Saat bayi berumur 1 bulan

c. Saat bayi berumur 3 bulan

7. Apakah ibu tahu tentang imunisasi Hepatitis B?

a. Tahu

b. Tidak tahu

8. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi Hepatitis B?

a. Difteri, Batuk 100 hari (Batuk rejan), Tetanus

b. Hepatitis B

c. TBC (Tuberculosis)

d. Campak

e. Polio

9. Berapa kali imunisasi Hepatitis B diberikan?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. 4 kali

e. 5 kali

10. Kapan imunisasi Hepatitis B 0 diberikan?

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

(56)

a. Segera setelah bayi lahir

b. Saat bayi berusia 1 bulan

c. Saat bayi berusia 2 bulan

11. Apakah Ibu tahu tentang imunisasi DPT?

a. Tahu

b. Tidak tahu

12. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi DPT?

a. Difteri, Batuk 100 hari (Batuk rejan), Tetanus

b. Hepatitis B

c. Campak

d. Polio

e. TBC (Tuberculosis)

13. Apakah Ibu tahu tentang imunisasi Combo DPT-HB?

a. Tahu

b. Tidak tahu

14. Berapa kali imunisasi Combo DPT-HB diberikan?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. 4 kali

e. 5 kali

15. Kapan imunisasi Combo DPT-HB diberikan?

a. Saat bayi berumur 1 bulan

b. Saat bayi berumur 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan

c. Saat bayi berumur 5 bulan dan 6 bulan

16. Apakah Ibu tahu tentang imunisasi Polio?

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

(57)

a. Tahu

b. Tidak tahu

17. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi Polio?

a. TBC (Tuberculosis)

b. Polio

c. Campak

d. Difteri, Batuk 100 hari (Batuk rejan), Tetanus

e. Hepatitis B

18. Berapa kali imunisasi Polio diberikan ?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. 4 kali

e. 5 kali

19. Kapan imunisasi Polio diberikan?

a. Saat bayi berumur 5 bulan dan 6 bulan

b. Saat bayi berumur 1 bulan, 2 bulan,

3 bulan, dan 4 bulan

c. Saat bayi berumur 5 bulan, 6 bulan, 7 bulan

20. Apakah ibu tahu tentang imunisasi Campak?

a. Tahu

b. Tidak tahu

21. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi Campak?

Tahu

Tidak Tahu Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

(58)

a. Polio

b. Difteri, Batuk 100 hari (batuk rejan), Tetanus

c. Campak

d. Hepatitis B

e. TBC (Tuberculosis)

22. Berapa kali imunisasi Campak diberikan?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. 3 kali

d. 4 kali

e. 5 kali

23. Kapan imunisasi Campak diberikan?

a. Saat bayi berumur 8 bulan

b. Saat bayi berumur 6 bulan dan 7 bulan

c. Saat bayi berumur 9 bulan

24. Dimanakah Ibu bisa mendapatkan imunisasi?

a. Kantor Kelurahan

b. Posyandu/Puskesmas

c. Dukun

25. Siapa saja yang mendapatkan imunisasi dasar?

a. Orang dewasa

b. Bayi umur 0 – 11 bulan

c. Anak umur lebih dari 1 tahun

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

Tidak Tahu

Tahu

(59)

yanti tahun Tangga Kristen batak jl.sembd Tinggi 1 Tahu tahu tahu tahu tahu tahu

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.kopra

Perguruan

Tangga Kristen batak jl.perta

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak theprime

Perguruan

Tangga Kristen batak jl.trmpt

Perguruan

Tangga Kristen batak jl.jm.gt

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.gagah

Perguruan

Tangga Kristen batak k.stbudi

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak dr.mansy

Perguruan

Tangga Kristen batak st.budi

Perguruan

Tangga Kristen batak tasbi2

Perguruan

Tangga Kristen batak jl.abd.h

Perguruan

Tangga Kristen batak jl.jm.gt

(60)

dewi

31-40 tahun

Ibu Rumah

Tangga Kristen batak bumisari

Perguruan

Tangga Kristen batak jl.budi

Perguruan

Tangga Kristen batak jl.abd.l

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.air

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak tasbi

Perguruan

Tangga Kristen batak j.f.raya

Perguruan

Tangga Kristen batak jl.sekip

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.b.wjy

Perguruan

Tangga Kristen batak jl.sggl

Perguruan

Tangga Kristen lain-lain st.budi

Perguruan

Tangga Kristen batak jl.jm.gt

(61)
(62)
(63)
(64)

tahu tahu

tidak tahu

tidak

tahu tahu tahu 28 Kurang

tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu tahu 38 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 44 Baik

tahu tahu

tidak tahu

tidak

tahu tahu tahu 34 Cukup

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 30 Cukup

tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu tahu 40 Baik

tahu tahu

tidak tahu

tidak

tahu tahu tahu 42 Baik

tahu tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu 34 Cukup

tahu tahu

tidak tahu

tidak tahu

tidak

tahu tahu 28 Kurang

tahu

tidak

(65)

kristina

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.bunga

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen lain-lain st.budi

Perguruan

Tinggi 2 Tahu tahu tahu tahu tahu tahu

yessy

31-40

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.bunga

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak st.budi

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.bunga

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.bunga

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.jm.gt

Perguruan

Tinggi 1 Tahu tahu tahu tahu tahu tahu

grace

21-30

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.prjgn

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.abadi

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.karya

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.s.ula

Perguruan

Tangga Kristen batak sunggal

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak st.budi

Perguruan

Tinggi 2 Tahu tahu tahu tahu tahu

(66)

fitrya

31-40 tahun

Ibu Rumah

Tangga Kristen batak jl.jm.gt

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.ken.r

Perguruan

Tangga Kristen batak st.budi

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.satri

Perguruan

Tangga Kristen batak st.budi

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.raja

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak tj.sari

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak st.budi

Perguruan

Tangga Kristen batak tg.sari

Perguruan

Tangga Kristen batak v.zeqita

(67)
(68)
(69)
(70)
(71)

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 34 Cukup

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 40 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 46 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 36 Cukup

tahu tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu 12 Kurang

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 34 Cukup

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 40 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 46 Baik

tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu tahu 36 Cukup

tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu tahu 36 Cukup

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 44 Baik

tahu tahu

tidak tahu

tidak

tahu tahu tahu 24 Kurang

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 46 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 40 Baik

tahu tahu

tidak tahu

tidak

tahu tahu tahu 32 Cukup

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 34 Cukup

tahu tahu

tidak tahu

tidak

tahu tahu tahu 30 Cukup

tahu tahu

tidak tahu

tidak

tahu tahu tahu 28 Kurang

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 34 Cukup

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 36 Cukup

(72)

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 32 Cukup

tahu tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu 28 Kurang

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 38 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 40 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 32 Cukup

tahu tahu

tidak tahu

tidak

tahu tahu tahu 26 Kurang

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 40 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 42 Baik

tahu

tidak

tahu tahu tahu tahu tahu 24 Kurang

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 44 Baik

tidak

tahu tahu tahu tahu tahu

tidak

tahu 24 Kurang

(73)

dame

21-30

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.flmby

Perguruan

Tangga Kristen lain-lain jl.s.sly

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen lain-lain pt.air

Perguruan

tahun Wanita Karin lain-lain lain-lain pasar1

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.abadi

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen jawa jl.abadi

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.abadi

(74)

delviana

tahun Wanita Karin Kristen batak jl.lega

Perguruan

Tangga Kristen batak jl.taqwa

Perguruan

tahun Wanita Karin Kristen batak st.raya

(75)

pania

31-40 tahun

Ibu Rumah

Tangga Islam batak tasbi

Perguruan

Tinggi 2 Tahu tahu tahu tahu tahu

(76)
(77)
(78)

tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu tahu

(79)

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 36 Cukup

tahu tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu 34 Cukup

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 34 Cukup

tahu tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu 28 Kurang tidak

tahu

tidak tahu

tidak tahu

tidak tahu

tidak

tahu tahu 16 Kurang

tahu tahu tahu tahu

tidak

tahu tahu 28 Kurang

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 46 Baik

tahu

tidak

tahu tahu tahu tahu

tidak

tahu 14 Kurang

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 22 Kurang

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 38 Baik

tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu tahu 38 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 38 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 44 Baik

tahu tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu 40 Baik

tahu tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu 42 Baik

tahu tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu 42 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 42 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 40 Baik

(80)

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 42 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 26 Kurang

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 40 Baik

tahu tahu tahu tahu

tidak tahu

tidak

tahu 34 Cukup

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 44 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 44 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 42 Baik

tahu tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu 40 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 42 Baik

tahu tahu tahu

tidak

tahu tahu tahu 34 Cukup

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 38 Baik

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 36 Cukup

tahu tahu tahu tahu tahu tahu 40 Baik

(81)

devi

tahun Wanita Karin Islam lain-lain b.seroja

Perguruan

tahun Wanita Karin Islam lain-lain tasbi

Perguruan

Tangga Islam lain-lain tasbi

Perguruan

Tangga Islam lain-lain tasbi

Gambar

Gambar 2.1  Jadwal Imunisasi 2011-2012 Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (Satgas Imunisasi IDAI)
Gambar 2.2 Jadwal Imunisasi 2008 (Satgas Imunisasi IDAI)
Tabel 4.1 Skor Untuk Pertanyaan Pengetahuan
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Dasar Responden
+4

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa indikator dari iklim sekolah yang baik itu dapat terlihat dari; (1) rasa aman dari para personalia sekolah, (2) rasa puas dari para guru dan akan memberikan

Menurut Glickman (2009), pendekatan itu ada- lah directive, collaborative, dan non directive. Pen- dekatan directive akan digunakan supervisor mana- kala kemampuan dan komitmen

meroket hingga 278% pada semester pertama 2017 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu mencapai Rp175 miliar, dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama

Mata kuliah Aplikasi Komputer Biostatistik ini membahas tentang penggunaan SPSS untuk mengolah data statistik dan melakukan langkah-langkah yang tepat untuk

Apabila RUPO yang diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Pasal 10.5 Perjanjian Perwaliamanatan memutuskan untuk mengadakan perubahan atas Perjanjian Perwaliamanatan

Pada penelitian ini kecenderungan ke arah yang demikian terlihat dengan semakin memanjangnya APTT pada kelompok yang tidak mengalami perbaikan, sedangkan pada kelompok

Seperti yang telah diprediksi dalam penelitian ini, dalam suatu model regresi diketahui bahwa ada hubungan positif anta - ra kualitas persahabatan dan empati pada

Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan, peserta didik mampu mendengar, bercakap, membaca dan menulis dengan bahasa Arab