• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KASUS

Dalam dokumen asuhan keperawatan gerontik dengan diabe (Halaman 21-50)

Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik ini dilaksanakan didusun X pada tanggal 7-11 Desember 2015, yang mana penulis mengadakan kunjungan rumah sebanyak 15 kepala keluarga diobservasi dengan usia lansia 55-65 tahun keatas sebanyak 5 orang. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan gerontik penulis melakukan pelayanan kesehatan hanya pada Ny.S, adapun

langkah-langkah pembuatan asuhan keperawatan gerontik dapat dijelaskan sebagai berikut: .1. Pengkajian

.1.1. Pengumpulan data 1. Identitas

Ny.S berumur 60 tahun, jenis kelamin perempuan, sudah kawin, beragama islam, suku jawa dan berkebangsaan Indonesia.

2. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi

Tn.Z mengatakan semenjak sakit diabetes tidak bekerja lagi hanya Tn.Z menjaga warung disamping rumahnya, pekerjaan sebelumnya Tn.Z sebagai nelayan dan menjual ikan hasil tangkapannya ke pasar sedangkan Ny.S bekerja sebagai petani dan membantu suaminya untuk bertani disawah. Pendapatan Ny.S tidak menentu dalam 1 bulan, yaitu ± 350.000/bulan. Dan anak satu-satunya terkadang mau memberi uang tambahan pada orang tuanya.

3. Lingkungan tempat tinggal kebersihan dan kerapihan

Rumah Tn.Z merupakan rumah milik pribadi dengan ukuran kurang lebih 100 m2. Termasuk rumah permanent, berdinding tembok lantainya dari semen.

Mempunyai 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 ruang makan, 1 dapur , 1 kamar mandi dan WC. Saat dilakukan pengkajian ventilasi rumah sudah mencukupi 10% dari total bangunan dan lingkungannya tampak kurang bersih, banyak lawa-lawa diventilasi dan jendela.

Penerangan dalam ruangan dirumah Tn.Z kurang terang pada siang hari dikarenakan jendela rumah jarang dibuka sehingga sirkulasi dalam ruangan tidak nyaman, keadaan kamar tidur kurang rapi, dapur terlihat berantakan karena alat-alat dapur tidak disusun dengan rapi, kamar mandi tampak kotor dan berlumut.

Keluarga memperoleh air minum dari sumur pompa yang ada dirumahnya. Kualitas air jernih dan tidak berbau. Keluarga selalu memasak air sumur sampai mendidih.Persediaan air mencukupi kebutuhan keluarga, apabila pompa rusak keluarga berusaha untuk membeli air minum.

Keluarga mempunyai jamban sendiri, pembuangan tinja melalui septik tank. Kebiasaan keluarga Tn.Z memelihara jamban tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga jamban menjadi tumpukan sampah, tidak terpelihara dan berbau.

Keluarga memiliki tempat pembuangan sampah dan biasanya keluarga membakar sampah dibelakang rumahnya. Pengolahan air limbah keluarga kurang baik, dibuang ke selokan dan tersumbat akibat sampah yang dibuang

sembarangan.

Lingkungan rumah Ny.S tampak bersih, pekarangan tidak dimanfaatkan secara maksimal hanya ada beberapa tanaman saja.

4. Riwayat kesehatan a. Status kesehatan saat ini

Keadaan Ny.S saat ini kurang membaik. Klien mengeluh dengan penyakitnya, klien mengatakan menderita penyakit diabetes, ada luka pada ibu jari kaki sebelah kanan berwarna merah sekitar 2 cm dan tidak sembuh sejak 3 bulan yang lalu. Luka sudah diobati, namun belum bisa sembuh sampai sekarang. Ny.S merasa banyak minum tapi juga banyak kencing walaupun pada dasarnya Ny.S juga udah sering minum banyak. Klien tampak lemas, sering ngantuk, berat badan menurun dari 75 kg menjadi 60 kg, mukosa mulut dan bibir klien kering, pandangan kabur dan klien cemas dengan kondisinya saat ini. Keluarga mengatakan Ny.S dibawa berobat ke puskesmas namun penyakitnya tidak bisa sembuh karena jarang kontrol ke puskesmas.

b. Riwayat kesehatan masa lalu

Tn.Z mengatakan tidak ada penyakit masa lalu dan tidak ada alergi terhadap makanan, obat-obatan dan tidak pernah anggota keluarga yang mengalami kecelakaan. Ny.S mengatakan jika ada anggota keluarga yang sakit, Ny.S hanya meminum obat yang ada diwarungnya dan jika tidak sembuh juga Ny.S berusaha membawa berobat ke klinik maupun puskesmas. Keluarga juga mengatakan tidak pernah dirawat dirumah sakit.

5. Pola fungsional

a. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan

Keluarga mengatakan selalu menjaga kesehatannya dengan makan teratur. Klien tidak ada riwayat merokok maupun minum-minuman keras. Jika anggota keluarga sakit, keluarga meminum obat yang ada diwarungnya maupun obat yang telah diresepkan oleh dokter.

b. Nutrisi metabolik

Kebiasaan keluarga untuk makan dan minum setiap anggota keluarga tidak sama. Ny.S mempunyai kebiasaan makan tidak tentu kadang 2x atau bisa lebih, suka makan-makanan yang manis dan kadang tidak tentu berapa kali dalam sehari namun untuk minum klien lebih senang minum teh yang kental dan manis. Klien mengatakan setelah mengetahui menderita diabetes, klien mengurangi makan-makanan yang manis. Klien mengatakan setiap makan hanya menghabiskan ½ porsi karena takut gula darah semakin naik. Sedangkan Tn.Z dan anaknya makan seadanya 3x sehari, kebiasaan minum tergantung aktivitas, ketika aktivitasnya berat minumnya bisa lebih dari 2 liter perhari, ketika aktivitasnya biasa hanya minum 4-5 gelas berupa air putih dan air teh.

c. Eliminasi

Ny. S biasa BAB 1x/hari, BAK tergantung banyaknya air yang Tn.Z minum kalau minumnya banyak BAK bisa lebih dari 3x. Ny.S banyak minum sehingga di

sering kali kencing terkadang sampai 10 kali sedangkan untuk BAB biasanya 1 kali sehari.

d. Aktivitas pola latihan rutinitas

Keluarga mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas sekali 2 hari, dan ganti pakaian tiap kali selesai mandi.

Kegiatan yang biasa dilakukan Ny.S dan Tn.Z adalah jalan-jalan disekitar rumah sambil berbincang-bincang dengan tetangga dekat rumah mereka. Tn.Z mengatakan kadang-kadang kakinya kesemutan.

e. Pola istirahat dan tidur

Tn.Z jarang sekali tidur siang, karena tiap hari pergi kesawah. Tidur siang jamnya tidak tentu dan tidur malam dari pukul 22.00 sampai dengan 04.30 WIB atau ketika adzan subuh setelah itu tidak tidur lagi sedangkan Ny. S jarang tidur siang atau hampir tidak pernah tidur siang, untuk malam biasanya tidur diatas pukul 21.00 sampai dengan 05.00 WIB dan setelah itu tidak tidur lagi.

f. Pola kognitif-persepsi

Ny.S mengatakan mata sebelah kiri tidak bisa melihat dengan jelas, pangangan kabur terutama menjelang malam hari. Klien mengatakan apabila keluar ruangan atau jalan-jalan di sekitar rumah harus memegang dinding terlebih dahulu sebagai sokongan. Klien tampak berjalan sambil memegang dinding atau pakai tongkat. Klien tampak tidak tahu dan tidak melihat dengan jelas pada saat seseorang datang kerumah dan menanyakan kepada perawat siapa yang datang. Klien mengatakan tidak tahu komplikasi dari diabetes mellitus, penyebab dan perawatan diabetes terutama pada luka yang ada dijari kaki sebelah kanannya. g. Persepsi diri-pola konsepsi diri

Ny. S beranggapan bahwa ia mampu membiayai kebutuhan hidup. Ny. S masih tetap semangat meskipun sudah tua dan suami tak dapat bekerja lagi. Ny.S

mengatakan tetangga-tetangganya sangat baik kepada mereka dan mau saling membantu dengan sesama.

h. Pola peran-hubungan

Tn. Z mengatakan perannya sebagai ayah dan suami dikeluarga sangat penting dan berharga meskipun istri saat ini sedang mengalami penyakit diabetes. Dan Ny. S sebagai istri hanya bisa membantu untuk menjaga warung dirumah dan mendapat penghasilan secukupnya, sedangkan An.A yang berperan sebagai anak dan bekerja mengajar anak SMP dan mau membantu kedua orang tuanya untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

i. Sexualitas

Ny.S mempunyai 1 orang anak yang sudah dewasa dan belum menikah. Ny.S sudah tidak pernah melakukan hubungan seksual lagi karena menderita penyakit diabetes.

j. Koping-pola toleransi stress

Tn.Z mengatakan jika ada kesulitan dalam keluarga, masih mampu untuk mengatasinya dengan cara bermusyawarah dengan anggota keluarga dirumah. k. Nilai keyakinan

Ny.S menganut agama Islam dan percaya terhadap agam yang dianutnya. Ny.S mengatakan selalu berdoa kepada Tuhan jika keluarga ada masalah. 6. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : compos mentis

b. TTV :

- TD : 130/80 mmhg - T/P : 36,2o C/82 x/i - RR : 20 x/i

d. Kepala :

- Rambut : pendek, lurus dan hitam dan mulai memutih - Mata : konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik - Telinga : bersih, tidak ada serumen

- Mulut : kotor dan terdapat karang gigi

- Gigi : tidak lengkap, sudah ada yang berlubang dan ompong - Bibir : tampak lembab

- Dada : simetris dan tidak ada pembengkakan - Abdomen : simetris, tidak terdapat nyeri tekan - Kulit : berwarna sawo matang, dan tidak pucat - Ekstremitas : simetris, dan kekuatan otot baik.

.1.2. Analisa data

No. Sign sympton Etiologi Problem

1. Ds :

- Klien mengatakan ada luka pada ibu jari kaki sebelah kanan yang tidak sembuh sejak 3 bulan yang lalu. Luka sudah diobati, namun sampai sekarang luka tersebut tidak sembuh-sembuh.

- Klien mengatakan setelah mengetahui menderita diabetes, klien mengurangi makan-makanan yang manis. - Klien mengatakan setiap

makan hanya menghabiskan ½ porsi karena takut gula darah semakin naik.

Gangguan metabolisme

Kerusakan integritas kulit

Do :

- Ditemukan adanya luka pada ibu jari kaki sebelah kanan berwarna merah sekitar 2 cm. - Klien tampak lemas dan sering

ngantuk.

- Berat badan klien menurun dari 75 kg menjadi 60 kg. - Mukosa mulut dan bibir klien

kering. 2. Ds :

- Klien mengatakan mata sebelah kiri tidak bisa melihat dengan jelas, pandangan kabur terutama menjelang malam hari.

- Klien mengatakan apabila keluar ruangan atau jalan-jalan di sekitar rumah harus

memegang dinding terlebih dahulu sebagai sokongan. Do :

- Klien tampak tidak tahu dan tidak melihat dengan jelas pada saat seseorang datang kerumah dan menanyakan kepada perawat siapa yang datang.

- Klien

tampak berjalan sambil

Penurunan ketajaman penglihatan

Resiko terjadi cedera

memegang dinding atau pakai tongkat.

- Penerang

an dalam ruangan dirumah Tn. Z kurang terang pada siang hari dikarenakan jendela rumah jarang dibuka. 3. Ds :

- Klien mengatakan mata sebelah kiri tidak bisa melihat dengan jelas, pandangan kabur terutama menjelang malam hari.

- Klien mengatakan tidak tahu komplikasi dari diabetes mellitus, penyebab dan perawatan diabetes terutama pada luka yang ada dijari kaki sebelah kanannya.

Do :

- Terdapat

luka pada ibu jari kaki sebelah kanan berwarna merah sekitar 2 cm dan tidak sembuh sejak 3 bulan yang lalu. Luka sudah diobati, namun belum bisa sembuh sampai sekarang.

- Klien

tampak cemas dengan kondisinya. Ketidakmampua n keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Kurang pengetahuan mengenai penyakit diabetes mellitus

.2. Diagnosa keperawatan

No. Diagnosa keperawatan Tanggal Paraf

Ditemukan Teratasi 1. Kerusakan integritas kulit

berhubungan dengan gangguan metabolik yang ditandai dengan klien mengatakan ada luka pada ibu jari kaki sebelah kanan yang tidak sembuh sejak 3 bulan yang lalu. Luka sudah diobati, namun sampai sekarang luka tersebut tidak sembuh-sembuh. Klien mengatakan setelah mengetahui menderita diabetes, klien mengurangi makan-makanan yang manis. Klien mengatakan setiap makan hanya menghabiskan ½ porsi karena takut gula darah semakin naik. Ditemukan adanya luka pada ibu jari kaki sebelah kanan berwarna merah sekitar 2 cm, klien tampak lemas dan sering ngantuk, berat badan klien menurun dari 75 kg menjadi 60 kg, mukosa mulut dan bibir klien kering.

7 Desember 2015 D E S I Y A N T I

2. Resiko terjadi cedera berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan yang ditandai dengan klien mengatakan mata sebelah kiri tidak bisa melihat dengan jelas,

pandangan kabur terutama menjelang malam hari. Klien mengatakan apabila keluar ruangan atau jalan-jalan di sekitar rumah harus memegang dinding terlebih dahulu sebagai sokongan. Klien tampak tidak tahu dan tidak melihat dengan jelas pada saat seseorang datang kerumah dan menanyakan kepada perawat siapa yang datang. Klien tampak berjalan sambil memegang dinding atau pakai tongkat. Penerangan dalam ruangan dirumah Tn.Z kurang terang pada siang hari dikarenakan jendela rumah jarang dibuka. D E S I Y A N T I 3. Kurang pengetahuan mengenai

penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit yang ditandai dengan klien mengatakan mata sebelah kiri tidak bisa melihat dengan jelas, pandangan kabur terutama menjelang malam hari. Klien mengatakan tidak tahu komplikasi dari diabetes mellitus, penyebab dan perawatan diabetes terutama pada luka yang ada dijari kaki sebelah kanannya. Terdapat luka

pada ibu jari kaki sebelah kanan berwarna merah sekitar 2 cm dan tidak sembuh sejak 3 bulan yang lalu. Luka sudah diobati, namun belum bisa sembuh sampai sekarang. Klien tampak cemas dengan

.3. Intervensi keperawatan

No. Diagnosa keperawatan NOC NIC Paraf

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan metabolik. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x30 menit klien mampu mempertahankan

keutuhan kulit dan mengatur pola makan secara adekuat dengan kriteria:

- Mukosa mulut dan bibir tidak kering. - Berat badan dalam

batas normal.

1. Kaji pengetahuan klien mengenai adanya faktor resiko

yang dapat

menyebabkan kerusakan kulit. 2. Pantau warna, suhu,

dan kelembapan kulit pada klien.

3. Identifikasi makanan yang disenangi oleh klien. 4. Libatkan keluarga dalam perencanaan makan sesuai indikasi. 5. Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah. D E S I Y A N T I

2. Resiko terjadi cedera berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x30 menit, cedera tidak terjadi pada klien dengan kriteria:

- Klien terbebas dari cedera

1. Ajarkan kepada keluarga untuk menyediakan lingkungan yang aman untuk pasien. 2. Identifikasi

- Klien mampu menjelaskan cara untuk mencegah cedera - Klien mampu menjelaskan manfaat senam mata - Klien mampu mendemonstrasikan senam mata

pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien. 3. Ajarkan kepada

keluarga dan klien untuk menghindarkan lingkungan yang berbahaya (misalnya memindahkan perabotan berbahaya, kebersihan lantai rumah dan kamar mandi). 4. Ajarkan kepada keluarga untuk memberikan penerangan yang cukup di dalam rumah. 5. Jelaskan manfaat senam mata. 6. Ajarkan gerakan senam mata D E S I Y A N T I 3. Kurang pengetahuan mengenai penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan ketidakmampuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x30 menit keluarga dapat mengenal masalah kesehatan dengan

1. Jelaskan pada klien penyebab diabetes mellitus.

2. Jelaskan pada klien tanda dan gejala

keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. kriteria: - Klien dapat menyebutkan penyebab diabetes mellitus. - Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala diabetes mellitus. - Klien dapat menyebutkan komplikasi diabetes mellitus. - Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit diabetes mellitus.

diabetes mellitus 3. Jelaskan pada klien

komplikasi diabetes mellitus yang dapat terjadi. 4. Jelaskan pada keluarga cara perawatan pada diabetes mellitus. D E S I Y A N T I

.4. Implementasi dan evaluasi keperawatan .4.

.4. Tanggal .4. Diagnosa keperawatan .4. Jam .4. Implementasi .4. Evaluasi .4. Paraf

.4. 7 Des 2015

.4. Kerusakan

integritas kulit berhubungan dengan gangguan

metabolik.

.4. 1. Mengucapkan salam kepada pasien dan keluarga.

2. Salam dijawab oleh pasien dan keluarga.

3. Menjelaskan tujuan yang akan disampaikan pada klien.

4. Mengkaji pengetahuan klien tentang keadaan kulit yang tampak pada klien (lanjut usia).

5. Mendiskusikan pada klien cara untuk mencegah kulit yang pecah-pecah atau ada luka, (klien mengatakan tidak mampu melakukannya karena tidaknya).

6. Memberi kesempatan pada

.4. S : - Klien mengatakan sudah mengetahui keadaan kulitnya.

.4. O : - Klien tampak merasa gatal dan sakit pada kulitnya

.4. - Klien tidak menjawab semua pertanyaan dengan sempurna.

.4. A : Masalah belum teratasi. .4. P : Lanjutkan rencana tindakan. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. D .4. E .4. S .4. I .4. .4. .4. .4. .4. .4.

klien untuk bertanya apabila ada materi yang belum jelas (klien mengatakan sudah lupa tentang cara mencegah kulit pecah-pecah atau mengobati luka yang sudah ada).

7. Menjelaskan kembali kepada klien klien cara untuk mencegah kulit yang sudah kering.

8. Memberi kesempatan klien untuk bertanya.

9. Menanyakan kembali kepada klien tentang pengobatan luka pada kulit-kulitnya (klien menjawab dengan baik tetapi tidak sempurna).

10. Memberi pujian atas

kemampuan klien

mendengar ,dan menjawab

.4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. Y .4. A .4. N .4. T .4. I .4.

sebagian pertanyaan dari perawat.

11. Kontrak waktu kembali dengan klien.

.4. 9 Des 2015

.4. 1. Menyampaikan salam, pasien menjawab.

2. Membicarakan dengan keluarga tentang ruangan dan lingkungan yang aman terhadap resiko cedera berhubungan dengan keadaan pasien.

3. Memotivasi keluarga untuk menuntun pasien dorongan dan lingkungan.

4. Membicarakan

penatalaksanaan kenyamanan rumah baik dari segi fasilitas dan kondisi ruangan.

5. Mengidentifikasi tingkat ketajaman penglihatan pasien

.4. S : - Klien mengatakan mengerti sedikit tentang penyakit yang dialaminya. .4. O : - Klien hati-hati dan

defektif terhadap

lingkungan dan ruangan. .4. A : - Masalah belum teratasi. .4. P : - Lanjutkan rencana tindakan .4. .4. .4. .4. .4. .4. D .4. E .4. S .4. I .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4.

dengan uji lapangan pandang. 6. Merapikan ruangan dan

membantu keluarga untuk penataan ruangan yang aman dari kondisi pasien.

7. Memotivasi pasien untuk makan siang. Makanan habis 1 porsi.

8. Menganjurkan pasien untuk istirahat siang. Pasien dapat tidur dengan nyenyak.

9. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk perawatan diri.

.4. Y .4. A .4. N .4. T .4. I .4. .4. .4. .4. 11 Des 2015 .4. 1. Salam pembuka,

mengingatkan dengan kontrak yang disepakati.

2. Menjelaskan tujuan pertemuan dilakukan.

3. Mengakaji pengetahuan klien tentang kejadian-kejadian dimasa lampau.

.4. S : - Klien mengatakan udah lupa ,lebih mudah mengingat yang dulu dari pada penjelasan yang disampaikan .

.4. O : - Klien menceritakan kejadian yang dulu kepada perawat. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. D

4. Membantu mengembalikan daya ingat klien dengan menunjukan gambar-gambar atau album foto yang ada pada keluarga.

5. Memberi kesempatan pada klien untuk menanyakan atau tehnik yang belum jelas (klien mengatakan lebih ingat dengan kejadian dulu daripada yang sekarang, klien mudah lupa). 6. Menjelaskan pada klien bahwa

kejadian atau hal yang dialami pada klien itu karena pengaruh dari usia yang semakin bertambah tua, dimana organ tubuh sudah mulai menurun fungsinya misalnya otak, (klien mendengar dengan antusias). .4. A : - Masalah teratasi. .4. P : - Lanjutkan rencana keperawatan .4. .4. E .4. S .4. I .4. .4. Y .4. A .4. N .4. T .4. I .4.

7. Menganjurkan klien agar tetap melatih daya ingat.

8. Memberi motivasi kepada keluarga dan klien.

9. Mengevaluasi tingkat pengetahuan keluarga dan klien tentang apa yang yang sudah diberikan.

.4. 7 Des 2015

.4. Resiko terjadi cedera berhubungan dengan penurunan ketajaman penglihatan.

.4. 1. Mengucapkan salam kepada pasien dan keluarga.

2. Salam dijawab oleh pasien dan keluarga.

3. Menjelaskan tujuan yang akan disampaikan pada klien.

4. Memberi kesempatan pada klien untuk bertanya apabila ada materi yang belum jelas (klien mengatakan sudah lupa tentang cara mencegah kulit pecah-pecah atau mengobati luka yang sudah ada).

.4. S : Klien mengatakn tidak ingat tentang materi yang dijelskan. .4. O : Klien tampak duduk

santai disamping istri .4. A : Masalah belum teratasi .4. P : Lanjutkan tindakan keperawatan .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. D .4. E .4. S .4. I .4. .4. .4. .4. .4.

5. Menjelaskan kembali kepada klien klien cara untuk mencegah kulit yang sudah kering.

6. Memberi kesempatan klien untuk bertanya.

7. Memberi pujian atas

kemampuan klien

mendengar ,dan menjawab sebagian pertanyaan dari perawat.

8. Kontrak waktu kembali dengan klien. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. Y .4. A .4. N .4. T .4. I .4. .4. 9 Des 2015 .4. 1. Menyampaikan salam. 2. Pasien menjawab salam. 3. Membicarakan dengan

keluarga tentang ruangan dan lingkungan yang aman terhadap resiko cedera berhubungan dengan keadaan pasien.

.4. S : - Klien mengatakan mengerti sedikit tentang masalah lantai yang kotor dan licin.

.4. O : - Klien tampak berjalan dengan hati –hati karena lantai rumah yang licin. .4. D .4. E .4. S .4. I .4. .4. .4. .4. Y

4. Menganjurkan pasien untuk istirahat siang.

5. Pasien dapat tidur dengan nyenyak.

6. Menganjurkan pasien dan keluarga untuk perawatan diri.

.4. A : Masalah belum teratasi . .4. P : Pertahankan rencana tindakan. .4. .4. A .4. N .4. T .4. I .4. .4. 11 Des 2015 .4. 1. Salam pembuka,

mengingatkan dengan kontrak yang disepakati.

2. Menjelaskan tujuan pertemuan dilakukan.

3. Mengkaji pengetahuan klien tentang kejadian-kejadian dimasa lampau .

4. Memberi kesempatan pada klien untuk menanyakan atau tehknik yang belum jelas (klien mengatakan lebih ingat dengan kejadian dulu daripada yang sekarang,klien mudah lupa)

.4. S : - Klien dapat menjawab sedikit pertanyaan yang diberi. .4. O : - Klien tampak serius

mendengar penjelasan perawat. .4. A : Masalah teratasi. .4. P : Lanjutkan rencana keperawatan. -.4. .4. .4. .4. .4. D .4. E .4. S .4. I .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. Y

5. Memberi motivasi kepada keluarga dan klien.

6. Mengevaluasi tingkat pengetahuan keluarga dan klien tentang apa yang yang sudah diberikan. .4. A .4. N .4. T .4. I .4. .4. .4. .4. 7 Des 2015 .4. Kurang pengetahuan mengenai penyakit diabetes mellitus berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.

.4. 1. Mengucapkan salam dan menjelaskan kegiatan hari ini akan melakukan penyuluhan tentang diabetes mellitus. 2. Menjelaskan pada keluarga

dengan leaflet pengertian diabetes mellitus.

3. Menjelaskan pada keluarga dengan leaflet tanda dan gejala diabetes mellitus.

4. Menjelaskan pada keluarga dengan leaflet penyebab diabetes mellitus

5. Mendemontrasikan diityang

.4. S : Keluarga dan Ny.S hanya dapat menyebutkan tanda dan gejala dari diabetes mellitus sering BAK, banyak makan dan minum.

.4. O : Keluarga dan Ny.S tampak memperhatikan saat diberikan penyuluhan dan

mendemontrasikan diit untuk penderita DM.

.4. A : masalah belum teratasi, klien dan keluarga masih tampak bingung terhadap penjelasan perawat. .4. .4. D .4. E .4. S .4. I .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4. .4.

tepat untuk penderita diabetes mellitus 6. Mendemontrasikan testurine dengan menggunakan glukotest. .4. P :

- Anjurkan kepada Ny.S untuk beristirahat yang cukup.

- Anjurkan kepada keluarga dalam memberikan

makanan sesuai diit untuk penderita diabetes mellitus.

.4. Y .4. A .4. N .4. T .4. I .4.

.4. BAB 4 .4. PEMBAHASAN .4.

.4. Setelah penulis menerapkan asuhan keperawatan pada gerontik dengan gangguan diabetes melitus pada Ny. S di Dusun X Desa Percut Kecamatan Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang, mulai tanggal 01 Desember – 11 Desember 2015 penulis menemukan kesenjangan antara konsep, teoritis dan tinjauan kasus mulai dari tahap pengkajian sampai tahap evaluasi, dalam pembahasan ini penulis membahas :

.4.

.1. Tahap Pengkajian

.4. Tahap pengkajian kegiatan mengumpulkan data dilakukan melalui observasi langsung terhadap pasien. Wawancara langsung dengan pasien mampu keluarga serta melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi inspeksi, palpasi, dari hasil pengkajian yang dilakukan, penulis menemukan masalah antara teoritis dengan kasus di atas yaitu: - Pengkajian teoritis ditemukan DM pada pasien usia lanjut umumnya terjadi pada

usia > 60 tahun, namun pada kasus ditemukan umur 64 tahun yang mengalami penyakit DM.

- Pada pengkajian teoritis riwayat masa lalu merupakan salah satu factor pencetus seseorang terkena penyakit DM, namun penulis tidak ada menemukan itu pada kasus.

- Pada pengkajian teoritis riwayat pada keluarga merupakan factor gen yang menyebabkan munculnya sebuah penyakit, dimana salah satunya yaitu penyakit DM. Namun penulis tidak ada menemukan factor pencetus tersebut pada kasus. - Pada pengkajian system penglihatan di teoritis, dilakukan test snelen cart untuk

menentukan ketajaman mata pada seseorang yang mengalami gangguan, salah satunya yaitu pada lansia. Namun penulis tidak melakukan tindakan tersebut pada kasus berhubungan karena kurang lengkapnya persiapan alat-alat saat praktek

Dalam dokumen asuhan keperawatan gerontik dengan diabe (Halaman 21-50)

Dokumen terkait