• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Kasus

BAB II TINJAUAN KASUS KELOLAAN

B. Tinjauan Kasus

1. Biodata pasien

a. Nama pasien : Ny. S

b. Jenis kelamin : Perempuan

c. Tempat/tanggal lahir : 24 Agustus 1974/ 45 Tahun

d. Agama : Islam

e. Alamat : Pare-pare

f. Diagnose medis : Spontaneus Intracerebral

Hematoma Temporoparietal Sinistra + Intraventikcular Hematom (Hemoragik Stroke)

g. No RM : 897658

h. Cara pembayaran : BPJS

i. Rencana tindakan operasi : Craniotomy Evakuasi Hematom

2. Alasan tindakan operasi

Pasien masuk dengan penurunan kesadaran dialami sejak ± 2 hari yang lalu sejak pukul 02:00 dini hari terjadi secara tiba-tiba saat pasien sedang istirahat/ tidur. Tidak ada riwayat trauma kepala, tidak ada demam, tidak ada mual dan muntah, riwayat strok sebelumnya ada ± 8 tahun yang lalu, ada kelemahan pada bagian tubuh sebelah kiri, ada riwayat hipertensi, ada riwayat penyakit jantung, diabetes militus, dan tidak ada riwayat batuk.

Pada pemeriksaan ST- Scan kepala didapatkan Pendarahan intracerebri lobus frontoparietal sinistra yang menyebabkan herniasi subfalcin ke kontralateral sejauh +/- 1.3 cm, dengan estimasi volume pendarahan +/- 702 cc.

3. Tujuan tindakan operasi

Untuk mengeluarkan dan mencegah pendarahan yang terjadi pada Intracerebral lobus frontoparietal sinistra.

4. Pre operatif

a. Kegiatan penerimaan pasien

Ruang terima

1) Benar pasien : Nama : Ny. S Tgl. Lahir : 24.08.1974 No. RM : 897658

2) Benar tindakan : Craniotomy Evakuasi Hematom.

3) Benar posisi : Pasien berbaring dengan posisi terlentang dan dilakukan asepsis dan drapping procedure pada daerah Frontotemporoparietal sinistra.

Kelengkapan dokumen

1) Ada transfer antar ruangan perawat IGD Non Bedah dengan perawat OK IGD

2) Ada persetujuan bedah untuk tindakan craniotomy Evakuasi Hematom

3) Ada persetujuan untuk anastesi tindakan general anatesi 4) Ada persetujuan untuk transfusi darah, persiapan darah

PRC 2 bag

5) Ada tanda pada daerah yang di lakuakan operasi, tanda pada daerah cranial.

6) Cheklis pre operatif.

b. Pemeriksaan penunjang

1) Foto thoraks AP (07-10-2019) :

Kesan : Cardiomegaly dengan dilatation aorta

2) CT scan kepala (08-10-2019) :

Kesan :

a) Pendarahan intracerebri lobus frontoparietal sinistra yang menyebabkan herniasi subfalcin ke kontralateral sejauh +/- 1.3 cm, dengan estimasi volume pendarahan +/- 702 cc.

c) Brain swelling.

3) Laboratorium (08-10-2019):

Table 2.2 : Hasil Laboratorium

Jenis

Pemeriksaan

Hasil Nilai Normal Satuan

HEMATOLOGI Hematologi Rutin WBC RBC HGB HCT MCV MCH MCHC PLT RDW-SD RDW-CV PDW MPV P-LCR PCT 9.5 4.68 13.2 38.8 83 28.1 33.9 257 37 12.4 12.3 7.8 0.201 4.00-10.0 4.00-6.00 12.0-16.0 37.0-48.0 80-97.0 26.5-33.5 31.5-35.0 150-400 37.0-54.0 10.0-15.0 10.0-18.0 6.50-11.0 13.0-43.0 0.15-0.50 10^3/ul 10^6/uL g/dl % fL Pg gr/dl 10^3/ul fL % fL fL % %

NEUT LYMPH MONO EO BASO KIMIA DARAH Fungsi Ginjal Ureum Kreatinin Fungsi Hati SGOT SGPT Elektrolit Natrium Kalium Klorida 80.9 10.5 7.5 0.6 0.5 29 0.69 1.25 20 137 4.0 107 52.0-75.0 20.0-40.0 2.00-8.00 1.00-3.00 0.00-0.10 10-50 L(<1.3);P(<1.1) <38 <41 136-145 3.5-5.1 97-111 % % 10^3/ul 10^3/ul 10^3/ul mg/dl mg/dl U/L U/L mmol/l mmol/l mmol/l

c. Pemeriksaan fisik (data fokus sesuai jenis operasi)

Pre operative

1) Breating :

Bentuk dada : Simetris Pernafasan : Teratur

RR : 24 x/menit menggunakan O2 NRM 8

L/menit

SpO2 : 99 %

Suara napas : Vasikuler 2) Blood :

Mukosa bibir : Kering dan pucat

Terpasang infus RL di tangan sebelah kiri

TD : 150/100 mmHg

Suhu : 36.8 oC

Nadi : 120 x/menit

CRT : > 2 detik

3) Brain :

Tingkat kesadaran : Semi koma GCS 4 (E2 M1 V1) Nyeri : Nyeri tidak dapat di kaji

4) Blader :

Terpasang kateter urine, Urine berwarna kuning jernih, Jumlah urine 500 ml.

5) Bowel:

Terpasang NGT dialirkan warna coklat, tidak ada mual dan muntah, bising usus ada 18 x/ menit, TB : 152 cm, BB : 60 kg

6) Bone :

Integritas kulit : Kulit tampak kering dan pucat Tulang : Tidak ada riwayat patah tulang

Pasien berada ditempat tidur dengan posisi terbaring supine karena pasien mengalami penurunan kesadaran.

d. Klasifikasi data Data Subjektif : - Data Objektif : 1) Tanda-tanda vital : TD : 150/100 mmHg Suhu : 36.8 oC Nadi : 120 x/menit Pernapasa : 24 x/menit

SPO2 : 99 % CRT : > 2 detik 2) Pasien sesak

3) Tampak adanya penggunaan otot bantu pernapasan 4) Pola napas cepat (Takipnue)

5) Semi koma GCS 4 (E2 M1 V1)

6) Terpasang kateter dengan produksi urine 500 cc 7) CT- Scan Kepala

Kesan :

a) Pendarahan intracerebri lobus frontoparietal sinistra yang menyebabkan herniasi subfalcin ke kontralateral sejauh +/-1.3 cm, dengan estimasi volume pendarahan +/-702 cc

b) Pendarahan intraventricular bilateral terutama dextra c) Brain swelling

e. Analisa data

Table 2.3 : Analisa data pre operatif

DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

DS :

DO :

1. Penurunan kesadaran 2. Pola napas cepat (takipnea)

3. Tampak adanya penggunaan otot bantu pernapasan

4. Tanda-tanda vital

TD : 150/100 mmHg, Nadi :

120 x/menit, Pernapasa : 24 x/menit Saturasi oksigen : 99%

Ketidakefektifan pola napas

berhubungan dengan gangguan neurologis: penurunan kesadaran DS : DO : 1. Penurunan kesadaran 2. Tanda-tanda vital : TD : 150/100 mmHg Nadi : 120 x/menit Pernapasa : 24 x/menit SPO2 : 99 % Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Cerebral Berhubungan Dengan

3. Semi koma GCS 4 (E2 M1 V1) 4. Pasien tampak pucat

5. CRT > 2 detik 6. CT- Scan Kepala

a. Pendarahan intracerebri lobus

frontoparietal sinistra yang

menyebabkan herniasi subfalcin ke

kontralateral sejauh +/-1.3 cm,

dengan estimasi volume pendarahan +/-702 cc

b. Pendarahan intraventricular bilateral terutama dextra

c. Brain swelling

f. Diagnosa keperawatan

1) Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan

gangguan neurologis: penurunan kesadaran

2) Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Cerebral Berhubungan Dengan Perdarahan Pada Intracerebri

g. Intervensi keperawatan

Table 2.4 : Intervensi keperawatan pre operatif

NO Diagnosa Keperawatan

Rencana Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)

1. Ketidakefektifan pola napas berhubungan

gangguan neurologis: penurunan kesadaran

DS :

DO :

1. Penurunan kesadaran 2. Pola napas takipnea

3. Tampak adanya penggunaan otot bantu pernapasan

4. Tanda-tanda vital

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan status pernapasan :

Kriteria Hasil:

1. Frekuensi pernapasan dalam batas normal

2. Suara auskultasi normal

3. Saturasi oksigen dalam batas normal

Monitor pernapasan (3350)

1. Monitor pola napas

(frekuensi, kedalaman,

usaha napas)

2. Observasi adanya otot

bantu napas,

3. Monitor suara napas

tambahan

TD : 150/100 mmHg

Nadi : 120 x/menit

Pernapasa : 24 x/menit Saturasi oksigen : 99%

4. Tidak ada retraksi dada

5. Tidak ada pernapasan cuping hidung

5. Monitor frekuensi

pernapasan setelah

pemberian oksigen

2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Cerebral

Berhubungan Dengan Perdarahan Pada Intracerebri DS : DO : 1. Penurunan kesadaran 2. Tanda-tanda vital : TD : 150/100 mmHg Nadi : 120 x/menit

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan maka diharapkan

pasien tidak mengalami

peningkatan intracranial dan

pasien mengalami peningkatan

kesadaran secara

berangsur-angsur dengan,

Kriteria Hasil:

1. Monitor staatus neurologi

Manajemen Edema Serebral

(2540)

1. Monitor status neurologi 2. Monitor TTV

3. Monitor peningkatan TIK 4. Monitor status pernapasan

Pernapasa : 24 x/menit SPO2 : 99%

3. Semi koma GCS 4 (E2 M1 V1) 4. Pasien tampak pucat

5. CRT > 2 detik 6. CT- Scan Kepala

a. Pendarahan intracerebri lobus

frontoparietal sinistra yang

menyebabkan herniasi subfalcin ke kontralateral sejauh +/-1.3 cm, dengan estimasi volume pendarahan +/-702 cc b. Pendarahan intraventricular bilateral

terutama dextra

2. Monitor vital sign

c. Brain swelling

Sumber: Nursing Outcomes Classification (NOC) dan Nursing Interventions Classification (NIC), (2016)

h. Implementasi keperawatan

Table 2.5 : Implementasi dan evaluasi keperawtan pre operatif

Diagnosis

Keperawatan

Hari /

Tanggal

Implementasi dan Hasil Evaluasi

Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan gangguan neurologis: penurunan Selasa, 08-10-2019

1. Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

Hasil : Pernapasan 24 x/menit dan cepat

2. Mengobservasi adanya otot bantu napas

Hasil : Pergerakan dada simetris,

S :

Kesadaran menurun

O :

Pernapasan 24 x/menit, terdapat penggunaan otot bantu pernapasan

A : ketidakefektifan pola napas

kesadaran pasien tampak menggunakan otot bantu pernapasan

3. Memonitor suara napas tambahan Hasil : Tidak terdapat suara napas tambahan

4. Monitor status oksigen

Hasil : Pasien menggunakan oksigen NRM 8 Liter/menit

5. Monitor frekuensi pernapasan setelah pemberian oksigen Mengkaji pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

Hasil : Frekuensi pernapasan 24

1. Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

2. Observasi adanya otot bantu napas,

3. Monitor suara napas tambahan

4. Monitor frekuensi pernapasan

x/menit. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Cerebral Berhubungan Dengan Perdarahan Pada Intracerebri Selasa, 08-10-2019

1. Memonitor status neurologi.

Hasil : Kesadaran menurun, Sopor GCS 4 (E2 M1 V1) 2. Memonitor TTV Hasil : TD : 150/100 mmHg N : 120 x/menit S : 36.8ºC P : 24 x/menit

3. Memonitor peningkatan tekanan TIK Hasil : Pasien tidak ada mual dan muntah

S :

Kesadaran menurun

O :

1. Pasien masih mengalami

penurunan kesadaran 2. Sopor GCS 4 (E2 M1 V1)

A : Ketidakefektifan perfusi jaringan

serebral belum teratasi

P : Pertahankan intervensi

1. Monitor status neurologi 2. Monitor TTV

4. Memonitor status pernapasan

Hasil : Pernapasan 24 x/menit, pasien menggunakan O2 NRM 8 L/menit

5. Memonitor nilai laboratorium urin,

natrium dan kalium

Hasil : Hasil yang didapatkan ureum 29 mg/dL, Natrium 137 mmol/l dan kalium 4.0 mmol/l

5 Intra operatif

a. Kegiatan di dalam kamar operasi:

Pasien dibawa masuk ke ruang operasi pada jam 16.00 WITA, kemudian persiapan anastesi dimulai pada pukul 16.30 WITA, dan kemudian dilakukan persiapan operasi. Sebelum operasi dimulai dilakukan time out 16.45 WITA, waktu sign out 19.30 WITA, dan pasien dikeluarkan dari kamar operasi 20.00 WITA.

b. Temuan data selama operasi/ intra operatif

1) Observasi intra operative :

Table 2.6 : Observasi intra operatif

Vital Sign 16.40 17.00 17.40 18.00 18.40 19.00 19.30 Tekanan darah 123/85 mmHg 115/90 mmHg 155/10 1mmHg 91/54 mmHg 100/94 mmHg 134/96 mmHg 120/76 mmHg

Nadi 122x/i 125 x/i 122 x/i 116 x/i 130x/i 125 x/i 120 x/i

SpO2 99% 99% 99% 94% 96% 99% 98% Tansfusi darah Tidak dilakuk an transfu si darah Tidak dilakuk an transfu si darah Tidak dilakuk an transfu si darah Dilakuk an transfus i darah Dilakuk an transfus i darah Dilaku kan transfu si darah Tidak dilakuk an transfus i darah Cairan 500cc 500cc 1000 cc 1000 cc 1000 cc 500cc

2) Pemeriksaan fisik (data fokus sesuai jenis operasi) a) Breathing.

Pernapasan : Pasien bernapas dengan bantuan

ventilator, terpasang ETT

RR : 22 x/menit SpO2 : 98% b) Blood Tekanan Darah : 123/85 mmHg Nadi : 122 x/m Suhu : 36.0oC Pernapasan : 22 x/m

Terpasang cairan RL di tangan kiri dan terpasang syringe pump (fentanyl) di kaki kanan

Terpasang 2 bag PRC darah c) Brain

Tingkat kesadaran : Tidak bisa di kaji karena dalam keadaan anastesi/ pasien tersedasi

Nyeri : Pasien tampak tenang dan tidak

d) Bladder

Terpasang kateter, urin berwarna kuning, jumlah pengeluaran urine selama operasi 1800 cc/ 2 jam. Pendarahan : ± 500 cc

e) Bowel

Tidak terpasang NGT Tidak ada mual muntah Tidak ada distensi abdomen f) Bone

Integritas kulit : Ada luka insisi di bagian kepala

Tulang : Terdapat luka insisi pada tulang

tengkorak kepala (sudah dilakukan Craniotomy)

Pasien berada di tempat tidur dan posisi berbaring dan dalam keadaan anastesi.

3) Alat-alat yang digunakan selama operasi:

Alat non steril

Table 2.7 : Alat non steril

Nama Alat Jumlah

Meja operasi 1

Meja mayo dan meja instrument 1

Suction pump 1

Standar infus 1

Oksigen sentral 1

Mesin diatermi dan plat 1

Tempat sampah infeksi (kuning) 1

Tempat sampah non infeksi (hitam) 1

Box safety 1

Korentang dan tempatnya 1

Alat steril

Table 2.8 : Alat steril

Nama Alat Jumlah

Desinfeksi klem (sponge holding forceps) 1

Doek klem (towel klem) 5

Dendi klem 5

Kocher klem (kocher srteri forceps 2

Handvat mesz (scapel handle) 1

Pinset sirurgis (tissue forceps) 2

Pinset anatomi (dressing forceps) 2

Culter coagulase monopolar/bipolar 1

Needle holder 2 Nirbeken 1 Kom sedang 1 Kocher klem 2 Canule suction 1 Elis klem 3 Gunting jaringan 2 Line steril

Table 2.9 : Line steril

Nama Kain Jumlah

Jas operasi 4

Duk kecil 4

Duk besar 2

Duk lubang 1

Bahan habis pakai dan alat non steril

Table 2.10 : Bahan habis pakai dan alat non steril

Nama Alat Jumlah

Kasa ±5

Benang dalam 2/0 2

NaCl 0.9% dan povidone iodine 10% Secukupnya

Handscoon steril 4

Underpad 2

Hipafiks Secukupnya

Gunting verban 1

Alat invasive yang digunakan

a) IV Line b) NGT

c) Terpasang ETT yang terhubung dengan ventilator d) Terpasang ventilator : Ya

Mode : PCV MV : 7,7

RR : 22 x/ menit PEEP/ Pressure support : 8 FIO2/ O2 : 50 %

ET CO2/ SPO2 : 99 %

Terapi O2 : O2 via ventilator

4) Laporan Operasi

a) Pasien berbaring posisi supine dengan kepala miring ke kanan di bawah pengaruh general anesthesia

b) Tindakan asepsis dan antisepsis, pada frontotemporoparietal sinistra kemudian dipersempit dengan linen steril

c) Dibuat insisi pterional kemudian diperdalam secara tajam dan tumpul hingga mencapai pericranium

d) Dibuat flat kulit dan muskulus temporalis kearah anterior

e) Dibuat 3 buah burrhole, dilanjutkan dengan craniotomy dengan menggunakan gigli saw dan knable tang

f) Identifikasi durameter, kesan durameter intak,

dilanjutkan dengan prosedur gantung durameter

g) Buka durameter, tampak hematoma pada lobus temporalis superior, dilanjutkan dengan prosedur evakuasi hematoma intracerebral dengan volume kurang lebih 40 cc

h) Kontrol pendarahan dengan mempergunakan surgicell dan bipolar

i) Tutup durameter, dan lakukan patch dengan

mempergunakan fascia eksterna musculus temporalis kemudian dilanjutkan dengan mengaplikasikan fibrin glue (beriplast)

j) Operasi dilanjutkan dengan cranioplasty k) Melanjutkan operasi sebelumnya

l) Pasang kembali tulang kranium (kranioplasti) dengan menggunakan titanium plate dan 8 buah miniscrew, gantung duramater pada puncak tulang kranioplasti m) Cuci luka operasi dan tutup luka operasi demi lapis

dengan meninggalkan satu buah drain hisap n) Operasi selesai

c. Klasifikasi data

1) Data Subjektif : - 2) Data Objektif :

a) Nampak luka insisi/operasi di bagian kepala b) Terpasang ETT dan NGT

c) Pemeriksaan laboratorium: WBC 9.5 X 103/µl

(4.00-10.00)

d. Analisa data

Table 2.11 : Analisa data intra operatif

DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN

Faktor Risiko

1. Nampak luka insisi/operasi di bagian kepala 2. Terpasang ETT dan NGT

3. Pemeriksaan laboratorium:

WBC 9.5 X 103/µl (4.00-10.00)

e. Diagnosa keperawatan

d. Intervensi keperawatan

Table 2.12 : Intervensi keperawatan intra operatif

NO Diagnosa Keperawatan

Rencana Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)

1. Risiko infeksi

Faktor risiko :

1. Nampak luka

insisi/operasi di bagian kepala

2. Terpasang ETT dan

NGT

3. Pemeriksaan laboratorium:

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan maka diharapkan pasien mampu:

Kriteria Hasil:

1. Tidak ada kemerahan pada area sekitar luka operasi

2. Tidak ada drainase purulen 3. Tidak ada demam

Kontrol Infeksi

1. Monitor dan jaga suhu ruangan

antara 20o dan 24o

2. Lakukan cuci tangan steril

3. Gunakan Alat Pelindung Diri

steril dengan menggunakan

teknik aseptik

4. Pisahkan alat steril dan non steril

WBC 9.5 X 103/µl (4.00-10.00)

5. Gunakan peralatan steril dengan menggunakan teknik aseptik 6. Berikan terapi antibiotik yang

sesuai

Sumber: Nursing Outcomes Classification (NOC) dan Nursing Interventions Classification (NIC), (2016)

e. Implementasi dan evaluasi keperawatan

Table 2.13 : Implementasi dan evaluasi keperawatan intra operatif

Diagnosis

Keperawatan

Hari /

Tanggal

Implementasi dan Hasil Evaluasi

Risiko Infeksi Selasa,

08-10-2019

1. Memonitor dan jaga suhu ruangan

antara 20o dan 24o

Hasil : Suhu ruangan dalam kamar operasi tetap terjaga kestabilannya

S : -

O :

Terdapat luka insisi pembedahan

2. Melakukan cuci tangan steril

Hasil: Mencucui tangan untuk

mencegah terjadinya penyebaran

mikroorganisme

3. Menggunakan Alat Pelindung Diri steril dengan menggunakan teknik aseptik

Hasil : Untuk melindungi diri dari kontaminasi cairan tubuh cairan kimia

dan alat-alat yag dapat

membahayakan diri

4. Memisahkan alat steril dan non steril Hasil : Instrumen telah memisahkan

P : Lanjutkan intervensi

1. Monitor dan jaga suhu ruangan

antara 20o dan 24o

2. Lakukan cuci tangan steril

3. Gunakan Alat Pelindung Diri steril

dengan menggunakan teknik

aseptik

4. Pisahkan alat steril dan non steril 5. Gunakan peralatan steril dengan

menggunakan teknik aseptik

alat steril dan non steril sebelum dilakukan operasi

5. Menggunakan peralatan steril dengan menggunakan teknik aseptik

Hasil : Operasi dilakukan dengan menggunakan peralatan operasi yang steril

6. Melakukan kolaborasi pemberian

terapi antibiotik profilaksis

Hasil : Tidak terjadi infeksi selama pembedahan berlansung

4. Post operatif

a. Jam keluar kamar operasi : 20.00 WITA

Pasien langsung dipindahkan ke ruang ICU b. Pengkajian pasca operatif :

c. Pemeriksaan fisik (data fokus sesuai jenis operasi) Pemeriksaan fisik

1) Breathing.

Pernafasan : 24x/ menit, pasien terpasang ETT, pernafasan dibantu alat, ada secret/ lendir dijalan napas

SpO2 : 98 %

2) Blood

Suhu : 37,00C

Terpasang cairan NaCl 2 line

Nadi : 100 x/menit

CRT : > 2detik

TD : 98/60 mmHg

3) Brain

Tingkat kesadaran : Belum ada peningkatan kesadaran 4) Bladder

Terpasang kateter Urin berwarna kuning

Jumlah urine 50 cc 5) Bowel : Tidak dikaji 6) Bone

Integrtas kulit : : Terdapak luka jahitan pada

temporoparietal sinistra

d. Klasifikasi data

1) Data subjektif 2) Data objektif

a) Pasien mengalami penurunan kesadaran b) Pasien sesak

c) Ada sumbatan jalan napas beruba lendir/secret d) Suara napas Gurgling

e) Frekuensi napas 24 x/menit f) GCS 3 (Koma)

g) Skor jatuh beresiko tinggi untuk jatuh sebanyak 70

e. Analisa data

Table 2.14 : Analisa data post operatif

Data Diagnosa Keperawatan

1. Penurun kesadaran 2. Pasien sesak

3. Ada sumbatan jalan napas berupa lendir

Ketidakefektifan bersihan

4. Suara napas gurgling 5. Pola napas cepat

6. Frekuensi napas 24 x/menit

dengan akumulasi secret

akibat pemasangan ETT

Faktor Risiko :

1. Pasien mengalami penurunan

kesadaran

2. Koma GCS 3 (E1 M1 V1)

3. Skor jatuh beresiko tinggi untuk jatuh

sebanyak 70

Risiko Jatuh

f. Diagnosa keperawatan

1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi secret akibat pemasangan ETT

g. Intervensi keperawatan

Table 2.15 : Intervensi keperawatan post operatif

NO Diagnosa Keperawatan

Rencana Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)

1. Ketidakefektifan bersihan

jalan napas berhubungan dengan akumulasi secret

dijalan napas akibat

pemasang ETT

1. Penurun kesadaran 2. Pasien sesak

3. Ada sumbatan jalan

napas berupa lendir

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan status

pernapasan : kepatenan jalan napas dengan

Kriteria Hasil:

1. Frekuensi pernapasan dalam

rentang normal

2. Irama pernapasan normal

3. Tidak ada suara napas tambahan

Manajemen jalan napas (3140)

1. Buka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw thrust

2. Auskultasi suara napas dan adanya suara napas tambahan

3. Posisikan pasien untuk

meminimalkan ventilasi

4. Monitor status pernapasan dan oksigen

4. Suara napas gurgling 5. Pola napas cepat

6. Frekuensi napas 24

x/menit

4. Akumulasi sputum tidak ada 5. Lakukan suction

2. Risiko Jatuh DS : - DO : 1. Pasien mengalami penurunan kesadaran 2. GCS 3 (koma)

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan maka diharapkan tidak ada kejadian jatuh dengan:

Kriteria Hasil:

1. Pasien tidak jatuh dari tempat tidur

2. Pasien tidak jatuh saat di

ambulasi

Pencegahan Jatuh (6490)

1. Identifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi risiko jatuh

2. Identifikasi karakteristik dari

lingkungan yang mungkin

meningkatkan potensi jatuh

3. Sediakan pengawasan ketat dan alat pengikat

tempat tidur.

Sumber: Nursing Outcomes Classification (NOC) dan Nursing Interventions Classification (NIC), (2016)

h. Implementasi dan evaluasi keperawatan

Table 2.16 : Implementasi dan evaluasi keperawatan post operatif

Diagnosis

Keperawatan

Hari /

Tanggal

Implementasi dan Hasil Evaluasi

Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi secret akibat Selasa, 08-10-2019

1. Membuka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw thrust

Hasil : Untuk membuka jalan napas pasien dan pasien dipasangi ETT

2. mengauskultasi suara napas dan

adanya suara napas tambahan Hasil : Terdapat bunyi napas gurgling

S :

Kesadaran menurun

O :

Jalan napas bebas, tidak ada bunyi gurgling, terpasang orofaringeal airway, frekuensi pernapasan 24x/menit

pemasangan ETT

3. Memposisikan pasien untuk

meminimalkan ventilasi

Hasil : Pasien diposisikan terlentang karena pasien mengalami penurunan kesadaran

4. Memonitor status pernapasan dan oksigen

Hasil : Pasien dipasangi ETT yang dihubungakan dengan ventilator

5. Melakukan suction

Hasil : Pasien dilakukan suction melalui ETT karena adanya secret dijalan napas

rentang normal dan akumulasi sputum/ lendir tidak ada

P : Lanjutkan intervensi

1. Auskultasi suara napas dan adanya suara napas tambahan

2. Posisikan pasien untuk

meminimalkan ventilasi

3. Monitor status pernapasan dan

oksigen

Risiko Jatuh Selasa,

08-10-2019

1. Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang mempengaruhi risiko jatuh

Hasil : Pasien dalam kondisi tidak sadarkan diri GCS 3 (Koma)

2. Mengidentifikasi karakteristik lingkungan

dari lingkungan yang mungkin

meningkatkan risiko jatuh

Hasil : Lingkungan pasien terhindar dari

barang-barang yang bdapat

membahayakan pasien

3. Menaikkan pembatas pada kedua sisi tempat tidur

Hasil: Terpasang penghalang untuk

S : -

O :

1. Terpasang penghalang pada

tempat tidur pasien 2. GCS 3 (Koma)

A : Tidak ada kejadianjatuh

P : Pertahankan intervensi

1. Identifikasi kekurangan pasien yang mampu meningkatkan risiko jatuh 2. Identifikasi karakteristik lingkungan

yang dapat meningkatkan risiko jatuh 3. Naikkan pembatas pada kedua sisi

Terapi medikasi

Table 2.17 : Terapi medikasi

No Nama Obat Golongan Dosis Indikasi

1. Propofol Anastesi 100 mg/IV Untuk menurunkan tingkat

kesadaran pasien sebelum

melakukan tindakan medis

2. Fentanyl Analgesic

dan Anastesi

120 mcg/syring pump

Obat pereda nyeri yang

digunakan untuk meredakan rasa sakit yang hebat dan digunakan sebagai obat bius ketika pasien akan menjalani operasi

3. Tracium/Payulon Anastesi 30 mg/IV Fasilitator untuk tindakan

intubasi endotrakeal dan

memberi efek relaksasi pada otot skeletal selama dilakukan pembedahan atau operasi

4. Isofluran Anastesi 1.5 Vol% Obat induksi dan perawatan

saat dilakukan anastesi

5. Profilaksis antibiotik Untuk mencegah infeksi insisi

PENGKAJIAN RISIKO JATUH

Table 2.18 : Pengkajian risko jatuh

Faktor Risiko Skala Skor

Riwayat jatuh dalam 90 hari terakhir Tidak = 0

Ya = 1 0

Diagnosis sekunder Tidak = 0

Ya = 15 15

Alat Bantu Berjalan

Bedrest/ dengan bantuan perawat Tongkat/ Walker Perabot/ Furniture 0 15 30 0

IV/ HeparinLock Tidak = 0

Ya = 20 20

Gaya Berjalan

Normal/ Bedrest/ Immobile Lemah Terganggu 0 15 20 20 Status Mental

Orientasi sesuai kemampuan Melupakan keterbatasan diri

0 15

15

Total Skor 70

Level Risiko Jatuh Berisiko Tinggi

Keterangan :

Tidak berisiko : 0-24 Risiko sedang : 25-50 Risiko tinggi : ≥ 51

Dokumen terkait