• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN KELAYAKAN JAWABAN a. Apakah opsi jawaban terlalu panjang dan kompleks?

Dalam dokumen TEKNIK TELAAH (REVIEW) (Halaman 52-59)

Soal yang digunakan dalam kegiatan Exit Exam sebaiknya adalah soal dengan opsi jawaban yang relatif pendek. Opsi jawaban yang panjang menyebabkan pembaca soal harus bekerja ekstra keras untuk tidak hanya memahami soal, namun juga mengingat informasi-informasi dan melakukan differensiasi jawaban.

Perhatikan contoh soal berikut ini:

Seorang pria berusia 60 tahun mengalami kepikunan dan sering mengompol disembarang tempat. Keluarga meminta kepada perawat untuk memasang selang. Apakah respon yang dapat diberikan kepada keluarga? a. “Sebaiknya keluarga menjaganya saja supaya tidak

mengompol. Pemasangan selang kateter tidak perlu.” b. “Saya kira kita bisa menggunakan diapers dewasa

saja dan tidak memerlukan pemasangan selang kateter untuk membantu kencing.”

c. “Kencing disembarang tempat bagi lanjut usia yang telah pikun itu masih dianggap wajar, sebaiknya keluarga mengajari untuk kencing terjadwal.”

d. “Sebaiknya keluarga membatasi pasien minum agar dia tidak banyak mengeluarkan air kencing.”

e. “Saya akan memasang kateter pada pasien, keluarga harap dapat merawat kateter dengan baik agar tidak mudah mengalami infeksi saluran kencing.”

Opsi jawaban yang panjang seperti diatas, tidak saja menyulitkan pembaca untuk memilih jawaban yang benar, namun juga memakan waktu yang relatif lama untuk sekedar mengingat informasi, dan tidak mustahil memungkinkan timbulnya interpretasi ganda atau

kesalahan persepsi dari pembaca soal terhadap informasi yang disampaikan.

Untuk mengatasinya, perlu dilakukan penyederhanaan terhadap opsi jawaban, misalnya seperti berikut:

Seorang pria berusia 60 tahun mengalami kepikunan dan sering mengompol disembarang tempat. Keluarga meminta kepada perawat untuk memasang selang. Apakah respon yang dapat diberikan kepada keluarga? a. “Tidak perlu kateter, cukup dijaga supaya tidak

mengompol.”

b. “Sebaiknya menggunakan diapers dewasa saja.” c. “Sebaiknya diajari untuk kencing terjadwal.”

d. “Sebaiknya minum pasien dibatasi agar .tidak banyak kencing.”

e. “Saya akan memasang kateter pada pasien, keluarga harap merawat kateter dengan baik”

b. Apakah opsi jawaban tidak terjadi konvergensi?

Beberapa penulis soal mungkin menyusun soal dengan mengulang-ulang informasi pada opsi jawaban sehingga secara tidak langsung memudahkan pembaca soal untuk menebak jawaban soal.

Perhatikan contoh berikut:

Seorang ibu dengan kehamilan 6 minggu mengeluh selalu mual dan muntah. Pada penimbangan, berat badan pasien berkurang sebanyak 1 kilogram dari berat badan sebelum hamil.

Apakah saran yang dapat diberikan bagi pasien? a. Menghindari makanan manis

b. Menghindari makanan asam

c. Menghindari makanan manis dan asam

d. Menghindari makanan manis, asam dan berlemak e. Menghindari makanan asam dan berlemak

Opsi jawaban yang muncul adalah pengulangan-pengulangan yang memungkinkan bagi penjawab soal mengabaikan opsi jawaban yang dianggap salah ketika telah terdapat pernyataan yang dianggap salah dalam opsi yang lain. Misalnya jika pasien menganggap salah pilihan a (menghindari makanan manis); maka otomatis opsi jawaban c dan d adalah jawaban yang juga dianggap salah, sehingga pembaca soal akan mengarahkan jawaban pada opsi b atau e saja.

c. Apakah secara logika, semua opsi jawaban memungkinkan untuk dipilih?

Sebuah soal disebut baik manakala seluruh opsi jawaban memiliki fungsi. Opsi jawaban pengecoh (distraktor) harus memiliki fungsi sebagai distraktor, yaitu keberadaannya memang menjadi pertimbangan untuk dipilih.

Perhatikan contoh berikut ini:

Seorang pria berusia 30 tahun, TD: 170/100 mmHg, Nadi: 82 X/menit, RR 18 X/menit, mengeluh nyeri kepala dan kaku pada tengkuk serta mual.

Apakah tindakan yang dapat dianjurkan pada pasien? a. Agar pasien beristirahat terlebih dahulu

b. Melakukan penyuluhan tentang hipertensi

c. Mengukur tekanan darah secara rutin 4 jam sekali d. Menganjurkan pasien untuk minum obat teratur e. Melarang pasien untuk mengkonsumsi kopi

Pertanyaan yang diberikan adalah tentang “anjuran perawat terhadap pasien”; sehingga tentu saja opsi b dan c (yang merupakan tindakan perawat) tidak akan dipilih dan bukan merupakan distraktor yang baik.

d. Apakah ada istilah absolut (absolutism) dalam opsi jawaban?

Penggunaan istilah yang bersifat absolut seperti “selalu”;”tidak pernah” atau yang menyatakan frekuensi tak tentu seperti “sering”; “jarang” sebaiknya dihindari. Perhatikan contoh berikut ini:

Perempuan berusia 36 tahun menerita nyeri pada perut dan menembus ke pinggang. Pasien tampak ikterus terutama pada mata dan kulit. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tidak terdapat pembesaran hati. Pasien diperkirakan menderita colelitiasis.

Apakah tindakan keperawatan yang dapat dilakukan bagi pasien untuk mengurangi nyeri perut?

a. Selalu mengkompres perut dengan menggunakan air es

b. Sering menyuruh pasien melakukan nafas dalam c. Jangan pernah menyuruh pasien berbaring miring ke

kanan

d. Memposisikan duduk semi fowler

e. Kadang-kadang menyuruh pasien tidur terlentang

Penggunaan istilah selalu, jarang, kadang-kadang, sering dan sebagainya, disamping membingungkan pembaca soal, juga menjadi pengecoh yang oleh beberapa orang kadangkala mudah ditebak.

e. Apakah jawaban yang benar adalah jawaban yang paling panjang?

Terdapat kecenderungan bahwa opsi jawaban yang benar adalah jawaban yang paling panjang, karena dianggap isinya yang paling lengkap. Untuk itu, hindarilah membuat opsi jawaban yang paling panjang sebagai jawaban yang benar.

Seorang wanita berusia 43 tahun mengatakan tidak mau banyak minum karena diare. Ia berpandangan bahwa agar diarenya cepat berhenti maka ia harus mengurangi minum sehingga tidak ada air yang dikeluarkan tubuh. Materi penyuluhan yang tepat bagi pasien tersebut adalah?

a. Penyuluhan tentang pengertian diare b. Penyuluhan tentang penyebab diare c. Penyuluhan tentang pencegahan diare d. Penyuluhan tentang obat antidiare

e. Penyuluhan tentang pentingnya rehidrasi pada pasien diare

Jika jawaban yang dianggap benar adalah opsi E, maka tampak bahwa jawaban tersebut paling panjang dan umumnya peserta ujian cenderung memilih opsi yang panjang tersebut.

Reviewer bisa memodifikasi soal tersebut, misalnya menjadi seperti berikut:

Seorang wanita berusia 43 tahun mengatakan tidak mau banyak minum karena diare. Ia berpandangan bahwa agar diarenya cepat berhenti maka ia harus mengurangi minum sehingga tidak ada air yang dikeluarkan tubuh. Materi penyuluhan yang tepat bagi pasien tersebut adalah?

a. Penyuluhan tentang penyebab diare b. Penyuluhan tentang pengertian diare c. Penyuluhan tentang pencegahan diare d. Penyuluhan tentang pentingnya rehidrasi e. Penyuluhan tentang pengobatan pada antidiare

f. Adakah jawaban yang mengandung opsi “Benar semua”, “Bukan Salah Satu Diatas”, “Jawaban A & B benar”. Sebuah soal uji kompetensi tidak boleh mengandung opsi jawaban seperti “semua benar” atau “bukan salah satu diatas”. Perhatikan contoh berikut ini:

Seorang pasien mengeluh tidak bisa berjalan setelah menderita demam selama dua hari. Kaki pasien terasa nyeri, terutama pada persendian kedua lutut dan sendi pergelangan kaki. Pasien berumur 50 tahun dengan hasil pemeriksaan fisik : TD : 120/80 mmHg, Nadi : 92 X/menit, RR: 20 X/mnt. Pemeriksaan menunjukkan ada sedikit pembesaran limfa. Pasien diperkirakan menderita demam cikungunya.

Apa tindakan yang sebaiknya dilakukan untuk masalah mobilisasi pasien?

a. Menganjurkan pasien untuk beristirahat b. Melatih rentang gerak kaki (ROM Exercise) c. Melakukan kompres hangat pada sendi lutut d. Jawaban B dan C benar

e. Semua benar

Opsi D dan opsi E tidak diperkenankan dalam soal ujian Exit Exam; Opsi jawaban untuk soal diatas dapat disusun menjadi seperti berikut:

Apa tindakan yang sebaiknya dilakukan untuk masalah mobilisasi pasien?

a. Menganjurkan pasien untuk beristirahat b. Melatih rentang gerak kaki (ROM Exercise) c. Melakukan kompres hangat pada sendi lutut d. Melatih klien berjalan disekitar tempat tidur e. Melakukan kompres dingin pada sendi lutut

g. Adakah kata-kata atau kalimat yang menyebabkan interpretasi ganda (multiinterpretatif)?

Dalam melakukan review terhadap soal, penting bagi seorang reviewer untuk memperhatikan kata-kata yang digunakan oleh pembuat soal, memahami maksud yang terkandung dalam tiap-tiap butir soal serta setiap pernyataan/informasi dari soal sekaligus melakukan koreksi terhadap kemungkinan adanya pernyataan atau

kalimat yang dapat menimbulkan interpretasi yang bermacam-macam.

Penggunaan istilah seperti ‘sering’, ‘selalu’ dan ‘jarang’ sifatnya sangat subyektif dan memiliki interpretasi yang cukup beragam.

BAB VI

Dalam dokumen TEKNIK TELAAH (REVIEW) (Halaman 52-59)

Dokumen terkait