• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

F. Tinjauan Kepustakaan

1. Pasar Modal

Istilah “pasar modal” dipakai sebagai terjemahan dari istilah “capital

Market.” yang berarti suatu tempat atau sistem bagaimana caranya dipenuhinya

kebutuhan-kebutuhan dana untuk capital suatu perusahaan, merupakan pasar

tempat orang membeli dan menjual surat efek yang baru dikeluarkan.

18

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pada Pasal 1

angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik

yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek, sesuai dengan rumusan pengertian tersebut,

Undang-Undang Pasar Modal tidak memberikan suatu defenisi tentang pasar modal secara

menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku

dari suatu pasar modal.

19

Siswanto Sudomo menyatakan bahwa pasar modal

adalah pasar di mana diterbitkan serta diperdagangkan surat-surat berharga

jangka panjang, khususnya obligasi dan saham.

20

Sementara itu Hugh T. Patrick dan U Tun Wai sebagaimana dikutip oleh

Najib A. Gisymar, membedakan tiga arti Pasar Modal, yaitu :

21

18

Abdurrahman, A. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan., (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1991), hlm. 169.

19 Munir Fuadi, Pasar Modal Modern,(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1996), Hlm 10-11.

20Ana Rokhmatussa’dyahm Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal,( Jakarta: Sinar Grafika,2009), hlm.166.

21Ibid.,hlm.166.

Pertama, dalam arti luas, Pasar Modal adalah keseluruhan sistem keuangan

yang terorganisir, termasuk bank-bank komersial dan semua perantara di

bidang keuangan, surat berharga/klaim panjang pendek primer dan yang

tidak langsung.Kedua, dalam arti menengah, Pasar Modal adalah semua

pasar yang terorganisasi dan lembaga-lembaga yang memperdagangangkan

warkat-warkat kredit ( biasanya berjangka lebih dari satu tahun) termasuk

saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik, tabungan, dan deposito

berjangka. Ketiga, dalam arti sempit adalah tempat pasar uang

terorganisasi yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan

menggunakan jasa makelar dan underwriter.

Dari beberapa pengertian tersebut, kiranya dapat disimpulkan lebih lanjut

bahwa pasar modal merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan diterbitkan

dan diperdagangkannya efek dengan penawaran umum dan perdagangan jangka

panjang, melalui pasar perdana dan pasar sekunder.

Pasar modal memiliki peranan penting di sektor keuangan, karena pasar

modal menawarkan alternatif baru bagi dunia usaha untuk memperoleh sumber

pemberdayaan usahanya, disamping menambah alternatif baru bagi investor

untuk melakukan investasi di luar investasi bidang perbankan dan bentuk

investasi lain.

Hukum yang mengatur kegiatan pasar modal mencakup ketentuan

mengenai persyaratan perusahaan yang menawarkan saham atau obligasinya

kepada masyarakat. Ketentuan mengenai pedagang perantara, profesi penunjang,

lembaga penunjang, perlindungan investor serta aturan main di pasar modal.

Persyaratan tersebut dibuat dalam rangka memberikan pemahaman kepada

masyarakat tentang keadaan perusahaan atau emiten. Perusahaan tersebut harus

menyampaikan segala fakta materiil atau harus terbuka kepada masyarakat.

22

Pasar modal dapat memainkan peranan penting dalam suatu perkembangan

ekonomi disuatu negara. Karena suatu pasar modal dapat berfungsi sebagai :

23

a. Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke

dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.

b. Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan

pembangunan nasional.

22Ibid.,hlm.166-168.

c. Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan

kesempatan kerja.

d. Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.

e. Memperkokoh beroperasinya mekanisme finansialmarket dalam menata

sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “open market

operation” sewaktu-waktu diperlukan oleh Bank Sentral.

f. Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “rate” yang reasonable.

g. Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal.

2.Kustodian

Kustodian adalah lembaga yang memberikan jasa penitipan efek dan harta

lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden,

bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang

rekening yang menjadi nasabahnya.

Secara lebih rinci kegiatan kustodian adalah memberikan jasa berupa:

a. Menyediakan tempat penitipan harta yang aman bagi surat-surat

berharga (efek).

b. Mencatat/membukukan semua titipan pihak lain secara cermat.

c. Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk

kepentingan pihak yang diwakilinya.

d. Mengamankan pemindahtanganan efek.

e. Menagih dividen saham, bunga obligasi dan hak-hak lain yang berkaitan

dengan surat berharga yang dititipkan.

Berdasarkan ketentuan pasal 43 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal, lembaga yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha

sebagai Kustodian adalah lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP),

Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah mendapatkan persetujuan

Bapepam (OJK).

Kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau dana yang tercatat pada

rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau pihak yang diberi

wewenang untuk bertindak atas namanya (UUPM pasal 45 ). Kustodian dilarang

untuk memberikan keterangan mengenai rekening efek nasabah kepada pihak

mana pun kecuali kepada pihak yang ditunjuk secara tertulis oleh pemegang

rekening atau ahli waris, polisi, jaksa, atau hakim untuk kepentingan peradilan

perkara pidana, pejabat pajak, Bapepam (OJK), Bursa Efek, Lembaga Kliring dan

Penjamin, emiten, Biro Administrasi Efek, dan pihak yang memberikan jasa

kepada Kustodian, seperti konsultan, dan akuntan (UUPM Pasal 47).

24

Emiten atau pihak yang melalukan Penawaran Umum.

3. Emiten

25

24

Irsan Nasarudin, dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,2008 ), hlm 172.

25Paulus situmorang, Op.Cit, hlm.38.

Pengertian ini

diatur dalam Pasal 1 angka ke-6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal. Sementara itu, yang dimaksud dengan penawaran umum itu sendiri,

menurut Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Pasar Modal, adalah kegiatan

penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada

masyarakat sesuai ketentuan Undang-Undang Pasar Modal. Berdasarkan kedua

pasal tersebut, dapat dikatakan bahwa emiten adalah pihak yang melakukan

penawaran umum dalam rangka menjaring dana bagi kegiatan usaha perusahaan

atau pengembangan usaha perusahaan.

26

Suatu perusahaan disebut atau dikategorikan sebagai emiten apabila

perusahaan asal adalah perusahaan yang telah melakuklan penawaran umum efek

kepada investor, meskipun perusahaan tersebut tidak memiliki modal disetor

sejumlah Rp 3.000.000.000,00 atau hasil penawaran sahamnya tersebut tidak

telah menyebabkan saham perusahaan tersebut dimiliki oleh tiga ratus pemegang

saham.

27

Untuk dapat melaksanakan penjualan saham atau obligasi tersebut

perusahaan harus mencatatkan efeknya di pasar modal melalui go public. Pada

dasarnya pemanfaatan dana publik dari pasar modal didorong oleh tiga tujuan,

yaitu :

28

a. Perluasan usaha atau ekspansi

Perluasan usaha dapat berupa peningkatan kapasitas produksi atau

penganekaragaman jenis produksi, dan atau kedua-duanya. Dalam hal ini

selain ditunjang oleh manajemen yang professional juga diperlukan modal,

baik untuk invetasi pada harta tetap maupun modal kerja. Apabila penambahan

modal tidak dapat dipenuhi dari dalam perusahaan, baik yang bersumber dari

laba ditahan maupun peningkatan modal disetor dari pemegang saham, maka

biasanya karena kebutuhan perluasan usaha sangat mendesak, perusahaan akan

26Gunawan Widjaja dan Todhi Priatama, Sertifikat Penitipan Efek Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), hlm.76.

27Ibid., hlm.76.

memutuskan untuk mendapatkan modal dari luar perusahaan, antara lain

dengan cara menjual saham atau obligasi di pasar modal.

b. Perbaikan struktur modal

Modal perusahaan pada umumnya terdiri dari modal sendiri dan modal

pinjaman yang memerlukan pembayaran bunga. Tidak jarang perusahaan

menderita kerugian dan beban berat karena beban pinjaman, terutama bila

berasal dari mata uang asing yang nilainya selalu naik terhadap nilai rupiah.

Hal ini apabila dibiarkan berlarut dapat menyebabkan perusahaan menjadi

bangkrut dan salah satu tindakan penyelamatan adalah dengan mengurangi

utang dan diganti dengan modal saham.

Tindakan ini disebut restrukturasi modal dengan menjual saham baru untuk

membayar utang yang menjadi beban tersebut, sehingga terjadi pelunasan

komposisi modal, dimana bagian modal saham menjadi besar dan sebaliknya

modal pinjaman mengecil.

Apabila situasi bisnis menguntungkan dan tingkat keuntungan perusahaan

lebih tinggi dari beban bunga pinjaman yang harus dibayar, serta rasio hutang

terhadap modal sendiri masih memungkinkan, maka perubahan struktur modal

dapat dilakukan dengan meningkatkan modal pinjaman atau menjual obligasi

di pasar modal.

c. Divestment atau Pengalihan Pemegang Saham

Dalam kondisi tertentu karena perkembangan dinamika usaha, adakalanya

perusahaan mempertimbangkan untuk mengalihkan saham yang dimilikinya

kepada pihak lain. Media pengalihan tersebut adalah melalui pasar modal,

yaitu pemilik saham melalui perusahaan dapat menawarkan secara umum

melalui pasar modal

Perusahaan yang go public dapat melaksanakan ketiga tujuan diatas

sekaligus, yakni perolehan tambahan dan sekaligus memperbaiki struktur

modal dan juga melakukan pengalihan pemegang saham sesuai keinginan

pemegang saham yang lama.

Kalau diamati ada 4(empat) keharusan yang dapat dilakukan emiten

beraktifitas didalam pasar modal, yaitu:

29

1. Keterbukaan Informasi

Pengertian keterbukaan menurut UUPM pasal 1 angka 25 adalah pedoman

umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk

kepada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam

waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya

yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan

atau harga dari efek tersebut.

Dengan demikian setiap emiten yang pernyataan pendaftarannya telah

menjadi efektif wajib menyampaikan kepada Bapepam (OJK) dan

mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin (paling lambat akhir kerja

ke-2 setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi, atau fakta

material) yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau

keputusan investasi pemodal.

Berdasarkan Peraturan X.K.1 tentang keterbukaan informasi yang harus

segera diumumkan kepada publik menyebutkan peristiwa, informasi, atau fakta

material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga efek atau keputusan

investasi, antara lain :

30

1) Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau

pembentukan usaha patungan.

2) Pemecahan saham atau pembagian dividen saham.

3) Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya.

4) Perolehan atau kehilangan kontrak penting.

5) Produk atau penemuan baru yang berarti.

6) Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen.

7) Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat

utang.

8) Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang

material jumlahnya.

9) Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material.

10) Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting.

11) Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan atau direktur dan

komisari perusahaan.

12) Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain.

13) Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan.

14) Penggantian wali amanat.

30

Peraturan X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik

15) Perubahan tahun fiskal perusahaan.

2. Peningkatan Likuiditas

Seiring dengan bertambahnya jumlah emiten di pasar modal, berdampak

pada meningkatnya pilihan efek yang dapat dipertimbangkan oleh investor.

Selain itu, hal tersebut akan meningkatkan jumlah pemodal yang terlibat di pasar

modal. Dengan peningkatan kedua hal tersebut diharapkan bahwa hal itu akan

meningkatkan jumlah transaksi yang terjadi, yang pada akhirnya akan

meningkatkan likuiditas efek di pasar modal.

31

Emiten juga dapat meningkatkan likuiditas efek di pasar modal melalui

penambahan jumlah efek yang beredar, yang dapat dilakukan melalui penawaran

dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), penerbitan obligasi

konversi, dan lain-lain. Melalui peningkatan kinerja, berupa peningkatan laba, hal

ini akan lebih menarik investor untuk menginvestasikan dananya pada efek

perusahaan. Dengan adanya peningkatan transaksi efek, berarti peningkatan

likuiditas efek di pasar modal.

32

3. Pemantauan harga efek

Emiten harus selalu memantau harga efeknya di pasar modal, karena harga

efek adalah cerminan dari kinerja dan kondisi suatu perusahaan. Harga efek yang

tinggi berarti kinerja emiten baik dan sebaliknya harga efek yang rendah

menunjukkan kinerja emiten yang buruk. Apabila harga efek turun secara drastis

dan emiten tidak mempedulikan hal tersebut, maka emiten akan mengalami

31Irsan Nasarudin, dkk, Op.Cit. hlm.152.

kesulitan pada saat menawarkan kembali efeknya melalui pasar modal untuk

memperoleh tambahan dana.

33

Harga efek yang mengalami penurunan berkaitan dengan citra perusahaan

di mata publik. Masyarakat secara transparan dapat menilai kinerja suatu

perusahaan. Kalau nilainya buruk berarti produk perusahaan itu juga buruk, yang

tentunya akan berpengaruh terhadap omzet penjualan produk perusahaan. Dengan

secara kontiniu memantau harga efek dan likuiditasnya, emiten dapat terus

memonitor kinerja dan citra perusahaan di mata investor dan masyarakat umum.

Pemantauan berguna sebagai langkah preventif untuk memanggil tindakan yang

diperlukan jika ada tanda-tanda harga efek yang akan mengalami penurunan dan

terkoreksi dengan tajam.

34

4. Menjaga hubungan baik dengan investor

Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham ataupun calon investor

kepada perusahaan, emiten perlu terus-menerus membina hubungan baik

pemegang saham dan calon investor. Sehingga apabila suatu saat emiten

memerlukan tambahan dana, emiten tidak mengalami kendala komunikasi,

karena hubungan baik telah terbangun melalui komunikasi. Dengan begitu calon

investor atau pemegang saham telah mengenal, mengetahui, dan percaya kepada

kinerja perusahaan.

35 33Ibid., hlm. 53. 34Ibid., hlm. 54. 35Ibid, hlm. 54.

Dokumen terkait