• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungaan Hukum Kustodian Dengan Emiten dalam Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungaan Hukum Kustodian Dengan Emiten dalam Pasar Modal"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN HUKUM KUSTODIAN DENGAN EMITEN DALAM PASAR

MODAL

SKRIPSI

Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi

Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum Universitas Sumatera Utara

OLEH :

HASNITA SIHOMBING

NIM : 100200353

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

HUBUNGAN HUKUM KUSTODIAN DENGAN EMITEN DALAM PASAR

MODAL

SKRIPSI

Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi

Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Hukum Universitas Sumatera Utara

OLEH :

HASNITA SIHOMBING

NIM : 100200353

DEPARTEMEN HUKUM EKONOMI

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Hukum Ekonomi

(Windha, SH.,M.Hum.

NIP. 197501122005012002

)

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

(Prof.Dr.Bismar Nasution, SH.,M.Hum) (Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum

NIP. 195603291986011001

NIP. 197302202002121001

)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

Hubungaan Hukum Kustodian Dengan Emiten dalam Pasar Modal

ABSTRAK

Hasnita Sihombing1

Bismar Nasution**

Mahmul Siregar***

Dalam pasar modal terdapat kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek, kegiatan tersebut berkaitan dengan penerbitan serta

lembaga profesi yang berhubungan dengan efek itu sendiri. Adapun salah satu

lembaga profesi yang dikenal dalam pasar modal itu adalah lembaga penunjang

pasar modal, salah satunya lembaga Kustodian. Seiring lembaga penunjang pasar

modal menjalankan fungsinya dalam kegiatan pasar modal, lembaga Kustodian

juga mempunyai hubungan dengan lembaga lain, salah satunya adalah emiten.

Emiten merupakan lembaga yang melakukan penawaran umum, berdasarkan

UUPM penawaran umum merupakan kegiatan penawaran efek yang dilakukan

oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat sesuai ketentuan

Undang-Undang Pasar Modal. Sedangkan lembaga kustodian merupakan lembaga

penitipan efek. Maka adapun permasalahan yang ingin diangkat dalam skripsi ini

adalah bagaimana pengaturan tentang Kustodian dalam kegiatan pasar modal,

bagaimana ketentuan pelaksanaan tugas emiten dalam penyimpanan efek investor

dalam pasar modal, dan bagaimana hubungan hukum antara kustodian dan emiten

berkaitan dengan penyimpan efek di dalam pasar modal

Metode penelitian yang dipakai untuk menyusun skripsi ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku, makalah, internet, peraturan perundang-undangan dan hasil tulisan ilmiah lainnya yang erat kaitannya dengan maksud dan tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini.

Bank Kustodian merupakan suatu lembaga yang melakukan kegiatan penitipan, termasuk didalamnya penitipan kolektif. Bank Kustodian melakukan fungsi penyimpanan kolektif untuk dan atas nama nasabahnya, termasuk didalamnya efek-efek yang dipercayakan untuk disimpan oleh Bank Kustodian tersebut. Praktek kustodian dapat dilakukan oleh Lembaga Penyimpanan Penyelesaian, perusahaan efek, atau Bank Umum yang telah mendapat persetutujuan dari Bapepam (OJK). Dalam menjalankan fungsinya kustodian diatur oleh beberapa peraturan pemerintah yaitu peraturan No. VI.A.1 tentang Persetujuan Bank umum Sebagai Kustodian, peratutan No. X.G.1 tentang Laporan Bank

1

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(4)

Umum Sebagai Kustodian, peraturan No. VI.A.3 tentang Rekening Efek Pada Kustodian, dan peraturan X.G.1 tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh Bank Umum Sebagai Kustodian. Apabila kustodian mengakibatkan kerugian kepada investor dan juga emiten atas kelalaiannya maka kustodian dapat dikenakan beberapa tanggung jawab seperti tanggung jawab perdata, pidana dan administrasi. Adapun hak dari emiten yaitu emiten dapat menolak untuk melakukan pencatatan dalam buku daftar pemegang efek apabila efek tersebut hilang atau musnah. kewajiban utama dari emiten yaitu untuk melakukan suatu pencatan tentang pemilik efek yang berhak. Nama yang ada dalam buku daftar pemegang efek emiten didapatkan berdasarkan konfirmasi dengan lembaga kustodian, yang dalam lembaga kustodian tersebut dilakukan kegiatan penitipan kolektif tersebut. Penitipan kolektif disini adalah hanya terhadap efek yang menjadi tanggung jawab emiten atau perusahaan yang telah menerbitkan efek.Bentuk pencacatan yang demikian memberikan gambaran bahwa yang mempunyai hubungan dengan pihak emiten adalah lembaga kustodian. Pemegang efek mempunyai hubungan dengan lembaga Kustodian yang mewakili kepentingannya. Dengan adanya peraturan dan pencatatan yang jelas tersebut maka akan mengurangi resiko kerugian bagi pihak investor baik karena pelanggaran maupun atas kelalaian dan juga dapat mengurangi tindakan penipuan dalam transaksi efek tersebut.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

segala berkah dan rahmat yang telah diberikan-Nya selama ini, sehingga Penulis

bisa menyelesaikan karya tulis skripsi ini dengan baik dan benar.

Penulisan Skripsi yang berjudul:

Hubungan Hukum Antara Kustodian

Dengan Emiten Dalam Pasar Modal

adalah guna memenuhi persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) di Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara.

Penulis menyadari bahwa hasil penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karenanya, penulis sangat mengharapkan adanya saran dan

kritik dari para pembaca skripsi ini. Kelak dengan adanya saran dan kritik

tersebut, maka penulis akan dapat menghasilkan karya tulis yang lebih baik dan

berkualitas, baik dari segi substansi maupun dari segi cara penulisannya.

Secara khusus, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada kedua orang tua Penulis yang telah membesarkan, mendidik, dan

mendukung Penulis hingga bisa menyelesaikan pendidikan formal Strata Satu

(S1) ini.

Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1.

Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M. Hum., selaku Dekan Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).

2.

Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).

3.

Bapak Syarifuddin Hasibuan, S.H., M.Hum.,DFM, selaku Pembantu Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU).

4.

Bapak OK. Saidin, S.H., M.Hum., selaku Pembantu Dekan III Fakultas

(6)

5.

Ibu Windha, S. H., M. Hum., selaku Ketua Departemen Hukum Ekonomi dan

Dosen Hukum Ekonomi. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala

saran dan kritik yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyelesaian skripsi

ini.

6.

Bapak Ramli Siregar, S.H., M. Hum., selaku Sekretaris Jurusan Departemen

Hukum Ekonomi. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas ilmu yang telah

diberikan dalam perkuliahan.

7.

Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.Hum., Dosen Hukum Ekonomi

dan Dosen Pembimbing I. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala

bantuan dan dukungannya yang sangat berarti dan bermanfaat bagi

penyelesaian skripsi ini.

8.

Bapak Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum., selaku Dosen Hukum Ekonomi

dan Dosen Pembimbing II. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya atas segala

bantuan, kritikan, saran, bimbingan, dan dukungan yang sangat berarti dan

bermanfaat hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

9.

Ibu Erna Herlinda S.H., M.Hum., selaku Dosen Wali. Ucapan terima kasih

sebesar-besarnya atas segala bantuan sejak baru menjadi mahasiswa sampai

sekarang selesai menyelesaikan pendidikan.

10.

Para Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh staf administrasi di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara yang telah berjasa mendidik dan membantu

(7)

11.

Papa dan Mama ku, B. Sihombing, R. br. Situmorang, yang telah

memberikan doa dan semangat yang tiada hentinya bagi saya. Thanks Lord

for giving them for my life..

12.

Kakak2 dan abang ku, Onlan Sihombing, Artanta Sihombing, Lambinarma

Sihombing, Mentari Indah Sihombing dan Cinta Sihombing, yang juga

mendoakan saya adiknya.

13.

Kakak pembimbing ku Martina Lestari Ritonga, SH yang telah membimbing

saya dalam penulisan skripsi saya. Thanks my sista..

14.

Teman-teman seperjuanganku Yessica Tri Angeline Situmorang, Yuni

Damanik, dan Alm. Nurmawati Pakpahan dan seluruh IMAHMI dan stambuk

2010. Tetap semangat dan sukses selalu buat kita semua.

15.

Adik-adikku GMKI, dan seluruh stambuk 2013 atas support kepada kakak

dan semoga cepat menyusul kakak, ya.

Medan, 16 April 2014

Penulis

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... iv

ABSTRAK ... v

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang ... 1

B.

Perumusan Masalah ... 9

C.

Tujuan Penulisan ... 10

D.

Manfaat Penelitian ... 10

E.

Keaslian Penulisan ... 11

F.

Tinjauan Kepustakaan ... 12

G.

Metode Penelitian ... 22

H.

Sistematika Penulisan ... 25

BAB II PENGATURAN TERKAIT KEGIATAN KUSTODIAN DI PASAR MODAL

A.

Peranan Kustodian Dalam Pasar Modal ... 27

B.

Ketentuan Pengaturan Terkait Kustodian Dalam Pasar Modal ... 32

1.

Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal ... 32

2.

Berdasarkan Peraturan Bapepam (OJK) ... 35

a.

Persetujuan Bank Umum Sebagai Kustodian ... 35

b.

Laporan Bank Umum Sebagai Kustodian ... 38

c.

Rekening Efek Pada Kustodian ... 39

(9)

BAB III BENTUK TUGAS EMITEN DALAM TRANSAKSI

PENYIMPANAN EFEK INVESTOR DI PASAR MODAL

A.

Tinjauan Umum Tentang Efek Dalam Pasar Modal ... 48

1.

Defenisi Efek ... 48

2.

Jenis-Jenis Efek ... 50

B.

Ketentuan Tentang Efek Berdasarkan Peraturan

Bapepam (Otoritas Jasa Keuangan) ... 64

1.

Persyaratan Surat Efek ... 64

2.

Transaksi Efek ... 66

3.

Pelaporan Transaksi Efek ... 70

C.

Bentuk Tugas Emiten Dalam Transaksi Penyimpanan Efek Investor

Di Pasar Modal... 75

BAB IV HUBUNGAN HUKUM KUSTODIAN DENGAN EMITEN DALAM PASAR MODAL

A.

Fungsi Kustodian Dalam Transaksi Saham Emiten ... 86

B.

Hak Dan Kewajiban Kustodian... 90

C.

Tanggung Jawab Kustodian ... 92

D.

Hak Dan Kewajiban Emiten ... 103

E.

Tujuan Pencatatan Oleh Pihak Emiten ... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan ... 112

B.

Saran... 114

(10)

Hubungaan Hukum Kustodian Dengan Emiten dalam Pasar Modal

ABSTRAK

Hasnita Sihombing1

Bismar Nasution**

Mahmul Siregar***

Dalam pasar modal terdapat kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek, kegiatan tersebut berkaitan dengan penerbitan serta

lembaga profesi yang berhubungan dengan efek itu sendiri. Adapun salah satu

lembaga profesi yang dikenal dalam pasar modal itu adalah lembaga penunjang

pasar modal, salah satunya lembaga Kustodian. Seiring lembaga penunjang pasar

modal menjalankan fungsinya dalam kegiatan pasar modal, lembaga Kustodian

juga mempunyai hubungan dengan lembaga lain, salah satunya adalah emiten.

Emiten merupakan lembaga yang melakukan penawaran umum, berdasarkan

UUPM penawaran umum merupakan kegiatan penawaran efek yang dilakukan

oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat sesuai ketentuan

Undang-Undang Pasar Modal. Sedangkan lembaga kustodian merupakan lembaga

penitipan efek. Maka adapun permasalahan yang ingin diangkat dalam skripsi ini

adalah bagaimana pengaturan tentang Kustodian dalam kegiatan pasar modal,

bagaimana ketentuan pelaksanaan tugas emiten dalam penyimpanan efek investor

dalam pasar modal, dan bagaimana hubungan hukum antara kustodian dan emiten

berkaitan dengan penyimpan efek di dalam pasar modal

Metode penelitian yang dipakai untuk menyusun skripsi ini adalah penelitian hukum normatif atau penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku, makalah, internet, peraturan perundang-undangan dan hasil tulisan ilmiah lainnya yang erat kaitannya dengan maksud dan tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini.

Bank Kustodian merupakan suatu lembaga yang melakukan kegiatan penitipan, termasuk didalamnya penitipan kolektif. Bank Kustodian melakukan fungsi penyimpanan kolektif untuk dan atas nama nasabahnya, termasuk didalamnya efek-efek yang dipercayakan untuk disimpan oleh Bank Kustodian tersebut. Praktek kustodian dapat dilakukan oleh Lembaga Penyimpanan Penyelesaian, perusahaan efek, atau Bank Umum yang telah mendapat persetutujuan dari Bapepam (OJK). Dalam menjalankan fungsinya kustodian diatur oleh beberapa peraturan pemerintah yaitu peraturan No. VI.A.1 tentang Persetujuan Bank umum Sebagai Kustodian, peratutan No. X.G.1 tentang Laporan Bank

1

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

(11)

Umum Sebagai Kustodian, peraturan No. VI.A.3 tentang Rekening Efek Pada Kustodian, dan peraturan X.G.1 tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh Bank Umum Sebagai Kustodian. Apabila kustodian mengakibatkan kerugian kepada investor dan juga emiten atas kelalaiannya maka kustodian dapat dikenakan beberapa tanggung jawab seperti tanggung jawab perdata, pidana dan administrasi. Adapun hak dari emiten yaitu emiten dapat menolak untuk melakukan pencatatan dalam buku daftar pemegang efek apabila efek tersebut hilang atau musnah. kewajiban utama dari emiten yaitu untuk melakukan suatu pencatan tentang pemilik efek yang berhak. Nama yang ada dalam buku daftar pemegang efek emiten didapatkan berdasarkan konfirmasi dengan lembaga kustodian, yang dalam lembaga kustodian tersebut dilakukan kegiatan penitipan kolektif tersebut. Penitipan kolektif disini adalah hanya terhadap efek yang menjadi tanggung jawab emiten atau perusahaan yang telah menerbitkan efek.Bentuk pencacatan yang demikian memberikan gambaran bahwa yang mempunyai hubungan dengan pihak emiten adalah lembaga kustodian. Pemegang efek mempunyai hubungan dengan lembaga Kustodian yang mewakili kepentingannya. Dengan adanya peraturan dan pencatatan yang jelas tersebut maka akan mengurangi resiko kerugian bagi pihak investor baik karena pelanggaran maupun atas kelalaian dan juga dapat mengurangi tindakan penipuan dalam transaksi efek tersebut.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum

dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

2

Dari

pengertian Pasar Modal di atas maka terdapat tiga elemen yang berkaitan dengan

kegiatan Pasar Modal.

Pertama,

penawaran umum dan perdagangan efek.

Kedua,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya.

Ketiga,

lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.

3

Dalam Pasal 1 angka 15 undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan penawaran umum adalah

kegiatan penawaran efek oleh perusahaan atau emiten untuk menjual efek kepada

masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam undang-undang ini dan

peraturan pelaksanaannya. Prospektus adalah pernyataan yang dicetak atau

informasi yang dipergunakan untuk penawaran efek dengan maksud

mempengaruhi pihak lain untuk membeli atau memperdagangkan efek, kecuali

2M Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008),

hlm 4.

3Irfan Iskandar, Pengantar Hukum Pasar Modal Bidang Kustodian,( Jakarta: Djambatan,

(13)

pernyataan atau informasi yang berdasarkan ketua Bapepam (OJK) dinyatakan

bukan prospektus.

4

Prospektus mempunyai andil yang sangat besar dalam tahapan melakukan

penawaran umum. Prospektus merupakan dasar bagi investor dalam pengambilan

keputusan, di mana pihak investor tidak mengetahui secara mendetail terhadap

perusahaan yang akan melakukan penawaran umum tersebut dan dapat menjadi

mengetahui dengan adanya prospektus. Penyebaran prospektus bertujuan untuk

melindungi kepentingan investor di mana dengan adanya prospektus, investor

diharapkan mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan atau

emiten yang melakukan penawaran umum.

5

Suatu prospektus harus mencakup semua rincian dan fakta material

mengenai penawaran umum dari emiten, yang dapat mempengaruhi keputusan

pemodal, yang diketahui atau layak diketahui oleh emiten dan Penjamin

Pelaksana Emisi Efek (jika ada). Prosfektus harus dibuat sedemikian rupa

sehingga jelas dan komunikatif. Fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan

yang paling penting harus dibuat ringkasannya dan diungkapkan pada bagian

awal prospektus. Urutan penyampaian fakta pada prospektus ditentukan oleh

relevansi fakta tersebut terhadap masalah tertentu, bukan urutan sebagaimana

dinyatakan pada pengaturan ini. Emiten harus berhati-hati apabila menggunakan

foto, diagram, atau table pada prospektus, karena bahan-bahan tersebut dapat

memberikan kesan yang menyesatkan kepada masyarakat. Emiten juga harus

4M Paulus Situmorang, Op.Cit., hlm. 5.

5

(14)

menjaga agar penyampaian informasi penting tidak dikaburkan dengan informasi

yang kurang penting yang mengakibatkan informasi penting tersebut terlepas dari

perhatian pembaca.

6

Pada pengertian prospektus, Padmo Sumasto menyebutkan bahwa

prospektus merupakan media pemberitahuan tertulis mengenai emiten dan

rencana emisinya, yang antara lain memuat informasi mengenai keadaan

perusahaan dan prospeknya. Menurut Marzuki Usman, pasar modal yang dalam

istilah asing disebut

capital market

pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang

mempertemukan penjual dan pembeli dana. Dana yang diperjualbelikan itu

dipergunakan untuk jangka panjang menunjang pengembangan usaha. Tempat

penawaran atau penjualan dana ini dilaksanakan dalam suatu lembaga resmi yang

disebut bursa efek.

7

Menurut pasal 1 undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,

bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem

dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak

lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka. Pihak di sini adalah

orang perorangan, perusahaan, usaha bersama, asosiasi, atau kelompok yang

terorganisasi.

8

Bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem

dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli atas efek

6Peraturan Nomor IX.C.2: Pedoman Mengenai Bentuk Dan Isi Prospektus Dalam Rangka

Penawaran Umum.

7M Paulus Situmorang, Op.Cit, hlm.5.

8

(15)

pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka (Pasal 1

angka 4 UUPM). Peran bursa efek adalah menyediakan pasar bagi efek yang

tercatat secara teratur, wajar, dan efisien. Yang dimaksud dengan perdagangan

efek yang teratur, wajar, dan efisien adalah suatu perdagangan efek yang

diselenggarakan dengan berdasarkan aturan yang jelas dan dilaksanakan secara

konsisten. Harga yang terjadi dalam suatu perdagangan efek di bursa efek harus

mencerminkan mekanisme pasar berdasarkan kekuatan permintaan dan

penawaran. Perdagangan yang efisien adalah perdagangan efek dimana para

pihak yang berkepentingan pada perdagangan efek tersebut dapat melaksanakan

ordernya secara mudah dan transparan, termasuk adanya penyelesaian transaksi

yang cepat dan murah (penjelasan Pasal 7 ayat 1).

9

Terdapat beberapa lembaga profesi yang berkaitan dengan kegiatan pasar

modal. Lembaga-lembaga profesi ini diperlukan mengingat dari kegiatan pasar

modal yang mengkondisikan bahwa pihak perusahaan atau pihak emiten dengan

pihak investor tidak dapat melakukan transaksi secara langsung sehingga

diperlakukan adanya lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.

Lembaga-lembaga profesi tersebut diantaranya adalah Bursa Efek, Lembaga kliring dan

penjamin Lembaga penyimpanan dan penyelesaian. Dalam menjalankan

fungsinya lembaga-lembaga ini ditunjang oleh lembaga penunjang pasar modal,

diantaranya Kustodian, Biro Administrasi Efek, dan wali amanat.

10

(16)

Berdasarkan pengertian yang disebutkan diatas bahwa bursa efek berfungsi

sebagai tempat kelanjutan dari kegiatan penawaran umum. Perdagangan efek

yang efisien tercermin dalam penyelesaian transaksi yang cepat dan biaya yang

relatif murah. Bursa efek merupakan lembaga yang diberi kewenangan untuk

mengatur pelaksanaan kegiatannya. Oleh karena itu, ketentuan yang dikeluarkan

oleh bursa efek mempunyai kekuatan yang mengikat yang wajib ditaati oleh

anggota bursa efek, emiten yang efeknya tercatat di bursa efek tersebut, Lembaga

Kliring dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Kustodian, atau

pihak lain yang mempunyai hubungan kerja secara kontraktual dengan bursa

efek.

11

Lembaga Kliring dan Penjamin (LKP) adalah pihak yang

menyelenggarakan jasa kliring dan penjamin penyelesaian transaksi bursa.

Lembaga ini pada dasarnya merupakan kelanjutan dari kegiatan bursa efek,

namun mengingat kegiatan tersebut juga menyangkut dana masyarakat, LKP

harus memenuhi persyaratan teknis tertentu agar penyelesaian transaksi dapat

dilaksanakan secara teratur, wajar, dan efisien. Kegiatan kliring merupakan suatu

proses yang digunakan untuk menetapkan hak dan kewajiban para anggota bursa

efek atas transaksi yang mereka lakukan, sehingga mereka mengetahui hak dan

kewajibannya masing-masing. Agar kliring dan penjamin penyelesaian transaksi

bursa dapat terlaksana secara teratur, wajar dan efisien, perlu aturan yang jelas

yang dapat melindungi kepentingan pemakai jasa. Untuk itu, LKP diberi

kewenangan untuk menetapkan peraturan-peraturan yang mengikat dan wajib

(17)

mendapat persetujuan Bapepam (OJK) terlebih dahulu sebelum dinyatakan

berlaku.

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) adalah pihak yang

menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral bagi Bank Kustodian, perusahaan

efek dan pihak lain. Agar para pihak yang terkait dengan kegiatan LPP

terlindungi, maka seperti halnya LKP, undang-undang mewajibkan kepada LPP

untuk menerbitkan peraturan mengenai hak dan kewajiban pemakai jasa LPP dan

peraturan tersebut wajib mendapat persetujuan Bapepam (OJK).

12

Dalam menjalankan fungsinya lembaga-lembaga ini ditunjang oleh

lembaga penunjang pasar modal, diantaranya Kustodian, Biro Administrasi Efek

dan Wali Amanat. Biro Administrasi Efek (BAE) merupakan lembaga penunjang

pasar modal yang berperan dalam administrasi efek, baik pada saat pasar perdana

maupun pada pasar sekunder. BAE menyediakan jasa untuk emiten dalam bentuk

pencatatan dan pemindahan kepemilikan efek-efek emiten. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa BAE sebenarnya berperan membantu emiten untuk

mengadministrasikan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan efek-efek yang

ditawarkan oleh emiten kepada masyarakat dengan biaya yang lebih ekonomis

dari pada administrasi tersebut dilakukan sendiri oleh emiten.

13

12 Ibid, hlm.36.

13

(18)

Menurut Pasal 1 angka 30 undang-undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar

Modal wali amanat adalah pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek

yang bersifat utang.

14

Adapun kegiatan wali amanat antara lain meliputi :

15

1.

Menganalisis kemampuan dan kredeibilitasi emisi.

2.

Melakukan penilaian terhadap harta kekayaan emiten yang dijadikan

jaminan.

3.

Memberikan nasihat kepada emiten.

4.

Melakukan pengawasan terhadap pembayaran pokok pinjaman tepat

pada waktunya.

5.

Melaksanakan tugas selaku agen utama pembayaran.

6.

Mengikuti secara terus menerus perkembangan pengelolaan perusahaan

emiten.

7.

Mempersiapkan dokumen yang diperlukan bersama pihak emiten dan

penjamin emisi.

8.

Memimpin Rapat Umum Pemegang Obligasi (RUPO).

Sebagai dasar kita telah mengetahui tentang apa yang melatar belakangi

terciptanya pasar modal serta tahapan-tahapan apa saja yang harus dilakukan oleh

emiten atau perusahaan untuk dapat menghimpun dana dari masyarakat berikut

perlindungan yang diberikan kepada pihak investor, adalah penting pula bagi kita

untuk mengetahui apa selanjutnya dari kegiatan penawaran umum, di mana pusat

kegiatan pasar modal serta bagaimana keterkaitan antara lembaga profesi

14Mohamad Samsul, Op.Cit, hlm. 82.

15

(19)

penunjang pasar modal dan bagaimana kagiatan itu dilakukan. Kesemuanya

bertujuan sebagai pengantar untuk memahami bidang kustodian.

Pada tahapan ini kegiatan dalam pasar modal telah mencapai suatu akhir

dalam suatu putaran. Pada putaran berikutnya tidak selalu dimulai dari penawaran

umum tetapi dapat langsung melakukan transaksi di bursa efek (pasar sekunder)

dengan kegiatan menjual atau membeli efek/saham. Sedangkan kegiatan untuk

membagi dividen merupakan suatu kegiatan rutin dari emiten atau perusahaan

sebagai kewajibannya dalam keadaan memungkinkan kepada pemegang saham.

Dikatakan sebagai suatu kegiatan rutin dari emiten atau pihak perusahaan

mempunyai suatu jadwal dalam periode tahunan atau periode satu semester.

Sedangkan pengertian dalam keadaan memungkinkan berkaitan dengan kondisi

keuangan dan keuntungan perusahaan sehingga para investor adakalanya tidak

memperoleh dividen. Untuk kegiatan rutin dilakukan oleh pihak emiten atau

perusahaan dalam membagikan hak kepada para pemegang saham, para investor

atau pemegang efek/saham bersifat pasif dengan arti tidak perlu memberikan

mandat karena dengan sendirinya hak-hak atas efek/Saham yang dimilikinya akan

sampai kepadanya.

16

Pihak investor atau pemegang saham yang berkeinginan mendapatkan

keuntungan dari selisih harga jual dengan harga beli

(capital gain)

tentu akan

menjual efek/sahamnya pada saat harga efek/saham tersebut dalam posisi sedang

tinggi dan membeli pada saat harga rendah. Untuk maksud tersebut tentu ada

suatu masa menunggu untuk mencapai keinginannya. Selama masa menunggu

(20)

untuk mencapai keinginannya tersebut apakah yang akan dilakukannya serta

dimanakah pihak investor atau pemegang efek/saham menyimpan

efek/sahamnya. Hal ini menjadi sangat penting mengingat efek/saham tersebut

adalah berbentuk selembar kertas yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi,

terlebih apabila disimpan dalam waktu yang cukup lama tentu akan beresiko

tinggi bila tidak ditangani secara hati-hati. Disamping itu tentu para investor atau

pemegang saham tidak ingin hak-haknya yang lain atas efek/saham menjadi

hilang karena lalai dalam pengurusannya. Oleh karena itu perlunya sistem

penyimpanan yang diperlukan agar nilai ekonomi yang dimiliki oleh efek tetap

terawat, mengingat bentuk fisik efek yang berupa selembar kertas. Terhadap

efekpun harus dilakukan suatu pengurusan tertentu agar mendapatkan beberapa

hak yang timbul dari efek. Pengurusan ini dapat dilakukan secara sendiri ataupun

menunjukkan pihak lain untuk melakukannya. Terhadap beberapa hal tentang

pengurusan efek tersebut pihak pemegang efek/saham dapat menunjukkan pihak

kustodian untuk mewakili kepentingannya. Hal ini dimungkinkan berdasarkan

salah satu fungsi kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek

atau harta lain yang berkaitan dengan efek. Jadi, berdasarkan uraian diatas

penulis tertarik untuk menulis skripsi yang berjudul “Hubungan Kustodian

dengan Emiten Di Dalam Pasar Modal” terkait transaksi penyimpanan efek

investor oleh pihak emiten kepada kustodian.

17
(21)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan, penulis memilih

beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini. Adapun

permasalahan yang akan dibahas, antara lain:

1.

Bagaimana pengaturan tentang Kustodian dalam kegiatan pasar modal ?

2.

Bagaimana ketentuan pelaksanaan tugas emiten dalam penyimpanan efek

investor dalam pasar modal?

3.

Bagaimana hubungan hukum antara Kustodian dan emiten berkaitan

dengan penyimpan efek di dalam pasar modal ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan skripsi

ini, antara lain :

1.

Mengetahui peraturan perundang-undangan mengenai kustodian dalam

kegiatan pasar modal

2.

Mengetahui ketentuan pelaksanaan tugas emiten dalam penyimpanan

efek investor didalam pasar modal

3.

Mengetahui hubungan hukum antara kustodian dan emiten berkaitan

dengan penyimpanan efek di dalam pasar modal

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dan diperoleh dari penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut :

(22)

Kiranya dengan adanya skripsi ini maka akan memberikan sumbangsih bagi

perkembangan ilmu pengetahuan di bidang pasar modal Indonesia khususnya

mengenai hubungan hukum antara kustodian dan emiten berkaitan dengan

penyimpanan efek dalam pasar modal. Kiranya skripsi ini juga dapat untuk

menambah wawasan kepada mahasiswa, akademisi, maupun masyarakat luas

yang sedang mendalami pengetahuan mengenai hubungan hukum kustodian

dengan emiten di dalam pasar modal Indonesia.

2.

Secara Praktis

Manfaat skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yuridis kepada

pihak kustodian dan emiten agar dapat mengetahui hak-hak (perlidungan hukum)

dan kewajiban seperti apa saja yang dapat dipakai dan dimanfaatkan oleh

masing-masing pihak baik itu pihak emiten maupun Kustodian terhadap saham yang

dipercayakan investor kepada mereka.

E

. Keaslian Penelitian

Untuk mengetahui orisinalitas penulisan, sebelum melakukan penulisan

skripsi berjudul

“Hubungan Hukum Kustodian dengan Emiten Di Dalam

Pasar Modal”

, penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran terhadap berbagai

judul skripsi yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara melalui surat

tertanggal 28 Januari 2014, menyatakan ada beberapa judul yang memiliki sedikit

(23)

1.

Tanggung Jawab Penjamin Emisi Efek (Underwriter) ditinjau dari

Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (

Wina Avina

Nasution, 070200124)

2.

Tinjauan yuridis Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI)

Sebagai Salah Satu Lembaga Di Pasar Modal (

Silvia Sumbogo,

070200081)

3.

Penyelesaian Wanprestasi Di Pasar Modal Dalam Sistem Jakarta

Automatic Trading System Menurut UU Nomor 8 Tahun 1995 Tentang

Pasar Modal (

Nicky Catherine, 080200409)

Penulis juga menelusuri berbagai judul karya ilmiah melalui media internet,

dan sepanjang penelusuran yang lakukan, belum ada yang pernah mengangkat

topik dalam skripsi ini. Sekalipun ada, hal itu adalah diluar sepengetahuan penulis

dan tentu saja substansinya berbeda. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini

adalah murni hasil pemikiran sendiri yang didasarkan pada pengertian-pengertian,

teori-teori, dan aturan hukum yang diperoleh melalui referensi media cetak

maupun media elektronik. Oleh karena itu, Penulis menyatakan bahwa skripsi ini

adalah karya asli dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

F.

Tinjauan Kepustakaan

1. Pasar Modal

Istilah “pasar modal” dipakai sebagai terjemahan dari istilah “

capital

(24)

kebutuhan-kebutuhan dana untuk

capital

suatu perusahaan, merupakan pasar

tempat orang membeli dan menjual surat efek yang baru dikeluarkan.

18

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pada Pasal 1

angka 13 memberikan rumusan pengertian pasar modal sebagai kegiatan yang

bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik

yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang

berkaitan dengan efek, sesuai dengan rumusan pengertian tersebut,

Undang-Undang Pasar Modal tidak memberikan suatu defenisi tentang pasar modal secara

menyeluruh melainkan lebih menitikberatkan kepada kegiatan dan para pelaku

dari suatu pasar modal.

19

Siswanto Sudomo menyatakan bahwa pasar modal

adalah pasar di mana diterbitkan serta diperdagangkan surat-surat berharga

jangka panjang, khususnya obligasi dan saham.

20

Sementara itu Hugh T. Patrick dan U Tun Wai sebagaimana dikutip oleh

Najib A. Gisymar, membedakan tiga arti Pasar Modal, yaitu :

21

18

Abdurrahman, A. Ensiklopedia Ekonomi Keuangan dan Perdagangan., (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 1991), hlm. 169.

19 Munir Fuadi, Pasar Modal Modern,(Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1996), Hlm 10-11. 20Ana Rokhmatussa’dyahm Suratman, Hukum Investasi dan Pasar Modal,( Jakarta: Sinar

Grafika,2009), hlm.166.

21Ibid.,hlm.166.

(25)

Dari beberapa pengertian tersebut, kiranya dapat disimpulkan lebih lanjut

bahwa pasar modal merupakan kegiatan yang bersangkutan dengan diterbitkan

dan diperdagangkannya efek dengan penawaran umum dan perdagangan jangka

panjang, melalui pasar perdana dan pasar sekunder.

Pasar modal memiliki peranan penting di sektor keuangan, karena pasar

modal menawarkan alternatif baru bagi dunia usaha untuk memperoleh sumber

pemberdayaan usahanya, disamping menambah alternatif baru bagi investor

untuk melakukan investasi di luar investasi bidang perbankan dan bentuk

investasi lain.

Hukum yang mengatur kegiatan pasar modal mencakup ketentuan

mengenai persyaratan perusahaan yang menawarkan saham atau obligasinya

kepada masyarakat. Ketentuan mengenai pedagang perantara, profesi penunjang,

lembaga penunjang, perlindungan investor serta aturan main di pasar modal.

Persyaratan tersebut dibuat dalam rangka memberikan pemahaman kepada

masyarakat tentang keadaan perusahaan atau emiten. Perusahaan tersebut harus

menyampaikan segala fakta materiil atau harus terbuka kepada masyarakat.

22

Pasar modal dapat memainkan peranan penting dalam suatu perkembangan

ekonomi disuatu negara. Karena suatu pasar modal dapat berfungsi sebagai :

23

a.

Sarana untuk menghimpun dana-dana masyarakat untuk disalurkan ke

dalam kegiatan-kegiatan yang produktif.

b.

Sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan

pembangunan nasional.

22Ibid.,hlm.166-168.

(26)

c.

Mendorong terciptanya kesempatan berusaha dan sekaligus menciptakan

kesempatan kerja.

d.

Mempertinggi efisiensi alokasi sumber produksi.

e.

Memperkokoh beroperasinya mekanisme

finansial

market

dalam menata

sistem moneter, karena pasar modal dapat menjadi sarana “

open market

operation

” sewaktu-waktu diperlukan oleh Bank Sentral.

f.

Menekan tingginya tingkat bunga menuju suatu “

rate

” yang reasonable.

g.

Sebagai alternatif investasi bagi para pemodal.

2.Kustodian

Kustodian adalah lembaga yang memberikan jasa penitipan efek dan harta

lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden,

bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang

rekening yang menjadi nasabahnya.

Secara lebih rinci kegiatan kustodian adalah memberikan jasa berupa:

a.

Menyediakan tempat penitipan harta yang aman bagi surat-surat

berharga (efek).

b.

Mencatat/membukukan semua titipan pihak lain secara cermat.

c.

Mengamankan semua penerimaan dan penyerahan efek untuk

kepentingan pihak yang diwakilinya.

d.

Mengamankan pemindahtanganan efek.

e.

Menagih dividen saham, bunga obligasi dan hak-hak lain yang berkaitan

(27)

Berdasarkan ketentuan pasal 43 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal, lembaga yang dapat menyelenggarakan kegiatan usaha

sebagai Kustodian adalah lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP),

Perusahaan Efek, atau Bank Umum yang telah mendapatkan persetujuan

Bapepam (OJK).

Kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau dana yang tercatat pada

rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau pihak yang diberi

wewenang untuk bertindak atas namanya (UUPM pasal 45 ). Kustodian dilarang

untuk memberikan keterangan mengenai rekening efek nasabah kepada pihak

mana pun kecuali kepada pihak yang ditunjuk secara tertulis oleh pemegang

rekening atau ahli waris, polisi, jaksa, atau hakim untuk kepentingan peradilan

perkara pidana, pejabat pajak, Bapepam (OJK), Bursa Efek, Lembaga Kliring dan

Penjamin, emiten, Biro Administrasi Efek, dan pihak yang memberikan jasa

kepada Kustodian, seperti konsultan, dan akuntan (UUPM Pasal 47).

24

Emiten atau pihak yang melalukan Penawaran Umum.

3. Emiten

25

24

Irsan Nasarudin, dkk, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,2008 ), hlm 172.

25Paulus situmorang, Op.Cit, hlm.38.

Pengertian ini

diatur dalam Pasal 1 angka ke-6 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

Pasar Modal. Sementara itu, yang dimaksud dengan penawaran umum itu sendiri,

menurut Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Pasar Modal, adalah kegiatan

penawaran efek yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada

(28)

pasal tersebut, dapat dikatakan bahwa emiten adalah pihak yang melakukan

penawaran umum dalam rangka menjaring dana bagi kegiatan usaha perusahaan

atau pengembangan usaha perusahaan.

26

Suatu perusahaan disebut atau dikategorikan sebagai emiten apabila

perusahaan asal adalah perusahaan yang telah melakuklan penawaran umum efek

kepada investor, meskipun perusahaan tersebut tidak memiliki modal disetor

sejumlah Rp 3.000.000.000,00 atau hasil penawaran sahamnya tersebut tidak

telah menyebabkan saham perusahaan tersebut dimiliki oleh tiga ratus pemegang

saham.

27

Untuk dapat melaksanakan penjualan saham atau obligasi tersebut

perusahaan harus mencatatkan efeknya di pasar modal melalui go public. Pada

dasarnya pemanfaatan dana publik dari pasar modal didorong oleh tiga tujuan,

yaitu :

28

a.

Perluasan usaha atau ekspansi

Perluasan usaha dapat berupa peningkatan kapasitas produksi atau

penganekaragaman jenis produksi, dan atau kedua-duanya. Dalam hal ini

selain ditunjang oleh manajemen yang professional juga diperlukan modal,

baik untuk invetasi pada harta tetap maupun modal kerja. Apabila penambahan

modal tidak dapat dipenuhi dari dalam perusahaan, baik yang bersumber dari

laba ditahan maupun peningkatan modal disetor dari pemegang saham, maka

biasanya karena kebutuhan perluasan usaha sangat mendesak, perusahaan akan

26Gunawan Widjaja dan Todhi Priatama, Sertifikat Penitipan Efek Indonesia, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada), hlm.76.

27Ibid., hlm.76.

(29)

memutuskan untuk mendapatkan modal dari luar perusahaan, antara lain

dengan cara menjual saham atau obligasi di pasar modal.

b.

Perbaikan struktur modal

Modal perusahaan pada umumnya terdiri dari modal sendiri dan modal

pinjaman yang memerlukan pembayaran bunga. Tidak jarang perusahaan

menderita kerugian dan beban berat karena beban pinjaman, terutama bila

berasal dari mata uang asing yang nilainya selalu naik terhadap nilai rupiah.

Hal ini apabila dibiarkan berlarut dapat menyebabkan perusahaan menjadi

bangkrut dan salah satu tindakan penyelamatan adalah dengan mengurangi

utang dan diganti dengan modal saham.

Tindakan ini disebut restrukturasi modal dengan menjual saham baru untuk

membayar utang yang menjadi beban tersebut, sehingga terjadi pelunasan

komposisi modal, dimana bagian modal saham menjadi besar dan sebaliknya

modal pinjaman mengecil.

Apabila situasi bisnis menguntungkan dan tingkat keuntungan perusahaan

lebih tinggi dari beban bunga pinjaman yang harus dibayar, serta rasio hutang

terhadap modal sendiri masih memungkinkan, maka perubahan struktur modal

dapat dilakukan dengan meningkatkan modal pinjaman atau menjual obligasi

di pasar modal.

c.

Divestment

atau Pengalihan Pemegang Saham

Dalam kondisi tertentu karena perkembangan dinamika usaha, adakalanya

perusahaan mempertimbangkan untuk mengalihkan saham yang dimilikinya

(30)

yaitu pemilik saham melalui perusahaan dapat menawarkan secara umum

melalui pasar modal

Perusahaan yang go public dapat melaksanakan ketiga tujuan diatas

sekaligus, yakni perolehan tambahan dan sekaligus memperbaiki struktur

modal dan juga melakukan pengalihan pemegang saham sesuai keinginan

pemegang saham yang lama.

Kalau diamati ada 4(empat) keharusan yang dapat dilakukan emiten

beraktifitas didalam pasar modal, yaitu:

29

1.

Keterbukaan Informasi

Pengertian keterbukaan menurut UUPM pasal 1 angka 25 adalah pedoman

umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk

kepada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam

waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya

yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan

atau harga dari efek tersebut.

Dengan demikian setiap emiten yang pernyataan pendaftarannya telah

menjadi efektif wajib menyampaikan kepada Bapepam (OJK) dan

mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin (paling lambat akhir kerja

ke-2 setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi, atau fakta

material) yang mungkin dapat mempengaruhi nilai efek perusahaan atau

keputusan investasi pemodal.

(31)

Berdasarkan Peraturan X.K.1 tentang keterbukaan informasi yang harus

segera diumumkan kepada publik menyebutkan peristiwa, informasi, atau fakta

material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga efek atau keputusan

investasi, antara lain :

30

1)

Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau

pembentukan usaha patungan.

2)

Pemecahan saham atau pembagian dividen saham.

3)

Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya.

4)

Perolehan atau kehilangan kontrak penting.

5)

Produk atau penemuan baru yang berarti.

6)

Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen.

7)

Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran efek yang bersifat

utang.

8)

Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang

material jumlahnya.

9)

Pembelian atau kerugian penjualan aktiva yang material.

10)

Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting.

11)

Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan atau direktur dan

komisari perusahaan.

12)

Pengajuan tawaran untuk pembelian efek perusahaan lain.

13)

Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan.

14)

Penggantian wali amanat.

30

(32)

15)

Perubahan tahun fiskal perusahaan.

2.

Peningkatan Likuiditas

Seiring dengan bertambahnya jumlah emiten di pasar modal, berdampak

pada meningkatnya pilihan efek yang dapat dipertimbangkan oleh investor.

Selain itu, hal tersebut akan meningkatkan jumlah pemodal yang terlibat di pasar

modal. Dengan peningkatan kedua hal tersebut diharapkan bahwa hal itu akan

meningkatkan jumlah transaksi yang terjadi, yang pada akhirnya akan

meningkatkan likuiditas efek di pasar modal.

31

Emiten juga dapat meningkatkan likuiditas efek di pasar modal melalui

penambahan jumlah efek yang beredar, yang dapat dilakukan melalui penawaran

dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD), penerbitan obligasi

konversi, dan lain-lain. Melalui peningkatan kinerja, berupa peningkatan laba, hal

ini akan lebih menarik investor untuk menginvestasikan dananya pada efek

perusahaan. Dengan adanya peningkatan transaksi efek, berarti peningkatan

likuiditas efek di pasar modal.

32

3.

Pemantauan harga efek

Emiten harus selalu memantau harga efeknya di pasar modal, karena harga

efek adalah cerminan dari kinerja dan kondisi suatu perusahaan. Harga efek yang

tinggi berarti kinerja emiten baik dan sebaliknya harga efek yang rendah

menunjukkan kinerja emiten yang buruk. Apabila harga efek turun secara drastis

dan emiten tidak mempedulikan hal tersebut, maka emiten akan mengalami

(33)

kesulitan pada saat menawarkan kembali efeknya melalui pasar modal untuk

memperoleh tambahan dana.

33

Harga efek yang mengalami penurunan berkaitan dengan citra perusahaan

di mata publik. Masyarakat secara transparan dapat menilai kinerja suatu

perusahaan. Kalau nilainya buruk berarti produk perusahaan itu juga buruk, yang

tentunya akan berpengaruh terhadap omzet penjualan produk perusahaan. Dengan

secara kontiniu memantau harga efek dan likuiditasnya, emiten dapat terus

memonitor kinerja dan citra perusahaan di mata investor dan masyarakat umum.

Pemantauan berguna sebagai langkah preventif untuk memanggil tindakan yang

diperlukan jika ada tanda-tanda harga efek yang akan mengalami penurunan dan

terkoreksi dengan tajam.

34

4.

Menjaga hubungan baik dengan investor

Untuk meningkatkan kepercayaan pemegang saham ataupun calon investor

kepada perusahaan, emiten perlu terus-menerus membina hubungan baik

pemegang saham dan calon investor. Sehingga apabila suatu saat emiten

memerlukan tambahan dana, emiten tidak mengalami kendala komunikasi,

karena hubungan baik telah terbangun melalui komunikasi. Dengan begitu calon

investor atau pemegang saham telah mengenal, mengetahui, dan percaya kepada

kinerja perusahaan.

35

33Ibid., hlm. 53.

34Ibid., hlm. 54. 35Ibid, hlm. 54.

(34)

G. Metode Penelitian

Diperlukan metode penelitian sebagai suatu tipe pemikiran secara sistematis

yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian skripsi ini, yang pada akhirnya

bertujuan mencapai keilmiahan dari penulisan skripsi ini. Dalam penulisan skripsi

ini, metode yang dipakai adalah sebagai berikut:

1.

Jenis Penelitian, sifat dan pendekatan penelitian.

Berdasarkan dengan rumusan permasalahan dan tujuan dari penelitian,

maka sifat penelitian yang sesusai adalah

deskriptif

analitis.

Penelitian

deskriptif

analitis

artinya bahwa penelitian ini termasuk lingkup penelitian yang

menggambarkan, menelaah, dan menjelaskan secara tepat serta menganalisa

peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga dapat diketahui gambaran

jawaban atas permasalahan mengenai hubungan hukum antara kustodian dan

emiten dalam pasar modal.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hukum normatif yang disebut juga sebagai penelitian

doktrinal (

doctrinal research)

yaitu suatu penelitian yang menganalisa hukum

yang tertulis di dalam buku (

law as it written in the book

). Penelitian hukum

normatif dalam penelitian ini didasarkan pada data sekunder dan menekankan

pada langkah-langkah spekulatif-teoritis dan analisis normatif-kualitatif.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

(35)

kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya.

36

a.

Bahan hukum primer, yaitu Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

pasar modal, Peraturan Nomor VI.A.1 Persetujuan Bank Umum Sebagai

Kustodian, Peraturan VIII.G.7. Pedoman penyajian laporan keuangan,

Peraturan X.G.1 tentang Laporan Bank Umum Sebagai Kustodian,

Peraturan Nomor VI.A.3. tentang Rekening Efek Pada Kustodian, Peraturan

X.G.1 tentang Pemeliharaan Dokumen Oleh Bank Umum Sebagai

Kustodian, Peraturan IX.I.2 tentang Persyaratan Surat Efek, Peraturan

Nomor III.A.10. tentang Transaksi Efek, Peraturan Nomor X.M.3. tentang

Pelaporan Transaksi Efek.

Logika

keilmuan yang juga dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan

disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu hukum yasng

objeknya hukum itu sendiri. Dengan demikian penelitian ini meliputi penelitian

terhadap sumber-sumber hukum, peraturan perundang-undangan, dan beberapa

buku mengenai hubungan hukum antara kustodian dengan emiten dalam pasar

modal.

2. Sumber Data

Penelitian hukum normatif menggunakan data sekunder sebagai data

utama. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek

penelitian. Peneliti mendapat data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak

lain dengan berbagai cara atau metode, baik secara komersial maupun

nonkomersial. Data sekunder yang dipakai penulis adalah sebagai berikut:

36Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, ( Malang: UMM

(36)

b.

Bahan hukum sekunder, berupa buku-buku yang berkaitan dengan judul

skripsi, artikel-artikel, hasil-hasil penelitian, laporan-laporan dan

sebagainya yang diperoleh baik melalui media cetak maupun media

elektronik.

c.

Bahan hukum tertier, yang mencakup bahan yang memberi

petunjuk-petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder, seperti: kamus hukum, jurnal ilmiah, dan bahan-bahan lain yang

relevan dan dapat dipergunakan untuk melengkapi data yang diperlukan

dalam penulisan skripsi ini.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui teknik studi pustaka (

library

research

) dan juga melalui bantuan media elektronik, yaitu internet. Untuk

memperoleh data dari sumber ini dilakukan dengan memadukan,

mengumpulkan, menafsirkan, dan membandingkan buku-buku dan arti-arti yang

berhubungan dengan skripsi.

4. Analisis Data

Pada penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder, maka

biasanya penyajian data dilakukan sekaligus dengan analisanya. Metode analisis

data yang dilakukan penulis adalah pendekatan kualitatif, yaitu dengan:

a.

Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder, dan tertier yang relevan

dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini.

b.

Melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut di atas

(37)

c.

Mengolah dan menginterpretasikan data guna mendapatkan kesimpulan

dari permasalahan.

d.

Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif,

yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan.

H. Sistematika Penulisan

Pembahasan dan Penyajian suatu penelitian harus terdapat keteraturan agar

terciptanya karya ilmiah yang baik. Maka dari itu, penulis membagi skripsi ini

dalam beberapa bab yang saling berkaitan satu sama lain, karena isi dari skripsi

ini bersifat berkesinambungan antara bab yang satu dengan bab yang lainnya.

Adapun sistematika penulisan yang terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini dikemukakan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan

Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,

Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan, yang semuanya berkaitan dengan

hubungan hukum antara Kustodian dan Emiten berkaitan dengan penyimpan Efek

di dalam Pasar Modal.

BAB II PENGATURAN TERKAIT KEGIATAN KUSTODIAN DI PASAR

MODAL

Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah peranan Kustodian dalam

(38)

Modal baik itu berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal dan juga peraturan

yang dibuat oleh Ototritas Jasa Keuangan (OJK).

BAB III: BENTUK TUGAS EMITEN DALAM TRANSAKSI PENYIMPANAN

EFEK INVESTOR DI PASAR MODAL

Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah tinjauan umum tentang Efek di

dalam kegiatan pasar modal seperti defenisi Efek dan Jenis-jenis Efek, Ketentuan

tentang Efek berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan, dan Bentuk tugas

Emiten dalam transaksi penyimpanan Efek Investor di Pasar modal.

BAB IV: HUBUNGAN HUKUM KUSTODIAN DENGAN EMITEN DALAM

PASAR MODAL

Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah fungsi kustodian Dalam transaksi

saham emiten, hak dan kewajiban Kustodian, Tanggung Jawab Kustodian, hak

dan kewajiban Emiten, tujuan pencatatan oleh Emiten.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

(39)

BAB II

PENGATURAN TERKAIT KEGIATAN KUSTODIAN DI PASAR MODAL

A.

Peranan Kustodian Dalam Pasar Modal

Kustodian berdasarkan fungsinya dapat melakukan pengurusan terhadap

efek yang dimiliki oleh nasabahnya untuk menindak lanjuti dari kegiatan transaksi

bursa demi kepentingan nasabahnya. Fungsi yang dilakukan dalam rangka hal

tersebut adalah menyimpan efek. Penyimpanan efek dilakukan dalam rangka.

Pertama,

proses peralihan kepemilikan dan sesudah proses tersebut selesai.

Kedua,

Dalam rangka mendapatkan keuntungan dari perusahaan/emiten.

Ketiga,

dalam rangka untuk dijual kembali.

37

Bank kustodian merupakan salah satu lembaga yang menurut ketentuan

undang-undang pasar modal melakukan kegiatan penitipan, termasuk didalamnya

penitipan kolektif. Sebagai suatu lembaga penitipan biasa, bank kustodian

melakukan fungsi penyimpanan kolektif untuk dan atas nama nasabahnya,

termasuk didalamnya efek-efek yang dipercayakan untuk disimpan oleh bank

kustodian tersebut. Sebagai penyimpan efek dan atau harta kekayaan milik

nasabah, bank kustodian semata-mata hanya berfungsi sebagai penyimpan harta

kekayaan yang dipercayakan kepadanya. Walau demikian, dalam

perjanjian-perjanjian tersebut, seorang nasabah mempercayakan kepada bank kustodian

untuk melakukan pengelolaan efek tertentu sehingga dalam hal-haltertentu bank

(40)

kustodian inilah yang muncul kepermukaan sebagai wakil dari pemilik efek

sebenarnya yang namanya tidak pernah muncul kepermukaan.

38

Dalam Peraturan Bapepam (OJK) N0. IX.G2, telah diatur kewajiban

pemeliharaan dokumen tertentu oleh bank kustodian yang terkait dengan efek

yang berada dalam simpanannya dalam bentuk penitipan efek yang

diperdagangkan di bursa efek.

39

Dalam ketentuan tersebut dijelaskan bahwa dalam

suatu penitipan pada bank kustodian diwajibkan untuk tetap mengemukakan

dengan jelas identitas dari nasabah yang efeknya didimpan oleh bank kustodian

tersebut. Jadi dalam hal ini tidak mungkin lagi adanya rahasia yang

disembunyikan baik mengenai nasabah pemilik efek yang sebenarnya dan efek

yang berada dalam penyimpanan bank kustodian tersebut.

40

Penitipan kolektif disini dapat terjadi jika bank kustodian membuka

rekening efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Dalam konteks

yang demikian, setiap lembar efek yang dimiliki oleh pemilik efek sepadan satu

dengan lainnya (

fungible).

Bagi Lembaga Penyimpan dan Penyelesaian, efek-efek

yang pada bank kustodian tersebut adalah efek-efek yang secara kolektif dititpkan

kepadanya sebagai lembaga penitipan kolektif tertinggi. Dalam hal apapun

sehubungan dengan penitipan ini, bank kustodian tidak dapat melakukan transaksi

38Gunawan Widjaja, Penitipan Kolektif, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm 183. 39Ibid, hlm 184.

(41)

perdagangan efek melalui bursa efek. Dalam hal ini bank kustodian hanya

semata-mata berfungsi sebagai lembaga penitipan (kolektif) saja.

41

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) didirikan pada tanggal 23

Desember 1997 dengan surat keputusan Ketua Bapepam (OJK) No.

KEP/54/PM/1998 sesuai dengan amanat Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8

Tahun 1995 dalam tujuannya untuk mendukung perdagangan di pasar modal

Kustodian sendiri terdiri dari tiga pihak, yaitu LPP, Perusahaan Efek, dan

bank umum. Untuk bank umum tidak semua bank umum bisa menjadi kustodian.

Untuk menjadi kustodian, suatu bank harus mendapat persetujuan dari Bapepam

(sekarang OJK) agar bisa menjadi kustodian.

LPP merupakan salah satu pihak yang berperan dalam kustodian tersebut.

Bahkan LPP, yang telah berbentuk perseroan terbatas menjadi PT.KSEI,

merupakan pihak yang menyelenggarakan kustodian sentral bagi bank kustodian,

perusahaan efek dan pihak lain. Hal ini bisa dilihat pada ketentuan pasal 14 UU

PM yang menyatakan :

“Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian didirikan dengan tujuan

menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur,

wajar, dan efisien”

Diberikan kepada KSEI. Oleh karena itu maka pada jasa kustodian sentral telah

terdapat ketentuan biaya atas jasa yang diberikan oleh KSEI.

(42)

membentuk Lembaga Kliring dan Penjamin Efek (LKP) serta Lembaga

Penyimpanan Penyelesaian Efek (LPP). Fungsi Lembaga Kliring dan Penjamin

(LKP) akan dilakukan oleh PT.Kliring Penjamin Efek Indonesian (KPEI)

sedangkan fungsi Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Efek (LPP) dilakukan

oleh PT.Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Peranan Kustodian Sentral

Efek Indonesia (KSEI) adalah menyelenggarakan kegiatan kustodian sentral dan

Penyelesaian transaksi efek yang teratur, wajar, dan efisien. Layanan jasa

Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai kustodian sentral terfokus pada

masalah seperti pembukaan rekening efek, penyetoran efek (konversi), penarikan

efek, penyelesaian transaksi efek secara pemindahbukuan, hak pemilik efek

(

Corporate Action

) merupakan tindakan atau aksi korporasi emiten (perusahaan

go public)

yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar maupun

terhadap harga saham perusahaan yang bersangkutan di bursa..

42

Peran Lembaga Penyimpanan dan Penitipan sebagai Kustodian Sentral

adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi seluruh

penitipan kolektif yang diselenggarakan Bank Kustodian, perusahaan efek, dan

pihak-pihak lainnya.

43

42

Kedudukan Hukum PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia Sebagai Pihak Yang Mewakili Emiten Dalam Penitipan Kolektif,

http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456789/20333/1/Kedudukan-Hukum-PT.-Kustodian-Sentral- Efek-Indonesia-sebagai-pihak-yang-mewakili-Eemiten-dalam-penitipan-kolektif-dan-kaitannya-dengan-trustee-%3A-kajian-yuridis-normatif-pasal-56-ayat-1-Undang-Undang-N.pdf. diakses tanggal 28 Februari 2014 jam 12:44

(43)

Pada saat ini kegiatan LPP diselenggarakan oleh PT Kustodian Sentral Efek

Indonesia (KSEI). Jasa yang tersedia di KSEI antara lain :

44

a.

Bidang penatausahaan rekening efek untuk menyimpan kas dan efek.

b.

Penerimaan dan distribusi dividen, bunga, pokok pinjaman, saham bonus,

dan hak-hak lainnya.

c.

Pemindahan efek keluar dan masuk penitipan kolektif.

d.

Pemindahan efek dari satu rekening kerekening lainnya berdasarkan

instruksi atau tanpa pembayaran.

e.

Pembayaran pajak maupun penerimaan restitusi pajak.

Sistem yang diterapkan oleh KSEI mencakup sistem pengendalian yang

independen berlapis dan memiliki sistem cadangan, prosedur yang aman,

penyimpanan catatan yang terpisah, audit intern, dan pengamanan computer yang

canggih dan aman dari pihak-pihak yang tidak berwenang. Sudah merupakan

kewajiban perusahaan efek dan Bank Kustodian untuk membuka rekening efek di

KSEI berdasarkan data rekening efek-efek yang terkait. Bukti kepemilikan efek

dalam penitipan kolektif adalah konfirmasi tertulis yang diberikan oleh kustodian

sentral kepada pemegang rekening. Dari penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa

KSEI berperan sebagai kustodian sentral karena semua kegiatan transaksi yang

dilakukan oleh perusahaan efek maupun Bank Kustodian tercatat di KSEI.

45

44 M. Irsan Nasarudin, S.H. dan Indra Surya, Op.Cit., hlm 150. 45Gunawan Widjaja dan Todhi Priatama, Op.Cit. hlm. 94.

Semua yang berhubungan dengan investor akan ditangani oleh kustodian melalui

rekening efek, sehingga dengan adanya rekening efek pemodal tidak perlu

(44)

nasabahnya untuk menangih efek atau dana, dengan demikian pemodal dapat

mengetahui posisi saham dan dananya kapan saja, tanpa perlu ke kantor

perusahaan efek.

46

1.

Administrasi rekening efek untuk penyimpanan efek dan atau dan dana.

Jasa Kustodian sentral yang diberikan oleh KSEI berdasarkan peraturan

Kustodian Sentral Efek Indonesia, antara lain meliputi hal-hal berikut ini :

2.

Pemindahan efek dan atau dana ke dalam dan keluar rekening efek.

3.

Pemindahan efek dari satu rekening ke rekening efek lainnya dengan atau

tanpa pembayaran.

4.

Pembayaran dan distribusi hasil

corporate action

( setiap tindakan

perseroan yang memberikan hak kepada seluruh pemilik manfaat atas

efek dari jenis dan kelas yang sama seperti hak untuk memperoleh

dividen tunai, dividen saham, pembayaran pokok efek bersifat utang,

atau hak-hak lainnya.

47

B.

Ketentuan Pengaturan Terkait Kustodian Dalam Pasar Modal

1.

Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal

Menurut Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995

pengertian kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta

lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden,

46

Yetty Kusumoningrum, “Peranan Dan Tanggung Jawab Lembaga Kustodian Dalam Proses Settlement Perdagangan Efek,

Februari 2014 jam 12:44

(45)

bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang

rekening yang menjadi nasabahnya.

48

Dalam pasal 43 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995

menjelaskan bahwa pihak-pihak yang dapat menyelengarakan kegiatan usaha

sebagai kustodian adalah Lembaga Penyimpana dan Penyelesaian, perusahaan

efek, atau Bank Umum yang telah mendapatkan persetujuan dari Bapepam

(OJK).

49

Berdasarkan pasal 43 ayat 1 Undang-Undang Pasar modal menyatakan

bahwa yang dapat menyelengarakan kegiatan usaha sebagai Kustodian adalah

Lembaga penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek, atau Bank Umum

yang telah mendapat persetujuan OJK. Sesuai penjelasannya yang menyatakan

Kegiatan penitipan adalah salah satu kegiatan Bank Umum sebagaimana

dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang perbankan. Oleh karena

itu, Bank Umum tidak lagi memerlukan izin untuk melakukan kegiatan penitipan.

Namun, untuk melakukan kegiatan sebagai Kustodian yang merupakan kegiatan

yang lebih luas dari kegiatan penitipan dan terkait dengan kegiatan lembaga

lainnya seperti Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Perusahaan Efek, dan

Reksa Dana, maka Bank Umum tetap memerlukan persetujuan Bapepam (OJK).

50

Menurut pasal 44 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 195

menytakan bahwa kustodian yang menyelenggarakan kegiatan penitipan

bertanggungjawab untuk menyimpan efek milik pemegang rekening dan

(46)

memenuhi kewajiban lain sesuai dengan kontrak antara kustodian dan rekening

dimaksud.

51

a.

persyaratan penyediaan sarana;

Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Perusahaan Efek tidak

memerlukan izin atau persetujuan secara terpisah untuk melakukan kegiatan

sebagai Kustodian karena izin yang telah diberikan sebagai Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian atau Perusahaan Efek sudah mencakup kegiatan

Kustodian. Yang dimaksud dengan “persyaratan dan tata cara pemberian

persetujuan” dalam ayat ini adalah ketentuan mengenai, antara lain :

b.

persyaratan tenaga ahli;

c.

persyaratan penanggung jawab kegiatan Kustodian pada Bank Umum

tersebut; dan

d.

tata cara pengajuan permohonan untuk memperoleh persetujuan. (pasal

43).

Kustodian hanya dapat mengeluarkan efek atau dana yang tercatat pada

rekening efek atas perintah tertulis dari pemegang rekening atau pihak yang diberi

wewenang untuk bertindak atas namanya sesuai dengan Undang-Undang Pasar

Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 45.

52

Berdasarkan Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 4

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c, merupakan fungsi pelaksana BPBD Kabupaten Klungkung yang dilaksanakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan

Tidak boleh diklasifikasikan sebagai bahan toksik organ target spesifik (paparan tunggal). Tidak boleh diklasifikasikan sebagai bahan toksik organ target spesifik

Tes dalam proses pembelajaran melalui pengamatan pada saat kerja kelompok 6.. Rumah yang sehat dapat mencerminkan pribadi pemiliknya. Rumah yang sehat bisa menjauhkan

Metode ini bertujuan untuk melakukan kajian-kajian teoritis tentang alat pengolah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak yang sudah ada dengan alat

Dalam konteks ini, penulis sependapat dengan pernyataan Amstrong terhadap ketidaksempurnaan istilah fundamentalisme, tetapi bagaimanapun ia merupakan tipe ideal yang berguna

Kita sesungguhnya bisa menemukan banyak ayat-ayat cinta dari dalam kitab suci agama-agama masing-masing untuk mencoba mencintai sesama di sekitar kita, membangun relasi sosial

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) Untuk untuk meningkatkan kemampuan guru merencanakan pembelajaran matematika pada penjumlahan tanpa

Sejalan dengan pertumbuhan penduduk dan sebagai respon atas pembangunan atau tekanan iklim, REDD+ dapat menyebabkan situasi di mana masyarakat tidak dapat bergantung pada aset-