• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi nasional suatu negara, diperlukan tidak hanya pembiayaan dari pemerintah tetapi juga dari masyarakat. Hal ini dikarenakan kebutuhan pembiayaan pembangunan di masa yang akan datang akan semakin besar seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan ramainya aktifitas perdagangan ekonomi baik dalam suatu negara maupun antarnegara. Kebutuhan yang semakin besar ini tidak akan dapat dibiayai oleh pemerintah saja melalui penerimaan pajak dan lainnya, untuk itu diperlukan sumber pembiayaan baru yang dapat menyerap dana yang cukup besar untuk dapat membiayai pembangunan ekonomi nasional tersebut.

Salah satu sumber pembiayaan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk dapat digunakan sebagai pembiayaan pembangunan ekonomi nasional Indonesia adalah dengan mengikutsertakan masyarakat untuk berpartisipasi melakukan investasi dalam pasar modal Indonesia. Dengan adanya partisipasi tersebut maka akan membantu pemerintah untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan dalam jumlah yang cukup besar untuk pembiayaan pembangunan Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama

dengan mengharapkan keuntungan dimasa yang akan datang.19

Efek dalam bahasa Inggris disebut securities, dalam bahasa Belanda disebut effecten, dan dalam bahasa Latin disebut effectus. Kata securities (sekuritas) bersumber pada pengertian bahwa surat berharga tersebut memberikan garansi atau jaminan yang dapat dicairkan (liquid) dengan sejumlah uang sesuai dengan nilai yang tercantum dalam surat berharga itu.

Dengan demikian tidak hanya pemerintah yang mendapatkan keuntungan lewat investasi tersebut, tetapi masyarakat juga ikut mendapatkan keuntungan dengan melakukan investasi lewat pasar modal.

Modal atau dana yang diperdagangkan di pasar modal diwujudkan dalam bentuk surat berharga atau dalam terminologi di pasar keuangan disebut efek yang berupa saham, obligasi atau sertifikat atas saham atau dalam bentuk surat berharga lainnya atau surat berharga yang merupakan derivatif dari bentuk surat berharga saham atau sertifikat yang diperjualbelikan di pasar modal.

20

Berdasarkan atas pertimbangan di atas, maka pasar modal merupakan salah satu usaha penghimpun dana masyarakat untuk pembangunan sekaligus meningkatkan sumber-sumber tabungan masyarakat. Pada umumnya pasar modal dibentuk berdasarkan kebutuhan kebutuhan perkembangan ekonomi nasional yang menuntut adanya sarana penarikan dana masyarakat melalui pasar modal. Dengan demikian tujuan pembentukan pasar modal di Indonesia mempunyai jangkauan

19

Sunariyah, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keempat, (Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, 2004), hlm. 4.

20

M. Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2008), hlm. 5.

dan misi yang luas, jangkauan yang hendak dirangkum adalah mencakup 3 (tiga) aspek mendasar, yaitu:21

1. Mempercepat proses perluasan pengikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan saham perusahaan.

2. Diarahkan kepada aspek pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemerataan pemilikan saham perusahaan.

3. Untuk lebih menggairahkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dan penghimpun dana untuk digunakan secara produktif.

Salah satu alasan pasar modal digunakan sebagai sumber pembiayaan pembangunan ekonomi adalah karena lembaga ini mampu menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan,22

Pasar modal pada umumnya merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli sebagaimana halnya dalam pasar konvensional. Pasar modal mempertemukan pemilik dana (supplier of fund) dengan pengguna dana (user of

fund) untuk tujuan investasi jangka menengah dan jangka panjang.

sehingga mampu menyerap dana yang dibutuhkan bagi pembangunan sekaligus mampu menumbuhkan perekonomian nasional.

23

Berdasarkan Pasal 1 ayat (13) Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,

24

21

Sumantoro, Pengantar tentang Pasar Modal Di Indonesia, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1990), hlm. 25-26.

22

Suad Hasan, Op.Cit, hlm. 3. 23

M. Irsan Nasarudin, Op.Cit, hlm. 10. 24

Pasal 1 ayat (13) Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

yang disebut dengan pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Secara umum pasar modal mendukung pengembangan ekonomi melalui pembiayaan kegiatan usaha. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian kesempatan kepada masyarakat luas untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional.

Salah satu partisipasi masyarakat dalam pasar modal dapat berbentuk penyertaan. Penyertaan merupakan salah satu bentuk penanaman modal pada suatu entitas (badan usaha) yang dilakukan dengan menyetorkan sejumlah dana tertentu dengan tujuan untuk menguasai sebagian hak pemilikan atas entitas tersebut.25

25

Sunariyah, Op.Cit, hlm. 6.

Surat berharga semacam ini umumnya disebut saham (share).

Instrumen atau produk yang diperdagangkan di Pasar Modal disebut dengan efek. Proses perdagangan efek dalam pasar modal dilakukan dalam 2 tahap, yaitu melalui pasar perdana dan pasar sekunder. Pasar perdana adalah pasar dimana efek-efek diperdagangkan untuk pertama kalinya, sebelum dicatatkan di Bursa Efek. Disini, saham dan efek lainnya untuk pertama kalinya ditawarkan kepada investor oleh pihak penjamin emisi melalui perantara pedagang efek yang yang bertindak sebagai agen penjual saham, proses ini biasa disebut dengan Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering). Pasar sekunder adalah pasar dimana efek-efek yang telah dicatatkan di Bursa Efek diperjualbelikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada para investor untuk membeli atau menjual efek-efek yang tercatat di bursa. Di pasar ini, efek-efek diperdagangkan dari satu investor ke investor lain.

Menurut Pasal 1 angka 5 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal: 26

Salah satu jenis dari derivatif ini adalah Efek beragun aset (EBA), EBA diatur dalam Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-28/PM/2003. Menurut Pasal 1 huruf b dari peraturan tersebut, yang dimaksud dengan EBA adalah:

”Efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif, Kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.”

27

Sedangkan KIK-EBA merupakan kontrak antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang EBA, dimana Manajer Investasi diberi kewenangan untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian ”Efek Beragun Aset adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang timbul dikemudian hari (future receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, Efek bersifat utang yang dijamin oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement) / Arus Kas (Cash

Flow), serta asset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan

aset keuangan tersebut”.

Efek Beragun Aset merupakan efek yang diterbitkan karena adanya Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA) yang portofolionya terdiri dari aset keuangan yang timbul dari adanya piutang yang sudah ada maupun piutang yang akan timbul dikemudian hari.

26

Pasal 1 angka 5 Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 27

Pasal 1 huruf b, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor KEP-28/PM/2003 tentang Pedoman Kontrak Investasi Kolektif Efek beragun Aset,

diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif. KIK-EBA dapat timbul dari adanya sekuritisasi aset tagihan dari perusahaan tertentu dirubah menjadi aset yang lebih likuid melalui penciptaan surat berharga.28

Sekuritisasi Aset menurut Pasal 1 butir 2 Peraturan Bank Indonesia No. 7/4/PBI/2005 Tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Aktivitas Sekur itisasi Aset Bagi Bank Umum merupakan penerbitan surat berharga oleh penerbit efek beragun aset yang didasarkan pada pengalihan aset keuangan dari kreditur asal yang diikuti dengan pembayaran yang berasal dari hasil penjualan efek beragun aset kepada pemodal.29

Dokumen terkait