• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Komprehensif Kinerja Keuangan

Tinjauan kinerja keuangan ini disusun berdasarkan Laporan Keuangan UOB Indonesia yang telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Semua informasi dalam laporan keuangan tersebut telah dimuat secara lengkap dan benar.

Laporan keuangan UOB Indonesia telah diaudit oleh auditor independen Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sungkoro &

Surja (anggota Ernst & Young Global Limited), dengan opini audit tanpa modifikasi, yang menyatakan laporan keuangan telah disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan UOB Indonesia tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, serta kinerja keuangan dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

(dalam jutaan Rupiah)

Tahun yang Berakhir pada tanggal 31 Desember

2017 2016

Pendapatan dan Beban Operasional Pendapatan dan beban bunga

Pendapatan bunga 7.268.027 7.404.292

Beban bunga (3.756.802) (3.867.144)

Pendapatan Bunga-neto 3.511.225 3.537.148

Pendapatan Operasional Lainnya

Komisi dan jasa administrasi-neto 252.963 218.478

Keuntungan yang telah direalisasi

dan belum direalisasi atas efek-efek yang dijual dan

perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan-neto 184.492 191.718

Keuntungan transaksi mata uang asing-neto 166.565 179.696

Lain-lain-neto 189.650 202.171

Total Pendapatan Operasional Lainnya-neto 793.670 792.063

(Pembentukan) Pemulihan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai:

Aset keuangan (1.255.990) (958.431)

Agunan yang diambil alih 960 (238)

Total (Pembentukan) Pemulihan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai (1.255.030) (958.669) Beban Operasional Lainnya

Gaji dan kesejahteraan karyawan (1.581.303) (1.572.475)

Beban umum dan administrasi (1.163.980) (1.139.992)

Total Beban Operasional Lainnya (2.745.283) (2.712.467)

Pendapatan Operasional 304.582 658.075

Pendapatan non-operasional

Keuntungan penjualan aset tetap, properti terbengkalai dan agunan yang

diambil alih-neto 3.921 11.449

Lain-lain-neto - 213

Total Pendapatan Non-Operasional 3.921 11.662

Laba Sebelum Beban Pajak 308.503 669.737

Beban pajak (230.982) (190.464)

Laba Tahun Berjalan 77.521 479.273

Pendapatan Komprehensif Lainnya Tahun Berjalan - Bersih setelah Pajak 43.484 73.505

Total Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan 121.005 552.778

Laba tahun berjalan Bank di tahun 2017 sebesar Rp78 miliar, menurun 83,8 persen atau Rp402 miliar dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp479 miliar. Pendapatan komprehensif Bank pada tahun 2017 sebesar Rp121 miliar, menurun sebesar 78,1 persen atau Rp432 miliar dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp553 miliar.

Penurunan pada Pendapatan Komprehensif adalah akibat penurunan pada pendapatan bunga UOB Indonesia dan peningkatan pembentukan penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan. Pendapatan bunga UOB Indonesia pada tahun 2017 menurun sebesar 1,8 persen atau Rp136 miliar dibandingkan dengan tahun 2016. Alasan lainnya adalah pembentukan kerugian penurunan nilai UOB Indonesia atas aset keuangan di tahun 2017 yang meningkat sebesar 31,0 persen atau Rp298 miliar dibandingkan dengan tahun 2016.

Pendapatan Bunga

Pendapatan bunga UOB Indonesia diperoleh dari kredit yang diberikan, investasi keuangan dan penempatan pada Bank Indonesia, giro pada Bank Indonesia dan bank lain, dan penempatan pada bank lain.

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember Pendapatan Bunga

(dalam jutaan Rupiah) 2017 2016

Kredit yang diberikan 6.342.615 6.566.049

Investasi keuangan dan penempatan pada Bank Indonesia 867.830 753.608

Penempatan pada bank lain 29.154 32.379

Giro pada Bank Indonesia dan bank lain 28.428 52.256

Total 7.268.027 7.404.292

Pendapatan bunga UOB Indonesia di tahun 2017 adalah sebesar Rp7.268 miliar, menurun 1,8 persen atau Rp136 miliar dibandingkan tahun 2016 sebesar Rp7.404 miliar.

Pendapatan bunga yang diperoleh dari kredit yang diberikan merupakan kontributor utama dengan porsi sebesar 87,3 persen dari total pendapatan bunga. Pendapatan bunga dari kredit yang diberikan menurun sebesar 3,4 persen atau Rp223 miliar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut didorong oleh penurunan pada suku bunga rata-rata tahunan untuk kredit. Dalam mata uang Rupiah, suku bunga rata-rata tahunan pada tahun 2017 adalah sebesar 10,73 persen dan di tahun 2016 sebesar 11,68 persen.

Dalam mata uang asing, suku bunga rata-rata tahunan pada tahun 2017 adalah sebesar 3,91 persen dan di tahun 2016 sebesar 4,42 pesen. Selain itu, portofolio kredit juga menurun sebesar 4,2 persen atau Rp2.758 miliar, dari Rp65.789 miliar di tahun 2016 menjadi Rp63.031 miliar di tahun 2017.

Pendapatan bunga dari giro pada Bank Indonesia dan bank lain serta pendapatan bunga dari penempatan pada bank lain menurun dibandingkan dengan tahun lalu.

Beban Bunga

Beban bunga Bank diperoleh dari Deposito berjangka, efek utang yang diterbitkan, tabungan giro, premi penjaminan pemerintah, simpanan dari bank lain dan lain sebagainya.

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember Beban Bunga

(dalam jutaan Rupiah) 2017 2016

Deposito berjangka 2.563.282 2.916.425

Giro 405.737 272.566

Efek utang yang diterbitkan 305.105 242.367

Tabungan 272.737 264.948

Premi penjaminan Pemerintah 154.842 124.594

Simpanan dari bank lain 47.728 41.908

Lain-lain 7.371 4.336

Total 3.756.802 3.867.144

Beban bunga UOB Indonesia di tahun 2017 adalah sebesar Rp3.757 miliar, menurun sebesar 2,9 persen atau Rp110 miliar dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp3.867 miliar.

Penurunan tersebut utamanya disebabkan oleh penurunan beban bunga dari deposito berjangka. Penurunan beban bunga dari deposito berjangka diakibatkan oleh penurunan pada suku bunga rata-rata tahunan deposito berjangka dalam mata uang Rupiah, dari 7,66 persen di tahun 2016 menjadi 6,59 persen di tahun 2017.

Pendapatan Operasional Lainnya

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember Pendapatan Operasional Lainnya

(dalam jutaan Rupiah) 2017 2016

Komisi dan Jasa Administrasi-neto 252.963 218.478

Keuntungan yang telah direalisasi

dan belum direalisasi atas efek-efek yang dijual dan

perubahan nilai wajar efek-efek yang diperdagangkan-neto 184.492 191.718

Keuntungan transaksi mata uang asing 166.565 179.696

Lain-lain-neto 189.650 202.171

Total Pendapatan Operasional Lainnya-neto 793.670 792.063

Pendapatan operasional lainnya di tahun 2017 adalah sebesar Rp794 miliar, meningkat sebesar 0,2 persen atau Rp2 miliar, dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp792 miliar.

Peningkatan tersebut utamanya disebabkan oleh biaya administrasi dan komisi yang meningkat sebesar 15,8 persen atau Rp34 miliar, dari Rp218 miliar di tahun 2016 menjadi Rp253 miliar di tahun 2017.

Beban Operasional

Beban operasional berasal dari penyisihan kerugian penurunan nilai, beban gaji dan kesejahteraan karyawan serta beban umum dan administrasi.

Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember Beban Operasional

(dalam jutaan Rupiah) 2017 2016

(Pembentukan) pemulihan penyisihan kerugian penurunan nilai:

Aset keuangan (1.255.990) (958.431)

Agunan yang diambil alih 960 (238)

Total (Pembentukan) Pemulihan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai (1.255.030) (958.669) Beban Operasional Lainnya

Gaji dan kesejahteraan karyawan (1.581.303) (1.572.475)

Beban umum dan administrasi (1.163.980) (1.139.992)

Total Beban Operasional Lainnya (2.745.283) (2.712.467)

Total (4.000.313) (3.671.136)

Beban operasional di tahun 2017 adalah sebesar Rp4.000 miliar, meningkat sebesar 9,0 persen atau Rp329 miliar, dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp3.671 miliar.

Peningkatan tersebut utamanya disebabkan oleh peningkatan pada penyisihan kerugian penurunan nilai aset keuangan sebesar 31,0 persen atau Rp298 miliar, dari Rp958 miliar di tahun 2016 menjadi Rp1.256 miliar di tahun 2017. Peningkatan tersebut sejalan dengan penerapan prinsip kehati-hatian yang diterapkan oleh Bank untuk mengantisipasi dan memitigasi risiko gagal bayar pada portofolio kredit.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Laporan Posisi Keuangan Aset

(dalam jutaan Rupiah)Aset Per 31 Desember

2017 2016

Kas 398.298 535.517

Giro pada Bank Indonesia 6.071.513 5.724.310

Giro pada bank lain 2.452.901 1.098.294

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 3.416.404 3.321.154

Efek-efek yang diperdagangkan 1.118.020 945.104

Investasi keuangan - neto 14.951.354 11.972.771

Tagihan derivatif 146.399 202.112

Kredit yang diberikan - neto 61.998.204 64.698.998

Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali 1.015.168 1.902.219

Tagihan akseptasi - neto 1.826.050 1.748.937

Aset pajak tangguhan - neto 95.212 35.906

Aset tetap - nilai buku 1.062.874 1.093.316

Aset lain-lain - neto 691.716 815.210

Total 95.244.113 94.093.848

Total aset UOB Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,2 persen atau Rp1.150 miliar, dari Rp94.094 miliar di tahun 2016 menjadi Rp95.244 miliar di tahun 2017. Peningkatan ini terutama berasal dari peningkatan investasi keuangan - neto sebesar 24,9 persen atau Rp2.979 miliar; dan giro pada bank lain sebesar 123,3 persen atau Rp1.355 miliar.

Aset UOB Indonesia didominasi dari kredit yang diberikan dengan porsi sebesar 65,1 persen atas seluruh total aset.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Selain itu, terdapat peningkatan pada beban operasional yang terdiri dari gaji dan kesejahteraan karyawan serta beban umum dan administrasi. Gaji dan kesejahteraan karyawan meningkat sebesar 0,6 persen atau Rp9 miliar, dari Rp1.572 miliar di tahun 2016 menjadi Rp1.581 miliar di tahun 2017. Beban umum dan administrasi meningkat sebesar 2,1 persen atau Rp24 miliar, dari Rp1.140 miliar di tahun 2016 menjadi Rp1.164 miliar di tahun 2017.

Peningkatan pada gaji dan kesejateraan karyawan utamanya disebabkan oleh peningkatan pada gratifikasi sebesar 154,4 persen atau Rp51 miliar, kesejahteraan karyawan sebesar 62,7 persen atau Rp28 miliar; dan tunjangan pajak PPh 21 sebesar 19,9 persen atau Rp24 miliar. Namun terdapat penurunan pada gaji, upah dan bonus Lebaran sebesar 7,0 persen atau Rp79 miliar karena adanya penurunan jumlah karyawan di tahun 2017, dari 4.349 karyawan menjadi 4.028 karyawan di tahun 2017.

Peningkatan pada beban umum dan administrasi utamanya disebabkan oleh peningkatan pada iklan dan promosi sebesar 32,5 persen atau Rp32 miliar dan perbaikan dan pemeliharaan sebesar 14,9 persen atau Rp20 miliar.

Pendapatan Sebelum Beban Pajak

Pendapatan sebelum beban pajak menurun sebesar 53,9 persen atau Rp361 miliar, dari Rp670 miliar di tahun 2016 menjadi Rp309 miliar di tahun 2017.

Beban Pajak

Beban pajak meningkat sebesar 21,3 persen atau Rp41 miliar, dari Rp190 miliar di tahun 2016 menjadi Rp231 miliar di tahun 2017.

Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan

Pendapatan komprehensif tahun berjalan turun sebesar 78,1 persen atau Rp432 miliar, dari Rp553 miliar di tahun 2016 menjadi Rp121 miliar di tahun 2017.

Aset Lancar

Aset lancar terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, efek-efek yang diperdagangkan, investasi keuangan, tagihan derivatif, kredit yang diberikan, tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali, dan tagihan akseptasi.

Aset lancar UOB Indonesia di tahun 2017 tercatat sebesar Rp93.394 miliar, meningkat 1,4 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp92.149 miliar. Peningkatan ini terutama berasal dari peningkatan giro pada bank lain dan investasi keuangan.

Giro pada bank lain meningkat sebesar 123,3 persen menjadi Rp2.453 miliar di tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp1.098 miliar. Investasi keuangan juga meningkat 24,9 persen menjadi Rp14.951 miliar di tahun 2017 dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp11.973 miliar.

Aset Tidak Lancar

Aset tidak lancar terdiri dari aset tetap, dan aset lain-lain. Aset tidak lancar UOB Indonesia di tahun 2017 tercatat sebesar Rp1.755 miliar, menurun 8,1 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp1.909 miliar. Hal ini disebabkan oleh penurunan aset tetap sebesar 2,8 persen dan aset lain-lain sebesar 15,1 persen.

Kredit yang Diberikan

Portofolio kredit yang diberikan pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 4,2 persen atau senilai Rp2.758 miliar, dari Rp65.789 miliar di tahun 2016 menjadi Rp63.031 miliar di tahun 2017. Portofolio kredit memberikan kontribusi terbesar terhadap komposisi total aset sebesar 66,2 persen. Eksposur terbesar Bank terletak pada jenis kredit modal kerja dengan proporsi sebesar 49,7 persen dari total portofolio kredit UOB Indonesia.

Berikut adalah klasifikasi portofolio kredit berdasarkan jenis kredit:

Jenis Kredit

(dalam jutaan Rupiah) Per 31 Desember

2017 2016

Modal Kerja 31.323.358 33.700.044

Investasi 12.047.060 13.399.419

Pemilikan Rumah 4.677.211 4.816.176

Multiguna 1.965.765 2.100.870

Kartu Kredit 1.653.587 1.494.835

Kendaraan Bermotor 23.923 25.630

Lain-lain 11.339.948 10.252.090

Total Kredit yang Diberikan 63.030.852 65.789.064

Berikut adalah klasifikasi portofolio kredit berdasarkan segmentasi:

Segmen (dalam jutaan Rupiah)

Per 31 Desember

2017 2016

Commercial Banking 20.447.885 23.731.824

Corporate Banking 15.801.039 16.029.664

Business Banking 14.972.396 15.789.325

Personal Financial Services 8.532.037 8.661.955

Financial Institution 3.277.495 1.576.296

Total Kredit yang Diberikan 63.030.852 65.789.064

Berdasarkan segmentasi, penurunan kredit terutama disebabkan oleh penurunan portofolio kredit segmen Commercial Banking

sebesar 13,8 persen atau Rp3.284 miliar, dari Rp23.732 miliar di tahun 2016 menjadi Rp20.448 miliar di tahun 2017. Selain itu, portofolio kredit segmen Corporate Banking, Business Banking dan Personal Financial Services (PFS) juga mengalami penurunan.

Namun sebaliknya, portofolio kredit segmen Financial Institution mengalami peningkatan sebesar 107,9 persen atau Rp1.701 miliar, dari Rp1.576 miliar di tahun 2016 menjadi Rp3.277 miliar di tahun 2017.

Berikut adalah klasifikasi kredit berdasarkan mata uang:

Kredit yang diberikan (dalam jutaan Rupiah)

Per 31 Desember

2017 2016

Rupiah 45.918.562 49.691.552

Mata Uang Asing 17.112.290 16.097.512

Total Kredit yang Diberikan 63.030.852 65.789.064

Kredit yang diberikan UOB Indonesia didominasi dari mata uang Rupiah dengan porsi sebesar 72,9 persen atas total portofolio kredit Bank.

Kredit yang diberikan dalam mata uang Rupiah di tahun 2017 menurun 7,6 persen atau Rp3,773 miliar, dari Rp49.692 miliar di tahun 2016 menjadi Rp45.919 miliar di tahun 2017. Sebaliknya, kredit yang diberikan dalam mata uang asing di tahun 2017 meningkat 6,3 persen atau Rp1.015 miliar, dari Rp16.098 miliar di tahun 2016 menjadi Rp17.112 miliar di tahun 2017.

Berikut adalah klasifikasi portofolio kredit berdasarkan sektor ekonomi:

Sektor Ekonomi

(dalam jutaan Rupiah) Per 31 Desember

2017 2016

Perdagangan besar dan eceran 16.441.583 15.824.643

Industri pengolahan 16.304.959 20.108.402

Rumah tangga 8.523.094 8.694.936

Real estate dan jasa usaha 4.073.655 4.554.721

Pertanian, perburuan dan kehutanan 4.060.070 3.072.565

Perantara keuangan 3.361.627 1.703.839

Transportasi, pergudangan, dan komunikasi 3.205.832 2.983.740

Penyedia akomodasi 2.613.535 3.747.499

Konstruksi 2.393.871 3.599.893

Pertambangan dan penggalian 1.246.460 701.837

Listrik, air dan gas 427.772 374.177

Jasa kemasyarakatan 160.100 209.617

Jasa kesehatan 85.677 77.853

Jasa pendidikan 55.110 57.483

Perikanan 48.088 55.359

Jasa perorangan 3.160 7.094

Lainnya 26.259 15.406

Total Kredit yang Diberikan 63.030.852 65.789.064

Kredit yang diberikan UOB Indonesia didominasi dari sektor perdagangan besar dan eceran serta sektor industri pengolahan dengan porsi masing-masing sebesar 26,1 persen dan 25,9 persen atas total portofolio kredit Bank.

Berdasarkan sektor ekonomi, penurunan kredit terutama disebabkan oleh penurunan portofolio kredit sektor industri pengolahan sebesar 18,9 persen atau Rp3,803 miliar, dari Rp20.108 miliar di tahun 2016 menjadi Rp16.305 miliar di tahun 2017.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) kredit yang diberikan mengalami penurunan sebesar 5,3 persen atau Rp57 miliar, dari Rp1.090 miliar di tahun 2016 menjadi Rp1.033 miliar di tahun 2017. Penurunan CKPN ini terutama disebabkan oleh penyelesaian CKPN terkait dengan penjualan kredit sebesar Rp649 miliar dan penghapusbukuan kredit selama tahun 2017 sebesar Rp774 miliar.

Pada tanggal 27 Desember 2017, UOB Indonesia melakukan penjualan kredit yang diberikan. Nilai bersih yang diperoleh oleh Bank atas penjualan kredit yang diberikan sebesar Rp1.975 miliar dan USD41.041.102 (nilai penuh), dan pengalihan atas hak-hak yang dialihkan berlaku efektif pada tanggal efektif transaksi.

Investasi Keuangan Neto

Investasi keuangan neto UOB Indonesia di tahun 2017 meningkat sebesar 24,9 persen atau senilai Rp2.979 miliar dari Rp11.973 miliar di tahun 2016 menjadi Rp14.951 miliar di tahun 2017. Peningkatan investasi keuangan terutama disebabkan oleh peningkatan signifikan pada Sertifikat Deposito Bank Indonesia sebesar 1.695,3 persen atau Rp5.072 miliar dari Rp299 miliar di tahun 2016 menjadi Rp5.371 miliar di tahun 2017.

Liabilitas

Liabilitas (dalam jutaan Rupiah)

Per 31 Desember

2017 2016

Liabilitas Segera 149.371 101.348

Simpanan 75.046.863 73.004.901

Giro 11.257.957 9.488.201

Tabungan 14.849.647 16.143.894

Deposito Berjangka 48.939.259 47.372.806

Simpanan dari Bank Lain 2.314.828 3.641.664

Bunga yang Masih Harus Dibayar 225.648 211.247

Utang Pajak 65.202 145.351

Liabilitas Derivatif 105.770 194.328

Liabilitas Akseptasi 1.843.428 1.770.688

Liabilitas atas Surat Berharga yang Dijual Dengan Janji Dibeli Kembali - 339.412

Pinjaman yang Diterima 333.138

-Liabilitas atas Imbalan Kerja 328.451 209.164

Liabilitas lain-lain 496.159 469.547

Efek Hutang yang Diterbitkan - Neto 3.388.604 3.185.128

Total Liabilitas 84.297.462 83.272.778

Total liabilitas UOB Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,2 persen atau Rp1.025 miliar, dari Rp83.273 miliar di tahun 2016 menjadi Rp84.297 miliar di tahun 2017. Peningkatan terutama berasal dari peningkatan simpanan nasabah sebesar 2,8 persen atau Rp2.042 miliar. Selain itu, terdapat peningkatan pada efek hutang yang diterbitkan sebesar 6,4 persen atau Rp203 miliar dan pada tahun 2017 Bank memiliki pinjaman yang diterima sebesar Rp333 miliar.

Liabilitas UOB Indonesia didominasi dari simpanan nasabah dengan porsi sebesar 89,0 persen atas seluruh total liabilitas.

Simpanan Nasabah

Simpanan nasabah mengalami peningkatan sebesar 2,8 persen atau Rp2.042 miliar, dari Rp73.005 miliar di tahun 2016 menjadi Rp75.047 miliar di tahun 2017.

Giro mengalami peningkatan sebesar 18,7 persen atau Rp1.770, dari Rp9.488 miliar di tahun 2016 menjadi Rp11.258 miliar di tahun 2017.

Deposito berjangka juga mengalami peningkatan sebesar 3,3 persen atau Rp1.566, dari Rp47.373 miliar di tahun 2016 menjadi Rp48.939 miliar di tahun 2017. Namun, Tabungan mengalami penurunan sebesar 8,0 persen atau Rp1.294 miliar, dari Rp16.144 miliar di tahun 2016 menjadi Rp14.850 miliar di tahun 2017.

Analisa dan Pembahasan Manajemen

Simpanan nasabah didominasi dari deposito berjangka dengan porsi sebesar 65,2 persen atas seluruh total simpanan nasabah.

Peningkatan deposito berjangka dalam mata uang asing sejalan dengan kenaikan suku bunga rata-ratanya dari 0,84 persen menjadi 1,15 persen di tahun 2017.

Pinjaman yang diterima

Pada tahun 2017, UOB Indonesia memiliki pinjaman yang diterima sebesar Rp333 miliar.

Efek Hutang yang Diterbitkan

Efek hutang yang diterbitkan mengalami peningkatan sebesar 6,4 persen atau Rp203 miliar, dari Rp3.185 miliar di tahun 2016 menjadi Rp3.389 miliar di tahun 2017.

Peningkatan ini terjadi karena UOB Indonesia menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap II Tahun 2017 dengan jumlah pokok sebesar Rp500 miliar dan suku bunga tetap sebesar 9,25 persen per tahun yang dibayarkan setiap tiga bulan dan jangka waktu selama tujuh tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal 17 Oktober 2024. Obligasi tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia dan dinyatakan efektif berdasarkan surat keputusan OJK pada tanggal 18 Oktober 2017.

UOB Indonesia telah melakukan pelunasan pokok atas Obligasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap I Tahun 2016 Seri A dengan nilai nominal Rp300 miliar yang jatuh tempo pada tanggal 4 Desember 2017.

Ekuitas

Ekuitas

(dalam jutaan Rupiah) Per 31 Desember

2017 2016

Modal Saham 2.388.471 2.388.471

Tambahan Modal Disetor - Neto 2.106.818 2.102.242

Penghasilan Komprehensif Lain (76.041) (119.525)

Saldo Laba

Telah ditentukan penggunaannya 111.424 106.631

Belum ditentukan penggunaannya 6.415.979 6.343.251

Total 10.946.651 10.821.070

Total ekuitas UOB Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,2 persen atau Rp126 miliar, dari Rp10.821 miliar di tahun 2016 menjadi Rp10.947 miliar di tahun 2017. Pada tahun 2017 terdapat penyesuaian tambahan modal disetor sebesar Rp5 miliar.

Pada tahun 2017, tidak terdapat pembagian dividen. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses pada tahun 2017 dan 2016. Kebijakan Bank adalah mempertahankan struktur permodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar.

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas dikelompokkan berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain serta investasi keuangan yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima serta tidak dibatasi penggunaannya.

Arus Kas

(dalam jutaan Rupiah) Per 31 Desember

2017 2016

Kas neto diperoleh dari aktivitas operasi 4.557.110 3.696.109

Kas neto digunakan untuk aktivitas investasi (2.663.242) (1.777.087)

Kas neto diperoleh dari aktivitas pendanaan 192.159 1.029.736

Kenaikan (penurunan) neto kas dan setara kas 2.086.027 2.948.758

Pengaruh neto perubahan kurs pada kas dan setara kas 95.083 (86.361)

Kas dan setara kas awal tahun 12.627.387 9.764.990

Kas dan setara kas akhir tahun 14.808.497 12.627.387

Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Operasi

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi mengalami peningkatan sebesar 23,3 persen atau Rp861 miliar, dari Rp3.696 miliar di tahun 2016 menjadi Rp4.557 miliar di tahun 2017. Pemasukan arus kas dari aktivitas operasi berasal dari penerimaan bunga, penerimaan pendapatan operasional lainnya, penjualan agunan yang diambil alih, pemulihan dari kredit yang telah dihapusbukukan, dan penerimaan atas penjualan kredit yang diberikan.

Kas Neto Digunakan untuk Aktivitas Investasi

Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi mengalami peningkatan sebesar 49,9 persen atau Rp886 miliar, dari Rp1.777 miliar di tahun 2016 menjadi Rp2.663 miliar di tahun 2017. Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya pembelian investasi keuangan di tahun 2017.

Penggunaan kas untuk aktivitas investasi terdiri dari pembelian investasi keuangan dan pembelian aset tetap.

Kas Neto Diperoleh dari Aktivitas Pendanaan

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas pendanaan menurun 81,3 persen atau Rp838 juta, dari Rp1.030 miliar di tahun 2016 menjadi Rp192 miliar di tahun 2017. Penurunan arus kas dari aktivitas pendanaan disebabkan oleh pelunasan pokok atas Obligasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap I Tahun 2016 Seri A dengan nilai nominal Rp300 miliar yang jatuh tempo serta menurunnya jumlah pokok Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank UOB Indonesia Tahap II Tahun 2017 yang diterbitkan di tahun 2017 sebesar Rp500 miliar dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar Rp1.100 miliar.

Rasio-rasio Keuangan

Rasio Keuangan Per 31 Desember

2017 2016

Rasio Kecukupan Modal (CAR) 17,08% 16,44%

NPL - Gross 1,09% 3,24%

NPL - Neto 0,93% 2,61%

Return on Asset (ROA) 0,32% 0,77%

Return on Equity (ROE) 0,70% 4,49%

Net Interest Margin (NIM) 3,85% 4,31%

Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 97,81% 95,90%

Loan to Deposit Ratio (LDR) 83,57% 90,11%

Giro Wajib Minimum (GWM):

Rupiah Primer 6,78% 6,84%

Rupiah Sekunder 19,48% 14,79%

Mata Uang Asing 8,18% 8,85%

Posisi Devisa Neto (PDN) Agregasi 2,22% 0,62%

Rasio Kecukupan Modal (CAR)

Pada tahun 2017, rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) atau Capital Adequacy Ratio (CAR) mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen, dari 16,44 persen di tahun 2016 menjadi 17,08 persen di tahun 2017. Hal ini menunjukkan peningkatan atas struktur permodalan Bank. Rasio KPMM yang diwajibkan sesuai dengan profil risiko Bank adalah 9,00 persen.

Rasio Kredit Bermasalah (NPL)

Pada tahun 2017, rasio Non-Performing Loan/NPL kotor (NPL gross) mengalami penurunan sebesar 2,15 persen, dari 3,24 persen di tahun 2016 menjadi 1,09 persen di tahun 2017.

Demikian juga dengan rasio NPL neto (NPL net) mengalami penurunan sebesar 1,68 persen, dari 2,61 persen tahun 2016 menjadi 0,93 persen tahun 2017. Rasio NPL tersebut menunjukkan performa yang baik karena masih berada di bawah batas maksimum sebesar 5 persen yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, juga merefleksikan komitmen Bank untuk mengelola risiko kredit dengan senantiasa mengimplementasikan prinsip kehati-hatian perbankan.

Kredit bermasalah NPL pada tahun 2017 dan 2016 masing-masing sebesar Rp685 miliar dan Rp2.131 miliar. Rasio NPL neto dihitung sesuai dengan peraturan Bank Indonesia. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia No.15/2/PBI/2013 tanggal 20 Mei 2013, rasio kredit bermasalah bank umum secara neto adalah maksimal sebesar 5 persen dari total kredit yang diberikan Bank.

Return on Asset (ROA)

Pada tahun 2017, rasio Return on Asset (ROA) mengalami penurunan sebesar 0,45 persen, dari 0,77 persen di tahun 2016 menjadi 0,32 persen di tahun 2017. Penurunan ROA ini disebabkan oleh penurunan laba sebelum beban pajak sebesar 53,9 persen atau Rp361 miliar.

Return on Equity (ROE)

Demikian juga dengan rasio Return on Equity (ROE) mengalami penurunan sebesar 3,79 persen pada tahun 2017, dari 4,49 persen di tahun 2016 menjadi 0,70 persen di tahun 2017. Penurunan ROE ini disebabkan oleh penurunan laba tahun berjalan UOB Indonesia sebesar 83,8 persen atau Rp402 miliar.

Net Interest Margin (NIM)

Marjin Pendapatan Bunga Bersih pada tahun 2017 dan 2016 masing-masing adalah 3,85 persen dan 4,31 persen. Penurunan

Marjin Pendapatan Bunga Bersih pada tahun 2017 dan 2016 masing-masing adalah 3,85 persen dan 4,31 persen. Penurunan