• Tidak ada hasil yang ditemukan

tINJaUaN MakrO EkONOMI Macroeconomic Overview

Dalam dokumen BUKK Annual Report 2014 FINAL (Halaman 50-52)

Kondisi makroekonomi Indonesia sepanjang tahun 2014 menunjukkan perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya. Laju perekonomian nasional melambat ke level 5,1% dari sebelumnya 5,8% pada tahun 2013. Kondisi perekonomian domestik juga dibayangi oleh tingkat inflasi yang melampaui ekspektasi, yaitu 8,36%, nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS yang mencapai Rp12.440 per dollar AS, serta tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia yang meningkat 25 basis poin menjadi 7,75% pada akhir tahun.

Perlambatan laju ekonomi dalam negeri ini dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal. Pelemahan permintaan dari negara- negara maju di Eropa serta faktor ketidakpastian kondisi sosial politik di dalam negeri berdampak pada penerapan kebijakan moneter dan fiskal yang ketat sehingga dengan sendirinya menciptakan kendala bagi laju pertumbuhan ekonomi nasional. Kondisi makroekonomi ini tidak hanya mempengaruhi daya beli masyarakat namun juga keputusan-keputusan bisnis perusahaan. Menyusul terpilihnya Pemerintahan yang baru, tidak sedikit perusahaan yang cenderung memilih wait and see sebelum melakukan ekspansi usaha.

Indonesia saw a slowing pace in the performance of domestic macro economy in 2014. National economic growth rate slowed to 5.1% from 5.8% in 2013. Domestic macro economy also saw inflationary pressure that went beyond expectation at 8.36%, Rupiah exchange rate against the US Dollar was at Rp12,440 per US Dollar while Bank Indonesia lifted the benchmark rate by 25 basis point to 7.75% towards year end.

The slowing pace of domestic economy was indeed affected by both external and internal factors. The lower demand from developed countries in Europe and national social political condition that was uncertain contributed to the tightening of monetary and fiscal policies, thus hampering the national economic growth.

The macroeconomic condition certainly not only affected the people’s purchasing power but also business decisions. With the new Administration, many companies tended to wait and see in realizing the expansion plan.

tINJaUaN OpEraSIONaL

Operational Overview

Perlambatan laju perekonomian sebagai dampak dari kebijakan moneter dan fiskal yang ketat tersebut berpengaruh pada kinerja operasional Perseroan, sebagaimana diindikasikan dari jumlah permintaan terhadap produk yang dihasilkan Perseroan. Sementara itu, ekspansi Perseroan ke area manufaktur/supplier

komponen otomotif dan permesinan lainnya melalui akuisisi atas saham mayoritas di PT Bukaka Forging Industries dilakukan tepat pada saat proyek-proyek infrastruktur melambat.

Terkait hal tersebut, Perseroan pada tahun 2014 telah menerapkan sejumlah inisiatif strategis terkait aspek operasional dan keuangan, yaitu:

a. Mempertahankan dan meningkatkan hubungan dengan pemilik proyek yang selama ini ada, terutama di bidang Tower, jembatan, pumping, garbarata, SPV, RCE, EPC dan lain-lain. b. Melakukan usaha-usaha efisiensi biaya untuk mencapai

perolehan laba kotor sebesar 17%-19% dan laba usaha sebesar 8%-10%.

c. Melakukan upaya untuk meningkatkan kredibilitas perusahaan khususnya melalui pendekatan dan pemberian penjelasan yang memadai kepada pihak kreditur perbankan, investor strategis maupun investor melalui pasar modal dalam rangka untuk memperoleh fasilitas pendanaan dari kreditur untuk

The economic slowdown as influenced by the tightening of monetary and fiscal policies somewhat influenced the Company’s operational performance, particularly in term of declining demand for the Company’s products. Meanwhile, the Company’s expansion to manufacture/supplier of automotive components and other machine parts through the acquisition of majority stake in PT Bukaka Forging Industries was realized at the time infrastructure projects decelerated.

On that reason, the Company in 2014 took some strategic initiatives to support the operation and financial condition of the company, i.e.:

a. Maintaining and strengthening relation with the existing project owners, particularly in the Tower business, bridge, pumping, passenger boarding bridge, SPV, RCE, EPC and the others.

b. Conducting cost efficiency to achieve gross profit of 17%-19% and an operating income of 8%-10%.

c. Improving the credibility of the company by making approach and providing adequate information to the creditors, strategic investors as well as investors through capital market to earn trust from the creditors so that it can have access to funding, either in the form of bank loans or bond obligation, or rights

membiayai proyek-proyek perusahaan, baik berupa pinjaman perbankan maupun penerbitan obligasi dan pendanaan ekuitas dari investor melalui rights issue.

d. Meningkatkan pengendalian keuangan atas semua proyek. e. Memperbaiki efisiensi penagihan piutang.

Selain itu, Perseroan juga menerapkan sejumlah inisiatif terkait aspek pemasaran, yaitu di antaranya:

a. Meningkatkan kinerja marketing melalui pelatihan-pelatihan terkait teknik negosiasi dan pengenalan karakteristik pelanggan.

b. Melakukan kerja sama dengan perusahaan di daerah atau negara tertentu di mana Perseroan berminat memasarkan produknya.

c. Meningkatkan layanan purna jual.

kINErJa pENJUaLaN DaN pEr SEGMEN BISNIS

Pada tahun 2014, segmen bisnis konstruksi mengalami penurunan permintaan, terutama terjadi pada bisnis jaringan listrik, energi dan jembatan serta penjualan produk forging, yang masing-masing memperoleh pendapatan sebesar Rp620,5 miliar dan Rp120,6 miliar dibandingkan perolehan pendapatan di tahun 2013, yakni masing-masing sebesar Rp597,4 miliar dan Rp128,8 miliar. Sementara itu, bisnis Perseroan lainnya di segmen ini, yaitu bisnis fasilitas dan perlengkapan bandara, pada periode ini memperoleh pendapatan sebesar Rp183,8 miliar dari sebelumnya Rp176,3 miliar. Sementara di segmen bisnis peralatan jalan, kendaraan khusus, oil & gas equipment dan lainnya, serta segmen penjualan listrik PLTM, Perseroan pada tahun ini meraih pendapatan masing-masing sebesar Rp481,2 miliar dan Rp12,60 miliar, dari sebelumnya Rp416,7 miliar dan Rp7,56 miliar di tahun 2013.

Segmen ini menjadi salah satu segmen penopang pertumbuhan pendapatan Perseroan pada tahun 2014 dengan nilai pendapatan sebesar Rp493,8 miliar, yang merupakan peningkatan dari sebelumnya, yaitu sebesar Rp380,4 miliar.

issue to capture equity funding from the investors, to support the Company’s project realization.

d. Improve financial control over all projects. e. Improve efficiency in the collection of receivables.

In addition, the Company launched some marketing initiatives, i.e.:

a. Boost marketing performance through trainings on technical skills in negotiation and acknowledging customers’ characteristics.

b. Building cooperation with local as well as foreign companies in certain countries where the Company set target market for its products.

c. Improving after sales service.

Dalam dokumen BUKK Annual Report 2014 FINAL (Halaman 50-52)