• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Tinjauan Penelitian terdahulu

1. Anita Rokhmawati (2009)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Belanja Modal dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Propinsi Jawa Timur yang diukur dengan Produk Domestik Regional Produk (PDRB). Data yang digunakan adalah laporan realisasi APBD seluruh Kabupaten dan Kota di Jawa Timur selama periode 2003-2006. Dalam penelitian ini menggunakan sensus (seluruh populasi dijadikan sampel penelitian) dengan jumlah populasi 38 kabupaten dan kota yang terdiri dari 29 kabupaten dan 9 kota. Metode statistik yang digunakan adalah analysis path (analisis jalur).

Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil analisis jalur yaitu: (1) Belanja Modal berpengaruh positif secara langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah, (2) Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, (3) Belanja Modal berpengaruh positif secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, (4) Belanja Modal berpengaruh positif secara tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah melalui Pendapatan Asli Daerah. Beberapa saran yang dapat peneliti sampaikan yaitu bagi pemerintah daerah agar lebih mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja modal dalam APBD untuk menambah aset tetap seperti peralatan, bangunan, infrastruktur dan harta tetap lainnya. Alokasi belanja modal yang dialokasikan pemerintah daerah sebaiknya lebih didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk fasilitas publik dan pemanfaatan belanja hendaknya dialokasikan untuk hal-hal produktif,

misalnya untuk melakukan aktivitas pembangunan. Selain itu pemerintah daerah lebih menggali sumber daya daerah daerah tersebut guna peningkatan Pendapatan Asli Daerah. 2. Ardi Hamzah (2009)

Penelitian ini mempelajari hubungan antara pengaruh PendapatanAsli Daerah, Dana Perimbangan dan Belanja Publik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran: Pendekatan Analisis Jalur (Studi Pada 38 Kota/Kabupaten di Provinsi Jawa Timur Periode 2001-2006) Penelitian ini menggunakan sample pada 38 daerah Kabupaten/Kota di Jawa Timur.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah PAD dan Dana Perimbangan secara langsung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Publik, PAD dan Dana Perimbangan secara langsung dan tidak langsung melalui Belanja Publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Belanja Publik secara langsung tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan secara tidak langsung melalui Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan dan penggangguran, dan Pertumbuhan Ekonomi secara langsung berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan tetapi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penggangguran.

3. Ismi Rizky Fitriyanti dan Suryo Pratolo (2009)

Penelitian ini mempelajari hubungan antara pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Pembangunan Terhadap Rasio Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi (Studi pada Kota, Kabupaten dan Provinsi di DIY). Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh APBD tahun 1999-2005, Rasio Kemandirian tahun 2000-2006 dan PDRB tahun 2001-2007. Penelitian ini menggunakan penelitian sensus dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

diajukan, dimana yang diteliti adalah keseluruhan elemen dari populasi, yaitu seluruh Kota, Kabupaten dan Propinsi yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Propinsi DIY.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan antara PAD terhadap Rasio Kemandirian, terdapat pengaruh yang signifikan antara Belanja Pembangunan terhadap Rasio Kemandirian, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Rasio Kemandirian terhadap Pertumbuhan Ekonomi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Belanja Pembangunan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PAD terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui Rasio Kemandirian, dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Belanja Pembangunan terhadap Pertumbuhan Ekonomi melalui Rasio Kemandirian.

4. Joko Waluyo (2007)

Berdasarkan data yang tersedia dan dengan menggunakan model yang telah dispesifikasikan menunjukkan, bahwa dampak desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi melalui berbagai mekanisme transmisi, yaitu: 1) Melalui mekanisme pemberian dana bagi hasil pajak (DBHP), dana bagi hasil sumber daya alam (DBHSDA), 2) Melalui mekasnisme pemberian Dana Alokasi Umum (DAU). Dari kedua mekanisme transmisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa:

1) Dana bagi hasil PBB BPHTB dan PPh menghasilkan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang negatip. Hanya daerah-daerah pusat industri dan jasa yang diuntungkan

dengan kebijakan ini.Dana bagi hasil SDA (DBSDA) menghasilkan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang negatip. Hanya daerah kaya SDA (Riau, dan Kaltim) yang paling menikmati pertumbuhan ekonomi positip. Di samping itu kebijakan bagi hasil SDA memperburuk kesenjangan pendapatan antardaerah.

2) Dana Alokasi Umum (DAU) berfungsi sebagai pemerata fiskal daerah juga merupakan faktor yang paling dominan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Kebijakan DAU sangat efektif dalam mengurangi kesenjangan pendapatan antardaerah.

Dampak desentralisasi fiskal terhadap kesenjangan pendapatan antar daerah lebih terasa di Kawasan Timur Indonesia (KTI) dibandingkan dengan Kawasan Barat Indonesia (KBI). Hal ini ditunjukkan dengan dengan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di KTI dan berada diatas rata-rata nasional. Pulau Jawa dan Bali merupakan daerah yang paling rendah pertumbuhan ekonominya dengan adanya kebijakan desentralisasi fiskal. Kesimpulan secara umum menunjukkan bahwa kebijakan desentralisasi fiskal di Indonesia belum mampu mengurangi kesenjangan pendapatan antardaerah.

Table 2.1. Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Anita Rokhmawati, 2009 Pengaruh Belanja Modal

dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah (Studi pada Kabupaten dan Kota di Jawa Timur).

Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi.

Kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil analisis jalur yaitu: (1) Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, (2) Belanja Modal berpengaruh positif secara langsung terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Ardi Hamzah, 2009 Pengaruh

PendapatanAsli Daerah, Dana Perimbangan dan Belanja Publik Terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Pengangguran:

Pendekatan Analisis Jalur (Studi Pada 38 Kota/Kabupaten di Provinsi Jawa Timur Periode 2001-2006)

Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Belanja Publik, Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan, dan Pengangguran PAD, Dana Perimbangan, dan Belanja Publik baik secara langsung dan tidak langsung tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Ismi Rizky Fitriyanti dan Suryo Pratolo, 2009

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Pembangunan Terhadap Rasio Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi (Studi pada Kota, Kabupaten dan Provinsi di DIY)

Pendapatan Asli Daerah, Belanja Pembangunan, Pertumbuhan Ekonomi, Rasio Kemandirian Daerah.

Antara PAD dan Belanja Pembangunan menunjukkan hasil yang tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Joko Waluyo, 2007 Dampak Desentralisasi

Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan antardaerah di Indonesia.

Dana Bagi Hasil Pajak (DBHP), Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBHSDA), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pertumbuhan Ekonomi.

Dana bagi hasil PBB BPHTB dan PPh menghasilkan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang negatip.Dana bagi hasil SDA (DBSDA) menghasilkan rata-rata pertumbuhan ekonomi yang negatip. Hanya daerah kaya SDA (Riau, dan Kaltim) yang paling menikmati pertumbuhan ekonomi positip. Sumber : Hasil Pengolahan Penulis, 2009

Dokumen terkait