• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

D. Tinjauan Pengelolaan Laboratorium Komputer

Pengelolaan laboratorium komputer sangat penting dilakukan demi kelancaran kegiatan yang akan dilakukan di laboratorium, karena sebaik apapun bentuk dan peralatan yang ada jika tidak diikuti dengan pengelolaan yang baik, maka peralatan di dalam laboratorium komputer tidak akan terpakai secara maksimal. Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan praktik dalam kegiatan belajar mengajar maka sebuah laboratorium komputer perlu memiliki sistem pengelolaan yang profesional agar tujuan dari pendidikan tersebut bisa tercapai.

Menurut Richard Decaprio (2013: 60-78), dalam pengelolaan laboratorium komputer terdapat tujuh unsur yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengawasan atau peraturan, pencatatan, pemeliharaan,

19

keselamatan laboratorium, dan pendanaan. Proses tersebut secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Para pengelola laboratorium harus membuat perencanaan terlebih dahulu supaya kegiatan laboratorium dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Tujuan dari perencanaan laboratorium yaitu untuk mengatur segala kegiatan yang berlangsung di laboratorium komputer dan untuk menentukan indikator keberhasilan dari kegiatan yang telah direncanakan tersebut.

Pengelolaan laboratorium komputer perlu diawali dengan perencanaan yang disusun secara terstruktur dengan baik. Berikut perencanaan yang perlu dikembangkan:

a. Perencanaan Tata Ruang Laboratorium

Ruang laboratorium komputer harus ditata dengan sebagaimana mestinya supaya siswa memiliki keleluasaan dan kenyamanan saat pembelajaran di laboratorium komputer.

Menurut Permendiknas nomor 24 tahun 2007 menyatakan bahwa: Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum satu rombongan belajar yang bekerja dalam satu kelompok @ 2 orang. Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer 2m²/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang laboratorium komputer 30m². Lebar minimum ruang laboratorium komputer 5m².

Perencanaan tata ruang laboratorium harus diperhatikan dengan baik, karena penataan ruang laboratorium yang benar dapat

20

mengoptimalkan fungsi dari laboratorium komputer itu sendiri. Beberapa desain tata ruang laboratorium komputer akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Bentuk Ruang Standar

Bentuk ruang laboratorium komputer yang standar yaitu seperti bentuk ruang kelas pada umumnya. Ruangan terdiri dari meja dan kursi, guru yang berada di posisi depan sedangkan meja dan kursi siswa menghadap ke arah depan (menghadap guru) serta disusun dengan rapi dan lurus. Meja guru dilengkapi dengan peralatan seperti komputer, layar proyektor, dan papan tulis yang ditempel di dinding.

Gambar 1. Desain Ruang Standar

21 2) Bentuk Ruang Melingkar

Bentuk ruang laboratorium komputer secara melingkar yaitu meja dan kursi guru berada di depan, sedangkan meja dan kursi siswa melingkari ruangan dan diletakkan menempel pada dinding dalam. Pada desain ini meja guru juga dilengkapi dengan peralatan pendukung seperti komputer, layar proyektor, dan papan tulis yang ditempel di dinding.

Gambar 2. Desain Ruang Melingkar 3) Bentuk Ruang Menyamping

Tata letak laboratorium ini jauh lebih baik dari sisi pembelajaran karena jarang pandang siswa dan guru cukup baik, sehingga siswa dalam memperhatikan pembelajaran yang dijelaskan oleh guru menjadi jelas dan guru dalam mengawasi

22

siswanya juga dapat dengan leluasa. Selain itu dengan posisi menyamping ruang gerak menjadi lebih terbuka dan tidak ada halangan seperti kabel yang dapat mengakibatkan kecelakaan.

Gambar 3. Desain Ruang Menyamping

Berdasarkan desain tata ruang laboratorium komputer seperti yang dijelaskan di atas, ketiga desain tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada desain tata ruang standar kelebihannya adalah supaya siswa lebih mudah mengikuti pembelajaran karena menghadap ke depan, pusat perhatian siswa hanya ke satu titik yaitu guru, sedangkan kekurangan terjadi pada jarak pandang siswa yang sangat rendah (khususnya dari bagian belakang), guru tidak bisa melihat kegiatan siswa, jalan bagi guru untuk bekerja dengan siswa secara individual sangat sukar, pemasangan kabel sangat sukar dan perlu kabel di bawah lantai (tidak mudah diubah).

23

Sedangkan pada desain tata ruang melingkar memiliki kelebihan diantaranya guru dapat berpindah tempat dengan mudah, serta memungkinkan guru untuk memantau sepenuhnya apa yang dilakukan oleh siswa dan memberikan keleluasaan bagi siswa karena ruangan akan tampak lebih luas. Kekurangan dari desain tata ruang melingkar ini adalah membutuhkan kabel yang sangat panjang untuk menyalurkan aliran listrik, membutuhkan ruangan yang sangat luas, dan jarak antara guru dengan siswa yang ada dihadapannya terlalu jauh.

Desain tata ruang menyamping memiliki kelebihan seperti siswa dapat berputar di kursi mereka dan jarak pandang cukup baik, guru dapat memantau kegiatan semua siswa selama belajar, jalan bagi guru untuk bekerja secara individual dengan siswa sangat bagus, pemasangan kabel sangat mudah dan mudah pula dimodifikasi, siswa tak berhubungan dengan kabel (di belakang) dan dapat mengurangi resiko kecelakaan, dan jika ada komputer yang memerlukan perhatian (atau perbaikan kecil) siswa lain tidak terganggu. Kekurangan desain ini adalah memerlukan kabel yang panjang untuk menyalurkan aliran listrik dan ruangan harus luas. Secara umum desain ini lebih bagus dibandingkan dengan dua desain yang lainnya dari segi pembelajaran.

24

b. Perencanaan Alat dan Bahan Laboratorium

Laboratorium komputer sebaiknya dilengkapi dengan alat dan bahan pendukung yang memadai, sehingga dapat membantu kelancaran Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Perencanaan alat dan bahan laboratorium ini merupakan tanggung jawab dari para pengelola laboratorium komputer (kepala laboratorium, teknisi laboratorium, dan laboran).

Berdasarkan Permendiknas No. 24 tahun 2007 juga mengatur mengenai standar sarana yang harus ada di laboratorium komputer dengan rincian sebagai berikut:

1) Perabot.

(a) Kursi peserta didik, setiap peserta didik mendapat satu buah kursi dengan kondisi kuat, stabil dan mudah dipindahkan oleh peserta didik dengan ukuran yang memadai dan nyaman untuk duduk.

(b) Meja peserta didik, setiap peserta didik mendapat satu buah meja dengan kondisi kuat, stabil, ukuran memadai untuk menampung 1 unit komputer, mempunyai dudukan setinggi 15cm untuk tempat CPU dibawah meja, dan kaki peserta didik dapat masuk ke bawah meja dengan nyaman.

(c) Kursi guru, berjumlah satu buah dengan kondisi kuat, stabil, mudah dipindahkan, dan ukuran kursi memadai untuk duduk dengan nyaman.

25

(d) Meja guru, berjumlah satu buah dengan kondisi kuat, stabil mudah dipindahkan, dan ukuran memadai untuk menampung satu unit komputer atau laptop, serta nyaman untuk bekerja.

2) Peralatan Pendidikan

(a) Komputer, satu unit komputer maksimal digunakan untuk dua orang peserta didik ditambah satu unit untuk guru yang harus mendukung untuk penggunaan multimedia dengan ukuran minimum 15”.

(b) Printer, tersedia satu unit printer untuk setiap laboratorium komputer dengan kondisi yang masih layak untuk digunakan.

(c) Scanner, tersedia satu unit scanner untuk setiap laboratorium komputer dengan kondisi yang masih terawat dan dapat digunakan sewaktu-waktu.

(d) Titik akses internet, tersedia satu unit untuk setiap laboratorium komputer berupa saluran telepon atau nirkabel.

(e) LAN, tersedia sesuai dengan banyaknya komputer dalam laboratorium komputer dengan kondisi masih berfungsi dengan baik.

(f) Stabilizer, tersedia sesuai dengan banyaknya komputer dalam laboratorium komputer karena setiap satu unit

26

komputer akan terhubung dengan satu unit stabilizer untuk menjaga agar aliran arus listrik tetap stabil.

(g) Modul praktik, tersedia satu set untuk setiap komputer yang terdiri dari sistem operasi, pengolah data, pengolah angka, dan pengolah gambar.

3) Media Pendidikan

(a) Papan tulis, tersedia satu buah untuk setiap laboratorium komputer dengan ukuran minimum 90cm x 200cm dan ditempatkan pada posisi yang memungkinkan agar seluruh peserta didik dapat melihat dengan jelas.

4) Peralatan lain

(a) Soket listrik, menyesuaikan dengan jumlah komputer yang ada dengan kondisi yang masih utuh tidak ada kerusakan pada komponen-komponennya dan masih berfungsi dengan baik.

(b) Tempat sampah, tersedia satu buah setiap laboratorium komputer untuk menjaga agar keadaan laboratorium tetap terjaga kebersihannya dan diletakkan ditempat yang mudah dilihat oleh peserta didik.

(c) Jam dinding, tersedia satu buah setiap laboratorium komputer dan diletakkan ditempat yang mudah dilihat.

27

Setiap laboratorium komputer yang ada di sekolah harus memenuhi kriteria yang sudah dijelaskan di atas, seperti perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, dan peralatan lainnya. c. Perencanaan Program Kerja Laboratorium

Kepala laboratorium mempunyai tanggung jawab untuk membuat perencanaan program kerja, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di laboratorium komputer dapat berjalan sesuai dengan perencanaan yang telah ditentukan dari awal. Tiap kegiatan yang dirancang harus ada penanggung jawab yang kompeten di bidangnya. Kegiatan dalam laboratorium komputer dapat dibagi menjadi kegiatan tahunan, per semester, bulanan, dan mingguan.

1) Kegiatan Tahunan

(a) Pelatihan pembuatan website dan cara pengelolaan bagi siswa SMP dan SMA.

(b) Pelatihan pembuatan toko online di internet.

(c) Pelatihan pembelajaran menghadapi ujian nasional dengan metode online.

2) Kegiatan per Semester

(a) Pelatihan penguasaan program Microsoft Office, Microsoft Power Point, Microsoft Excel, dan lain-lain. (b) Pelatihan lay-outing dan designing.

(c) Pelatihan penguasaan program pdf. (d) PTK berbasis laboratorium komputer.

(e) Pelatihan pembuatan e-mail, facebook, twitter. (f) Pelatihan bisnis online.

(g) Pelatihan embelajaran berbasis internet. 3) Kegiatan Bulanan

(a) Praktikum TIK kelas.

(b) Pelatihan instal, penanganan virus di komputer, dan pelatihan penggunaan youtube.

28 4) Kegiatan Mingguan

(a) Pelatihan penanganan situs negatif.

(b) Pelatihan chating via internet. (Richard Decaprio, 2013: 184-185).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dijelaskan bahwa untuk perencanaan program kerja di laboratorium komputer perlu menyusun perencanaan yang tersusun dengan baik. Penyusunan perencanaan program kerja di laboratorium komputer dapat dilaksanakan mulai dari kegiatan mingguan, bulanan, semester atau tiap enam bulan.

2. Pengorganisasian

Dalam pengelolaan laboratorium jika tidak ada yang melakukan kegiatan pengorganisasian maka semua kegiatan yang diinginkan tidak berjalan dengan baik, karena pengorganisasian ini merupakan upaya untuk menjalankan kegiatan laboratorium sebagaimana fungsinya. Menurut Hani Handoko (2003: 167), pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya.

Istilah pengorganisasian menurut Hani Handoko (dalam Husaini Usman, 2013:170) adalah 1) cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan yang paling efektif terhadap sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan tenaga kerja organisasi; 2) bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatannya, dan setiap pengelompokan diawasi oleh seorang manajer; 3) hubungan antara fungsi, jabatan, tugas karyawan; 4) cara manajer dalam membagi tugas yang harus dilakukan.

29

Menurut George R Terry (1984: 73), pengorganisasian merupakan kegiatan dasar dari manajemen dilaksanakan untuk dan mengatur seluruh sumber-sumber yang dibutuhkan termasuk unsur manusia, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan sukses. Manusia merupakan unsur yang terpenting dalam pengorganisasian karena melalui pengorganisasian manusia dapat melaksanakan tugas-tugas yang saling berhubungan. Tujuan dari pengorganisasian adalah untuk membimbing manusia-manusia supaya bekerja secara efektif.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah sebuah proses kegiatan yang dilakukan dalam sebuah kelompok tertentu dalam mengatur kebutuhan yang diperlukan menyangkut penentuan pekerjaan, pembagian kerja, serta penetapan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan kegiatan yang sudah ditetapkan.

Suatu organisasi akan berjalan dengan lancar manakala di dalam organisasi tersebut mempunyai struktur organisasi yang jelas, agar pengelolaan laboratorium dapat berjalan secara efektif, efisien, dan modern maka pengelolaannya harus dijalankan dengan manajemen yang baik dan profesional. Pengertian struktur organisasi menurut Kusdi (2011: 168), struktur organisasi merupakan penjabaran bagaimana tugas-tugas dialokasikan, siapa yang melakukan pelaporan, serta mekanisme-mekanisme koordinasi formal dan pola interaksi yang menyertainya. Dengan adanya struktur organisasi, maka pekerjaan dalam laboratorium

30

akan mudah dipahami oleh setiap unit kerja. Fungsi dari struktur organisasi laboratorium adalah untuk memperlancar perencanaan praktik dan penelitian di laboratorium, berfungsi sebagai pengatur dalam kegiatan penelitian dan praktik di laboratorium, dan memperlancar kegiatan pertanggungjawaban laporan seluruh kegiatan di laboratorium agar mudah diawaasi.

Kemudian menurut Mulyono (2008: 27) tahap-tahap dalam proses pengorganisasian meliputi pemahaman dari tujuan institusional, seluruh kegiatan yang diperlukan dalam usaha untuk mencapai tujuan dari institusional harus diidentifikasi terlebih dahulu, jika ada kegiatan yang sejenis maka dikelompokkan dalam satu unit kerja, menetapkan fungsi, tugas, wewenang, tanggung jawab setiap unit kerja, menetapkan petugas berdasarkan jumlah dan kualifikasi yang dibutuhkan oleh setiap unit kerja, dan menentukan hubungan kerja antar unit kerja.

Sedangkan tahapan-tahapan pengorganisasian menurut Siswanto (2010: 75) meliputi:

1) Mengetahui dengan jelas tujuan yang hendak dicapai

2) Deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu

3) Klasifikasi aktifitas dalam kesatuan yang praktis

4) Memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan.

Pengelolaan laboratorium akan berjalan dengan baik apabila didukung dengan organisasi laboratorium yang baik. Organisasi tersebut akan mengefektifkan kinerja para pengelola laboratorium karena dapat

31

menyinambungkan antar personil yang terlibat dalam pengelolaan laboratorium. Adapun jabatan dan tugas pengelola laboratoirum antara lain:

Koordinator Laboratorium (Korlab) bertanggungjawab untuk mengkoordinasikan seluruh laboratorium yang ada di sekolah (Lab IPA, Lab Bahasa, Lab Komputer, dll). Pada praktiknya, jabatan koordinator laboratorium bisa diberikan kepada wakil kepala sekolah urusan sarana prasarana. Kepala laboratorium untuk mengelola salah satu laboratorium yang ada di sekolah. Syarat minimal yang harus dimiliki oleh seorang kepala laboratorium adalah memiliki bidang ilmu yang sesuai dengan laboratorium yang akan dikepalainya. Teknisi, bertugas membantu kepala laboratorium terutama dalam mempersiapkan alat dan bahan praktikum, serta pemeliharaan alat dan bahan. Sebaiknya teknisi yang dipilih menguasai bidang ilmu yang relefan dengan laboratorium terkait. Laboran, bertugas membantu kepala laboratorium terutama dalam hal administrasi dan penyelenggaraan praktikum sehari-hari. Pada praktiknya teknisi dan laboran seringkali dijabat oleh orang yang sama.

Menurut Barnawi dan M. Arifin (2012: 186) pengelolaan laboratorium terdiri dari “koordinator laboratorium, kepala laboratorium, teknisi laboratorium, dan laboran”. Persyaratan yang harus dipenuhi menjadi pengelola laboratorium antara lain:

(1) Kepala laboratorium

32

(b) Berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum

(c) Memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah

(2) Teknisi

(a) Pendidikan minimal diploma dua (D2)

(b) Harus memiliki sertifikat teknisi laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan pemerintah

(3) Laboran

(a) Pendidikan minimal lulusan diploma satu (D1) yang relevan dengan jenis laboratorium

(b) Memiliki sertifikat laboran sekolah/madrasah yang berasal dari perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah

Sedangkan berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 tahun 2008 tanggal 11 Juni 2008 tentang kualifikasi standar tenaga laboratorium sekolah disebutkan bahwa:

1) Kualifikasi kepala laboratorium sekolah adalah melalui jalur guru, pendidikan minimal S1, berpengalaman minimal 3 tahun sebagai pengelola praktikum, memiliki sertifikat kepala laboratorium sekolah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu ada juga dari jalur laboran/teknisi, pendidikan minimal D3, berpengalaman minimal 5 tahun sebagai laboran atau teknisi, memiliki sertifikat sekolah/madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

2) Kualifikasi teknisi laboratorium sekolah adalah minimal D2 yang relevan dengan peralatan laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah, memiliki sertifikat

33

teknisi laboratorium sekolah /madrasah dari perguruan tinggi atau lembaga lain yang ditetapkan oleh pemerintah.

1) Kualifikasi laboran laboratorium sekolah adalah minimal lulusan D1 yang relevan dengan jenis laboratorium, yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi atau ditetepkan oleh pemerintah, memiliki sertifikat laboratorium sekolah/madrasah dari perguruan tinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan beberapa pendapat maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengorganisasian dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan membagi tugas, mendelegasikan otoritas, dan menetapkan aktivitas yang hendak dilakukan oleh manajer pada seluruh organisasi. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan dalam proses pengorganisasian diawali dengan menetapkan tujuan dengan jelas, kemudian melakukan pembagian kerja antar anggota yang ada di organisasi tersebut. Tugas dari kepala laboratorium komputer yaitu merencanakan dan mengadakan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum, menginventarisasi alat dan bahan di laboratorium, melaksanakan perbaikan dan pemeliharaan fasilitas dan alat di laboratorium, mengembangkan tim untuk kemajuan laboratorium, mengembangkan kerjasama dengan pihak luar untuk pemanfaatan dan peningkatan fasilitas laboratorium. Untuk teknisi/laboran laboratorium komputer mempunyai tugas membantu kerja penanggungjawab laboratorium secara teknis, mendata kebutuhan bahan dan alat untuk kegiatan praktikum, mengusulkan kebutuhan bahan dan alat untuk

34

kegiatan praktikum kepada kepala laboratorium, membantu guru dalam menyiapkan pelaksanaan kegiatan praktikum, mendata dan mengatur penggunaan alat dan bahan untuk kegiatan praktikum, menjaga kebersihan dan keamanan laboratorium yang menjadi tanggungjawabnya. Setelah itu melakukan pembagian delegasi koordinasi antar masing-masing bagian, dan yang terakhir melakukan klasifikasi yang harus dikerjakan oleh masing-masing personel dalam organisasi tersebut. Kemudian tenaga-tenaga yang bertangung jawab mengelola laboratorium yaitu kepala laboratorium, supervisor, penanggung jawab teknis, koordinator laboratorium dan laboran.

3. Pengawasan

Pengawasan dalam laboratorium komputer dapat mempermudah semua pengelolaan laboratorium komputer dalam melakukan tugasnya, karena dalam pengawasan terdapat berbagai aturan yang merupakan acuan oleh pengelola laboratorium dalam melakukan tugasnya.

Menurut Hani Handoko (2003: 359), pengawasan dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan manajemen dapat tercapai dengan baik. Sedangkan Menurut Lanri (dalam Husaini Usman, 2013: 535), pengawasan adalah suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah kegiatan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana awal.

35

Robert J.Mockler berpendapat (dalam Hani Handoko, 2003: 360), pengawasan adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan, serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan-tujuan.

Menurut George R Terry (2000: 166) pengawasan dapat didefinisikan sebagai berikut:

Control can be defined as “the process of determining what is to be achieved, which is the standard of what is being done, to assess the implementation and if necessary carry out repairs in accordance with the plan so that implementation is consistent with the standard” Artinya pengawasan dapat didefinisikan sebagai “proses penentuan apa yang harus dicapai, yaitu standar apa yang sedang dilakukan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan sehingga sesuai dengan rencana yaitu selaras dengan standar”.

Kegiatan pengawasan pada dasarnya adalah membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi. Apabila dalam pelaksanaan terdapat adanya penyimpangan maka segera diambil tindakan koreksi. Adapun ruang lingkup pengawasan meliputi 1) pemantauan, 2) penilaian, 3) pelaporan. Pemantauan dan penilaian dalam lingkungan pendidikan sering disebut monev, singkatan dari monitoring dan evaluasi.

36

Dari beberapa pengertian pengawasan di atas secara umum disimpulkan bahwa pengawasan adalah kegiatan atau proses untuk mengetahui hasil dari sebuah pelaksanaan, apabila terdapat sebuah kesalahan maka perlu untuk dilakukan perbaikan dan mencegah terulangnya kembali kesalahan-kesalahan itu agar dapat sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat dirumuskan bahwa pengawasan dalam laboratorium merupakan suatu usaha untuk mengontrol baik pada sarana prasarana maupun dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium komputer agar dapat mencegah dan melakukan perbaikan apabila terjadi permasalahan, sehingga dapat memperlancar proses kegiatan belajar mengajar.

4. Pencatatan (Administrating)

Pencatatan atau inventarisasi merupakan proses pendokumentasian komponen-komponen fisik dalam laboratorium komputer. Proses pencatatan dilakukan dengan mendaftarkan semua fasilitas, alat, dan bahan yang ada di laboratorium komputer berdasarkan kategori tertentu.

Menurut Kumiatanty (2008: 3) “pencatatan adalah inventarisasi alat dan bahan yang ada di laboratorium, daftar kebutuhan alat dan bahan. Alat tambahan, alat-alat rusak, daftar alat yang dipinjam, surat-menyurat, daftar pemakaian laboratorium, dan evaluasi serta membuat laporan”. Sedangkan menurut Tatang M. Amirin, dkk (2010: 84) “inventarisasi adalah pencatatan dan penyusunan daftar barang milik Negara secara sistematik,

37

tertib dan teratur berdasarkan ketentuan-ketentuan pedoman yang berlaku”.

Menurut Ary H. Gunawan (2002: 143) kegiatan yang dilakukan dalam pelaksanaan inventarisasi adalah:

1) Mencatat semua barang inventaris di dalam “Buku Induk Inventaris” dan buku pembantu “Buku Golongan Inventaris” 2) Memberikan koding pada barang-barang yang diinventarisasikan 3) Membuat laporan triwulan tentang mutasi barang

4) Membuat daftar isian/format inventaris 5) Membuat daftar rekapitulasi tahunan

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan pencatatan atau inventarisasi dalam pengelolaan laboratorium komputer sangat penting untuk dilakukan karena membantu proses pencatatan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan di laboratorium. Pencatatan pemakaian alat-alat yang ada di laboratorium juga penting untuk dilakukan dan dibuat dalam bentuk kartu alat. Kartu alat tersebut berisi tentang prosedur pemakaian, catatan pemakaian, riwayat perbaikan dan kerusakan, serta keberadaan dari suku cadang.

5. Pemeliharaan (Maintenance)

Pemeliharaan merupakan upaya yang dilakukan pengelola laboratorium secara berkala agar laboratorium komputer berfungsi secara maksimal. Pemeliharaan ini dilakukan dengan memeriksa seluruh peralatan yang ada di laboratorium dalam keadaan baik. Pengelola laboratorium komputer secara rutin harus selalu mengontrol seluruh

38

peralatan agar dapat diketahui suku cadang mana yang sudah harus diganti atau diperbaiki.

Pemeliharaan atau perawatan merupakan kegiatan yang sangat perlu dilakukan untuk keberlangsungan kegiatan praktik dalam sebuah laboratorium. Pemeliharaan harus dilakukan secara tertib, teratur dan dapat

Dokumen terkait