LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua 1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan sebuah tangapan atau proses seseorang mengetahui beberapa hal panca inderanya. Lebih jauh Slameto memberikan definisi tentang persepsi yaitu merupakan proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otang manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan lewat alat inderanya yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa dan penciuman.1
Dalam ensiklopedi umum, persepsi diartikan sebagai proses mental yang menghasilkan bayangan pada diri individu sehingga dapat mengenal suatu obyek dengan jalan asosiasi dengan suatu ingatan tertentu baik secara indera penglihatan, indera peraba dan sebagainya.2
104.
1 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Salatiga, him.
2 Ensiklopedi Umum, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1973, him. 1033.
Pengertian lain yang biasa kita temukan dalam general psychology
"Perception is an immediate sensitivity but there is hardly a perception which
is not influenced by post experience recalled sensitivities?
Persepsi adalah sebuah pemahaman yang langsung akan tetapi pemahaman itu hamper tidak dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa lampau dan keadaan yang telah diingat.
Secara terminology para cendikiawan menyampaikan dalam bahasa yang berbeda-beda, namun intinya sama, menurut Muh. Said dan Junimar Affan berpendapat bahwa: persepsi adalah proses yang membedakan rangsangan yang masuk untuk selanjutnya di berikan maknanya dengan bantuan beberapa faktor.4
Menurut Jalaludin Rahmad, (seorang psikologi) berpendapat bahwa, persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan- hubungan yang di peroleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan pesan.3 4 5
3 Douglas H. Fryer/Edwin R. Henry/Charles P. Sporks, General Psychology, Bomess Noble, outline series, him. 45.
4 Muh. Said dan Juniar Affan, Psikologi dari Zaman ke Zaman, Germmans, Tt, him. 45. 5 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung, Remaja Rosdakarya, 1994, him. 57.
2. Pengertian Perhatian Orang Tua
Pengertian perhatian secara etimologi atau bahasa adalah perbuatan dan sebagainya/ memperhatikan minat menaruh.6 Sedangkan pengertian perhatian secara terminology menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : a. Bimo Walgito, berpendapat bahwa perhatian adalah merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.7
b. Sumadi Suryabrata, berpendapat bahwa perhatian adlah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatau obyek.8 9
c. Agus Sujanto mendefinisikan bahwa perhatian dan sebagainya dengan mengesampingkan yang lain dari pada itu.g
d. Dakir mendefinisikan bahwa perhatian adalah : keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya di dalam maupun di luar diri kita. Menurut proses timbulnya perhatian adalah sebagai berikut:
1. Adanya rangsangan yang menonjol dari obyek 2. Rangsangan diterima oleh indra
3. Di bawa otak masuk oleh syaraf ke dalam otak 4. Di dalam otak diserap oleh persepsi kita
° WJS. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, him. 664
7 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yayasan Penerbit Psikologi UGM Yogyakarta, 1985, him. 53
* Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, CV. Rajawali Pers, Jakarta, 1990, him. 14 9 Agus Sujanto, Psikologi Umum, Bumi Aksara, Jakarta, 1995, him. 89
5. Obyek tersebut memiliki arti yang sesuai dengan persepsi kita. 6. Arti tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
a. Jenis kelamin b. Umur
c. Latar Belakang
d. Ada tidaknya prasangka
e. Ada tidaknya keinginan tertentu f. Ada tidaknya sikap
g. Terjadilah perhatian yang berbeda-beda.10
Dari berbagai batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa perhatian adalah pemusatan dari aktivitas kejiwaan seseorang untuk mengamati atau memahami suatu obyek.
Adapun pengertian perhatian orang tua adalah aktivitas jiwa yang lebih terpusat atau menyempit dari ayah atau ibu atau oragn yang menghayati terhadap kelompok tanggapan tertentu.
3. Macam-macam perhatian orang tua
Sumadi Suryabrata menggolongkan perhatian sebagai berikut i11
a. Atas dasar intensifnya, yaitu menuntuk banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai atau suatu aktivitas atau pengalaman batin. Dalam hal ini dibedakan menjadi berikut:
10 Dakir, Dasar-dasar Psikologi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1993, him. 114 11 Sumadi Surya Brata, Op. Cit. him. 15
17
1) Perhatian Intensif, yaitu makin banyak kesabaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya.
2) Perhatian Tidak Intensif, yaitu perhatian yang dengan sedikit kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman. Dengan kata lain yaitu kesadaran yang tidak menyertai aktivitas.
b. Atas dasar timbulnya perhatian dapat dibedakan menjadi perhatian spontan (perhatian tak sengaja, tak sekehendak) dan perhatian sekehendak (perhatian disengaja, reflektif).
Perhatian spontan yaitu perhatian yang timbul begitu saja, seakan-akan tanpa usaha, tanpa sengaja. Sedangkan perhatian sekehendak yaitu perhatian yang timbul karena usaha, dengan kehendak. Sedangkan menurut Dakir perhatian dapat ditinjau dari beberapa segi, sebagai berikut:
a. Bila dilihat dari derajatnya, maka akan rendah, rentetan derajat perhatian itu mempunyai perbedaan kualitatif, orang yang melakukan perhatian yang tinggi kadang-kadang sampai melupakan waktu dan sekitarnya.
b. Bila dilihat dari cara timbulnya akan terdapat perhatian yang spontan apabila timbulnya dengan sendirinya, sedang perhatian disebut reflektif apabila timbulnya secara sengaja serta dibarengi dengan kemauan yang kuat.
c. Bila dilihat dari sikap batinnya, akan terdapat perhatian memusat dan perhatian yang merata. Pada perhatian yang memusat kalau ditujukan kepada obyek, misalnya seorang sedang belajar, meneliti, tukang, jam dan sebagainya. Sedangkan dikatakan perhatian merata kalau yang bersangkutan menyerahkan perhatian pada beberapa obyek secara dekat. Misalnya, seorang sopir yang mengemudi, seorang dalang yang sedang mendorong dan sebagainya.
d. Bila dilihat dari lebarnya, maka ada perhatian yang luas dan perhatian yang sempit. Perhatian yang luas dalam banyak hal sama dengan perhatian yang merata. Sedangkan dikatakan perhatian yang sempit kalau hanya ditujukan kepada obyek yang terbatas saja.
e. Bila dilihat dari sifatnya, ada perhatian statis dan perhatian dinamis. Orang berperhatian statis kalau dalam kurun waktu yang lama secara berturut-turut hanya dapat melakukan suatu tugas dengan satu perhatian saja. Sedangkan perhatian dinamis kalau bersangkutan dapat memasukkan perhatian tanpa berubah-rubah atau berganti-ganti obyek.12
Perhatian orang tua pasangan usia dini berdasarkan uraian di atas adalah aktivitas jiwa yang lebih terpusat atau menyempit dari Bapak dan Ibu atau terpusat atau orang tua pasangan dini yang menghayati terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anak-anaknya.
19
4. Perhatian Orang Tua terhadap Anak
Dari beberapa pendapat para ahli di atas pengertian perhatian orang tua dapat dikatakan sebagai aktivitas jiw a yang lebih terpusat atau menyempit dari ayah atau ibu atau orang yang menghayati terhadap kelompok tanggapan tertentu.
Islam memandang bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan yang pertama dan utama bagi seorang anak. Pengalaman pergaulan dalam keluarga akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk masa-masa yang akan datang.
Kepedulian orang tua terhadap pendidikan agama sangat berpengaruh pada pembentukan sikap dan akhlak bagi putra-putrinya, maka sebagai orang tua sangat perlu untuk mendahulukan nilai-nilai ajaran agar menjadi benteng yang kuat yang selalu mendampingi dan menjaga manakala mengalami kegoncangan serta ketakutan hidup. Seorang anak mendambakan orang tua yang penuh perhatian dan kasih sayang.
Orang tua atau ayah dan ibu, memegang peranan yang sangat penting dan amat berpengaruh terhadap pendidikan anak didiknya, karena dari merekalah seorang anak mula-mula menerima pendidikan, dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan akhlak pada anak adalah terdapat daalm kehidupan keluarga.
Perhatian orang tua yang diberikan kepada anak dapat dilakukan melalui perkataan atau perbuatan, seperti menasehati, membri motivasi,
mencukupi peralatan sekolah, peralatan ibadah dan lain sebagainya. Menurut Ahmad D. Marimba bahwa pendidikan keluarga tepat jika disebut pendidikan pertama yang didapat oleh si teridik dan dapat pula disebut pendidikan yang terutama.13
Secara umum dapat dikatakan bahwa bagaimana pengaruh orang tua terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian anaknya ditentukan oleh sikap, perilakudan kepribadian orang tuanya. Perilaku orang tua terhadap pengasuh anaknya juga merupakan aspek dari stuktur kepribadian anak. Menurut para ahli, perasaan orang tua terhadap anak sering lebih menentukan dari pada apa yang dilakukan orang tua, juga para ahli sependapat betapa pentingnya pendidikan keluarga, bahwa apa-apa terjadi dalam pendidikan itu membawa pengaruh terhadap kehidupan si terdidik, demikian pula terdapat pendidikan yang akan dialaminya di sekolah dan di masyarakat.
Orang tua yang baik tidaklah memperhatikan aspek lahiriyah saja, namun harus juga memperhatikan permasalahan dan perkembangan rukhaniahnya. Oleh sebab itu, orang tua sebagai pendidikan keluarga hendaknya membri contoh dan membiasakan perbuatan-perbuatan yang baik kepada anaknya.
Orang tua yang terdiri dari bapak dan ibu merupakan manusia dewasa yang sudah dibebani tanggung jawab terhadap keluarga. Orang tua sudah
13 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam , Al Ma’arif, Bandung, 1989, him. 58-59
21
barang tentu menjalankan tanggung jawab itu berdasarkan syari’at agama Islam tidak hanya mengatur cara berbakti dan beribadah kepada Allah, tapi juga mengatur bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak hidup bersama
dalam keluarga, masyarakat dan bangsa.
Sebagai pemimpin seyogyanya orang tua sedini mungkin sudah mempelajari dan mengetahui dengan sebaik-baiknya, bagaimana cara memimpin anak-anak. Dalam pengertian memimpin ini termasuk dalam pengertian memberikan pelajaran dan pendidikan terutama dalam pendidikan akhlak.
Pada hakekatnya anak adalah generasi penerus yang mana dia juga akan menjadi orang dewasa, oleh Karena itu, apa yang akan diberikan oleh orang tua sekarang akan dipetik anaknya besok. Sejauhmana orangtua bersikap otoriter, demokratis, atau overpermiss (terlalu menuruti) terhadap anak, juga tergantung dari struktur kepribadian orang tua, dan bagaimana oragn tua itu dulu di asuh oleh orang tuanya.
Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka seperti apa yang dikemukakan oleh Zakiah Daradjat, yang antara lain :
a. Memelihara dan membesarkan anak, ini adalah bentuk yang paling sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan alami untuk memperhatikan kelangsungan hidupnya. 22
22
b. Melindungi dan menjamin kesehatan, baik jasmani maupun rokhani, dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup agama yang dianutnya. c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh
peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dicapainya.
sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Dengan demikian sangat berperan penting dalam mengaktualisasikan potensi anak. 3). Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak
Seorang anak memiliki peluang cukup besar untuk dibina perasaannya, yang selanjutnya akan berpengaruh dalam pembentukan jiwa dan kepribadiannya. Maka apabila orang tua selaku pendidik dan pembinanya dengan seimbang, anak akan terbentuk menjadi manusia yang memiliki keseimbangan dalam bertindak dan dalam kehidupan sehari-hari.
B. Tinjauan Tentang Sikap Keberagamaan