• Tidak ada hasil yang ditemukan

D ia ju k a n U n tu k M e m e n u h i K e w a jib a n d a n M e le n g k a p i S y a r a t G u n a M e m p e ro le h G e la r S a ija n a P e n d id ik a n Is la m D a la m Ilm u T a rb iy a h

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "D ia ju k a n U n tu k M e m e n u h i K e w a jib a n d a n M e le n g k a p i S y a r a t G u n a M e m p e ro le h G e la r S a ija n a P e n d id ik a n Is la m D a la m Ilm u T a rb iy a h"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

D ia ju k a n U n tu k M e m e n u h i K e w a jib a n d a n M e le n g k a p i S y a r a t

G u n a M e m p e ro le h G e la r S a ija n a P e n d id ik a n Is la m

D a la m Ilm u T a rb iy a h

Disusun Oleh :

M U C H . C H A M I M S H O D I O

NIM s 111 01 067

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)

DEPARTEM EN A G A M A RI

SEKOLAH T IN G G I A G A M A ISLAM NEGERI (STA IN ) SA LA TIG A

JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : M UCH. CHAM IM SH O DIQ dengan Nomor Induk

Mahasiswa : 111 01 067 yang berjudul : "PENGARUH PERSEPSI ANAK

TENTANG PERHATIAN ORANG TUA TERH ADAP SIKA P

KEBERAGAM AAN ANAK (Studi Kasus pada M asyarakat Desa Petung,

Kecamatan Pakis, Kabupaten M agelang Tahun 2006)", Telah

dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Rabu, 06 Septem ber 2006 yang

bertepatan dengan tanggal 13 Sya'ban 1427 H dan telah diterima sebagai bagian

dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

06 September 2006 M

(3)

“Sesungguhnya Allah SW T tidak m elihat kepada ja sa d dan bentuk tubuh kalian, akan tetapi m elihat hati kalian

“Belajarlah...karena seseorang tidak melahirkan dalam keadaan pandai, dan pemilik ilmu itu tidak sama dengan orang yang bodoh”

(4)

DEPARTEM EN A G A M A RI

SEK OLA H T IN G G I A G A M A ISLAM N EG ER I (ST A IN ) SA L A T IG A

J l Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup

mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 10 Agustus 2006

Penulis,

(5)

Dra. Siti Asdiqoh

DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEM BIM BING

Lamp : 3 eksemplar

Hal : Naskah skripsi

Saudara M uh. Chamim Shodiq

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

di Salatiga

A s sal a mu 'alaikuttu Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : MUH. CHAMIM SHODIQ

NIM : 1 1 1 0 1 0 6 7

Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA PASANGAN DINI

USIA TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2006.

Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera

dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu'alaikum, wr, wb

Salatiga, 10 Agustus 2006

Pembimbing

Dra. Siti A sdiqoh N IP . 150 267 136

(6)

PER SEM BA H A N

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang dengan seluruh pengorbanan telah mengukir

segala asa, cita dan harapan.

2. Kakak-kakakku tercinta (Mas Agus, Mas Azis, Mas Zazid, M ba’ Fajar, Mba'

Leny, M ba7 Yani) serta adik-adikku tercinta (Yusuf, lean, Luluk, Maya) yang

senantiasa selalu memberikan motivasi.

3. A de’ku “M TQ” yang selalu sabar membimbingku, memberiku dorongan dan

motivasi selama ini hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga kita bisa

bersatu selamanya.

4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh yang memberikan bimbingan dan pengarahan dengan

penuh perhatian dan kesabaran.

5. Buat sahabat-sahabatku (Ahmadi, Salam, Kenthang, Gogon, Maryati, Abduh,

Anis, N on Tin, Panjoel, Tadiin, Citi Big, Istiq, Kino anak Rimba, Iin yang

sabar membatuku dan selalu tak repoti). Tanpa kalian semua hari-hari tak akan

indah.

6. Bapak Dalmin selaku Kepala Desa Petung yang telah memberikan ijin dan

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

7. W isma Kasuari 177 (Lina, Ida, M ba’ Fiza, M ba’ Dewi, Panjang, Lilis, Tiqoh).

Makasih atas semuanya.

8. Tak lupa buat Kru Dot. Comp atas bantuan pengetikan skripsi ini.

(7)

Rabbi

penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, hanya karena izin dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga terlimpah

curahkan kepada teladan umat Rasulullah Muhammad SAW, sahabat serta orang-

orang yang istiqomah di jalannya.

Dalam penelitian skripsi yang berjudul “PENGARUH PERHATIAN

ORANG TUA PASANGAN DINI USIA TERHADAP SIKAP

KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada M asyarakat Desa Petung

Kecamatan Pakis Kabupaten M agelang Tahun 2006)” dimaksudkan guna

memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana dalam ilmu

Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Seiring dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Dra. Siti Asdiqoh selaku dosen pembimbing yang banyak meluangkan waktu

dan pikirannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis.

3. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan-karyawati STAIN Salatiga yang telah

membekali ilmu pengetahuan serta memberikan pelayanan yang baik kepada

penulis.

4. Bapak Dalmin selaku Kepala Desa Petung beserta Perangkat Desa yang telah

memberikan ijin dan pelayanan yang baik selama penelitian.

(8)

5. Ayah / Ibunda dan kakak-kakakku tercinta yang senantiasa mengarahkan,

membimbing serta memberi motivasi tanpa henti baik moril maupun

matriil.

6. Saudara-saudaraku semua yang telah membantu dan memberikan dukungan

dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua yang telah mereka berikan dicatat sebagai amal sholeh di

sisi Allah SWT, dan mendapatkan balasan yang lebih baik.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha mencurahkan segala

kemampuan yang ada. Namun demikian penulis menyadari masih banyak

kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karenanya penulis sangat

berterima kasih apabila pembaca yang budiman berkenan memberikan tanggapan,

kritik dan saran-sarannya.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi

penulis, namun juga bagi pembaca pada umumnya serta bagi pengembangan

dunia pendidikan Islam.

Salatiga, Agustus 2006

Penulis,

M uh. Chamim Shodiq

i

(9)

HALAMAN JU D U L... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PEN GESA H A N ... iii

HALAMAN M O T TO ... iv

HALAMAN PERSEM BAHAN... v

HALAMAN KATA PEN GA N TAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAETAR T A B E L ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Penegasan Istilah... 4

C. Rumusan M asalah... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 7

F. Hipotesis... 7

G. Metodologi Penelitian... 8

H. Sistematika Penulisan S kripsi... 12

B A B II LANDASAN TEORI A. Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang T u a ... 13

1. Pengertian Persepsi... 13

2. Pengertian Perhatian Orang T ua... 15

3. M a c a m -M a c a m P e rh a tia n O ra n g T u a ... 16

4. Perhatian Orang Tua Terhadap A nak... 19

B. Sikap Keberagamaan A nak... 23

1. Pengertian Sikap K eberagam aan... 23

(10)

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

Keberagamaan...

3. Pembinaan sikap keberagamaan anak...

C. Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua Terhadap

Sikap Keberagamaan...

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 35

1. Letak Geografis... 35

2. Keadaan Penduduk... 36

3. Keadaan Sosial B udaya... 38

4. Keadaan Sosial E konom i... 39

5. Sarana Komunikasi atau K esehatan... 40

6. Keadaan Pemerintah Desa... 41

B. Data Responden... 44

C. Data Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua di Desa Petung, Pakis, M agelang... 46

(11)

TABEL I

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN

TAHUN 2006 ... 37

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT AGAMA TAHUN 2006 ... 38

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN TAHUN 2006 ... 38

MATA PENCAHARIAN PENDUDUK TAHUN 2006 ... 40

SARANA DAN FASILITAS PENDIDIKAN ... 41

DATA NAMA RESPONDEN ... 45

REKAPITULASI HASIL ANGKET TENTANG PERHATIAN ORANG TUA PASANGAN DINI U SIA .... 47

REKAPITULASI HASIL ANGKET TENTANG SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK... 48

DATA FREKUENSI JAWABAN PERHATIAN ORANG TUA PASANGAN DINI USIA DI DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG... 53

FREKUENSI PERHATIAN ORANG TUA PASANGAN DINI USIA DI DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN M AG ELA N G ... 56

DATA PROSENTASE JAWABAN ANGKET PER ITEM VARIABEL PERHATIAN ORANG TUA PASANGAN DINI U S IA ... 57

DATA FREKUENSI JAWABAN SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG... 63

FREKUENSI SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2006 ... 67

(12)

B A B I

PENDAHULUAN

A. Latara Belakang Masalah

Perhatian orang tua terhadap pendidikan anak tentang agama Islam

adalah topik yang sangat menarik dan sangat penting karena disatu sisi

menyangkut salah satu fase kehidupan manusia yang belum dapat berbuat

apa-apa dan dilain pihak menyangkut pembinaan anak manusia agar menjadi

tunas yang baik dan berguna bagi masyarakat khususnya di desa Petung.

Maka dalam hal ini perhatian orang tua pasangan usia dini terhadap sikap

keberagamaan anak dianggap sebagai katalisator dan dinamisator bagi

kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.

Baru-baru ini kita sering mendengar dan membaca di media masa

tentang remaja diantaranya anak yang sampai menjurus tindak kriminal.

Mungkin hal ini dapat dikaitkan dengan kurangnya perhatian orang tuanya, ,#

lebih-lebih menyangkut pendidikan agama. Seperti penyimpangan perilaku

keagamaan, terjadi perkelahian, permusuhan dan kejahatan lain. Keadaan

seperti ini seharusnya mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai

kalangan agar tidak merajalela.

Untuk mengatasi hal itu diantaranya dapat dilakukan dengan

memperketat pendidikan agama pada setiap anak remaja secara serius dan

kontinyu, jangan malah mengabaikannya. Proses pelaksanaan pendidikan

harus dimulai dengan menanamkan dasar-dasar pendidikan yang baik bagi

(13)

terhadap anaknya, bersikap dan bermoral jahat dan mempunyai kelakukan

yang tidak baik, namun setiap orang tua mendambakan anaknya menjadi

Hal ini telah diluruskan dalam Al-Qur'an berbentuk doa orang tua sebagai

Artinya : Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa. (Q.S. Al-Furqon : 74).*

Di balik harapan kehadiran seorang anak juga memberikan amanah

kepada orang tuanya, Al-Qur'an menggambarkan anaknya sebagai cobaan.

Firman Allah SWT :

Artinya : Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan di sisi Allah-lah pahala yang besar...(QS. At-Taghabun

15)1 * 3

1 Hasan Basri, dkk., Memelihara Kelangsungan Hidup Meurut Ajaran Islam, MUI dan UNICEF, Jakarta, 1987 / 1988, him. 49.

’ Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an, 1989, him. 565.

3 Ibid., him. 942.

orang yang saleh yang memberikan kesenangan dan kebanggaan dari mereka.

(14)

3

Cobaan tersebut berupa amanat yang berisi tanggung jawab kedua

orang tua untuk merawat, mengasuh, dan mendidik anak-anak mereka sebagai

generasi penerus, insan yang saleh dan bertaqwa kepada Allah SWT, sehat

jasmani dan rohani, cerdas, terampil dan tanggap terhadap tantangan

zamannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik maupun mental

yang sangat dipengaruhi oleh rawatan, asuhan dan didikan orang tua yang

diberikan kepada mereka.

Dalam memberikan perhatian kepada anak-anak harus sangat hati-hati,

karena anak-anak akan mudah terpengaruh baik dalam perbuatan yang benar

atau yang salah.

ol

jj)

.

j\

o\y

\i OjiaJl

Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang pada akhirnya menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau M ajusi. (HR. Muslim).4

Menurut hadits tersebut, peran orang tua dalam pembentukan

kepribadian adalah sangat dominan. Bila anak kurang mendapatkan perhatian

langsung dengan contoh-contoh teladan ataupun nasehat ibu bapaknya berarti

formulasi kemiskinan moral spiritual sudah dibawa dari rumah. Oleh karena

itu setiap orang tua muslim mengemban tanggung jawab untuk merawat anak,

mengasuh dan mendidik anak-anaknya agar benar-benar menjadi ihsan yang 1 *

(15)

yang kuat sehingga dapat memikul martabatnya.

Dari uraian di atas, penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh

perhatian orang tua terhadap sikap keberagamaan anak dengan melakukan

penelitian di Desa Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang dengan

mengambil judul : Pengaruh Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua

Terhadap Sikap Keberagamaan Anak (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa

Petung, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang Tahun 2006).

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda

maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu

penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel

penelitian. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai b e rik u t:

1. Persepsi

Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu

serapan.3 Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera.

Adapun pengertian persepsi anak adalah suatu tanggapan anak

yang telah melalui proses pemikiran terhadap beberapa hal serapan dengan

panca indera.

2. Perhatian

Perhatian adalah perbuatan dan sebagainya atau memperhatikan,

minat, menaruh.* * 6 Dalam penelitian ini perhatian yang dimaksud adalah

WJS. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, him. 675.

(16)

5

perhatian orang tua pada aspek pendidikan agama di bidang ritual seperti;

sholat, puasa dan baca Al-Qur'an.

3. Orang tua ibu kandung.7 8 Jadi orang tua terdiri dari ibu, bapak atau wali

yang bertanggung jaw ab terhadap pendidikan anak.

4. Sikap Keberagamaan

Sikap adalah perbuatan sebagai reaksi terhadap suatu rangsangan

• • • • V

yang disertai dengan penirian dan perasaan.

Sedang keberagamaan berasal dari kata agama yang berarti

segenap kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan ajaran kebaktian dan

kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.9

Jadi yang dimaksud sikap keberagamaan di sini adalah pemahaman

individu terhadap suatu agama dan bagaimana realisasi diri dari

pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari, namun dalam hal ini penulis

batasi pada dimensi ritual yang terdiri dari sholat, puasa dan baca Al-

Qur'an. Menurut M. M Billah dalam upaya meningkatkan mutu taraf

keberagamaan seseorang meliputi lima dimensi yaitu :

1. Ritual involvem ent atau upacara keagamaan.

2. Ideological involvem ent keterlibatan dalam mencari atau menolak

suatu dogma (tradisi).

3. Intellectual involvem ent keterlibatan dalam pengetahuan agama.

4. Experiential involvem ent keterlibatan pengalaman agama.

5. Consequential involvem ent keterlibatan dalam perilaku social yang

didorong ajaran agam a.10

7 Ibid., him 629.

(17)

yang digunakan dalam judul ini, diuraikan pula definisi operasional dari

variabel tersebut sebagai b e rik u t:

1. Persepsi anak tentang perhatian orang tua

Untuk mengetahui sejauh mana persepsi anak tentang perhatian

orang tua ditentukan indikator sebagai b e rik u t:

a. Memperingatkan untuk sholat fadhu bila sudah masuk waktu

b. Berusaha membiasakan anak untuk beribadah ke masjid bersama

c. Mengajari anak membaca Al-Qur'an

d. Menyediakan peralata untuk sholat dan alat mengaji

e. Membiasakan anak untuk melakukan sholat sunnah

2. Sikap keberagamaan anak, m e lip u ti:

a. Melakukan shalat fardhu.

b. Melaksanakan puasa wajib

c. Melakukan puasa sunnah

d. Membaca Al-Qur'an

e. Melaksanakan ibadah sunnah yang lain.

C. Rum usan M asalah

Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan sebagai b e rik u t:

1. Bagaimana persepsi anak tentang perhatian orang tua di desa Petung

Kecamatan Pakis ?

2. Bagaimana sikap keberagamaan anak di desa Petung Kecamatan Pakis ? 10

(18)

7

3. Untuk mengetahui pengaruh pesepsi anak tentang perhatian orang tua

terhadap sikap keberagamaan anak di desa Petung Kecamatan Pakis pada

tahun 2006 ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui persepsi anak tentang perhatian orang tua di desa

Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.

2. Untuk mengetahui sikap keberagamaan anak di desa Petung Kecamatan

Pakis.

3. Untuk mengetahui pengaruh positif persepsi anak tentang perhatian orang

tua terhadap sikap keberagamaan anak di Desa Petung Kecamatan Pakis

Kabupaten Magelang pada tahun 2006.

E. M anfaat Penelitian

1. Memberikan sumbangan atau masukan pada orang tua terutama pada

dalam memberikan perhatian pada anak.

2. Memberikan sebuah masukan yang bertujuan untuk meningkatkan

perhatian orang tua pada terhadap sikap keberagamaan anak.

F. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.11

(19)

pengaruh positif antara persepsi anak tentang perhatian orang tua terhadap

sikap keberagamaan anak. Dengan kata lain semakin tinggi persepsi anak

tentang perhatian orang tua maka semakin tinggi pula sikap keberagamaan

anak".

*

G. M etode Penelitian

Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang hendak di capai

dan untuk memperoleh suatu jawaban yang jelas dari proses penelitian itu,

maka penulis kemukakan dahulu subyek yang hendak digunakan :

1. Populasi dan Sample

a. Populasi

Sutrisno hadi dalam membatasi pengertian populasi

mengatakan bahwa semua indibidu untuk siapa kenyataan-kenyataan

yang diperoleh dari sampel itu hendak di generalisasikan.12

Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang

ada di Desa Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.

b. Sample

Menurut suharsimi Arikunto sample adalah bagian yang di

ambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili

terhadap populasi.13

Adapun jumlah penduduk yang ada di desa petung karena

jumlah penduduk di desa itu jumlahnya cukup besar yang terdiri dari 9

(20)

9

dusun yaitu sekitar 3878 jiw a, maka penulis ambil populasi I dusun

sebagai sample dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 % diambil 30

orang yaitu 20 % nya dari 150 jumlah penduduk desa suringgono itu,

hal ini mengacu pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan :

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100

lebih baik diambil semua sehingga penelitiaannya merupakan

penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat

diambil antara 10 % - 15 % atau 20% - 25 % atau lebih.14

Adapun subyek penelitian yaitu Dusun Suringgono yang terdiri

dari 4 (empat) Rukun Tangga. Masing-masing RT penulis ambil 5 -

10 orang.

RT I sebanyak 37 orang, diambil 20 % nya yaitu sebanyak 7

orang.

RT II sebanyak 38 orang, diambil 20 % nya yaitu sebanyak 8

orang.

RT III sebanyak 36 orang, diambil 20 % nya yaitu sebanyak 7

orang.

RT IV sebanyak 39 orang, diambil 20 % nya yaitu sebanyak 8

orang.

Jadi jumlah sampel seluruhnya adalah 30 orang yang terdiri

dari orang tua yang merupakan yang sudah mempunyai anak.

2. Tehnik Pengumpulan data

Tehnik pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam skripsi

ini adalah sebagai b e rik u t:

(21)

Angket adalah penyelidikan mengenai suatu masalah yang

banyak mengangkut kepentingan umum (orang banyak) dengan jalan

mengedarkan formulir daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis

kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan jawaban (tanggapan

respon) tertulis seperlunya.15

Metode ini digunakan untuk mencari data tentang pengaruh

perhatian orang tua dan sikap keberagamaan anak di kelurahan

Petung, Pakis, Magelang.

b. Tehnik interview

Interview adalah alat pengumpul data informasi dengan cara

mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab lisan pula.16

Teknik ini penulis gunakan sebagai alat bantu untuk

mengumpulkan data tentang pengaruh perhatian orang tua terhadap

sikap keberagamaan anak.

c. Tehnik dokumentasi

Menurut Cuba dan Lincaln mendefinisikan dokumentasi

adalah setiap bahan tertulis atau film, penulis menggunakan tehnik

dokumentasi k a re n a :

1) Merupakan sumber yang stabil

2) Berguna bagi bukti untuk suatu pengujian

3) Relatif murah tidak sukar diperoleh

15 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, CV. Mandar Maju, Bandung. 1996, him. 217.

(22)

11

4) Hasil pengkajian ini akan membuka kesempatan untuk lebih

Teknik ini penulis gunakan untuk mencari data-data tentang

gambaran / keadaan lokasi penelitian, responden dan lain-lain yang

diperlukan dalam penelitian.

3. Tehnik analisis data

Untuk menganalisis data yang terkumpul dalam penelitian ini,

penulis menggunakan analisis data statistik. Setelah dat terkumpul, penulis

mengolah dan menganalisis secara diskriptif dengan tehnik prosentasi

pengaruh perhatian orang tua terhadap sikap keberagamaan anak dengan

menggunakan tehnik statistik product moment dengan rumus sebagai

b e rik u t:

memperluas tubuh pengetahuan terhadap suatu yang selidik.17

r

Keterangan :

rxy : Koefisien antara variabel x dan variabel y

xy : Perkalian antara x dan y

x : Variabel pertama, yaitu pengaruh perhatian orang tua pasangan

dini usia

y : Variabel Kedua, yaitu sikap keberagamaan anak

N : Jumlah responden

Z : Sigma

17

(23)

magelang yang berisi tentang : letak geografis, keadaan

penduduk, keadaan sosial budaya, keadaan sosial ekonomi,

sarana komunikasi atau kesehatan, keadaan pemerintah desa.

B. Data Responden

C. Data persepsi anak tentang perhatian orang tua di desa Petung,

Pakis, Magelang.

D. Data tentang sikap keagamaan anak di desa Petung, Pakis,

Magelang.

BAB IV ANALISIS DATA

Analisis data ini terdiri

A. Analisis data persepsi anak tentang perhatian orang tua

B. Analisis data tentang sikap keberagamaan anak

C. Analisis data persepsi anak tentang perhatian orang tua

terhadap sikap keberagamaan anak.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan kata

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua

1. Pengertian Persepsi

Persepsi merupakan sebuah tangapan atau proses seseorang

mengetahui beberapa hal panca inderanya. Lebih jauh Slameto memberikan

definisi tentang persepsi yaitu merupakan proses yang menyangkut masuknya

pesan atau informasi ke dalam otang manusia, melalui persepsi manusia terus

menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini

dilakukan lewat alat inderanya yaitu indera penglihat, pendengar, peraba,

perasa dan penciuman.1

Dalam ensiklopedi umum, persepsi diartikan sebagai proses mental

yang menghasilkan bayangan pada diri individu sehingga dapat mengenal

suatu obyek dengan jalan asosiasi dengan suatu ingatan tertentu baik secara

indera penglihatan, indera peraba dan sebagainya.2

104.

1 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Salatiga, him.

2 Ensiklopedi Umum, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1973, him. 1033.

(25)

Pengertian lain yang biasa kita temukan dalam general psychology

"Perception is an immediate sensitivity but there is hardly a perception which

is not influenced by post experience recalled sensitivities?

Persepsi adalah sebuah pemahaman yang langsung akan tetapi

pemahaman itu hamper tidak dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa

lampau dan keadaan yang telah diingat.

Secara terminology para cendikiawan menyampaikan dalam bahasa

yang berbeda-beda, namun intinya sama, menurut Muh. Said dan Junimar

Affan berpendapat bahwa: persepsi adalah proses yang membedakan

rangsangan yang masuk untuk selanjutnya di berikan maknanya dengan

bantuan beberapa faktor.4

Menurut Jalaludin Rahmad, (seorang psikologi) berpendapat bahwa,

persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-

hubungan yang di peroleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan

pesan.3 4 5

3 Douglas H. Fryer/Edwin R. Henry/Charles P. Sporks, General Psychology, Bomess Noble, outline series, him. 45.

(26)

2. Pengertian Perhatian Orang Tua

Pengertian perhatian secara etimologi atau bahasa adalah perbuatan

dan sebagainya/ memperhatikan minat menaruh.6 Sedangkan pengertian

perhatian secara terminology menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

a. Bimo Walgito, berpendapat bahwa perhatian adalah merupakan

pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang

ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.7

b. Sumadi Suryabrata, berpendapat bahwa perhatian adlah pemusatan tenaga

psikis yang tertuju pada suatau obyek.8 9

c. Agus Sujanto mendefinisikan bahwa perhatian dan sebagainya dengan

mengesampingkan yang lain dari pada itu.g

d. Dakir mendefinisikan bahwa perhatian adalah : keaktifan peningkatan

kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya di

dalam maupun di luar diri kita. Menurut proses timbulnya perhatian

adalah sebagai berikut:

1. Adanya rangsangan yang menonjol dari obyek

2. Rangsangan diterima oleh indra

3. Di bawa otak masuk oleh syaraf ke dalam otak

4. Di dalam otak diserap oleh persepsi kita

° WJS. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, him. 664

7 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yayasan Penerbit Psikologi UGM Yogyakarta, 1985, him. 53

(27)

5. Obyek tersebut memiliki arti yang sesuai dengan persepsi kita.

6. Arti tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :

a. Jenis kelamin

b. Umur

c. Latar Belakang

d. Ada tidaknya prasangka

e. Ada tidaknya keinginan tertentu

f. Ada tidaknya sikap

g. Terjadilah perhatian yang berbeda-beda.10

Dari berbagai batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa perhatian

adalah pemusatan dari aktivitas kejiwaan seseorang untuk mengamati atau

memahami suatu obyek.

Adapun pengertian perhatian orang tua adalah aktivitas jiwa yang

lebih terpusat atau menyempit dari ayah atau ibu atau oragn yang menghayati

terhadap kelompok tanggapan tertentu.

3. Macam-macam perhatian orang tua

Sumadi Suryabrata menggolongkan perhatian sebagai berikut i11

a. Atas dasar intensifnya, yaitu menuntuk banyak sedikitnya kesadaran yang

menyertai atau suatu aktivitas atau pengalaman batin. Dalam hal ini

dibedakan menjadi berikut:

(28)

17

1) Perhatian Intensif, yaitu makin banyak kesabaran yang menyertai

suatu aktivitas atau pengalaman batin berarti makin intensiflah

perhatiannya.

2) Perhatian Tidak Intensif, yaitu perhatian yang dengan sedikit

kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman. Dengan

kata lain yaitu kesadaran yang tidak menyertai aktivitas.

b. Atas dasar timbulnya perhatian dapat dibedakan menjadi perhatian

spontan (perhatian tak sengaja, tak sekehendak) dan perhatian sekehendak

(perhatian disengaja, reflektif).

Perhatian spontan yaitu perhatian yang timbul begitu saja,

seakan-akan tanpa usaha, tanpa sengaja. Sedangkan perhatian sekehendak

yaitu perhatian yang timbul karena usaha, dengan kehendak. Sedangkan

menurut Dakir perhatian dapat ditinjau dari beberapa segi, sebagai

berikut:

a. Bila dilihat dari derajatnya, maka akan rendah, rentetan derajat

perhatian itu mempunyai perbedaan kualitatif, orang yang melakukan

perhatian yang tinggi kadang-kadang sampai melupakan waktu dan

sekitarnya.

b. Bila dilihat dari cara timbulnya akan terdapat perhatian yang spontan

apabila timbulnya dengan sendirinya, sedang perhatian disebut

reflektif apabila timbulnya secara sengaja serta dibarengi dengan

(29)

c. Bila dilihat dari sikap batinnya, akan terdapat perhatian memusat dan

perhatian yang merata. Pada perhatian yang memusat kalau ditujukan

kepada obyek, misalnya seorang sedang belajar, meneliti, tukang, jam

dan sebagainya. Sedangkan dikatakan perhatian merata kalau yang

bersangkutan menyerahkan perhatian pada beberapa obyek secara

dekat. Misalnya, seorang sopir yang mengemudi, seorang dalang yang

sedang mendorong dan sebagainya.

d. Bila dilihat dari lebarnya, maka ada perhatian yang luas dan perhatian

yang sempit. Perhatian yang luas dalam banyak hal sama dengan

perhatian yang merata. Sedangkan dikatakan perhatian yang sempit

kalau hanya ditujukan kepada obyek yang terbatas saja.

e. Bila dilihat dari sifatnya, ada perhatian statis dan perhatian dinamis.

Orang berperhatian statis kalau dalam kurun waktu yang lama secara

berturut-turut hanya dapat melakukan suatu tugas dengan satu

perhatian saja. Sedangkan perhatian dinamis kalau bersangkutan

dapat memasukkan perhatian tanpa berubah-rubah atau berganti-ganti

obyek.12

Perhatian orang tua pasangan usia dini berdasarkan uraian di

atas adalah aktivitas jiwa yang lebih terpusat atau menyempit dari

Bapak dan Ibu atau terpusat atau orang tua pasangan dini yang

menghayati terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anak-anaknya.

(30)

19

4. Perhatian Orang Tua terhadap Anak

Dari beberapa pendapat para ahli di atas pengertian perhatian orang

tua dapat dikatakan sebagai aktivitas jiw a yang lebih terpusat atau menyempit

dari ayah atau ibu atau orang yang menghayati terhadap kelompok tanggapan

tertentu.

Islam memandang bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan yang

pertama dan utama bagi seorang anak. Pengalaman pergaulan dalam keluarga

akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk

masa-masa yang akan datang.

Kepedulian orang tua terhadap pendidikan agama sangat berpengaruh

pada pembentukan sikap dan akhlak bagi putra-putrinya, maka sebagai orang

tua sangat perlu untuk mendahulukan nilai-nilai ajaran agar menjadi benteng

yang kuat yang selalu mendampingi dan menjaga manakala mengalami

kegoncangan serta ketakutan hidup. Seorang anak mendambakan orang tua

yang penuh perhatian dan kasih sayang.

Orang tua atau ayah dan ibu, memegang peranan yang sangat penting

dan amat berpengaruh terhadap pendidikan anak didiknya, karena dari

merekalah seorang anak mula-mula menerima pendidikan, dengan demikian

bentuk pertama dari pendidikan akhlak pada anak adalah terdapat daalm

kehidupan keluarga.

Perhatian orang tua yang diberikan kepada anak dapat dilakukan

(31)

mencukupi peralatan sekolah, peralatan ibadah dan lain sebagainya. Menurut

Ahmad D. Marimba bahwa pendidikan keluarga tepat jika disebut pendidikan

pertama yang didapat oleh si teridik dan dapat pula disebut pendidikan yang

terutama.13

Secara umum dapat dikatakan bahwa bagaimana pengaruh orang tua

terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian anaknya ditentukan oleh

sikap, perilakudan kepribadian orang tuanya. Perilaku orang tua terhadap

pengasuh anaknya juga merupakan aspek dari stuktur kepribadian anak.

Menurut para ahli, perasaan orang tua terhadap anak sering lebih menentukan

dari pada apa yang dilakukan orang tua, juga para ahli sependapat betapa

pentingnya pendidikan keluarga, bahwa apa-apa terjadi dalam pendidikan itu

membawa pengaruh terhadap kehidupan si terdidik, demikian pula terdapat

pendidikan yang akan dialaminya di sekolah dan di masyarakat.

Orang tua yang baik tidaklah memperhatikan aspek lahiriyah saja,

namun harus juga memperhatikan permasalahan dan perkembangan

rukhaniahnya. Oleh sebab itu, orang tua sebagai pendidikan keluarga

hendaknya membri contoh dan membiasakan perbuatan-perbuatan yang baik

kepada anaknya.

Orang tua yang terdiri dari bapak dan ibu merupakan manusia dewasa

yang sudah dibebani tanggung jawab terhadap keluarga. Orang tua sudah

(32)

21

barang tentu menjalankan tanggung jawab itu berdasarkan syari’at agama

Islam tidak hanya mengatur cara berbakti dan beribadah kepada Allah, tapi

juga mengatur bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak hidup bersama

dalam keluarga, masyarakat dan bangsa.

Sebagai pemimpin seyogyanya orang tua sedini mungkin sudah

mempelajari dan mengetahui dengan sebaik-baiknya, bagaimana cara

memimpin anak-anak. Dalam pengertian memimpin ini termasuk dalam

pengertian memberikan pelajaran dan pendidikan terutama dalam pendidikan

akhlak.

Pada hakekatnya anak adalah generasi penerus yang mana dia juga

akan menjadi orang dewasa, oleh Karena itu, apa yang akan diberikan oleh

orang tua sekarang akan dipetik anaknya besok. Sejauhmana orangtua

bersikap otoriter, demokratis, atau overpermiss (terlalu menuruti) terhadap

anak, juga tergantung dari struktur kepribadian orang tua, dan bagaimana

oragn tua itu dulu di asuh oleh orang tuanya.

Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua

sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka seperti apa yang

dikemukakan oleh Zakiah Daradjat, yang antara lain :

a. Memelihara dan membesarkan anak, ini adalah bentuk yang paling

sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan

alami untuk memperhatikan kelangsungan hidupnya. 22

22

b. Melindungi dan menjamin kesehatan, baik jasmani maupun rokhani, dari

berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari

tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup agama yang dianutnya.

c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh

peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi

mungkin yang dicapainya.

(33)

sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Dengan demikian

sangat berperan penting dalam mengaktualisasikan potensi anak.

3). Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak

Seorang anak memiliki peluang cukup besar untuk dibina

perasaannya, yang selanjutnya akan berpengaruh dalam pembentukan

jiwa dan kepribadiannya. Maka apabila orang tua selaku pendidik dan

pembinanya dengan seimbang, anak akan terbentuk menjadi manusia

yang memiliki keseimbangan dalam bertindak dan dalam kehidupan

sehari-hari.

B. Tinjauan Tentang Sikap Keberagamaan

1. Pengertian Sikap Keberagaman

Istilah keberagamaan atau regiusty adalah perilaku yang bersumber

langsung atau tidak langsung kepada Nash. Islam nashnya adalah Al Qur'an

dan Hadist. Adapun kata perilaku sendiri menurut Hasan Langgulung adalah

gerak aktivitas yang diamati.15

Dalam konteks ini istilah keberagamaan ditekankan pada aspek

eksperimental, yakni bagian keberagamaan yang bersifat efektif, artinya

keterlibatan emosional dan sentimental pada pelaksanaan ajaran agama.

(34)

24

Jadi, dengan demikian pengertian sikap keberagamaan dalam hal ini

adalah sebagai kesediaan bereaksi individu terhadap perilaku yang berdimensi

eksperimental.

Sikap yang akan diteliti adalah dalam hal ini terutama dalam

keterlibatan seorang anak pada fungsi kognitif, afektif, dan motorik. Aspek

kognitif nampak dalam keimanan dan kepercayaan, sedangkan aspek motorik

akan nampak dalam perbuatan dan gerak tingkah laku keagamaan.16 Dalam

kehidupan sehari-hari aspek tersebut sulit dipisahkan karena merupakan suatu

system kesadaran beragama yang utuh dalam kepribadian seseorang.

2. Faktor-faktor yang M empengaruhi Keberagamaan Anak

Faktor yang mempengaruhi sikap keberagamaan yang dimaksud

adalah hal-hal yang turut memberikan andil baik positif maupun negative

terhadap sikap keberagamaan anak. Mempelajari faktor-faktor keberagamaan

ini sangat penting untuk dapat mengetahui latar belakang persoalan yang turut

membentuk sikap dan perilaku obyek penelitian. Di samping itu juga

memberikan solusi terhadap problematika yang telah dihadapi.

Ada empat faktor yang mempengaruhi sikap keberagamaan seseorang,

yaitu: 1) faktor rumah tangga dan keluarga, 2) faktor lingkungan dan

masyarakat, 3) faktor individu, 4)faktor sarana dan prasarana.17 Faktor-faktor

(35)

itu saling mempengaruhi satu sama lain dan semuanya itu tidak dapat

dipisahkan.

a. Faktor rumah tangga dan keluarga

Keluarga adalah pranata social yang mempunyai fungsi penting

dan strategis dalam menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak.

Keluarga merupakan lingkungan yang utama dan pertama baga anak-anak

dalam menjalankan proses pertumbuhan dan perkembangan, baik jasmani,

rohani dan social. Di bidang agama anak akan mempunyai sikap dan

kebiasaan, pola-pola perilaku serta nilai-nilai yang dimiliki orang tuannya

dan keluarganya, kemudian berkembang menjadi bagian dari kepribadian

dan perilakunya masing-masing.

Keluarga merupakan masyarakat alami yang pergaulan di antara

anggotanya bersifat khas. Dalam lingkungan ini terletak dasar-dasar

pendidikan. Di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya dengan

tatanan pergaulan yang berlaku didalamnya, artinya tanpa harus

diumumkan atau dituliskan terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti oleh

seluruh anggota keluarga. Di sini diletakkan dasar-dasar pengalaman

melalui rasa kasih sayang, nilai-nilai kepatuhan. Justru karena pergaulan

sifat pribadi dan wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai arti

yang amat penting.18

(36)

26

Dengan demikian dapat diketahui bahwa lemah kuatnya nilai-

nilai agama yang ada dalam keluarga ikut mewarnai tumbuh

berkembangnya pengalaman beragama anak,

b. Faktor lingkungan dan masyarakat

Individu merupakan bagian dari masyarakat, pada dasarnya

hanya bisa dibedakan, tapi tidak bisa dipisahkan karena tidak mungkin ada

masyarakat tanpa individu. Antara individu dan masyarakat terdapat

hubungan timbal balik. Individu tidak dapat lepas dari kehidupan

bermasyarakat, mengingat manusia adalah makhluk social yang satu sama

lain saling membutuhkan dan saling memberi bantuan.

Lingkungan tempat bekerja orang tua sangat mendukung dalam

rangka orang tua memperhatikan anaknya, sebab pekerjaan sangat

berperan penting dalam pendidikan anak maupun perhatian orang tua.

Demikian juga dengan agama yang bias menjadi salah satu factor

pengendali terhadap tingkah laku seseorang sehingga kondisinya belum

parah dan masih terarah. Hal ini dapat dimengerti karena agama memang

mewarnai kehidupan masyarakat setiap hari sebagai contoh adalah dalam

peringatan hari-hari besar agama atau upacara-upacara pada peristiwa

khusus kelahiran, perkawinan, kematian dan lain-lain.

Masyarakat turut membentuk kepribadian dan perilaku anak

terhadap agama. Orang tua merupakan bagian dari masyarakat yang

(37)

agama anak. Ketika anak bergaul dengan anggota masyarakat yang tidak

baik, maka akan menimbulkan dampak negative bagi perkembangan

selanjutnya.

Lingkungan dapat memainkan peranan pendorong dalam

perkembangan anak. Sehingga anak dapat mencapai taraf perkembangan

yang setinggi-tingginya. Sebaliknya lingkungan dapat juga menjadi

penghambat yang menyekat perkembangan, sehingga anak tidak dapat

berkembang sesuai dengan fitrah yang diwarisinya.

Yang dimaksud lingkungan adalah ruang lingkup luar yang

berinteraksi dengan insan yang dapat berwujud benda-benda, seperti air,

udara, bumi, langit, matahari, dan sebagainya. Dan berbentuk bukan

benda-benda, seperti insane pribadi, kelompok, institusi, sistem undang-

undang, adat, kebiasaan dan sebagainya.19

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwasanya peran

masyarakat cukup besar dalam membentuk pola tingkah laku seseorang.

Seseorang yang tidak mempunyai landasan agama yang kuat dapat

terjerumus ke dalam lembah kesesatan, dan seseorang yang semula

bertingkah laku yang dapat berbalik menjadi manusia yang bermoral

rendah, perlu adanya kontrol masyarakat untuk menanggulangi tingkah

lakunya.

(38)

29

3. Pembinaan Sikap Keberagamaan Anak

Apabila dalam keluarga terdapat sikap keagamaan, dimana ibu dan

bapak penuh kasih sayang dan menjaga sopan santun sikap dan tindakan yang

sesuai dengan petunjuk agama. Maka secara lahir si anak telah mendapat

unsure-unsur positif melalui pengalaman yang dilihat dan didengarkan dari

kedua orang tuanya bagi pertumbuhan kepribadiannya. Selanjutnya perlakuan

orang tua yang lemah lembut, penuh kasih sayang sesuai dengan kejujuran,

keikhlasan dan keadilan yang dilandasi ketaatan agama akan menambah

kuatnya unsur-unsur positif dalam kepribadian anak-anak sejak lahirnya ke

arah hidup sesuai dengan ajaran agama, sehingga anak akan terbiasa hidup

sesuai dengan nilai-nilai akhlak yang diajarkan agama.21

Maka bekal positif yang kuat dan sehat akan cukup banyak terdapat dalam

kepribadian anak yang sedang tumbuh, karena agama bagi manusia

merupakan unsur pokok yang menjadi kebutuhan spiritual, demikian anak

ramaja, norma-norma agama tetap diakui sebagai kaidah-kaidah yang

digariskan dalam agama selalu baik, sebab kaidah-kaidah tersebut bertujuan

membimbing manusia kea rah jalan yang benar sebagaimana firman Allah

SW T:

.(T' • : j d lta 4)31

(39)

Artinya : “Maka hadapkan wajahmu kepada agama yang lurus, fitra h atau naluri yang diciptakan Allah atas manusia. Tidak ada perubahan atas penciptaan-Nya. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ”.22(Q.S Ar Rum : 30).

Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa anak -anak remaja

yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma

agama bahkan mungkin lalai menunaikan perintah-perintah agama antara lain

mengikuti acara kebaktian, puasa dan sholat. Karena begitu pentingnya arti

dan kedudukan anak dalam kehidupan rumah tangga, maka pendidikan akhlak

terhadap sesama dari pesan luqman kepada anaknya tersebut bisa ditarik

kesimpulan bahwa islam mengajarkan, agar kepada anak, sejak dini

ditanamkan : “keyakinan agama, kesadaran moral dan tanggung jawab

sosial.23

1. Keyakinan Agama

Dalam menanamkan keyakinan agama pesan Luqman

menekankan tiga aspek penting y a k n i:

1. Keyakinan tauhid yang sebersih-bersihnya

2. Kesadaran akan kemakhlukan kita yang wajib mensyukuri sebagai

karunia Tuhan

3. Kesadaran bahwa segala gerak-gerak kita yang nampak maupun yang

tersembunyi tidak terlepas dari pengetahuan Tuhan

22 Al Qur'an dan Terjemahannya, Depag RI, 1971, him 647

(40)

31

Untuk menumbuhkan dan memupuk serta memantapkan

keyakinan agama itu, Luqman memesankan kepada anaknya agar

mendirikan sholat. Ini berarti melaksanakan ibadah harus dibiasakan

semenjak kecil.

2. Kesadaran Moral

Membangkitkan kesadaran moral dalam diri anak sebagaimana

dicontohkan oleh Luqman, berpangkal pada kemampuan membedakan

antara yang ma’ruf, yakni hal-hal yang tidak bertentangan dengan nilai-

nilai agama dan nilai-nilai moral, yang mungkar yakni hal-hal yang

mengganggu dan menimbulkan hpada kehidupan manusia.

Didikan yang diberikan kepda anak tertentu saja tidak sekedar

bersifat pengetahuan tentang apa yang ma’ruf dan apa yang mungkar

tetapi juga bersifat membangkitkan :

a. Tekad untuk menegakkan hal-hal yang ma’ru f dan mencegah hal-hal

yang mungkar

b. Keberanian untuk menanggung resiko dalam menegakkan hal-hal yang

ma’ru f dan mencegah hal-hal yang mungkar.

3. Tanggung Jawab Sosial

Tanggung jawab sosial, pertama-tama diwujudkan sikap :

a. Berbuat baik dan hormat pada orang lain, lebih-lebih mereka yang

(41)

b. Bergaul secara baik walaupun dengan orang yang berbeda keyakinan

dengan kita

Menjaga anak-anak kita dari teman-teman yang menyeleweng

dan tempat-tempat yang membuat rusaknya moral anak dan

menumbuhkan sikap saling menghormati kepada orang-orang yang

berbeda keyakinan dengan kita.

c. Tidak berlagak sombong dan angkuh pada orang lain. Karena

perbuatan tersebut amat dibenci oleh Allah SWT. Sebagaimana firman

Allah S W T :

JUrl

&jt- J

viiJl b -y

Jaj^\

j

'J j

.(TV :

jly ty ) M>

Artinya : "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bum i dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung".2*

C. Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua Terhadap Sikap

Keberagamaan

Anak-anak pada usia muda atau remaja memandang ibu mereka sebagai

tempat berlindung yang paling baik, mereka akan menuju kepangkuan ibunya

dalam keadaan bahagia maupun sedih. Mereka memandangnya sebagai tempat

dan penolong mereka yang paling baik selain periode lebih banyak kepada 24

(42)

33

anaknya, dapat memberikan pengaruh positif pada kualitas pertumbuhan moral

anak

Mempelajari biografi orang-orang besar dalam agama dan mengamati

karakteristik-karakteristik moral religius mereka, memberikan penjelasan bahwa

ibu memerankan dan memainkan peranan yang penting dan menentukan dalam

kebiasaan perilaku dan akhlak anak ketika ia tumbuh dewasa. Seorang ibu yang

bertanggung jawab mendidik anak sesuai dengan hukum syari’at agama, dirinya

dalam tanggung jawab besar in i:

Orang tua yang menghindari akhlak yang jelek seperti dusta,

menggunakan kata-kata kotor, menggunjing, memakan yang haram dan

sebagainya, akan mampu membesarkan anak-anak yang sholeh dan sehat. Kita

harus ingat bahwa anak-anak yang sholeh ini adalah orang-orang dewasa yang

mandiri dan dibesarkan oleh orang tua yang sehat dan beriman

Ia fleksibel dan kokoh, manusia yang berdiri atas keluarga seperti ini akan

menumbuhkan hubungan yang kuat di antara individu-individu merasa seperti

bersaudara serta mengamalkan ayat Allah SWT.

. . . I j l i 1^3

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirim u dan keluargamu dari api neraka. (Q. S. At Tahriim : 6)

Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan berikutnya.

Dengan demikian, cara dan bentuk serta isi pendidikan itu selalu dan selamanya 25

(43)

mempengaruhi tumbuh dan kembangnya watak, budi pekerti (akhlak), dan

kepribadian anak. Oleh karena itu keadaan keluarga yang damai dan sejahtera

serta suasana yang diwarnai oleh ajaran-ajaran Islam dalam kesehariaannya

sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan akhlak anak. Untuk itu jelas

orang tua adalah peletak pertama dari bangunan kepribadian anak.

Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga

mempunyai tanggung jaw ab dan kewajiban untuk memalihara, mengasuh, dan

(44)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

L Letak Biografis

Secara geografis Desa Petung letaknya di wilayah Kecamatan Pakis,

Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah.

Adapun batas Desa Petung yang berada di Kecamatan Pakis adalah

sebagai berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Banyusidi

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Daleman Kidul Trenten dan Bateh

c. Sebelah barat berbatasan dengan Sonorejo, Kecamatan Candi Mulyo

d. Sebelah timur berbatasan dengan Daleman Kidul Kecamatan Pakis

K

Mengenai arbitasi atau jarak dari pusat pemerintah adalah sebagai

berikut:

a. Jarak dari pusat pemerintah Kecamatan 7 km

b. Jarak dari pusat pemerintah Kabupaten + 30 km

c. Jarak dari pusat pemerintah Propinsi + 90 km

Mengenai pertahanan adalah sebagai berikut:

a. Sawah tadah hujan : 55,610 Ha

b. Tegalan atau perkebunan : 448,000 Ha

(45)

c. Hutan Negara : 13 Ha

d. Kuburan dll : 28,095 Ha

2. Keadaan Penduduk

Di lihat dari segi jumlahnya wilayah Desa Petung mempunyai

jumlah besar yaitu 3879 jiwa. Untuk lebih jelasnya dan lebih rinci dapat

diklasifikasikan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dengan l abel

sebagai berikut:

TABEL I

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2006

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 1864

2 Perempuan 2014

Jumlah 3878

Masyarakat Petung yang bcijumlah 3878 jiwa mayoritas beragama

(46)

37

TABEL II

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT AGAMA TAHUN 2006

No Jenis Kelamin Jumlah

i Islam 3837

2 Kristen Katolik 41

3 Kristen Protestan

-4 Budha

-5 Hindu

-Jumlah 3878

Adapun komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa

Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang tahun 2006 sebagai berikut:

TABEL III

KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN

TAHUN 2006

No Keterangan Jumlah

1 Perguruan Tinggi 6

2 Tamat Akademik (Oil, Dili) 2

3 SLTP 423

4 SLTA 219

5 Tamat SD 1387

(47)

6 Tidak Tamat SD 1447

7 Tidak Sekolah 394

3. Keadaan Sosial Budaya

Manusia pada dasarnya hidup dan berkembang karena adanya

komunikasi dan interaksi antara sesame dan didukung keberadaan alam

sekitarnya, secara pribadi manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya

sendiri, sehingga manusia memerlukan asosiasi dengan orang lain. Dalam

aspek social budaya dapat dilihat dari segi keagamaan dan adat istiadat untuk

mengetahui sejauh mana social budaya Desa Petung dilihat dari berbagai segi,

yaitu :

(48)

39

a. Keagamaan

Berkaitan dengan sosial budaya, Desa Petung masih tidak

kalah dengan daerah lain, hal ini dapat dilihat dari peran masyarakat

dalam menghidupkan kegiatan-kegiatan keagamaan, yaitu :

1. Kelompok Mujahadah : 8 Kelompok

2. Kelompok Yasinan : 13 Kelompok

3. Kelompok Pengajian : 10 Kelompok

b. Adat Istiadat

Masyarakat Desa Petung masih berpegang teguh pada prinsip

keagamaan, kegotong-royongan, musyawarah, keramah-tamahan, serta

saling menghormati antara warga masyarakat. Hal tersebut tampak

dalam acara kelahiran, kamatian, keija bakti dan sebagainya.

4. K eadaan Sosial Ekonomi

v

Berikut ini akan disampaikan keadaan penduduk berdasarkan pada

pcncahariaan.

TABEL IV

MATA PENCAHARIAAN PENDUDUK TAHUN 2006

No Jenis Jumlah

1 Petani 1429 Orang

2 Buruh Tani 422 Orang

(49)

4 Buruh Industri 94 Orang

5 Buruh Bangunan 16 Orang

6 Pedagang 18 Orang

7 PNS/ABRI 5 Orang

8 Pensiunan 9 Orang

Berdasarkan table di atas, masyarakat Desa Petung sebagian besar

o

bermata pencahariaan sebagai petani, sebagian bermata pencahariaan buruh

tani, pengusaha, buruh industri, buruh bangunan, pedagang, pegawai negeri

(PNS/ABRI), dan lain-lain.

5. Sarana di Desa Petung : Ibadah, Fasilitas Pendidikan, Komunikasi dan

Kesehatan.

Adapun sarana dan fasilitas Desa Petung dapat di lihat dalam tabel

. berikut in i:

TABEL V

SARANA DAN FASILITAS PENDIDIKAN

No Keterangan Jumlah

1 Sekolah

- TK

-- SD 2 buah

(50)

i

xy

*>

'

41

2 Tempat Ibadah

- Masjid 10 buah

- Mushola 6 buah

- Gereja 1 buah

- Komunikasi

Telpon jaringan belum masuk sampai Desa Petung, sarana

komunikasi memakai telepon seluler bahkan wartclpun menggunakan

telpon seluler.

> Kesehatan

Sarana kesehatan di Desa Petung yaitu POL1DES (Poliklinik

Desa) yang terletak di Sebelah Balai Desa Petung. Dan bidan yang selalu

siaga.

6. Keadaan Pemerintah Desa

Desa Petung dalam usaha merealisasikan program pembangunan yang

telah ditetapkan dan di pimpin oleh seorang kepala Desa dan beberapa staf

pembantu. Berikut ini akan penulis laporkan nama dan jabatannya :

a. Kepala Desa : Bapak Dalmin

b. Sekretaris Desa : Bapak Sudarso

c. Kaur Pemerintah : Bapak Prayitno

(51)

e. Kaur Umum : Bapak Suhardi

f. Kaur Kesra : Bapak Sukur

Adapun struktur organisasi pemerintahan Desa Petung Kecamatan

(52)
(53)

B. PENYAJIAN DATA

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang perhatian

orang tua pasangan dini usia dan data tentang sikap kebcragamaan anak Desa

Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.

Untuk itu penulis mendistribusikan angket dan observasi langsung

dengan populasi 150 orang dan mengambil sample 30 orang. Angket ini diberi 20

pertanyaan tentang kedua variable tersebut yagn masing-masing pertanyaan

terdiri dari 3 alternatif jawaban a, b dan c. Lebih jelasnya, berikut ini penulis

sajikan sejumlah data yang dibutuhkan untuk proses analisis.

TABEL VI

DATA NAMA RESPONDEN

No Nama Responden Dusun

1 H arti Suringgono

2 Nurjanah Suringgono

3 Ngatini Suringgono

4 Umi Kulsum Suringgono

5 Zuridah Suringgono

6 Riyanti Suringgono

7 Rasih Munawarah Suringgono

8 Partiyah Suringgono

(54)

45

10 Slamet Suyami Suringgono

11 Sri Wahyuni Suringgono

12 Nanik Suringgono

13 Sartini Suringgono

14 Kumi Suringgono

15 Karsini Suringgono

16 Siti Khomsatun Suringgono

17 Bardini Suringgono

18 Karti Suringgono

19 Karsinah Suringgono

20 Sutriman Suringgono

21 Waliyah Suringgono

22 Nariyah Suringgono

23 Sol i khah Suringgono

24 Tumisih Suringgono

25 Ngaliyah Suringgono

26 Ropiah Suringgono

27 Pawit Sawitri Suringgono

28 Rubinah Suringgono

29 Sartiyah Suringgono

(55)

TABEL VII

REKAPITULASI HASIL ANGKET PERSEPSI ANAK

TENTANG PERHATIAN ORANG TUA

No Nama O ran g Tua 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Haiti A B A A A A A C A B

2 Nurjanah A B A A A A A C A B

3 Ngatini A B A A A A A C A B

4 Umi Kulsum A B A A A A A C A B

5 Zuridah A B A A A A A C A B

6 Riyanti A A B A B A B A A A

7 Rasih Munawarah A B A A A A B A A B

8 Part i y ah A B A A B A A A B B

9 Tuminah A B A A A B A B A A

10 Slamet Suyami A B A A B A A B A A

11 Sri Wahyuni A A A A. B B A A B A

12 Nanik A B A A B A A A A A

13 Sartini A B A A B A A A A A

14 Kumi A B A A A A A A A A

15 Karsini A A A A A B A A A A

16 Siti Khomsatun A A A A A A A A A B

(56)

47

18 Karti A A C A A A A A A A

19 Karsinah A A A A A A A A A A

20 Sutriman A A A A A A A A A A .

21 Waliyah A A A A A A A A A A

22 Nariyah A A B A A A A C A B

23 Solikhah A A A A A A A A A A

24 Tumisih A A A A A A A A A A

25 Ngaliyah A A A A A A A A A A

26 Ropiah A A A A A A A A A A

27 Pawit Sawitri A A A A A A A A A A

28 Rubinah A A B A A A A C A A

29 Sartiyah A B A A A A A A A A

(57)
(58)

49

No Nam a Responden Item Jaw ab an

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

26 Ropiah A A A A B A A A B B

27 Pawit Sawitri B B C A B A A B B A

28 Rubingah A A B A B B A A A A

29 Sartiyah A B B A B A B A A B

(59)

Pada bab ini penulis bermaksud menganalisa data yang telah terkumpul

melalui angket yang merupakan hasil penelitian. Data tersebut akan bermakna

dalam menjawab pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

dirumuskan dalam bab pendahuluan, yaitu :

1. Untuk mengetahui persepsi anak tentang perhatian orang tua Desa Petung

Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.

2. Untuk mengetahui sikap keberagamaan anak Desa Petung Kecamatan Pakis

Kabupaten Magelang.

3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi anak tentang perhatian orang tua

terhadap sikap keberagamaan anak Desa Petung Kecamatan Pakis Kabupaten

Magelang.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka setelah penulis mengumpulkan data

yang dibutuhkan dan mengklarifikasikannya, maka penulis melakukan prosentase.

Adapun rumus prosentase adalah sebagai b e rik u t:

P = — *100%

N

Keterangan :

P : Prosentase

F : Frekuensi

N : Jumlah Data

(60)

51

Sedangkan untuk menganalisa data, ada tidaknya pengaruh antara kedua

variabel maka penulis menggunakan rumus korelasi product moment, dengan

rumus sebagai b e rik u t:

Keterangan :

rxy : Koefisien antara variabel x dan variabel y

xy : Perkalian antara x dan y

x : Variabel pertama, yaitu pengaruh persepsi anak tentang perhatian orang

tua

y : Variabel Kedua, yaitu sikap keberagamaan anak

N : Jumlah responden

Z : Sigma

Langkah selanjutnya adalah menyediakan tabel nilai persepsi anak tentang

perhatian orang tua, sikap keberagamaan anak dan tabel kerja untuk mencari

koefisien korelasi antara variabel persepsi anak tentang perhatian orang tua

dengan variabel sikap keberagamaan anak.

A. Analisis P ertam a

Analisis ini berisi data mengenai persepsi anak tentang perhatian orang

tua diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, tiap

pertanyaan diserikanan 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai

r N

(61)

2. A lternatif jawaban B memiliki nilai 2.

3. A lternatif jawaban C memiliki nilai 1.

Selanjutnya untuk mencari nominal di dasarkan pada jum lah nilai yang

diperoleh, kemudian diklasifikasikan sekaligus dikriteriakan pada persepsi

anak tentang perhatian orang tua Desa Petung Kecamatan Pakis Kabupaten

Magelang tahun 2006.

TABEL IX

DATA FREKUENSI JAWABAN PERSEPSI ANAK TENTANG

PERHATIAN ORANG TUA DI DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS

KABUPATEN MAGELANG

No

Resp.

Frekuensi Nilai

Ju m lah K riteria

A B C A B C

1 6 4 0 18 8 0 26 B

2 6 4 0 18 8 0 26 B

3 4 5 1 12 10 1 23 C

4 6 4 0 18 8 0 26 B

5 6 3 1 18 6 1 25 C

6 9 1 0 27 2 0 29 A

7 7 3 0 21 6 0 27 B

8 7 2 1 21 4 1 26 B

9 4 5 1 12 10 1 23 C

(62)

54

_

( T - R )

+ 1

1 3

= ( 3 0 - 2 3 ) + !

3

=

2,6

Dibulatkan menjadi 3.

Setelah diketahui lebar intervalnya 3, maka ditetapkan klasifikasi

dalam kategori sebagai b e rik u t:

1. Nomonasi A, adalah nilai 2 9 - 3 1 intensitas tinggi.

2. Nominasi B, adalah nilai 26 - 28 intensitas sedang.

3. Nominasi C, adalah nilai 23 - 25 intensitas rendah.

Kemudian dicari prosentase frekuensi persepsi anak tentang perhatian

orang tua dengan menggunakan rumus sebagai b e rik u t:

P = — x 100%

N

1. Untuk kategori tinggi persepsi anak tentang perhatian orang tua Desa

Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang antara skor 2 9 - 3 1 ada 2

responden.

? = — *100% 30

= 6,7 %

2. Untuk kategori sedang persepsi anak tentang perhatian orang tua Desa

Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang antara skor 26 - 28 ada 15

responden.

(63)

P = — jcI 00 % 30

= 50 %

3. Untuk kategori rendah persepsi anak tentang perhatian orang tua

Desa Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang antara skor 23 - 25

ada 13 responden.

P = -—

jc

100 %

30

= 43,3 %

Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel sebagai

b e rik u t:

TABEL X

FREKUENSI PERSEPSI ANAK TENTANG PERHATIAN ORANG TUA

DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG

TAHUN 2006

No Kategori Interval Frekuensi Prosentase

1 Tinggi (A) 2 9 - 3 1 2 6,7 %

2 Sedang (B) 2 6 - 2 8 15 5 0 %

3 Rendah (C) 2 3 - 2 5 13 43,3 %

Jumlah 30 100 %

Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi anak

(64)

56

Magelang tahun 2006 adalah 6,7 % perhatian orang tua tinggi, 50 % untuk

perhatian orang tua sedang, dan 43,3 % untuk perhatian orang tua rendah.

Untuk melihat lebih jauh jawaban responden dalam kaitannya dengan

persepsi anak tentang perhatian orang tua, maka disajikan data sebagai

berikut:

TABEL XI

DATA PROSENTASE JAWABAN ANGKET PER ITEM

VARIABEL PERSEPSI ANAK TENTANG PERHATIAN ORANG TUA

No Item Soal Jawaban Prosentase

A B C A B C

1 Bila sudah tiba waktu

sholat, apa yang Bapak/Ibu

lakukan untuk anda ?

a. Menyuruh saya untuk

segera melakukan sholat

b. Mengingatkan saya jika

(65)

No Item Soal

b. Menyuruh saya tadarus

sendiri

a. Kami selalu menyuruh

untuk sholat tahajud

setiap malam

b. Jarang menyuruh saya

untuk sholat tahajud

c. Tidak pernah

30 100%

5 Apa yang Bapak/Ibu

berikan kepada anak yang

baru berusia 7 tahun ketika

hendak shalat dan mengaji ?

(66)

58

No Item Soal Jawaban Prosentase

A B C A B C

a. Seluruh perlengkapan

sholat dan mengaji

b. Perlengkapan sholat saja

c. Perlengkapan sholat dan

Al-Qur'an

6 Jika anda sedang asik

bermain dan waktu sholat

sudah tiba apa yang Bapak

Ibu lakukan ?

a. Menyuruh saya berhenti

bermain dan agar segera

melakukan sholat

b. Menyuruh sholat ketika

selesai bermain

a. Mengajak saya untuk

sholat berjamaah di

masjid

b. Mengajak saya sholat

berjamaah sendiri

c. Mebiarkan saya sholat

sendiri

24 6 80% 40%

8 Apakah Bapak/Ibu sering

mengajak anda untuk

Gambar

TABEL IJUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2006
TABEL IIKOMPOSISI PENDUDUK MENURUT AGAMA TAHUN 2006
TABEL IVMATA PENCAHARIAAN PENDUDUK TAHUN 2006
TABEL VSARANA DAN FASILITAS PENDIDIKAN
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), rasionalization (rasionalisasi), capability

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

Melalui temuan dan analisis data di atas dapat dilihat bahwa adanya pembongkaran representasi kulit hitam dalam aspek kepemimpinan dan heroisme. Namun pembongkaran itu

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

Selama proses integrasi, assessor penilai harus menyampaikan informasi yang ia peroleh sehubungan dengan suatu Dimensi/kompetensi tertentu serta tidak menyampaikan informasi lain

Pengguna yang akan menggunakan sistem tersebut harus dilatih terlebih dahulu secara keseluruhan, dalam tahapan ini, yang akan mendapatkan pelatihan adalah guru

Dalam suatu kegiatan industri, paparan dan risiko bahaya kebisingan di tempat kerja tidak dapat dihindari. Perkebunan Nusantara VII Unit Bekri tingkat kebisingan

Diantara pemikirannya adalah mengenai konsep falah, hayyah thayyibah, dan tantangan ekonomi umat Islam, kebijakan moneter, lembaga keuangan syariah yang lebih ditekankan kepada