SKRIPSI
D ia ju k a n U n tu k M e m e n u h i K e w a jib a n d a n M e le n g k a p i S y a r a t
G u n a M e m p e ro le h G e la r S a ija n a P e n d id ik a n Is la m
D a la m Ilm u T a rb iy a h
Disusun Oleh :
M U C H . C H A M I M S H O D I O
NIM s 111 01 067JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
DEPARTEM EN A G A M A RI
SEKOLAH T IN G G I A G A M A ISLAM NEGERI (STA IN ) SA LA TIG A
JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
P E N G E S A H A N
Skripsi Saudara : M UCH. CHAM IM SH O DIQ dengan Nomor Induk
Mahasiswa : 111 01 067 yang berjudul : "PENGARUH PERSEPSI ANAK
TENTANG PERHATIAN ORANG TUA TERH ADAP SIKA P
KEBERAGAM AAN ANAK (Studi Kasus pada M asyarakat Desa Petung,
Kecamatan Pakis, Kabupaten M agelang Tahun 2006)", Telah
dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri Salatiga pada hari : Rabu, 06 Septem ber 2006 yang
bertepatan dengan tanggal 13 Sya'ban 1427 H dan telah diterima sebagai bagian
dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.
06 September 2006 M
“Sesungguhnya Allah SW T tidak m elihat kepada ja sa d dan bentuk tubuh kalian, akan tetapi m elihat hati kalian ”
“Belajarlah...karena seseorang tidak melahirkan dalam keadaan pandai, dan pemilik ilmu itu tidak sama dengan orang yang bodoh”
DEPARTEM EN A G A M A RI
SEK OLA H T IN G G I A G A M A ISLAM N EG ER I (ST A IN ) SA L A T IG A
J l Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721
Website : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 10 Agustus 2006
Penulis,
Dra. Siti Asdiqoh
DOSEN STAIN SALATIGA
NOTA PEM BIM BING
Lamp : 3 eksemplar
Hal : Naskah skripsi
Saudara M uh. Chamim Shodiq
Kepada
Yth. Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga
A s sal a mu 'alaikuttu Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : MUH. CHAMIM SHODIQ
NIM : 1 1 1 0 1 0 6 7
Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA PASANGAN DINI
USIA TERHADAP SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2006.
Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu'alaikum, wr, wb
Salatiga, 10 Agustus 2006
Pembimbing
Dra. Siti A sdiqoh N IP . 150 267 136
PER SEM BA H A N
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Bapak dan Ibu tercinta yang dengan seluruh pengorbanan telah mengukir
segala asa, cita dan harapan.
2. Kakak-kakakku tercinta (Mas Agus, Mas Azis, Mas Zazid, M ba’ Fajar, Mba'
Leny, M ba7 Yani) serta adik-adikku tercinta (Yusuf, lean, Luluk, Maya) yang
senantiasa selalu memberikan motivasi.
3. A de’ku “M TQ” yang selalu sabar membimbingku, memberiku dorongan dan
motivasi selama ini hingga terselesaikannya skripsi ini. Semoga kita bisa
bersatu selamanya.
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh yang memberikan bimbingan dan pengarahan dengan
penuh perhatian dan kesabaran.
5. Buat sahabat-sahabatku (Ahmadi, Salam, Kenthang, Gogon, Maryati, Abduh,
Anis, N on Tin, Panjoel, Tadiin, Citi Big, Istiq, Kino anak Rimba, Iin yang
sabar membatuku dan selalu tak repoti). Tanpa kalian semua hari-hari tak akan
indah.
6. Bapak Dalmin selaku Kepala Desa Petung yang telah memberikan ijin dan
membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
7. W isma Kasuari 177 (Lina, Ida, M ba’ Fiza, M ba’ Dewi, Panjang, Lilis, Tiqoh).
Makasih atas semuanya.
8. Tak lupa buat Kru Dot. Comp atas bantuan pengetikan skripsi ini.
Rabbi
penulis panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, hanya karena izin dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada teladan umat Rasulullah Muhammad SAW, sahabat serta orang-
orang yang istiqomah di jalannya.
Dalam penelitian skripsi yang berjudul “PENGARUH PERHATIAN
ORANG TUA PASANGAN DINI USIA TERHADAP SIKAP
KEBERAGAMAAN ANAK (Studi Kasus pada M asyarakat Desa Petung
Kecamatan Pakis Kabupaten M agelang Tahun 2006)” dimaksudkan guna
memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana dalam ilmu
Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Seiring dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Dra. Siti Asdiqoh selaku dosen pembimbing yang banyak meluangkan waktu
dan pikirannya dalam mengarahkan dan membimbing penulis.
3. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan-karyawati STAIN Salatiga yang telah
membekali ilmu pengetahuan serta memberikan pelayanan yang baik kepada
penulis.
4. Bapak Dalmin selaku Kepala Desa Petung beserta Perangkat Desa yang telah
memberikan ijin dan pelayanan yang baik selama penelitian.
5. Ayah / Ibunda dan kakak-kakakku tercinta yang senantiasa mengarahkan,
membimbing serta memberi motivasi tanpa henti baik moril maupun
matriil.
6. Saudara-saudaraku semua yang telah membantu dan memberikan dukungan
dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga semua yang telah mereka berikan dicatat sebagai amal sholeh di
sisi Allah SWT, dan mendapatkan balasan yang lebih baik.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berusaha mencurahkan segala
kemampuan yang ada. Namun demikian penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karenanya penulis sangat
berterima kasih apabila pembaca yang budiman berkenan memberikan tanggapan,
kritik dan saran-sarannya.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi
penulis, namun juga bagi pembaca pada umumnya serta bagi pengembangan
dunia pendidikan Islam.
Salatiga, Agustus 2006
Penulis,
M uh. Chamim Shodiq
i
HALAMAN JU D U L... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PEN GESA H A N ... iii
HALAMAN M O T TO ... iv
HALAMAN PERSEM BAHAN... v
HALAMAN KATA PEN GA N TAR... vi
DAFTAR ISI... viii
DAETAR T A B E L ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Penegasan Istilah... 4
C. Rumusan M asalah... 6
D. Tujuan Penelitian... 6
E. Manfaat Penelitian... 7
F. Hipotesis... 7
G. Metodologi Penelitian... 8
H. Sistematika Penulisan S kripsi... 12
B A B II LANDASAN TEORI A. Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang T u a ... 13
1. Pengertian Persepsi... 13
2. Pengertian Perhatian Orang T ua... 15
3. M a c a m -M a c a m P e rh a tia n O ra n g T u a ... 16
4. Perhatian Orang Tua Terhadap A nak... 19
B. Sikap Keberagamaan A nak... 23
1. Pengertian Sikap K eberagam aan... 23
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Keberagamaan...
3. Pembinaan sikap keberagamaan anak...
C. Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua Terhadap
Sikap Keberagamaan...
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 35
1. Letak Geografis... 35
2. Keadaan Penduduk... 36
3. Keadaan Sosial B udaya... 38
4. Keadaan Sosial E konom i... 39
5. Sarana Komunikasi atau K esehatan... 40
6. Keadaan Pemerintah Desa... 41
B. Data Responden... 44
C. Data Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua di Desa Petung, Pakis, M agelang... 46
TABEL I
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN
TAHUN 2006 ... 37
KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT AGAMA TAHUN 2006 ... 38
KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT PENDIDIKAN TAHUN 2006 ... 38
MATA PENCAHARIAN PENDUDUK TAHUN 2006 ... 40
SARANA DAN FASILITAS PENDIDIKAN ... 41
DATA NAMA RESPONDEN ... 45
REKAPITULASI HASIL ANGKET TENTANG PERHATIAN ORANG TUA PASANGAN DINI U SIA .... 47
REKAPITULASI HASIL ANGKET TENTANG SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK... 48
DATA FREKUENSI JAWABAN PERHATIAN ORANG TUA PASANGAN DINI USIA DI DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG... 53
FREKUENSI PERHATIAN ORANG TUA PASANGAN DINI USIA DI DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN M AG ELA N G ... 56
DATA PROSENTASE JAWABAN ANGKET PER ITEM VARIABEL PERHATIAN ORANG TUA PASANGAN DINI U S IA ... 57
DATA FREKUENSI JAWABAN SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG... 63
FREKUENSI SIKAP KEBERAGAMAAN ANAK DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2006 ... 67
B A B I
PENDAHULUAN
A. Latara Belakang Masalah
Perhatian orang tua terhadap pendidikan anak tentang agama Islam
adalah topik yang sangat menarik dan sangat penting karena disatu sisi
menyangkut salah satu fase kehidupan manusia yang belum dapat berbuat
apa-apa dan dilain pihak menyangkut pembinaan anak manusia agar menjadi
tunas yang baik dan berguna bagi masyarakat khususnya di desa Petung.
Maka dalam hal ini perhatian orang tua pasangan usia dini terhadap sikap
keberagamaan anak dianggap sebagai katalisator dan dinamisator bagi
kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.
Baru-baru ini kita sering mendengar dan membaca di media masa
tentang remaja diantaranya anak yang sampai menjurus tindak kriminal.
Mungkin hal ini dapat dikaitkan dengan kurangnya perhatian orang tuanya, ,#
lebih-lebih menyangkut pendidikan agama. Seperti penyimpangan perilaku
keagamaan, terjadi perkelahian, permusuhan dan kejahatan lain. Keadaan
seperti ini seharusnya mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai
kalangan agar tidak merajalela.
Untuk mengatasi hal itu diantaranya dapat dilakukan dengan
memperketat pendidikan agama pada setiap anak remaja secara serius dan
kontinyu, jangan malah mengabaikannya. Proses pelaksanaan pendidikan
harus dimulai dengan menanamkan dasar-dasar pendidikan yang baik bagi
terhadap anaknya, bersikap dan bermoral jahat dan mempunyai kelakukan
yang tidak baik, namun setiap orang tua mendambakan anaknya menjadi
Hal ini telah diluruskan dalam Al-Qur'an berbentuk doa orang tua sebagai
Artinya : Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa. (Q.S. Al-Furqon : 74).*
Di balik harapan kehadiran seorang anak juga memberikan amanah
kepada orang tuanya, Al-Qur'an menggambarkan anaknya sebagai cobaan.
Firman Allah SWT :
Artinya : Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu) dan di sisi Allah-lah pahala yang besar...(QS. At-Taghabun
15)1 * 3
1 Hasan Basri, dkk., Memelihara Kelangsungan Hidup Meurut Ajaran Islam, MUI dan UNICEF, Jakarta, 1987 / 1988, him. 49.
’ Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an, 1989, him. 565.
3 Ibid., him. 942.
orang yang saleh yang memberikan kesenangan dan kebanggaan dari mereka.
3
Cobaan tersebut berupa amanat yang berisi tanggung jawab kedua
orang tua untuk merawat, mengasuh, dan mendidik anak-anak mereka sebagai
generasi penerus, insan yang saleh dan bertaqwa kepada Allah SWT, sehat
jasmani dan rohani, cerdas, terampil dan tanggap terhadap tantangan
zamannya. Pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik maupun mental
yang sangat dipengaruhi oleh rawatan, asuhan dan didikan orang tua yang
diberikan kepada mereka.
Dalam memberikan perhatian kepada anak-anak harus sangat hati-hati,
karena anak-anak akan mudah terpengaruh baik dalam perbuatan yang benar
atau yang salah.
ol
jj)
.
j\
o\y
\i OjiaJl
Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang tuanyalah yang pada akhirnya menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau M ajusi. (HR. Muslim).4
Menurut hadits tersebut, peran orang tua dalam pembentukan
kepribadian adalah sangat dominan. Bila anak kurang mendapatkan perhatian
langsung dengan contoh-contoh teladan ataupun nasehat ibu bapaknya berarti
formulasi kemiskinan moral spiritual sudah dibawa dari rumah. Oleh karena
itu setiap orang tua muslim mengemban tanggung jawab untuk merawat anak,
mengasuh dan mendidik anak-anaknya agar benar-benar menjadi ihsan yang 1 *
yang kuat sehingga dapat memikul martabatnya.
Dari uraian di atas, penulis terdorong untuk meneliti seberapa jauh
perhatian orang tua terhadap sikap keberagamaan anak dengan melakukan
penelitian di Desa Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang dengan
mengambil judul : Pengaruh Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua
Terhadap Sikap Keberagamaan Anak (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa
Petung, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang Tahun 2006).
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda
maksud utama penulis dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu
penjelasan beberapa istilah pokok maupun kata-kata yang menjadi variabel
penelitian. Istilah yang perlu penulis jelaskan adalah sebagai b e rik u t:
1. Persepsi
Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari suatu
serapan.3 Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca indera.
Adapun pengertian persepsi anak adalah suatu tanggapan anak
yang telah melalui proses pemikiran terhadap beberapa hal serapan dengan
panca indera.
2. Perhatian
Perhatian adalah perbuatan dan sebagainya atau memperhatikan,
minat, menaruh.* * 6 Dalam penelitian ini perhatian yang dimaksud adalah
WJS. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, him. 675.
5
perhatian orang tua pada aspek pendidikan agama di bidang ritual seperti;
sholat, puasa dan baca Al-Qur'an.
3. Orang tua ibu kandung.7 8 Jadi orang tua terdiri dari ibu, bapak atau wali
yang bertanggung jaw ab terhadap pendidikan anak.
4. Sikap Keberagamaan
Sikap adalah perbuatan sebagai reaksi terhadap suatu rangsangan
• • • • V
yang disertai dengan penirian dan perasaan.
Sedang keberagamaan berasal dari kata agama yang berarti
segenap kepercayaan (kepada Tuhan) serta dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.9
Jadi yang dimaksud sikap keberagamaan di sini adalah pemahaman
individu terhadap suatu agama dan bagaimana realisasi diri dari
pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari, namun dalam hal ini penulis
batasi pada dimensi ritual yang terdiri dari sholat, puasa dan baca Al-
Qur'an. Menurut M. M Billah dalam upaya meningkatkan mutu taraf
keberagamaan seseorang meliputi lima dimensi yaitu :
1. Ritual involvem ent atau upacara keagamaan.
2. Ideological involvem ent keterlibatan dalam mencari atau menolak
suatu dogma (tradisi).
3. Intellectual involvem ent keterlibatan dalam pengetahuan agama.
4. Experiential involvem ent keterlibatan pengalaman agama.
5. Consequential involvem ent keterlibatan dalam perilaku social yang
didorong ajaran agam a.10
7 Ibid., him 629.
yang digunakan dalam judul ini, diuraikan pula definisi operasional dari
variabel tersebut sebagai b e rik u t:
1. Persepsi anak tentang perhatian orang tua
Untuk mengetahui sejauh mana persepsi anak tentang perhatian
orang tua ditentukan indikator sebagai b e rik u t:
a. Memperingatkan untuk sholat fadhu bila sudah masuk waktu
b. Berusaha membiasakan anak untuk beribadah ke masjid bersama
c. Mengajari anak membaca Al-Qur'an
d. Menyediakan peralata untuk sholat dan alat mengaji
e. Membiasakan anak untuk melakukan sholat sunnah
2. Sikap keberagamaan anak, m e lip u ti:
a. Melakukan shalat fardhu.
b. Melaksanakan puasa wajib
c. Melakukan puasa sunnah
d. Membaca Al-Qur'an
e. Melaksanakan ibadah sunnah yang lain.
C. Rum usan M asalah
Dari uraian di atas, maka dapat dirumuskan sebagai b e rik u t:
1. Bagaimana persepsi anak tentang perhatian orang tua di desa Petung
Kecamatan Pakis ?
2. Bagaimana sikap keberagamaan anak di desa Petung Kecamatan Pakis ? 10
7
3. Untuk mengetahui pengaruh pesepsi anak tentang perhatian orang tua
terhadap sikap keberagamaan anak di desa Petung Kecamatan Pakis pada
tahun 2006 ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui persepsi anak tentang perhatian orang tua di desa
Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.
2. Untuk mengetahui sikap keberagamaan anak di desa Petung Kecamatan
Pakis.
3. Untuk mengetahui pengaruh positif persepsi anak tentang perhatian orang
tua terhadap sikap keberagamaan anak di Desa Petung Kecamatan Pakis
Kabupaten Magelang pada tahun 2006.
E. M anfaat Penelitian
1. Memberikan sumbangan atau masukan pada orang tua terutama pada
dalam memberikan perhatian pada anak.
2. Memberikan sebuah masukan yang bertujuan untuk meningkatkan
perhatian orang tua pada terhadap sikap keberagamaan anak.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.11
pengaruh positif antara persepsi anak tentang perhatian orang tua terhadap
sikap keberagamaan anak. Dengan kata lain semakin tinggi persepsi anak
tentang perhatian orang tua maka semakin tinggi pula sikap keberagamaan
anak".
*
G. M etode Penelitian
Untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan yang hendak di capai
dan untuk memperoleh suatu jawaban yang jelas dari proses penelitian itu,
maka penulis kemukakan dahulu subyek yang hendak digunakan :
1. Populasi dan Sample
a. Populasi
Sutrisno hadi dalam membatasi pengertian populasi
mengatakan bahwa semua indibidu untuk siapa kenyataan-kenyataan
yang diperoleh dari sampel itu hendak di generalisasikan.12
Populasi dalam penelitian ini adalah semua masyarakat yang
ada di Desa Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.
b. Sample
Menurut suharsimi Arikunto sample adalah bagian yang di
ambil dari keseluruhan obyek yang diteliti yang dianggap mewakili
terhadap populasi.13
Adapun jumlah penduduk yang ada di desa petung karena
jumlah penduduk di desa itu jumlahnya cukup besar yang terdiri dari 9
9
dusun yaitu sekitar 3878 jiw a, maka penulis ambil populasi I dusun
sebagai sample dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 % diambil 30
orang yaitu 20 % nya dari 150 jumlah penduduk desa suringgono itu,
hal ini mengacu pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan :
Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100
lebih baik diambil semua sehingga penelitiaannya merupakan
penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat
diambil antara 10 % - 15 % atau 20% - 25 % atau lebih.14
Adapun subyek penelitian yaitu Dusun Suringgono yang terdiri
dari 4 (empat) Rukun Tangga. Masing-masing RT penulis ambil 5 -
10 orang.
RT I sebanyak 37 orang, diambil 20 % nya yaitu sebanyak 7
orang.
RT II sebanyak 38 orang, diambil 20 % nya yaitu sebanyak 8
orang.
RT III sebanyak 36 orang, diambil 20 % nya yaitu sebanyak 7
orang.
RT IV sebanyak 39 orang, diambil 20 % nya yaitu sebanyak 8
orang.
Jadi jumlah sampel seluruhnya adalah 30 orang yang terdiri
dari orang tua yang merupakan yang sudah mempunyai anak.
2. Tehnik Pengumpulan data
Tehnik pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam skripsi
ini adalah sebagai b e rik u t:
Angket adalah penyelidikan mengenai suatu masalah yang
banyak mengangkut kepentingan umum (orang banyak) dengan jalan
mengedarkan formulir daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis
kepada sejumlah subyek untuk mendapatkan jawaban (tanggapan
respon) tertulis seperlunya.15
Metode ini digunakan untuk mencari data tentang pengaruh
perhatian orang tua dan sikap keberagamaan anak di kelurahan
Petung, Pakis, Magelang.
b. Tehnik interview
Interview adalah alat pengumpul data informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan secara lisan untuk dijawab lisan pula.16
Teknik ini penulis gunakan sebagai alat bantu untuk
mengumpulkan data tentang pengaruh perhatian orang tua terhadap
sikap keberagamaan anak.
c. Tehnik dokumentasi
Menurut Cuba dan Lincaln mendefinisikan dokumentasi
adalah setiap bahan tertulis atau film, penulis menggunakan tehnik
dokumentasi k a re n a :
1) Merupakan sumber yang stabil
2) Berguna bagi bukti untuk suatu pengujian
3) Relatif murah tidak sukar diperoleh
15 Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, CV. Mandar Maju, Bandung. 1996, him. 217.
11
4) Hasil pengkajian ini akan membuka kesempatan untuk lebih
Teknik ini penulis gunakan untuk mencari data-data tentang
gambaran / keadaan lokasi penelitian, responden dan lain-lain yang
diperlukan dalam penelitian.
3. Tehnik analisis data
Untuk menganalisis data yang terkumpul dalam penelitian ini,
penulis menggunakan analisis data statistik. Setelah dat terkumpul, penulis
mengolah dan menganalisis secara diskriptif dengan tehnik prosentasi
pengaruh perhatian orang tua terhadap sikap keberagamaan anak dengan
menggunakan tehnik statistik product moment dengan rumus sebagai
b e rik u t:
memperluas tubuh pengetahuan terhadap suatu yang selidik.17
r
Keterangan :
rxy : Koefisien antara variabel x dan variabel y
xy : Perkalian antara x dan y
x : Variabel pertama, yaitu pengaruh perhatian orang tua pasangan
dini usia
y : Variabel Kedua, yaitu sikap keberagamaan anak
N : Jumlah responden
Z : Sigma
17
magelang yang berisi tentang : letak geografis, keadaan
penduduk, keadaan sosial budaya, keadaan sosial ekonomi,
sarana komunikasi atau kesehatan, keadaan pemerintah desa.
B. Data Responden
C. Data persepsi anak tentang perhatian orang tua di desa Petung,
Pakis, Magelang.
D. Data tentang sikap keagamaan anak di desa Petung, Pakis,
Magelang.
BAB IV ANALISIS DATA
Analisis data ini terdiri
A. Analisis data persepsi anak tentang perhatian orang tua
B. Analisis data tentang sikap keberagamaan anak
C. Analisis data persepsi anak tentang perhatian orang tua
terhadap sikap keberagamaan anak.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan kata
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan sebuah tangapan atau proses seseorang
mengetahui beberapa hal panca inderanya. Lebih jauh Slameto memberikan
definisi tentang persepsi yaitu merupakan proses yang menyangkut masuknya
pesan atau informasi ke dalam otang manusia, melalui persepsi manusia terus
menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini
dilakukan lewat alat inderanya yaitu indera penglihat, pendengar, peraba,
perasa dan penciuman.1
Dalam ensiklopedi umum, persepsi diartikan sebagai proses mental
yang menghasilkan bayangan pada diri individu sehingga dapat mengenal
suatu obyek dengan jalan asosiasi dengan suatu ingatan tertentu baik secara
indera penglihatan, indera peraba dan sebagainya.2
104.
1 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Rineka Cipta, Salatiga, him.
2 Ensiklopedi Umum, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1973, him. 1033.
Pengertian lain yang biasa kita temukan dalam general psychology
"Perception is an immediate sensitivity but there is hardly a perception which
is not influenced by post experience recalled sensitivities?
Persepsi adalah sebuah pemahaman yang langsung akan tetapi
pemahaman itu hamper tidak dapat dipengaruhi oleh pengalaman masa
lampau dan keadaan yang telah diingat.
Secara terminology para cendikiawan menyampaikan dalam bahasa
yang berbeda-beda, namun intinya sama, menurut Muh. Said dan Junimar
Affan berpendapat bahwa: persepsi adalah proses yang membedakan
rangsangan yang masuk untuk selanjutnya di berikan maknanya dengan
bantuan beberapa faktor.4
Menurut Jalaludin Rahmad, (seorang psikologi) berpendapat bahwa,
persepsi adalah pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hubungan-
hubungan yang di peroleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan
pesan.3 4 5
3 Douglas H. Fryer/Edwin R. Henry/Charles P. Sporks, General Psychology, Bomess Noble, outline series, him. 45.
2. Pengertian Perhatian Orang Tua
Pengertian perhatian secara etimologi atau bahasa adalah perbuatan
dan sebagainya/ memperhatikan minat menaruh.6 Sedangkan pengertian
perhatian secara terminology menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :
a. Bimo Walgito, berpendapat bahwa perhatian adalah merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang
ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan obyek.7
b. Sumadi Suryabrata, berpendapat bahwa perhatian adlah pemusatan tenaga
psikis yang tertuju pada suatau obyek.8 9
c. Agus Sujanto mendefinisikan bahwa perhatian dan sebagainya dengan
mengesampingkan yang lain dari pada itu.g
d. Dakir mendefinisikan bahwa perhatian adalah : keaktifan peningkatan
kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam pemusatannya di
dalam maupun di luar diri kita. Menurut proses timbulnya perhatian
adalah sebagai berikut:
1. Adanya rangsangan yang menonjol dari obyek
2. Rangsangan diterima oleh indra
3. Di bawa otak masuk oleh syaraf ke dalam otak
4. Di dalam otak diserap oleh persepsi kita
° WJS. Poerwodarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka, Jakarta, 1989, him. 664
7 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yayasan Penerbit Psikologi UGM Yogyakarta, 1985, him. 53
5. Obyek tersebut memiliki arti yang sesuai dengan persepsi kita.
6. Arti tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
a. Jenis kelamin
b. Umur
c. Latar Belakang
d. Ada tidaknya prasangka
e. Ada tidaknya keinginan tertentu
f. Ada tidaknya sikap
g. Terjadilah perhatian yang berbeda-beda.10
Dari berbagai batasan tersebut dapat dikemukakan bahwa perhatian
adalah pemusatan dari aktivitas kejiwaan seseorang untuk mengamati atau
memahami suatu obyek.
Adapun pengertian perhatian orang tua adalah aktivitas jiwa yang
lebih terpusat atau menyempit dari ayah atau ibu atau oragn yang menghayati
terhadap kelompok tanggapan tertentu.
3. Macam-macam perhatian orang tua
Sumadi Suryabrata menggolongkan perhatian sebagai berikut i11
a. Atas dasar intensifnya, yaitu menuntuk banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai atau suatu aktivitas atau pengalaman batin. Dalam hal ini
dibedakan menjadi berikut:
17
1) Perhatian Intensif, yaitu makin banyak kesabaran yang menyertai
suatu aktivitas atau pengalaman batin berarti makin intensiflah
perhatiannya.
2) Perhatian Tidak Intensif, yaitu perhatian yang dengan sedikit
kesadaran yang menyertai suatu aktivitas atau pengalaman. Dengan
kata lain yaitu kesadaran yang tidak menyertai aktivitas.
b. Atas dasar timbulnya perhatian dapat dibedakan menjadi perhatian
spontan (perhatian tak sengaja, tak sekehendak) dan perhatian sekehendak
(perhatian disengaja, reflektif).
Perhatian spontan yaitu perhatian yang timbul begitu saja,
seakan-akan tanpa usaha, tanpa sengaja. Sedangkan perhatian sekehendak
yaitu perhatian yang timbul karena usaha, dengan kehendak. Sedangkan
menurut Dakir perhatian dapat ditinjau dari beberapa segi, sebagai
berikut:
a. Bila dilihat dari derajatnya, maka akan rendah, rentetan derajat
perhatian itu mempunyai perbedaan kualitatif, orang yang melakukan
perhatian yang tinggi kadang-kadang sampai melupakan waktu dan
sekitarnya.
b. Bila dilihat dari cara timbulnya akan terdapat perhatian yang spontan
apabila timbulnya dengan sendirinya, sedang perhatian disebut
reflektif apabila timbulnya secara sengaja serta dibarengi dengan
c. Bila dilihat dari sikap batinnya, akan terdapat perhatian memusat dan
perhatian yang merata. Pada perhatian yang memusat kalau ditujukan
kepada obyek, misalnya seorang sedang belajar, meneliti, tukang, jam
dan sebagainya. Sedangkan dikatakan perhatian merata kalau yang
bersangkutan menyerahkan perhatian pada beberapa obyek secara
dekat. Misalnya, seorang sopir yang mengemudi, seorang dalang yang
sedang mendorong dan sebagainya.
d. Bila dilihat dari lebarnya, maka ada perhatian yang luas dan perhatian
yang sempit. Perhatian yang luas dalam banyak hal sama dengan
perhatian yang merata. Sedangkan dikatakan perhatian yang sempit
kalau hanya ditujukan kepada obyek yang terbatas saja.
e. Bila dilihat dari sifatnya, ada perhatian statis dan perhatian dinamis.
Orang berperhatian statis kalau dalam kurun waktu yang lama secara
berturut-turut hanya dapat melakukan suatu tugas dengan satu
perhatian saja. Sedangkan perhatian dinamis kalau bersangkutan
dapat memasukkan perhatian tanpa berubah-rubah atau berganti-ganti
obyek.12
Perhatian orang tua pasangan usia dini berdasarkan uraian di
atas adalah aktivitas jiwa yang lebih terpusat atau menyempit dari
Bapak dan Ibu atau terpusat atau orang tua pasangan dini yang
menghayati terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anak-anaknya.
19
4. Perhatian Orang Tua terhadap Anak
Dari beberapa pendapat para ahli di atas pengertian perhatian orang
tua dapat dikatakan sebagai aktivitas jiw a yang lebih terpusat atau menyempit
dari ayah atau ibu atau orang yang menghayati terhadap kelompok tanggapan
tertentu.
Islam memandang bahwa keluarga merupakan pusat pendidikan yang
pertama dan utama bagi seorang anak. Pengalaman pergaulan dalam keluarga
akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak untuk
masa-masa yang akan datang.
Kepedulian orang tua terhadap pendidikan agama sangat berpengaruh
pada pembentukan sikap dan akhlak bagi putra-putrinya, maka sebagai orang
tua sangat perlu untuk mendahulukan nilai-nilai ajaran agar menjadi benteng
yang kuat yang selalu mendampingi dan menjaga manakala mengalami
kegoncangan serta ketakutan hidup. Seorang anak mendambakan orang tua
yang penuh perhatian dan kasih sayang.
Orang tua atau ayah dan ibu, memegang peranan yang sangat penting
dan amat berpengaruh terhadap pendidikan anak didiknya, karena dari
merekalah seorang anak mula-mula menerima pendidikan, dengan demikian
bentuk pertama dari pendidikan akhlak pada anak adalah terdapat daalm
kehidupan keluarga.
Perhatian orang tua yang diberikan kepada anak dapat dilakukan
mencukupi peralatan sekolah, peralatan ibadah dan lain sebagainya. Menurut
Ahmad D. Marimba bahwa pendidikan keluarga tepat jika disebut pendidikan
pertama yang didapat oleh si teridik dan dapat pula disebut pendidikan yang
terutama.13
Secara umum dapat dikatakan bahwa bagaimana pengaruh orang tua
terhadap perkembangan perilaku dan kepribadian anaknya ditentukan oleh
sikap, perilakudan kepribadian orang tuanya. Perilaku orang tua terhadap
pengasuh anaknya juga merupakan aspek dari stuktur kepribadian anak.
Menurut para ahli, perasaan orang tua terhadap anak sering lebih menentukan
dari pada apa yang dilakukan orang tua, juga para ahli sependapat betapa
pentingnya pendidikan keluarga, bahwa apa-apa terjadi dalam pendidikan itu
membawa pengaruh terhadap kehidupan si terdidik, demikian pula terdapat
pendidikan yang akan dialaminya di sekolah dan di masyarakat.
Orang tua yang baik tidaklah memperhatikan aspek lahiriyah saja,
namun harus juga memperhatikan permasalahan dan perkembangan
rukhaniahnya. Oleh sebab itu, orang tua sebagai pendidikan keluarga
hendaknya membri contoh dan membiasakan perbuatan-perbuatan yang baik
kepada anaknya.
Orang tua yang terdiri dari bapak dan ibu merupakan manusia dewasa
yang sudah dibebani tanggung jawab terhadap keluarga. Orang tua sudah
21
barang tentu menjalankan tanggung jawab itu berdasarkan syari’at agama
Islam tidak hanya mengatur cara berbakti dan beribadah kepada Allah, tapi
juga mengatur bagaimana cara mengasuh dan mendidik anak hidup bersama
dalam keluarga, masyarakat dan bangsa.
Sebagai pemimpin seyogyanya orang tua sedini mungkin sudah
mempelajari dan mengetahui dengan sebaik-baiknya, bagaimana cara
memimpin anak-anak. Dalam pengertian memimpin ini termasuk dalam
pengertian memberikan pelajaran dan pendidikan terutama dalam pendidikan
akhlak.
Pada hakekatnya anak adalah generasi penerus yang mana dia juga
akan menjadi orang dewasa, oleh Karena itu, apa yang akan diberikan oleh
orang tua sekarang akan dipetik anaknya besok. Sejauhmana orangtua
bersikap otoriter, demokratis, atau overpermiss (terlalu menuruti) terhadap
anak, juga tergantung dari struktur kepribadian orang tua, dan bagaimana
oragn tua itu dulu di asuh oleh orang tuanya.
Tanggung jawab pendidikan Islam yang menjadi beban orang tua
sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka seperti apa yang
dikemukakan oleh Zakiah Daradjat, yang antara lain :
a. Memelihara dan membesarkan anak, ini adalah bentuk yang paling
sederhana dari tanggung jawab setiap orang tua dan merupakan dorongan
alami untuk memperhatikan kelangsungan hidupnya. 22
22
b. Melindungi dan menjamin kesehatan, baik jasmani maupun rokhani, dari
berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari
tujuan hidup yang sesuai dengan falsafah hidup agama yang dianutnya.
c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh
peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi
mungkin yang dicapainya.
sesuai dengan kebudayaan yang ada di Indonesia. Dengan demikian
sangat berperan penting dalam mengaktualisasikan potensi anak.
3). Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak
Seorang anak memiliki peluang cukup besar untuk dibina
perasaannya, yang selanjutnya akan berpengaruh dalam pembentukan
jiwa dan kepribadiannya. Maka apabila orang tua selaku pendidik dan
pembinanya dengan seimbang, anak akan terbentuk menjadi manusia
yang memiliki keseimbangan dalam bertindak dan dalam kehidupan
sehari-hari.
B. Tinjauan Tentang Sikap Keberagamaan
1. Pengertian Sikap Keberagaman
Istilah keberagamaan atau regiusty adalah perilaku yang bersumber
langsung atau tidak langsung kepada Nash. Islam nashnya adalah Al Qur'an
dan Hadist. Adapun kata perilaku sendiri menurut Hasan Langgulung adalah
gerak aktivitas yang diamati.15
Dalam konteks ini istilah keberagamaan ditekankan pada aspek
eksperimental, yakni bagian keberagamaan yang bersifat efektif, artinya
keterlibatan emosional dan sentimental pada pelaksanaan ajaran agama.
24
Jadi, dengan demikian pengertian sikap keberagamaan dalam hal ini
adalah sebagai kesediaan bereaksi individu terhadap perilaku yang berdimensi
eksperimental.
Sikap yang akan diteliti adalah dalam hal ini terutama dalam
keterlibatan seorang anak pada fungsi kognitif, afektif, dan motorik. Aspek
kognitif nampak dalam keimanan dan kepercayaan, sedangkan aspek motorik
akan nampak dalam perbuatan dan gerak tingkah laku keagamaan.16 Dalam
kehidupan sehari-hari aspek tersebut sulit dipisahkan karena merupakan suatu
system kesadaran beragama yang utuh dalam kepribadian seseorang.
2. Faktor-faktor yang M empengaruhi Keberagamaan Anak
Faktor yang mempengaruhi sikap keberagamaan yang dimaksud
adalah hal-hal yang turut memberikan andil baik positif maupun negative
terhadap sikap keberagamaan anak. Mempelajari faktor-faktor keberagamaan
ini sangat penting untuk dapat mengetahui latar belakang persoalan yang turut
membentuk sikap dan perilaku obyek penelitian. Di samping itu juga
memberikan solusi terhadap problematika yang telah dihadapi.
Ada empat faktor yang mempengaruhi sikap keberagamaan seseorang,
yaitu: 1) faktor rumah tangga dan keluarga, 2) faktor lingkungan dan
masyarakat, 3) faktor individu, 4)faktor sarana dan prasarana.17 Faktor-faktor
itu saling mempengaruhi satu sama lain dan semuanya itu tidak dapat
dipisahkan.
a. Faktor rumah tangga dan keluarga
Keluarga adalah pranata social yang mempunyai fungsi penting
dan strategis dalam menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak.
Keluarga merupakan lingkungan yang utama dan pertama baga anak-anak
dalam menjalankan proses pertumbuhan dan perkembangan, baik jasmani,
rohani dan social. Di bidang agama anak akan mempunyai sikap dan
kebiasaan, pola-pola perilaku serta nilai-nilai yang dimiliki orang tuannya
dan keluarganya, kemudian berkembang menjadi bagian dari kepribadian
dan perilakunya masing-masing.
Keluarga merupakan masyarakat alami yang pergaulan di antara
anggotanya bersifat khas. Dalam lingkungan ini terletak dasar-dasar
pendidikan. Di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya dengan
tatanan pergaulan yang berlaku didalamnya, artinya tanpa harus
diumumkan atau dituliskan terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti oleh
seluruh anggota keluarga. Di sini diletakkan dasar-dasar pengalaman
melalui rasa kasih sayang, nilai-nilai kepatuhan. Justru karena pergaulan
sifat pribadi dan wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai arti
yang amat penting.18
26
Dengan demikian dapat diketahui bahwa lemah kuatnya nilai-
nilai agama yang ada dalam keluarga ikut mewarnai tumbuh
berkembangnya pengalaman beragama anak,
b. Faktor lingkungan dan masyarakat
Individu merupakan bagian dari masyarakat, pada dasarnya
hanya bisa dibedakan, tapi tidak bisa dipisahkan karena tidak mungkin ada
masyarakat tanpa individu. Antara individu dan masyarakat terdapat
hubungan timbal balik. Individu tidak dapat lepas dari kehidupan
bermasyarakat, mengingat manusia adalah makhluk social yang satu sama
lain saling membutuhkan dan saling memberi bantuan.
Lingkungan tempat bekerja orang tua sangat mendukung dalam
rangka orang tua memperhatikan anaknya, sebab pekerjaan sangat
berperan penting dalam pendidikan anak maupun perhatian orang tua.
Demikian juga dengan agama yang bias menjadi salah satu factor
pengendali terhadap tingkah laku seseorang sehingga kondisinya belum
parah dan masih terarah. Hal ini dapat dimengerti karena agama memang
mewarnai kehidupan masyarakat setiap hari sebagai contoh adalah dalam
peringatan hari-hari besar agama atau upacara-upacara pada peristiwa
khusus kelahiran, perkawinan, kematian dan lain-lain.
Masyarakat turut membentuk kepribadian dan perilaku anak
terhadap agama. Orang tua merupakan bagian dari masyarakat yang
agama anak. Ketika anak bergaul dengan anggota masyarakat yang tidak
baik, maka akan menimbulkan dampak negative bagi perkembangan
selanjutnya.
Lingkungan dapat memainkan peranan pendorong dalam
perkembangan anak. Sehingga anak dapat mencapai taraf perkembangan
yang setinggi-tingginya. Sebaliknya lingkungan dapat juga menjadi
penghambat yang menyekat perkembangan, sehingga anak tidak dapat
berkembang sesuai dengan fitrah yang diwarisinya.
Yang dimaksud lingkungan adalah ruang lingkup luar yang
berinteraksi dengan insan yang dapat berwujud benda-benda, seperti air,
udara, bumi, langit, matahari, dan sebagainya. Dan berbentuk bukan
benda-benda, seperti insane pribadi, kelompok, institusi, sistem undang-
undang, adat, kebiasaan dan sebagainya.19
Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwasanya peran
masyarakat cukup besar dalam membentuk pola tingkah laku seseorang.
Seseorang yang tidak mempunyai landasan agama yang kuat dapat
terjerumus ke dalam lembah kesesatan, dan seseorang yang semula
bertingkah laku yang dapat berbalik menjadi manusia yang bermoral
rendah, perlu adanya kontrol masyarakat untuk menanggulangi tingkah
lakunya.
29
3. Pembinaan Sikap Keberagamaan Anak
Apabila dalam keluarga terdapat sikap keagamaan, dimana ibu dan
bapak penuh kasih sayang dan menjaga sopan santun sikap dan tindakan yang
sesuai dengan petunjuk agama. Maka secara lahir si anak telah mendapat
unsure-unsur positif melalui pengalaman yang dilihat dan didengarkan dari
kedua orang tuanya bagi pertumbuhan kepribadiannya. Selanjutnya perlakuan
orang tua yang lemah lembut, penuh kasih sayang sesuai dengan kejujuran,
keikhlasan dan keadilan yang dilandasi ketaatan agama akan menambah
kuatnya unsur-unsur positif dalam kepribadian anak-anak sejak lahirnya ke
arah hidup sesuai dengan ajaran agama, sehingga anak akan terbiasa hidup
sesuai dengan nilai-nilai akhlak yang diajarkan agama.21
Maka bekal positif yang kuat dan sehat akan cukup banyak terdapat dalam
kepribadian anak yang sedang tumbuh, karena agama bagi manusia
merupakan unsur pokok yang menjadi kebutuhan spiritual, demikian anak
ramaja, norma-norma agama tetap diakui sebagai kaidah-kaidah yang
digariskan dalam agama selalu baik, sebab kaidah-kaidah tersebut bertujuan
membimbing manusia kea rah jalan yang benar sebagaimana firman Allah
SW T:
.(T' • : j d lta 4)31
Artinya : “Maka hadapkan wajahmu kepada agama yang lurus, fitra h atau naluri yang diciptakan Allah atas manusia. Tidak ada perubahan atas penciptaan-Nya. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui ”.22(Q.S Ar Rum : 30).
Dalam kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa anak -anak remaja
yang melakukan kejahatan sebagian besar kurang memahami norma-norma
agama bahkan mungkin lalai menunaikan perintah-perintah agama antara lain
mengikuti acara kebaktian, puasa dan sholat. Karena begitu pentingnya arti
dan kedudukan anak dalam kehidupan rumah tangga, maka pendidikan akhlak
terhadap sesama dari pesan luqman kepada anaknya tersebut bisa ditarik
kesimpulan bahwa islam mengajarkan, agar kepada anak, sejak dini
ditanamkan : “keyakinan agama, kesadaran moral dan tanggung jawab
sosial.23
1. Keyakinan Agama
Dalam menanamkan keyakinan agama pesan Luqman
menekankan tiga aspek penting y a k n i:
1. Keyakinan tauhid yang sebersih-bersihnya
2. Kesadaran akan kemakhlukan kita yang wajib mensyukuri sebagai
karunia Tuhan
3. Kesadaran bahwa segala gerak-gerak kita yang nampak maupun yang
tersembunyi tidak terlepas dari pengetahuan Tuhan
22 Al Qur'an dan Terjemahannya, Depag RI, 1971, him 647
31
Untuk menumbuhkan dan memupuk serta memantapkan
keyakinan agama itu, Luqman memesankan kepada anaknya agar
mendirikan sholat. Ini berarti melaksanakan ibadah harus dibiasakan
semenjak kecil.
2. Kesadaran Moral
Membangkitkan kesadaran moral dalam diri anak sebagaimana
dicontohkan oleh Luqman, berpangkal pada kemampuan membedakan
antara yang ma’ruf, yakni hal-hal yang tidak bertentangan dengan nilai-
nilai agama dan nilai-nilai moral, yang mungkar yakni hal-hal yang
mengganggu dan menimbulkan hpada kehidupan manusia.
Didikan yang diberikan kepda anak tertentu saja tidak sekedar
bersifat pengetahuan tentang apa yang ma’ruf dan apa yang mungkar
tetapi juga bersifat membangkitkan :
a. Tekad untuk menegakkan hal-hal yang ma’ru f dan mencegah hal-hal
yang mungkar
b. Keberanian untuk menanggung resiko dalam menegakkan hal-hal yang
ma’ru f dan mencegah hal-hal yang mungkar.
3. Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial, pertama-tama diwujudkan sikap :
a. Berbuat baik dan hormat pada orang lain, lebih-lebih mereka yang
b. Bergaul secara baik walaupun dengan orang yang berbeda keyakinan
dengan kita
Menjaga anak-anak kita dari teman-teman yang menyeleweng
dan tempat-tempat yang membuat rusaknya moral anak dan
menumbuhkan sikap saling menghormati kepada orang-orang yang
berbeda keyakinan dengan kita.
c. Tidak berlagak sombong dan angkuh pada orang lain. Karena
perbuatan tersebut amat dibenci oleh Allah SWT. Sebagaimana firman
Allah S W T :
JUrl
&jt- J
viiJl b -y
Jaj^\
j
'J j
.(TV :
jly ty ) M>
Artinya : "Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bum i dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung".2*
C. Persepsi Anak Tentang Perhatian Orang Tua Terhadap Sikap
Keberagamaan
Anak-anak pada usia muda atau remaja memandang ibu mereka sebagai
tempat berlindung yang paling baik, mereka akan menuju kepangkuan ibunya
dalam keadaan bahagia maupun sedih. Mereka memandangnya sebagai tempat
dan penolong mereka yang paling baik selain periode lebih banyak kepada 24
33
anaknya, dapat memberikan pengaruh positif pada kualitas pertumbuhan moral
anak
Mempelajari biografi orang-orang besar dalam agama dan mengamati
karakteristik-karakteristik moral religius mereka, memberikan penjelasan bahwa
ibu memerankan dan memainkan peranan yang penting dan menentukan dalam
kebiasaan perilaku dan akhlak anak ketika ia tumbuh dewasa. Seorang ibu yang
bertanggung jawab mendidik anak sesuai dengan hukum syari’at agama, dirinya
dalam tanggung jawab besar in i:
Orang tua yang menghindari akhlak yang jelek seperti dusta,
menggunakan kata-kata kotor, menggunjing, memakan yang haram dan
sebagainya, akan mampu membesarkan anak-anak yang sholeh dan sehat. Kita
harus ingat bahwa anak-anak yang sholeh ini adalah orang-orang dewasa yang
mandiri dan dibesarkan oleh orang tua yang sehat dan beriman
Ia fleksibel dan kokoh, manusia yang berdiri atas keluarga seperti ini akan
menumbuhkan hubungan yang kuat di antara individu-individu merasa seperti
bersaudara serta mengamalkan ayat Allah SWT.
. . . I j l i 1^3
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirim u dan keluargamu dari api neraka. (Q. S. At Tahriim : 6)
Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan berikutnya.
Dengan demikian, cara dan bentuk serta isi pendidikan itu selalu dan selamanya 25
mempengaruhi tumbuh dan kembangnya watak, budi pekerti (akhlak), dan
kepribadian anak. Oleh karena itu keadaan keluarga yang damai dan sejahtera
serta suasana yang diwarnai oleh ajaran-ajaran Islam dalam kesehariaannya
sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan akhlak anak. Untuk itu jelas
orang tua adalah peletak pertama dari bangunan kepribadian anak.
Orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga
mempunyai tanggung jaw ab dan kewajiban untuk memalihara, mengasuh, dan
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian
L Letak Biografis
Secara geografis Desa Petung letaknya di wilayah Kecamatan Pakis,
Kabupaten Magelang, Propinsi Jawa Tengah.
Adapun batas Desa Petung yang berada di Kecamatan Pakis adalah
sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Banyusidi
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Daleman Kidul Trenten dan Bateh
c. Sebelah barat berbatasan dengan Sonorejo, Kecamatan Candi Mulyo
d. Sebelah timur berbatasan dengan Daleman Kidul Kecamatan Pakis
K
Mengenai arbitasi atau jarak dari pusat pemerintah adalah sebagai
berikut:
a. Jarak dari pusat pemerintah Kecamatan 7 km
b. Jarak dari pusat pemerintah Kabupaten + 30 km
c. Jarak dari pusat pemerintah Propinsi + 90 km
Mengenai pertahanan adalah sebagai berikut:
a. Sawah tadah hujan : 55,610 Ha
b. Tegalan atau perkebunan : 448,000 Ha
c. Hutan Negara : 13 Ha
d. Kuburan dll : 28,095 Ha
2. Keadaan Penduduk
Di lihat dari segi jumlahnya wilayah Desa Petung mempunyai
jumlah besar yaitu 3879 jiwa. Untuk lebih jelasnya dan lebih rinci dapat
diklasifikasikan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dengan l abel
sebagai berikut:
TABEL I
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2006
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 1864
2 Perempuan 2014
Jumlah 3878
Masyarakat Petung yang bcijumlah 3878 jiwa mayoritas beragama
37
TABEL II
KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT AGAMA TAHUN 2006
No Jenis Kelamin Jumlah
i Islam 3837
2 Kristen Katolik 41
3 Kristen Protestan
-4 Budha
-5 Hindu
-Jumlah 3878
Adapun komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Desa
Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang tahun 2006 sebagai berikut:
TABEL III
KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN
TAHUN 2006
No Keterangan Jumlah
1 Perguruan Tinggi 6
2 Tamat Akademik (Oil, Dili) 2
3 SLTP 423
4 SLTA 219
5 Tamat SD 1387
6 Tidak Tamat SD 1447
7 Tidak Sekolah 394
3. Keadaan Sosial Budaya
Manusia pada dasarnya hidup dan berkembang karena adanya
komunikasi dan interaksi antara sesame dan didukung keberadaan alam
sekitarnya, secara pribadi manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri, sehingga manusia memerlukan asosiasi dengan orang lain. Dalam
aspek social budaya dapat dilihat dari segi keagamaan dan adat istiadat untuk
mengetahui sejauh mana social budaya Desa Petung dilihat dari berbagai segi,
yaitu :
39
a. Keagamaan
Berkaitan dengan sosial budaya, Desa Petung masih tidak
kalah dengan daerah lain, hal ini dapat dilihat dari peran masyarakat
dalam menghidupkan kegiatan-kegiatan keagamaan, yaitu :
1. Kelompok Mujahadah : 8 Kelompok
2. Kelompok Yasinan : 13 Kelompok
3. Kelompok Pengajian : 10 Kelompok
b. Adat Istiadat
Masyarakat Desa Petung masih berpegang teguh pada prinsip
keagamaan, kegotong-royongan, musyawarah, keramah-tamahan, serta
saling menghormati antara warga masyarakat. Hal tersebut tampak
dalam acara kelahiran, kamatian, keija bakti dan sebagainya.
4. K eadaan Sosial Ekonomi
v
Berikut ini akan disampaikan keadaan penduduk berdasarkan pada
pcncahariaan.
TABEL IV
MATA PENCAHARIAAN PENDUDUK TAHUN 2006
No Jenis Jumlah
1 Petani 1429 Orang
2 Buruh Tani 422 Orang
4 Buruh Industri 94 Orang
5 Buruh Bangunan 16 Orang
6 Pedagang 18 Orang
7 PNS/ABRI 5 Orang
8 Pensiunan 9 Orang
Berdasarkan table di atas, masyarakat Desa Petung sebagian besar
o
bermata pencahariaan sebagai petani, sebagian bermata pencahariaan buruh
tani, pengusaha, buruh industri, buruh bangunan, pedagang, pegawai negeri
(PNS/ABRI), dan lain-lain.
5. Sarana di Desa Petung : Ibadah, Fasilitas Pendidikan, Komunikasi dan
Kesehatan.
Adapun sarana dan fasilitas Desa Petung dapat di lihat dalam tabel
. berikut in i:
TABEL V
SARANA DAN FASILITAS PENDIDIKAN
No Keterangan Jumlah
1 Sekolah
- TK
-- SD 2 buah
i
xy
*>
'
41
2 Tempat Ibadah
- Masjid 10 buah
- Mushola 6 buah
- Gereja 1 buah
- Komunikasi
Telpon jaringan belum masuk sampai Desa Petung, sarana
komunikasi memakai telepon seluler bahkan wartclpun menggunakan
telpon seluler.
> Kesehatan
Sarana kesehatan di Desa Petung yaitu POL1DES (Poliklinik
Desa) yang terletak di Sebelah Balai Desa Petung. Dan bidan yang selalu
siaga.
6. Keadaan Pemerintah Desa
Desa Petung dalam usaha merealisasikan program pembangunan yang
telah ditetapkan dan di pimpin oleh seorang kepala Desa dan beberapa staf
pembantu. Berikut ini akan penulis laporkan nama dan jabatannya :
a. Kepala Desa : Bapak Dalmin
b. Sekretaris Desa : Bapak Sudarso
c. Kaur Pemerintah : Bapak Prayitno
e. Kaur Umum : Bapak Suhardi
f. Kaur Kesra : Bapak Sukur
Adapun struktur organisasi pemerintahan Desa Petung Kecamatan
B. PENYAJIAN DATA
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data tentang perhatian
orang tua pasangan dini usia dan data tentang sikap kebcragamaan anak Desa
Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.
Untuk itu penulis mendistribusikan angket dan observasi langsung
dengan populasi 150 orang dan mengambil sample 30 orang. Angket ini diberi 20
pertanyaan tentang kedua variable tersebut yagn masing-masing pertanyaan
terdiri dari 3 alternatif jawaban a, b dan c. Lebih jelasnya, berikut ini penulis
sajikan sejumlah data yang dibutuhkan untuk proses analisis.
TABEL VI
DATA NAMA RESPONDEN
No Nama Responden Dusun
1 H arti Suringgono
2 Nurjanah Suringgono
3 Ngatini Suringgono
4 Umi Kulsum Suringgono
5 Zuridah Suringgono
6 Riyanti Suringgono
7 Rasih Munawarah Suringgono
8 Partiyah Suringgono
45
10 Slamet Suyami Suringgono
11 Sri Wahyuni Suringgono
12 Nanik Suringgono
13 Sartini Suringgono
14 Kumi Suringgono
15 Karsini Suringgono
16 Siti Khomsatun Suringgono
17 Bardini Suringgono
18 Karti Suringgono
19 Karsinah Suringgono
20 Sutriman Suringgono
21 Waliyah Suringgono
22 Nariyah Suringgono
23 Sol i khah Suringgono
24 Tumisih Suringgono
25 Ngaliyah Suringgono
26 Ropiah Suringgono
27 Pawit Sawitri Suringgono
28 Rubinah Suringgono
29 Sartiyah Suringgono
TABEL VII
REKAPITULASI HASIL ANGKET PERSEPSI ANAK
TENTANG PERHATIAN ORANG TUA
No Nama O ran g Tua 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Haiti A B A A A A A C A B
2 Nurjanah A B A A A A A C A B
3 Ngatini A B A A A A A C A B
4 Umi Kulsum A B A A A A A C A B
5 Zuridah A B A A A A A C A B
6 Riyanti A A B A B A B A A A
7 Rasih Munawarah A B A A A A B A A B
8 Part i y ah A B A A B A A A B B
9 Tuminah A B A A A B A B A A
10 Slamet Suyami A B A A B A A B A A
11 Sri Wahyuni A A A A. B B A A B A
12 Nanik A B A A B A A A A A
13 Sartini A B A A B A A A A A
14 Kumi A B A A A A A A A A
15 Karsini A A A A A B A A A A
16 Siti Khomsatun A A A A A A A A A B
47
18 Karti A A C A A A A A A A
19 Karsinah A A A A A A A A A A
20 Sutriman A A A A A A A A A A .
21 Waliyah A A A A A A A A A A
22 Nariyah A A B A A A A C A B
23 Solikhah A A A A A A A A A A
24 Tumisih A A A A A A A A A A
25 Ngaliyah A A A A A A A A A A
26 Ropiah A A A A A A A A A A
27 Pawit Sawitri A A A A A A A A A A
28 Rubinah A A B A A A A C A A
29 Sartiyah A B A A A A A A A A
49
No Nam a Responden Item Jaw ab an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
26 Ropiah A A A A B A A A B B
27 Pawit Sawitri B B C A B A A B B A
28 Rubingah A A B A B B A A A A
29 Sartiyah A B B A B A B A A B
Pada bab ini penulis bermaksud menganalisa data yang telah terkumpul
melalui angket yang merupakan hasil penelitian. Data tersebut akan bermakna
dalam menjawab pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang telah
dirumuskan dalam bab pendahuluan, yaitu :
1. Untuk mengetahui persepsi anak tentang perhatian orang tua Desa Petung
Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.
2. Untuk mengetahui sikap keberagamaan anak Desa Petung Kecamatan Pakis
Kabupaten Magelang.
3. Untuk mengetahui pengaruh persepsi anak tentang perhatian orang tua
terhadap sikap keberagamaan anak Desa Petung Kecamatan Pakis Kabupaten
Magelang.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka setelah penulis mengumpulkan data
yang dibutuhkan dan mengklarifikasikannya, maka penulis melakukan prosentase.
Adapun rumus prosentase adalah sebagai b e rik u t:
P = — *100%
N
Keterangan :
P : Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah Data
51
Sedangkan untuk menganalisa data, ada tidaknya pengaruh antara kedua
variabel maka penulis menggunakan rumus korelasi product moment, dengan
rumus sebagai b e rik u t:
Keterangan :
rxy : Koefisien antara variabel x dan variabel y
xy : Perkalian antara x dan y
x : Variabel pertama, yaitu pengaruh persepsi anak tentang perhatian orang
tua
y : Variabel Kedua, yaitu sikap keberagamaan anak
N : Jumlah responden
Z : Sigma
Langkah selanjutnya adalah menyediakan tabel nilai persepsi anak tentang
perhatian orang tua, sikap keberagamaan anak dan tabel kerja untuk mencari
koefisien korelasi antara variabel persepsi anak tentang perhatian orang tua
dengan variabel sikap keberagamaan anak.
A. Analisis P ertam a
Analisis ini berisi data mengenai persepsi anak tentang perhatian orang
tua diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, tiap
pertanyaan diserikanan 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai
r N
2. A lternatif jawaban B memiliki nilai 2.
3. A lternatif jawaban C memiliki nilai 1.
Selanjutnya untuk mencari nominal di dasarkan pada jum lah nilai yang
diperoleh, kemudian diklasifikasikan sekaligus dikriteriakan pada persepsi
anak tentang perhatian orang tua Desa Petung Kecamatan Pakis Kabupaten
Magelang tahun 2006.
TABEL IX
DATA FREKUENSI JAWABAN PERSEPSI ANAK TENTANG
PERHATIAN ORANG TUA DI DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS
KABUPATEN MAGELANG
No
Resp.
Frekuensi Nilai
Ju m lah K riteria
A B C A B C
1 6 4 0 18 8 0 26 B
2 6 4 0 18 8 0 26 B
3 4 5 1 12 10 1 23 C
4 6 4 0 18 8 0 26 B
5 6 3 1 18 6 1 25 C
6 9 1 0 27 2 0 29 A
7 7 3 0 21 6 0 27 B
8 7 2 1 21 4 1 26 B
9 4 5 1 12 10 1 23 C
54
_
( T - R )
+ 1
1 3
= ( 3 0 - 2 3 ) + !
3
=
2,6
Dibulatkan menjadi 3.
Setelah diketahui lebar intervalnya 3, maka ditetapkan klasifikasi
dalam kategori sebagai b e rik u t:
1. Nomonasi A, adalah nilai 2 9 - 3 1 intensitas tinggi.
2. Nominasi B, adalah nilai 26 - 28 intensitas sedang.
3. Nominasi C, adalah nilai 23 - 25 intensitas rendah.
Kemudian dicari prosentase frekuensi persepsi anak tentang perhatian
orang tua dengan menggunakan rumus sebagai b e rik u t:
P = — x 100%
N
1. Untuk kategori tinggi persepsi anak tentang perhatian orang tua Desa
Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang antara skor 2 9 - 3 1 ada 2
responden.
? = — *100% 30
= 6,7 %
2. Untuk kategori sedang persepsi anak tentang perhatian orang tua Desa
Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang antara skor 26 - 28 ada 15
responden.
P = — jcI 00 % 30
= 50 %
3. Untuk kategori rendah persepsi anak tentang perhatian orang tua
Desa Petung Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang antara skor 23 - 25
ada 13 responden.
P = -—
jc100 %
30= 43,3 %
Untuk lebih jelasnya penulis sampaikan dalam bentuk tabel sebagai
b e rik u t:
TABEL X
FREKUENSI PERSEPSI ANAK TENTANG PERHATIAN ORANG TUA
DESA PETUNG KECAMATAN PAKIS KABUPATEN MAGELANG
TAHUN 2006
No Kategori Interval Frekuensi Prosentase
1 Tinggi (A) 2 9 - 3 1 2 6,7 %
2 Sedang (B) 2 6 - 2 8 15 5 0 %
3 Rendah (C) 2 3 - 2 5 13 43,3 %
Jumlah 30 100 %
Dari hasil analisis di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi anak
56
Magelang tahun 2006 adalah 6,7 % perhatian orang tua tinggi, 50 % untuk
perhatian orang tua sedang, dan 43,3 % untuk perhatian orang tua rendah.
Untuk melihat lebih jauh jawaban responden dalam kaitannya dengan
persepsi anak tentang perhatian orang tua, maka disajikan data sebagai
berikut:
TABEL XI
DATA PROSENTASE JAWABAN ANGKET PER ITEM
VARIABEL PERSEPSI ANAK TENTANG PERHATIAN ORANG TUA
No Item Soal Jawaban Prosentase
A B C A B C
1 Bila sudah tiba waktu
sholat, apa yang Bapak/Ibu
lakukan untuk anda ?
a. Menyuruh saya untuk
segera melakukan sholat
b. Mengingatkan saya jika
No Item Soal
b. Menyuruh saya tadarus
sendiri
a. Kami selalu menyuruh
untuk sholat tahajud
setiap malam
b. Jarang menyuruh saya
untuk sholat tahajud
c. Tidak pernah
30 100%
5 Apa yang Bapak/Ibu
berikan kepada anak yang
baru berusia 7 tahun ketika
hendak shalat dan mengaji ?
58
No Item Soal Jawaban Prosentase
A B C A B C
a. Seluruh perlengkapan
sholat dan mengaji
b. Perlengkapan sholat saja
c. Perlengkapan sholat dan
Al-Qur'an
6 Jika anda sedang asik
bermain dan waktu sholat
sudah tiba apa yang Bapak
Ibu lakukan ?
a. Menyuruh saya berhenti
bermain dan agar segera
melakukan sholat
b. Menyuruh sholat ketika
selesai bermain
a. Mengajak saya untuk
sholat berjamaah di
masjid
b. Mengajak saya sholat
berjamaah sendiri
c. Mebiarkan saya sholat
sendiri
24 6 80% 40%
8 Apakah Bapak/Ibu sering
mengajak anda untuk