• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Komoditas Beras

Beras merupakan gabah yang bagian kulitnya sudah digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling serta penyosoh. Gabah yang hanya terkelupas bagian kulit luar disebut beras pecah kulit. Sedangkan beras pecah kulit yang seluruh atau sebagian dari kulit arinya telah dipisahkan dalam proses penyosohan, disebut beras giling. Tujuan penggilingan dan penyosohan beras adalah untuk memisahkansekam, kulit ari, katul dan lembaga endosperm beras, meningkatkan derajat putih dan kilap beras, menghilangkan kotoran dan benda- benda asing, serta dapat meminimalkan terjadinya beras patah pada produk akhir (Bulog,2016).

Definisi secara umum beras sesuai Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 19/M-DAG/PER/3/2014 menjelaskan beras biji-bijian yang berkulit, tidak berkulit , diolah atau tidak diolah yang berasal dari Oriza Sativa. Pada definisi ini beras mencakup gabah, beras giling, dan beras pecah kulit. Sedangkan definisi umum, beras merupakan bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisahkan dari sekam dan dedak atau bekatul Definisi (Kementan, 2015).

Secara biologi, beras merupakan bagian biji bagian biji padi yang terdiri dari aleuren, endospermae, dan embrio. Aleuron, lapis terluar yang sering kali ikut terbuang dalam proses pemisahan kulit. Endospermae, sebagian besar pati dan protein beras. Embrio, calon tanaman baru dalam beras tidak dapat tumbuh lagi, kecuali dengan bantuan teknik kultur jaringan.

7

Beras adalah suatu bahan makanan pokok bagi penduduk Indonesia, beras juga memiliki kandungan protein dan vitamin yang dibutuhkan tubuh manusia. Mutu dari beras berdasarkan SNI 6128-2015 ditentukan oleh beras utuh, butir beras kepala, butir patah, warna beras, jumlah kotoran dan gabah yang belum terkupas, batu kecil/pasir kadar air rendah serta butiran yang mengapur. Sedangkan persyaratan umum mutu kualitatif beras terdiri dari empat hal berikut: a) bebas hama dan penyakit; b) bebas dari bau apek, asam atau bau asing lain; c) bebas dari campuran dedak dan bekatul bahan kimia dan d) bebas dari bahan kimia yang membahayakan dan merugikan konsumen (BSN, 2015).

Warna beras yang berbeda-beda menurut genetik, akibat perbedaan yang mengatur warna aleuron, endospermia dan komposisi padi. Beras putih merupakan beras yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron. Beras merah mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu. Beras hitam disebabkan aleuron dan endospermae memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi. Ketan berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hamper seluruh patinya merupakan amilopektin. Ketan hitam merupakan versi ketan dari beras hitam. Kandungan yang terdapat dalam beras yaitu protein, vitamin, mineral dan air. Pati beras tersusun dari amilosa dan amilopektin. Beras dimanfaatkan untuk diolah menjadi nasi, makanan pokok. Beras memiliki rasa yang enak sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Beras merupakan komoditas strategis

8

karena ketahanan pangan Indonesia bertumpu pada produksi beras yang mempunyai kandungan gizi (Bulog, 2016).

Beras yang beredar dipasaran pada umumnya berupa beras sosoh sempurna (100%) atau beras regular dengan variasi derajat sosoh (pengupasan kulit ari hingga 80-95%), bentuk dan penampilan beras merupakan karakteristik pertama yang diamati oleh konsumen ketika memilih dan membeli beras. Kenampakan beras lebih banyak dipengaruhi oleh operasional proses penggilingan yang merupakan gabungan antara jenis/varietas dan kemampuan mesin, keahlian operator dan mutu gabah kering yang digiling. SNI 6128-2015 mensyaratkan kelas mutu beras medium I mengandung beras kepala minimal 78% dan beras patah maksimal 20% dengan derajat sosoh 95% dan kadar air beras maksimal 14%. Semakin turun kelas mutu beras ke medium II dan medium III, maka semakin turun pula persyaratan persentase beras kepala dan derajat sosoh. Beras mutu terbaik menurut SNI ditentukan oleh kandungan beras kepala sebesar minimal 95% dan beras patah maksimal 5% dengan derajat sosoh 100% dan kadar air maksimal 14%. (Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2017).

2.2 Fluktuasi Harga

Fluktuasi merupakan gejala yang menunjukkan turun-naiknya harga atau perubahan (harga tersebut) karena pengaruh permintaan dan penawaran, seringkali disebut ketidak tetapan atau guncangan karena peperangan yang mengakibatkan efek nilai saham minyak di pasaran internasional.jadi dari pengertian dan arti kata di atas, dapat disimpulkan bahwa definisi fluktuasi

9

adalah lonjakan segala sesuatu yang bisa dijelaskan dan di visualisasi dalam sebuah grafik. Fluktuasi komoditas pertanian tidak diimbangi dengan penawaran yang cukup. Selain itu kondisi iklim yang tidak menentu dan instabilitas politik global mengakibatkan pula peningkatan harga komoditas pangan internasional.

pemerintah guna meredam fluktuasi harga komoditas pertanian adalah dengan implementasi kebijakan fiskal yang tepat berupa pemberian subsidi, insentif fiskal termasuk keringanan perpajakan serta optimalisasi anggaran. Temuan pokok kajian ini adalah (a) fluktuasi harga komoditas pertanian berdampak signifikan terhadap inflasi dan menciptakan instabilisasi harga dan pasokan pangan (b) pemerintah telah menggunakan berbagai instrumen kebijakan fiskal dalam upaya stabilisasi harga dan ketersediaan pasokan pangan (c) kebijakan fiskal Pemerintah telah membuahkan hasil terbukti dengan terus turunnya inflasi di triwulan I tahun 2011 hingga mencapai 6,16 persen year on year pada bulan April 2011; (d) kebijakan fiskal berupa insentif perpajakan dan bea hanya berlaku sementara dibarengi dengan upaya peningkatan produktivitas produksi pertanian. Antisipasi kebijakan fiskal ke depan akan penuh tantangan seiring dengan semakin meningkatnya tekanan perubahan iklim dan kondisi geopolitik internasional. Karena itu kedepan rekomendasi kebijakan yang bisa diimplementasikan antara lain (a) kebijakan fiskal yang diambil jangan sampai merugikan petani dan menjadi disinsentif terhadap pengembangan sektor pertanian dalam negeri (b) penurunan tarif bea masuk terhadap komoditas pertanian harus bersifat temporer karena akan

10

merugikan petani dalam negeri jika diberlakukan dalam waktu yang lama (c) pemerintah harus tetap memproteksi sektor pertanian dalam negeri untuk menciptakan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat. (Mahpud,Sujai.2011).

Fluktuasi harga sebenarnya merupakan suatu hal yang normal dan diperlukan agar fungsi pasar tetap berjalan, yaitu tercipta pasar yang kompetitif. Perubahan dari harga akan menjadi masalah apabila harga melonjak sangat tinggi dan tidak dapat diprediksi yang nantinya akan menciptakan suatu ketidakpastian yang mampu meningkatkan risiko bagi produsen, pedagang, konsumen, dan tentu juga pemerintah. Perubahan dari harga yang tidak merefleksikan kinerja pasar akan menciptakan permasalahan baru, yaitu dapat menciptakan kesalahan kebijakan yang akan diambil pemerintah (Kemendag RI, 2015).

Produksi beras/padi dalam negeri amat penting untuk menghindari tingginya resiko ketidakstabilan harga dan suplai beras dari pasar dunia, di samping berkait erat dengan usaha pengenasan kemiskinan dan pembangunan pedesaan.Masalah fluktuasi harga beras disebabkan oleh adanya fluktuasi musiman yang merupakan fenomena biasa dalam kehidupan ekonomi pertanian.Untuk mengatasi persoalan demikian maka salah satu tujuan utama adalah kebijakan pertanian adalah mengusahakan stabilitas harga. Fluktuasi harga yang besar akan menghambat pembangunan pertanian.

11 2.3 Harga

Harga menjadi suatu pengukur dasar pada sistem perekonomian secara keseluruhan karena mempengaruhi alokasi sumber–sumber yang ada. Bagi konsumen, harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas. Konsumen sering pula menggunakan harga sebagai kriteria utama dalam menentukan nilainya. Barang dengan harga tinggi dianggap superior dan barang yang mempunyai harga rendah dianggap inferior (Swastha, 2009)

Harga sangat berperang penting dalam ekonomi pasar. Harga merupakan salah satu faktor yang menentukan setiap keputusan produsen dan konsumen dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas agar menuju pada kondisi Pareto optimal atau kondisi keseimbangan (Brummer et al., 2009). Menurut Nicholson (2004), harga pasar memiliki dua fungsi utama, yaitu; (a) sebagai informasi mengenai jumlah komoditas yang sebaiknya ditawarkan oleh produsen untuk memperoleh keuntungan maksimum dan (b) sebagai faktor penentu tingkat permintaan bagi konsumen yang menginginkan kepuasa maksimun.

Bustaman (2003) menyatakan bahwa ketidakstabilan harga beras dapat disebabkan oleh produksi beras yang berfluktuasi mengikuti musim tanam sementara konsumsi beras cenderung stabil sepanjang waktu. Ketidakstabilan harga beras tersebut akan mendatangkan masalah. Pada saat harga beras rendah maka akan menurunkan tingkat kesejahteraan petani. Sebaliknya, bila harga beras tinggi muncul kekhawatiran timbulnya rawan pangan terutama bagi masyarakat kelas menengah ke bawah. Sehingga, sebagai salah satu

12

badan pemerintahan yang memiliki fungsi menjaga kestabilan harga beras, maka BULOG akan membeli gabah dari petani saat panen raya dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) guna melindungi petani dari rendahnya harga beli yang ditawarkan oleh pihak penggilingan, sedangkan pada saat paceklik, maka BULOG akan mengadakan operasi pasar dengan mengeluarkan cadangan berasnya dari gudang dan dijual dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah guna melindungi konsumen dari mahalnya harga beras yang terjadi akibat kelangkaan beras di pasar saat musim paceklik

2.4 Analisis Trend

Menurut Mariyati (2010) menyatakana trend merupakan suatu gerakan (kecenderungan) naik atau turunya dalam jangka panjang, yang diperoleh dari rata-rata perubahan dari waktu ke waktu. Rata-rata perubahan tersebut bisa bertambah dan bisa berkurang.

Garis trend pada dasarnya garis regresi dan variabel bebas (x) merupakan variabel waktu. Trend garis lurus (linier) adalah suatu trend yang diramalkan naik atau turunseraca garis lurus. Variabel waktu sebagai variabel bebas dapat menggunakan waktu tahunan, semesteran, bulanan, atau mingguan.

Trend menunjukkan perubahan nilai suatu variabel yang relatif stabil perubahan populasi, perubahan teknologi dan peningkatan produktivitas. Menurut M.Narafin (2013) menyatakan ramalan pendapatan (penjualan) merupakan proses aktivitas memperkirakan produk yang akan dijual atau

13

disewakan di masa yang akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data historis yang pernah terjadi atau mungkin terjadi.

Ramalan (forecasting) merupakan suatu proses aktivitas yang dapat meramalkan suatu kejadian yang mungkin terjadi di masa yang akan datang dengan mengkaji data yang ada. Pendapatan (profit) artinya hasil proses memberikan jasa pelayanan (service), manfaat yang dapat digunakan oleh orang lain. Ramalan dari pendapatan perusahaan juga merupakan faktor penting dalam perencanaan perusahaan ke depan.

Adapun jenis-jenis dalam analisis trend yaitu trend linier dan trend non linier dan akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Trend linier terdiri dari :

a) Free hand method (metode dengan bebas)

Metode dengan bebas merupakan cara yang paling mudah, tetapi sifatnya sangat subjektif, maksudnya jika ada lebih dari satu orang diminta untuk garis trend dengan cara ini diperoleh garis trend lebih dari satu.

b) Semi average method (metode rata-rata semi)

Metode rata-rata semi mempunyai cara yaitu data dikelompokkan menjadi dua, masing-masing kelompok harus mempunyai data yang sama. Dalam metode rata-rata semi tidak dibutuhkan gambar (grafik). c) Moving average method

Dengan menggunakan rata-rata bergerak untuk mencari trend, maka data kehilangan beberapa data dibandingkan dengan data asli. Artinya, banyaknya rata-rata bergerak menjadi titik sama dengan data asli.

14 d) Least square method

e) Metode kuadrat terkecil

Merupakan suatu perkiraan atau taksiran mengenai nilai a dan b dari persamaan y=a+bx yang didasarkan atas dasar hasil observasi sedemikian rupa sehingga dihasilkan jumlah kesalahan kuadrat yang terkecil (minimum).

2. Trend non linier adalah trend yang mempunyai persamaan berbentuk fungsi kuadrat dengan bentuk grafik seperti parabola. Apabila perkembangan data mengalami perkembangan relatif besar pada suatu masa laju pertumbuhan rata-rata per tahun bertambah lama bertambah kecil, baik akibat jenuhnya kegiatan maupun disebabkan faktor-faktor lainnya, maka perkiraan laju pertumbuhan pada masa yang akan datang menggunakan trend linear akan memberikan hasil yang representatif.

2.5 Penelitian Terdahulu Yang Relevan

Tabel 2. Ringkasan Beberapa Penelitian Terdahulu yang Relevan No Nama Judul Penelitian

Dan Tahun Metode Analisis Hasil Penelitian 1. Sofia Nelly, dkk, (2018) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Fluktuasi Harga Beras Di Provinsi Aceh

Analisis Kuantitatif dengan regresi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel terikat produksi beras dipengaruhi oleh harga beras tahun sebelumnya, luas areal panen, serta harga pupuk urea. Konsumsi beras dipengaruhi oleh harga beras dan jumlah pendapatan, serta harga beras dipengaruhi oleh harga gabah, produksi beras, dan harga eceran tertinggi (HET).

15 2. Setyoaji, dkk,(2015)

faktor-faktor yang mempengaruhi

fluktuasi harga beras IR-64 premium 2015-2020 Analisis Kuantitatif dengan model Lag

Hasil analisis menunjukkan bahwa : (1) Harga beras IR-64 premium tingkat konsumen di Jawa Timur pada tahun 2015-2020 memiliki kecenderungan meningkat, (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga beras IR-64 premium tingkat konsumen di Jawa Timur tahun 2015-2020 adalah lag residual harga beras IR-64 premium, lag harga beras IR-64 premium, lag harga gabah, konsumsi, lag konsumsi, pendapatan, lag pendapatan, produksi, lag produksi, stok beras Bulog, lag stok beras Bulog, impor beras, lag impor beras, inflasi, lag inflasi, harga beras IR-64 medium, lag harga beras IR-64 medium. Namun, variabel yang berpengaruh secara nyata terhadap variabel harga beras IR-64 premium adalah lag residual harga beras IR-64 premium variabel lag harga beras IR-64 premium, lag stok beras Bulog, Inflasi dan harga beras IR-64 medium.

3. Gurning, dkk, (2019), Trend Dan Estimasi Produksi Padi Dan Konsumsi Beras Di Provinsi Kalimantan Tengah, Analisis Kuantitatif dengan model trend linier

Hasil penelitian menunjukkan bahwa trend produksi padi di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2001-2015 adalah meningkat. Sejalan dengan produksi padi yang cenderung meningkat hampir setiap tahun, produksi beras juga cenderung meningkat hampir setiap tahunnya. Estimasi produksi padi di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2016-2020 juga diketahui bahwa dalam lima tahun kedepan dari tahun ke tahun produksi padi akan terus mengalami peningkatan. Trend konsumsi beras di Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2001-2015 adalah meningkat setiap tahunnya, dan Estimasi konsumsi beras di Provinsi Kalimantan

16

Tengah tahun 2016-2020 diketahui bahwa lima tahun kedepan dari tahun ke tahun konsumsi beras akan terus mengalami peningkatan meskipun masih dapat diimbangi dengan nilai produksi yang lebih besar dari konsumsi. Bahkan Provinsi Kalimantan Tengah juga berpotensi surplus beras hingga tahun estimasi 2020 yaitu sebesar 329.255,83 ton, sehingga sampai tahun 2020 produksi beras Provinsi Kalimantan Tengah masih dapat mencukupi kebutuhan konsumsi penduduk.

4. Jusar, et.all, (2017) Analisis Variasi Harga Beras Di Provinsi Riau Dan Daerah Pemasok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga eceran Analisis Kuantitatif dengan model trend linier

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga eceran beras di Provinsi Riau dan di daerah pemasok berfluktuasi setiap bulan dan cenderung naik. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada tahun 2008 yang disebabkan karena krisis pangan dunia. Hasil analisis variasi harga diketahui bahwa nilai rata-rata koefisien variasi harga beras dari tahun 2006-2015 di Provinsi Riau dan Daerah Pemasok (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa dan Timur) relatif stabil karena berada di bawah 9%, berdasarkan pada kriteria Kemendag, kecuali Thailand sebesar 9,46, berada di atas 9% relatif tidak stabil/berfluktuatif. Hasil nilai koefisien variasi Riau yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah pemasok menunjukkan bahwa Pemerintah Provinsi Riau belum mampu menjaga kestabilan harga beras dengan baik, dikarenakan posisi Riau sebagai “net importir” beras dari daerah pemasok.

17 5. Saputra. A, et, all,

(2014)

Analisis Kausalitas Harga Beras, Harga Pembelian Pemerintah (Hpp) Dan Inflasi Serta Efektivitas Kebijakan Hpp Di Indonesia Analisis Kuantitatif dengan model regresi linier

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan kausalitas yang terjadi antara inflasi dan harga eceran beras (HEB) adalah satu arah, yaitu inflasi mempengaruhi HEB. Hubungan kausalitas yang terjadi antara inflasi dan harga pembelian pemerintah (HGKP dan HKG) juga satu arah, yaitu inflasi mempengaruhi HGKP dan HKG. Hubungan kausalitas yang terjadi antara harga pembelian pemerintah (HGKP dan HKG) dan HEB adalah satu arah, yaitu HEB mempengaruhi HGKP dan HKG. Kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP) di Indonesia belum efektif.

18 2.6 Kerangka Pemikiran

Beras dengan yang ada di pasaran selalu mengalami fluktuasi harga, dimana fluktuasi harga sangat tidak menguntungkan bagi pengembang agribisnis karena dapat memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan pemilik modal yang melakukan investasi akibat ketidakpastian pemerintah yang akan diperoleh. Fluktuasi harga beras tersebut seringkali lebih merugikan petani dari pedagang karena petani pada umumnya tidak mengatur waktu penjualanya untuk mendapatkan harga jual yang lebih menguntukan.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Analisis Fluktuasi Harga Beras di Sulawesi Selatan Beras Medium

Komoditas Beras

Beras Biasa

Fluktuasi Harga

19

Dokumen terkait