• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Hutan Sebagai Pengatur Tata Air

Menurut fungsinya hutan mempunyai fungsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi produksi. Hutan yang mempunyai fungsi konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk sebagai pengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memeliharan kesuburan tanah (Zulaifah, 2006).

Hutan dengan penyebarannya yang luas, dengan struktur dan komposisi yang beragam diharapkan mampu menyediakan manfaat lingkungan yang amat besar bagi kehidupan manusia antara lain jasa peredaman terhadap banjir, erosi, serta sedimentasi dan pengendalian daur air. Peran hutan dalam pengendalian daur air dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Sebagai pembuangan atau pengurangan cadangan air di bumi melalui proses : a) Evapotranspirasi.

b) Pemakaian air konsumtif untuk pembentukan jaringan tubuh vegetasi. 2. Menambah titik-titik air di atmosfer.

3. Sebagai penghalang sampainya air ke bumi melalui proses intersepsi. 4. Sebagai pengurangan atau peredam energi kinetik aliran air lewat:

a) Tahapan permukaan air dari bagian batang di permukaan.

5. Sebagai pendorong kearah perbaikan kemampuan watak fisik tanah untuk memasukkan air lewat sistem perakaran, penambahan bahan organik ataupun adanya kenaikan kegiatan biologi di dalam tanah (Suryamojo, 2004).

Nilai Manfaat Sumberdaya Hutan

Penilaian adalah penentuan nilai manfaat suatu barang ataupun jasa bagi manusia atau masyarakat. Adanya nilai yang dimiliki oleh suatu barang dan jasa (sumberdaya dan lingkungan) pada gilirannya akan mengarahkan perilaku pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu, masyarakat ataupun organisasi (Bahurni, 1999).

Nilai merupakan persepsi manusia tentang makna suatu objek (sumberdaya hutan) bagi individu tertentu pada tempat dan waktu tertentu. Oleh karena itu akan terjadi keragaman nilai sumberdaya hutan berdasarkan pada persepsi dan lokasi masyarakat yang berbeda-beda. Nilai sumberdaya hutan sendiri bersumber dari berbagai manfaat yang diperoleh masyarakat. Masyarakat yang menerima manfaat secara langsung akan memiliki persepsi yang positif terhadap nilai sumberdaya hutan, dan hal tersebut dapat ditunjukkan dengan tingginya nilai sumberdaya hutan tersebut (Nurfatriani, 2000).

Nilai guna langsung merupakan nilai dari manfaat yang langsung dapat diambil dari SDH. Sebagai contoh manfaat penggunaan sumber daya hutan sebagai input untuk proses produksi atau sebagai barang konsumsi. Berbeda dengan nilai guna tidak langsung, yaitu nilai dari manfaat yang secara tidak langsung dirasakan manfaatnya, dan dapat berupa hal yang mendukung nilai guna langsung, seperti berbagai manfaat yang bersifat fungsional yaitu berbagai manfaat ekologis hutan. Sedangkan nilai bukan guna yaitu semua manfaat yang

dihasilkan bukan dari hasil interaksi secara fisik antara hutan dan konsumen Nilai pilihan mengacu kepada nilai penggunaan langsung dan tidak langsung yang berpotensi dihasilkan di masa yang akan datang. Hal ini meliputi manfaat-manfaat sumber daya alam yang disimpan atau dipertahankan untuk kepentingan yang akan datang (Munasinghe dalam Wahyuni, 2012).

Sumberdaya hutan (SDH) menghasilkan manfaat yang menyeluruh baik manfaat tangible maupun manfaat intangible. Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai rendah, atau belum diketahui, sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi manfaat-manfaat yang telah dikenal dari SDH secara berlebihan. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami konsep nilai dari berbagai manfaat SDH secara komperehensif, khususnya untuk manfaat intangible yang tidak memiliki harga pasar. Untuk memahami manfaat dari SDH tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dihasilkan SDH ini. Berbagai teknik dan metode penilaian ekonomi sumberdaya alam (SDA) telah dikembangkan untuk menghitung nilai ekonomi SDA yang memiliki harga pasar ataupun tidak. Dengan diketahuinya manfaat dari SDH ini maka hal tersebut dapat dijadikan rekomendasi bagi para pengambil kebijakan untuk mengalokasikan sumberdaya alam (SDA) yang semakin langka dan melakukan distribusi manfaat SDA yang adil, untuk mendapatkan total kesejahteraan masyarakat yang maksimal (Nurfatriani, 2000).

Pemanfaatan hutan bertujuan agar seluruh masyarakat memperoleh manfaat bagi kesejahteraannya dengan tetap menjaga kelestarian hutan. Tindak pengrusakan terhadap hutan merupakan indikasi bahwa banyak pihak yang ingin mengambil manfaat dari keberadaan hutan, namun masyarakat sekitar hutan

selama ini justru termarginalisasi. Partisipasi masyarakat desa hutan perlu dalam pengelolaan hutan karena masyarakat desa hutan mempunyai pengalaman dan ketrampilan alami untuk melestarikan hutan, meningkatkan kesejahteraan serta meningkatkan akses masyarakat desa hutan terhadap sumberdaya alam atau hutan (Zulaifah, 2006).

Nilai sumberdaya hutan yang dinyatakan oleh suatu masyarakat di tempat tertentu akan beragam, tergantung kepada persepsi setiap anggota masyarakat tersebut, demikian juga keragaman nilai akan terjadi antar masyarakat yang berbeda. Keragaman nilai ini mencakup besar nilai maupun macam nilai yang ada. Contoh masyarakat di kota dapat menilai suatu hutan lindung tidak memberikan manfaat yang berarti untuk kehidupan mereka (bernilai rendah), sedangkan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan lindung tersebut dapat memandang hutan lindung tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka, berupa lingkungan hidup dimana mereka menjalankan aktivitas sosial budaya dan ekonomi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa nilai terbentuk melalui interaksi antara objek (sumberdaya hutan) dengan kehidupan sosial ekonomi dan budaya individu atau masyarakat yang bersangkutan (Bahruni, 1999).

Nilai Manfaat Air

Nilai manfaat bahwa air adalah kebutuhan dasar dalam kehidupan. Segala aktivitas dan kebutuhan manusia tergantung pada air, Seperti kebutuhan pribadi, perdagangan serta pemanfaatan di institusi. Namun hanya sedikit yang mengerti. Kenaikan kebutuhan air yang wajar harus diimbangi dengan kenaikan efisiensi dalam penggunaan (Sarminingsih, 2008).

Nilai manfaat air yang sangat besar dalam struktur perekonomian sekarang masuk kedalam sektor rumah tangga, Permintaan air untuk sektor rumah tangga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor : biaya pengadaan air, tingkat pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga (Darusman, 1993).

Menurut Darusman (1993), nilai manfaat air yang sangat besar tersebut dalam struktur perekonomian sekarang masuk dalam sektor rumah tangga dan pertanian, padahal sesungguhnya merupakan nilai tambah yang dihasilkan oleh Sektor Kehutanan, khususnya dari kawasan konservasi. Bias peran sektoral ini telah membuat tertekannya atau terdesaknya alokasi hutan konservasi (khususnya yang berfungsi hidrologi) oleh permukiman dan pertanian yang sesungguhnya telah menurunkan nilai dari kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Jaminan kebutuhan pada air datang sebagai isu global yang disebabkan meningkatkan penggunaan air yang dibatasi oleh pertumbuhan penduduk, lebih jauh lagi, kelangkahan air disebabkan manajemen yang buruk, ilegal loging dan pencemaran air. jaminan berkelanjutan ketersediaan air di masa depan perlu peningkatan efisiensi pasokan dan konsumsi air (Sarminingsih, 2008).

Estimasi nilai ekonomi total air seharusnya melibatkan semua nilai, baik nilai guna maupun nilai bukan guna. Nilai guna langsung pada air merujuk pada penggunaan air untuk menunjang kehidupan dan aktifitas ekonomi manusia, sedangkan nilai guna tidak langsung terkait dengan fungsi air sebagai suatu ekosistem. Nilai pilihan merupakan nilai untuk mempertahankan nilai air yang akan digunakan di waktu yang akan datang, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, nilai bukan guna meliputi nilai pengetahuan tentang

ketersediaan air untuk generasi mendatang (nilai warisan) dan nilai intrinsik dari ekosistem air ataupun nilai keberadaan (Kusumawardani, 2010).

Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Air

Permintaan air oleh rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah anggota keluarga, umur, pendapatan, biaya pengadaan air dan jarak tempat tinggal ke sumber mata air. Untuk mengetahui pengaruh dari setiap faktor tersebut terhadap permintaan air maka dikembangkan metode kausalitas, dimana hubungan tersebut bersifat linier, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi pada peubah bebas akan direspon oleh permintaan air secara proporsional (Genoya, Rifardi, Kadarisman, Purnomo, 2007)

Sesuai lokasi fasilitas air dan pengambilannya sudah ditentukan, maka diadakan penentuan mengenai cara penyaluran air itu kedaerah uang diirigasi beserta distribusi air ke petak-petak yang ditanam. Penyaluran dapat diadakan hanya dengan saluran atau bersamaan dengan pompa. Jika daerah yang akan dialiri itu terletak lebih tinggi dari sumber air, maka harus digunakan pompa untuk menyalurkan air. Kadang-kadang meskipun sumber air itu terletak agak lebih tinggi, penggunaan pompa adalah lebih ekonomis. Biasanya untuk debit yang besar, saluran terbuka adalah ekonomis (Chairani, 2007).

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk memenuhi standar kehidupan manusia secara sehat. Ketersediaan air bersih yang terjangkau dan berkelanjutan menjadi bagian terpenting bagi setiap individu baik yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Prasarana air bersih merupakan prasarana yang cukup penting demi mendukung kehidupan masyarakat sehari-hari seperti minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Air bersih yang semula

sebagai barang sosial yang mudah didapat sekarang menjadi barang ekonomi yang banyak dicari dan sulit didapatkan sehingga harganya menjadi mahal (Hakim, 2010).

Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Selain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan derajat kesehatan (Sutrisno, 1991).

Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :

1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, suhu antara 10o- 25o C (sejuk).

2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun, tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, pH air antara 6,5 – 9,2

3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit (Mulia, 2005).

Menurut Suriawiria (2005), bahwa memenuhi syarat tidaknya kualitas air untuk keperluan kehidupan, ditentukan oleh ketentuan dan persyaratan secara fisik, kimia dan bakteriologi. Penyediaan air bersih dengan kualitas yang buruk akan mengakibatkan dampak yang buruk juga untuk kesehatan sehinngga kualitas air bersih harus terkontrol dan terjamin. Penyediaan air bersih harus dapat melayani sebagian besar/seluruh masyarakat, agar masyarakat yang terkena penyakit yang berkenaan dengan air dapat diturunkan. Hal ini tidak dapat hanya

dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayan masyarakat melainkan semua pihak termasuk masyarakat itu sendiri untuk mengetahui pentingnya hidup sehat dengan salah satunya menggunakan air bersih.

Bermacam-macam teknik dalam penilaian ekonomi dapat digunakan untuk mengkuantutatifkan konsep dan nilai, salah satunya adalah teknik metode kotingensi atau Countingent Valuation Method merupakan teknik penilaian ekonomi yang digunakan pada saat tidak ada pasar yang relevan terhadap barang dan jasa lingkungan. Teknik ini membangan variable-variabel pasar yang secara langsung bertanya pada individu-individu tentang kesediaan mereka membayar terhadap jasa barang dan jasa lingkungan yang mereka peroleh serta kesediaan menerima kompensasi jika barang dan jasa lingkungan tersebut tidak dapat mereka manfaatkan lagi (Bahruni, 1999).

Metode penilaian manfaat hutan maupun peranan atau keterkaitan ekonomi sumber daya hutan terhadap sektor ekonomi lainnya dalam pembangunan ekonomi wilayah dan nasional pada dasarnya ada dua yaitu metode atas dasar pasar dan metode pendekatan terhadap pasar atau pendekatan terhadap kesediaan membayar. Metode penilaian atas dasar pasar ada dua metode yang dapat digunakan yaitu manfaat sosial bersih dan metode harga pasar. Sedangkan penilaian atas dasar pendekatan terhadap kesediaan membayar/dibayar ada beberapa alternative berdasarkan karakteristik manfaat sumberdaya hutan tersebut (Bahruni, 1999).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber daya air merupakan karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan sumber daya alam yang sangat mutlak dibutuhkan bagi sumber kehidupan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Manusia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap air, walaupun planet bumi merupakan planet yang berkelimpahan air yaitu dua per tiga luasan bumi tertutup oleh air, namun saat ini di berbagai belahan dunia muncul fenomena kelangkaan air. Indonesia ternyata juga mengalami permasalahan dengan air. Pada beberapa daerah di Indonesia mulai muncul fenomena kelangkaan air bersih, terutama di musim kemarau. Fenomena kelangkaan air bersih akan semakin parah jika tidak segera dilakukan penanganan yang serius dan tentunya akan dapat menghambat perkembangan wilayah (Eriyanto, 2006).

Hutan mempunyai fungsi sebagai pengatur tata air, yaitu dengan cara menahan air hujan guna mengurangi erosi permukaan dan meresapkannya ke dalam tanah, dan selanjutnya dilepas secara teratur ke dalam berbagai aliran air permukaan dan di bawah permukaan, sehingga distribusinya lebih baik bagi berbagai kepentingan di luar hutannya itu sendiri (Darusman, 1993).

Perhitungan nilai ekonomi sumberdaya air merupakan perhitungan nilai rupiah dari stok sumberdaya air yang mengalami alih fungsi setelah dieksploitasi dalam waktu tertentu. Sehingga diketahui nilai ekonomi sumber daya air yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Ketergantungan masyarakat terhadap air tidak hanya untuk sebagai kebutuhan biologis semata, namun juga menyangkut aspek sosial dan ekonomi. Pada saat sekarang masyarakat sulit mendapatkan sumber air

yang bersih dan layak digunakan dikarenakan langkanya sumber air bersih dan tercemarnya sumber air yang bersih, sehingga masyarakat bersedia berkorban untuk mendapatkannya walaupun dengan harga mahal. Masyarakat masih kurang memahami besarnya nilai ekonomi air, karena pentingnya manfaat air bagi kebutuhan hidup masyarakat, sehingga masyarakat sanggup membayar berapa saja untuk mendapatkan sumber air yang bersih dan layak untuk digunakan.

Masyarakat sekitar sungai Parsariran telah lama menyadari pentingnya fungsi air tersebut. meskipun demikian, masyarakat Batang Toru belum mengetahui manfaat ekonomi yang terukur secara moneter karena belum adanya penilaian ekonomi secara kuantitatif, sehingga mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang pentingnya fungsi hutan bagi kesejahteraan manusia secara lebih lengkap dan mendalam (Darusman, 1993). Belum adanya informasi nilai manfaat ekonomi fungsi hidrologis sungai tersebut dapat menyebabkan masih rendahnya dukungan dari masyarakat termasuk dari para stakeholder terhadap pelestaraian disekitar aliran sungai Parsariran Kecamatan Batang Toru Tapanuli Selatan.

Berdasarkan berbagai masalah tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis pendugaan konsumsi air dan nilai ekonomi air di aliran sungai Parsariran untuk kebutuhan sektor rumah tangga Kecamatan Batang Toru Tapanuli Selatan. Mengukur nilai ekonomi manfaat hutan, khususnya manfaat hidrologi secara obyektif dan kuantitatif, maka alokasi pemanfaatan hutan menjadi semakin optimum dan semakin dapat dipertahankan. Informasi hasil pengukuran tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap manfaat ekonomi dari jasa ekosistem kawasan

hutan sebagai pengatur tata air dan sumber mata air, dan menarik dukungan berbagai stakeholders terhadap upaya pembangunan dan konservasi ekosistem hutan.

Perumusan Masalah

1. Berapa besar nilai ekonomi pemanfaatan langsung sumberdaya air di Sungai Parsarian yang di manfaatkan oleh rumah tangga.

2. Bagaimana model pendugaan permintaan air untuk kebutuhan rumah tangga di sekitar Sungai Parsariran Kecamatan Batang Toru.

Tujuan Penelitian

1. Menghitung nilai ekonomi air pemanfaatan langsung di sungai Parsariran Kecamatan Batang Toru.

2. Analisis model pendugaan nilai ekonomi air dalam sektor kebutuhan rumah tangga.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan referensi maupun informasi bagi akademisi mengenai nilai manfaat ekonomi jasa lingkungan berupa air khususnya dalam sektor rumah tangga untuk penelitian lebih lanjut.

2. Sebagai data yang diperoleh dan dapat dimanfaatkan untuk konservasi sumber daya alam.

ABSTRAK

ASWIN PRATAMA : Analisis Pendugaan Konsumsi Air dan Nilai Ekonomi Air Sungai Parsariran untuk Kebutuhan Sektor Rumah Tangga Kecamatan Batang Toru. Dibimbing oleh SITI LATIFAH dan YUNUS AFIFUDDIN.

Air merupakan kebutuhan paling esensial bagi manusia sehingga masyarakat bersedia membayar berapa saja untuk mendapatkannya, maka air dikatakan sebagai barang ekonomi. Hutan berperan sebagai fungsi utama dalam siklus Hidrologi yaitu pengatur tata air yang merupakan kesatuan sistem yang tidak dapat dipisahkan, namun masyarakat Desa Hapesong Baru dan Desa Setia Negara masih belum memahami besarnya nilai manfaat ekonomi air yang ada di aliran sungai parsariran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai ekonomi air secara kuantitatif kebutuhan rumah tangga dan untuk menentukan model penduga persamaan nilai ekonomi air kebutuhan rumah tangga. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus sampai dengan 07 September 2013 menggunakan model kuantitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara Responden. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa besar nilai manfaat air total rumah tangga adalah sebesar Rp. 28.482.522,- per tahun, dengan rata-rata nilai manfaat air yang diperoleh masing-masing rumah tangga adalah sebesar Rp. 418.860,- per tahun. Hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai ekonomi manfaat air rumah tangga telah memberikan kontribusi yang besar bagi kebutuhan masyarakat.

ABSTRACT

ASWIN PRATAMA : Prediction Analysis of Water Consumption and Economic Value of Water Watershed Parsariran for the sector Needs of Household in Batang Toru district. Guided by SITI LATIFAH and YUNUS AFIFUDDIN.

Water is the most essential requirement for human beings so that people are willing to spend almost anything to get it, so the water can be said an economic good. The forest as the main function of the Hydrological cycle which is a unified system that can’t be separated, but the villagers of Desa Hapesong Baru and Desa Setia Negara still do not understand the value of economic benefits available water in the river parsariran. This study aims to determine the economic value of water in quantitative household in Batang Toru district of North Sumatra and to determine the economic value estimate household water needs in watershed Parsariran. This study was conducted on August 1 to September 7, 2013, using the model cuantitative collecting data through interviews with respondents. The result showed that the value of the benefits of total household water is Rp. 28,482,522, - per year, with an average value of benefits domestic water obtained is Rp. 418 860 , - per year. The results can be seen that the value of the economic benefits of domestic water has contributed greatly to the needs of the community .

ANALISIS PENDUGAAN KONSUMSI AIR DAN NILAI

Dokumen terkait