• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pendugaan Konsumsi Air dan Nilai Ekonomi Air Sungai Parsariran Untuk Kebutuhan Sektori Rumah Tangga Kecamatan Batang Toru

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Pendugaan Konsumsi Air dan Nilai Ekonomi Air Sungai Parsariran Untuk Kebutuhan Sektori Rumah Tangga Kecamatan Batang Toru"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1.

DAFTAR PERNYATAAN/KUISIONER RUMAH TANGGA

1. Nama Kepala Keluarga :

2. Desa :

3. Berapa jumlah keseluruhan anggota rumah tangga yang tinggal menetap? (…... Orang)

No Nama Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Pendapatan/Bulan

1

2

3

4

5

6

7

8

4. Adakah dari anggota rumah tangga yang mempunyai pekerjaan tambahan? (Tidak ada/Ada)

No Nama Pekerjaan Tambahan Pendapatan/Bulan

1

2

3

4

5..Jika anda mengambil air sungai parsariran, berapa panjang dan lebar bak penampung air anda?

Berapa kali pengisian bak tersebut dalam sehari? (...kali)

(2)

6. Apabila anda mengambil air untuk keperluan rumah tangga (memasak,MCK,dll) berapa banyak air yang anda gunakan sehari?

No Alat yang digunakan Takaran Volume/Liter

7..a) Berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk penggunaan alat dalam pengambilan air tersebut?

(Rp...)

b) Adakah biaya lain yang dikeluarkan untuk mendapatkan air tersebut dalam setahun?

(Jika ada, Rp...)

8..Bila anda mengambil air dari sungai, berapakah waktu yang saudara butuhkan untuk mencapai sumber air tersebut?

(…….menit)

9. Yang anda ketahui bagaimana sejarah tentang sungai Parsariran dan seberapa besar pengaruh keberadaan sungai Parsariran terhadap masyarakat sekitar yang memanfaatkan air untuk kebutuhan sehari-hari?

10..Apabila anda tidak diperbolehkan melakukan MCK selama satu hari, baik dirumah maupun tempat lain lingkungan anda tinggal. Berapakah saudara mau membayar untuk melakukan ini?

a. Rp 5000,-per hari b. Rp 3000,-per hari c. Rp 1000,-per hari d. Rp 500,-per hari

e. Lainnya Rp...,- per hari

(3)

a. Rp 2000,-per hari b. Rp 1000,-per hari c. Rp 500,-per hari d. Rp 250,-per hari

(4)

Lampiran 2. Penyebaran Kuisioner

No Nama Responden Konsumsi Air (m3/tahun)

Biaya Pengadaan (Rp/Tahun) (X1) Kesediaan Membayar (Rp/Tahun) Pendapatan (Rp/Tahun) (X2) Jumlah AK (Orang) (X3)

1 Samsir Najara 131,4 148000 365000 3600000 4

2 Heri Saputra 124,1 75000 1460000 4500000 4

3 Miskat Harahap 153,3 115000 1095000 13500000 6

4 Alimin Sormin 138,7 128000 730000 6000000 5

5 Muhammad Yusuf 58,4 120000 730000 3600000 2

6 Syahrim Nasution 116,8 220000 1095000 5400000 5

7 Sarmin Sutono 102,2 264000 365000 4500000 4

8 Maraiman 153,3 176000 1825000 10500000 5

9 Mulicno 131,4 100000 730000 6000000 4

10 Imam Hutapea 76,5 264000 365000 3600000 3

11 Nurjanna Hutapea 109,5 148000 730000 6000000 3

12 Kaswan Rambe 182,5 128000 1825000 10800000 7

13 Gandi Hutapea 83,95 148000 730000 6000000 3

14 Saktiar Hutapea 62,05 148000 365000 3575000 3

15 Zainal Abidin 102,2 50000 365000 7500000 3

16 Mukhlis Nasution 175,2 148000 730000 6387500 5

17 Mustanir Nasution 138,7 50000 1095000 9000000 5

18 Arifin Pulungan 160,0 120000 1825000 10800000 8

19 Nurjannah Harahap 124,1 148000 365000 3650000 4

20 Sofyan Wahab 160,0 352000 1825000 8400000 8

21 Hotri Parinduri 58,4 148000 730000 6000000 2

22 Nasrun Pasaribu 102,2 264000 1825000 10800000 3

23 Amri Harahap 182,5 264000 1825000 18000000 7

24 Makmur Pardamean 129,6 148000 365000 9600000 6

25 Sori Marito 124,1 176000 730000 6000000 4

26 Sahlan Silalahi 138,7 148000 365000 7200000 5

No Nama Responden Konsumsi Air (m3/tahun)

Biaya Pengadaan (Rp/Tahun) (X1) Kesediaan Membayar (Rp/Tahun) Pendapatan (Rp/Tahun) (X2) Jumlah AK (Orang) (X3)

27 Amran Nasution 153,3 365000 1825000 15000000 4

28 Usman Johari 116,8 50000 730000 6000000 5

29 Anggiat Halomoan 124,1 300000 1095000 9000000 4

30 Mhd. Said 116,8 264000 365000 7200000 4

31 Budi Kurniawan 69,35 50000 365000 3600000 3

32 Hotna Harahap 142,9 198000 365000 9600000 3

33 Fatizaro Halawa 160,7 352000 730000 9600000 4

34 Firman Simanjuntak 124,1 80000 365000 8400000 4

35 Sepi Simanjuntak 141,6 80000 1095000 9600000 4

(5)

37 Filiaro Zendrato 133,7 176000 365000 6000000 3

38 Fanotona Zendrato 150,5 352000 1095000 15600000 3

39 Sekhiato Ziliwu 146,4 300000 1095000 9600000 2

40 Andryanto 58,4 50000 365000 6000000 2

41 Impun Lubis 94,9 60000 730000 8100000 4

42 Ali Saman 62,05 148000 365000 3575000 3

43 Nauli Parinduri 83,95 148000 730000 4500000 3

44 Bagindo Udin 113,7 75000 730000 9000000 3

45 Dedi Saputra 76,65 264000 730000 6000000 2

46 Safran Sinaga 124,1 330000 1095000 9000000 3

47 Sudadi 102,2 75000 365000 7500000 3

48 Saerah 65,7 148000 1825000 12000000 2

49 Abu Musa 153,3 150000 1825000 15600000 6

50 Poniran 116,8 148000 1095000 9600000 5

51 Sailaruddin Lubis 113,15 242000 1095000 8100000 6

52 Maslan Nasution 153,3 150000 1825000 15600000 7

53 Pendy 160,6 150000 1095000 12000000 6

54 Mendofa 116,8 352000 730000 6000000 5

55 Budiman 138,5 176000 730000 6000000 5

56 Junaidi Harahap 124,9 242000 1095000 8400000 6

No Nama Responden Konsumsi Air (m3/tahun)

Biaya Pengadaan (Rp/Tahun) (X1) Kesediaan Membayar (Rp/Tahun) Pendapatan (Rp/Tahun) (X2) Jumlah AK (Orang) (X3)

57 Poniman Nasution 129,6 352000 730000 9600000 6

58 Alam Saleh 102,2 264000 365000 9000000 5

59 Maratua Pasaribu 197,1 150000 1825000 12775000 6

60 Yusri Harahap 153,3 200000 1825000 15000000 6

61 Ahmad Tohonan 131,4 176000 1825000 8700000 7

62 Samsir Najara 102,2 250000 365000 4500000 4

63 Rosian Tanjung 124,1 150000 730000 8100000 6

64 Muhammad Ihsan 116,8 100000 365000 5400000 4

65 Zelinius Zega 138,5 110000 365000 7500000 5

66 Sri Dewi 83,95 148000 730000 6000000 3

67 Riski Arfandi 80,3 100000 1825000 15000000 3

68 Safrul Alamsyah 131,4 148000 1095000 7500000 4

Total 8274,8 11871000 62780000 560962500 294

(6)

Lampiran 3. Harga Air Menurut Metode Kontingensi dan Metode Biaya ///////...Pengadaan

No H air minimum H air Maksimal

1 1126,33 2777,78

2 604,35 11764,71

3 750,16 7142,86

4 922,86 5263,16

5 2054,80 12500

6 1883,56 9375

7 2583,17 3571,43

8 1148,08 11904,76

9 761,04 5555,56

10 3450 4771,242

11 1351,60 6666,67

12 701,37 10000

13 1762,95 8695,65

14 2385,17 5882,35

15 489,24 3571,43

16 844,75 4166,67

17 360,49 7894,74

18 750 11406,25

19 1192,59 2941,18

20 2200 11406,25

21 2534,25 12500

22 2583,17 17857,14

23 1446,58 10000

24 1141,98 2816,36

25 1418,21 5882,35

26 1067,05 2631,58

27 2380,95 11904,76

28 428,082 6250

29 2417,41 8823,53

30 2260,27 3125

31 720,98 5263,16

32 1385,58 2554,23

33 2190,42 4542,63

34 644,64 2941,18

35 564,97 7733,05

36 400,32 2922,34

37 1316,38 2729,99

(7)

39 2049,18 7479,51

40 856,16 6250

41 632,24 7692,31

42 2385,17 5882,35

No H Air Minimum H Air Maksimum

43 1762,95 8695,65

44 659,63 6420,41

45 3444,23 9523,81

46 2659,15 8823,53

47 733,86 3571,43

48 2252,66 27777,78

49 978,47 11904,76

50 1267,12 9375

51 2138,75 9677,42

52 978,47 11904,76

53 933 6818,18

54 3013,70 6250

55 1270,76 5270,76

56 1937,55 8767,01

57 2716,05 5632,72

58 2583,17 3571,43

59 761,04 9259,26

60 1304,63 11904,76

61 1339,42 13888,89

62 2446,18 3571,43

63 1208,70 5882,35

64 856,16 3125

65 794,22 2635,38

66 1762,95 8695,65

67 1245,33 22727,27

(8)

Lampiran .

Mendapatkan model terbaik dipilih berdasarkan kriteria model penduga yang mempunyai determinasi (R2) tertinggi, standart deviasi (S) model penduga yang kecil, peluang menerima kesalahan (P value) kurang dari 0.05 memenuhi sifat kenormalan sisaan dan sifat keaditifan model (Hartono, 2004).

Dimana persamaan yang diujikan terdiri dari empat langkah persamaan yaitu persamaan linier, persamaan linier-logaritma, persamaan logaritma- linier, dan persamaan logaritma-logaritma.

Model S R2 DF SS MS F P

1 23,55 49,1% 2 34.775 17.387 31,35 0,000

2 23,06 51,2% 2 36.234 18.117 34,04 0,000

3 0,094 48,2% 2 0,542 0,271 30,20 0,000

4 0,090 52,6% 2 0,593 0,296 36,11 0,000

Berdasarkan uji statistik diperoleh persamaan model terbaik (logaritma-logaritma) maka diperoleh persamaan konsumsi air rumah tangga :

(9)
(10)

DAFTAR PUSTAKA

Bahruni. 1999. Penilaian Sumberdaya Hutan Dan Lingkungan. Diktat Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Chairani, I. 2007. Penilaian Ekonomi Air Untuk Kebutuhan Sektor Rumah Tangga Di Sekitar Lau Kawar. Kehutanan USU. Medan.

Darusman, D. 1993. Nilai Ekonomi Air Untuk Pertanian dan Rumah Tangga: Studi Kasus Di Sekitar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Permasalahan Air di Indonesia di ITB, 28 - 29 Juli 1993.

Eriyanto, D.Y. 2006. Pengelolaan Sumber Air Bersih Secara Partisipatif di Gunung Merbabu. Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang. Genoya, Rifardi, Kadarisman, Y. Purnomo. 2007. Nilai Ekonomi Air di Sub Das

Konto dan Sub Das Cirasea. IPB. Bogor.

Hakim, D.L. 2010. Aksesibilitas Air Bersih Bagi Masyarakat Di Permukiman Linduk Kecamatan Pontang Kabupaten Serdang. Magister Teknik Pembangunan Wilayah Dan Kota. Universitas Diponegoro. Semarang. Hartono. 2004. Analisis Regresi Linier dengan Program Minitab for Windows.

IPB. Bogor.

Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Penerbit Liberti. Yogyakarta.

Kusumawardani, D. 2010. Valuasi Ekonomi Air Bersih Di Surabaya (Studi Kasus Pada Air PDAM). UGM Press. Yogyakarta.

Mulia, Ricki M. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu. Nurfatriani, F. 2000. Konsep Nilai Ekonomi Total dan Metode Penilaian aaaaaSumberdaya Hutan. Puslit Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan. aaaaaBogor.

Sarminingsih, A. 2008. Kajian Upaya Konservasi Sumber Daya Air Dalam Peningkatan Kesadaran Masyarakat. Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Diponegoro Semarang.

Suriawiria, Unus. 2005. Air Dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Bandung. Penerbit: ALUMNI.

(11)

Sutrisno, Totok C, Eni Suciastuti. 1991. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Wahyuni, D. 2012. Nilai Ekonomi Air Resapan Hutan Lindung Gunung Sinabung dan Taman Wisata Alam (TWA) Deleng Lancuk Untuk Kebutuhan Sektor Rumah Tangga. Kehutanan USU Medan.

Widada dan Darusman, D . 2004. Nilai Ekonomi Air Domestik dan Irigasi Pertanian : Studi Kasus di Desa-desa Sekitar Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun. Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. X No. 1 : 15-27. Zulaifah, S. 2006. Pemanfaatan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat Untuk

(12)

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di sekitar Sungai Parsariran Kecamatan Batang Toru Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara. Desa ini memenuhi kebutuhan air rumah tangga yang berasal dari Sungai Parsariran. Penelitian di lapangan dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2013.

Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah berupa kamera digital, Software Minitab 16. Lembar kuisioner, peralatan tulis untuk mencatat informasi atau data dilapangan.

Pengumpulan Data

Masyarakat penggunaan air di daerah ini umumnya memanfaatkan air dari sumber air sungai parsariran, namun ada beberapa rumah tangga yang menggunakan air sumur dan tidak menggunakan air dari sungai ini. Sehingga sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti pihak yang mewakili untuk dijadikan sampel penelitian di masing-masing desa dan sesuai tujuan pengambilan data yang dibutuhkan.

1. Metode Pengumpulan Data

a. Studi literatur, bertujuan untuk mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan perhitungan ekonomi sumber daya air, dokumentasi dan literature lain yang mendukung baik dari buku, jurnal, internet, koran, dan lain-lain.

(13)

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : Tabel 1. Data yang Dikumpulkan

No Uraian Data Sumber

Data

Bentuk Data

Soft/Hard

1 Jumlah konsumsi air rumah tangga selama satu hari.

Responden Primer Hard

2 Biaya pengadaan rumah tangga Responden Primer Hard 3 Pendapatan total rumah tangga

selama satu tahun

Responden Primer Hard

4 Jumlah anggota keluarga Responden Primer Hard 5 Mata pencaharian kepala keluarga Responden Primer Hard 6 Pendidikan kepala rumah tangga dan

anggota rumah tangga

Responden Primer Hard

7 8 9 10 Keragaan Penduduk Pertanyaan kontingensi Jarak rumah ke sumber air

Jumlah rumah tangga yang tercakup diwilayah penelitian Kepala desa Responden Responden Kepala desa Sekunder Primer Primer Sekunder Hard Hard Hard Hard

2. Metode Pengambilan Sampel

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling (penarikan contoh secara bertujuan) dimana penelitian ini tidak dilakukan pada seluruh populasi, tetapi sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitian, dimana terdapat 221 KK di lokasi penelitian.

Dalam menentukan jumlah sampel dari populasi pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin dalam Hasan (2002) sebagai berikut :

n = N 1+N(e)2 Dimana :

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

(14)

Dari rumus diatas maka besarnya jumlah sampel (n) adalah sebagai berikut : n = ) 01 . 0 ( 221 1 221  n = 21 . 2 1 221 

n = 68 Kepala keluarga

Sedangkan teknik penentuan jumlah sampel pada masing-masing desa dilakukan secara proporsional dalam Hasan (2002) dengan rumus :

ni = xn N Ni

ni = Jumlah sampel ke i Ni = Jumlah populasi ke i n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

Berdasarkan rumus di atas maka didapatkan proposional untuk masing-masing desa seperti pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga di Wilayah Cakupan Penelitian

No Desa Jumlah KK Penelitian Sampel

1 2 Hapesong Baru Setia Negara 121 100 37 31

Total 221 68

(15)

Gambar 1. Skema Penelitian Pengumpulan Data

Studi Literatur Wawancara

Pengambilan Sampel

Pengolahan Data

Software Minitab 16 Survey Lapangan

Observasi

Persamaan Permintaan Air/Uji statistik

Kurva Permintaan Air

(16)

Pengolahan Data

1. Keragaan Responden

Data keragaan responden pengguna air sungai Parsariran yaitu jumlah anggota rumah tangga, pendapatan, mata pencarian, pendidikan, dan jarak rumah dari sumber air. Kemudian data keragaan responden tersebut dibuat dalam bentuk tabulasi untuk menyederhanakan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan hasilnya dideskriptifkan berdasarkan kondisi lapangan yang ada.

2. Metode Biaya Pengadaan

Biaya pengadaan adalah biaya yang harus dikeluarkan atau dikorbankan untuk mendapatkan dan menggunakan air tersebut. Jadi biaya pengadaan air adalah total biaya-biaya yang harus dikeluarkan dibagi dengan jumlah air yang digunakan dalam periode waktu tertentu, yakni dalam penelitian dibatasi dalam setahun.

3. Penentuan Harga Air

Penentuan harga air permeter kubik dapat ditentukan dengan dua cara yakni :

 Membagi konsumsi air yang digunakan dengan jumlah air yang diproduksi, dan harga air tersebut merupakan harga air minimum (Hmin). Dimana harga diperoleh merupakan harga pada biaya pengadaan, yaitu :

H = BP / KA Dimana :

H = Harga air (Rp/m3)

(17)

 Berdasarkan metode kontingensi

Dasar metode ini berdasarkan pertanyaan yang diberikan kepada masyarakat berapa kesediaan masyarakat untuk membayar apabila air tersebut tidak ada. Hasil jawaban pertanyaan ini dirata-ratakan sehingga diperoleh harga air untuk setiap meter kubiknya. Dimana harga yang diperoleh pada penelitian ini adalah harga air maksimum (Hmaks).

4. Analisis Data

Permintaan terhadap air oleh rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah anggota keluarga, pendidikan, umur, pendapatan, biaya pengadaan air dan jarak tempat tinggal ke sumber mata air. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari setiap faktor tersebut terhadap permintaan air, maka dikembangkan model kausalitas, dimana hubungan tersebut bersifat linier, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi pada peubah bebas akan direspon oleh permintaan air secara proporsional. Untuk menentukan model (kurva) permintaan, yaitu meregresikan permintaan (Y) dengan harga (biaya pengadaan) dan faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhinya sebagai berikut :

Y = bo + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 Dimana:

Y = Konsumsi air rumah tangga (m3/tahun) X1 = Biaya pengadaan air (Rp/m3)

(18)

X6 = Umur responden (tahun)

b0-b6 : tingkat pengaruh dari setiap peubah bebas terhadap tingkat konsumsi air

Melihat model terbaik yang akan digunakan berdasarkan masing-masing variabel di atas, maka dicobakan persamaan 4 model umum pendugaan persamaan konsumsi air sebagai berikut :

1. Persamaan Linier

Y = a + b1X1 + b2X2 + ... + b6X6 2. Persamaan Linier-logaritma

Y = a + b1 ln X1 + b2 ln X2 + ... + b6 ln X6 3. Persamaan Logaritma-linier

ln Y = a + b1 X1 + b2X2 + ...+ b6X6 4. Persamaan logaritma-logaritma

ln Y = a + b1 ln X1 + b2 ln X2 + ... + b6 ln X6

Mendapatkan model terbaik dipilih berdasarkan kriteria model penduga yang mempunyai determinasi (R2) tertinggi, standart deviasi model penduga yang kecil, peluang menerima kesalahan (P value) kurang dari 0.05 memenuhi sifat kenormalan sisaan dan sifat keaditifan model (Hartono, 2004).

(19)

bawah kurva permintaan air. Tujuannya adalah untuk mengetahui nilai manfaat air yang diperoleh dari model terpilih.

5. Nilai Manfaat Air

Perhitungan nilai manfaat air diperoleh dari kurva permintaan, dimana nilai manfaat air diperoleh dari persamaan model penambahan harga pada metode kontingensi dan konsumsi air minum berdasarkan model terpilih. Berdasarkan model terpilih tersebut dapat dihitung nilai dari masing-masing variabel. Nilai variabel yang digunakan untuk nilai manfaat air adalah harga air pada model (X1) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

NMAi =

[

Ymaks

Ymin F´(Y)

]

F´ (Y) =

Ymaks

Y min X1

NMAtotal = NMArata-rata X jumlah KK penelitian Perhitungan biaya konsumsi air rumah tangga (BKA)

BK = Hmin x Hmaks

BKAtotal = BKArata-rata x Jumlah Populasi Dimana :

Hmaks =.Harga rata-rata berdasarkan metode kesediaan untuk membayar ...(Williingness to pay)

Hmin = Harga rata-rata berdasarkan metode biaya pengadaan Ymin = Konsumsi air minimum (Rp/m3)

(20)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Masyarakat di Wilayah Studi

Wilayah studi penelitian ini di lakukan di Desa Setia Negara dan Desa Hapesong Baru merupakan desa yang berada di Kecamatan Batang Toru Sumatera Utara. Kedua desa ini merupakan desa yang berada di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Penduduk Desa Hapesong Baru dan Desa Setia Negara berjumlah 1001 Jiwa yang terbagi kedalam 221 kepala keluarga. Terdapat 513 orang laki-laki dan 488 perempuan. Jumlah kepala keluarga yang memeluk agama islam sebanyak 203 kepala keluarga dengan 920 orang beragama islam diantaranya laki-laki 469 orang dan perempuan sebanyak 451 orang. Selebihnya warga agama kristen dengan 18 kepala keluarga yang berjumlah 81 orang, diantaranya 44 laki-laki dan 81 orang perempuan.

(21)

banyak hidup ikan-ikan yang menjadi sumber mata pencaharian dan sumber makanan penduduk setempat hingga kini nama sungai tersebut Parsariran.

Keragaan Responden Masyarakat Penggunaan Air Rumah Tangga

Berdasarkan Keragaan pengambilan data reponden masyarakat penggunaan air adalah pendapatan seluruh anggota keluarga, jumlah anggota keluarga, jarak antara rumah dengan sumber air, tingkat pendidikan kepala keluarga, dan umur kepala keluarga.

Pendapatan Seluruh Anggota Keluarga

Tingkat pendapatan perbulan seluruh anggota rumah tangga dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu pendapatan kurang atau dibawah dari Rp. 5.000.000,- per tahun, antara Rp. 5.000.000,- sampai Rp. 10.000.000,- pertahun, dan pendapatan di atas Rp. 10.000.000,- pertahun. Adapun persentase dari masing-masing golongan tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3....Persentase Pendapatan Rumah Tangga Konsumen Air yang Memanfaatkan Air untuk Kebutuhan Rumah Tangga dari Air Sungai Parsariran

No Jumlah Pendapatan

(JutaRupiah/Tahun)

Jumlah KK Persentase

(%)

1 < 5 12 17,65

2 5-10 41 60,29

3 > 10 15 22,05

Total 68 100,00

Pendapatan rata-rata seluruh anggota rumah tangga per keluarga adalah Rp. 8.249.448,- per tahun atau sekitar Rp. 687.454,- perbulan. Penghasilan

tersebut merupakan total penghasian anggota keluarga dalam satu keluarga yang hidup dalam satu rumah.

(22)

Jumlah anggota rumah tangga dikelompokkan menjadi dua bagian dan dihitung persentasenya. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Anggota Rumah Tangga Konsumen Air

No Anggota Rumah Tangga

(orang)

Jumlah KK Persentase

1 < 4 22 32,35%

2 4-6 40 58,82%

3 > 6 6 8,82%

Jumlah 68 100,00

Jarak Dengan Sumber Air

Sumber air yang dimaksud adalah aliran sungai parsariran, Jarak tempat tinggal responden konsumen air untuk kebutuhan sektor rumah tangga dibagi atas 3 kelompok. Jarak dengan sumber air tersebut terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jarak Antara Tempat Tinggal Konsumen Air Dengan Sumber Air

Jarak rumah responden dengan sumber air tergolong relatif dekat sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh air untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga, masyarakat yang jarak rumahnya dibawah 50 meter lebih dominan memasang dan menggunakan pompa air maupun pipa penyaluran yang dapat mengalirkan air dari sumber air ke rumah ataupun kamar mandi masyarakat Desa Hapesong Baru. . . .. Konsumen air sektor rumah tangga di lokasi penelitian semuanya memanfaatkan air sungai Parsariran untuk memenuhi kebutuhan hidup rumah

No Jarak dengan sumber air (m) Jumlah KK Persentase (%)

1 < 50 22 32,35

2 50-99 19 27,94

3 > 100 27 39,70

(23)

tangga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Desa Hapesong Baru dan Desa Setia Negara yang di dominasi oleh suku Batak Mandailing yaitu berjumlah 221 kepala keluarga semua menggunakan air sungai Parsariran dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti kebutuhan mandi, cuci, kakus dan untuk kebutuhan minum hal ini sejurus dengan berlimpahnya air di sungai Parsariran dan dekatnya jarak rumah dengan sumber air sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh air. .

Berdasarkan penelitian yang di lakukan tingkat perekonomian masyarakat Desa Hapesong Baru dan Desa Setia Negara tergolong rendah, berdasarkan hasil wawancara langsung terhadap setiap kepala keluarga yaitu jumlah pendapatan rata-rata per tahun berkisar Rp. 8.249.448,52,- dengan pendapatan terendah kepala keluarga berkisar Rp. 3.600.000,- per tahun, dan pendapatan tertinggi kepala keluarga berkisar Rp. 18.000.000,- per tahun. Pendapatan masyarakat Desa Setia Negara dan Desa Hapesong Baru di peroleh dari bekerja petani dan non petani. Sebanyak 68% masyarakat di kedua desa bermata pencaharian sebagai petani diantaranya berkebun, bersawah, penderes, dan sebanyak 33% berprofesi non petani diantaranya berdagang, pegawai swasta, PNS, dan profesi lainnya.

Tingkat Pendidikan

(24)

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Kepala Rumah Tangga Konsumen Air

No Pendidikan Terakhir Kepala

Keluarga

Jumlah KK Persentase (%)

1 SD 29 42,64

2 SLTP 14 20,58

3 SLTA 25 36,76

Jumlah 68 100,00

Berdasarkan tabel 6, menunjukkan bahwa pendidikan kepala keluarga terbesar adalah dengan tamat SD yaitu sebanyak 42,64%, sedangkan kepala keluarga tamat SLTA sebanyak 36,76%, dan kepala keluarga dengan tamat SLTP sebanyak 20,58%. Tingkat pendidikan masyarakat di kedua desa ini lebih baik bila di bandingkan dengan penelitian Wahyuni (2012) yaitu sebesar

28,58% kepala keluarga dengan tamat SLTA, dengan lebih baiknya tingkat pendidikan masyarakat di Desa Setia Negara dan Desa Hapesong Baru memudahkan peneliti dalam mencari informasi dan melakukan wawancara langsung terhadap warga yang tinggal di sekitar sungai Parsariran.

Umur Kepala Keluarga

Umur kepala keluarga dalam hal ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu umur dibawah 30 tahun, umur di antara 30 sampai 50 tahun, dan umur di atas 50 tahun. Persentase hasil dari pengelompokkan tersebut dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Persentase Umur Kepala Rumah Tangga

No Umur (Tahun) Jumlah KK Persentase

1 < 30 11 16,17%

2

3

30-50

> 50

40

17

58,82%

25%

(25)

Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan umur kepala keluarga antara 30 sampai 50 tahun sebanyak 58,82%, umur di bawah 30 tahun sebanyak 16,17%, dan umur di atas 50 tahun sebanyak 25%, dalam hasil penelitian ini jumlah konsumsi air rumah tangga terbanyak pengguna sungai Parsariran adalah pada kepala keluarga umur berkisar antara 30 sampai 50 tahun di karenakan masa produktifitas pekerjaan sehingga lebih banyak menggunakan air untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus, dan kebutuhan minum bila di bandingkan dengan penelitian sebelumnya umur responden tidak menjadi faktor yang mempengaruhi banyaknya konsumsi air rumah tangga.

Persamaan Permintaan Air Rumah Tangga

Setelah dilakukan uji statistika untuk mendapatkan model persamaan regresi terbaik, model dan tahapan pengujian dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan model terbaik yang dipilih, maka diperoleh persamaan permintaan air rumah tangga dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ln Y = 1,40 – 0,0618 Ln X1 + 0,576 Ln X3

(26)

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persamaan permintaan air dipengaruhi nyata oleh peubah harga air permeter kubik (X1) dan jumlah anggota keluarga (X3), sedangkan peubah lainnya tidak berpengaruh yang berarti terhadap besarnya konsumsi air rumah tangga yaitu pendapatan pertahun rumah tangga (X2), jarak antara rumah ke sumber air (X4), tingkat pendidikan kepala rumah tangga (X5), dan umur kepala keluarga (X6).

Peubah harga air yang berpengaruh nyata terhadap jumlah air yang dikonsumsi rumah tangga dikarenakan baik harga air murah ataupun harga air mahal manusia akan tetap membeli air karena air merupakan kebutuhan yang sangat penting. Semakin banyak anggota rumah tangga (X3) maka pemakaian air akan semakin banyak dalam seharinya. Peubah harga air tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah air yang dikonsumsi seperti pendapatan rumah tangga (X2) dimana jumlah pendapatan anggota keluarga atau masyarakat di wilayah penelitian masih tergolong sedikit, jarak rumah (X4) tidak berpengaruh terhadap jumlah air yang dikonsumsi karena lokasi rumah masyarakat dominan dekat ke sumber air, demikian juga dengan pendidikan kepala keluarga (X5) dan umur kepala keluarga (X6) tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah kebutuhan konsumsi air sehari-hari.

Simulasi Pendugaan Konsumsi Air Rumah Tangga Pada Berbagai Harga

Berdasarkan Persamaan regresi kelima model terpilih (Lampiran 4) yang diperoleh adalah sebagai berikut.:

Ln Y = 1,40 – 0,0618 Ln X1 + 0,576 Ln X3

(27)

Konsumsi total rumah tangga di Desa Setia Negara selama satu tahun adalah konsumsi air rumah tangga dikalikan dengan jumlah kepala rumah tangga di lokasi penelitian. Dimana jumlah kepala keluarga yang ada pada lokasi penelitian sebanyak 221 KK. Hasil simulasi konsumsi air total berbagai harga dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8..Simulasi Pendugaan Konsumsi Air Total dari Lokasi Penelitian pada ...berbagai Harga

No Harga (Rp/m3) Konsumsi Air (m3/thn) Konsumsi Air Total (m3/thn)

1 1500 13,53 234,52

2 1000 12,96 233,95

3 1500 12,64 233,63

4 2000 12,42 233,41

5 2500 12,25 233,24

6 3000 12,11 233,10

7 3500 11,99 232,99

8 4000 11,90 232,89

9 4500 11,81 232,80

10 5000 11,73 232,73

Keterangan :

Konsumsi Air Y = 19,86 X1-0,0618

Y = Konsumsi Air Rumah Tangga X1 = Harga

Konsumsi Air Total = Konsumsi Air Rumah Tangga X 221 Kurva Permintaan Air Rumah Tangga

Kurva Konsumsi air rumah tangga menggambarkan volume air yang dikonsumsi setiap rumah tangga pada harga yang diperoleh dari biaya pengadaan. Berdasarkan nilai persamaan tersebut Y = 19,86 X1-0,0618 maka besarnya permintaan konsumsi air rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 9 dan Kurva permintaan air rumah tangga pada Gambar 2.

(28)

No Konsumsi Air(m3/thn) Harga(Rp/m3)

1 14,31 000200

2 13,71 000400

3 13,14 000800

4 12,59 001600

5 12,06 003200

6 11,55 006400

7 11,07 012800

8 10,61 025600

9 10,16 051200

10 09,74 102400

11 09,33 204800

200000 150000 100000 50000 0 15 14 13 12 11 10 9 Harga(Rp/m3) K o n s u m s i A ir (m 3 / th n )

Kurva Permintaan Air Rumah Tangga

Gambar 2. Kurva Permintaan Konsumsi Air Rumah Tangga Harga dan Konsumsi Air Sektor Rumah Tangga

Harga air meter kubik diperoleh dengan menggunakan dua metode yaitu metode biaya pengadaan yaitu meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan, baik biaya operasional dan biaya perawatan atau pemeliharaan alat untuk memperoleh air tersebut, selain itu penentuah harga air ditentukan berdasarkan metode

(29)

kontingensi yaitu pertanyaan pengandaian berapa harga yang bersedia di keluarkan oleh masyarakat atau responden apabila air tersebut tidak boleh dipergunakan atau air tersebut tidak tersedia. Hasil yang diperoleh dari metode kontingensi dan metode biaya pengadaan tersebut dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10..Harga dan Konsumsi Air Rumah Tangga Berdasarkan Metode ... Pengadaan dan Metode Kontingensi

No Harga (Rp/m2) Konsumsi Air RT (m3/Thn)iii)

Konsumsi Air Total RT

(m3/Thn)iv)

1 102.662i) 9,73 2.150,33

2 526.323i) 8,79 1.942,59

Keterangan i)

Harga rata-rata berdasarkan metode pengadaan ii)

Harga rata-rata berdasarkan metode kontingensi iii)

Konsumsi air rumah tangga iv)

(30)

Nilai Manfaat Air

Nilai manfaat air merupakan turunan dari persamaan permintaan air yang terlebih dahulu diintegralkan berdasarkan perhitungan nilai X1 model terpilih Maka persamaan nilai manfaat air yang diperoleh adalah :

0,0618 Ln X1 = 2,988767 – Ln Y Ln X1 =

,

,

,

Ln Y

Ln X1 = 48,361926 – 16,18123 Ln Y

X1 = (2,988767) 48,361926 – 16,18123 Ln Y X1 = 9,90175. 1022 . Y-16,18123

Persamaan Nilai Manfaat Air :

NMA =

[

� �� ����′ (X1)

]

+ Hmaks + Ymin

F’ (X1) ∫� �� ���9,9 75. 1022. Y-16,18123

= [

, . .�− 6, 8

+

− , +

]

� �� ���…

.

=

[

– 61,192814. 1020 . Y-15,18123

]

� �� ���

.

(31)
[image:31.595.112.515.113.758.2]

Tabel 11. Nilai Manfaat Air dari Konsumen Air Sungai Parsariran

No Hmin(Rp/m3) Hmaks (Rp/m3) ....Ymin ...Ymaks NMA(Rp/m3)

1 1126,33 2777,78 12,86 12,17 117333,8

2 604,35 11764,71 13,36 11,13 748378,6

3 750,16 7142,88 13,19 11,48 439742

4 922,86 5263,16 13,02 11,70 302016

5 2054,80 12500 12,39 11,09 689033,5

6 1883,56 9375 12,46 11,29 501954,1

7 2583,17 3571,43 12,22 11,98 68615,69

8 1148,07 11904,76 12,85 11,12 718048,4

9 761,03 5555,56 13,18 11,66 333668,9

10 3450,98 4771,24 12,10 11,76 92419,42

11 1351,60 6666,67 12,72 11,53 363944,6

12 701,37 10000 13,25 11,24 628903,8

13 1762,95 8695,65 12,5 11,34 465098,2

14 2385,17 5882,35 12,28 11,62 237883,5

15 489,24 3571,43 13,54 11,98 220671,7

16 844,75 4166,67 13,10 11,87 234058

17 360,49 7894,74 13,80 11,41 519160,8

18 750 11406,25 13,19 11,15 715249,9

19 1192,59 2941,18 12,82 12,12 124195,2

20 2200 11406,25 12,34 11,15 609874,7

21 2534,25 12500 12,24 11,09 656126,2

22 2583,17 17857,14 12,22 10,84 989236,3

23 1446,56 10000 12,66 11,24 572931

24 1141,98 2816,36 12,85 12,16 119446,9

25 1418,21 5882,35 12,68 11,62 306859,6

26 1067,05 2631,58 12,90 12,21 111854,5

27 2380,95 11904,76 12,28 11,12 629530,1

28 428,08 6250 13,66 11,57 405605,6

29 2417,40 8823,53 12,27 11,33 428936,1

30 2260,27 3125 12,32 12,08 60264,99

31 720,98 5263,16 13,22 11,70 316964,4

32 1385,58 2554,23 12,70 12,23 83202,39

33 2190,41 4542,63 12,35 11,80 161955,2

34 644,64 2941,18 13,36 12,12 165133,4

35 564,97 7733,05 13,42 11,42 492384,8

36 400,32 2922,34 13,71 12,13 182661,4

37 1316,38 2729,99 12,74 12,18 100437,9

38 2338,87 7275,75 12,30 11,46 333379,3

39 2049,18 7479,51 12,39 11,44 368282,1

40 856,16 6250 13,08 11,57 372648,5

41 632,25 7692,31 13,33 11,42 484377,2

42 2385,17 5882,35 12,28 11,62 237883,5

(32)

No Hmin(Rp/m3) Hmaks (Rp/m3) ....Ymin ...Ymaks NMA(Rp/m3)

44 659,63 6420,41 13,30 11,55 398906

45 3444,23 9523,81 12,01 11,27 402527,8

46 2659,15 8823,53 12,20 11,33 412030,1

47 733,86 3571,43 13,21 11,98 201967,4

48 2252,66 27777,78 12,32 10,55 1618966

49 978,47 11904,76 12,98 11,12 730525,4

50 1267,12 9375 12,7 11,29 537851,8

51 2138,75 9677,42 12,36 11,26 503306,5

52 978,47 11904,76 12,98 11,12 730525,4

53 933,99 6818,18 13,01 11,51 404668,3

54 3013,70 6250 12,11 11,57 218811,4

55 1270,76 5270,76 12,77 11,69 276824,3

56 1937,55 8767,01 12,44 11,33 458787,1

57 2716,05 5632,72 12,18 11,65 198254,3

58 2583,17 3571,43 12,22 11,98 68615,69

59 761,04 9259,26 13,18 11,29 577117,6

60 1304,63 11904,76 12,7 11,12 700622,6

61 1339,42 13888,89 12,73 11,01 829205,7

62 2446,18 3571,43 12,26 11,98 78157,76

63 1208,70 5882,35 12,81 11,62 322150,4

64 856,16 3125 13,08 12,08 161507,7

65 794,22 2635,38 13,15 12,21 132692,9

66 1762,95 8695,65 12,5 11,34 465098,2

67 1245,33 22727,27 12,78 10,68 1383237

68 1126,33 8333,33 12,86 11,36 494713,6

Total 102662 526323 867,55 784,3321 28.482.522

Rata-rata 1509,73 7740,04 12,758 11,53 418.860,6

Nilai manfaat air rumah tangga merupakan nilai yang dirasakan oleh masyarakat berdasarkan perhitungan secara integral pada kurva permintaan air rumah tanggga. Persamaan permintaan air yang diperoleh berlaku untuk seluruh responden, sehingga pada batas batas harga yang berbeda nilai manfaat yang dirasakan setiap individu juga berbeda. Masing-masing individu rumah tangga mempunyai nilai manfaat yang diperoleh berdasarkan harga maksimal maupun harga minimum.

(33)
(34)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Nilai ekonomi air total pemanfaatan langsung rumah tangga di sekitar

Sungai Parsariran Desa Hapesong Baru dan Desa Setia Negara adalah Rp. 28.482.522,- per tahun per desa dan rata-rata nilai manfaat yang

dirasakan oleh masing-masing kepala keluarga sebesar Rp. 418.860,- Per tahun.

2. Model pendugaan persamaan nilai ekonomi air untuk sektor kebutuhan rumah tangga di Desa Hapesong Baru dan Desa Setia Negara adalah :

Y = 19,86 X1-0,0618

Saran

1. Agar tidak terjadinya kerusakan dan tetap terjaganya kelestarian dari daerah diharapkan agar pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama berperan akif dalam menjaga kelestaraian daerah dengan memelihara hutan dan penutupan lahan lainya yang berfungsi sebagai daerah pasokan air untuk masyarakat dapat dipertahankan.

(35)

TINJAUAN PUSTAKA

Fungsi Hutan Sebagai Pengatur Tata Air

Menurut fungsinya hutan mempunyai fungsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi produksi. Hutan yang mempunyai fungsi konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk sebagai pengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memeliharan kesuburan tanah (Zulaifah, 2006).

Hutan dengan penyebarannya yang luas, dengan struktur dan komposisi yang beragam diharapkan mampu menyediakan manfaat lingkungan yang amat besar bagi kehidupan manusia antara lain jasa peredaman terhadap banjir, erosi, serta sedimentasi dan pengendalian daur air. Peran hutan dalam pengendalian daur air dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Sebagai pembuangan atau pengurangan cadangan air di bumi melalui proses : a) Evapotranspirasi.

b) Pemakaian air konsumtif untuk pembentukan jaringan tubuh vegetasi. 2. Menambah titik-titik air di atmosfer.

3. Sebagai penghalang sampainya air ke bumi melalui proses intersepsi. 4. Sebagai pengurangan atau peredam energi kinetik aliran air lewat:

a) Tahapan permukaan air dari bagian batang di permukaan.

(36)

5. Sebagai pendorong kearah perbaikan kemampuan watak fisik tanah untuk memasukkan air lewat sistem perakaran, penambahan bahan organik ataupun adanya kenaikan kegiatan biologi di dalam tanah (Suryamojo, 2004).

Nilai Manfaat Sumberdaya Hutan

Penilaian adalah penentuan nilai manfaat suatu barang ataupun jasa bagi manusia atau masyarakat. Adanya nilai yang dimiliki oleh suatu barang dan jasa (sumberdaya dan lingkungan) pada gilirannya akan mengarahkan perilaku pengambilan keputusan yang dilakukan oleh individu, masyarakat ataupun organisasi (Bahurni, 1999).

Nilai merupakan persepsi manusia tentang makna suatu objek (sumberdaya hutan) bagi individu tertentu pada tempat dan waktu tertentu. Oleh karena itu akan terjadi keragaman nilai sumberdaya hutan berdasarkan pada persepsi dan lokasi masyarakat yang berbeda-beda. Nilai sumberdaya hutan sendiri bersumber dari berbagai manfaat yang diperoleh masyarakat. Masyarakat yang menerima manfaat secara langsung akan memiliki persepsi yang positif terhadap nilai sumberdaya hutan, dan hal tersebut dapat ditunjukkan dengan tingginya nilai sumberdaya hutan tersebut (Nurfatriani, 2000).

(37)

dihasilkan bukan dari hasil interaksi secara fisik antara hutan dan konsumen Nilai pilihan mengacu kepada nilai penggunaan langsung dan tidak langsung yang berpotensi dihasilkan di masa yang akan datang. Hal ini meliputi manfaat-manfaat sumber daya alam yang disimpan atau dipertahankan untuk kepentingan yang akan datang (Munasinghe dalam Wahyuni, 2012).

Sumberdaya hutan (SDH) menghasilkan manfaat yang menyeluruh baik manfaat tangible maupun manfaat intangible. Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai rendah, atau belum diketahui, sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi manfaat-manfaat yang telah dikenal dari SDH secara berlebihan. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami konsep nilai dari berbagai manfaat SDH secara komperehensif, khususnya untuk manfaat intangible yang tidak memiliki harga pasar. Untuk memahami manfaat dari SDH tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dihasilkan SDH ini. Berbagai teknik dan metode penilaian ekonomi sumberdaya alam (SDA) telah dikembangkan untuk menghitung nilai ekonomi SDA yang memiliki harga pasar ataupun tidak. Dengan diketahuinya manfaat dari SDH ini maka hal tersebut dapat dijadikan rekomendasi bagi para pengambil kebijakan untuk mengalokasikan sumberdaya alam (SDA) yang semakin langka dan melakukan distribusi manfaat SDA yang adil, untuk mendapatkan total kesejahteraan masyarakat yang maksimal (Nurfatriani, 2000).

(38)

selama ini justru termarginalisasi. Partisipasi masyarakat desa hutan perlu dalam pengelolaan hutan karena masyarakat desa hutan mempunyai pengalaman dan ketrampilan alami untuk melestarikan hutan, meningkatkan kesejahteraan serta meningkatkan akses masyarakat desa hutan terhadap sumberdaya alam atau hutan (Zulaifah, 2006).

Nilai sumberdaya hutan yang dinyatakan oleh suatu masyarakat di tempat tertentu akan beragam, tergantung kepada persepsi setiap anggota masyarakat tersebut, demikian juga keragaman nilai akan terjadi antar masyarakat yang berbeda. Keragaman nilai ini mencakup besar nilai maupun macam nilai yang ada. Contoh masyarakat di kota dapat menilai suatu hutan lindung tidak memberikan manfaat yang berarti untuk kehidupan mereka (bernilai rendah), sedangkan bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan lindung tersebut dapat memandang hutan lindung tersebut sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka, berupa lingkungan hidup dimana mereka menjalankan aktivitas sosial budaya dan ekonomi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa nilai terbentuk melalui interaksi antara objek (sumberdaya hutan) dengan kehidupan sosial ekonomi dan budaya individu atau masyarakat yang bersangkutan (Bahruni, 1999).

Nilai Manfaat Air

(39)

Nilai manfaat air yang sangat besar dalam struktur perekonomian sekarang masuk kedalam sektor rumah tangga, Permintaan air untuk sektor rumah tangga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor : biaya pengadaan air, tingkat pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga (Darusman, 1993).

Menurut Darusman (1993), nilai manfaat air yang sangat besar tersebut dalam struktur perekonomian sekarang masuk dalam sektor rumah tangga dan pertanian, padahal sesungguhnya merupakan nilai tambah yang dihasilkan oleh Sektor Kehutanan, khususnya dari kawasan konservasi. Bias peran sektoral ini telah membuat tertekannya atau terdesaknya alokasi hutan konservasi (khususnya yang berfungsi hidrologi) oleh permukiman dan pertanian yang sesungguhnya telah menurunkan nilai dari kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Jaminan kebutuhan pada air datang sebagai isu global yang disebabkan meningkatkan penggunaan air yang dibatasi oleh pertumbuhan penduduk, lebih jauh lagi, kelangkahan air disebabkan manajemen yang buruk, ilegal loging dan pencemaran air. jaminan berkelanjutan ketersediaan air di masa depan perlu peningkatan efisiensi pasokan dan konsumsi air (Sarminingsih, 2008).

(40)

ketersediaan air untuk generasi mendatang (nilai warisan) dan nilai intrinsik dari ekosistem air ataupun nilai keberadaan (Kusumawardani, 2010).

Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Air

Permintaan air oleh rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jumlah anggota keluarga, umur, pendapatan, biaya pengadaan air dan jarak tempat tinggal ke sumber mata air. Untuk mengetahui pengaruh dari setiap faktor tersebut terhadap permintaan air maka dikembangkan metode kausalitas, dimana hubungan tersebut bersifat linier, yang berarti bahwa perubahan yang terjadi pada peubah bebas akan direspon oleh permintaan air secara proporsional (Genoya, Rifardi, Kadarisman, Purnomo, 2007)

Sesuai lokasi fasilitas air dan pengambilannya sudah ditentukan, maka diadakan penentuan mengenai cara penyaluran air itu kedaerah uang diirigasi beserta distribusi air ke petak-petak yang ditanam. Penyaluran dapat diadakan hanya dengan saluran atau bersamaan dengan pompa. Jika daerah yang akan dialiri itu terletak lebih tinggi dari sumber air, maka harus digunakan pompa untuk menyalurkan air. Kadang-kadang meskipun sumber air itu terletak agak lebih tinggi, penggunaan pompa adalah lebih ekonomis. Biasanya untuk debit yang besar, saluran terbuka adalah ekonomis (Chairani, 2007).

(41)

sebagai barang sosial yang mudah didapat sekarang menjadi barang ekonomi yang banyak dicari dan sulit didapatkan sehingga harganya menjadi mahal (Hakim, 2010).

Air bersih dalam kehidupan manusia merupakan salah satu kebutuhan paling esensial, sehingga kita perlu memenuhinya dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Selain untuk dikonsumsi air bersih juga dapat dijadikan sebagai salah satu sarana dalam meningkatkan kesejahteraan hidup melalui upaya peningkatan derajat kesehatan (Sutrisno, 1991).

Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :

1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa, suhu antara 10o- 25o C (sejuk).

2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun, tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium, pH air antara 6,5 – 9,2

3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, kolera dan bakteri patogen penyebab penyakit (Mulia, 2005).

(42)

dilakukan oleh pemerintah sebagai pelayan masyarakat melainkan semua pihak termasuk masyarakat itu sendiri untuk mengetahui pentingnya hidup sehat dengan salah satunya menggunakan air bersih.

Bermacam-macam teknik dalam penilaian ekonomi dapat digunakan untuk mengkuantutatifkan konsep dan nilai, salah satunya adalah teknik metode kotingensi atau Countingent Valuation Method merupakan teknik penilaian ekonomi yang digunakan pada saat tidak ada pasar yang relevan terhadap barang dan jasa lingkungan. Teknik ini membangan variable-variabel pasar yang secara langsung bertanya pada individu-individu tentang kesediaan mereka membayar terhadap jasa barang dan jasa lingkungan yang mereka peroleh serta kesediaan menerima kompensasi jika barang dan jasa lingkungan tersebut tidak dapat mereka manfaatkan lagi (Bahruni, 1999).

(43)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sumber daya air merupakan karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan sumber daya alam yang sangat mutlak dibutuhkan bagi sumber kehidupan manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Manusia memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap air, walaupun planet bumi merupakan planet yang berkelimpahan air yaitu dua per tiga luasan bumi tertutup oleh air, namun saat ini di berbagai belahan dunia muncul fenomena kelangkaan air. Indonesia ternyata juga mengalami permasalahan dengan air. Pada beberapa daerah di Indonesia mulai muncul fenomena kelangkaan air bersih, terutama di musim kemarau. Fenomena kelangkaan air bersih akan semakin parah jika tidak segera dilakukan penanganan yang serius dan tentunya akan dapat menghambat perkembangan wilayah (Eriyanto, 2006).

Hutan mempunyai fungsi sebagai pengatur tata air, yaitu dengan cara menahan air hujan guna mengurangi erosi permukaan dan meresapkannya ke dalam tanah, dan selanjutnya dilepas secara teratur ke dalam berbagai aliran air permukaan dan di bawah permukaan, sehingga distribusinya lebih baik bagi berbagai kepentingan di luar hutannya itu sendiri (Darusman, 1993).

(44)

yang bersih dan layak digunakan dikarenakan langkanya sumber air bersih dan tercemarnya sumber air yang bersih, sehingga masyarakat bersedia berkorban untuk mendapatkannya walaupun dengan harga mahal. Masyarakat masih kurang memahami besarnya nilai ekonomi air, karena pentingnya manfaat air bagi kebutuhan hidup masyarakat, sehingga masyarakat sanggup membayar berapa saja untuk mendapatkan sumber air yang bersih dan layak untuk digunakan.

Masyarakat sekitar sungai Parsariran telah lama menyadari pentingnya fungsi air tersebut. meskipun demikian, masyarakat Batang Toru belum mengetahui manfaat ekonomi yang terukur secara moneter karena belum adanya penilaian ekonomi secara kuantitatif, sehingga mengakibatkan kurangnya pemahaman tentang pentingnya fungsi hutan bagi kesejahteraan manusia secara lebih lengkap dan mendalam (Darusman, 1993). Belum adanya informasi nilai manfaat ekonomi fungsi hidrologis sungai tersebut dapat menyebabkan masih rendahnya dukungan dari masyarakat termasuk dari para stakeholder terhadap pelestaraian disekitar aliran sungai Parsariran Kecamatan Batang Toru Tapanuli Selatan.

(45)

hutan sebagai pengatur tata air dan sumber mata air, dan menarik dukungan berbagai stakeholders terhadap upaya pembangunan dan konservasi ekosistem hutan.

Perumusan Masalah

1. Berapa besar nilai ekonomi pemanfaatan langsung sumberdaya air di Sungai Parsarian yang di manfaatkan oleh rumah tangga.

2. Bagaimana model pendugaan permintaan air untuk kebutuhan rumah tangga di sekitar Sungai Parsariran Kecamatan Batang Toru.

Tujuan Penelitian

1. Menghitung nilai ekonomi air pemanfaatan langsung di sungai Parsariran Kecamatan Batang Toru.

2. Analisis model pendugaan nilai ekonomi air dalam sektor kebutuhan rumah tangga.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan referensi maupun informasi bagi akademisi mengenai nilai manfaat ekonomi jasa lingkungan berupa air khususnya dalam sektor rumah tangga untuk penelitian lebih lanjut.

(46)

ABSTRAK

ASWIN PRATAMA : Analisis Pendugaan Konsumsi Air dan Nilai Ekonomi Air Sungai Parsariran untuk Kebutuhan Sektor Rumah Tangga Kecamatan Batang Toru. Dibimbing oleh SITI LATIFAH dan YUNUS AFIFUDDIN.

Air merupakan kebutuhan paling esensial bagi manusia sehingga masyarakat bersedia membayar berapa saja untuk mendapatkannya, maka air dikatakan sebagai barang ekonomi. Hutan berperan sebagai fungsi utama dalam siklus Hidrologi yaitu pengatur tata air yang merupakan kesatuan sistem yang tidak dapat dipisahkan, namun masyarakat Desa Hapesong Baru dan Desa Setia Negara masih belum memahami besarnya nilai manfaat ekonomi air yang ada di aliran sungai parsariran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai ekonomi air secara kuantitatif kebutuhan rumah tangga dan untuk menentukan model penduga persamaan nilai ekonomi air kebutuhan rumah tangga. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus sampai dengan 07 September 2013 menggunakan model kuantitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara Responden. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa besar nilai manfaat air total rumah tangga adalah sebesar Rp. 28.482.522,- per tahun, dengan rata-rata nilai manfaat air yang diperoleh masing-masing rumah tangga adalah sebesar Rp. 418.860,- per tahun. Hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai ekonomi manfaat air rumah tangga telah memberikan kontribusi yang besar bagi kebutuhan masyarakat.

(47)

ABSTRACT

ASWIN PRATAMA : Prediction Analysis of Water Consumption and Economic Value of Water Watershed Parsariran for the sector Needs of Household in Batang Toru district. Guided by SITI LATIFAH and YUNUS AFIFUDDIN.

Water is the most essential requirement for human beings so that people are willing to spend almost anything to get it, so the water can be said an economic good. The forest as the main function of the Hydrological cycle which is a unified system that can’t be separated, but the villagers of Desa Hapesong Baru and Desa Setia Negara still do not understand the value of economic benefits available water in the river parsariran. This study aims to determine the economic value of water in quantitative household in Batang Toru district of North Sumatra and to determine the economic value estimate household water needs in watershed Parsariran. This study was conducted on August 1 to September 7, 2013, using the model cuantitative collecting data through interviews with respondents. The result showed that the value of the benefits of total household water is Rp. 28,482,522, - per year, with an average value of benefits domestic water obtained is Rp. 418 860 , - per year. The results can be seen that the value of the economic benefits of domestic water has contributed greatly to the needs of the community .

(48)

ANALISIS PENDUGAAN KONSUMSI AIR DAN NILAI

EKONOMI AIR SUNGAI PARSARIRAN UNTUK

KEBUTUHAN SEKTOR RUMAH TANGGA

KECAMATAN BATANG TORU

SKRIPSI

Oleh:

ASWIN PRATAMA HARAHAP 091201043

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(49)

ANALISIS PENDUGAAN KONSUMSI AIR DAN NILAI

EKONOMI AIR SUNGAI PARSARIRAN UNTUK

KEBUTUHAN SEKTOR RUMAH TANGGA

KECAMATAN BATANG TORU

SKRIPSI

Oleh:

ASWIN PRATAMA HARAHAP 091201043/MANAJEMEN HUTAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(50)

Judul Skripsi :.Analisis Pendugaan Konsumsi Air dan Nilai EkonomiiAir Sungai Parsariran Untuk Kebutuhan SektoriRumah Tangga Kecamatan Batang Toru

Nama : Aswin Pratama Harahap

NIM : 091201043

Jurusan : Kehutanan

Program Studi : Manajemen Hutan

Disetujui oleh Komisi Pembimbing

Siti Latifah, S.Hut. M.Si. Ph.D Yunus Afifuddin, S.Hut, M.Si Ketua Anggota

Mengetahui,

(51)

ABSTRAK

ASWIN PRATAMA : Analisis Pendugaan Konsumsi Air dan Nilai Ekonomi Air Sungai Parsariran untuk Kebutuhan Sektor Rumah Tangga Kecamatan Batang Toru. Dibimbing oleh SITI LATIFAH dan YUNUS AFIFUDDIN.

Air merupakan kebutuhan paling esensial bagi manusia sehingga masyarakat bersedia membayar berapa saja untuk mendapatkannya, maka air dikatakan sebagai barang ekonomi. Hutan berperan sebagai fungsi utama dalam siklus Hidrologi yaitu pengatur tata air yang merupakan kesatuan sistem yang tidak dapat dipisahkan, namun masyarakat Desa Hapesong Baru dan Desa Setia Negara masih belum memahami besarnya nilai manfaat ekonomi air yang ada di aliran sungai parsariran. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai ekonomi air secara kuantitatif kebutuhan rumah tangga dan untuk menentukan model penduga persamaan nilai ekonomi air kebutuhan rumah tangga. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus sampai dengan 07 September 2013 menggunakan model kuantitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara Responden. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa besar nilai manfaat air total rumah tangga adalah sebesar Rp. 28.482.522,- per tahun, dengan rata-rata nilai manfaat air yang diperoleh masing-masing rumah tangga adalah sebesar Rp. 418.860,- per tahun. Hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai ekonomi manfaat air rumah tangga telah memberikan kontribusi yang besar bagi kebutuhan masyarakat.

(52)

ANALISIS PENDUGAAN KONSUMSI AIR DAN NILAI

EKONOMI AIR SUNGAI PARSARIRAN UNTUK

KEBUTUHAN SEKTOR RUMAH TANGGA

KECAMATAN BATANG TORU

ASWIN PRATAMA HARAHAP 091201043

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

(53)

ABSTRACT

ASWIN PRATAMA : Prediction Analysis of Water Consumption and Economic Value of Water Watershed Parsariran for the sector Needs of Household in Batang Toru district. Guided by SITI LATIFAH and YUNUS AFIFUDDIN.

Water is the most essential requirement for human beings so that people are willing to spend almost anything to get it, so the water can be said an economic good. The forest as the main function of the Hydrological cycle which is a unified system that can’t be separated, but the villagers of Desa Hapesong Baru and Desa Setia Negara still do not understand the value of economic benefits available water in the river parsariran. This study aims to determine the economic value of water in quantitative household in Batang Toru district of North Sumatra and to determine the economic value estimate household water needs in watershed Parsariran. This study was conducted on August 1 to September 7, 2013, using the model cuantitative collecting data through interviews with respondents. The result showed that the value of the benefits of total household water is Rp. 28,482,522, - per year, with an average value of benefits domestic water obtained is Rp. 418 860 , - per year. The results can be seen that the value of the economic benefits of domestic water has contributed greatly to the needs of the community .

(54)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 6 Januari 1990 dari ayah Yunan dan ibu Syahrumiaty. Penulis merupakan putra kedua dari dua bersaudara.

Lulus dari Sekolah Dasar (SD) Adabiah Padang pada tahun 2003, pada tahun 2006 lulus dari SMP Negeri 2 Medan, dan pada tahun 2009 lulus dari SMU Negeri 13 Medan. Pada tahun yang sama penulis diterima menjadi mahasiswa Fakultas Pertanian Unversitas Sumatera Utara (USU) melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Manajemen Hutan, Program Studi Kehutanan.

(55)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pendugaan Konsumsi Air dan Nilai Ekonomi Air di Aliran Sungai Parsariran Untuk Kebutuhan Sektor Rumah Tangga Kecamatan Batang Toru”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan program sarjana Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Siti Latifah, S.Hut, M.si, Ph.d dan Yunus Afifuddin S.Hut, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan saran. Di samping itu, terima kasih kepada teman-teman kehutanan yang telah banyak membantu penulis. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada kedua orangtua, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Penulis menyadari banyak kekurangan dari diri penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak. Besar harapan penulis dapat menerima saran dan kritik dari berbagai pihak sehingga nantinya dapat menjadi bahan bagi penulis dalam perbaikan selanjutnya. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembaca.

(56)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 3

Manfaat Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Fungsi Hutan Sebagai Pengatur Tata Air ... 4

Nilai Manfaat Sumber Daya Hutan ... 5

Nilai Manfaat Air ... 7

Faktor Yang Mempengaruhi Konsumsi Air ... 9

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu ... 12

Alat... ... 12

Pengumpulan Data ... 12

Metode Pengumpulan Data ... 12

Metode Pengambilan Sampel sampel ... 13

Pengolahan Data... 16

Keragaan Responden ... 16

Metode Biaya Pengadaan ... 16

Penentuan Harga Air ... 16

Analisis Data ... 17

Nilai Manfaat Air ... 19

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Masyarakat di Wilayah Studi ... 20

Keragaan Responden Masyarakat Pengguna Air Rumah Tangga... ... 21

Pendapatan Seluruh Anggota Keluarga ... 21

Jumlah Anggota Keluarga ... 22

Jarak dengan Sumber Air ... 22

Tingkat Pendidikan. ... 23

(57)

Hal.

Persamaan Permintaan Air Rumah Tangga ... 25

Simulasi Pendugaan Konsumsi Air Rumah Tangga Pada Berbagai Harga 26

Kurva Permintaan Air Rumah Tangga ... 27

Harga Dan Konsumsi Air Sektor Rumah Tangga ... 28

Nilai Manfaat Air ... 30

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 34

Saran... ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

(58)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Data Yang Dikumpulkan... 13

2. Jumlah Rumah Tangga di Wilayah Cakupan Penelitian ... 14

3..Presentase Pendapatan Rumah Tangga Konsumen Air yang Memanfaatkan ....Air untuk Kebutuhan Rumah Tangga dari Air Sungai Pesariran ... 21

4. Jumlah Anggota Rumah Tangga Konsumen Air ... 22

5. Jarak Antara Tempat Tinggal Konsumen Air Dengan Sumber Air ... 22

6. Tingkat Pendidikan Kepala Rumah Tangga Konsumen Air ... 24

7. Persentase Umur Kepala Rumah Tangga ... 24

8. Simulasi Pendugaan Konsumsi Air Total dari Lokasi Penelitian Pada Berbagai Harga... 27

9. Permintaan Konsumsi Air Rumah Tangga dari Sungai Parsariran ... 28

10. Harga dan Konsumsi Air Rumah Tangga Berdasarkan Metode Pengadaan dan Metode Kontingensi ... 29

(59)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

(60)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Penyebaran Kuisioner ... 45

2. Daftar Pertanyaan Kuisioner Rumah Tangga ... 54

3. Harga Air Metode Kontingensi dan Biaya Pengadaan ... 55

4. Hasil Pengolahan Regresi ... 58

5. Uji Kenormalah dan Heterokedasitas pada Minitab ... 60

Gambar

Tabel 1. Data yang Dikumpulkan
Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga di Wilayah Cakupan Penelitian
Gambar 1. Skema Penelitian
Tabel 3....Persentase Pendapatan Rumah Tangga Konsumen Air yang Memanfaatkan Air untuk Kebutuhan Rumah Tangga dari Air Sungai
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian ini adalah untuk menghitung dan mengestimasi nilai ekonomi atau biaya yang akan dikeluarkan oleh setiap rumah tangga agar dapat memanfaatkan air

Hasil estimasi regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara serempak variabel tingkat pendapatan rumah tangga, jumlah anggota keluarga, umur, dan jumlah belanja per

Target Audience dalam kampanye Pengelolaan Sumber daya Air Terpadu Sungai Citarum lebih ditekankan kepada ibu-ibu berusia 30 sampai dengan 50 tahun yang dimana umur

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.. Organizational Behavior, Prentice Hall

Hasil penelitian karakteristik sosial ekonomi konsumen beras organik dilihat dari umur terbanyak yaitu rentan 50 – 59 tahun sebanyak 18 konsumen, dilihat dari tingkat