• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Tinjauan Pustaka

Petani adalah seseorang yang mengelola atau mengusahakan sebidang lahan untuk menanam berbagai tanaman. Bertani ada beberapa macam yaitu pertanian sawah, kebun dan ladang. Menurut Eric R. Wolf dalam bukunya, Petani Pedesaan (Peasant) merupakan mereka yang bercocok tanam dan beternak di pedesaan

tanpa melakukan usaha dalam arti ekonomi.

3 Data ini diambi dari penelitian Study on the Implementation Indonesian Rice Crop Insurance oleh

Menurut Jmes C. Scoot petani tidak hanya mereka yang memiliki lahan, petani tersebut dibagi lagi menjadi petani lahan besar, petani lahan kecil, petani penyewa dan buruh tani.

Fadholi Hermanto, memberikan pengertian tentang petani yang mengetakan bahwa: “petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannyadi bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan dan mengutamakan hasil laut.

Salah satu hal yang ikut mempengaruhi keberhasilan petani adalah keberpihakan pemerintah. Hal ini biasanya terlihat dari kebijakan publik yang ada.

Carl J. Friedrich mengatakan kebijakan pemerintah adalah suatu arah tindakan yang diusulkan pada seseorang, golongan, atau Pemerintah dalam suatu lingkungan dengan halangan-halangan dan kesempatan-kesempatannya, yang diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai suatu cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta suatu tujuan tertentu. (Soenarko, 2003:42)

Sedangkan tokoh lainnya yakni Robert Eyestone (1971) dalam Hamdi menyatakan bahwa kebijakan publik adalah hubungan antara satu unit pemerintahan dengan lingkungannya4. Karena dalam kehidupan bernegara pemerintah dan masyarakat adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

4 Dikutip dari skripsi Nurfianingsih (2017). Ia juga mengutip dari (Hamdi, Muchlis. Kebijakan Publik: Proses Analisa dan Partisipasi. Bogor, Ghalia Indonesia 2014. hlm, 36)

James E. Anderson memberikan pengertian kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu.5

Dalam upaya memecahkan masalah pangan nasional dan upaya mengurangi bahkan tidak lagi impor beras berdasarkan amanat UU No. 19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemeberdayaan petani, pemerintah membuat kebijakan dengaan membuat suatu program pemerintah di sektor pertanian yaitu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Fenomena gagal panen akibat iklim yang tidak menentu dan juga gangguang hama yang kerap menghantui petani diharapkan dapat tercover dari program pemerintah ini melalui ganti rugi yang diberikan oleh penyedia jasa asuransi. Disini pemerintah bekerjasama dengan PT. Jasa Indonesia dalam hal menangani asuransi ini. Pemerintaah merupakan pembuat kebijakan yang bertanggungjawab mengimplementasikan program secara administratif, sedangkan PT. Asuransi Jasa Indonesia atau disingkat JASINDO memiliki tanggungjawab financial sebagai pengelola keuangan dan pertanggungan asuransi.

Asuransi menurut Menurut UU RI No. 2 Tahun 1992 ialah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Menurut Robert I. Mehr, Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah unit-unit yang beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi. Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara proporsional di antara semua unit-unit dalam gabungan tersebut.

Berdasarkan undang-undang nomor 19 tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa tujuan asuransi pertanian yaitu untuk memberikan perlindungan kepada petani dalam bentuk bantuan modal kerja jika terjadi kerusakan tanaman atau gagal panen sebagai akibat risiko bencana alam, serangan organisme pengganggu tumbuhan, wabah penyakit menular, dampak perubahan iklim, dan/atau jenis risiko lainnya. Sehingga petani tetap bisa melakukan usaha tani, yaitu menanam kembali setelah terjadi gagal panen. Sedangkan manfaat yang diperoleh oleh petani setelah mengikuti asuransi pertanian antara lain:

1) Melindungi petani dari sisi finansial/pendanaan terhadap kerugian akibat gagal panen,

2) Menaikkan posisi petani di mata lembaga pembiayaan untuk mendapatkan kredit petani,

3) Menstabilkan pendapatan petani karena adanya tanggungan kerugian dari perusahaan asuransi ketika terjadi kerugian akibat gagal panen,

4) Meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian dengan mengikuti tata cara bercocok tanam yang baik sebagai prasyarat mengikuti asuransi pertanian,

5) Asuransi merupakan salah satu cara untuk mengedukasi petani untuk bercocok tanam secara baik sebagai salah satu prasyarat mengikuti asuransi pertanian.

Sedangkan manfaat yang diperoleh oleh Pemerintah dengan adanya program asuransi pertanian antara lain:

1. Melindungi APBN dari kerugian akibat bencana alam di sektor pertanian karena sudah dicover oleh perusahaan asuransi,

2. Mengurangi alokasi dana ad hoc untuk bencana alam,

3. Adanya kepastian alokasi dana di APBN, yaitu sebesar bantuan biaya premi asuransi,

4. Dalam jangka panjang dapat mengurangi kemiskinan di sektor pertanian, 5. Dalam jangka panjang dapat meningkatkan produksi pertanian secara

nasional sehingga diharapkan mampu mengurangi impor.

Penelitian terdahulu mengenai pertanian ini sudah banyak dilakukan, beberapa sebagai contoh yaitu sebagai berikut:

 Woro Estiningtyas, dkk dalam Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, (2011) Vol.

16 No. 3

Judul: Delinasi Resiko Iklim dan Evaluasi Model Hubungan Curah Hujan dan Produksi Padi dalam Mendukung Pengembangan Asuransi Indeks Iklim pada Sistem Usaha Tani Berbasis Padi

Hasil penelitiaan ini menunjukkan bahwa, hasil identifikasi dan analisis curah hujan menunjukkan bahwa Kabupaten Indramayu memiliki pola hujan monsunal. Berdasarkan pada kekeringan Kabupaten Indramayu dapat dipilah menjadi 4 wilayah yaitu, tinggi, sedang, rendah dan aman. Usaha tani padi merupakan pekerjaan utama petani di Indramayu. Keuntungan dari hasil tani padi juga cukup besar sehingga potensi pengembangan asuransi indeks iklim ini cukup besar.

 Mientha Rahayu Ningsih (2018)

Judul: Penerapan Asuransi Pertanian di Kabupaten Klaten dalam Prespektif Maqasid Asy-Syariah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan asuransi pertanian di kabupaten Klaten pada dasarnya telah sesuai dengan Undang-Undang No.

19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani yang telah ditindaklanjuti dengan peraturan menteri pertanian No. 40 tahun 2015 tentang fasilitasi asuransi pertanian. Tetapi dalam pengajuan klaim tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan, para petani merasa kecewa karena prosedur yang terlalu ribet dan perusahaan asuransi pertanian yang sulit dihubungi. Dalam penerapan asuransi pertanian dalam perspektif Maqashid Asy-Syariah dirasa belum sesuai dengan tujuan-tujuan hukum Islam.

 Nurfianingsih (2017)

Penerapan Asuransi Usaha Tani Padi Sebagai Upaya Meningkatkaan kesejahteraan Petaani (Studi pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Kabupaten Tulungagung) hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa kesejahteraan petani atas adanya AUTP dapat dilihat dari dua sisi, yakni sisi teknis dan finansial. pada sisi teknis, pembinaan terhadap petani guna melaksanakan cara bercocok tanam yang baik berdampak pada kualitas hasil pertanian sehingga berdampak baik pada penghasilan. Tetapi di sisi finansial, ganti rugi masih belum sebanding dengan modal dan perkiran hasil panen, bahkan ganti rugi cenderung merugikan petani kecil dengan lahan pertanian yang tidak cukup luas. Dengan kata lain AUTP pada akhirnya merupakan program yang tidak memberi manfaat jangka panjang bagi petani sebab kesejahteraan belum terpenuhi.

 M. Bagus Prayuda (2017)

Judul : Implementasi Program Asuransi Usaha Tani Padi Provinsi Lampung Berdasarkan hasil penelitian terdapat temuan kuantitas tenaga marketing yang kurang sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi program asuransi usaha tani di Lampung belum berjalan baik. Saran agar menambah kualitas dan kuantitas agen marketing PT. Asuransi Jasa Indonesia.

 Dian andriyani (2013)

Asuransi Pertanian Sebagai Sarana Meningkatkan Kesejahteraan Petani (Analisis Simulasi pada PT. Saung Mirawan dan Mitra Taninya di Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor)

Dengan hasil penelitiaan : Asuransi Pertanian ini memiliki dampak Positif bagi mitra tani. Semua mitra tani diasumsikan mengikuti asuransi. Mitra tani yang melakukan penanaman sesuai dengan ketentuan dan kemudian mengalami kegagalan panen dapat melakukan klaim asuransi untuk mendapatkan santunan. Santunan itu dapat digunakan untuk tambahan modal memulai usaha tani kembali pada periode berikutnya. Sehingga resiko kehilangan pendapatan dapat diminimalkan.

Dokumen terkait