• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASURANSI USAHA TANI PADI: NARASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN MOTIF KEIKUTSERTAAN PETANI DI NAGORI KANDANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ASURANSI USAHA TANI PADI: NARASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN MOTIF KEIKUTSERTAAN PETANI DI NAGORI KANDANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN SKRIPSI"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

ASURANSI USAHA TANI PADI:

NARASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN MOTIF

KEIKUTSERTAAN PETANI DI NAGORI KANDANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam bidang Antropologi Sosial

OLEH :

ISMA PURNAMA RATIH 140905075

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOASIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)
(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah dipertahankan oleh :

Nama : Isma Purnama Ratih

NIM : 140905075

Program Studi : Antropologi Sosial

Judul : Asuransi Usata Tani Padi: Narasi Implementasi Kebijakan dan Motif Keikutsertaan Petani di Nagori Kandangan Kabupaten Simalungun

Pada Ujian Komperhensif yang dilaksanakan pada:

Hari : Jumat

Tanggal : 31 Januari 2020

Pukul : 10.00 – 12.00 WIB

Tempat : Ruang Sidang

Dengan penyempurnaan/perbaikan yang telah di setujui oleh Tim penguji:

1. Ketua Penguji : Drs. Lister Berutu, MA NIP 196007171987031005

2. Penguji I : Drs. Yance, M.Si ( )

NIP 195803151988031003

3. Penguji II : Prof. Dr. R. Hamdani Harahap, M.Si ( ) NIP 196402271989031003

(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

ASURANSI USAHA TANI PADI:

NARASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DAN MOTIF

KEIKUTSERTAAN PETANI DI NAGORI KANDANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa di dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya ini dan disebut dalam daftar pusataka.

Apabila di kemudian hari ditemukan adanya kecurangan atau tidak seperti yang saya nyatakan di sini saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, September 2020 Penulis

Isma Purnama Ratih

(5)

ABSTRAK

Isma Purnama Ratih, 2020. Judul Skripsi: Asuransi Usaha Tani Padi: Narasi Implementasi Kebijakan dan Motif Keikutsertaan Petani di Nagori Kandangan Kabupaten Simalungun.

Tulisan ini berjudul Asuransi Usaha Tani Padi: Narasi Implementasi Kebijakan dan Motif Keikutsertaan Petani di Nagori Kandangan Kabupaten Simalungun yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang bagaimana implementasi dari kebijakan pemerintah tentang Asuransi Usaha Tani Padi atau disingkat AUTP di Nagori Kandangan. Kemudian apa-apa saja motif petani yang mau ikutserta dalam program tersebut serta faktor pendukung dan penghambat keterlibatan petani. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah wawasan penulis dalam menyusun karya ilmiah, serta yang sangat diharapkan dari penelitian ini adalah agar terbentuknnya perhatian yang lebih besar dari pemerintah dan masyarakat tentang pentingnya sektor usaha tani khususnya padi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Penelitian ini menggunakan teknik observasi serta wawancara terhadap beberapa informan, yaitu informan yang ahli dalam hal pertanian dan juga AUTP serta informan yang terlibat dalam Asuransi Usaha Tani Padi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat di Nagori Kandangan sudah sadar akan pentingnya asuransi bagi usaha pertaniannya.

Mereka berfikiran terbuka tentang nilai baru dalam bertani tersebut. Proses implementasi AUTP ini berjalan baik tidak terlepas dari pihak-pihak yang terlibat diantaranya pemerintah, Pangulu, PPL, Jasindo, Ketua Kelompok Tani, POPT PHP dan tentunya petani. Asuransi Usaha Tani Padi ini dirasa petani cukup membantu dalam proses pertanian apabila mereka mengalami gagal panen, walaupun tidak bisa mengembalikan seluruh modal pertanian namun daripada tidak sama sekali. Namun demikian ada beberapa hal yang menurut petani masih kurang yaitu soal syarat klaim sawah yang rusak sebaiknya dikurangi yaitu jangan 75% kerusakan baru bisa diklaim karena terlalu besar persentasenya. Mereka menganggap 50% kerusakan cukup besar dan dalam asuransi belum bisa diklaim.

Kata Kunci: Implementasi, Kebijakan, Asuransi

(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terimakasih yang terdalam Penulis ucapkan kepada orangtua penulis. Bapak Suratman dan alm. Ibu Nuriati yang telah menjadi orangtua terhebat yang pernag ada, bapak yang selalu berjuang untuk pendidikan anaknya, bekerja keras walaupun diterpa panas dan hujan. Selalu percaya dan mendukung segala pendidikan anaknya dan doa yang tak hentinya ia haturkan untuk keberhasilan anak-anaknya. Kemudian kepada alm ibu tercinta terimaksih telah melahirkan dan merawat samapai SD. Walaupun penulis belum sempat membuatmu bangga. Alfatihah untukmu ibu. Kepada ibu Supriyanti terimakasih telah merawat kami sedari kecil. Kepada Ummi Endang dan ayah Riswanto terimakasih selama ini telah menasehati dan menyayangi seperti anak sendiri, selalu memberi nasihat yang membangun untuk masa depan. Kemudian saya berterimaksih kepada adik saya Astri Maya Sani, sebagai teman berantam dan juga teman hidup, kakak sayang sani. Kepada Raysa Febby Aulia dan juga Mifzal Arizik, Nur Alya Fadilla Risenda dan Faqi terimakasih atas senyum kalian yang buat kakak bahagia. Juga kepada semua keluaraga besar terimakasih atas dukungan dan doanya.

(7)

Terkhusus penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada bapak Hamdani sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan waktu serta ilmu kepada penulis dalam proses perkuliahan hingga skripsi ini terselesaikan.

Semoga dibalas pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan bapak sekelurga diberi kesehatan serta kebahagiaan.

Kepada Abangda Abdullah Akhyar Nasution, terimakasih yang tak terhingga penulis ucapkan atas kesabarannya membimbing penulis selama masa perkuliahan, sampai sekarang. Banyak mengenalkan pelajaran baru, selalu sabar mengajari dan memberi semangat kepada kami adik-adiknya.

Juga kepada Ibu Dra. Tjut Syahriani sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing saya semenjak perkuliahan. Terimakasih ibu, semoga ibu selalu sehat dan bahagia.

Penulis juga mengucapkan terimaksih kepada Bapak Dr. Fikarwin Zuska selaku ketua Program Studi Antropologi Sosial Fakultas ILmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Terimakasih juga kepada Bapak Agustrisno M.sp selaku Sekertaris Program Studi Antropologi Sosial FISIP USU. Kepada seluruh Dosen dan staf pengajar yang telah memberikan ilmunya, saya ucapkan terimakasih yang tak terhingga.

Selanjutnya kepada LATERAL yang sudah seperti keluarga bagi penulis, banyak ilmu dan pengalaman yang penulis dapatkan setelah mengenal dan bergabung di LATERAL. Perhatian dan kasih sayang kepada sesama anggota yang terkadang seperti Ayah ke anak, ibu ke anak, kakak ke adik. Banyak

(8)

kekurangan penulis yang mereka selalu membantu menutupinya. Terimaksih kakanda, abangda dan teman semua. Semoga kita selalu diberi bahagia tetap dalam “Rumah Kreatif Kita”.

Blublup yang ku sayang, terimakasih untuk empat tahun kebersamaan kita dengan member Vero Kurniawan, Yosri Naldi Putra, Afdhal Halim, Tumiar Novita Wulandari dan terakhir penulis sendiri Isma Purnama Ratih. Segala kasih sayang yang tercurah, semangat yang kalian berikan saat penulis mulai lelah belajar di semester-semester awal bahkan di semester akhir ini. Tiada kata sayang terucap selama kita bersama selama ini, namun kita tetap saling menyayangi. Dan buat nanang Gresniar Uli Sinaga dan Yuliana Angelina Sianipar, Love U.

Dan terimakasih kepada teman terdekat penulis, Fazal Hadian yang selalu membantu penulis di dalam kehidupan sehari-hari. Selalu mengingatkan saat penulis lalai dengan tugas yang bisa dengan cepat disiapkan, selalu mendukung segala aktifitas positif yang penulis lakukan. Sebagai teman berantam ia selalu menjadi yang paling bisa mencari kesalahan dan kemudian mengingatkan nya agar tidak salah kembali. Terimakasih dari lubuk hati terdalam.

Teruntuk kaka penulis yang jumpa besar di kota Medan ini Desy Iriana, Jumita Haryanti dan juga Riski Nanda Saputri, terimaksih dan salam cinta untuk kalian. Bubul adek kalian tidak bisa seperti ini jika tidak ada kalian. Mulai dari bantuan ilmu, tenaga, materi dan cinta semua kalian berikan untuknya. Teringat saat tangan penulis berdarah, mungkin jika Kak Desy tidak ada penulis akan pingsan di rumah sendiri. Atau saat penulis sedih di rumah sendiri saat Kak kinan

(9)

(Riski) tidak ada mungkin penulis akan merasakan galau sendiri dan juga hampa tanpa omelan yang membangun dari kakak. Ini sekedar kisah saat penulis tinggal bersama mereka. Walaupun sekarang kami tinggal di tempat masing-masing.

Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam memberikan dukungan, semangat dan bantuan dalam proses kehidupan sehari-hari dan dalam proses perkuliahan. Semoga semua bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari tuhan Yang Maha Esa. Amin.

Medan, September 2020

Penulis

Isma Purnama Ratih

(10)

RIWAYAT HIDUP

Isma Purnama Ratih, lahir pada tanggal 26 Maret 1997 di Sidotani, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara. dilahirkan oleh seorang bidadari dalam wujud manusia yaitu ibu Nuriati yang merupakan istri dari bapak Suratman.

Penulis memulai pendidikan di SDN 094166 Sidotani di tahun 2002 dan selesai di tahun 2008. Melanjut ke Mts Al-Washliyah perdagangan dan selesai di tahun 2011. Dan pada tahun 2014 penulis menyelesaikan pendidikan pada jenjang MA yang setara dengan SMA yaitu di MAS Al-Washliyah Perdagangan. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negri di Universitas Sumatera Utara yaitu pada Program Studi Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 2014.

Email: ismapurnamaratih736@gmail.com

Ada beberapa kegitan yang penulis lakukan selama menjalani pendidikan di Antropologi FISIP USU. Beberapa kegiatan berkaitan dengan perkuliahan, organisasi kampus dan beberapa yang lainnya di luar kampus, yaitu sebagai Peserta Inisiasi Antropologi Sosial FISIP USU di Parapat, Sumatera Utara (2014).

Kemudian menjadi panitia inisiasi Antropologi Sosial FISIP USU tahun 2015 dan

(11)

2016. Menjadi Anggota paduan suara ULOS USU tahun 2016-2018 dan mengisi beberapa kegiatan di dalam kampus maupun di luar kampus.

Kegiatan di luar kampus penulis pernah juga menjadi tim surveyor beberapa survey diantaranya, survey pedagang terkait pembangunan Pasaraya MMTC, survey dari Charta Politika mengenai pemilu, survey mengenai dampak CSR PT.

Inalum bagi penerima manfaatnya, survey minat menonton masyarakat dari SCTV dan masih ada beberapa lainnya.

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik.

Skripsi ini yang mana merupakan sebuah syarat bagi penulis untuk mendapatkan gelar Sarjana di Program Studi Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul dalam skripsi ini adalah “Asuransi Usaha Tani Padi: Narasi Implementasi Kebijakan dan Motif Keikutsertaan Petani di Nagori Kandangan Kabupaten Simalungun”. Skripsi ini disusun oleh penulis berdasarkan wawancara dan pengamatan langsung kepada informan yang menjadi sumber informasi dalam skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat membangun guna mempertbaiki skripsi ini kedepannya. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, September 2020 Penulis

Isma Purnama ratih

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...

HALAMAN PENGESAHAN ...

PERNYATAAN ORIGINALITAS ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH... iii

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian ... 9

1.4 Lokasi Penelitian ... 10

1.5 Tinjauan Pustaka ... 10

1.6 Metode Penelitian ... 17

1.6.1 Observasi ... 18

1.6.2 Wawancara ... 19

1.6.3 Sumber Data ... 20

1.6.4 Alat bantu penelitian ... 20

1.7 Pengalaman Penelitian ... 20

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 28

2.1 Sejarah Nagori kandangan ... 28

2.2 Kondisi Geografi dan Wilayah Administrasi ... 29

2.3 Kondisi Topografi dan Klimatologi ... 36

2.4 Sarana dan Prasarana yang ada di Nagori Kandangan ... 38

2.5 Kondisi Demografi ... 44

2.6 Kondisi Perekonomian ... 47

2.6.1 Konsumsi barang dan Jasa ... 50

2.7 Kondisi Sosial Budaya ... 51

BAB III AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi) ... 56

3.1 Latar Belakang AUTP ... 56

3.1.1 Maksud Tujuan dan Sasaran AUTP ... 57

3.1.2 Manfaat dari AUTP ... 57

3.1.3 Istilah dan Pengertian ... 58

(14)

3.2 Pengorganisasian dan Pelaksanaan ... 61

3.2.1 Pendanaan ... 61

3.2.2 Perencanaan Kegiatan ... 62

3.2.3 kriteria Lokasi ... 62

3.2.4 Resiko yang di Jamin ... 63

3.2.5 Ganti Rugi ... 63

3.2.6 Harga Pertanggungan ... 64

3.2.7 Premi Asuransi Usaha Tani Padi ... 64

3.2.8 Jangka Waktu Pertanggungan ... 64

3.3 Pelaksanaan Kegiatan ... 65

3.3.1 Pendaftaran Calon Peserta ... 65

3.3.2 Prosedur Penyelesaian Klaim ... 66

a. Ketentuan Klaim ... 66

b. Persetujuan Klaim ... 67

c. Pembayaran Ganti Rugi ... 67

3.4 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan... 68

3.4.1 Analisa dan Pengendalian Resiko ... 68

3.4.2 Indikator Keberhasilan ... 68

3.4.3 Monitoring Pelaksanaan ... 68

3.4.4 Evaluasi Pelaksanaan Asuransi ... 69

3.4.5 Pelaporan ... 69

BAB IV PETANI DI KANDANGAN DAN AUTP ... 71

4.1 Kondisi Umum Petani di Nagori Kandangan ... 71

4.1.1 Luas Sawah ... 71

4.1.2 Jumlah Petani ... 72

4.1.3 Jenis Irigasi ... 72

4.1.4 Periode Tanam ... 73

4.1.5 Proses Panen ... 74

4.1.6 Jenis Padi ... 79

4.1.7 Jenis Organisme Pengganggu Tanaman ... 79

4.1.8 Budaya Bersawah ... 81

4.1.9 Syukuran Sawah ... 82

4.2 Asuransi usaha Tani Padi di Nagori Kandangan ... 85

4.2.1 Proses AUTP Masuk ke Nagori Kandangan ... 85

4.2.2 Pihak-pihak yang Terlibat dalam AUTP dan Peranannya . 85 4.3 Perkembangan AUTP di Nagori Kandangan dan Proses Keterlibatan Petani ... 91

4.4 Hubungan aktor-aktor yang mengimplementasikan AUTP dalam lingkup Petani ... 94

(15)

BAB V FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLIBATAN

PETANI PADA PROGRAM ASURANSI USAHA TANI PADI ... 96

5.1 Motif Petani Terlibat pada AUTP... 96

5.1.1 Motif Berjaga-jaga ... 96

5.1.2 Mengikuti Program Baru ... 97

5.1.3 Terlanjur ... 97

5.2 Petani Yang tidak Mengikuti Asuransi ... 98

5.3 Profil/Sejarah Hidup Petani dan Motif Keikutsertaannya ... 99

5.4 Pengalaman Petani Pada Program AUTP ... 104

5.4.1 Pengalaman Positif ... 104

5.4.2 Pengalaman Negatif ... 104

5.5 Mentalitas Petani dan Kelompok Tani ... 107

5.6 Faktor Penghambat dan Pendukung Keterlibatan Petani pada Program AUTP ... 108

BAB VI PENUTUP ... 110

6.1 Kesimpulan ... 110

6.2 Saran ... 111

DAFTAR PUSTAKA ... 112

LAMPIRAN ... 114

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Kecamatan Pematang Bandar ... 30

Gambar 2. Jalan Pahlawan Nagori Kandangan ... 31

Gambar 3. Jalan Lintas Tebingtinggi – Siantar ... 32

Gamabr 4. Jalan Menuju Kandangan dari kerasaan ... 34

Gambar 5. Hamparan Sawah... 37

Gambar 6. Masjid di Salah Satu Huta di Nagori Kandangan ... 39

Gambar 7. SMP Muhammadiah di Kandangan ... 39

Gambar 8. Kantor KUD ... 40

Gambar 9. Gudang KUD... 41

Gambar 10. Lapangan Voly ... 42

Gambar 11. Angkutan Umum ... 43

Gambar 12. Penjual Perabot di Kandangan ... 48

Gambar 13. Pasar di Pematang Bandar ... 51

Gambar 14. Metode Tanam dengan Bola-bola ... 73

Gambar 15. Proses Molang ... 75

Gambar 16. Proses Leser... 76

Gambar 17. Munggak Padi ... 76

Gambar 18. Langsir ... 77

Gambar 19. Kaum Ibu sedang Ngayap ... 78

Gambar 20. Padi Rusak Karena Penggerek Batang ... 80

Gambar 21. Sawah yang Menjadi Kolam Ikan Pada Waktu Tertentu ... 81

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Penduduk Berdasarkan Agama... 44 Table 2. Penduduk Berdasarkan kelompok Umur ... 45 Table 3. Jumlah penduduk kandangan laki-laki dan perempuan beberapa

tahun terakhir ... 46 Tabel 4. Data Peserta AUTP di Nagori Kandangan ... 91 Tabel 5. Rekapitulasi Klaim AUTP pada 2017, 2018 dan 2019 di Nagori

Kandangan Kabupaten Simalungun ... 91 Tabel 6. Data peserta AUTP di Kabupaten Simalungun Tiga Tahun Terakhir 92

(18)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Indonesia sebagai Negara agraris memegang peran penting dalam sektor produksi, khususnya produksi pangan. Peran pertanian di Indonesia sebagai penyedia sumber pangan, penyedia lapangan kerja, dan lain sebagaianya. Lahan pertanian di Indonesia yang subur memungkinkan jika masyarakat dapat menggantungkan perekonomiannya dari pertanian.

Masyarakat Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok sehari hari. Masyarakat tidak lagi memakan sagu, jagung, ubi sebagai makanan pokok, walaupun masih ada sebagian yang mengkonsumsinya seperti kebanyakan masyarakat yang tinggal di Wilayah Timur Indonesia. Masyarakat mengkonsumsi nasi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat pada tubuh, ditambah dengan lauk dan juga sayurnya beserta buah dan lainnya. Oleh karena itu peralihan makanan pokok masyarakat ini perlu mempertahankan pertaniannya, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Seperti pada saat orde baru dahulu, masyarakat Indonesia bisa melakukaan swasembada pangan. Bahkan bahan pangan dari Indonesia dapat diekspor ke Luar Negri dan menambah devisa negara karena ketersediaan pangan untuk masyarakat sendiri telah terpenuhi. Pada saat itu, pemerintah membuat suatu kebijakan yaitu Revolusi Hijau yang dijalankan petani. Revolusi hijau pada saat itu menekankan pada penggunaan alat pertanian non tradisional, penggunaan bahan kimia, dan

(19)

juga penggunaan bibit-bibit varietas unggul. Karena pengelolaan irigasi dengan cara modern tersebut, masyarakat pada saat itu bisa meningkatkan hasil pertanian mereka menjadi tiga kali panen dalam setahun pada tempat-tempat tertentu.

Keuntungan yang didapatkan dari gerakan Revolusi Hijau ini memang nyata diantaranya munculnya tanaman jenis unggul berumur pendek sehingga intensitas penanaman pertahun menjadi bertambah (dari satu kali menjadi dua atau tiga kali per tahun). Akibatnya tenaga kerja yang dibutuhkan menjadi lebih banyak.

Demikian juga keharusan pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit akan membutuhkan tambahan tenaga kerja. Revolusi hijau dapat meningkatkan pendapatan petani. Dengan paket teknologi biaya produksi memang bertambah, namun tingkat produksi yang dihasilkannya akan memberikan sisa keuntungan yang lebih besar daripada usaha pertanian tradisional. Revolusi hijau dapat merangsang kesadaran petani dan masyarakat pada umumnya akan pentingnya teknologi. Namun demikian ada juga dampak negatif yang dihasilkan olehnya, diantaranya strata ekonomi masyarakat pada saat itu tidaklah seimbang, ini terjadi karena masyarakat dengan modal tinggi dan yang memiliki lahan luas yang lebih maju. Penggunaan pestisida dan zat kimia lain juga mengakibatkan kerusakan lahan yang parah dan membuat hama baru muncul yang kebal terhadap racun yang selama ini digunakan. Penurunan keanekaragaman hayati karena pada saat itu varietas yang ditanam serentak sama jenisnya.

Oleh karena adanya Revolusi Hijau ini juga masyarakat Indonesia diserentakkan memakan nasi sebagai makanan pokoknya. Pemerintah melakukan

(20)

sosialisasi secara besar besaran dari Sabang sampai Merauke agar masyarakat mengonsumsi nasi.

Pada saat itu, ketersedian beras masih mencukupi dengan panen yang masih melimpah ruah dengan ketersedian lahan yang luas dan jumlah penduduk yang masih dijangkaau. Namun pertumbuhan penduduk di Indonesia saat ini yang semakin meningkat pesat, mengakibatkan terancamnya kekurangan ketersediaan pangan di Indonesia. Ditambah lagi karena dampak negatif dari revolusi hijau dahulu, masyarakat beralih profesi tidak lagi di dunia pertanian, walaupun tidak semua namun sebagian besar beralih. Lahan-lahan pertanian kini dialihkan menjadi perumahan dan sarana umum lainnya. Hal ini yang menurut Maltus pertumbuhan penduduk menurut deret ukur dan pertumbuhan pangan menurut deret Hitung1. Pertumbuhan pangan di Indonesia tidak akan mampu menampung untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat itu.

Selain itu peralihan lahan pertanian yang kini menjadi ruko, mall dan industri juga menjadi penyebab kekurangan pangan di Indonesia. Karena negara ini tidak mampu menyediakan bahan pangan pokok yaitu padi bagi masyarakatnya, maka pemerintah mengimpor bahan pangan dari luar negri, hal ini menjadi masalah tersendiri bagi negeri yang subur ini. Peralihan lahan ini terjadi karena masyarakat Indonesia khususnya petani menganggap kebutuhan hidupnya tidak lagi dapat tercukupi dengan hanya bertani, selain itu resiko dari bertani

1 Deret ukur : 1248 dst Deret hitung : 12345 dst

(21)

adalah bahwa, jika mereka gagal panen maka modal mereka akan hilang begitu saja.

Dalam bertani khususnya padi di sawah memang terlalu banyak resiko yang harus ditanggung. Apalagi seperti diketahui bahwa keluarga petani tidak semuanya merupakan petani kaya yang memiliki lahan luas. Ada petani yang hanya memiliki modal dan tidak memiliki lahan. Ada juga petani hanya sebagai buruh karena ia tidak memiliki modal dan lahan. Selain itu, kondisi iklim yang saat ini berubah-ubah juga menyebabkan kekhawatiran bagi petani karena iklim dalam bertani saat ini tidak bisa dipastikan akan menyebabkan panen berhasil atau gagal.

Kekhawatiran petani ini yang mengakibatkan mereka memilih jalan pintas, dengan beralih menjadi berkebun sawit, atau beralih pekerjaan yang menurut mereka lebih menjanjikan dan menjual lahan mereka untuk dijadikan perumahan dan ruko. Keuntungan dan rendahnya tingkat resiko menjadi pemicu besar para petani melakukan pengalihan fungsi lahan sawahnya.

Dalam buku involusi pertanian Geertz mengatakan, petani memiliki kesulitan dan kesengsaraan yang rumit khususnya di Jawa, pada sistem bagi hasil dan irigasi. Misalnya sebuah lahan pertanian milik keluarga petani harus dibagi lebih kecil-kecil lagi untuk dibagikan kepada anaknya yang banyak. Inilah yang di maksud Geertz sebagai kemiskinan terbagi. Dalam buku ini juga Geertz menyebutkan Indonesia dalam dan Indonesia luar. Yang dimaksud Indonesia dalam adalah daerah yang terdiri dari pulau Jawa, yang mana pertanian di bagian

(22)

Indonesia dalam ini adalah umumnya persawahan, karena Pulau Jawa pada masa itu adalah lumbung padi. Pekerjaan di sawah juga pada masa itu memerlukan tenaga yang banyak, makanya pada budaya orang Jawa mengatakan banyak anak banyak rezeki. Sedangkan Indonesia bagian luar adalah daerah di luar Pulau Jawa yang pada saat itu banyak mengusahakan perladangan dan mengusahakan tanaman keras seperti palawija dan lainnya.

Di kebanyakan masyarakat petani, kekhawatiran akan mengalami kekurangan pangan telah menyebabkan timbulnya apa yang mungkin dapat dinamakan secara tepat suatu “etika subsistensi” (Scott, 1976: 3), dalam etika subsistensi ini masyarakat bertani untuk dapat menghasilkan beras yang cukup untuk makan sekeluarga, untuk membeli beberapa barang kebutuhan seperti barang dan kain, dan untuk memenuhi tagihan-tagihan yang tidak dapat ditawar lagi.

Sistem nilai budaya menurut Koentjaraningrat terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia (Koentjaraningrat, 1974: 32). Sesuatu benilai atau tidaknya oleh masyarakat bisa dilihat dari bagaimana masyarakat itu hidup sehari-hari. Sama halnya seperti petani, dalam kegiatannya bertani mereka tentunya memiliki hal- hal yang menjadi pedomannya, hal itulah yang dianggap bernilai bagi mereka.

Jika sesuatu itu dianggap tidak baik dan tidak bernilai tentunya mereka tidak akan melakukannya atau mengikutinya.

(23)

Pembangunan di Indonesia sedang gencar-gencarnya dilaksanakan. Dalam hal infrastruktur dan sarana umum misalnya, pembangunan jalan tol, pembangunan industri dan lain lagi. Selain itu pembangunan pertanian juga dilaksanakan. Pembangunan pertanian ini sebagai upaya agar ketahanan pangan negara ini kembali stabil. Peran petani dalam pembangunan pertanian ini sangat penting di samping peran pemerintah. Namun hal-hal di atas masih peran pemerintah yang banyak berkontribusi di dalamnya sedangkan masyarakat sendiri masih kurang. Sikap mental orang Indonesia umumnya belum siap untuk pembangunan2. Pernyataan ini menimbulkan berbagai pertanyaan dan tanggapan dari berbagai pihak. Jawaban yang tepat dari pertanyaan ini adalah karena negara ini belum tahu bentuk masyarakat seperti apakah yang akan kita capai dalam pembangunan itu. Karena masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang beranekaragam suku dan budayanya, dan juga mungkin memiliki konsepsi masing-masing.

Dalam upaya meningkatkan produksi pangan di Indonesia khususnya swasembada padi saat ini pemerintah membuat kebijakan yaitu pengadaan asuransi pertanian yang mana penanggungan resiko dalam bertani padi ditanggung bersama oleh pemerintah dan juga petani. Kebijakan ini juga selaras dengan amanat UU No. 19 tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani.

Kebijakan ini berwujud sebuah Asuransi Usaha Tani Padi. Dalam asuransi ini, pemerintah menanggung sebagian premi yang harus dibayarkan petani. Kebijakan ini dibuat bertujuan untuk melindungi kerugian petani jika terjadi gagal panen dan

2 Kesimpulan dari Seminar Prkembangan Sosial-Budaya dalam pembangunan Nasional dari LIPI

(24)

memberikan kepastian adanya jaminan modal biaya produksi untuk penanaman berikutnya. Karena resiko gagal panen akibat kekeringan dan juga banjir kerap menghantui petani karena iklim di Indonesia kadang kurang stabil, belum lagi gagal panen akibat gangguan hama. Melalui kebijakan ini diharapkan dapat mewujudkaan pembangunan ekonomi negara dari sektor pertanian.

Dalam Asuransi Usaha Tani tersebut peserta asuransi yang merupakan petani padi akan dijamin pertaniannya oleh pihak asuransi, apabila petani mengalami gagal panen akibat banjir, kekeringan, ataupun akibat serangan hama maka pertaniannya akan diganti rugi dengan dana sebesar Rp. 6.000.000,- /hektar.

Dalam pembayaran premi asuransi ini petani hanya dikenakan sebesar Rp.36.000,- /hektar selama sekali musim tanam, dari total premi yang harus dibayarkan yaitu Rp. 180.000,-. Sisa pembayaran premi yaitu Rp. 144.000,- ini di bayarkan oleh pemerintah dari APBN.

Kriteria peserta yang boleh mengikuti program AUTP ini adalah petani yang memiliki lahan sawah ataupun penggarap yang mengusahakan lahan sawah yang tidak lebih dari 2 hektar per pendaftaran. Petani yang mendaftar harus memiliki Nomor Induk Kependudukan tergabung dalam kelompok tani.

Mekanisme pendaftaran dalam AUTP ini dari Aplikasi Sistem Informasi Asuransi Petanian (SIAP) dimulai tahun 2019 ini. Aplikasi SIAP ini adalah aplikasi yang digunakan untuk melakukan proses digital pendaftaran peserta hingga penerbitan polis, penetapan daftar peserta definitive (DPD) pemantauan, realisasi serapan bantuan premi dan pelayanan klaim. Jadi mekanisme

(25)

pendaftarannya dimulai dari kelompok tani mendaftar melalui PPL yang telah ditunjuk oleh Dinas kabupaten. Kemudian PPL mendaftarkan melalui SIAP.

Lanjut UPTD Kecamatan melakukan verifikasi melalui SIAP. Kemudian Asuransi JASINDO melakukan validasi. Barulah kelompok tani melakukan pembayaran premi melaluin BRIVA dari BRI. Kemudian polis akan terbit secara otomatis pada aplikasi SIAP.

Melalui Asuransi ini diharapkan lebih memudahkan petani dalam melakukan usaha pertaniannya. Namun apakah petani merasa hal ini merupakan solusi yang diharapkannya dalam menangani pertaniannya selama ini ataukah malah tidak. Seperti halnya konsepsi berbagai budaya dalam menanggapi suatu hal, tentunya berbeda berdasarkan nilai budaya yang mereka anut dalam hidupnya. Dalam skripsi ini penulis ingin mengetahui pandangan petani terhadap asuransi ini. Asuransi ini seharusnya bernilai baik bagi petani dalam menjalankan pertaniannya, namun apakah juga demikian menurut petani itu sendiri?

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka masalah yang penulis ajukan adalah :

1. Bagaimana Implementasi Kebijakan AUTP pada usaha tani ?

2. Bagaimana pandangan petani terhadap AUTP dan kaitannya dengan kegiatannya bertani?

(26)

3. Apa faktor-faktor sosial budaya yang mempengaruhi implementasi AUTP?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1) Tujuan penelitian :

 Untuk mengetahui Implementasi kebijakan AUTP pada usaha tani di desa Kandangan

 Untuk mengetahui pandangan petani terhadap AUTP dan kaitannya dengan kegiatannya bertani

 Dan untuk melihat faktor-faktor sosial budaya yang mempengaruhi implementasi AUTP

2) Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang pandangan petani terhadap asuransi di Nagori Kandanngan Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun dan petani dapat menjalankan usaha taninya dengan baik bersama dengan asuransi.

Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi kontribusi ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu Antropologi Ekonomi mengenai Asuransi. Selain itu sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi penelitian selanjutnya dan pembendaharaan perpustakaan untuk kepentingan ilmiah selanjutnya guna menambah wawasan pengetahuan tentang Asuransi Usaha Tani, menjadi bahan

(27)

masukan bagi peneliti atau penulis lain yang akan melakukan penelitian atau penulisan karya ilmiah pada permasalahan yang revelan.

1.4 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Kandangan Kecamatan Pematang Bandar Kab. Simalungun. Pemilihan lokasi peneitian tersebut dikarenakan di Simalungun sendiri merupakan kabupaten yang realisasi AUTP nya tertinggi dibanding kabupaten lain di Sumatera Utara, dengan data 2.974 petani dan 1.728,08 ha yang sudah mengikuti AUTP (data juni 2017)3.

Keberhasilan di wilayah ini menjadi nilai tambah untuk pemerintah khususnya dalam dunia pertanian. Nilai dan persepsi masyarakat di wilayah inilah yang menjadi rahasia besar keberhasilan penerapan asuransi. Jika melalui penelitian ini mampu mendapatkan jawaban atas keberhasilan tersebut, maka penelitian ini akan dapat membantu pemerintah dalam mewujudkan keberhasilan petani di wilayah lainnya.

1.5 Tinjauan Pustaka

Petani adalah seseorang yang mengelola atau mengusahakan sebidang lahan untuk menanam berbagai tanaman. Bertani ada beberapa macam yaitu pertanian sawah, kebun dan ladang. Menurut Eric R. Wolf dalam bukunya, Petani Pedesaan (Peasant) merupakan mereka yang bercocok tanam dan beternak di pedesaan

tanpa melakukan usaha dalam arti ekonomi.

3 Data ini diambi dari penelitian Study on the Implementation Indonesian Rice Crop Insurance oleh

(28)

Menurut Jmes C. Scoot petani tidak hanya mereka yang memiliki lahan, petani tersebut dibagi lagi menjadi petani lahan besar, petani lahan kecil, petani penyewa dan buruh tani.

Fadholi Hermanto, memberikan pengertian tentang petani yang mengetakan bahwa: “petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi sebagian atau seluruh kebutuhan kehidupannyadi bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha tani pertanian, peternakan, perikanan dan mengutamakan hasil laut.

Salah satu hal yang ikut mempengaruhi keberhasilan petani adalah keberpihakan pemerintah. Hal ini biasanya terlihat dari kebijakan publik yang ada.

Carl J. Friedrich mengatakan kebijakan pemerintah adalah suatu arah tindakan yang diusulkan pada seseorang, golongan, atau Pemerintah dalam suatu lingkungan dengan halangan-halangan dan kesempatan-kesempatannya, yang diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka mencapai suatu cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta suatu tujuan tertentu. (Soenarko, 2003:42)

Sedangkan tokoh lainnya yakni Robert Eyestone (1971) dalam Hamdi menyatakan bahwa kebijakan publik adalah hubungan antara satu unit pemerintahan dengan lingkungannya4. Karena dalam kehidupan bernegara pemerintah dan masyarakat adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

4 Dikutip dari skripsi Nurfianingsih (2017). Ia juga mengutip dari (Hamdi, Muchlis. Kebijakan Publik: Proses Analisa dan Partisipasi. Bogor, Ghalia Indonesia 2014. hlm, 36)

(29)

James E. Anderson memberikan pengertian kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu.5

Dalam upaya memecahkan masalah pangan nasional dan upaya mengurangi bahkan tidak lagi impor beras berdasarkan amanat UU No. 19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemeberdayaan petani, pemerintah membuat kebijakan dengaan membuat suatu program pemerintah di sektor pertanian yaitu Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP). Fenomena gagal panen akibat iklim yang tidak menentu dan juga gangguang hama yang kerap menghantui petani diharapkan dapat tercover dari program pemerintah ini melalui ganti rugi yang diberikan oleh penyedia jasa asuransi. Disini pemerintah bekerjasama dengan PT. Jasa Indonesia dalam hal menangani asuransi ini. Pemerintaah merupakan pembuat kebijakan yang bertanggungjawab mengimplementasikan program secara administratif, sedangkan PT. Asuransi Jasa Indonesia atau disingkat JASINDO memiliki tanggungjawab financial sebagai pengelola keuangan dan pertanggungan asuransi.

Asuransi menurut Menurut UU RI No. 2 Tahun 1992 ialah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan. Atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau

(30)

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Menurut Robert I. Mehr, Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah unit-unit yang beresiko agar kerugian individu secara kolektif dapat diprediksi. Kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian dibagi dan didistribusikan secara proporsional di antara semua unit-unit dalam gabungan tersebut.

Berdasarkan undang-undang nomor 19 tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa tujuan asuransi pertanian yaitu untuk memberikan perlindungan kepada petani dalam bentuk bantuan modal kerja jika terjadi kerusakan tanaman atau gagal panen sebagai akibat risiko bencana alam, serangan organisme pengganggu tumbuhan, wabah penyakit menular, dampak perubahan iklim, dan/atau jenis risiko lainnya. Sehingga petani tetap bisa melakukan usaha tani, yaitu menanam kembali setelah terjadi gagal panen. Sedangkan manfaat yang diperoleh oleh petani setelah mengikuti asuransi pertanian antara lain:

1) Melindungi petani dari sisi finansial/pendanaan terhadap kerugian akibat gagal panen,

2) Menaikkan posisi petani di mata lembaga pembiayaan untuk mendapatkan kredit petani,

3) Menstabilkan pendapatan petani karena adanya tanggungan kerugian dari perusahaan asuransi ketika terjadi kerugian akibat gagal panen,

(31)

4) Meningkatkan produksi dan produktivitas sektor pertanian dengan mengikuti tata cara bercocok tanam yang baik sebagai prasyarat mengikuti asuransi pertanian,

5) Asuransi merupakan salah satu cara untuk mengedukasi petani untuk bercocok tanam secara baik sebagai salah satu prasyarat mengikuti asuransi pertanian.

Sedangkan manfaat yang diperoleh oleh Pemerintah dengan adanya program asuransi pertanian antara lain:

1. Melindungi APBN dari kerugian akibat bencana alam di sektor pertanian karena sudah dicover oleh perusahaan asuransi,

2. Mengurangi alokasi dana ad hoc untuk bencana alam,

3. Adanya kepastian alokasi dana di APBN, yaitu sebesar bantuan biaya premi asuransi,

4. Dalam jangka panjang dapat mengurangi kemiskinan di sektor pertanian, 5. Dalam jangka panjang dapat meningkatkan produksi pertanian secara

nasional sehingga diharapkan mampu mengurangi impor.

Penelitian terdahulu mengenai pertanian ini sudah banyak dilakukan, beberapa sebagai contoh yaitu sebagai berikut:

 Woro Estiningtyas, dkk dalam Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, (2011) Vol.

16 No. 3

(32)

Judul: Delinasi Resiko Iklim dan Evaluasi Model Hubungan Curah Hujan dan Produksi Padi dalam Mendukung Pengembangan Asuransi Indeks Iklim pada Sistem Usaha Tani Berbasis Padi

Hasil penelitiaan ini menunjukkan bahwa, hasil identifikasi dan analisis curah hujan menunjukkan bahwa Kabupaten Indramayu memiliki pola hujan monsunal. Berdasarkan pada kekeringan Kabupaten Indramayu dapat dipilah menjadi 4 wilayah yaitu, tinggi, sedang, rendah dan aman. Usaha tani padi merupakan pekerjaan utama petani di Indramayu. Keuntungan dari hasil tani padi juga cukup besar sehingga potensi pengembangan asuransi indeks iklim ini cukup besar.

 Mientha Rahayu Ningsih (2018)

Judul: Penerapan Asuransi Pertanian di Kabupaten Klaten dalam Prespektif Maqasid Asy-Syariah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan asuransi pertanian di kabupaten Klaten pada dasarnya telah sesuai dengan Undang-Undang No.

19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani yang telah ditindaklanjuti dengan peraturan menteri pertanian No. 40 tahun 2015 tentang fasilitasi asuransi pertanian. Tetapi dalam pengajuan klaim tidak sesuai dengan yang terjadi di lapangan, para petani merasa kecewa karena prosedur yang terlalu ribet dan perusahaan asuransi pertanian yang sulit dihubungi. Dalam penerapan asuransi pertanian dalam perspektif Maqashid Asy-Syariah dirasa belum sesuai dengan tujuan-tujuan hukum Islam.

(33)

 Nurfianingsih (2017)

Penerapan Asuransi Usaha Tani Padi Sebagai Upaya Meningkatkaan kesejahteraan Petaani (Studi pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura Kabupaten Tulungagung) hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa kesejahteraan petani atas adanya AUTP dapat dilihat dari dua sisi, yakni sisi teknis dan finansial. pada sisi teknis, pembinaan terhadap petani guna melaksanakan cara bercocok tanam yang baik berdampak pada kualitas hasil pertanian sehingga berdampak baik pada penghasilan. Tetapi di sisi finansial, ganti rugi masih belum sebanding dengan modal dan perkiran hasil panen, bahkan ganti rugi cenderung merugikan petani kecil dengan lahan pertanian yang tidak cukup luas. Dengan kata lain AUTP pada akhirnya merupakan program yang tidak memberi manfaat jangka panjang bagi petani sebab kesejahteraan belum terpenuhi.

 M. Bagus Prayuda (2017)

Judul : Implementasi Program Asuransi Usaha Tani Padi Provinsi Lampung Berdasarkan hasil penelitian terdapat temuan kuantitas tenaga marketing yang kurang sehingga dapat disimpulkan bahwa implementasi program asuransi usaha tani di Lampung belum berjalan baik. Saran agar menambah kualitas dan kuantitas agen marketing PT. Asuransi Jasa Indonesia.

(34)

 Dian andriyani (2013)

Asuransi Pertanian Sebagai Sarana Meningkatkan Kesejahteraan Petani (Analisis Simulasi pada PT. Saung Mirawan dan Mitra Taninya di Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor)

Dengan hasil penelitiaan : Asuransi Pertanian ini memiliki dampak Positif bagi mitra tani. Semua mitra tani diasumsikan mengikuti asuransi. Mitra tani yang melakukan penanaman sesuai dengan ketentuan dan kemudian mengalami kegagalan panen dapat melakukan klaim asuransi untuk mendapatkan santunan. Santunan itu dapat digunakan untuk tambahan modal memulai usaha tani kembali pada periode berikutnya. Sehingga resiko kehilangan pendapatan dapat diminimalkan.

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif yang dilakukan dengan metode pengumpulan data yaitu kerja lapangan dan penelitian perpustakaan. Kedua jenis metode ini dimaksudkan untuk mendeskripkan Asuransi Usaha Tani Padi: Narasi Implementasi Kebijakan dan Motif Keikutsertaan Petani di Nagori Kandangan Kabupaten Simalungun. Penulis mengkaji menggunakan teknik-teknik dasar yang lazim di gunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu dengan observasi dan wawancara mendalam.

(35)

1.6.1 Observasi

Dalam mengumpulkan data di lapangan, disini penulis melakukan observasi langsung ke lapangan. Observasi atau pengamatan yang dilakukan dengan cara mengamati kegiatan, tempat, pelaku kegiatan serta aktivitas yang dilakukan oleh petani dalam hal bertani. Proses observasi yang penulis lakukan kurang lebih selama empat bulan. Selama empat bulan tersebut tidak setiap hari penulis datang berkunjung ke Nagori Kandangan. Penulis datang di saat-saat tertentu saja seperti saat musim tanam tiba dan ada beberpa hari saat musim panen. Penulis juga mengobservasi tanaman padi yang rusak akibat hama.

Selain melihat kondisi pertanian, penulis juga mengobservasi interaksi masyarakat di Nagori Kandangan. Salah satu yang penulis dapatkan adalah mereka yang terbuka dengan orang baru apalagi dengan penulis sendiri saat tahu penulis sedang melakukan penelitian untuk tugas akhir ini. Masyarakat di sana masih sangat ramah seperti orang pedesaan pada umumnya.

Penulis juga sempat datang berkunjung ke kantor PPL yang ada di Kecamatan Pematang Bandar. Pada saat itu PPL sedang berada di kantor. Tidak seperti biasanya yang bekerja di lapangan hari itu semua berkumpul karena akan ada arahan tentang varietas padi baru yang akan mulai dicoba tanam di daerah itu.

Biasanya jika tidak ada hal seperti itu PPL jarang berada di kantor .

(36)

1.6.2 Wawancara

Wawancara yang dilakukan penulis adalah wawancara mendalam.

sebelumnya penulis memilih informan dengan teknik snowball, yaitu dari satu informan yang akan saya datangi saya akan menanyakan lagi kemudian siapa lagi yang bisa saya wawancari mengenai topik ini. Hal ini tentunya penulis lakukan dalam memilih petani sebagai informan. Petani yang akan penulis wawancari sebagai informan adalah Petugas AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi), POKTAN atau Kelompok Tani, dan juga Penyuluh Pertanian serta Stakeholder dalam kebijaakan AUTP ini :

 petani padi yang ikut AUTP dan juga kepada petani yang tidak tergabung

kedalam kelompok tani atau yang tidak ikut AUTP. Dari sini terlihat pandangan petani tersebut mengenai AUTP dan faktor sosial budaya yang mempengaruhi implementasi AUTP tersebut khususnya di desa ini.

 Kemudian penulis juga mewawancarai petugas AUTP, POKTAN dan juga Penyuluh pertanian.

 Masyarakat setempat di Nagori Kandangan

Ada sekitar sepuluh orang informan yang penulis wawancarai dalam proses pengumpulan data. Dan data yang didapat dari proses itu adalah mengenai AUTP tentunya. Kemudian data tentang tradisi bertani di Nagori Kandangan.

Data mengenai pola hidup masyarakat, interkasi sosial antar masyarakat satu dengan yang lain, keagamaannya. Data mengenai angka demografi dan lain sebagainya.

(37)

1.6.3 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi dua yaitu data primer dan data sekunder.

 Data primer, adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari

sumber aslinya melalui wawancara kepada informaan maupun melalui observasi langsung.

 Data Sekunder, adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui media

perantara atau bisa dibilang tidak langsung. Data ini diperoleh dari buku, jurnal, arsip maupun penelitian terdahulu tentang topik yang sedang dibahas di sini.

1.6.4 Alat Bantu Penelitian

Adapun alat yang saya gunakan dalam penelitian ini diantaranya, alat tulis dan notes, perekam suara dan juga camera handphone yang digunakan untuk mengambil gambar dokumetasi.

1.7 Pengalaman Penelitian

Penelitian ini dimulai sejak penulis belum mendapatkan surat izin meneliti dari Departemen Antropologi Sosial. Pada saat itu sekitar bulan Juni 2018 penulis melakukan observasi awal sebelum penelitian. Saat itu penulis pergi ke daerah sekitar Pematang Bandar untuk menentukan lokasi penelitian hingga akhirnya

(38)

memilih Nagori Kandangan sebagai tempat untuk melakukan studi lapangan ini.

Pada saat itu penulis ditemani oleh seorang teman yang sangat baik dan sabar, mengelilingi daerah pesawahan yang indah. Panas terik matahari tak membuat kami gentar dalam melakukan perjalanan di hari itu. Jalan bebatuan yang cukup membuat lelah yang menemani perjalanan hari itu, maklum saja jalan kampung masih banyak yang belum merasakan aspal yang mulus.

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam dari rumah orangtua penulis, sampailah kami di Pematang Bandar, sebuah kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun. Terlihat indah hamparan sawah yang membentang hijau dan juga sebagian sudah menguning, tergugah hati untuk mengabadikan momen dengan mengambil gambar dari ponsel. Terlihat seorang bapak yang sedang berjalan di pematang sawahnya, penulis pun menghampirinya. Awalnya hanya bertanya ini sudah di kecamatan mana, dia pun menjawab ini sudah di Pematang Bandar. Ini adalah tempat yang penulis cari. Kemudian penulis bertanya sedikit tentang sawah miliknya. Ia memiliki sebidang sawah di sini tak banyak katanya tapi sekitar satu hektar ada lah. Heran juga satu hektar sedikit dalam pikir penulis. Sedikit juga penulis menanyakan tentang AUTP kepada bapak ini, namun beliau kebetulan belum mengikuti Asuransi tersebut pada saat itu. Alasannya beliau sudah mencoba mendaftar namun kartu keanggotaan atau apa itu belum keluar katanya.

Tak banyak bercerita penulis pun minta ditunjukkan di mana itu Desa Kandangan, dengan senang hati beliau menunjukkan jalan dengan mengantar penulis. Kembali kami menelusuri jalan berbatu sampai bertemu jalan aspal yang membuat sedikit tenang bahwa perjalanan ini tidak terlalu parah. Sampai di suatu

(39)

pajak (sebutan orang Medan untuk pasar) bapak tersebut berhenti, ternyata ia menjemput sang isteri yang berbelanja di sana. Kemudian kami melanjutkan perjalanan kami.

Sekitar beberapa menit sampailah kami ke Nagori Kandangan, bapak yang mengantar kami tadi tidak sampai ikut ke Kandangan karena rumah beliau adalah desa/nagori sebelum Kandangan yaitu Desa Purwosari. Penulis melanjutkan menyusuri jalan Nagori Kandangan bersama teman, tak tahu arah ke mana, kami hanya mengikuti kata hati. Sampailah kami ke sebuah hamparan sawah yang ada di Nagori Kandangan. Ya ternyata benar, sawah di sana cukup luas. Oleh karena itu jatuhlah pilihan penulis untuk menjadikan Nagori ini sebagai tempat meneliti.

Tak banyak menghabiskan waktu di sana kamipun kembali pulang. Sebelum itu juga kami mencoba mendatang Kantor Kepala Desa namun tutup, karena itu adalah hari Minggu. Kami pun memutuskan untuk pulang.

Hari berganti penulis kembali lagi ke Medan untuk menyelesaikan proposal, kali ini nama tempat penelitian sudah terisi, dan kemudian melanjutkan ke proses ACC Lapangan serta meminta surat izin penelitian.

Sekitar dua minggu berlalu, dengan membawa surat ijin penelitian penulis pun kembali ke Nagori Kandangan. Menggunakan sepeda motor kembali penulis melakukan perjalanan ke Nagori Kandangan bersama seorang teman.

Sesampainya disana penulis berusaha mencari Kepala Desa di kantor desa.

Namun karena hari sudah siang dan kantor sudah tutup akhirnya penulis mendatangi rumah Kepala Desa. Dengan mengandalkan petunjuk dari masyarakat

(40)

akhirnya sampai juga di rumah Kepala Desa. Sayangnya saat itu penulis belum beruntung karena tidak dapat bertemu Kepala Desa hanya istrinya yang ada di rumah. Penulis hanya menitipkan surat penelitian dan mengharapkan kabar lanjutan, kemudian penulis pun kembali ke rumah.

Ketidakberuntungan pun hadir kembali di hari itu, sesampainya di rumah penulis mendapati tujuh panggilan tidak terjawab dari sebuah nomor tidak dikenal. Setelah penulis telepon balik ternyata itu adalah pak Kepala Desa yang berusaha menelepon dari tadi karena siang itu ada petugas AUTP yang akan hadir di Kandangan. Karena handphone peneliti di dalam tas jadi tidak kedengeran dan terlewat begitu saja kesempatan itu. Penulis pun membuat janji untuk bertemu keesokan harinya dengan Kepala Desa.

Hari berganti, kali ini penulis berangkat ke Kandangan sendiri saja. Dengan menaiki Sepeda motor melewati perkebunan kelapa sawit dan jalanan kampung, penulis berusaha sampai dengan cepat agar dapat bertemu dengan pak Kepala Desa. Sekitar jam 10.00 WIB penulis sampai di Kantor Kepala Desa Kandangan.

Disana terasa sepi, hanya ada seorang lelaki yang duduk sepertinya menunggu juga. Penulis bertanya kepadanya dimanakah Kepala Desa ternyata belum datang.

Sesampai di sana penulis menunggu lagi. Tak lama kemudian muncullah seorang bertubuh agak tegap masuk, penulis mengira ia adalah Kepala Desa. Sempat berbincang sebentar dan beliau menanyakan kedatangan saya ke sini. Saya menjelaskan bahwa saya mahasiswa yang akan melakukan penelitian di desa ini.

Beliau mencoba membantu dengan senang hati beberapa nomor telepon yang bisa saya hubungi pun diberikannya. Saat saya bertanya tentang kelompok tani di

(41)

Kandangan ini, beliau menunjukkan seorang ibu yang juga bekerja di kantor desa ini sepertinya Kaur atau apalah, saat saya bertanya padanya orangnya sangat cuek dan tidak bersahabat dan saya memmutuskan berkata terimakasih saja karena sepertinya saya tidak diharapkan bertanya-tanya padanya. Untung saja pada saat itu pak Kepala Desa datang dan kami pun bertanya-tanya dengan pak Kepala Desa.

Pak kepala Desa adalah orang yang baik yang dengan sabar mendengarkan dan menjawab pertanyaan dari saya, begitupun pak Sekdes yang dari tadi menemani saya. Kami banyak bercerita tentang AUTP. Sayang pak Kepala desa harus segera pergi karena ada urusan di kecamatan. Ia pun pamit dan penulis kali ini bercerita hanya dengan pak Sekdes. Beliau menjelaskan dengan baik apa yang beliau tau tentang AUTP. Saat ada yang beliau tidak tahu beliau menyarankan untuk bertemu dengan PPL yang bertugas. Ada satu nama yang saya cari di desa itu, dan pak Sekdes pun mengantar saya ke rumahnya. Sesampainya di sana pak Sekdes pun pamit pulang.

Saat itu penulis datang ke rumah salah satu Kepala Poktan yang ada di Kandangan. Tak banyak waktu yang penulis habiskan di rumah Ketua Poktan tersebut karena waktu sudah hampir masuk sholat jumat. Tetapi penulis sempat diantarkan ke sawah yang bermasalah dan sudah diasuransikan oleh beliau.

Setelah dari sawah tersebut penulispun memutuskan untuk pulang.

Pada hari jumat berikutnya penulis memutuskan untuk pergi lagi ke lapangan. Namun rute kali ini menuju Kandangan dimulai dari Bandar Betsy

(42)

menuju Kandangan, karena penulis datang bersama teman dari Medan dan kebetulan menginap di rumahnya. Perjalanan kali ini masih sama seperti sebelumnya yaitu melewati jalan berbatu, aspal yang sudah rusak, perkebunan karet, perkebunan sawit hingga pada akhirnya sampailah kepada jalan dengan pemandangan sawah di kanan dan kirinya.

Sesampainya di Pematang Bandar penulis mampir menemui PPL untuk bertanya mengenai pertanian di Pematang Bandar. Sekedar mengetahui tugas dari penyuluh pertanian. Kebetulan pada saat penulis datang juga anggota dari Bria dan Mtani mensosialisasikan padi varietas baru kepada PPL. Mendengar sedikit dari program mereka, penulis pamit karena akan meneruskan ke Kandangan.

Perjalanan lanjut ke Kandangan, penulis menuju ke sawah. Di sawah penulis kembali menemui petani yang sedang menanam padi dengan teknik bola bola. Ya tehnik ini baru penulis tahu saat ini. Biasanya yang penulis tahu itu menanam padi harusalah disemai terlebih dahulu tapi petani ini langsung menaruh benih ke lahan yang mau ditanam dengan alat berupa bola yang saling berkait.

Pada suatu saat juga penulis datang lagi ke Kandangan, penulis lihat petani lagi memanen hasil sawahnya. Ya memang penulis cukup lama penelitian lapangan nya sampai sampai saat menanam dan memanen penulis menyaksikannya. Selain padi sehat memang ada beberapa lahan sawah yang terlihat rusak. Saat penulis perhatikan memang cukup banyak saat itu. Kemudian penulis berfikir mungkin itu lahan yang diasuransikan tersebut.

(43)

Selain petani yang menanam padi penulis menjumpai petani yang sedang menunggu bebeknya di sawah. Adajuga yang sedang membuat kolam ikan dan ada juga yang sedang memanen bibit ikan. Jadi ikan di sini ada yang dipelihara hingga besar baru dipanen ada juga yang cuma ditetaskan menjadi bibit ikan yang akan dijual ke orang yang mau memeliharanya.

Selama berada di lapangan penulis pulang pergi dari rumah yang kira-kira berjarak satu jam perjalanan, jadi saat makan penulis beli di warung yanga ada di sana. Pernah satu waktu saat makan penulis bersama teman memesan mie goreng.

Karena pada saat itu sepertinya selera teman penulis sedang baik dia memesan dua bungkus mie dimasak jadi satu porsi. Wah sungguh banyak ternyata. Penulis memesan mie kuah. Setelah pesanan datang kami pun bergegas memakannya.

Jelas saja kami tidak menghabiskannya karena itu terlalu banyak untuk ukuran makan perempuan. Sampai pemilik warung bertanya kepada kami “kenapa tidak dihabiskan mienya dek, apa gak enak?” yah pertanyaan itu mengagetkan kami dengan ekspresi wajahnya yang ketakutan. “tidak kak, enak kok mie nya, cuma kebanyakan aja jadi gak habis. Ternyata lapar mata aja tadi kak”. Barulah terlihat tenang kakak pemilik warung itu mendengar jawaban kami. Menurut penulis itulah sifat segan dari pemilik warung yang takut makanan yang disajikan tidak enak dimakan pengunjung seperti kami.

Desember bulan terkhir dalam satu tahun penulis kembali ke lapangan guna memenuhi kekurangan data dalam penulisan tugas akhir ini. Kembali mengunjungi Nagori Kandangan dan kembali melihat sawah. Kali ini sawah

(44)

masih menjadi kolam-kolam ikan masyarakat. Penulis berangkat bersama adik dan memotret beberapa gambar yang diperlukan.

Kini sudah kembali di awal tahun. Januari sudah tiba lagi kembali lagi penulis bepergian menggunakan sepeda motor. Kali ini perjalanan dari Medan ke Pematang Siantar. Bukan untuk berjalan-jalan ke kebun binatang Siantar namun untuk menemui orang yang bekerja di perusahaan asuransi. Lelah rasanya perjalanan ini apalagi ditambah pemikiran akan kembali mengalami penolakan.

Ya benar saja penulis kembali ditolak dengan berbagai alasan. Surat kamu yang waktu itu hilang sebaiknya kamu kembali lagi dengan membawa surat baru begitulah katanya. Selain itu ada kebijakan dari perusaaahn juga yang tidak boleh memberikan data customer kepada orang lain menghindari penyalahgunaan data dan sebagainya. Berulang kali dijelaskan bahwa tidak akan menyalahgunakan data dan juga penulis tentu tidak mengiginkan data customer satu persatu, hanya saja data jumlah yang mengikuti program AUTP dan data jumlah yang klaim.

Dengan lelah dan kesal bercampur jadi satu karena menunggu orang yang mau dijumpai istirahat, kemudian setelah dia kembali dari makan siang antrian ini seperti diserobot. Iya mereka yang dijumpai terlebih dahulu adalah orang dari dinas yang datang setelah saya menunggu. Dari sekitar jam dua siang menunggu, sampai akhirnya sekitar pukul empat barulah mereka bersedia menjumpai penulis.

Bukan data yang diperlukan yang didapat malahan kata maaf karena belum bisa memberikannya. Ya begitulah rasanya jadi orang yang membutuhkan berat.

Namun jika mereka yang membutuhkan akan terasa sangat manis rayuannya mengajak peserta mengikuti atau membeli produk mereka.

(45)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1 Sejarah Nagori Kandangan

Asal usul Nagori Kandangan sejarahnya adalah sebuah tempat pelarian bagi orang-orang yang lari dari kejaran Belanda dan Jepang pada jaman dahulu.

Ceritanya mereka yang lari masuk ke tempat ini tidak akan dicari lagi oleh yang mengejar karena tempat ini angker dan tidak ada yang berani masuk ke sini. Jika sudah dikatakana mereka lari ke “kandang” tidak akan ada lagi yang mengejarnya karena jika pihak Belanda atau Jepang masuk ke sini tidak akan keluar dengan selamat. Hal ini karena dipercaya Panglima Perang yang ditakuti banyak bermukim di sini. Karena sering disebut-sebut kandang, maka dinamai desa ini menjadi kandangan.

Setelah lama bersembunyi dan semakin banyak orang-orang yang masuk untuk menyelamatkan diri maka dibangun lah sebuah kampung di sini. Awalnya dihuni oleh orang Banten, kemudian masuklah suku lain seperti Simalungun yang merupakan suku asli, Jawa, Batak dan lainnya. Pada awalnya Kandangan memiliki wilayah yang cukup besar dan saat ada pemekaran daerah tahun 2009 Wilayah Kandangan lainnya menjadi Nagori Wonorejo. 6

(46)

2.2. Kondisi Geografi dan Wilayah Administrasi

Secara geografis Kecamatan Pematang Bandar terletak antara 03.11368 LU –099.24094 BT. Dan memiliki luas wilayah sekitar 88.16 Km2. Nagori Kandangan merupakan salah satu nagori yang terletak pada wilayah administratif Kecamatan Pematang Bandar Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Luas wilayah Nagori Kandangan yaitu 254 hektar. Jarak Kantor Pangulu Nagori Kandangan ke Ibukota Kecamatan Pematang Bandar sekitar 3,5 Km. Adapun batas-batas Nagori Kandangan adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Nagori Purwodadi, Kecamatan Pematang Bandar

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Nagori Pardomuan Nauli, Kecamatan Pematang Bandar

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Nagori Wonorejo, Kecamatan Pematang Bandar

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Nagori Kerasaan II, Kecamatan Pematang Bandar

(47)

Sumber : BPS Kabupaten Simalungun Gambar 1 Peta Kecamatan Pematang Bandar

Nagori Kandangan terdiri dari lima dusun yang terletak berdekatan. hanya dibatasi oleh jalan desa. Jalan desa atau nagori dimulai dari jalan kabupaten yang terbentang lurus menghubungkan nagori satu ke nagori lain di Kecamatan Pematang Bandar. Kemudian di Nagori Kandangan, jalan desa tidak hanya terbujur lurus. Dari jalan utama atau jalan kabupaten, jalan Nagori Kandangan merupakan jalan yang lebih kecil yang masuk dari kanan dan kiri jalan kabupaten.

Jalan ini tidak hanya lurus tapi bercabang-cabang. Dari jalan utama misal bercabang masuk ke jalan nagori. Dari jalan nagori bercabang lagi bisa masuk ke huta di nagori itu. Perumahan masyarakat Nagori Kandangan berbaris menghadap jalan desa. Persawahan juga berada di belakang rumah masyarakat dan juga ada yang menghadap jalan.

(48)

Jalan desa di Nagori Kandangan masih berupa aspal kasar dan bebatuan berbeda dengan jalan kabupaten yang berada di Nagori Kandangan yang sudah beraspal bagus. Jalan desa yang penulis maksud di sini adalah jalan-jalan menuju dusun atau huta, sawah dan ladang yang ada di Nagori Kandangan.

(Sumber: Dokumentasi penulis, 2018)

Gambar 2 Jalan Pahlawan Nagori Kandangan

Ada tiga rute yang bisa dilewati menuju Nagori Kandangan dari Kota Medan yaitu:

1. Medan – Tebing Tinggi – Serbelawan - Kandangan

Dari Kota Medan menuju Nagori Kandangan memakan waktu sekitar 3,5 jam dengan menggunakan mobil ataupun sepeda motor. Rute yang bisa digunakan menuju ke sana juga bisa melalui Medan-Tebing Tinggi-Serbelawan-Kandangan.

Jalan yang digunakan melaui rute ini adalah dari Medan sampai Tebing Tinggi bisa melalui jalan Tol, dari Tebing Tinggi ke arah Serbelawan melalui jalan lintas

(49)

ke arah Pematangsiantar. Sebelum Pematangsiantar nanti masuk ke kiri arah Serbelawan lalu menuju Laras dan masuk ke Pematang Bandar kemudian baru sampai ke Nagori Kandangan. Pemandangan dari jalan ini yang bisa dilihat adalah jalan tol sampai Tebing Tinggi. Kemudian dari tebing menuju serbelawan yang bisa dilihat adalah perkebunan kelapa sawit milik PTPN IV Persero dan perkebunan karet milik PTPN III.

Dari Tebing Tinggi menuju arah jalan Gatot Subroto lalu menuju jalan lintas Tebing-Siantar. Setelah perkebunan sawit kita akan bertemu degan perkebunan karet, lalu di sebelah kiri juga akan terlihat Polres Tebing Tinggi Sektor Dolok Merawan yaitu di Km 101, sampai ke perbatasan Kabupaten Serdang Bedagai dan Simalungun. Jalan yang dilalui sampai saat ini masih bagus yaitu aspal.

Sumber: Dokumentasi Penulis, 2019

Gambar 3 Jalan Lintas Tebing Siantar

(50)

Kemudian sampailah di Kabupaten Simalungun yang perbatasan tadi. Di sebelah kiri ada jalan masuk ke arah Serbalawan. Masih melewati jalan bagus lalu ada simpang dua, terus ke jalan yang sebelah kiri lagi sampailah di Serbalawan.

Dari jalan Merdeka Serbalawan akan menemukan Polsek Serbalawan, terus saja sampai menemukan PTPN IV Dolok Ilir. Di perkebunan ini jalan yang dilewati cukup rusak. Seperti jalan perkebunan pada umumnya hanya jalan pengerasan.

Lalu terus saja ke arah jalan Bahapal sampai ke RS Laras. Terus lagi sampai ke perumahan perkebunan Laras. Setelah itu akan mendapat jalan bagus lagi sampai ke jalan Laras-Pematang Bandar. Mengikuti itu sampailah ke Pematang Bandar.

Masuk simpang empat pilih jalan ke kiri menuju Kantor Kecamatan Pematang Bandar. Setelah itu terus saja mengikuti jalan tersebut maka akan sampailah ke Nagori Kandangan.

2. Medan – Tebing Tinggi – Siantar - Kandangan

Bisa juga menuju Kandangan dari kota Siantar dan memakan waktu sekitar 45 menit perjalanan. Rute yang di lewati adalah jalan Asahan. Dari rute ini jalan sudah bagus yaitu melaui jalan aspal. Pemandangan yang terlihat sepanjang jalan Siantar-Kerasaan adalah kebun kelapa sawit, perkebunan Karet dan perumahan warga, masuk ke kiri di Kerasaan itu sudah memasuki wilayah Kecamatan Pematang Bandar. Jika sudah memasuki jalan ini sepanjang perjalanan akan terlihat perumahan masyarakat dan juga akan terlihat persawahan.

(51)

Sumber: Dokumentasi penulis, 2018

Gambar. 4 Jalan menuju kandangan dari kerasaan

3. Medan – Tebing Tinggi – Perdagangan - Kandangan

Jika menggambil rute ini dimulai dari Medan kemudian Tebing Tinggi menuju Limapuluh masuk ke kanan menuju Perdagangan. Sampai Perdagangan jalan yang dilewati masih jalan aspal besar. Sepanjang jalan dari Limapuluh sampai perdagangan yang dilewati adalah perkebunan karet, perkebunan kelapa sawit dan tak lupa juga KEK Seimangkei walaupun pabriknya masih masuk ke dalam lagi dari jalan ini. Lanjut sampailah di Kota Perdagangan menuju Kandangan bisa melewati Jalan Sangawaluh terus ke Kerasaan atau dari Nagori Bandar Pulo Kecamatan Bandar. Jika dari Kerasaan jalan yang ditempuh masih jalan besar dan pemandangan yang terlihat masih perumahan masyarakat.

(52)

Jalannya aspal namun sudah rusak dan menunggu perbaikan dari pemerintah kabupaten.

Jika perjalanan menuju kandangan melalui Bandar Pulo, dari Kota Perdagangan ke kanan menuju Kantor Kecamatan Bandar, lalu menuju pasar atau pajak. Tidak sampai pajak kita jalan lurus saja sampai menemukan perkebunan sawit kembali. Terus jalan menyebrangi jembatan yang membelah sungai terus mengukuti jalan sampai Bandar Pulo. Separuh jalan masih bagus yaitu aspal baru setengah jalan lagi tidak lebih baik dari jalan arah Kerasaan. Jalan di sini masih berupa jalan batu padas. Maksudnya jalan yang hanya diberi batu padas dan pasir atau disebut pengerasan jalan ada yang sempat diaspal juga namun sudah rusak.

Jika hujan datang maka lubang di tengah jalan bisa tertutup air dan akan sulit melewatinya selain licin tidak terlihat yang mana lubang dan yang mana yang bisa dijalani.

Setelah cukup lelah menghindari lubang sampailah di Kecamatan Pematang Bandar yang di mulai dari Nagori Talun Madear, Kelurahan Pematang Bandar dan di sinilah letak Kantor Camat Pematang Bandar. Lanjut lagi melewati Nagori Purwodadi, Purwosari dan kemudian samapailah ke Nagori Kandangan.

Namun bisa juga melalui jalan yang lebih bagus yaitu dari Nagori Bandar Rakyat atau dari Bombongan ke arah Pajak Pematang Bandar, lalu mengambil jalan kiri ke arah Nagori Kandangan.

(53)

2.3 Kondisi Topografi dan Klimatologi

Nagori Kandangan kira-kira berada pada ketinggian 99 meter di atas permukaan laut. Kondisi lahan di Nagori Kandangan adalah datar. Tidak berbukit.

Kondisi tanahnya subur tidak terlalu berbatu. Lahan yang ada di Nagori Kandangan digunakan untuk pemukiman warga 55 ha, digunakan untuk sawah 145 Ha, ladang 21 Ha, sarana nagori dan juga untuk perkuburan 1Ha, dan lain- lain.

Dapat dilihat bahwa lahan persawahan lebih luas daripada lahan yang dipergunakan untuk lainnya, dan menjadikan Nagori Kandangan merupakan Nagori Swasembada padi di Simalungun Khususnya di Kecamatan Pematang Bandar. Kondisi iklim di Nagori Kandangan sama seperti iklim di Indonesia yaitu memiliki curah hujan yang cukup dan sinar matahari yang cukup. Saat musim hujan tiba, curah hujan yang diterima oleh Nagori Kandangan cukup untuk irigasi mengairi sawah.

Menurut Ayi Sudrajat (2009), Iklim di Simalungun berdasarkan klasifikasi Oldeman berdasarkan hasil pengolahan data curah hujan tahun 1970-2008 adalah Klasifikasi Oldeman tipe B1, C1, D1, D2, E1, E2, E3.

Iklim Oldeman merupakan klasifikasi iklim yang di dasarkan pada kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering secara berturut-turut. Pengklasifikasian iklim Oldeman ini banyak dimanfaatkan oleh para petani di Indonesia.

Tipe B1 adalah sesuai untuk padi terus menerus dengan perencanaan awal

Gambar

Gambar 2 Jalan Pahlawan Nagori Kandangan
Gambar 3 Jalan Lintas Tebing Siantar
Gambar : 5 Hamparan sawah
Gambar 13 Pasar di Pematang Bandar
+6

Referensi

Dokumen terkait

Zat pengatur tumbuh (hormon) pada tanaman ialah senyawa organik yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat, dan mengubah proses fisiologis tumbuhan. Pada

Slika 77 prikazuje brzine zavarivanja uzoraka tijela kompresijske stezaljke zavarenih ručnim i robotiziranim postupkom uz korištenje vrlo sličnih pozicionera, istog

Keberhasilan KB amenorhoe laktasi sangat dipengaruhi oleh frekuensi pemberian ASI diwilayah kerja puskesmas Huta Baginda Tapanuli Utara mayoritas ibu tidak memberikan ASI

Hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendry Sukotjo dan Sumanto Radix A (2010) yang menyatakan bahwa variabel produk, harga, promosi, lokasi,

Jika didapatkan lebih dari 75% siswa yang ada di kelas mendapatkan nilai dibawah KKM maka akan dilaksanakan pengayaan dengan materi yang sama dan waktu yang menyesuaikan.

Daerah tersebut harus mempunyai lingkungan alam yang mempunyai daya tarik khusus sebagai obyek wisata, juga ditunjang oleh adanya atraksi wisata yang dapat dijadikan sebagai

Dalam hal adanya dugaan pelanggaran terhadap Statuta, ART dan peraturan-peraturan BPAN lainnya yang sah yang dilakukan oleh anggota dan atau pengurus

Seorang laki-laki, umur 20 tahun, selalu bersin-bersin di pagi hari, keluar ingus encer, gatal di hidung dan mata. Keluhan juga timbul bila udara berdebu. Keluhan ini sudah