• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedelai

Menurut para ahli botani, kedelai adalah tanaman yang berasal dari Manchuria dan sebagian Cina, dan terdapat jenis kedelai liar yang tergolong dalam spesies Glycine ussuriensis. Kemudian menyebar ke daerah tropika dan subtropika serta dilakukan pemuliaan sehingga dihasilkan berbagai jenis kedelai unggul yang dibudidayakan (Koswara, 2009).

Menurut Adisarwanto (2005), pada awalnya, kedelai dikenal dengan beberapa nama botani, yaitu Glycine soja dan Soja max. Namun demikian, pada tahun 1948 telah disepakati bahwa nama botani yang dapat diterima dalam istilah ilmiah, yaitu Glycine max (L.) Merill. Klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosales

Famili : Leguminosae (Papilionaceae) Genus : Glycine

Spesies : Glycine max (L.) Merill.

Akar

Sistem perakaran kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar tunggang dan akar sekunder serabut yang tumbuh dari akar tunggang. Pertumbuhan akar

6

tunggang dapat mencapai panjang sekitar 2 meter atau lebih pada kondisi yang optimal, namun demikian, umumnya akar tunggang hanya tumbuh pada kedalaman lapisan tanah olahan yang tidak terlalu dalam, sekitar 30-50 cm. Sementara akar serabut dapat tumbuh pada kedalaman tanah sekitar 20-30 cm (Adisarwanto, 2005).

Batang dan Cabang

Pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe determinate dan indeterminate. Perbedaan sistem pertumbuhan batang ini didasarkan atas keberadaan bunga pada pucuk batang. Pertumbuhan batang tipe determinate ditunjukkan dengan batang yang tidak tumbuh lagi pada saat tanaman mulai berbunga. Sementara pertumbuhan batang tipe indeterminate dicirikan bila pucuk batang tanaman masih bisa tumbuh daun, walaupun tanaman sudah mulai berbunga. Pada kondisi normal, jumlah buku berkisar 15-30 buah. Cabang akan muncul di batang tanaman. Jumlah cabang tergantung dari varietas dan kondisi tanah, tetapi ada juga varietas kedelai yang tidak bercabang (Adisarwanto, 2005).

Daun

Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu stadia kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan dua helai daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves) yang tumbuh selepas masa pertumbuhan. Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Bentuk daun diperkirakan mempunyai korelasi yang sangat erat dengan potensi produksi biji (Adisarwanto, 2005).

Biji

Di dalam polong terdapat biji yang berjumlah 2-3 biji. Setiap biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, mulai dari kecil (sekitar 7-9 g/100 biji), sedang (10-13 g/100 biji) dan besar (>13 g/100 biji). Bentuk biji bervariasi, tergantung pada varietas tanaman, yaitu bulat, agak gepeng, dan bulat telur. Namun demikian, sebagian besar biji berbentuk bulat telur (Adisarwanto, 2005).

Syarat tumbuh

Indonesia mempunyai iklim tropis yang cocok untuk pertumbuhan kedelai, karena kedelai menghendaki hawa yang cukup panas. Pada umumnya pertumbuhan kedelai sangat ditentukan oleh ketinggian tempat dan biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 meter diatas permukaan laut. Namun demikian, diatas batas itu kedelai masih bisa ditanam dengan hasil yang memadai (Suprapto, 2001).

Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-340C. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 300C. Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan yang kurang subur dan agak asam pun kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar (Prihatman, 2000).

Panen

Panen kedelai dilakukan apabila sebagian besar daun sudah menguning, tetapi bukan karena serangan hama atau penyakit, lalu gugur, buah mulai berubah

8

warna dari hijau menjadi kuning kecoklatan dan retak-retak, atau polong sudah kelihatan tua, batang berwarna kuning agak coklat dan gundul. Perlu diperhatikan umur kedelai yang akan dipanen yaitu sekitar 75-110 hari, tergantung pada varietas dan ketinggian tempat. Perlu diperhatikan, kedelai yang akan digunakan sebagai bahan konsumsi dipetik pada usia 75-100 hari, sedangkan untuk dijadikan benih dipetik pada umur 100-110 hari, agar kemasakan biji betul-betul sempurna dan merata (Prihatman, 2000).

Pasca Panen

Pasca panen merupakan kegiatan yang dilakukan sesudah kegiatan pemanenan, hal ini dilakukan sebelum kedelai dipasarkan atau dikonsumsi. Kegiatan pasca panen kedelai digolongkan beberapa tahap, yaitu:

1. Pengeringan, kegiatan ini dilakukan setelah pemungutan polong kedelai, polong kedelai yang terkumpul dijemur selama 3 hari untuk memudahkan pengupasan, atau pemisahan biji kedelai dengan polongnya. Penjemuran dilakukan sampai kadar air 10-15%.

2. Penyortiran dan Penggolongan, terdapat beberapa cara untuk memisahkan biji dari kulit polongan. Diantaranya dengan cara memukul-mukul tumpukan brangkasan kedelai secara langsung dengan kayu atau brangkasan kedelai sebelum dipukul-pukul dimasukkan ke dalam karung, atau dirontokkan dengan alat pemotong padi. Setelah biji terpisah, brangkasan disingkirkan. Biji yang terpisah kemudian ditampi agar terpisah dari kotoran-kotoran lainnya. Biji yang luka dan keriput dipisahkan. Biji yang bersih ini selanjutnya dijemur kembali sampai kadar airnya 9-11%. Biji yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam karung

dan dipasarkan atau disimpan. Sebagai perkiraan dari batang dan daun basah hasil panen akan diperoleh biji kedelai sekitar 18,2%.

3. Penyimpanan dan pengemasan, sebagai tanaman pangan, kedelai dapat disimpan dalam jangka waktu cukup lama. Caranya kedelai disimpan di tempat kering dalam karung. Karung-karung kedelai ini ditumpuk pada tempat yang diberi alas kayu agar tidak langsung menyentuh tanah atau lantai. Apabila kedelai disimpan dalam waktu lama, maka setiap 2-3 bulan sekali harus dijemur lagi sampai kadar airnya sekitar 9-11% (Prihatman, 2000).

Kandungan Gizi dan Manfaat Kedelai

Secara umum kedelai merupakan sumber vitamin B, karena kandungan vitamin B1, B2, niasin, piridoksin dan golongan vitamin B lainya banyak terdapat di dalamnya. Vitamin lain yang terkandung dalam jumlah cukup banyak ialah vitamin E dan K. Kedelai mengandung karbohidrat sekitar 35%, dari kandungan karbohidrat tersebut hanya 12-14 persen saja yang dapat digunakan tubuh secara biologis (Koswara, 2009).

Biji kedelai mempunyai nilai gizi yang terbaik diantara semua sayuran yang dikonsumsi di seluruh dunia. Karena kedelai kaya akan sumber protein, karbohidat, lemak nabati, mineral dan vitamin. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Kandungan Gizi Kedelai

Unsur zat – zat Makanan Kedelai Putih (%)

Air 13,75 Protein 41,00 Lemak 15,80 Karbohidrat 14,85 Mineral 5,25 Muchtaridi (2008).

10

Kulit kedelai mengandung 87 serat makanan (dietary fiber), 40-53% selulosa kasar, 14–33% hemiselulosa kasar dan 1-3% serat kasar. Serat kedelai adalah bukan kulit atau sekam kedelai, tetapi produk kedelai yang tidak berbau, tawar dan bentuknya dapat disesuaikan dengan tujuan penggunaanya, yang terutama sebagai sumber serat makanan. Efek fisiologis dan manfaat klinis serat kedelai pada manusia telah banyak diteliti. Hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. menurunkan kolesterol pada penderita hiperkolesterolamia.

2. memperbaiki toleransi terhadap glukosa dan respon insulin pada penderita hiperlipidemia dan diabetes.

3. meningkatkan volume tinja, sehingga mempercepat waktu transit makanan (waktu yang diperlukan sejak dimakan sampai dikeluarkan berupa tinja). 4. Tidak berakibat negatif terhadap retensi mineral (penyerapan mineral)

(Koswara, 2009).

Sari Kedelai

Sari kedelai adalah cairan hasil ekstraksi protein biji kedelai dengan menggunakan air panas. Sejak abad II SM, sari kedelai sudah dibuat di negeri Cina. Dari sana kemudian berkembang ke Jepang dan setelah Perang Dunia II masuk ke Asia Tenggara. Komposisi gizi sari kedelai hampir sama dengan susu sapi. Karena itu sari kedelai dapat digunakan sebagai pengganti susu sapi. Susu ini baik dikonsumsi oleh mereka yang alergi susu sapi, yaitu orang-orang yang tidak punya atau kurang enzim laktase dalam saluran pencernaannya, sehingga tidak mampu mencerna laktosa dalam susu sapi (Muchtaridi, 2008).

Sari kedelai merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama karena kandungan proteinnya. Selain itu sari kedelai juga mengandung lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor, zat besi, provitamin A, Vitamin B kompleks (kecuali B12), dan air. Namun perhatian masyarakat kita terhadap jenis minuman ini pada umumnya masih kurang. Sari kedelai ini harganya lebih murah daripada susu produk hewani. Sari kedelai dapat dibuat dengan teknologi dan peralatan yang sederhana, serta tidak memerlukan keterampilan khusus. Penggunaan air sumur dapat menghasilkan sari kedelai dengan rasa yang lebih enak. Untuk memperoleh sari kedelai yang baik, kita perlu menggunakan kedelai yang berkualitas baik. Dari 1 kg kedelai dapat dihasilkan 10 liter sari kedelai. (Margono, dkk., 2000).

Pembuatan Sari Kedelai

Pembuatan susu kedelai cara pemanasan filtrat (hasil saringan/larutan) perlu diperhatikan. Selama pemanasan, filtrat perlu diaduk terus sambil menembahkan gula dan essens moka atau panili. Untuk menghilangkan rasa pahit perlu diberikan Na3PO4. Pengadukan bertujuan untuk menghancurkan gula dan meratakan perasa serta mencegah mendidihnya filtrat. Bila filtrat sampai mendidih, maka protein yang terkandung serta filtrat akan pecah, sehingga susu tersebut menggumpal, hal ini akan membuat susu kurang disukai serta tidak tahan lama karena terjadi pembusukan (Anonim, 1982).

Kedelai yang telah disortasi ditimbang, kemudian air selama 8 jam. Perendaman dilakukan pada suhu ruang dengan perbandingan larutan dan kedelai 3 : 1, dilanjutkan dengan perendaman air panas selama 15 menit dan kedelai ditiriskan. Biji kedelai dihaluskan dengan blender sambil ditambahkan air panas

12

sedikit demi sedikit, kemudian diaduk-aduk selama 3 menit. Bubur kedelai selanjutnya disaring dengan kain saring dan diperas. Filtrat yang diperoleh ditampung dalam panic (Muchtaridi, 2008).

Peranan Mekanisasi Pertanian

Ilmu mekanisasi pertanian adalah ilmu yang mempelajari pengasaan dan pemanfaatan bahan dan tenaga alam untuk mengembangkan daya kerja manusia dalam bidang pertanian, demi untuk kesejahteraan manusia. Pengertian pertanian dalam hal ini adalah pertanian dalam arti yang seluas-luasnya. Peranan mekanisasi pertanian dalam pembangunan pertanian di Indonesia adalah:

1. Mempertinggi efisiensi manusia.

2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani.

3. Menjamin kualitas dan kuantitas serta kapasitas produksi pertanian

4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani, yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan keluarga (subsistance farming) menjadi tipe perusahaan.

5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi sifat industri.

(Hardjosentono, dkk, 1996).

Dalam kegiatan agribisnis dan agroindustri, teknologi pertanian diperlukan sejak penyiapan lahan, penyediaan pupuk, produksi, pemanenan, penanganan pasca panen, pengolahan hasil, pengemasan serta distribusi dan pengangkutan sampai pemasaran. Hal penting yang patut dicermati pada kegiatan agroindutri adalah teknologi yang menjadi kendala utama. Oleh sebab itu teknologi harus dikembangkan secara terus menerus melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (Mangunwidjaja dan Sailah, 2005).

Elemen Alat Motor Listrik

Mesin-mesin yang dinamakan motor listrik dirancang untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanis, untuk menggerakan berbagai peralatan, mesin-mesin dalam industri, pengangkutan, dan lain-lain. Setiap mesin sesudah dirakit, porosnya menonjol melalui ujung penutup (lubang pelindung) pada sekurang-kurangnya satu sisi supaya dapat dilengkapi dengan sebuah pulley atau sebuah generator atau suatu mesin yang akan digerakan (Daryanto, 2002).

Tuas

Tuas berguna untuk membuka saluran silinder pisau agar kedelai turun ke silinder pengepresan sesudah dihaluskan oleh pisau. Mekanisme kerjanya ialah setelah kedelai dihaluskan, tuas diturunkan dengan cara ditekan.

Bantalan

Bantalan adalah elemen mesin yang mampu menumpu poros berbebanan, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman dan tahan lama.

Pisau penghancur

Pisau merupakan elemen yang sangat penting dalam proses pengirisan dan pemotongan. Bahan pisau harus lebih kuat dan terbuat dari bahan baja stainless, karena pisau digunakan untuk memotong bahan makanan, maka pisau harus terjamin kebersihannya. Fungsi pisau disini adalah untuk menghaluskan biji kedelai sehingga pengepresan sari kedelai lebih optimal.

14

Puli

Jarak yang jauh antara dua poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan pasangan roda gigi. Dalam demikian, cara transmisi putaran dan daya lain yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan sebuah sabuk atau rantai yang dibelitkan di sekeliling puli atau sprocket pada poros. Jika pada suatu konstruksi mesin putaran puli penggerak dinyatakan N1 dengan diameter Dp dan puli yang digerakkan n2 dan diameternya dp, maka perbandingan putaran dinyatakan dengan persamaan berikut:

N1 n2 =

dp

Dp ... (1)

(Roth, et all., 1982).

Pulley kayu tidak banyak lagi dijumpai. Untuk konstruksi ringan diterapkan pulley dari paduan aluminium. Pulley sabuk baja terutama cocok untuk kecepatan sabuk yang tinggi (diatas 35 m/det) (Stolk dan Kross, 1981).

Gambar 1. Puli

Roda transmisi beralur untuk sabuk V dibuat dari besi tuang, baja tuang, atau baja cetak. Keterangan umum yang diperlukan dalam pemesanan roda

transmisi beralur harus mencakup ukuran sabuk, jumlah alur, diameter alur roda, tipe konstruksinya dan ukuran serta tipe nap (Purwadi dan Tjitrosoepomo, 1990).

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan pulley V ini adalah besi tuang kelabu. Alasan menggunakan besi tuang kelabu adalah tahan panas, tahan korosi, mampu meredam getaran, mudah didapat dan murah harganya. Pola dibuat pola pejal belahan dengan bahan dari kayu mahoni. Dan untuk pembuatan cetakan menggunakan pasir silica dan water glass sebagai pengikat dengan proses CO2. Sedangkan proses peleburan menggunakan dapur kupola. Dalam proses pengecoran akan terjadi perubahan bentuk akibat dari proses pembekuan logam cair. Hal ini dapat diatasi dengan penambahan penyusutan dan penambahan permesinan, sehingga didapatkan bentuk dimensi yang sesuai dengan yang kita inginkan dan tecapai produk yang berkualitas (Malik, 2002).

Menurut Daryanto (1994), ada beberapa jenis tipe pulley yang digunakan untuk sabuk penggerak yaitu:

1. Pulley datar, pulley ini kebanyakan dibuat dari besi tuang dan juga dari baja dengan bentuk yang bervariasi.

2. Pulley mahkota, pulley ini lebih efektif dari pulley datar karena sabuknya sedikit menyudut sehingga untuk slip relatif sukar, dan derajat ketirusannya bermacam-macam menurut kegunaannya.

3. Tipe lain, pulley ini harus mempunyai kisar celah yang sama dengan kisar urat pada sabuk penggeraknya.

Pemasangan pulley antara lain dapat dilakukan dengan cara:

1. Horizontal, pemasangan pulley dapat dilakukan dengan cara mendatar dimana pasangan pulley terletak pada sumbu mendatar.

16

2. Vertikal, pemasangan pulley dilakukan tegak dimana letak pasangan pulley adalah pada sumbu vertikal. Pada pemasangan ini akan terjadi getaran pada bagian mekanisme serta penurunan umur sabuk

(Mabie and Overirick, 1967).

Menurut Dwi (2010), hal–hal yang harus diperhatikan dalam instalasi sabuk puli adalah:

1. Kedua poros harus benar-benar sejajar, agar kekencangan sabuk bisa seragam.

2. Jarak kedua puli jangan terlalu dekat, agar sudut kontak pada puli kecil sebesar mungkin.

3. Jarak kedua puli tidak boleh terlalu jauh, karena akan menyebabkan sabuk membebani poros.

4. Sabuk yang panjang cenderung berayun dari sisi ke sisi yang menyebabkan sabuk aus.

5. Sisi kencang sabuk harus dibawah, sehingga jika sabuk turun pada sisi kendor akan menambah besar sudut kontak pada puli.

Sabuk V

V-belt merupakan alat transmisi pemindah daya/putaran yang ditempatkan pada pulley. V-belt adalah belt yang berpenampang trapesium, terbuat dari tenunan dan serat-serat yang dibenamkan pada karet kemudian dibungkus dengan anyaman dan karet, digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lainnya melalui pulley yang berputar dengan kecepatan sama atau berbeda (Darmono, dkk., 2006).

Penggerak berbentuk sabuk bekerja atas dasar gesekan tenaga yang disalurkan dari mesin penggerak dengan cara persinggungan sabuk yang menghubungkan antar pulley penggerak dengan pulley yang akan digerakkan. Sebaliknya sabuk mempunyai sifat lekat tetapi tidak lengket pada pulley dan salah satu pulley itu harus dapat diatur (Pratomo dan Irwanto, 1983).

Menurut Dwi (2010), sabuk terdiri dari tiga jenis, yaitu:

Gambar 2. Jenis-jenis sabuk

1. Sabuk datar (flat belt), pada umumnya terbuat dari semak atau kain yang diresapi oleh karet. Sabuk daar yang modern terdiri atas init elastic yang kuat seperti benang baja atau nilon. Pada sabuk datar terjadi pengereman karena adanya sambungan sabuk.

2. Sabuk V (V-belt), terbuat dari kain dan benang, biasanya katun rayon atau nilon dan diresapi karet. Kelebihan sabuk V dibandingkan dengan sabuk datar, yaitu:

a. Selip antara sabuk dan puli dapat diabaikan.

b. Sabuk V yang dibuat tanpa sambungan sehingga memperlancar putaran. c. Memberikan umur mesin lebih lama, 3-5 tahun.

d. Sabuk V mudah dipasang dan dibongkar.

e. Operasi sabuk dengan puli tidak menimbulkan getaran.

f. Sabuk V mempunyai kemampuan untuk menahan goncangan saat mesin dinyalakan.

18

Sedangkan kelemahan sabuk V dibandingkan dengan sabuk datar, yaitu sabuk V tidak seawet sabuk datar dan konstruksi puli sabuk V lebih rumit daripada sabuk datar.

3. Sabuk bundar / tali (circular belt / rope)

Sabuk bundar pada umumnya digunakan untuk meneruskan daya yang besar dari satu puli ke puli yang lain dan mampu digunakan pada jarak antar puli lebih dari 8 meter.

Menurut Smith dan Wilkes (1990), apabila pemindahan daya menggunakan dua roda transisi, maka hubungan antara jarak kedua titik pusat sumbu roda transisi dengan panjang sabuk dapat ditentukan dengan rumus:

L =2C+π

2(D+d) ... (2) dimana:

L = Panjang efektif sabuk (mm)

C = Jarak antara kedua sumbu roda transmisi (mm) D = Diameter luar efektif roda transmisi yang besar (mm) d = Diameter luar efektif transmisi yang kecil (mm)

Transmisi dengan menggunakan sabuk hanya dapat menghubungkan poros-poros yang sejajar dengan arah putaran yang sama. Dibandingkan dengan transmisi roda gigi atau rantai, sabuk bekerja lebih halus dan tidak berisik.

Hal yang menentukan besar daya yang ditransmisikan adalah kecepatan sabuk, kekencangan sabuk, sudut kontak antara sabuk dan puli, kondisi dimana sabuk digunakan. Sedangkan koefisien gesek antara sabuk dan puli tergantung pada bahan sabuk, bahan puli dan kecepatan sabuk (Dwi, 2010).

Filter

Filter atau saringan berfungsi untuk memisahkan ampas kedelai dengan sari kedelai pada saat proses pengepresan. Saringan ini terbuat dari stainless steel karena pada pengolahan makanan, bahan yang digunakan harus tahan dari karat agar tidak terjadi perubahan kualitas.

Kapasitas Kerja Alat dan Mesin Pertanian

Menurut Daywin, dkk., (2008), kapasitas kerja suatu alat atau mesin didefenisikan sebagai kemampuan alat dan mesin dalam menghasilkan suatu produk (contoh: ha. Kg, lt) persatuan waktu (jam). Dari satuan kapasitas kerja dapat dokonversikan menjadi satuan produk per kW per jam, bila alat/mesin itu menggunakan daya penggerak motor. Jadi satuan kapasitas kerja menjadi: Ha.jam/kW, Kg.jam/kW, Lt.jam/kW. Persamaan matematisnya dapat ditulis sebagai berikut:

Kapasitas Alat = Produk yang dihasilkan

Waktu ………...…………...(3) Menurut Wiraatmadja (1995), adapun cara untuk memperbesar atau memperkecil kapasitas pengirisan yaitu dengan mengubah julmlah mata pisau, rpm alat pengiris atau mengubah tebal irisannya. Perubahan paling mudah dilakukan dengan memperbesar atau memperkecil tanpa merubah tebal irisannya adalah dengan merubah rpm yakni dengan menambahkan transmisi, baik dengan pulley atau sprocket dan rantai.

Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Semakin nyata hubungan linier (garis lurus), maka semakin kuat atau tinggi derajat hubungan garis lurus antara kedua variabel atau lebih. Ukuran untuk derajat hubungan garis lurus ini

20

dinamakan koefisien korelasi. Korelasi dilambangkan dengan r dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 artinya korelasinya sangat kuat.

Tabel 2. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,800 – 1,000 Sangat Kuat 0,600 – 0,799 Kuat 0,400 – 0,599 Cukup Kuat 0,200 – 0,399 Lemah 0,000 – 0,199 Sangat Lemah (Muinah, 2011). Rendemen

Rendemen menyatakan persentase bahan hasil olahan terhadap bahan mentah atau bahan baku yang diolah per satuan berat bahan. Perhitungan rendemen diperlukan untuk mengetahui banyaknya jumlah kebutuhan bahan baku dalam suatu proses industri yang menggunakan alat atau mesin untuk menghasilkan jumlah produk yang diinginkan. Rendemen dapat dihitung dengan membandingkan berat hasil olahan dengan berat bahan baku sebelum dilakukan pengolahan (Lubis, 2008).

Persentase Bahan yang Tertinggal di Alat

Persentase bahan yang tertinggal di alat adalah banyaknya bahan yang tidak dapat keluar dari alat secara otomatis setelah saluran pengeluaran bahan dibuka setelah proses pengolahan selesai dilakukan. Bahan yang tidak dapat keluar dari mesin pengolahan membutuhkan tenaga operator untuk mengeluarkannya secara manual. Hal ini menyebabkan efisiensi pengolahan dan biaya produksi meningkat untuk upah operator (Nugraha, dkk., 2012).

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Meski merupakan makanan khas Indonesia, namun bahan baku pembuatan tahu dan tempe masih harus diimpor. Dirjen Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Kemendag Srie Agustina mengungkapkan, produksi kedelai lokal saat ini hanya sekitar 995.000 ton. Sedangkan, kebutuhan kedelai dalam negeri mencapai 2,5-2,6 juta ton per tahun. Menurut Kementerian Pertanian rata-rata (peningkatan produksi) sekitar 10-15%, sebanyak 84% pemenuhan kedelai dalam negeri diperuntukkan bagi industri tahu dan tempe. Sedangkan, 15% untuk diolah menjadi susu kedelai. Meski demikian, Indonesia diharapkan dapat mencapai swasembada kedelai dalam beberapa tahun ke depan (Sari, 2015., dalam merdeka.com kolom 2 dan 6 tanggal 7/01/2015).

Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu, diperlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelai pun diperluas dan produktivitasnya ditingkatkan (Adisarwanto, 2005).

Kedelai sudah lama diakui sebagai sumber protein, serat larut air dan berbagai zat gizi mikro yang memiliki kontribusi unggul dalam pola makan. Kedelai memiliki kandungan lemak rendah (18%) tetapi memiliki asam lemak tak jenuh yang tinggi (85%). Banyak hasil olahan kedelai yang nilai gizinya semakin meningkat, salah satunya susu kedelai. Susu kedelai merupakan minuman hasil ekstraksi protein biji kedelai dengan menggunakan air panas yang bergizi tinggi

Dokumen terkait