• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kedelai tergolong tanaman yang telah lama dikenal dan dibudidayakan. kedelai memiliki kromosom 2n = 40. Menurut Adie dan Krisnawati (2007) klasifikasi tanaman kedelai sebagai berikut Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Classis: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosae, Sub-family: Papilionoideae, Genus: Glycine, Species: Glycine

max (L.) Merrill.

Akar kedelai memiliki kemampuan membentuk bitil akar (nodul). Bintil-bintil akar bentuknya bulat atau tidak beraturan yang merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum. Bakteri ini bersimbiosis dengan nitrogen bebas dari udara. Jumlah nitrogen yang dapat ditambat bakteri ini berkisar 40- 70% dari seluruh nitrogen yang dibutuhkan tanaman. Tiap hektar lahan yang ditanaman kacang kedelai dapat menghasilkan 198 kg bintil akar per tahun atau setara dengan 440 kg pupuk urea (Hanum, 2008).

Batang tanaman kedelai berasal dari poros embrio yang terdapat pada biji masak. Hipokotil merupakan bagian terpenting pada poros embrio yang berbatasan dengan bagian ujung bahwa permulaan akar yang menyusun bagian kecil dari poros bakal akar hipokotil. Bagian atas poros embrio berakhir pada epikotil yang terdiri dari dua daun sederhana, yaitu primordial daun bertiga pertama dan ujung batang (Adie dan Krisnawati, 2007).

Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominanyaitu stadia kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah dengan dua helai

daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves) yang tumbuh selepas masa pertumbuhan (Irwan, 2006).

Tanaman kedelai memiliki bunga sempurna (hermaphrodite), yakni pada tiap kuntum bunga terdapat alat kelamin betina (putik) dan alat kelamin jantan (benangsari). Mekarnya bunga berlangsung pada pukul 08.00-09.00 dan penyerbukannya bersifat menyerbuk sendiri (Hanum, 2008).

Polong pertama kali tampak sekitar 10-14 hari setelah munculnya bunga pertama. Pembentukan polong berlanjut sama cepatnya seperti pembentukan bunga dan dalam keadaan normal memakan waktu kurang lebih 21 hari. Jumlah polong yang terbentuk beragam antara 2 sampai 20 dalam tiap kelompok bunga dan jumlah polong dapat mencapai 400 tiap pohon (Hidayat, 1985).

Syarat Tumbuh Iklim

Pada lingkungan yang optimal biji kedelai berkecambah setelah 4 hari setelah tanam, sedangkan pada suhu sekitar 10º C biji baru berkecambah 2 mingu setelah tanam. Pertumbuhan terbaik terjadi pada suhu 29.4º C dan menurun bila suhu lebih rendah. Apabila air mencukupi kedelai masih dapat tumbuh baik pada suhu yang sangat tinggi 36º C dan akan berhenti tumbuh pada suhu 9º C (Baharsjah et al. 1985).

Kedelai dapat tumbuh subur pada curah hujan optimal 100-200 mm/bulan. Temperatur 25-27 celcius dengan penyinaran penuh minimal 10 jam/hari. Tinggi tempat dari permukaan laut 0-900 m dengan tanah tipis-tipis (Hanum, 2008).

Bagi pertumbuhnya tanaman kedelai menghendaki daerah dengan curah hujan minimum (sekitar 800 mm) pada masa pertumbuhannya selama 3 sampai 4

bulan. Sebenarnya tanaman ini resisten pada daerah yang agak kering kecuali selama pembungaan dan pembuahan. Pada daerah dengan ketinggian di bawah 1.000 m dpl (Kartasapoetra, 1988).

Tanah

Tanaman kedelai dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah dengan drainase dan aerasi tanah yang cukup baik serta air yang cukup selama pertumbuhan tanaman. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik pada tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol atau andosol. Pada tanah yang kurang subur (miskin unsur hara) dan jenis tanah podsolik merah-kuning perlu diberi pupuk organik dan pengapuran (Hanum, 2008).

Kedelai tumbuh baik pada tanah sedikit masam sampai mendekati netral, pada pH 5.5-7.0 dan pH optimal 6.0-6.5. Pada kisaran pH tersebut hara makro dan mikro tersedia bagi tanaman kedelai. Pada tanah yang bereaksi masam (pH kurang dari 5.5) hara fosfat (P), kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K) dan sulfur (S) tidak mudah tersedia bagi tanaman kedelai. Pada tanah bereaksi basah (pH lebih dari 7.0) unsur hara mikro terutam Fe, Zn, Mn tidak mudah tersedia bagi tanaman kedelai (Sumarno dan Manshuri, 2007).

Pada dasarnya kedelai menghendaki kondisi tanah yang tidak terlalu basah, tetapi air tetap tersedia. Jagung merupakan tanaman indikator yang baik bagi kedelai. Tanah yang baik ditanami jagung, baik pula ditanami kedelai. Kedelai tidak menuntut struktur tanah yang khusus sebagai suatu persyaratan kedelai dapat tumbuh dengan baik, asal tidak tergenang air yang akan menyebabkan busuknya akar. Kedelai dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, asal drainase dan aerasi tanah cukup baik (Deputi Menegristek, 2015).

Varietas

Teknik budidaya kedelai di Indonesia masih tergolong konvensional karena masih dianggap tanaman kedua bukan tanaman utama. Permasalahan yang dihadapi dalam budidaya salah satunya adalah penggunaan benih seadanya yang memiliki mutu rendah atau varietas lokal (bukan varietas unggul). Untuk itu diperlukan strategi yaitu perakitan varietas yang diarahkan untuk menghasilkan varietas baru guna meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Strategi perakitan varietas ditujukan untuk mengatasi permasalahan atau hambatan produksi pada agroekosistem yang bersangkutan meliputi permasalahan biologis dan non biologis, peluang keberhasilan, dan kemungkinan pengembangan di masa mendatang (Arsyad et al. 2007)

Tersedianya varietas unggul kedelai toleran genangan memiliki arti penting bagi upaya peningkatan produksi kedelai. Hingga saat ini, upaya menekan kehilangan hasil akibat genangan melalui teknik budidaya dianggap memadai, tetapi informasi mengenai kultivar kedelai yang toleran terhadap genangan relatif terbatas. Perakitan varietas kedelai toleran genangan dapat dimulai dengan mengetahui karakter yang berhubungan dengan toleransi kedelai terhadap genangan, dilanjutkan dengan memahami pewarisan karakter tersebut dan mengidentifikasi sumber-sumber plasma nutfah atau varietas yang membawa karakter tersebut. Pemahaman tentang masalah genangan dan mekanisme toleransi tanaman terhadap genangan penting pula untuk menentukan strategi seleksi dalam program perakitan kedelai toleran genangan(Hapsari dan Adie, 2010).

Teknologi varietas unggul telah berkontribusi sangat nyata dalam pengembangan kedelai nasional. Sekitar 80% dari total area panen kedelai yang

mencapai 0.7 juta hektar didominasi oleh penggunaan varietas unggul. Banyak orang berpendapat bahwa kedelai merupakan tanaman sub-tropis sehingga kurang cocok diusahakan di daerah tropis. Pendapat tersebut tidak benar karena hasil kedelai dari varietas-varietas unggul yang dirakit di Indonesia tidak kalah dengan

hasil kedelai di daerah tropis seperti Amerika Serikat (Suyamto dan Widiarta, 2010).

Genangan

Toleransi terhadap genangan dapat diartikan sebagai kemampuan tanaman untuk mempertahankan hasil optimal pada kondisi tergenang atau kelebihan air. Mekanisme toleransi tanaman kedelai pada genangan penting diketahui dalam mengembangkan genotip kedelai yang toleran genangan. Ketahanan tanaman terhadap genangan dapat berupa penghindaran kondisi kekurangan oksigen dari daun ke akar dan kemampuan tanaman untuk melakukan metabolisme atau dapat dikatakan pada kondisi tersebut respirasi berlangsung secara anaerob (Puspawati, 2011).

Penanaman kedelai pada tanah yang basah akan menghambat perkecambahan dan pertumbuhan awal, karena kekurangan oksigen untuk pertumbuhan biji maupun akar tanaman. Biasanya populasi tanaman yang tumbuh akan berkurang pada tanah-tanah yang kelebihan air. Perbaikan drainase pada tanah-tanah seperti ini akan meningkatkan populasi tanaman, perakaran menjadi lebih baik, tanaman akan menjadi lebih tegap dan tinggi sehingga hasilnya akan meningkat (Irwan, 2005).

Pada keadaan banjir yang berkepanjangan akhirnya akan menyebabkan kondisi anoksia dengan efek pada sistem metabolisma tanaman. Demikian juga

halnya tanaman gagal untuk mendorong sepenuhnya faktor-faktor genetik yang mungkin ada hubungannya untuk produksi tanaman. Pengaruh dari stress tergantung pada faktor-faktor seperti, fase pertumbuhan dan genotipe/spesies tanaman serta jangka waktu/periode dari stress itu sendiri. Untuk mengatasi keadaan dari stress dan sekaligus untuk meningkatkan produksi tanaman, sangat penting dilakukan pemilihan dan pengembangan tanaman kultivar/genotipe yang toleran terhadap stress. Secara umum, tanaman menanggapi stress pada tingkat rendah akan memadai untuk mengatasi masalah stress tersebut, tetapi ketika tingkat stress melebihi tingkat kritis tertentu (berfluktuasi dari setiap tanaman/spesies tanaman), mekanisme fisiologis dalam mengatasi tingkat stress tersebut semakin meningkat yang menyebabkan kerusakan atau bahkan kematian dari tanaman tersebut. Berdasarkan penelitian Boru et al (2013) tanaman kedelai yang tergenang selama 3 hari mengakibatkan daun klorosis, penggenangan yang berkepanjangan dapat mengakibatkan gugurnya daun, pertumbuhan terhenti dan akhirnya tanaman mati.

Beberapa tingkat stress tanaman akibat penggenangan dalam hubungannya dengan proses fisiologis tanaman antara lain : genangan air (waterlogging) akar tanaman terendam oleh air banyak dilakukan dilapangan pada saat penyiraman sampai pada permukaan tanah, banjir (flooding) tanaman terendam sebagian. anoxia yaitu seluruh tanaman terendam air, pasokan oksigen terhenti oleh karena adanya gas nitrogen sehingga menggalangi respirasi aerobik tanaman (Striker, 2012).

PENDAHULUAN

Dokumen terkait