• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistematika tanaman kopi adalah sebagai berikut Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Rubiales, Famili :

Rubiaceae, Genus : Coffea, Spesies : Coffea robusta L. Ex De Will. (Steenis, 2003)

Akar bibit kopi yang berasal dari benih memiliki akar tunggang, adapun yang berasal dari stek biasanya memiliki 2-3 akar tunggang semu. Bibit kopi yang berasal dari kultur jaringan juga memiliki akar tunggang seperti pada biji. Akar kopi tergolong memiliki sifat perakaran dangkal, sebagian besar akarnya terletak di deka permukaan tanah (0-30 cm) (Mawardi, 2008).

Tanaman kopi memiliki dua macam cabang, yaitu cabang ortotrof (tumbuh ke atas, vertikal) dan cabang plagiotrof (tumbuh kesamping , horizontal). Cabang ortotrof dapat menghasilkan cabang plagiotrof, akan tetapi tidak sebaliknya. Cabang plagiotrof rimer hanya tumbuh sekali jadi kalau sudah mati tidak pernah tumbuh cabang primer baru di tempat yang sama (Mawardi, 2008).

Kopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting yang tersusun berdampingan. Pada batang atau cabang-cabang yang bentuknya tegak lurus, susunan daun itu berselang-seling pada ruas-ruas berikutnya, sedangkan daun tumbuh pada ranting-ranting dan cabang-cabang yang mendatar, pasangan itu terletak pada bidang yang sama, tidak berselang-seling. Daun dewasa berwarna

hijau tua, sedangkan daun yang masih muda berwarna perunggu (Najiyati dan Danarti, 1997)

Tanaman kopi membutuhkan waktu 3 tahun dari saat perkecambahan sampai menjadi tanaman berbunga dan menghasilkan buah kopi. Semua spesies kopi berbunga berwarna putih yang beraroma wangi. Bunga tersebut muncul pada ketiak daunnya (Rahardjo, 2012).

Buah terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 bagian lapisan kulit luar (eksocarp), lapisan daging (mesocarp), lapisan kulit tanduk (endocarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi umumnya mengandung 2 butir biji, tetapi kadang-kadang hanya mengandung 1 butir atau bahkan tidak berbiji (hampa) sama sekali (Najiyarti dan Danarti, 1997).

Setiap buah kopi memiliki dua biji kopi. Buah dan biji kopi sangat besar. Biji kopi dibungkus kulit keras disebut kulit tanduk (parchment skin). Biji mempunyai alur pada bagian datarnya (Rahardjo, 2012).

Syarat Tumbuh Iklim

Ketinggian tempat yang optimal untuk perkebunan tanaman kopi robusta sekitar 400 – 1200 mdpl. Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi, rasa atau

karakter kopi yang dihasilkan menjadi semakin baik dan enak (Panggabean, 2011).

Curah hujan yang sesuai untuk kopi seyogyanya adalah 1500-2500 mm per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25o C, dengan lahan kelas S1 atau S2. Ketinggian tempat penanaman akan berkaitan juga dengan citarasa kopi (Syakir, 2010).

Selain curah hujan, suhu lingkungan memegang peranan penting untuk pembentukan bunga menjadi buah. Kopi mampu beradaptasi dengan suhu

rata-rata 20-28o C. Karena itu investor atau petani kopi perli mengetahui kondisi suhu suatu daerah yang ingin dijadikan perkebunan kopi (Panggabean, 2011).

Tanah

Tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam (± 1,5 m) dan gembur, subur, banyak mengandung humus dan bersifat permeable. Tanah dapat berasal dari abu gunung berapi/cukup mengandung pasir. Jenis tanah latosol dan vulkanis disukai tanaman kopi (Syakir, 2010).

Tanah yang digunakan seagai media tumbuh tanaman kopi salah satu cirinya adalah memiliki lapisan topsoil yang tebal. Tanaman kopi sebaiknya ditanam di tanah yang memiliki kandungan hara dan organik yang tinggi dimana rata-rata pH yang dianjurkan adalah 5-7 (Panggabean, 2011).

Tanah yang drainasenya jelek, tanah liat berat, dan tanah pasir yang kapasitas mengikat airnya kurang serta kandungan N-nya rendah tidak cocok untuk pertumbuhan kopi. Tanaman kopi menghendaki kedalaman air tanah sekurang-kurangnya, 3 m dari permukaan tanah (Syakir, 2010).

Media Tanam

Menurut Prastowo dan Roshetko (2006) syarat media pembibitan yang baik adalah ringan, murah, mudah didapat, porus (gembur), dan subur (kaya unsur hara). Penggunaan media tumbuh yang tepat akan menentukan pertumbuhan optimum bibit. Komposisi media tanam untuk mengisi polibag dapat digunakan campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam padi. Sterilisasi media sebelum digunakan bertujuan membunuh penyakit, cendawan, bakteri, biji gulma, nematoda, dan serangga tanah.

Ada empat fungsi media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang baik, yaitu sebagai tempat unsur hara, mampu memegang air yang tersedia bagi tanaman, dapat melakukan pertukaran udara antara akar dan atmosfer di atas media dan harus dapat menyokong pertumbuhan tanaman. Proses penanaman dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis media tanam seperti pasir, serbuk gergaji, arang sekam, cocopeat, zeolit, vermikulit dan perlit (Fahmi, 2013).

Keunggulan menggunakan serbuk kayu sebagai media tanam yaitu : 1. Banyak tersedia, karena serbuk gergaji merupakan produk sampingan dari

industri pengolahan kayu non kertas. 2. Ringan.

3. Mudah dibentuk, hanya dengan menambahkan sedikit air maka media serbuk gergaji mampu menyimpan air dalam jumlah banyak.

4. Dapat menyimpan zat hara seperti halnya tanah.

5. Memiliki porositas yang cukup tinggi namun bisa diatur kepadatannya hingga mencapai tingkat porositas dengan mengatur rasio pemberian air.

(Fahmi, 2013).

Sekam padi terutama terdiri dari lignin, selulosa, silikat, dan 0,019% Phospat. Kelebihan sekam padi lainnya adalah mudah mengikat air, mudah menggumpal dan memadat sehingga mempermudah pertumbuhan akar tanaman, tidak mudah lapuk, hanya saja kekurangannya adalah cenderung miskin hara. Media sekam padi memiliki kondisi lingkungan tumbuh khususnya sifat fisik dan kimia yang lebih baik bagi pertumbuhan tanaman karena lebih cepat mengalami pelapukan dan dekomposisi, mengandung unsur N, P, K, Cl, dan Mg (Istomo, 2012).

Keunggulan sabut kelapa sebagai media tanam antara lain yaitu : dapat menyimpan air yang mengandung unsur hara, sifat sabut kelapa yang senang

menampung air dalam pori-pori menguntungkan karena akan menyimpan pupuk cair sehingga frekuensi pemupukan dapat dikurangi dan di dalam sabut kelapa juga terkandung unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, daya serap air tinggi, menggemburkan tanah dengan pH netral, dan menunjang pertumbuhan akar dengan cepat sehingga baik untuk pembibitan (Fahmi, 2013).

Pupuk Organik Cair

Pupuk adalah setiap bahan organik atau anorganik, alam atau buatan, mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Tiap jenis tanah berbeda tingkat kesuburan tanahnya, sehingga dalam program pemupukan haruslah diketahui sifat-sifat tanah baik sifat fisik maupun kimianya terutama tingkat kesuburan tanahnya. Berdasarkan bentuknya pupuk dibedakan menjadi pupuk padar dan pupuk cair. Pupuk cair umumnya diaplikasikan melalui daun tanaman, tetapi dapat juga diaplikasikan melalui bagian-bagian tanaman (Damanik, dkk, 2010).

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang berbentuk cair maupun padat. Manfaat utama pupuk organik adalah dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah, selain sebagai sumber hara bagi tanaman (Setyorini, 2005).

Pupuk cair dikatakan bagus dan siap diaplikasikan jika tingkat kematangannya sempurna. Pengomposan yang matang bisa diketahui dengan memperhatikan keadaan bentuk fisiknya, dimana fermentasi yang berhasil ditandai dengan adanya bercak – bercak putih pada permukaan cairan. Cairan

yang dihasilkan dari proses ini akan berwarna kuning kecoklatan dengan bau yang menyengat (Purwendro dan Nurhidayat, 2007)

Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang. Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah : (1) dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, (2) dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan serangan patogen penyebab penyakit, (3) merangsang pertumbuhan cabang produksi, (4) meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, (5) mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah (Amilia, 2011).

PENDAHULUAN

Dokumen terkait