• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam dan Pupuk Organik Cair

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam dan Pupuk Organik Cair"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot 100 cm

100 cm

X

X

X

X

10 cm

(2)

20 CM Lampiran 2. Bagan plot penelitian

(3)

Lampiran 3. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian

No

. Pelaksanaan Penelitian

Minggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1. Persiapan lahan X

2. Pembuatan naungan X

3. Persiapan media tanam X

4. Penanaman X

5. Pengaplikasian Pupuk Organik Cair X X X X X X X X X

6. Pemeliharaan tanaman

Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi lapangan

Penyiangan Disesuaikan dengan kondisi lapangan

Pengendalian hama dan penyakit Disesuaikan dengan kondisi lapangan

7. Pengamatan parameter

Tinggi Tanaman (cm) X X X X X X

Diameter batang (mm) X X X X X X

Total luas daun (cm2) X

Volume akar (ml3) X

Bobot kering tajuk (g) X

(4)

Lampiran 7. Data Tinggi Tanaman 2 MSPT

Lampiran 8. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT

SK DB JK KT FH F 0.05 Ket.

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

(5)

Lampiran 9. Data Tinggi Tanaman 4 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 10. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT

(6)

Lampiran 11. Data Tinggi Tanaman 6 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 12. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT

(7)

Lampiran 13. Data Tinggi Tanaman 8 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 14. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MSPT

(8)

Lampiran 15. Data Tinggi Tanaman 10 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 16. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 10 MSPT

(9)

Lampiran 17. Data Tinggi Tanaman 12 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 18. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 12 MSPT

(10)

Lampiran 19. Data Diameter Batang 2 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 20. Daftar Diameter Batang 2 MSPT

(11)

Lampiran 21. Data Diameter Batang 4 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 22. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 4 MSPT

(12)

Lampiran 23. Data Diameter Batang 6 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 24. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 6 MSPT

(13)

Lampiran 25. Data Diameter Batang 8 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 26. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 8 MSPT

(14)

Lampiran 27. Data Diameter Batang 10 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 28. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 10 MSPT

(15)

Lampiran 29. Data Diameter Batang 12 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 30. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 12 MSPT

(16)

Lampiran 31. Data Total Luas Daun Pada 12 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 32. Daftar Sidik Ragam Total Luas Daun Pada 12 MSPT

(17)

Lampiran 33. Data Volume Akar pada 12 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 34. Daftar Sidik Ragam Volume Akar pada 12 MSPT

(18)

Lampiran 35. Data Bobot Kering Tajuk Pada 12 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 36. Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk Pada 12 MSPT

(19)

Lampiran 37. Data Bobot Kering Akar Pada 12 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

Lampiran 38. Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Akar Pada 12 MSPT

(20)

Lampiran 39. Data Rasio Tajuk Akar Pada 12 MSPT

PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN

I II III

M1P0 2,96 2,79 2,00 7,75 2,58

M1P1 2,29 3,16 1,62 7,07 2,36

M1P2 1,40 2,15 1,66 5,21 1,74

M1P3 1,70 3,70 2,21 7,61 2,54

M1P4 2,47 2,43 1,71 6,61 2,20

M2P0 2,31 1,43 1,94 5,68 1,89

M2P1 1,98 2,04 1,76 5,78 1,93

M2P2 2,38 2,23 2,89 7,49 2,50

M2P3 1,42 1,30 1,42 4,14 1,38

M2P4 1,73 1,98 1,62 5,32 1,77

M3P0 2,98 2,40 2,81 8,19 2,73

M3P1 2,56 1,43 2,58 6,56 2,19

M3P2 2,20 1,90 1,40 5,51 1,84

M3P3 1,55 2,04 1,50 5,09 1,70

M3P4 2,49 1,80 2,18 6,46 2,15

M4P0 2,22 2,15 1,81 6,19 2,06

M4P1 1,57 1,18 1,49 4,25 1,42

M4P2 2,10 2,32 1,98 6,41 2,14

M4P3 1,67 1,56 1,21 4,44 1,48

M4P4 1,84 1,79 2,05 5,68 1,89

TOTAL 41,83 41,77 37,84 121,44

(21)
(22)

Lampiran 41. Lampiran Foto Penelitian

Gambar 41.1. Foto Lahan Penelitian seluruhnya.

(23)

Gambar 41.3. Foto supervisi lahan bersama dosen pembimbing 1.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Amilia, Y. 2011. Penggunaan Pupuk Organik Cair Untuk Mengurangi Dosis Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Padi Sawah (Oryza sativa L.). Skripsi. Institue Pertanian Bogor. Bogor.

Damanik, M, M, B., B. E. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin, dan H. Hanum. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan.

Dirjenbun. 2014. Kopi (coffea). Direktorat Jendral Perkebunan. Jakarta.

Fahmi, I. Z. 2013. Media Tanam Sebagai Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan. Surabaya.

Heddy, S. 2001. Biologi Pertanian, Tinjauan Singkat Tentang Agronomi, Fisiologi, Sistematika, dan Genetika Dasar Tumbuha-tumbuhan. Rajawali Pers. Jakarta

Istomo, V. N. 2012. Pengaruh perlakuan kombinasi media terhadap pertumbuhan anakan tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser). Jurnal Silvikultur Tropika 3 (2): 81-84.

Marlina, L. 2005. Analisis Ekspor dan Produksi Kopi (Coffea sp.) di Sumatera Utara. USU Repository. Medan.

Mawardi, S. 2008. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Gayo. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Banda Aceh.

Munawar, A. 2011.KesuburanTanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press.Bogor.

Najiyati, S., dan Danarti. 1997. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Penebar Swadaya. Jakarta

Panggabean, E. 2011. Buku Pintar Kopi. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Prastowo N. dan J. M. Roshetko. 2006. Tehnik pembibitan dan perbanyakan vegetatif tanaman buah. World Agroforestry Centre.

Purwendro, D. dan Nurhidayat, T. 2007. Pembuatan Pupuk Cair. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

(25)

Salisbury, B.F.danC.C.W. Ross.1995.Fisiologi Tumbuhan.Jilid2.ITBPress. Bandung.

Setyorini, D. 2005. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Pertanian,

Soepardi, G. 2000. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas PertanianInsitut Pertanian Bogor. Bogor.

Steenis, C. G. G. J. V. 2003. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.

Sugiharyanto dan N. Khotimah. 2009. Diktat Mata Kuliag Geografi Tanah. Universitas Negri Yogyakarta. Yogyakarta.

Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bina Aksara. Jakarta

Syakir, M. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi.Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.

Taiz, L. and Zeiger. E. 2002. Plant Physiology (3 rd Edition). Sinauer Associates,Inc. Publishers. Sunderland Massachusetts.

Taufika, R. 2011. Pengujian Beberapa Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus CarotaL.). Kabupaten Lima Puluh Koto. Jurnal Tanaman Hortikultura.

Widiyanti, T. 2013. Kondisi Kebun Sumber Benih Kopi (Coffea Sp) di Kebun Kalisat Jampit Bondowoso. Balai Besar Perbenihan Dan Proteksi Tanaman Perkebunan. Surabaya.

(26)

BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 meter di atas permukaan laut,

mulai bulan April 2016 sampai dengan Agustus 2016.

Bahan dan Alat

Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bibit kopi robusta

klon BP 939 umur 1 bulan sebagai komoditi penelitian, tanah sebagai media

tanam, sekam padi, sabut kelapa dan serbuk gergaji sebagai media tanam, pupuk

organik cair sebagai perlakuan, polybag ukuran 25 cm x 30 cm sebagai wadah

media tanam serta air untuk menyiram tanaman.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, jaring, gembor,

meteran, beaker glass, timbangan, pacak sampel, label, ember, pisau, label nama,

alat tulis.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan

2 faktor :

Faktor I : Media Tanam (M) 4 taraf, yaitu :

M1 : Tanah

M2 : Tanah : Serbuk gergaji (2 : 1)

M3 : Tanah : Sekam Padi (2 : 1)

M4 : Tanah : Sabut Kelapa (2 : 1)

Faktor II : Konsentrasi Pupuk Organik Cair :

(27)

P1 : 5ml/ Liter air

P2 : 10ml/ Liter air

P3 : 15ml/ Liter air

P4 : 20 ml/ Liter air

Sehingga diperoleh 20 kombinasi perlakuan, yaitu :

M1P0 M2P0 M3P0 M4P0

M1P1 M2P1 M3P1 M4P1

M1P2 M2P2 M3P2 M4P2

M1P3 M2P3 M3P3 M4P3

M1P4 M2P4 M3P4 M4P4

Jumlah ulangan : 3

Jumlah plot : 60

Jumlah tanaman/plot : 4

Jumlah sampel per plot : 4

Jumlah sampel seluruhnya : 240

Jumlah tanaman seluruhnya : 240

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan

model linear sebagai berikut :

Yijk= μ + ρi+ αj+ βk+ (αβ)jk+ εijk

i = 1, 2, 3 j = 1, 2, 3, 4 k = 1, 2, 3, 4, 5

dimana :

Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i denganperlakuan

Media Tanam taraf ke-j dan Dosis Pupuk Organik Cair taraf ke-k

(28)

ρi : Efek blok ke-i

αj : Efek perlakuan Media Tanampada taraf ke-j

βk : Efek perlakuan Dosis Pupuk Organik Cairpada taraf ke-k

(αβ)jk : Efek interaksi dari perlakuan Media Tanam pada taraf ke-j dan

perlakuan Dosis Pupuk Organik Cairpada taraf ke-k

εijk : Galat dari blok ke-i, perlakuan Media Tanam pada taraf ke-j dan

perlakuan Dosis Pupuk Organik Cairpada taraf ke-k

Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata,

maka dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Duncan Multiple Range

(29)

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan

Lahan penanaman yang digunakan untuk penelitian ini seluas 2,8 x 18,5m.

Lahan penananaman terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan lainnya yang

mengganggu.

Pembuatan Naungan

Naungan dibuat dengan menggunakan paranet. Sebelumnya terlebih

dahulu dipasang kerangka naungan dari bambu dengan ketinggian 2 m dari

permukaan tanah, ukuran panjang dan lebar naungan disesuaikan dengan lebar

plot. Naungan yang digunakan adalah paranet 35 %.

Persiapan Media Tanam

Media tanam yang digunakan adalah top soil, serbuk gergaji, sekam padi,

dan sabut kelapa. Disiapkan media tanam kemudian dimasukkan dan dipadakan

ke dalam polybag ukuran 25 cm x 30 cm sesuai dengan perlakuan yakni

menggunakan ukuran volume M1 Top soil , M2 Top soil : serbuk gergaji (2 : 1)

dengan 2/3 bagian dengan top soil dan 1/3dengan serbuk gergaji,. M3 Top soil :

sekam padi (2 : 1) dengan 2/3 bagian top soil dan 1/3 sekam padi, serta M4 Top

soil : sabut kelapa (2 : 1) dengan 2/3 bagian kg top soil dan 1/3 serbuk gergaji.

Penanaman

Objek penelitian ditanam di media yang telah disiapkan. Kedalaman

lubang tanam disesuaikan dengan kondisi akar. Penanaman dilakukan dengan

hati-hati agar tidak merusak akar dan batang dari objek penelitian. Kemudian

(30)

Aplikasi Pupuk Organik Cair

Aplikasi pupuk organik cair dilakukan pada saat tanaman berumur satu

minggu setelah pindah tanam denganinterval 1 minggu hingga tanaman berumur

11 minggu. Aplikasi dilakukan dengan cara menyemprotkan ke daun tanaman

kopi robusta hingga basah.

Pemeliharaan Bibit Penyiraman

Penyiraman bibit dilakukan pada pagi dan sore hari dengan

memperhatikan kondisi lapangan yang terjadi. Penyiraman dilakukan dengan cara

menyiramkan air secukupnya dengan menggunakan gembor.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada saat terjadi gejala

serangan. Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan insektisida dengan

bahan aktif Deltamethrin 25 g/ l dengan dosis disesuaikan dengan petunjuk.

Pengendalian penyakit dilakukan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif

mankozeb 80% dengan dosis yang dianjurkan.

Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan setiap seminggu sekali. Penyiangan

dilakukan dengan cara mencabut gulma menggunakan tangan.

Pengamatan Parameter Tinggi Bibit (cm)

Tinggi bibit diukur mulai dari garis permukaan tanah pada patok standar

(31)

tanaman dilakukan 2 minggu sekali pada saat objek penelitian berumur 2MSPT

hingga 12 MSPT.

Diameter Batang (mm)

Diameter batang diukur sejajar garis 1 cm di atas garis permukaan tanah

pada patok standar dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran diameter

batang dilakukan pada saat 2 minggu sekali saat objek penelitian berumur 2MSPT

hingga 12 MSPT.

Total Luas Daun (cm2)

Pengukuran total luas daun dilakukan pada 12 MSPT dengan

menggunakan metode kertas milimeter. Daun digambar pada kertas milimeter dan

pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat

dalam pola daun.

Volume Akar (ml3)

Volume akar dilakukan pada 12 MSPT yang diukur dengan menggunakan

metode grafimetrik yaitu dengan menggunakan beaker glass yang diisi penuh,

kemudian akar dimasukan ke dalamnya. Volume air yang tumpah merupakan

volume akar tersebut

Bobot Kering Tajuk (g)

Bobot kering tajuk diukur setelah tanman berumur 12 MSPT dimana

tanaman dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam amplop coklat yang telah

(32)

Bobot Kering Akar (g)

Bobot kering akar diukur setelah tanaman berumur 12 MSPT dimana

tanaman dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam amplop coklat yang telah

dilubangi, kemudian dikeringkan pada suhu 65 oC di dalam oven sampai beratnya konstan. Bahan kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.

Rasio Tajuk – Akar

Rasio bobot kering tajuk – akar bibit kopi robusta diperoleh dengan cara

membagi bobot kering tajuk dengan bobot kering akar.

Rasio :

(33)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 7-40)

diketahui bahwa perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap peubah

amatan total luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar. Pada

perlakuan konsestrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap peubah

amatan tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, volume akar, bobot

kering tajuk, dan bobot kering akar. Pada interaksi antara media tanam dan pupuk

organik cair berpengaruh nyata terhadap peubah amatan rasio bobot tajuk akar.

Tinggi Tanaman

Rataan hasil pengamatan tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel lampiran

7, 9, 11, 13, 15, dan 17 Sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel

lampiran 8, 10, 12, 14, 16, 18. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pengaruh

berbagai media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kopi

robusta umur 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 MSPT, sedangkan konsentrasi pupuk organik

cair tidak berpengaruh nyata pada 2, dan 4 MSPT tetapi berpengaruh nyata pada

6, 8, 10 dan 12 MSPT. Interaksi antara berbagai media tanam dan pupuk organik

cair tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kopi robusta umur 2, 4, 6, 8,

10, dan 12 MSPT.

Rataan tinggi tanaman kopi robusta umur 2 – 12 MSPT pada berbagai

(34)

Tabel 1. Rataan tinggi tanaman kopi robusta umur 2 – 12 MSPT pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair.

Umur Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air)

Rataan

(35)

Pada tabel 1 perlakuan media tanam menunjukan tanaman kopi robusta

tertinggi pada umur 2 – 12 MSPT terdapat pada M3 (tanah : sekam padi (2 : 1))

dan rataan terendah pada umur 2 – 8 MSPT terdapat pada perlakuan M4 (tanah :

sabut kelapa (2 : 1)) sedangkan pada minggu 10 dan 12 terdapat pada perlakuan

M2 yakni (tanah : serbuk gergaji (2 : 1)).

Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan tanaman kopi robusta

tertinggi pada umur 2 – 12 MSPT terdapat pada perlakuan P4 (20 ml/l air) dan

terendah pada perlakuan P0 (0 ml/l air). Pada tanaman umur 6 dan 8 MSPT

perlakuan P4 (20 ml/l air) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 (15 ml/l

air) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan P2 (10 ml/l air), P1 (5 ml/l air) dan P0

(0 ml/l air). Pada tanaman umur 10 dan 12 MPST perlakuan P4 (20 ml/l air)

berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 (15 ml/l air) dan P2 (10 ml/l air) tetapi

berbeda nyata dengan perlakuan P1 (5 ml/l air) dan P0 (0 ml/l air).

Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair menunjukan

bahwa rataan tertinggi tanaman kopi robusta pada umur 2 – 12 MSPT terdapat

pada perlakuan M4P4 (Tanah : sabut kelapa (2:1) dengan konsentrasi pupuk

organik cair 20 ml/l air) sedangkan yang terendah pada umur 2 – 12 MSPT

terdapat pada perlakuan M1P0 (tanah dengan konsentrasi pupuk organik cair 0 ml/l

air).

Hubungan tinggi tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik

(36)

Gambar 1. Hubungan tinggi tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair pada 12 MSPT.

Gambar 1 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara tinggi

tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana semakin

tinggi konsentrasi pupuk organik cair maka semakin tinggi tanaman yang

dihasilkan. Tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dengan pemberian

20 ml/l air yakni 24,86 cm.

Diameter Batang

Rataan hasil pengamatan diameter batang tanaman dapat dilihat pada tabel

lampiran 19, 21, 23, 25, 27, dan 29. Sedangkan data sidik ragam dapat dilihat

pada tabel lampiran 20, 22, 24, 26, 28, dan 30. Hasil sidik ragam menunjukan

bahwa pengaruh berbagai media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap diameter

batang tanaman kopi robusta umur 2, 4, 6, 8, 10,12 MSPT, sedangkan konsentrasi

pupuk organik cair tidak berpengaruh nyata pada 2, 4, dan 6 MSPT tetapi

berpengaruh nyata pada 8, 10 dan 12 MSPT. Interaksi antara berbagai media

tanam dan pupuk organik cair tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang

(37)

Rataan diameter batang tanaman kopi robusta umur 2 – 12 MSPT pada

berbagai media tanam dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Rataan diameter batang tanaman kopi robusta umur 2 – 12 MSPT pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair.

Umur

(MSPT) Media Tanam

Konsentrasi Pupuk Organik Cair

(ml/L air) Rataan

(38)

Pada tabel 2 perlakuan media tanam menunjukan tanaman kopi robusta

terbesar pada umur 2 MSPT terdapat pada perlakuan M4 dan terendah pada M2

sedangkan pada 4 MSPT – 12 MSPT diameter terbesar terdapat pada M3 dan

rataan terendah pada umur 4 – 12 MSPT terdapat pada perlakuan M2.

Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan diameter tanaman kopi

robusta terbesar pada umur 2 MSPT terdapat pada perlakuan P4 dan terendah pada

P1, sedangkan pada 4 – 12 MSPT terbesar terdapat pada perlakuan P4 dan

terendah pada perlakuan P0. Pada tanaman umur 8 - 12 MSPT perlakuan P4

berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 dan P2 tetapi berbeda nyata dengan

perlakuan P1 dan P0.

Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair menunjukan

bahwa rataan terbesar diameter tanaman kopi robusta pada umur 2 MSPT terdapat

pada perlakuan M4P4 dan terendah pada M1P1, pada umur 4 MSPT terbesar

terdapat pada perlakuan M4P4 dan terendah pada M2P2, pada 6 MSPT terbesar

terdapat pada M4P4 dan terendah pada M2P0, sedangkan pada 8 – 12 MSPT

terbesar terdapat pada M1P4 dan terendah pada M2P0.

Hubungan diameter batang tanaman kopi robusta dengan konsentrasi

(39)

Gambar 2. Hubungan diameter batang tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair pada 12 MPST.

Gambar 2 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara diameter

batang tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana

semakin tinggi konsesntrasi pupuk organik cair maka semakin besar diameter

batang yang dihasilkan. Tanaman dengan diameter terbesar terdapat pada

perlakuan P4 dengan pemberian 20 ml/l air yakni 4,55 mm. Total Luas Daun

Rataan hasil pengamatan total luas daun tanaman dapat dilihat pada tabel

lampiran 31, sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran 32.

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pengaruh berbagai media tanam dan

konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap peubah amatan total

luas daun sedangkan interaksi antara media tanam dan pupuk organik cair tidak

berpengaruh nyata terhadap total luas daun tanaman kopi robusta.

Rataan total luas daun tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam

dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 3 berikut.

(40)

Tabel 3. Rataan total luas daun tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair pada 12 MSPT.

Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air) Rataan P0(0) P1(5) P2(10) P3(15) P4(20)

...cm2...

M1 (Tanah) 217,03 221,12 226,50 220,37 232,27 223,46ab

M2 (Tanah:Serbuk gergaji (2:1)) 204,33 210,60 212,59 217,16 226,79 214,29b

M3 (Tanah:Sekam Padi (2:1)) 217,63 224,28 229,05 231,71 239,74 228,48a

M4 (Tanah:Sabut Kelapa (2:1)) 208,55 221,22 223,95 235,45 244,16 226,67a

Rataan 211,88c 219,30bc 223,03bc 226,17ab 235,74a 223,23

Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5%

Pada tabel 3 perlakuan media tanam menunjukan total luas daun tanaman

kopi robusta terluas pada M3 dan terendah terdapat pada M2, dimana perlakuan

M3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan M1, M4 tetapi berbeda nyata dengan

perlakuan M2.

Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan total luas daun tanaman

kopi robusta terluas terdapat pada perlakuan P4 dan terendah terdapat pada P0,

dimana pada perlakuan P4 berbeda nyata dengan perlakuan P3, P2, P1, dan P0.

Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair interaksi

terbaik terdapat pada perlakuan M4P4 dan terendah terdapat pada perlakuan

M2P0.

Hubungan total luas daun kopi robusta dengan berbagai media tanam

(41)

Gambar 3. Histogram total luas daun kopi robusta dengan berbagai media tanam

pada 12 MSPT.

Gambar 3 menunjukan hubungan total luas kopi robusta dengan berbagai

media tanam dimana M3 menunjukan total luas daun terluas dengan 228,48 cm2

dan terendah terdapat pada M2 yaitu 214,29 cm2.

Hubungan total luas daun kopi robusta dengan pupuk organik cair dapat

dilihat pada gambar 4.

Gambar 4. Hubungan total luas daun tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair pada 12 MSPT.

(42)

Gambar 4 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara total luas

daun tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana

semakin tinggi konsentrasi pupuk organik cair maka semakin luas daun yang

dihasilkan. Tanaman dengan total luas daun terluas terdapat pada perlakuan P4

235,74 cm2.

Volume Akar

Rataan hasil pengamatan volume akar tanaman dapat dilihat pada tabel

lampiran 33, sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran 34

Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pupuk organik cair berpengaruh nyata

terhadap volume akar tanaman kopi robusta, sedangkan media tanam dan interaksi

antara media tanam dan pupuk organik cair tidak berpengaruh nyata terhadap

volume akar tanaman kopi robusta.

Rataan volume akar tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan

pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Rataan volume akar tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair pada 12 MSPT.

Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air) Rataan P0 (0) P1 (5) P2 (10) P3 (15) P4 (20)

Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5%.

Pada tabel 4 perlakuan media tanam menunjukan volume akar tanaman

kopi robusta tebesar pada M3 yakni 3,80 cc dan terendah terdapat pada M2 yakni

(43)

Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan volume akar tanaman kopi

robusta terbesar terdapat pada perlakuan P4 yakni 4,92 cc dan terendah terdapat

pada P0 2,54 cc, dimana pada perlakuan P4 berbeda nyata dengan perlakuan P3,

P2, P1, dan P0.

Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair interaksi

terbaik terdapat pada perlakuan M4P4 dan M1P4 yakni 5,17 cc dan terendah

terdapat pada perlakuan M1P1 1,83 cc.

Hubungan volume akar kopi robusta dengan konesntrasi pupuk organik

cair dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Hubungan volume akar tanaman kopi robusta dengan pupuk organik cair pada 12 MSPT.

Gambar 5 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara volume

akar tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana

semakin tinggi konsesntrasi pupuk organik cair maka semakin besar volume

(44)

Bobot Kering Tajuk

Rataan hasil pengamatan bobot kering tajuk tanaman dapat dilihat pada

tabel lampiran 35, sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran

36. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa media tanam dan konsentrasi pupuk

organik cair berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman kopi robusta,

sedangkan interaksi antara media tanam dan konsentrasi pupuk organik cair tidak

berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman kopi robusta.

Rataan bobot kering tajuk tanaman kopi robusta pada berbagai media

tanam dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 5 berikut.

Tabel 5. Rataan bobot kering tajuk tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair pada 12 MSPT.

Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air) Rataan P0(0) P1(5) P2(10) P3(15) P4(20)

Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5%

Pada tabel 5 perlakuan media tanam menunjukan bobot kering tajuk

tanaman kopi robusta teberat pada M3 yakni 3,66 g dan terendah terdapat pada M2

yakni 2,78 g, dimana pada perlakuan M3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan

M1 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan M2 dan M4.

Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan bobot kering tajuk tanaman

kopi robusta terberat terdapat pada perlakuan P4 yakni 4,27 g dan terendah

terdapat pada P0 2,62 g, dimana pada perlakuan P4 berbeda nyata dengan

(45)

Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair interaksi

terbaik terdapat pada perlakuan M4P4 yakni 4,84 g dan terendah terdapat pada

perlakuan M2P1 2,02 gr.

Hubungan bobot kering tajuk tanaman kopi robusta dengan berbagai

media tanam dapat dilihat pada gambar 6.

Gambar 6. Histogram bobot kering tajuk tanaman kopi robusta dengan berbagai media tanam pada 12 MSPT.

Gambar 6 menunjukan hubungan bobot kering tajuk tanaman kopi robusta

dengan berbagai media tanam dimana M3 menunjukan bobot kering tajuk terberat

dengan 3,66 g dan terendah terdapat pada M2 2,78 g.

Hubungan volume akar kopi robusta dengan konesntrasi pupuk organik

(46)

Gambar 7. Hubungan bobot kering tajuk tanaman kopi robusta dengan pupuk organik cair pada 12 MSPT.

Gambar 7 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara bobot

kering tajuk tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana

semakin tinggi konsentrasi pupuk organik cairnya maka semakin berat bobot

kering tajuknya. Tanaman dengan bobot kering tajuk terberat terdapat pada

perlakuan P4 4,27 g. Bobot Kering Akar

Rataan hasil pengamatan bobot kering akar tanaman dapat dilihat pada

tabel lampiran 37, sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran

38. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pupuk organik cair berpengaruh nyata

terhadap bobot kering akar tanaman kopi robusta, sedangkan media tanam dan

interaksi antara media tanam dan pupuk organik cair tidak berpengaruh nyata

terhadap bobot kering akar tanaman kopi robusta.

Rataan bobot kering akar tanaman kopi robusta pada berbagai media

tanam dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 6 berikut.

Tabel 6. Rataan bobot kering akar tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair pada 12 MSPT.

(47)

Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air) Rataan P0 (0) P1 (5) P2 (10) P3 (15) P4 (20)

...g... M1 (Tanah) 0,98 1,14 1,69 1,60 2,19 1,52

M2 (Tanah:Serbuk gergaji (2:1)) 1,22 1,05 1,49 1,94 1,86 1,51

M3 (Tanah:Sekam Padi (2:1)) 1,19 1,98 1,98 1,91 1,92 1,80

M4 (Tanah:Sabut Kelapa (2:1)) 1,22 1,63 1,31 1,65 2,56 1,67

Rataan 1,15 c 1,45 bc 1,62 b 1,78 ab 2,13 a 1,62

Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5%.

Pada tabel 6 perlakuan media tanam menunjukan bobot kering akar

tanaman kopi robusta terberat pada M3 yakni 1,80 g dan terendah terdapat pada

M2 yakni 1,51 g.

Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan bobot kering akar tanaman

kopi robusta terberat terdapat pada perlakuan P4 yakni 2,13 g dan terendah

terdapat pada P0 1,15 g, dimana pada perlakuan P4 tidak berbeda nyata dengan

perlakuan P3 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan P2, P1, dan P0.

Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair interaksi

terbaik terdapat pada perlakuan M4P4 yakni 2,56 g dan terendah terdapat pada

perlakuan M1P0 0,98 g.

Hubungan volume bobot kering akar kopi robusta dengan konsentrasi

(48)

Gambar 8. Hubungan bobot kering akar tanaman kopi robusta dengan pupuk organik cair pada 12 MSPT.

Gambar 8 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara bobot

kering akar tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana

semakin tinggi konesntrasi pupuk organik cairnya maka semakin berat bobot

kering akarnya. Tanaman dengan bobot kering akar terberat terdapat pada

perlakuan P4 yakni 2,13 g. Rasio Bobot Tajuk Akar

Rataan hasil pengamatan rasio bobot tajuk akar tanaman dapat dilihat pada

tabel lampiran 39, sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran

40. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pengaruh berbagai media tanam dan

interaksi antara media tanam dan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap

rasio bobot tajuk akar tanaman kopi robusta, sedangkan konsentrasi pupuk

organik cair tidak berbeda nyata terhadap rasio bobot tajuk akar tanaman kopi

robusta.

Rataan rasio bobot tajuk akar tanaman kopi robusta pada berbagai media

tanam dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 7 berikut.

(49)

Tabel 7. Rataan rasio bobot tajuk akar tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair pada 12 MSPT.

Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air) Rataan P0(0) P1(5) P2(10) P3(15) P4(20)

M1 (Tanah) 2,58 ab 2,36 cd 1,74 hi 2,54 bc 2,20 de 2,28 a

M2 (Tanah:Serbukgergaji (2:1)) 1,89 fgh 1,93 fg 2,50 bc 1,38 j 1,77 ghi 1,89 b

M3 (Tanah:Sekam Padi (2:1)) 2,73 a 2,19 de 1,84 ghi 1,70 i 2,15 e 2,12 ab

M4 (Tanah:Sabut Kelapa (2:1)) 2,06 ef 1,42 j 2,14 e 1,48 j 1,90 fgh 1,80 b

Rataan 2,32 1,97 2,05 1,77 2,01 2,02

Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5%

Pada tabel 7 perlakuan media tanam menunjukan rasio bobot tajuk akar

tanaman kopi robusta tertinggi pada M1 dan terendah terdapat pada M4, dimana

perlakuan M1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan M3 tetapi berbeda nyata

dengan perlakuan M2 dan M4.

Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan rasio bobot tajuk akar

tanaman kopi robusta tertinggi terdapat pada perlakuan P0 yakni 2,32 dan terendah

terdapat pada P3 yakni 1,77.

Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair interaksi

terbaik terdapat pada perlakuan M3P0 dan terendah terdapat pada perlakuan M2P3,

dimana pada perlakuan M3P0 tidak berbeda nyata dengan perlakuan M1P0 tetapi

berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Hubungan rasio bobot tajuk akar kopi robusta dengan berbagai media

(50)

Gambar 9. Histogram rasio bobot tajuk akar kopi robusta dengan berbagai media tanam pada 12 MSPT.

Gambar 9 menunjukan hubungan rasio bobot tajuk akar kopi robusta

dengan berbagai media tanam dimana M1 menunjukan rasio bobot tajuk akar

tertinggi dengan 2,28 dan terendah terdapat pada M4 1,80.

Hubungan rasio bobot tajuk akar kopi robusta dengan konsentrasi pupuk

organik cair pada media tanam dapat dilihat pada gambar 10.

(51)

Gambar 10 menunjukan bahwa Interaksi antara media tanam dan pupuk

organik cair menunjukan respon yang nyata terhadap rasio bobot tajuk akar

tanaman kopi robusta dimana interaksi M3P0 menunjukan rasio bobot tajuk akar

tertinggi dengan 2,73.

Pembahasan

Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam.

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwa

perlakuan berbagai media tanam berpengaruh nyata terhadap peubah amatan total

luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar namun tidak berpengaruh

nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman, diameter batang, volume akar, dan

bobot kering akar.

Perlakuan berbagai media tanam berpengaruh nyata terhadap parameter

total luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar, dimana media

tanam M3 (tanah : sekam padi (2:1)) menunjukan perlakuan terbaik dari pada

perlakuan M1 (tanah), M2 (tanah : serbuk gergaji (2:1)) dan M4 (tanah : sabut

kelapa (2:1)). Media sekam padi ini mengandunglignin, selulosa, silika, dan

0,019% Phospat.Kegunaan silika bagi tanaman adalah untuk meningkatkan

pasokan oksigen ke akar sehingga meningkatkan kemampuan akar untuk

beroksidasi yang dapat membantu proses fotosintesis pada daun. Hal ini sesuai

dengan literatur Yoshida (2000) dimana peningkatan serapan Si menjaga daun

tetap tegak sehingga fotosintesis dari kanopi dapat meningkat 10%.

Perlakuan media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap peubah amatan

tinggi tanaman dan diameter batang, hal disebabkan oleh tanaman kopi robusta

(52)

tahunan) membutuhkan waktu yang lebih lama. Sehingga penelitian berbagai

komposisi media tanam dalam waktu yang singkat belum menunjukan pengaruh

yang nyata terhadap tinggi dan diameter tanaman kopi robusta.

Perlakuan media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap peubah amatan

volume akar dan bobot kering akar tanaman kopi robusta. Hal ini disebabkan oleh

media yang digunakan yakni tanah dimana yang digunakan adalah bagian top

soilnya yang sudah digolongkan berstruktur baik (gembur), sehingga penambahan

media tanam lainnya seperti serbuk gergaji, sekam padi dan sabut kelapa tidak

menunjukuan pengaruh yang nyata terhadap volume dan bobot kering akar. Hal

ini sesuai dengan literatur Sugiharyanto dan khotimah (2009) yang menyatakan

bahwa top soil merupakan lapisan horizon tanah yang bentuk lapisannya paling

subur, berwarna cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki ketebalan hingga

30 cm.

Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Konsentrasi Pupuk Organik Cair.

Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwa

perlakuan konsestrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap peubah

amatan tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, volume akar, bobot

kering tajuk, dan bobot kering akar.

Pada parameter tinggi tanaman, konsentrasi pupuk organik cair

berpengaruh nyata pada minggu ke 6 – 12 MSPT, dimana pada perlakuan P4

(20 ml/l air) menunjukan perlakuan terbaik dan terendah terdapat pada perlakuan

P0 (0 ml/l air). Hal ini menunjukan bahwa pemberian pupuk organik cair

mengandung unsur hara N yang dibutuhkan selama vase vegetatif tanaman. Hal

(53)

hara nitrogen (N) yang efektif dapat memberikan pengaruh positif terhadap tinggi

tanaman.

Pada parameter diamaeter batang, perlakuan pupuk organik cair

berpengaruh nyata pada minggu 8 – 12 MSPT, dimana perlakuan P4 (20 ml/l air)

menunjukan perlakuan terbaik dan terendah terdapat pada P0 (0 ml/l air). Hal ini

menunjukan kandungan unsur hara yang ada pada pupuk organik cair terutama

unsur N yang tinggi dapat membantu proses vegetatif tanamanan. Menurut

Soepardi (2000), nitrogen mampu merangsang pertumbuhan di atas tanah, dan

salah satunya adalah pertumbuhan diameter batang. Pertumbuhan diameter batang

menunjukkan aktivitas xilem dan pembesaran sel-sel yang sedang tumbuh.

Menurut Heddy (2001) aktivitas ini menyebabkan kambium terdorong keluar dan

terbentuknya sel-sel baru diluar lapisan tersebut sehingga terjadi peningkatan

diameter silinder kalium

Pada parameter total luas daun, konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh

nyata, dimana perlakuan P4 (20 ml/l air) menghasilkan total luas daun tertinggi

yaitu 235,74 cm2 dan terendah pada P0 (0 ml/l air) yakni 211,88 cm2. Pupuk

organic cair kotoran sapi mengandung unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman

kedelai yang membantu dalam proses fiksasi nitrogen diudara, dimana

kemampuan tanaman memfiksasi nitrogen diudara ditentukan juga oleh luas

penampang daun,semakin luas penampang daun maka proses fotosintesis akan

semakin baik sehingga hasil asimilasi tanaman semakin besar. Hal ini sesuai

dengan Taiz dan Zeiger (2002)yang menyatakan kemampuan tanaman dalam

menangkap dan menggunakan radiasi cahaya matahari untuk fotosintesis

(54)

Pada parameter volume akar, bobot kering akar dan bobot kering tajuk

perlakuan konsentrasi pupuk organik cair menunjukkan pengaruh nyata. Dimana

pada parameter dimana perlakuan P4 (20 ml/l air) menunjukan perlakuan tertinggi

yakni 4,92 ml3dan terendah pada perlakuan P0 (0 ml/l air) yakni 2,54 ml3. Pada

bobot kering tajuk diperoleh perlakuan P4 (20 ml/l air) menghasilkan bobot kering

tajuk tertinggi yaitu 4,27 g dan terendah pada P0 (0 ml/l air) yaitu 2,62 g.

Sedangkan pada bobot kering akar diperoleh perlakuan P4 (20 ml/l air)

menghasilkan bobot kering akar tertinggi yaitu 2,13 g dan terendah pada

perlakuan P0 (0 ml/l air) yaitu 1,15 g. Hal ini menunjukkan peningkatan

konsentrasi dalam aplikasi pupuk organik cair secara seimbang memberikan

pengaruh positif terhadap pertumbuhan akar dan tajuk tanaman. Sebab dalam

kandungan NPK dalam pupuk organik cair sangat berperan dalam efisiensi

serapan hara tanaman kedelai sehingga membantu dalam masa pertumbuhan

vegetatif tanaman. Menurut Munawar (2011)Nberperandalampertumbuhan

vegetatif tanarnan, P menentukan pertumbuhan

akarsertamempercepatkematangan, dan Kberperandalamproses fotosintesis

tanaman.Lebih jauh Salisbury dan Ross(1995)menguraikanbahwa Nitrogen

yangterkandungdalam pupuk organik cair,berperansebagai penyusun

proteinsedangkan fosfor dan kalsiumberperan dalam memacu pembelahan

jaringanmeristem dan merangsangpertumbuhanakar dan perkembangan daun.

Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Interaksi Berbagai Media Tanam dan Pupuk Organik Cair

Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa perlakuan interaksi antara media

(55)

amatan rasio bobot tajuk akar, dan tidak berpengaruh nyata terhadap peubah

amatan lainnya.

Pada parameter rasio bobot tajuk akar, interaksi antara media tanam dan

konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata dimana interaksi M3P0

menunjukan rasio bobot tajuk akar tertinggi yakni 2,73 yang berarti pertumbuhan

tajuknya lebih tinggi dari pada pertumbuhan akarnya, sedangkan perlakuan M2P3

menunjukan rasio bobot tajuk akar terendah yakni 1,38 yang berarti pertumbuhan

tajuk yang lebih rendah daripada pertumbuhan akarnya.

Dari hasil analisis secara statistik diperoleh bahwa interaksi antara

perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter

batang, total luas daun, volume akar, kering tajuk, dan bobot kering akar. Hal ini

kemungkinan terjadi karena antara pupuk NPK dan kompos kulit buah kopi tidak

saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Sutedjo (2002),

menyatakan bahwa bila salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya dari faktor lain

sehingga faktor lain tersebut akan tertutupi dan masing-masing faktor mempunyai

sifat yang jauh berbeda pengaruh dan sifat kerjanya, maka akan menghasilkan

(56)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Perlakuan berbagai media tanam berpengaruh nyata dalam meningkatkan peubah

amatan total luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar. Media tanam

terbaik terdapat pada M3 yakni tanah : sekam padi (2:1)

2. Pemberian konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata dalam meningkatkan

peubah amatan tinggi tanaman, total luas daun, volume akar, bobot kering akar,

dan bobot kering tajuk. Perlakuan konesntrasi P4 (20 ml/l air) menunjukan

perlakuan terbaik.

3. Interaksi antara media tanam dan konesntrasi pupuk organik cair berpengaruh

nyata dalam meningkatkan peubah amatan rasio bobot tajuk akar.

Saran

Perlu dilanjutkan penelitian lebih lanjut dengan tingkat konsentrasi pupuk

(57)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Sistematika tanaman kopi adalah sebagai berikut Kingdom : Plantae,

Divisi : Spermatophyta, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Rubiales, Famili :

Rubiaceae, Genus : Coffea, Spesies : Coffea robusta L. Ex De Will.

(Steenis, 2003)

Akar bibit kopi yang berasal dari benih memiliki akar tunggang, adapun

yang berasal dari stek biasanya memiliki 2-3 akar tunggang semu. Bibit kopi yang

berasal dari kultur jaringan juga memiliki akar tunggang seperti pada biji. Akar

kopi tergolong memiliki sifat perakaran dangkal, sebagian besar akarnya terletak

di deka permukaan tanah (0-30 cm) (Mawardi, 2008).

Tanaman kopi memiliki dua macam cabang, yaitu cabang ortotrof (tumbuh

ke atas, vertikal) dan cabang plagiotrof (tumbuh kesamping , horizontal). Cabang

ortotrof dapat menghasilkan cabang plagiotrof, akan tetapi tidak sebaliknya.

Cabang plagiotrof rimer hanya tumbuh sekali jadi kalau sudah mati tidak pernah

tumbuh cabang primer baru di tempat yang sama (Mawardi, 2008).

Kopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing

sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting yang

tersusun berdampingan. Pada batang atau cabang-cabang yang bentuknya tegak

lurus, susunan daun itu berselang-seling pada ruas-ruas berikutnya, sedangkan

daun tumbuh pada ranting-ranting dan cabang-cabang yang mendatar, pasangan

itu terletak pada bidang yang sama, tidak berselang-seling. Daun dewasa berwarna

hijau tua, sedangkan daun yang masih muda berwarna perunggu

(58)

Tanaman kopi membutuhkan waktu 3 tahun dari saat perkecambahan

sampai menjadi tanaman berbunga dan menghasilkan buah kopi. Semua spesies

kopi berbunga berwarna putih yang beraroma wangi. Bunga tersebut muncul pada

ketiak daunnya (Rahardjo, 2012).

Buah terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 bagian

lapisan kulit luar (eksocarp), lapisan daging (mesocarp), lapisan kulit tanduk

(endocarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi umumnya mengandung 2 butir biji,

tetapi kadang-kadang hanya mengandung 1 butir atau bahkan tidak berbiji

(hampa) sama sekali (Najiyarti dan Danarti, 1997).

Setiap buah kopi memiliki dua biji kopi. Buah dan biji kopi sangat besar.

Biji kopi dibungkus kulit keras disebut kulit tanduk (parchment skin). Biji

mempunyai alur pada bagian datarnya (Rahardjo, 2012).

Syarat Tumbuh Iklim

Ketinggian tempat yang optimal untuk perkebunan tanaman kopi robusta

sekitar 400 – 1200 mdpl. Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi, rasa atau

karakter kopi yang dihasilkan menjadi semakin baik dan enak

(Panggabean, 2011).

Curah hujan yang sesuai untuk kopi seyogyanya adalah 1500-2500 mm

per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25o C, dengan lahan kelas S1 atau S2. Ketinggian tempat penanaman akan berkaitan juga

dengan citarasa kopi (Syakir, 2010).

Selain curah hujan, suhu lingkungan memegang peranan penting untuk

(59)

rata-rata 20-28o C. Karena itu investor atau petani kopi perli mengetahui kondisi suhu suatu daerah yang ingin dijadikan perkebunan kopi (Panggabean, 2011).

Tanah

Tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam (± 1,5 m)

dan gembur, subur, banyak mengandung humus dan bersifat permeable. Tanah

dapat berasal dari abu gunung berapi/cukup mengandung pasir.

Jenis tanah latosol dan vulkanis disukai tanaman kopi (Syakir, 2010).

Tanah yang digunakan seagai media tumbuh tanaman kopi salah satu

cirinya adalah memiliki lapisan topsoil yang tebal. Tanaman kopi sebaiknya

ditanam di tanah yang memiliki kandungan hara dan organik yang tinggi dimana

rata-rata pH yang dianjurkan adalah 5-7 (Panggabean, 2011).

Tanah yang drainasenya jelek, tanah liat berat, dan tanah pasir yang

kapasitas mengikat airnya kurang serta kandungan N-nya rendah tidak cocok

untuk pertumbuhan kopi. Tanaman kopi menghendaki kedalaman air tanah

sekurang-kurangnya, 3 m dari permukaan tanah (Syakir, 2010).

Media Tanam

Menurut Prastowo dan Roshetko (2006) syarat media pembibitan yang

baik adalah ringan, murah, mudah didapat, porus (gembur), dan subur (kaya unsur

hara). Penggunaan media tumbuh yang tepat akan menentukan pertumbuhan

optimum bibit. Komposisi media tanam untuk mengisi polibag dapat digunakan

campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam padi. Sterilisasi media sebelum

digunakan bertujuan membunuh penyakit, cendawan, bakteri, biji gulma,

(60)

Ada empat fungsi media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman

yang baik, yaitu sebagai tempat unsur hara, mampu memegang air yang tersedia

bagi tanaman, dapat melakukan pertukaran udara antara akar dan atmosfer di atas

media dan harus dapat menyokong pertumbuhan tanaman. Proses penanaman

dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis media tanam seperti pasir,

serbuk gergaji, arang sekam, cocopeat, zeolit, vermikulit dan perlit (Fahmi, 2013).

Keunggulan menggunakan serbuk kayu sebagai media tanam yaitu :

1. Banyak tersedia, karena serbuk gergaji merupakan produk sampingan dari

industri pengolahan kayu non kertas.

2. Ringan.

3. Mudah dibentuk, hanya dengan menambahkan sedikit air maka media serbuk

gergaji mampu menyimpan air dalam jumlah banyak.

4. Dapat menyimpan zat hara seperti halnya tanah.

5. Memiliki porositas yang cukup tinggi namun bisa diatur kepadatannya hingga

mencapai tingkat porositas dengan mengatur rasio pemberian air.

(Fahmi, 2013).

Sekam padi terutama terdiri dari lignin, selulosa, silikat, dan 0,019% Phospat.

Kelebihan sekam padi lainnya adalah mudah mengikat air, mudah menggumpal

dan memadat sehingga mempermudah pertumbuhan akar tanaman, tidak mudah

lapuk, hanya saja kekurangannya adalah cenderung miskin hara. Media sekam

padi memiliki kondisi lingkungan tumbuh khususnya sifat fisik dan kimia yang

lebih baik bagi pertumbuhan tanaman karena lebih cepat mengalami pelapukan

dan dekomposisi, mengandung unsur N, P, K, Cl, dan Mg (Istomo, 2012).

Keunggulan sabut kelapa sebagai media tanam antara lain yaitu : dapat

(61)

menampung air dalam pori-pori menguntungkan karena akan menyimpan pupuk

cair sehingga frekuensi pemupukan dapat dikurangi dan di dalam sabut kelapa

juga terkandung unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, daya serap

air tinggi, menggemburkan tanah dengan pH netral, dan menunjang pertumbuhan

akar dengan cepat sehingga baik untuk pembibitan (Fahmi, 2013).

Pupuk Organik Cair

Pupuk adalah setiap bahan organik atau anorganik, alam atau buatan,

mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Tiap

jenis tanah berbeda tingkat kesuburan tanahnya, sehingga dalam program

pemupukan haruslah diketahui sifat-sifat tanah baik sifat fisik maupun kimianya

terutama tingkat kesuburan tanahnya. Berdasarkan bentuknya pupuk dibedakan

menjadi pupuk padar dan pupuk cair. Pupuk cair umumnya diaplikasikan melalui

daun tanaman, tetapi dapat juga diaplikasikan melalui bagian-bagian tanaman

(Damanik, dkk, 2010).

Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan

atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang

berbentuk cair maupun padat. Manfaat utama pupuk organik adalah dapat

memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah, selain sebagai sumber

hara bagi tanaman (Setyorini, 2005).

Pupuk cair dikatakan bagus dan siap diaplikasikan jika tingkat

kematangannya sempurna. Pengomposan yang matang bisa diketahui dengan

memperhatikan keadaan bentuk fisiknya, dimana fermentasi yang berhasil

(62)

yang dihasilkan dari proses ini akan berwarna kuning kecoklatan dengan bau yang

menyengat (Purwendro dan Nurhidayat, 2007)

Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut

sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P,

K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain

dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu

meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman,

mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk

kandang. Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah :

(1) dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan

pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan

kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, (2) dapat

meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat,

meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan

serangan patogen penyebab penyakit, (3) merangsang pertumbuhan cabang

produksi, (4) meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, (5) mengurangi

(63)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kopi Indonesia saat ini ditilik dari hasilnya, menempat peringkat keempat

terbesar di dunia. Kopi memiliki sejarah yang panjang dan memiliki peranan

penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia dengan letak

geografisnya yang sangat cocok untuk tanaman kopi. Letak Indonesia sangat ideal

bagi iklim mikro pertumbuhan dan produksi kopi (Widiyanti, 2013).

Komposisi kepemilikan perkebunan kopi di Indonesia didominasi oleh

Perkebunan Rakyat (PR) dengan porsi 96% dari total areal di Indonesia, dan yang

2% merupakan Perkebunan Besar Negara (PBN) serta 2% lagi merupakan

Perkebunan Besar Swasta (PBS). Posisi tersebut menunjukkan bahwa peranan

petani kopi dalam perekonomian nasional cukup signifikan. Hal ini juga berarti

bahwa keberhasilan perkopian Indonesia secara langsung akan memperbaiki

kesejahteraan petani (Ditjenbun, 2014).

Data statistik tahun 2013 – 2015 komposisi perkebunan kopi Robusta yang

diusahakan di Indonesiameningkat 2% mencapai 931.405 hektar, terdiri atas

perkebunan rakyat seluas 894.146 hektar, perkebunan negara 15.427 hektar, dan

perkebunan swasta 21.831 hektar (Ditjenbun, 2014).

Peningkatan perkebunan kopi robusta ini sendiri tidak diimbangi dengan

kualitas dari biji kopi yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh tanaman kopi

robusta yang ada sudah berusia tua, selain itu telatnya peremajaan dan maraknya

penggunaan bibit yang tumbuh dari buah yang jatuh disekitaran pohon sebagai

bahan tanam juga dapat mengakibatkan penurunan produksi kopi robusta

(64)

Produksi tanaman kopi robusta yang tinggi sangat bergantung terhadap

kualitas dan kuantitas dari bahan tanam (bibit) yang ada. Oleh karena itu selama

proses pembibitan seperti media tanam dan pemupukan sangat diperhatikan untuk

mendapatkan hasil yang lebih maksimal kedepannya.

Media tanam memegang peranan penting untuk mendapatkan bibit kopi

robusta yang baik. Menurut Fahmi (2013) Media tanam yang baik adalah media

yang mampu menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah cukup bagi

pertumbuhan tanaman. Berbagai jenis media tanam dapat kita gunakan, tetapi

pada prinsipnya kita menggunakan media tanam yang mampu menyediakan

nutrisi, air, dan oksigen bagi tanaman. Penggunaan media yang tepat akan

memberikan pertumbuhan yang optimal bagi tanaman. Proses penanaman dapat

dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis media tanam seperti pasir, serbuk

gergaji, arang sekam, cocopeat, zeolit, vermikulit dan perlit.

Selain media tanam, pemupukan juga menjadi faktor kunci untuk

mendapatkan tanaman yang baik. Banyak pupuk yang telah diuji untuk berbagai

macam tanaman. Mulai dari pupuk kimia yang diproduksi di pabrik hingga ke

pupuk organik. Namun akhir-akhir ini, pupuk organik banyak disukai oleh

orang-orang dengan alasan kesehatan dan demi menjaga kelestarian lingkungan.

Pupuk organik cair dalampemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi

penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, hal ini disebabkan pupuk organik

cair 100 persen larut. Pupuk organik cair ini mempunyai kelebihan dapat secara

cepat mengatasi defesiensi hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara juga

(65)

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk

meningkatkan ketersediaan unsur hara/bahan organik tanah dengan pemberian

media tanam dan pupuk organik cair sehingga mampu meningkatkan

pertumbuhan tanaman kopi robusta.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui respons pertumbuhan bibit kopi robusta

(Coffea robusta L.) Terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair.

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh media tanam dan pengaruh pemberian pupuk organik cair

terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta (Coffea robustaL.) serta interaksi antar

keduanya.

Kegunaan Penelitian

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas

Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Serta sebagai bahan informasi

(66)

ABSTRAK

FADHLAN RIAN DEWANTARA: Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea Robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam Dan Pupuk Organik Cairdibimbing oleh JONATAN GINTING dan IRSAL.

Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan (32 m dpl) pada bulan Mei sampai Agustus 2016. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu media tanam yakni tanah (M1), tanah : serbuk gergaji 2 : 1 (M2), tanah : sekam padi 2 : 1 (M3), dan tanah : sabut kelapa 2 : 1 (M4) dan pupuk organik cair (0; 5; 10; 15, 20 ml/l air). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, volume akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar dan rasio bobot tajuk akar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap peubah amatan total luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar. Perlakuan media tanam terbaik terdapat pada tanah : sekam padi 2 : 1 (M3), Perlakuan pupuk organik cair berpengaruh nyata pada peubah amatan tinggi tanaman 6 – 12 MSPT, diameter batang 8 – 12 MSPT, total luas daun, volume akar, bobot kering tajuk dan bobot kering akar. Perlakauan pupuk organik cair terdapat pada 20 ml/l air (P4). Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah amatan rasio bobot tajuk akar.

(67)

ABSTRACT

FADHLAN RIAN DEWANTARA: “Growth response of robusta coffe seed (Coffea Robusta L.) on various growth medium and liquid organic fertilizer” supervised by JONATAN GINTING and IRSAL.

This research is done on agriculture faculty’s land, University of Sumatera Utara, Medan (32 m asl) from Mei until August 2016 using factorial randomized block design with 2 treatment factor. The first factor is growing media with four type, soil (M1), soil : sawdust 2 : 1 (M2), soil : rice husk 2 : 1 (M3), soil : coco 2 : 1, the second factor is liquid organic fertilizer (0; 5; 10; 15, 20 ml/l water). The observed parameter are plant height, stem diameter, total leaf area, root volume, shot dry weight, root dry weight and shot root ratio.

The result showed that growing media treatment significantly effect to total leaf area, root dry weight and shot root ratio. The best growing media is soil : rice husk (2 : 1) (M3). Liquid organic fertilizer significantly effect to plant height 6 – 12 MSPT, stem diameter 8 – 12 MSPT, total leaf are, root volume, shot dry weight, and root dry weight. The best liquid organic fertilizer is 20 ml/l water (P4). Interaction between growing media and liquid organic fertilizer significantly effect to shot root ratio.

(68)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea robusta L.) TERHADAP BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK CAIR

SKRIPSI

OLEH :

FADHLAN RIAN DEWANTARA 120301108

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(69)

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea robusta L.) TERHADAP BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK CAIR

SKRIPSI

OLEH :

FADHLAN RIAN DEWANTARA 120301108

BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN

SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjanadi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(70)

Judul Penelitian : Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam dan Pupuk Organik Cair.

Nama : Fadhlan Rian Dewantara

NIM : 120301108

Program Studi : Agroekoteknologi

Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing

(Dr. Ir. Jonatan Ginting MS.) (Ir. Irsal MP.

Ketua Anggota

)

Mengetahui,

(Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc. Ketua Program Studi Agroekoteknologi

)

(71)

ABSTRAK

FADHLAN RIAN DEWANTARA: Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea Robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam Dan Pupuk Organik Cairdibimbing oleh JONATAN GINTING dan IRSAL.

Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan (32 m dpl) pada bulan Mei sampai Agustus 2016. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu media tanam yakni tanah (M1), tanah : serbuk gergaji 2 : 1 (M2), tanah : sekam padi 2 : 1 (M3), dan tanah : sabut kelapa 2 : 1 (M4) dan pupuk organik cair (0; 5; 10; 15, 20 ml/l air). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, volume akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar dan rasio bobot tajuk akar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap peubah amatan total luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar. Perlakuan media tanam terbaik terdapat pada tanah : sekam padi 2 : 1 (M3), Perlakuan pupuk organik cair berpengaruh nyata pada peubah amatan tinggi tanaman 6 – 12 MSPT, diameter batang 8 – 12 MSPT, total luas daun, volume akar, bobot kering tajuk dan bobot kering akar. Perlakauan pupuk organik cair terdapat pada 20 ml/l air (P4). Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah amatan rasio bobot tajuk akar.

(72)

ABSTRACT

FADHLAN RIAN DEWANTARA: “Growth response of robusta coffe seed (Coffea Robusta L.) on various growth medium and liquid organic fertilizer” supervised by JONATAN GINTING and IRSAL.

This research is done on agriculture faculty’s land, University of Sumatera Utara, Medan (32 m asl) from Mei until August 2016 using factorial randomized block design with 2 treatment factor. The first factor is growing media with four type, soil (M1), soil : sawdust 2 : 1 (M2), soil : rice husk 2 : 1 (M3), soil : coco 2 : 1, the second factor is liquid organic fertilizer (0; 5; 10; 15, 20 ml/l water). The observed parameter are plant height, stem diameter, total leaf area, root volume, shot dry weight, root dry weight and shot root ratio.

The result showed that growing media treatment significantly effect to total leaf area, root dry weight and shot root ratio. The best growing media is soil : rice husk (2 : 1) (M3). Liquid organic fertilizer significantly effect to plant height 6 – 12 MSPT, stem diameter 8 – 12 MSPT, total leaf are, root volume, shot dry weight, and root dry weight. The best liquid organic fertilizer is 20 ml/l water (P4). Interaction between growing media and liquid organic fertilizer significantly effect to shot root ratio.

(73)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 02 Mei 1994 anak pertama dari

4 bersaudara dari ayahanda Asril Koto SE. dan Ibunda Drg. Anita Purwanti.

Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Medan dan pada tahun yang

sama penulis masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui

jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur tertulis.

Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Program Studi

Agroekoteknologi.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai asisten praktikum di

Laboratorium Budidaya Tanaman Kelapa Sawit dan Karet, Laboratorium

Teknologi Budidaya Tanaman Perkebunan, Teknologi Budidaya Tanaman Pangan

dan Budidaya Tanaman Obat dan Rempah.

Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Perkebunan

Nusantara V Kebun Tandun, Kecamatan Rokan Hilir, Kabupaten Kampar, Riau

(74)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

usulan penelitian ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari usulan penelitian ini adalah “Respons Pertumbuhan

Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam dan

Pupuk Organik Cair” sebagai syarat untuk dapat memperoleh data dalam

penyusunan skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis berterimakasih kepada Ayahanda

Asril Koto SE. dan Ibunda Drg. Anita Purwanti yang telah memberikan dukungan

finansial dan spiritual. Penulis juga berterimakasih kepadaDr. Ir. Jonathan

Ginting, M.Si., selaku ketua komisi pembimbing dan kepada Ir. Irsal MP.

selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan

masukan selama penulisan usulan penelitian ini.

Penulis menyadari usulan penelitian ini masih belum sempurna.Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata

penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Oktober 2016

(75)

DAFTAR ISI Tempat dan Waktu Penelitian ... 10

Alat dan Bahan Penelitian ... 10

Metode Penelitian ... 10

PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ... 13

Pembuatan Naungan ... 13

Persiapan Media Tanam ... 13

Penanaman ... 13

Aplikasi Pupuk Organik Cair ... 14

Pemeliharaan Bibit ... 14

Penyiraman ... 14

Pengendalian Hama dan Penyakit ... 14

Penyiangan ... 14

(76)

Tinggi Bibit(cm) ... 14

Diameter Batang (mm) ... 15

Total Luas Daun (cm2) ... 15

Volume Akar (ml3) ... 15

Bobot Kering Tajuk (g) ... 15

Bobot Kering Akar (g) ... 15

Rasio Tajuk-Akar (g)... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 17

Pembahasan ... 34

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 40

Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA

(77)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Rataan tinggi tanaman (2 – 12 MSPT) terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 18

2. Rataan diameter batang (2 – 12 MSPT) terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 21

3. Rataan total luas daun terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 23

4. Rataan volume akar terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 26

5. Rataan bobot kering tajuk terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 28

6. Rataan bobot kering akar terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 30

(78)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Hubungan tinggi tanaman dengan konsentrasi pupuk organik cair ... 20

2. Hubungan diameter batang dengan konsentrasi pupuk organik cair ... 22

3. Histogram total luas daun dengan berbagai media tanam ... 24

4. Hubungan total luas daun dengan konsentrasi pupuk organik cair... 25

5. Hubungan volume akar dengan konsentrasi pupuk organik cair ... 27

6. Histogram bobot kering tajuk dengan berbagai media tanam ... 29

7. Hubungan bobot kering tajuk dengan konsentrasi pupuk organik cair... 29

8. Hubungan bobot kering akar dengan konsentrasi pupuk organik cair ... 31

9. Histogram rasio tajuk akar dengan berbagai media tanam ... 33

Gambar

Gambar 41.1. Foto Lahan Penelitian seluruhnya.
Gambar 41.4. Foto supervisi lahan bersama dosen pembimbing 2.
Tabel 1. Rataan tinggi tanaman kopi robusta umur 2 – 12 MSPT pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair
Gambar 1. Hubungan tinggi tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair pada 12 MSPT
+7

Referensi

Dokumen terkait

terjadinya penyakit menular seksual di dapatkan hasil disebabkan karena bergonta-ganti pasangan, gantian jarum suntik, berhubungan dengan penderita, tidak memakai

Bimbingan kelompok teknik psikodrama adalah proses pemberian bantuan dan informasi yang diberikan oleh konselor pada sekelompok orang yang disebut peserta layanan atau konseli

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IC berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, IC berpengaruh

Besarnya tingkat self regulated learning dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu penetapan hasil belajar matematika, menyusun strategi yang efektif dalam belajar matematika,

Pada perlakuan 10 (tanpa pengenceran), dengan kerapatan spora tertinggi memiliki pengaruh yang paling tinggi terhadap mortalitas Ae.. Hal sesuai dengan hasil penelitian Maharani

7 Hasil penelitian Utari pada juga menunjukkan pengaruh yang cukup signifikan dari pemberian spora jamur Beauveria bassiana pada konsentrasi yang berbeda terhadap

Bagian eksplan yang teriniasi kalus menurut Suryowinoto (1987), disebabkan karena sel-sel yang kontak dengan media terdorong menjadi meristematik dan selanjutnya

terparasit dan persentase imago yang muncul secara statistik tidak berbeda nyata, karena lama penyimpanan pada suhu rendah sampai 3 jam belum berpengaruh