Lampiran 1. Bagan penanaman pada plot 100 cm
100 cm
X
X
X
X
10 cm
20 CM Lampiran 2. Bagan plot penelitian
Lampiran 3. Jadwal kegiatan pelaksanaan penelitian
No
. Pelaksanaan Penelitian
Minggu Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1. Persiapan lahan X
2. Pembuatan naungan X
3. Persiapan media tanam X
4. Penanaman X
5. Pengaplikasian Pupuk Organik Cair X X X X X X X X X
6. Pemeliharaan tanaman
Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi lapangan
Penyiangan Disesuaikan dengan kondisi lapangan
Pengendalian hama dan penyakit Disesuaikan dengan kondisi lapangan
7. Pengamatan parameter
Tinggi Tanaman (cm) X X X X X X
Diameter batang (mm) X X X X X X
Total luas daun (cm2) X
Volume akar (ml3) X
Bobot kering tajuk (g) X
Lampiran 7. Data Tinggi Tanaman 2 MSPT
Lampiran 8. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 2 MSPT
SK DB JK KT FH F 0.05 Ket.
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
Lampiran 9. Data Tinggi Tanaman 4 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 10. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 4 MSPT
Lampiran 11. Data Tinggi Tanaman 6 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 12. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 6 MSPT
Lampiran 13. Data Tinggi Tanaman 8 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 14. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 8 MSPT
Lampiran 15. Data Tinggi Tanaman 10 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 16. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 10 MSPT
Lampiran 17. Data Tinggi Tanaman 12 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 18. Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman 12 MSPT
Lampiran 19. Data Diameter Batang 2 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 20. Daftar Diameter Batang 2 MSPT
Lampiran 21. Data Diameter Batang 4 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 22. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 4 MSPT
Lampiran 23. Data Diameter Batang 6 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 24. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 6 MSPT
Lampiran 25. Data Diameter Batang 8 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 26. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 8 MSPT
Lampiran 27. Data Diameter Batang 10 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 28. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 10 MSPT
Lampiran 29. Data Diameter Batang 12 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 30. Daftar Sidik Ragam Diameter Batang 12 MSPT
Lampiran 31. Data Total Luas Daun Pada 12 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 32. Daftar Sidik Ragam Total Luas Daun Pada 12 MSPT
Lampiran 33. Data Volume Akar pada 12 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 34. Daftar Sidik Ragam Volume Akar pada 12 MSPT
Lampiran 35. Data Bobot Kering Tajuk Pada 12 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 36. Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Tajuk Pada 12 MSPT
Lampiran 37. Data Bobot Kering Akar Pada 12 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
Lampiran 38. Daftar Sidik Ragam Bobot Kering Akar Pada 12 MSPT
Lampiran 39. Data Rasio Tajuk Akar Pada 12 MSPT
PERLAKUAN BLOK TOTAL RATAAN
I II III
M1P0 2,96 2,79 2,00 7,75 2,58
M1P1 2,29 3,16 1,62 7,07 2,36
M1P2 1,40 2,15 1,66 5,21 1,74
M1P3 1,70 3,70 2,21 7,61 2,54
M1P4 2,47 2,43 1,71 6,61 2,20
M2P0 2,31 1,43 1,94 5,68 1,89
M2P1 1,98 2,04 1,76 5,78 1,93
M2P2 2,38 2,23 2,89 7,49 2,50
M2P3 1,42 1,30 1,42 4,14 1,38
M2P4 1,73 1,98 1,62 5,32 1,77
M3P0 2,98 2,40 2,81 8,19 2,73
M3P1 2,56 1,43 2,58 6,56 2,19
M3P2 2,20 1,90 1,40 5,51 1,84
M3P3 1,55 2,04 1,50 5,09 1,70
M3P4 2,49 1,80 2,18 6,46 2,15
M4P0 2,22 2,15 1,81 6,19 2,06
M4P1 1,57 1,18 1,49 4,25 1,42
M4P2 2,10 2,32 1,98 6,41 2,14
M4P3 1,67 1,56 1,21 4,44 1,48
M4P4 1,84 1,79 2,05 5,68 1,89
TOTAL 41,83 41,77 37,84 121,44
Lampiran 41. Lampiran Foto Penelitian
Gambar 41.1. Foto Lahan Penelitian seluruhnya.
Gambar 41.3. Foto supervisi lahan bersama dosen pembimbing 1.
DAFTAR PUSTAKA
Amilia, Y. 2011. Penggunaan Pupuk Organik Cair Untuk Mengurangi Dosis Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Padi Sawah (Oryza sativa L.). Skripsi. Institue Pertanian Bogor. Bogor.
Damanik, M, M, B., B. E. Hasibuan, Fauzi, Sarifuddin, dan H. Hanum. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan.
Dirjenbun. 2014. Kopi (coffea). Direktorat Jendral Perkebunan. Jakarta.
Fahmi, I. Z. 2013. Media Tanam Sebagai Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman. Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan. Surabaya.
Heddy, S. 2001. Biologi Pertanian, Tinjauan Singkat Tentang Agronomi, Fisiologi, Sistematika, dan Genetika Dasar Tumbuha-tumbuhan. Rajawali Pers. Jakarta
Istomo, V. N. 2012. Pengaruh perlakuan kombinasi media terhadap pertumbuhan anakan tumih (Combretocarpus rotundatus (Miq.) Danser). Jurnal Silvikultur Tropika 3 (2): 81-84.
Marlina, L. 2005. Analisis Ekspor dan Produksi Kopi (Coffea sp.) di Sumatera Utara. USU Repository. Medan.
Mawardi, S. 2008. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika Gayo. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Banda Aceh.
Munawar, A. 2011.KesuburanTanah dan Nutrisi Tanaman. IPB Press.Bogor.
Najiyati, S., dan Danarti. 1997. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Penebar Swadaya. Jakarta
Panggabean, E. 2011. Buku Pintar Kopi. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Prastowo N. dan J. M. Roshetko. 2006. Tehnik pembibitan dan perbanyakan vegetatif tanaman buah. World Agroforestry Centre.
Purwendro, D. dan Nurhidayat, T. 2007. Pembuatan Pupuk Cair. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Salisbury, B.F.danC.C.W. Ross.1995.Fisiologi Tumbuhan.Jilid2.ITBPress. Bandung.
Setyorini, D. 2005. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi Pertanian,
Soepardi, G. 2000. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Ilmu Tanah. Fakultas PertanianInsitut Pertanian Bogor. Bogor.
Steenis, C. G. G. J. V. 2003. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Sugiharyanto dan N. Khotimah. 2009. Diktat Mata Kuliag Geografi Tanah. Universitas Negri Yogyakarta. Yogyakarta.
Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bina Aksara. Jakarta
Syakir, M. 2010. Budidaya dan Pasca Panen Kopi.Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.
Taiz, L. and Zeiger. E. 2002. Plant Physiology (3 rd Edition). Sinauer Associates,Inc. Publishers. Sunderland Massachusetts.
Taufika, R. 2011. Pengujian Beberapa Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Wortel (Daucus CarotaL.). Kabupaten Lima Puluh Koto. Jurnal Tanaman Hortikultura.
Widiyanti, T. 2013. Kondisi Kebun Sumber Benih Kopi (Coffea Sp) di Kebun Kalisat Jampit Bondowoso. Balai Besar Perbenihan Dan Proteksi Tanaman Perkebunan. Surabaya.
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lahan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 meter di atas permukaan laut,
mulai bulan April 2016 sampai dengan Agustus 2016.
Bahan dan Alat
Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah bibit kopi robusta
klon BP 939 umur 1 bulan sebagai komoditi penelitian, tanah sebagai media
tanam, sekam padi, sabut kelapa dan serbuk gergaji sebagai media tanam, pupuk
organik cair sebagai perlakuan, polybag ukuran 25 cm x 30 cm sebagai wadah
media tanam serta air untuk menyiram tanaman.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, jaring, gembor,
meteran, beaker glass, timbangan, pacak sampel, label, ember, pisau, label nama,
alat tulis.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan
2 faktor :
Faktor I : Media Tanam (M) 4 taraf, yaitu :
M1 : Tanah
M2 : Tanah : Serbuk gergaji (2 : 1)
M3 : Tanah : Sekam Padi (2 : 1)
M4 : Tanah : Sabut Kelapa (2 : 1)
Faktor II : Konsentrasi Pupuk Organik Cair :
P1 : 5ml/ Liter air
P2 : 10ml/ Liter air
P3 : 15ml/ Liter air
P4 : 20 ml/ Liter air
Sehingga diperoleh 20 kombinasi perlakuan, yaitu :
M1P0 M2P0 M3P0 M4P0
M1P1 M2P1 M3P1 M4P1
M1P2 M2P2 M3P2 M4P2
M1P3 M2P3 M3P3 M4P3
M1P4 M2P4 M3P4 M4P4
Jumlah ulangan : 3
Jumlah plot : 60
Jumlah tanaman/plot : 4
Jumlah sampel per plot : 4
Jumlah sampel seluruhnya : 240
Jumlah tanaman seluruhnya : 240
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan
model linear sebagai berikut :
Yijk= μ + ρi+ αj+ βk+ (αβ)jk+ εijk
i = 1, 2, 3 j = 1, 2, 3, 4 k = 1, 2, 3, 4, 5
dimana :
Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i denganperlakuan
Media Tanam taraf ke-j dan Dosis Pupuk Organik Cair taraf ke-k
ρi : Efek blok ke-i
αj : Efek perlakuan Media Tanampada taraf ke-j
βk : Efek perlakuan Dosis Pupuk Organik Cairpada taraf ke-k
(αβ)jk : Efek interaksi dari perlakuan Media Tanam pada taraf ke-j dan
perlakuan Dosis Pupuk Organik Cairpada taraf ke-k
εijk : Galat dari blok ke-i, perlakuan Media Tanam pada taraf ke-j dan
perlakuan Dosis Pupuk Organik Cairpada taraf ke-k
Jika dari hasil analisis sidik ragam menunjukkan pengaruh yang nyata,
maka dilanjutkan dengan Uji Beda Rataan berdasarkan Duncan Multiple Range
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan
Lahan penanaman yang digunakan untuk penelitian ini seluas 2,8 x 18,5m.
Lahan penananaman terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan lainnya yang
mengganggu.
Pembuatan Naungan
Naungan dibuat dengan menggunakan paranet. Sebelumnya terlebih
dahulu dipasang kerangka naungan dari bambu dengan ketinggian 2 m dari
permukaan tanah, ukuran panjang dan lebar naungan disesuaikan dengan lebar
plot. Naungan yang digunakan adalah paranet 35 %.
Persiapan Media Tanam
Media tanam yang digunakan adalah top soil, serbuk gergaji, sekam padi,
dan sabut kelapa. Disiapkan media tanam kemudian dimasukkan dan dipadakan
ke dalam polybag ukuran 25 cm x 30 cm sesuai dengan perlakuan yakni
menggunakan ukuran volume M1 Top soil , M2 Top soil : serbuk gergaji (2 : 1)
dengan 2/3 bagian dengan top soil dan 1/3dengan serbuk gergaji,. M3 Top soil :
sekam padi (2 : 1) dengan 2/3 bagian top soil dan 1/3 sekam padi, serta M4 Top
soil : sabut kelapa (2 : 1) dengan 2/3 bagian kg top soil dan 1/3 serbuk gergaji.
Penanaman
Objek penelitian ditanam di media yang telah disiapkan. Kedalaman
lubang tanam disesuaikan dengan kondisi akar. Penanaman dilakukan dengan
hati-hati agar tidak merusak akar dan batang dari objek penelitian. Kemudian
Aplikasi Pupuk Organik Cair
Aplikasi pupuk organik cair dilakukan pada saat tanaman berumur satu
minggu setelah pindah tanam denganinterval 1 minggu hingga tanaman berumur
11 minggu. Aplikasi dilakukan dengan cara menyemprotkan ke daun tanaman
kopi robusta hingga basah.
Pemeliharaan Bibit Penyiraman
Penyiraman bibit dilakukan pada pagi dan sore hari dengan
memperhatikan kondisi lapangan yang terjadi. Penyiraman dilakukan dengan cara
menyiramkan air secukupnya dengan menggunakan gembor.
Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan pada saat terjadi gejala
serangan. Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan insektisida dengan
bahan aktif Deltamethrin 25 g/ l dengan dosis disesuaikan dengan petunjuk.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan menggunakan fungisida berbahan aktif
mankozeb 80% dengan dosis yang dianjurkan.
Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan setiap seminggu sekali. Penyiangan
dilakukan dengan cara mencabut gulma menggunakan tangan.
Pengamatan Parameter Tinggi Bibit (cm)
Tinggi bibit diukur mulai dari garis permukaan tanah pada patok standar
tanaman dilakukan 2 minggu sekali pada saat objek penelitian berumur 2MSPT
hingga 12 MSPT.
Diameter Batang (mm)
Diameter batang diukur sejajar garis 1 cm di atas garis permukaan tanah
pada patok standar dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran diameter
batang dilakukan pada saat 2 minggu sekali saat objek penelitian berumur 2MSPT
hingga 12 MSPT.
Total Luas Daun (cm2)
Pengukuran total luas daun dilakukan pada 12 MSPT dengan
menggunakan metode kertas milimeter. Daun digambar pada kertas milimeter dan
pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat
dalam pola daun.
Volume Akar (ml3)
Volume akar dilakukan pada 12 MSPT yang diukur dengan menggunakan
metode grafimetrik yaitu dengan menggunakan beaker glass yang diisi penuh,
kemudian akar dimasukan ke dalamnya. Volume air yang tumpah merupakan
volume akar tersebut
Bobot Kering Tajuk (g)
Bobot kering tajuk diukur setelah tanman berumur 12 MSPT dimana
tanaman dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam amplop coklat yang telah
Bobot Kering Akar (g)
Bobot kering akar diukur setelah tanaman berumur 12 MSPT dimana
tanaman dibersihkan kemudian dimasukkan ke dalam amplop coklat yang telah
dilubangi, kemudian dikeringkan pada suhu 65 oC di dalam oven sampai beratnya konstan. Bahan kemudian ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik.
Rasio Tajuk – Akar
Rasio bobot kering tajuk – akar bibit kopi robusta diperoleh dengan cara
membagi bobot kering tajuk dengan bobot kering akar.
Rasio :
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam (Lampiran 7-40)
diketahui bahwa perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap peubah
amatan total luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar. Pada
perlakuan konsestrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap peubah
amatan tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, volume akar, bobot
kering tajuk, dan bobot kering akar. Pada interaksi antara media tanam dan pupuk
organik cair berpengaruh nyata terhadap peubah amatan rasio bobot tajuk akar.
Tinggi Tanaman
Rataan hasil pengamatan tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel lampiran
7, 9, 11, 13, 15, dan 17 Sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel
lampiran 8, 10, 12, 14, 16, 18. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pengaruh
berbagai media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kopi
robusta umur 2, 4, 6, 8, 10, dan 12 MSPT, sedangkan konsentrasi pupuk organik
cair tidak berpengaruh nyata pada 2, dan 4 MSPT tetapi berpengaruh nyata pada
6, 8, 10 dan 12 MSPT. Interaksi antara berbagai media tanam dan pupuk organik
cair tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman kopi robusta umur 2, 4, 6, 8,
10, dan 12 MSPT.
Rataan tinggi tanaman kopi robusta umur 2 – 12 MSPT pada berbagai
Tabel 1. Rataan tinggi tanaman kopi robusta umur 2 – 12 MSPT pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair.
Umur Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air)
Rataan
Pada tabel 1 perlakuan media tanam menunjukan tanaman kopi robusta
tertinggi pada umur 2 – 12 MSPT terdapat pada M3 (tanah : sekam padi (2 : 1))
dan rataan terendah pada umur 2 – 8 MSPT terdapat pada perlakuan M4 (tanah :
sabut kelapa (2 : 1)) sedangkan pada minggu 10 dan 12 terdapat pada perlakuan
M2 yakni (tanah : serbuk gergaji (2 : 1)).
Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan tanaman kopi robusta
tertinggi pada umur 2 – 12 MSPT terdapat pada perlakuan P4 (20 ml/l air) dan
terendah pada perlakuan P0 (0 ml/l air). Pada tanaman umur 6 dan 8 MSPT
perlakuan P4 (20 ml/l air) yang berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 (15 ml/l
air) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan P2 (10 ml/l air), P1 (5 ml/l air) dan P0
(0 ml/l air). Pada tanaman umur 10 dan 12 MPST perlakuan P4 (20 ml/l air)
berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 (15 ml/l air) dan P2 (10 ml/l air) tetapi
berbeda nyata dengan perlakuan P1 (5 ml/l air) dan P0 (0 ml/l air).
Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair menunjukan
bahwa rataan tertinggi tanaman kopi robusta pada umur 2 – 12 MSPT terdapat
pada perlakuan M4P4 (Tanah : sabut kelapa (2:1) dengan konsentrasi pupuk
organik cair 20 ml/l air) sedangkan yang terendah pada umur 2 – 12 MSPT
terdapat pada perlakuan M1P0 (tanah dengan konsentrasi pupuk organik cair 0 ml/l
air).
Hubungan tinggi tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik
Gambar 1. Hubungan tinggi tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair pada 12 MSPT.
Gambar 1 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara tinggi
tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana semakin
tinggi konsentrasi pupuk organik cair maka semakin tinggi tanaman yang
dihasilkan. Tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan P4 dengan pemberian
20 ml/l air yakni 24,86 cm.
Diameter Batang
Rataan hasil pengamatan diameter batang tanaman dapat dilihat pada tabel
lampiran 19, 21, 23, 25, 27, dan 29. Sedangkan data sidik ragam dapat dilihat
pada tabel lampiran 20, 22, 24, 26, 28, dan 30. Hasil sidik ragam menunjukan
bahwa pengaruh berbagai media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap diameter
batang tanaman kopi robusta umur 2, 4, 6, 8, 10,12 MSPT, sedangkan konsentrasi
pupuk organik cair tidak berpengaruh nyata pada 2, 4, dan 6 MSPT tetapi
berpengaruh nyata pada 8, 10 dan 12 MSPT. Interaksi antara berbagai media
tanam dan pupuk organik cair tidak berpengaruh nyata terhadap diameter batang
Rataan diameter batang tanaman kopi robusta umur 2 – 12 MSPT pada
berbagai media tanam dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Rataan diameter batang tanaman kopi robusta umur 2 – 12 MSPT pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair.
Umur
(MSPT) Media Tanam
Konsentrasi Pupuk Organik Cair
(ml/L air) Rataan
Pada tabel 2 perlakuan media tanam menunjukan tanaman kopi robusta
terbesar pada umur 2 MSPT terdapat pada perlakuan M4 dan terendah pada M2
sedangkan pada 4 MSPT – 12 MSPT diameter terbesar terdapat pada M3 dan
rataan terendah pada umur 4 – 12 MSPT terdapat pada perlakuan M2.
Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan diameter tanaman kopi
robusta terbesar pada umur 2 MSPT terdapat pada perlakuan P4 dan terendah pada
P1, sedangkan pada 4 – 12 MSPT terbesar terdapat pada perlakuan P4 dan
terendah pada perlakuan P0. Pada tanaman umur 8 - 12 MSPT perlakuan P4
berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 dan P2 tetapi berbeda nyata dengan
perlakuan P1 dan P0.
Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair menunjukan
bahwa rataan terbesar diameter tanaman kopi robusta pada umur 2 MSPT terdapat
pada perlakuan M4P4 dan terendah pada M1P1, pada umur 4 MSPT terbesar
terdapat pada perlakuan M4P4 dan terendah pada M2P2, pada 6 MSPT terbesar
terdapat pada M4P4 dan terendah pada M2P0, sedangkan pada 8 – 12 MSPT
terbesar terdapat pada M1P4 dan terendah pada M2P0.
Hubungan diameter batang tanaman kopi robusta dengan konsentrasi
Gambar 2. Hubungan diameter batang tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair pada 12 MPST.
Gambar 2 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara diameter
batang tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana
semakin tinggi konsesntrasi pupuk organik cair maka semakin besar diameter
batang yang dihasilkan. Tanaman dengan diameter terbesar terdapat pada
perlakuan P4 dengan pemberian 20 ml/l air yakni 4,55 mm. Total Luas Daun
Rataan hasil pengamatan total luas daun tanaman dapat dilihat pada tabel
lampiran 31, sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran 32.
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pengaruh berbagai media tanam dan
konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap peubah amatan total
luas daun sedangkan interaksi antara media tanam dan pupuk organik cair tidak
berpengaruh nyata terhadap total luas daun tanaman kopi robusta.
Rataan total luas daun tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam
dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Rataan total luas daun tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair pada 12 MSPT.
Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air) Rataan P0(0) P1(5) P2(10) P3(15) P4(20)
...cm2...
M1 (Tanah) 217,03 221,12 226,50 220,37 232,27 223,46ab
M2 (Tanah:Serbuk gergaji (2:1)) 204,33 210,60 212,59 217,16 226,79 214,29b
M3 (Tanah:Sekam Padi (2:1)) 217,63 224,28 229,05 231,71 239,74 228,48a
M4 (Tanah:Sabut Kelapa (2:1)) 208,55 221,22 223,95 235,45 244,16 226,67a
Rataan 211,88c 219,30bc 223,03bc 226,17ab 235,74a 223,23
Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5%
Pada tabel 3 perlakuan media tanam menunjukan total luas daun tanaman
kopi robusta terluas pada M3 dan terendah terdapat pada M2, dimana perlakuan
M3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan M1, M4 tetapi berbeda nyata dengan
perlakuan M2.
Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan total luas daun tanaman
kopi robusta terluas terdapat pada perlakuan P4 dan terendah terdapat pada P0,
dimana pada perlakuan P4 berbeda nyata dengan perlakuan P3, P2, P1, dan P0.
Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair interaksi
terbaik terdapat pada perlakuan M4P4 dan terendah terdapat pada perlakuan
M2P0.
Hubungan total luas daun kopi robusta dengan berbagai media tanam
Gambar 3. Histogram total luas daun kopi robusta dengan berbagai media tanam
pada 12 MSPT.
Gambar 3 menunjukan hubungan total luas kopi robusta dengan berbagai
media tanam dimana M3 menunjukan total luas daun terluas dengan 228,48 cm2
dan terendah terdapat pada M2 yaitu 214,29 cm2.
Hubungan total luas daun kopi robusta dengan pupuk organik cair dapat
dilihat pada gambar 4.
Gambar 4. Hubungan total luas daun tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair pada 12 MSPT.
Gambar 4 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara total luas
daun tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana
semakin tinggi konsentrasi pupuk organik cair maka semakin luas daun yang
dihasilkan. Tanaman dengan total luas daun terluas terdapat pada perlakuan P4
235,74 cm2.
Volume Akar
Rataan hasil pengamatan volume akar tanaman dapat dilihat pada tabel
lampiran 33, sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran 34
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pupuk organik cair berpengaruh nyata
terhadap volume akar tanaman kopi robusta, sedangkan media tanam dan interaksi
antara media tanam dan pupuk organik cair tidak berpengaruh nyata terhadap
volume akar tanaman kopi robusta.
Rataan volume akar tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan
pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
Tabel 4. Rataan volume akar tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair pada 12 MSPT.
Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air) Rataan P0 (0) P1 (5) P2 (10) P3 (15) P4 (20)
Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5%.
Pada tabel 4 perlakuan media tanam menunjukan volume akar tanaman
kopi robusta tebesar pada M3 yakni 3,80 cc dan terendah terdapat pada M2 yakni
Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan volume akar tanaman kopi
robusta terbesar terdapat pada perlakuan P4 yakni 4,92 cc dan terendah terdapat
pada P0 2,54 cc, dimana pada perlakuan P4 berbeda nyata dengan perlakuan P3,
P2, P1, dan P0.
Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair interaksi
terbaik terdapat pada perlakuan M4P4 dan M1P4 yakni 5,17 cc dan terendah
terdapat pada perlakuan M1P1 1,83 cc.
Hubungan volume akar kopi robusta dengan konesntrasi pupuk organik
cair dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Hubungan volume akar tanaman kopi robusta dengan pupuk organik cair pada 12 MSPT.
Gambar 5 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara volume
akar tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana
semakin tinggi konsesntrasi pupuk organik cair maka semakin besar volume
Bobot Kering Tajuk
Rataan hasil pengamatan bobot kering tajuk tanaman dapat dilihat pada
tabel lampiran 35, sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran
36. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa media tanam dan konsentrasi pupuk
organik cair berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman kopi robusta,
sedangkan interaksi antara media tanam dan konsentrasi pupuk organik cair tidak
berpengaruh nyata terhadap bobot kering tajuk tanaman kopi robusta.
Rataan bobot kering tajuk tanaman kopi robusta pada berbagai media
tanam dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Rataan bobot kering tajuk tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair pada 12 MSPT.
Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air) Rataan P0(0) P1(5) P2(10) P3(15) P4(20)
Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5%
Pada tabel 5 perlakuan media tanam menunjukan bobot kering tajuk
tanaman kopi robusta teberat pada M3 yakni 3,66 g dan terendah terdapat pada M2
yakni 2,78 g, dimana pada perlakuan M3 tidak berbeda nyata dengan perlakuan
M1 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan M2 dan M4.
Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan bobot kering tajuk tanaman
kopi robusta terberat terdapat pada perlakuan P4 yakni 4,27 g dan terendah
terdapat pada P0 2,62 g, dimana pada perlakuan P4 berbeda nyata dengan
Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair interaksi
terbaik terdapat pada perlakuan M4P4 yakni 4,84 g dan terendah terdapat pada
perlakuan M2P1 2,02 gr.
Hubungan bobot kering tajuk tanaman kopi robusta dengan berbagai
media tanam dapat dilihat pada gambar 6.
Gambar 6. Histogram bobot kering tajuk tanaman kopi robusta dengan berbagai media tanam pada 12 MSPT.
Gambar 6 menunjukan hubungan bobot kering tajuk tanaman kopi robusta
dengan berbagai media tanam dimana M3 menunjukan bobot kering tajuk terberat
dengan 3,66 g dan terendah terdapat pada M2 2,78 g.
Hubungan volume akar kopi robusta dengan konesntrasi pupuk organik
Gambar 7. Hubungan bobot kering tajuk tanaman kopi robusta dengan pupuk organik cair pada 12 MSPT.
Gambar 7 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara bobot
kering tajuk tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana
semakin tinggi konsentrasi pupuk organik cairnya maka semakin berat bobot
kering tajuknya. Tanaman dengan bobot kering tajuk terberat terdapat pada
perlakuan P4 4,27 g. Bobot Kering Akar
Rataan hasil pengamatan bobot kering akar tanaman dapat dilihat pada
tabel lampiran 37, sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran
38. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pupuk organik cair berpengaruh nyata
terhadap bobot kering akar tanaman kopi robusta, sedangkan media tanam dan
interaksi antara media tanam dan pupuk organik cair tidak berpengaruh nyata
terhadap bobot kering akar tanaman kopi robusta.
Rataan bobot kering akar tanaman kopi robusta pada berbagai media
tanam dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 6 berikut.
Tabel 6. Rataan bobot kering akar tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair pada 12 MSPT.
Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air) Rataan P0 (0) P1 (5) P2 (10) P3 (15) P4 (20)
...g... M1 (Tanah) 0,98 1,14 1,69 1,60 2,19 1,52
M2 (Tanah:Serbuk gergaji (2:1)) 1,22 1,05 1,49 1,94 1,86 1,51
M3 (Tanah:Sekam Padi (2:1)) 1,19 1,98 1,98 1,91 1,92 1,80
M4 (Tanah:Sabut Kelapa (2:1)) 1,22 1,63 1,31 1,65 2,56 1,67
Rataan 1,15 c 1,45 bc 1,62 b 1,78 ab 2,13 a 1,62
Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5%.
Pada tabel 6 perlakuan media tanam menunjukan bobot kering akar
tanaman kopi robusta terberat pada M3 yakni 1,80 g dan terendah terdapat pada
M2 yakni 1,51 g.
Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan bobot kering akar tanaman
kopi robusta terberat terdapat pada perlakuan P4 yakni 2,13 g dan terendah
terdapat pada P0 1,15 g, dimana pada perlakuan P4 tidak berbeda nyata dengan
perlakuan P3 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan P2, P1, dan P0.
Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair interaksi
terbaik terdapat pada perlakuan M4P4 yakni 2,56 g dan terendah terdapat pada
perlakuan M1P0 0,98 g.
Hubungan volume bobot kering akar kopi robusta dengan konsentrasi
Gambar 8. Hubungan bobot kering akar tanaman kopi robusta dengan pupuk organik cair pada 12 MSPT.
Gambar 8 menunjukan terdapat hubungan linear positif antara bobot
kering akar tanaman kopi robusta dengan konsentrasi pupuk organik cair, dimana
semakin tinggi konesntrasi pupuk organik cairnya maka semakin berat bobot
kering akarnya. Tanaman dengan bobot kering akar terberat terdapat pada
perlakuan P4 yakni 2,13 g. Rasio Bobot Tajuk Akar
Rataan hasil pengamatan rasio bobot tajuk akar tanaman dapat dilihat pada
tabel lampiran 39, sedangkan data sidik ragam dapat dilihat pada tabel lampiran
40. Hasil sidik ragam menunjukan bahwa pengaruh berbagai media tanam dan
interaksi antara media tanam dan pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap
rasio bobot tajuk akar tanaman kopi robusta, sedangkan konsentrasi pupuk
organik cair tidak berbeda nyata terhadap rasio bobot tajuk akar tanaman kopi
robusta.
Rataan rasio bobot tajuk akar tanaman kopi robusta pada berbagai media
tanam dan pupuk organik cair dapat dilihat pada tabel 7 berikut.
Tabel 7. Rataan rasio bobot tajuk akar tanaman kopi robusta pada berbagai media tanam dan pupuk organik cair pada 12 MSPT.
Media Tanam Konsentrasi Pupuk Organik Cair (ml/L air) Rataan P0(0) P1(5) P2(10) P3(15) P4(20)
M1 (Tanah) 2,58 ab 2,36 cd 1,74 hi 2,54 bc 2,20 de 2,28 a
M2 (Tanah:Serbukgergaji (2:1)) 1,89 fgh 1,93 fg 2,50 bc 1,38 j 1,77 ghi 1,89 b
M3 (Tanah:Sekam Padi (2:1)) 2,73 a 2,19 de 1,84 ghi 1,70 i 2,15 e 2,12 ab
M4 (Tanah:Sabut Kelapa (2:1)) 2,06 ef 1,42 j 2,14 e 1,48 j 1,90 fgh 1,80 b
Rataan 2,32 1,97 2,05 1,77 2,01 2,02
Keterangan: Angka-angka yang diikuti notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukan perbedaan yang nyata pada Uji Duncan taraf 5%
Pada tabel 7 perlakuan media tanam menunjukan rasio bobot tajuk akar
tanaman kopi robusta tertinggi pada M1 dan terendah terdapat pada M4, dimana
perlakuan M1 tidak berbeda nyata dengan perlakuan M3 tetapi berbeda nyata
dengan perlakuan M2 dan M4.
Pada perlakuan pupuk organik cair meunjukan rasio bobot tajuk akar
tanaman kopi robusta tertinggi terdapat pada perlakuan P0 yakni 2,32 dan terendah
terdapat pada P3 yakni 1,77.
Pada interaksi berbagai media tanam dan pupuk organik cair interaksi
terbaik terdapat pada perlakuan M3P0 dan terendah terdapat pada perlakuan M2P3,
dimana pada perlakuan M3P0 tidak berbeda nyata dengan perlakuan M1P0 tetapi
berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
Hubungan rasio bobot tajuk akar kopi robusta dengan berbagai media
Gambar 9. Histogram rasio bobot tajuk akar kopi robusta dengan berbagai media tanam pada 12 MSPT.
Gambar 9 menunjukan hubungan rasio bobot tajuk akar kopi robusta
dengan berbagai media tanam dimana M1 menunjukan rasio bobot tajuk akar
tertinggi dengan 2,28 dan terendah terdapat pada M4 1,80.
Hubungan rasio bobot tajuk akar kopi robusta dengan konsentrasi pupuk
organik cair pada media tanam dapat dilihat pada gambar 10.
Gambar 10 menunjukan bahwa Interaksi antara media tanam dan pupuk
organik cair menunjukan respon yang nyata terhadap rasio bobot tajuk akar
tanaman kopi robusta dimana interaksi M3P0 menunjukan rasio bobot tajuk akar
tertinggi dengan 2,73.
Pembahasan
Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam.
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwa
perlakuan berbagai media tanam berpengaruh nyata terhadap peubah amatan total
luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar namun tidak berpengaruh
nyata terhadap peubah amatan tinggi tanaman, diameter batang, volume akar, dan
bobot kering akar.
Perlakuan berbagai media tanam berpengaruh nyata terhadap parameter
total luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar, dimana media
tanam M3 (tanah : sekam padi (2:1)) menunjukan perlakuan terbaik dari pada
perlakuan M1 (tanah), M2 (tanah : serbuk gergaji (2:1)) dan M4 (tanah : sabut
kelapa (2:1)). Media sekam padi ini mengandunglignin, selulosa, silika, dan
0,019% Phospat.Kegunaan silika bagi tanaman adalah untuk meningkatkan
pasokan oksigen ke akar sehingga meningkatkan kemampuan akar untuk
beroksidasi yang dapat membantu proses fotosintesis pada daun. Hal ini sesuai
dengan literatur Yoshida (2000) dimana peningkatan serapan Si menjaga daun
tetap tegak sehingga fotosintesis dari kanopi dapat meningkat 10%.
Perlakuan media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap peubah amatan
tinggi tanaman dan diameter batang, hal disebabkan oleh tanaman kopi robusta
tahunan) membutuhkan waktu yang lebih lama. Sehingga penelitian berbagai
komposisi media tanam dalam waktu yang singkat belum menunjukan pengaruh
yang nyata terhadap tinggi dan diameter tanaman kopi robusta.
Perlakuan media tanam tidak berpengaruh nyata terhadap peubah amatan
volume akar dan bobot kering akar tanaman kopi robusta. Hal ini disebabkan oleh
media yang digunakan yakni tanah dimana yang digunakan adalah bagian top
soilnya yang sudah digolongkan berstruktur baik (gembur), sehingga penambahan
media tanam lainnya seperti serbuk gergaji, sekam padi dan sabut kelapa tidak
menunjukuan pengaruh yang nyata terhadap volume dan bobot kering akar. Hal
ini sesuai dengan literatur Sugiharyanto dan khotimah (2009) yang menyatakan
bahwa top soil merupakan lapisan horizon tanah yang bentuk lapisannya paling
subur, berwarna cokelat kehitam-hitaman, gembur, dan memiliki ketebalan hingga
30 cm.
Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Konsentrasi Pupuk Organik Cair.
Berdasarkan data pengamatan dan hasil sidik ragam diketahui bahwa
perlakuan konsestrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata terhadap peubah
amatan tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, volume akar, bobot
kering tajuk, dan bobot kering akar.
Pada parameter tinggi tanaman, konsentrasi pupuk organik cair
berpengaruh nyata pada minggu ke 6 – 12 MSPT, dimana pada perlakuan P4
(20 ml/l air) menunjukan perlakuan terbaik dan terendah terdapat pada perlakuan
P0 (0 ml/l air). Hal ini menunjukan bahwa pemberian pupuk organik cair
mengandung unsur hara N yang dibutuhkan selama vase vegetatif tanaman. Hal
hara nitrogen (N) yang efektif dapat memberikan pengaruh positif terhadap tinggi
tanaman.
Pada parameter diamaeter batang, perlakuan pupuk organik cair
berpengaruh nyata pada minggu 8 – 12 MSPT, dimana perlakuan P4 (20 ml/l air)
menunjukan perlakuan terbaik dan terendah terdapat pada P0 (0 ml/l air). Hal ini
menunjukan kandungan unsur hara yang ada pada pupuk organik cair terutama
unsur N yang tinggi dapat membantu proses vegetatif tanamanan. Menurut
Soepardi (2000), nitrogen mampu merangsang pertumbuhan di atas tanah, dan
salah satunya adalah pertumbuhan diameter batang. Pertumbuhan diameter batang
menunjukkan aktivitas xilem dan pembesaran sel-sel yang sedang tumbuh.
Menurut Heddy (2001) aktivitas ini menyebabkan kambium terdorong keluar dan
terbentuknya sel-sel baru diluar lapisan tersebut sehingga terjadi peningkatan
diameter silinder kalium
Pada parameter total luas daun, konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh
nyata, dimana perlakuan P4 (20 ml/l air) menghasilkan total luas daun tertinggi
yaitu 235,74 cm2 dan terendah pada P0 (0 ml/l air) yakni 211,88 cm2. Pupuk
organic cair kotoran sapi mengandung unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman
kedelai yang membantu dalam proses fiksasi nitrogen diudara, dimana
kemampuan tanaman memfiksasi nitrogen diudara ditentukan juga oleh luas
penampang daun,semakin luas penampang daun maka proses fotosintesis akan
semakin baik sehingga hasil asimilasi tanaman semakin besar. Hal ini sesuai
dengan Taiz dan Zeiger (2002)yang menyatakan kemampuan tanaman dalam
menangkap dan menggunakan radiasi cahaya matahari untuk fotosintesis
Pada parameter volume akar, bobot kering akar dan bobot kering tajuk
perlakuan konsentrasi pupuk organik cair menunjukkan pengaruh nyata. Dimana
pada parameter dimana perlakuan P4 (20 ml/l air) menunjukan perlakuan tertinggi
yakni 4,92 ml3dan terendah pada perlakuan P0 (0 ml/l air) yakni 2,54 ml3. Pada
bobot kering tajuk diperoleh perlakuan P4 (20 ml/l air) menghasilkan bobot kering
tajuk tertinggi yaitu 4,27 g dan terendah pada P0 (0 ml/l air) yaitu 2,62 g.
Sedangkan pada bobot kering akar diperoleh perlakuan P4 (20 ml/l air)
menghasilkan bobot kering akar tertinggi yaitu 2,13 g dan terendah pada
perlakuan P0 (0 ml/l air) yaitu 1,15 g. Hal ini menunjukkan peningkatan
konsentrasi dalam aplikasi pupuk organik cair secara seimbang memberikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan akar dan tajuk tanaman. Sebab dalam
kandungan NPK dalam pupuk organik cair sangat berperan dalam efisiensi
serapan hara tanaman kedelai sehingga membantu dalam masa pertumbuhan
vegetatif tanaman. Menurut Munawar (2011)Nberperandalampertumbuhan
vegetatif tanarnan, P menentukan pertumbuhan
akarsertamempercepatkematangan, dan Kberperandalamproses fotosintesis
tanaman.Lebih jauh Salisbury dan Ross(1995)menguraikanbahwa Nitrogen
yangterkandungdalam pupuk organik cair,berperansebagai penyusun
proteinsedangkan fosfor dan kalsiumberperan dalam memacu pembelahan
jaringanmeristem dan merangsangpertumbuhanakar dan perkembangan daun.
Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Interaksi Berbagai Media Tanam dan Pupuk Organik Cair
Berdasarkan sidik ragam diketahui bahwa perlakuan interaksi antara media
amatan rasio bobot tajuk akar, dan tidak berpengaruh nyata terhadap peubah
amatan lainnya.
Pada parameter rasio bobot tajuk akar, interaksi antara media tanam dan
konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata dimana interaksi M3P0
menunjukan rasio bobot tajuk akar tertinggi yakni 2,73 yang berarti pertumbuhan
tajuknya lebih tinggi dari pada pertumbuhan akarnya, sedangkan perlakuan M2P3
menunjukan rasio bobot tajuk akar terendah yakni 1,38 yang berarti pertumbuhan
tajuk yang lebih rendah daripada pertumbuhan akarnya.
Dari hasil analisis secara statistik diperoleh bahwa interaksi antara
perlakuan berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman, diameter
batang, total luas daun, volume akar, kering tajuk, dan bobot kering akar. Hal ini
kemungkinan terjadi karena antara pupuk NPK dan kompos kulit buah kopi tidak
saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya. Sutedjo (2002),
menyatakan bahwa bila salah satu faktor lebih kuat pengaruhnya dari faktor lain
sehingga faktor lain tersebut akan tertutupi dan masing-masing faktor mempunyai
sifat yang jauh berbeda pengaruh dan sifat kerjanya, maka akan menghasilkan
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1. Perlakuan berbagai media tanam berpengaruh nyata dalam meningkatkan peubah
amatan total luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar. Media tanam
terbaik terdapat pada M3 yakni tanah : sekam padi (2:1)
2. Pemberian konsentrasi pupuk organik cair berpengaruh nyata dalam meningkatkan
peubah amatan tinggi tanaman, total luas daun, volume akar, bobot kering akar,
dan bobot kering tajuk. Perlakuan konesntrasi P4 (20 ml/l air) menunjukan
perlakuan terbaik.
3. Interaksi antara media tanam dan konesntrasi pupuk organik cair berpengaruh
nyata dalam meningkatkan peubah amatan rasio bobot tajuk akar.
Saran
Perlu dilanjutkan penelitian lebih lanjut dengan tingkat konsentrasi pupuk
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman
Sistematika tanaman kopi adalah sebagai berikut Kingdom : Plantae,
Divisi : Spermatophyta, Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Rubiales, Famili :
Rubiaceae, Genus : Coffea, Spesies : Coffea robusta L. Ex De Will.
(Steenis, 2003)
Akar bibit kopi yang berasal dari benih memiliki akar tunggang, adapun
yang berasal dari stek biasanya memiliki 2-3 akar tunggang semu. Bibit kopi yang
berasal dari kultur jaringan juga memiliki akar tunggang seperti pada biji. Akar
kopi tergolong memiliki sifat perakaran dangkal, sebagian besar akarnya terletak
di deka permukaan tanah (0-30 cm) (Mawardi, 2008).
Tanaman kopi memiliki dua macam cabang, yaitu cabang ortotrof (tumbuh
ke atas, vertikal) dan cabang plagiotrof (tumbuh kesamping , horizontal). Cabang
ortotrof dapat menghasilkan cabang plagiotrof, akan tetapi tidak sebaliknya.
Cabang plagiotrof rimer hanya tumbuh sekali jadi kalau sudah mati tidak pernah
tumbuh cabang primer baru di tempat yang sama (Mawardi, 2008).
Kopi mempunyai bentuk daun bulat telur, ujungnya agak meruncing
sampai bulat. Daun tersebut tumbuh pada batang, cabang dan ranting yang
tersusun berdampingan. Pada batang atau cabang-cabang yang bentuknya tegak
lurus, susunan daun itu berselang-seling pada ruas-ruas berikutnya, sedangkan
daun tumbuh pada ranting-ranting dan cabang-cabang yang mendatar, pasangan
itu terletak pada bidang yang sama, tidak berselang-seling. Daun dewasa berwarna
hijau tua, sedangkan daun yang masih muda berwarna perunggu
Tanaman kopi membutuhkan waktu 3 tahun dari saat perkecambahan
sampai menjadi tanaman berbunga dan menghasilkan buah kopi. Semua spesies
kopi berbunga berwarna putih yang beraroma wangi. Bunga tersebut muncul pada
ketiak daunnya (Rahardjo, 2012).
Buah terdiri dari daging buah dan biji. Daging buah terdiri atas 3 bagian
lapisan kulit luar (eksocarp), lapisan daging (mesocarp), lapisan kulit tanduk
(endocarp) yang tipis tetapi keras. Buah kopi umumnya mengandung 2 butir biji,
tetapi kadang-kadang hanya mengandung 1 butir atau bahkan tidak berbiji
(hampa) sama sekali (Najiyarti dan Danarti, 1997).
Setiap buah kopi memiliki dua biji kopi. Buah dan biji kopi sangat besar.
Biji kopi dibungkus kulit keras disebut kulit tanduk (parchment skin). Biji
mempunyai alur pada bagian datarnya (Rahardjo, 2012).
Syarat Tumbuh Iklim
Ketinggian tempat yang optimal untuk perkebunan tanaman kopi robusta
sekitar 400 – 1200 mdpl. Semakin tinggi lokasi perkebunan kopi, rasa atau
karakter kopi yang dihasilkan menjadi semakin baik dan enak
(Panggabean, 2011).
Curah hujan yang sesuai untuk kopi seyogyanya adalah 1500-2500 mm
per tahun, dengan rata-rata bulan kering 1-3 bulan dan suhu rata-rata 15-25o C, dengan lahan kelas S1 atau S2. Ketinggian tempat penanaman akan berkaitan juga
dengan citarasa kopi (Syakir, 2010).
Selain curah hujan, suhu lingkungan memegang peranan penting untuk
rata-rata 20-28o C. Karena itu investor atau petani kopi perli mengetahui kondisi suhu suatu daerah yang ingin dijadikan perkebunan kopi (Panggabean, 2011).
Tanah
Tanaman kopi menghendaki tanah yang lapisan atasnya dalam (± 1,5 m)
dan gembur, subur, banyak mengandung humus dan bersifat permeable. Tanah
dapat berasal dari abu gunung berapi/cukup mengandung pasir.
Jenis tanah latosol dan vulkanis disukai tanaman kopi (Syakir, 2010).
Tanah yang digunakan seagai media tumbuh tanaman kopi salah satu
cirinya adalah memiliki lapisan topsoil yang tebal. Tanaman kopi sebaiknya
ditanam di tanah yang memiliki kandungan hara dan organik yang tinggi dimana
rata-rata pH yang dianjurkan adalah 5-7 (Panggabean, 2011).
Tanah yang drainasenya jelek, tanah liat berat, dan tanah pasir yang
kapasitas mengikat airnya kurang serta kandungan N-nya rendah tidak cocok
untuk pertumbuhan kopi. Tanaman kopi menghendaki kedalaman air tanah
sekurang-kurangnya, 3 m dari permukaan tanah (Syakir, 2010).
Media Tanam
Menurut Prastowo dan Roshetko (2006) syarat media pembibitan yang
baik adalah ringan, murah, mudah didapat, porus (gembur), dan subur (kaya unsur
hara). Penggunaan media tumbuh yang tepat akan menentukan pertumbuhan
optimum bibit. Komposisi media tanam untuk mengisi polibag dapat digunakan
campuran tanah, pupuk kandang, dan sekam padi. Sterilisasi media sebelum
digunakan bertujuan membunuh penyakit, cendawan, bakteri, biji gulma,
Ada empat fungsi media tanam untuk mendukung pertumbuhan tanaman
yang baik, yaitu sebagai tempat unsur hara, mampu memegang air yang tersedia
bagi tanaman, dapat melakukan pertukaran udara antara akar dan atmosfer di atas
media dan harus dapat menyokong pertumbuhan tanaman. Proses penanaman
dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis media tanam seperti pasir,
serbuk gergaji, arang sekam, cocopeat, zeolit, vermikulit dan perlit (Fahmi, 2013).
Keunggulan menggunakan serbuk kayu sebagai media tanam yaitu :
1. Banyak tersedia, karena serbuk gergaji merupakan produk sampingan dari
industri pengolahan kayu non kertas.
2. Ringan.
3. Mudah dibentuk, hanya dengan menambahkan sedikit air maka media serbuk
gergaji mampu menyimpan air dalam jumlah banyak.
4. Dapat menyimpan zat hara seperti halnya tanah.
5. Memiliki porositas yang cukup tinggi namun bisa diatur kepadatannya hingga
mencapai tingkat porositas dengan mengatur rasio pemberian air.
(Fahmi, 2013).
Sekam padi terutama terdiri dari lignin, selulosa, silikat, dan 0,019% Phospat.
Kelebihan sekam padi lainnya adalah mudah mengikat air, mudah menggumpal
dan memadat sehingga mempermudah pertumbuhan akar tanaman, tidak mudah
lapuk, hanya saja kekurangannya adalah cenderung miskin hara. Media sekam
padi memiliki kondisi lingkungan tumbuh khususnya sifat fisik dan kimia yang
lebih baik bagi pertumbuhan tanaman karena lebih cepat mengalami pelapukan
dan dekomposisi, mengandung unsur N, P, K, Cl, dan Mg (Istomo, 2012).
Keunggulan sabut kelapa sebagai media tanam antara lain yaitu : dapat
menampung air dalam pori-pori menguntungkan karena akan menyimpan pupuk
cair sehingga frekuensi pemupukan dapat dikurangi dan di dalam sabut kelapa
juga terkandung unsur hara dari alam yang sangat dibutuhkan tanaman, daya serap
air tinggi, menggemburkan tanah dengan pH netral, dan menunjang pertumbuhan
akar dengan cepat sehingga baik untuk pembibitan (Fahmi, 2013).
Pupuk Organik Cair
Pupuk adalah setiap bahan organik atau anorganik, alam atau buatan,
mengandung satu atau lebih unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan Tiap
jenis tanah berbeda tingkat kesuburan tanahnya, sehingga dalam program
pemupukan haruslah diketahui sifat-sifat tanah baik sifat fisik maupun kimianya
terutama tingkat kesuburan tanahnya. Berdasarkan bentuknya pupuk dibedakan
menjadi pupuk padar dan pupuk cair. Pupuk cair umumnya diaplikasikan melalui
daun tanaman, tetapi dapat juga diaplikasikan melalui bagian-bagian tanaman
(Damanik, dkk, 2010).
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan
atau manusia seperti pupuk kandang, pupuk hijau, dan kompos baik yang
berbentuk cair maupun padat. Manfaat utama pupuk organik adalah dapat
memperbaiki kesuburan kimia, fisik dan biologis tanah, selain sebagai sumber
hara bagi tanaman (Setyorini, 2005).
Pupuk cair dikatakan bagus dan siap diaplikasikan jika tingkat
kematangannya sempurna. Pengomposan yang matang bisa diketahui dengan
memperhatikan keadaan bentuk fisiknya, dimana fermentasi yang berhasil
yang dihasilkan dari proses ini akan berwarna kuning kecoklatan dengan bau yang
menyengat (Purwendro dan Nurhidayat, 2007)
Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut
sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P,
K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair selain
dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu
meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman,
mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk
kandang. Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah :
(1) dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan
pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga meningkatkan
kemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, (2) dapat
meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat,
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan
serangan patogen penyebab penyakit, (3) merangsang pertumbuhan cabang
produksi, (4) meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, (5) mengurangi
PENDAHULUAN Latar Belakang
Kopi Indonesia saat ini ditilik dari hasilnya, menempat peringkat keempat
terbesar di dunia. Kopi memiliki sejarah yang panjang dan memiliki peranan
penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia dengan letak
geografisnya yang sangat cocok untuk tanaman kopi. Letak Indonesia sangat ideal
bagi iklim mikro pertumbuhan dan produksi kopi (Widiyanti, 2013).
Komposisi kepemilikan perkebunan kopi di Indonesia didominasi oleh
Perkebunan Rakyat (PR) dengan porsi 96% dari total areal di Indonesia, dan yang
2% merupakan Perkebunan Besar Negara (PBN) serta 2% lagi merupakan
Perkebunan Besar Swasta (PBS). Posisi tersebut menunjukkan bahwa peranan
petani kopi dalam perekonomian nasional cukup signifikan. Hal ini juga berarti
bahwa keberhasilan perkopian Indonesia secara langsung akan memperbaiki
kesejahteraan petani (Ditjenbun, 2014).
Data statistik tahun 2013 – 2015 komposisi perkebunan kopi Robusta yang
diusahakan di Indonesiameningkat 2% mencapai 931.405 hektar, terdiri atas
perkebunan rakyat seluas 894.146 hektar, perkebunan negara 15.427 hektar, dan
perkebunan swasta 21.831 hektar (Ditjenbun, 2014).
Peningkatan perkebunan kopi robusta ini sendiri tidak diimbangi dengan
kualitas dari biji kopi yang dihasilkan. Hal ini disebabkan oleh tanaman kopi
robusta yang ada sudah berusia tua, selain itu telatnya peremajaan dan maraknya
penggunaan bibit yang tumbuh dari buah yang jatuh disekitaran pohon sebagai
bahan tanam juga dapat mengakibatkan penurunan produksi kopi robusta
Produksi tanaman kopi robusta yang tinggi sangat bergantung terhadap
kualitas dan kuantitas dari bahan tanam (bibit) yang ada. Oleh karena itu selama
proses pembibitan seperti media tanam dan pemupukan sangat diperhatikan untuk
mendapatkan hasil yang lebih maksimal kedepannya.
Media tanam memegang peranan penting untuk mendapatkan bibit kopi
robusta yang baik. Menurut Fahmi (2013) Media tanam yang baik adalah media
yang mampu menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah cukup bagi
pertumbuhan tanaman. Berbagai jenis media tanam dapat kita gunakan, tetapi
pada prinsipnya kita menggunakan media tanam yang mampu menyediakan
nutrisi, air, dan oksigen bagi tanaman. Penggunaan media yang tepat akan
memberikan pertumbuhan yang optimal bagi tanaman. Proses penanaman dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis media tanam seperti pasir, serbuk
gergaji, arang sekam, cocopeat, zeolit, vermikulit dan perlit.
Selain media tanam, pemupukan juga menjadi faktor kunci untuk
mendapatkan tanaman yang baik. Banyak pupuk yang telah diuji untuk berbagai
macam tanaman. Mulai dari pupuk kimia yang diproduksi di pabrik hingga ke
pupuk organik. Namun akhir-akhir ini, pupuk organik banyak disukai oleh
orang-orang dengan alasan kesehatan dan demi menjaga kelestarian lingkungan.
Pupuk organik cair dalampemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi
penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, hal ini disebabkan pupuk organik
cair 100 persen larut. Pupuk organik cair ini mempunyai kelebihan dapat secara
cepat mengatasi defesiensi hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara juga
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian untuk
meningkatkan ketersediaan unsur hara/bahan organik tanah dengan pemberian
media tanam dan pupuk organik cair sehingga mampu meningkatkan
pertumbuhan tanaman kopi robusta.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui respons pertumbuhan bibit kopi robusta
(Coffea robusta L.) Terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair.
Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh media tanam dan pengaruh pemberian pupuk organik cair
terhadap pertumbuhan bibit kopi robusta (Coffea robustaL.) serta interaksi antar
keduanya.
Kegunaan Penelitian
Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Serta sebagai bahan informasi
ABSTRAK
FADHLAN RIAN DEWANTARA: Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea Robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam Dan Pupuk Organik Cairdibimbing oleh JONATAN GINTING dan IRSAL.
Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan (32 m dpl) pada bulan Mei sampai Agustus 2016. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu media tanam yakni tanah (M1), tanah : serbuk gergaji 2 : 1 (M2), tanah : sekam padi 2 : 1 (M3), dan tanah : sabut kelapa 2 : 1 (M4) dan pupuk organik cair (0; 5; 10; 15, 20 ml/l air). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, volume akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar dan rasio bobot tajuk akar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap peubah amatan total luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar. Perlakuan media tanam terbaik terdapat pada tanah : sekam padi 2 : 1 (M3), Perlakuan pupuk organik cair berpengaruh nyata pada peubah amatan tinggi tanaman 6 – 12 MSPT, diameter batang 8 – 12 MSPT, total luas daun, volume akar, bobot kering tajuk dan bobot kering akar. Perlakauan pupuk organik cair terdapat pada 20 ml/l air (P4). Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah amatan rasio bobot tajuk akar.
ABSTRACT
FADHLAN RIAN DEWANTARA: “Growth response of robusta coffe seed (Coffea Robusta L.) on various growth medium and liquid organic fertilizer” supervised by JONATAN GINTING and IRSAL.
This research is done on agriculture faculty’s land, University of Sumatera Utara, Medan (32 m asl) from Mei until August 2016 using factorial randomized block design with 2 treatment factor. The first factor is growing media with four type, soil (M1), soil : sawdust 2 : 1 (M2), soil : rice husk 2 : 1 (M3), soil : coco 2 : 1, the second factor is liquid organic fertilizer (0; 5; 10; 15, 20 ml/l water). The observed parameter are plant height, stem diameter, total leaf area, root volume, shot dry weight, root dry weight and shot root ratio.
The result showed that growing media treatment significantly effect to total leaf area, root dry weight and shot root ratio. The best growing media is soil : rice husk (2 : 1) (M3). Liquid organic fertilizer significantly effect to plant height 6 – 12 MSPT, stem diameter 8 – 12 MSPT, total leaf are, root volume, shot dry weight, and root dry weight. The best liquid organic fertilizer is 20 ml/l water (P4). Interaction between growing media and liquid organic fertilizer significantly effect to shot root ratio.
RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea robusta L.) TERHADAP BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK CAIR
SKRIPSI
OLEH :
FADHLAN RIAN DEWANTARA 120301108
BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea robusta L.) TERHADAP BERBAGAI MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK CAIR
SKRIPSI
OLEH :
FADHLAN RIAN DEWANTARA 120301108
BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN
SkripsiSebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjanadi Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
Judul Penelitian : Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam dan Pupuk Organik Cair.
Nama : Fadhlan Rian Dewantara
NIM : 120301108
Program Studi : Agroekoteknologi
Minat : Budidaya Pertanian dan Perkebunan
Disetujui Oleh : Komisi Pembimbing
(Dr. Ir. Jonatan Ginting MS.) (Ir. Irsal MP.
Ketua Anggota
)
Mengetahui,
(Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc. Ketua Program Studi Agroekoteknologi
)
ABSTRAK
FADHLAN RIAN DEWANTARA: Respons Pertumbuhan Bibit Kopi Robusta (Coffea Robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam Dan Pupuk Organik Cairdibimbing oleh JONATAN GINTING dan IRSAL.
Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan (32 m dpl) pada bulan Mei sampai Agustus 2016. Metode percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan 2 faktor perlakuan yaitu media tanam yakni tanah (M1), tanah : serbuk gergaji 2 : 1 (M2), tanah : sekam padi 2 : 1 (M3), dan tanah : sabut kelapa 2 : 1 (M4) dan pupuk organik cair (0; 5; 10; 15, 20 ml/l air). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, diameter batang, total luas daun, volume akar, bobot kering tajuk, bobot kering akar dan rasio bobot tajuk akar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap peubah amatan total luas daun, bobot kering tajuk dan rasio bobot tajuk akar. Perlakuan media tanam terbaik terdapat pada tanah : sekam padi 2 : 1 (M3), Perlakuan pupuk organik cair berpengaruh nyata pada peubah amatan tinggi tanaman 6 – 12 MSPT, diameter batang 8 – 12 MSPT, total luas daun, volume akar, bobot kering tajuk dan bobot kering akar. Perlakauan pupuk organik cair terdapat pada 20 ml/l air (P4). Interaksi antara kedua perlakuan berpengaruh nyata terhadap peubah amatan rasio bobot tajuk akar.
ABSTRACT
FADHLAN RIAN DEWANTARA: “Growth response of robusta coffe seed (Coffea Robusta L.) on various growth medium and liquid organic fertilizer” supervised by JONATAN GINTING and IRSAL.
This research is done on agriculture faculty’s land, University of Sumatera Utara, Medan (32 m asl) from Mei until August 2016 using factorial randomized block design with 2 treatment factor. The first factor is growing media with four type, soil (M1), soil : sawdust 2 : 1 (M2), soil : rice husk 2 : 1 (M3), soil : coco 2 : 1, the second factor is liquid organic fertilizer (0; 5; 10; 15, 20 ml/l water). The observed parameter are plant height, stem diameter, total leaf area, root volume, shot dry weight, root dry weight and shot root ratio.
The result showed that growing media treatment significantly effect to total leaf area, root dry weight and shot root ratio. The best growing media is soil : rice husk (2 : 1) (M3). Liquid organic fertilizer significantly effect to plant height 6 – 12 MSPT, stem diameter 8 – 12 MSPT, total leaf are, root volume, shot dry weight, and root dry weight. The best liquid organic fertilizer is 20 ml/l water (P4). Interaction between growing media and liquid organic fertilizer significantly effect to shot root ratio.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 02 Mei 1994 anak pertama dari
4 bersaudara dari ayahanda Asril Koto SE. dan Ibunda Drg. Anita Purwanti.
Tahun 2012 penulis lulus dari SMA Negeri 4 Medan dan pada tahun yang
sama penulis masuk ke Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara melalui
jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur tertulis.
Penulis memilih minat Budidaya Pertanian dan Perkebunan, Program Studi
Agroekoteknologi.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai asisten praktikum di
Laboratorium Budidaya Tanaman Kelapa Sawit dan Karet, Laboratorium
Teknologi Budidaya Tanaman Perkebunan, Teknologi Budidaya Tanaman Pangan
dan Budidaya Tanaman Obat dan Rempah.
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di PT. Perkebunan
Nusantara V Kebun Tandun, Kecamatan Rokan Hilir, Kabupaten Kampar, Riau
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
usulan penelitian ini tepat pada waktunya.
Adapun judul dari usulan penelitian ini adalah “Respons Pertumbuhan
Bibit Kopi Robusta (Coffea robusta L.) Terhadap Berbagai Media Tanam dan
Pupuk Organik Cair” sebagai syarat untuk dapat memperoleh data dalam
penyusunan skripsi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis berterimakasih kepada Ayahanda
Asril Koto SE. dan Ibunda Drg. Anita Purwanti yang telah memberikan dukungan
finansial dan spiritual. Penulis juga berterimakasih kepadaDr. Ir. Jonathan
Ginting, M.Si., selaku ketua komisi pembimbing dan kepada Ir. Irsal MP.
selaku anggota komisi pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
masukan selama penulisan usulan penelitian ini.
Penulis menyadari usulan penelitian ini masih belum sempurna.Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata
penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Oktober 2016
DAFTAR ISI Tempat dan Waktu Penelitian ... 10
Alat dan Bahan Penelitian ... 10
Metode Penelitian ... 10
PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan ... 13
Pembuatan Naungan ... 13
Persiapan Media Tanam ... 13
Penanaman ... 13
Aplikasi Pupuk Organik Cair ... 14
Pemeliharaan Bibit ... 14
Penyiraman ... 14
Pengendalian Hama dan Penyakit ... 14
Penyiangan ... 14
Tinggi Bibit(cm) ... 14
Diameter Batang (mm) ... 15
Total Luas Daun (cm2) ... 15
Volume Akar (ml3) ... 15
Bobot Kering Tajuk (g) ... 15
Bobot Kering Akar (g) ... 15
Rasio Tajuk-Akar (g)... 16
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 17
Pembahasan ... 34
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 40
Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Rataan tinggi tanaman (2 – 12 MSPT) terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 18
2. Rataan diameter batang (2 – 12 MSPT) terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 21
3. Rataan total luas daun terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 23
4. Rataan volume akar terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 26
5. Rataan bobot kering tajuk terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 28
6. Rataan bobot kering akar terhadap berbagai media tanam dan pupuk organik cair ... 30
DAFTAR GAMBAR
No. Hal.
1. Hubungan tinggi tanaman dengan konsentrasi pupuk organik cair ... 20
2. Hubungan diameter batang dengan konsentrasi pupuk organik cair ... 22
3. Histogram total luas daun dengan berbagai media tanam ... 24
4. Hubungan total luas daun dengan konsentrasi pupuk organik cair... 25
5. Hubungan volume akar dengan konsentrasi pupuk organik cair ... 27
6. Histogram bobot kering tajuk dengan berbagai media tanam ... 29
7. Hubungan bobot kering tajuk dengan konsentrasi pupuk organik cair... 29
8. Hubungan bobot kering akar dengan konsentrasi pupuk organik cair ... 31
9. Histogram rasio tajuk akar dengan berbagai media tanam ... 33