• Tidak ada hasil yang ditemukan

yang selalu membantu dalam penyusunan skripsi Karya ini ku persembahkan pula pada Almamater

DAFTAR PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Efektivitas Pembelajaran

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Efektivitas berasal dari kata efektif berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Sutikno (2005 : 7) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif merupakan suatu pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pembelajaran dikatakan efektif jika tujuan dari pembelajaran tersebut tercapai.

Efektivitas tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, tetapi juga dapat dilihat dari aktivitas.

Hamalik (2004 : 171) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari.

STAD atau Student Teams Achievement Divisions merupakan salah satu metode atau pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan sebuah pendekatan yang baik untuk guru yang baru memulai menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam kelas.

Selain itu menurut Slavin (1994 : 288), STAD juga merupakan suatu metode pembelajaran kooperatif yang efektif dan selanjutnya berikut ini diuraikan sebagaimana pelaksanaannya dalam kegiatan pembelajaran dalam kelas.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utama sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi lebih dari satu.

b. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berasal dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.

c. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antar anggota lain, serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dan materi. Bahan tugas untuk kelompok dipersiapkan oleh guru agar kompetensi dasar yang diharapkan dapat dicapai.

d. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.

e. Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar indivisual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya. Menurut Slavin (1995), guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) ke nilai kuis/tes setelah siswa bekerja dalam kelompok. Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok dijelaskan sebagai berikut :

a. Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat berupa tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya.

b. Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini.

c. Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan.

d. Berdasarkan selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa dengan menggunakan kriteria berikut :

Tabel 2.1 Nilai Peningkatan Hasil Belajar

Kriteria Nilai peningkatan Nilai tes terkini turun lebih dari 10 poin di bawah nilai awal 5

Nilai tes terkini turun 1 sampai dengan 10 poin di bawah nilai awal 10 Nilai tes terkini sama dengan nilai awal sampai dengan 10 di atas

nilai awal 20

Nilai tes terkini turun lebih dari 10 di atas nilai awal 30

Keberhasilan belajar tidak akan tercapai jika pembelajaran tidak didukung dengan aktivitas belajar. Senada dengan hal tersebut, Sardiman ( 2003 : 95 ), mengungkapkan sebagai berikut.

laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau azas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, i

Aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan pendapat Sardiman ( 1994 : 99 ) berikut.

u tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktivan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukanyang dapaat menunjang prestasi

siswa dalam pembelajaran dapat digolongkanantara lain sebagai berikut.

a. Visual activities, antara lain: membaca, memperhatikan (gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya).

b. Oral activities, antara lain: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, view, diskusi, interupsi dan sebagainya.

Maka aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan individu untuk mencapai perubahan tingkah laku.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

(3) sikap dan cita-cita yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.

Hasil belajar dapat berupa skor atau nilai tertentu dan merupakan bukti dari usaha yang dilakukan siswa dalam kegiatan belajar. Berdasarkan Taksonomi Bloom (dalam Shofyan, 2008 : 1), hasil belajar diukur dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sudjana mengatakan bahwa belajar dan pembelajaran sebagai suatu proses yang mengandung tiga unsur yang saling berkaitan yakni tujuan pembelajaran, proses belajar mengajar, dan hasil belajar. Dari ketiga hubungan tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran berlangsung guna mengetahui keefektifan proses belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal.

t.

-hal sebagai berikut.

1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran yang telah dicapai, baik

Bedasarkan pendapat di atas, hasil belajar merupakan suatu puncak proses pembelajaran. Suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila hasilnya memenuhi tujuan dari proses belajar mengajar tersebut.

Menurut Dimyanti dan Mudjiono ( 2006 : 3 ), hasil belajar merupakan suatu hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan exaluasi akhir belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggaldan puncak proses belajar. Hasil belajar merupakan bukti adanya proses belajar mengajar antara guru dan siswa.

-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah:

1. Pengetahuan, 2. Pengertian, 3. Kebiasaan, 4. Keterampilan, 5. Apresiasi, 6. Emosional, 7. Hubungan sosial, 8. Jasmani, 9. Ertis atau budi pekerti, dan 10.

Sejalan dengan pendapat Hamalik tersebut, dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang penting karena dapat menjadi petunjuk untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa dalam kegiatan belajar siswa yang sudah dilakukan. Hasil belajar bisa diketahui melalui perubahan-perubahan dalam diri siswa yang meliputi kebiasaan, pengetahuan, sikap keterampilan, dan lain sebagainya.

belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh oleh

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa yang setelah setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu.

Hasil belajar merupakan nilai kemampuan tes kognitif yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran pada setiap siklus. Untuk mengukur ketercapaian hasil belajar dalam kelas, perlu dilakukan teknik penilaian seperti yang terdapat dalam Permendiknas Nomor 20 tahun 2007 bahwa penilaian hasil belajar oleh

pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Hasil belajar dalam penelitian ini telah ditetapkan dalam ruang lingkup penelitian.

B. Kerangka pikir

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan siswa untuk belajar secara berkelompok. Pembelajaran kooperatif memberikan lingkungan dimana siswa bekerja sama dalam kelompok yang kemampuan anggotanya heterogen. Dalam pembelajaran ini siswa tidak hanya dituntut secara individu meraih sukses tapi juga dituntut untuk dapat bekerja sama demi ketercapaian hasil yang maksimal. Dengan demikian, siswa lebih aktif dalam pembelajaran yang nantinya akan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Salah satu tahap dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah penentuan poin peningkatan individu. Adanya poin peningkatan individu dapat mendorong siswa untuk belajar giat dan mendapatkan hasil yang lebih baik. Poin peningkatan individu juga memberikan kontribusi dalam penentuan penghargaan kelompok. Setiap kelompok akan mendapatkan penghargaan sesuai dengan poin perkembangan kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa bekerja dalam kelompok kecil dan saling membantu untuk menguasai materi yang diajarkan. Siswa ber- kemampuan tinggi dalam kelompok kooperatif diharapkan dapat memberikan bantuan kepada teman kelompoknya dalam memahami konserp yang dipelajari. Mereka juga diharapkan untuk memberikan motivasi kepada teman kelompoknya

agar dapat memberikan sumbangan nilai bagi keberhasilan kelompok. Sedangkan untuk siswa yang memiliki kemampuan lebih rendah, akan lebih leluasa menanyakan materi yang belum dipahami kepada temannya yang memahami materi dengan baik. Adanya interaksi dalam kelompok membuat siswa aktif ikut serta dalam proses pembelajaran. Partisipasi siswa tersebut dapat meningkatkan aktivitas siswa dan selanjutnhya dapat berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Jadi dengan memilih model pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan aktivitas belajar dan hasil belajar matematika siswa meningkat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas VIII SMP Negeri I Natar Lampung Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus III telah melebihi indikator 75% yaitu 77,41%. peningkatan aktivitas tersebut terjadi karena pada STAD ada pembelajaran kelompok yang di dalamnya terjadi diskusi dan saling membantu di antara siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, serta pemberian motivasi kepada siswa dengan memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh poin peningkatan tertinggi.

2. Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri I Natar Lampung Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari persentase siswa tuntas pada siklus III telah mencapai indikator yang ditetapkan yaitu 75%.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka disarankan sebagai berikut.

Guru matematika diharapkan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu alternatif model pernbelajaran yang dapat diterapkan di sekolah dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Dokumen terkait