• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR TABEL

G. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini terinspirasi dengan buku HarunYahya, yang berjudul

“Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme, diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Effendi dari judul asli “The Disasters Darwinism Brought to Humanity”, setebal 178 halaman. Dalam buku ini rasisme sebagai akar permasalahan konflik rasial dan kolonialisme digambarkan oleh Harun Yahya merupakan kejahatan yang besar bagi peradaban manusia, beliau mengemukakan bahwa dalam sejarah manusia, diskriminasi dan pembantaian dengan alasan yang sama tersebut memang telah terjadi sejak sebelum Darwin. Namun Darwinisme telah memberikan alasan ilmiah dan pembenaran palsu atas tindakan tersebut”.36 Sampai saat ini pandangan rasisme tersebut masih sering muncul sebagai salah satu penyebab konflik rasial.

Selain itu juga penulis menulusuri karya Harun Yahya yang lainnya berjudul “Keruntuhan Teori Evolusi” yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Catur Sriherwanto, dan kawan-kawan dari judul asli “The Evolution Deceit”, setebal 210 halaman.

34Azyumardi Azra, dkk, Membina Kerukunan Muslim Dalam Perspektif Pluralisme Universal, hal. 21.

35 Surwandono dan Sidiq Ahmadi, Resolusi Konflik di Dunia Islam, Yogyakarta:

Graha Ilmu, 2011, hal. 4.

36 HarunYahya, Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme (terjemahan Effendi), Jakarta: Global Cipta Publishing, 2002, hal. 29.

Dalam bukunya tersebut Harun Yahya mengemukakan bahwa "teori evolusi" atau "Darwinisme" ternyata lebih dari sekadar konsep biologi.

Teori evolusi ini telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar manusia. Filsafat tersebut adalah “materialisme”, yang mengandung sejumlah pemikiran penuh kepalsuan tentang mengapa dan bagaimana manusia muncul di muka bumi. Materialisme mengajarkan bahwa tidak ada sesuatu pun selain materi dan materi adalah esensi dari segala sesuatu, baik yang hidup maupun tak hidup. Berawal dari pemikiran ini, materialisme mengingkari keberadaan Sang Maha Pencipta, yaitu Allah. Dengan mereduksi segala sesuatu ke tingkat materi, teori ini mengubah manusia menjadi makhluk yang hanya berorientasi kepada materi dan berpaling dari nilai-nilai moral. Selain itu pandangan rasis Darwin orang-orang kulit putih Eropa lebih maju dibandingkan ras-ras manusia lainnya. Pandangan rasis Darwin ini diposisikan sebagai dasar ilmiyah paling penting bagi rasisme. Ini adalah awal dari bencana besar yang akan menimpa hidup manusia.37

Buku berikutnya yang sangat menarik untuk lebih jauh mengetahui pandangan rasisme sebagai salah satu penyebab konflik rasial adalah buku karya George M. Fredickson dengan judul “Rasisme Sejarah Singkat”

yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dari judul asli “ Racism : A Short History “ , setebal 272 halaman lebih. Dalam bukunya tersebut George M. Fredrickson, menyadari betul bahwa rasisme bukan sekadar suatu sikap atau sekumpulan kepercayaan yang terpatri dalam masyarakat.

Rasisme mengungkapkan diri pada praktik-praktik, lembaga, dan struktur yang dibenarkan dan diakui oleh suatu perasaan berbeda yang mendalam.

Lebih jauh rasisme bisa membentuk suatu tatanan rasial, tidak sekadar berkubang dalam teori tentang perbedaan manusia. Inilah yang menjadi alasan mendasar mengapa rasisme selalu beriringan dengan apa yang disebut kekuasaan.

Menurut perspektif historis, Fredrickson berusaha menggambarkan secara ringkas kisah pasang surut rasisme sejak abad pertengahan hingga sekarang. Dalam uraian ilmiahnya ini, Ia meletakkan posisi rasisme melebihi konsepsi awalnya, dan begitu jelas perbedaanya dengan bahasan kulturalisme. Menurutnya mengkonstruksi kebudayaan secara historis, yang bisa berubah seiring ruang dan waktu, sama saja menciptakan antitesis konsep ras itu sendiri.38

Selanjutnya penulis menelusuri dan mengkaji berbagai macam buku yang berkaitan dengan konflik rasial yang menjadi problema hampir di

37 Harun Yahya, Keruntuhan Teori Evolusi Darwin (terjemahan Catur Sriherwanto), Bandung: Dzikra, 2004, hal. 14.

38 George M. Fredrickson, Rasisme Sejarah Singkat , hal. 150.

setiap negara yang majemuk atau masyarakat multikultur termasuk Indonesia maka buku berikutnya adalah yang berjudul “Keadilan dalam Kemajemukan“. Dalam buku ini menyoroti berbagai problematika bangsa Indonesia khususnya dan menyoroti masalah-masalah uninersal dunia pada masa global sekarang ini. Terutama sekali masalah-masalah yang dihadapi banyak negara berkembang. Buku tersebut mengemukakan berbagai masalah negara-negara berkembang dan bagaimana cara mengatasinya. Di antara masalah-masalah yang dikemukakan dalam buku tersebut adalah konflik antar suku, antar umat beragama, dan ras serta golongan yang belum dapat dihentikan secara tuntas.39

Penelusuran berikutnya penulis lakukan dengan mengkaji berbagai macam buku lainnya sebagai referensi dalam penelitian. Di antaranya yaitu buku “Warga Baru Kasus Cina di Indonesia” oleh Siswono Yudo Husodo (1985), dalam buku ini Siswono Yudo Husodo mengemukakan bahwa konflik rasial khususnya di Indonesia telah ada semenjak kolonialisme Belanda di Indonesia. Pandangan rasisme antara pribumi dan non pribumi diciptakan oleh Belanda sebagai usaha politik devide et impera yang berujung konflik antar suku atau golongan. Bahkan pandangan ini terus berlanjut sampai sekarang dalam bentuk prasangka negatif antara pribumi dan non pribumi.40

Berikutnya buku “Pasang Naik Kulit Berwarna” oleh L. Stodard (1966), buku ini menjelaskan pandangan rasisme yang didasari perbedaan warna kulit suatu bangsa yang mengakibatkan dominasi suatu bangsa terhadap bangsa lain yang menimbulkan konflik rasial. Buku “Keadilan Multikultural” oleh Rida Ahida (2008), buku satu ini merupakan gagasan keadilan yang ditawarkan pada masyarakat multikultural seperti Indonesa.

Dalam buku ini salah satu cara untuk mengakomodasi setiap etnis (suku) atau kelompok suatu negara maka perlu konsep multukultaralisme sehingga dapat terwujud keadilan dan terhindar dari konflik rasial.

Karena konflik rasial berkaitan erat dengan masalah sosial maka buku-buku yang berhubungan dengannya juga penulis jadikan sumber referensi dalam penelitian ini di antaranya adalah buku “Pengantar sosiologi sebuah Pembandingan, oleh Peter Worsley (1992), buku

“Makro Sosiologi sebuah Pendekatan terhadap Realitas Sosial” oleh Stephen K.Sanderson (2005), buku “Psikologi sosial” oleh Abu Ahmadi (2007), buku “Psikologi Sosial” oleh Suardiman dan Siti Partini (20140, buku “Keadilan Sosial” oleh Anna farida (2008), buku “Sosiologi Politik”

oleh Dhanil Dhakidae (1998), buku “Sosiologi Skematika,Teori dan

39 Bambang S. Sulamono, dkk, Keadilan dalam Kemajemukan, hal. 23.

40 Siswono Yudo Husodo, Warga Baru Kasus Cina di Indonesia, hal. 55.

Terapan” oleh Abdul Sani ( 2002 ), disertai juga dengan buku antropologi seperti buku “Pengantar Ilmu Antropologi” oleh Koentjaraningrat (2009).

Disamping literatur yang tersebut di atas, penelitian ini juga menggunakan sumber dari Al-Qur`an dan terjemahannya, kitab-kitab tafsir, kitab-kitab hadits baik dalam bahasa Arab maupun bahasa Indonesia dan buku-buku kajian Islam yang berhubungan dengan solusi konflik rasial pada masyarakat multikultural dalam perspektif Al-Qur`an. Seperti buku “Wawasan Al-Qur`an : Tafsir Maudhu`i atas Pelbagai Persoalan Umat“ oleh M. Quraish Shihab (1992), buku “Al-Qur`an dalam Berbagai Disiplin Ilmu “ oleh Afzalur Rahman (1998), buku “Antropologi al-Qur’an” oleh Daniel Djuned (2011), buku “Dasar-dasar agama Islam”

oleh Zakiyah Drajat (1986), buku “Keadilan Sosial dalam Islam” oleh Sayyid Quthb (1994), dan buku “Resolusi Konflik di Dunia Islam” oleh Surwandono Sidiq Ahmadi (2011).

Dokumen terkait