• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sungai

Sungai merupakan daerah yang dilalui badan air yang bergerak dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah dan melalui permukaan atau bawah tanah. Karena itu dikenal istilah sungai dan sungai bawah tanah. Sebuah sungai dapat dibedakan menjadi hulu, hilir dan muara. Sungai bagian hulu dicirikan dengan badan sungai yang dangkal dan sempit, tebing curam dan tinggi, berair jernih dan mengalir cepat serta mempunyai populasi biota yang sedikit. Sungai bagian hilir umumnya lebih lebar, tebingnya curam atau landai, badan air dalam, keruh, aliran air lambat dan biota populasi didalamnya banyak. Sedangkan muara adalah bagian sungai yang berbatasan dengan laut. Dibagian sungai ini mempunyai tebing landai dan dangkal, badan air dalam, keruh serta mengalir lambat (Kordi dan Andi, 2010).

Sungai merupakan suatu sistem yang dinamis dengan segala aktivitas yang berlangsung antara kompnen-komponen lingkungan yang terdapat di dalamnya. Adanya dinamika tersebut akan menyebabkan suatu sungai berada dalam keseimbangan ekologis sejauh sungai itu tidak menerima bahan-bahan asing dari luar. Pengaruh bahan asing pada batas-batas kisaran tertentu masih dapat ditolerir dan kondisi keseimbangan masih tetap dapat dipertahankan. Apabila suatu sungai menerima limbah dalam jumlah sedikit atau masih dalam batas toleransinya, maka limbah tersebut akan dapat dinetralisir oleh adanya dinamika ekologis tersebut (Barus, 2004).

Dalam UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, dinyatakan bahwa sungai merupakan salah satu bentuk alur air permukaan yang harus dikelola secara menyeluruh, terpadu berwawasan lingkungan hidup dengan mewujudkan kemanfaatan

sumber daya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Dengan demikian sungai harus dilindungi dan dijaga ke lestariannya, di tingkatkan fungsi dan ke manfaatannya, dan dikendalikandampak negatif terhadap lingkungannya. Dalam rangka mewujudkan kemanfaatan sungai serta mengendalikan kerusakan sungai, perlu ditetapkan garis sempadan sungai, yaitu garis batas perlindungan sungai. Garis sempadan sungai ini selanjutnya akan menjadi acuan pokok dalam kegiatan pemanfaatan dan perlindungan sungai serta sebagai batas permukiman di wilayah sepanjang sungai (Maryono, 2009).

Wisata Sungai

Di Indonesia istilah pariwisata dimulai pada awal tahun enampuluhan. Istilah ini semakin menjadi pembicaraan, terutama setelah Presiden Suharto menyampaikan kata sambutan dalam pertemuan ramah tamah dengan para peserta seminar dan rapat kerja kepariwisataan tanggal 27 Nopember 1982 di istana negara. (Pendit, 1994). Untuk menyamakan pemahamanmengenai istilah-istilah dan pengertian pariwisata, di Indonesia mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan, yang menyatakan bahwa Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Sedangkan wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (Kartawan, 2004).

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pndapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumberdaya dan potensi pariwisata daerah

diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi negara. Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor ndustri pariwisata di Indonesia. Sebagai negara kepulauan, potensi indonesia untuk membangun industri pariwisata sangatlah besar (Meta, 2002).

Menurut Razzak dan Surianti (2011) Untuk mernbedakan pengcrtian antara wisata, wisatawan, pariwisata, keparirwisataan, usaha pariwisata obyek dan daya tarik wisata, serta kawasan wisata, studi ini akan menggunakan definisi yang ditetapkan dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (pasal 1), yaitu: 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok

orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata

3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah.

4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha

5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

6. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

7. Kawasan pariwisata Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

8. Wisata kesehatan adalah perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan tertentuj untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani, dengan mengunjungi tempat peristirahatan, seperti mata air panas yang mengandung mineralyang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara menyehatkanatau tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.

Berdasarkan konsep pemanfaatan, wisata dapat diklasifikasikan menjaditiga kelompok yaitu (Yulianda, 2007) :

a. Wisata alam (nature tourism), merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya.

b. Wisata budaya (cultural tourism), merupakan wisata dengan kekayaan budayasebagai obyek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan.

wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan.

Parameter Fisika Kimia Perairan

Kualitas suatu perairan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap survival dan pertumbuhan makhluk hidup di perairan itu sendiri. Lingkungan yang baik (hiegienis bagi hewan diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya) (Minggawati dan Lukas, 2012).

Kualitas air merupakan faktor fisik, kimia, dan biologi dari perairan yang mempengaruhi organisme perairan. Kualitas air yang cocok bagi ikan budiaya di perairan tercantum di PP RI No:82 Tahun 2001 Kelas III (Tambunan, 2010).

a. Suhu

Produktivitas suatu perairan sangat ditentukan oleh sifat fisika dan kimia serta organisme hidup pendukung lainnya. Suhu perairan merupakan faktor pembatas dari proses produksi di perairan. Suhu yang terlalu tinggi dapat merusak jaringan tubuh fitoplankton, sehingga akan mengganggu proses fotosintesa dan menghambat pembuatan ikatan-ikatan organik yang kompleks dari bahan organik yang sederhana serta akan mengganggu kestabilan perairan itu sendiri (Yuningsih, dkk., 2014).

Secara alami, suhu air merupakan lapisan yang lebih hangat karena mendapat radiasi matahari pada siang hari. Suhu air pemukaan di perairan nusantara umumnya berkisar antara 28 – 31 oC. Oleh karena kerja angin, maka di lapisan teratas sampai kesalaman kira-kira 50-70 m dapat terjadi pengadukan. Akibatnya, di lapisan kedalaman 50 – 70 m terdapat suhu hangat yang homogen (28 oC). Di perairan dangkal, lapisan homogen ini berlanjut sampai ke dasar (Nontji, 2007).

Penurunan suhu udara pada malam hari, pada waktu hujan atau pada waktu sinar matahari terhalang oleh awan, asap, debu atau pelindung Iainnya akan menurunkan suhu air permukaan. Jika proses penurunan suhu udara terus berlangsung sehingga suhu air permukaan sama dengan suhu lapisan bawah maka akan terjadi proses pencampuran. Apabila penurunan suhu air permukaan terus berlanjut sehingga lebih dingin dibanding dengan suhu air di dasar maka akan terjadi proses pembalikan (Up Welling atau Turn Over) (Jangkaru, 2000).

b. Arus

Menurut Barus (2004) Arus air adalah faktor yang mempunyai peranan sangat penting baik pada perairan lotik maupun perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air yang pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehigga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut. Selain itu dikenal arur laminar, yaitu arus air yang bergerak ke satu arah tertentu saja.

c. Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut merupakan zat yang paling penting dalam sistem kehidupan di perairan, dalam hal ini berperan dalam proses metabolisme oleh makro dan mikroorganisme yang memanfaatkan bahan organik yang berasal dari fotosintesis. Selain itu mempunyai peranan yang penting dalam penguraian bahan-bahan organic oleh berbagai jenis mikroorganisme yang bersifat aerobic, sehingga jika ketersediaan oksigen tidak mencukupi akan mengakibatkan lingkungan perairan dan kehidupan dalam perairan menjadi terganggu, sekaligus akan menurunkan kualitas air. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada

pencampuran (mixing), dan pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah (effluent) yang masuk ke badan air (Effendi, 2003).

d. Derajat Keasaman (pH)

Derajat keasaman (pH) merupakan suatu parameter penting untuk menentukan kadar asam/basa dalam air. Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan. Kemampuan air untuk mengikat atau melepas sejumlah ion Hidrogen akan menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam/ basa. Di dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan, sehingga air yang bersih akan bereaksi normal. Peningkatan ion hidrogen akan menyebabkan nilai pH turun dan disebut sebagai larutan asam. Sebaliknya apabila ion hidrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan ini disebut sebagai larutan basa. Nilai pH yang ideal untuk mendukung kehidupan organisme aquatik pada umumnya terdapat antara 7-8,5 (Barus, 2004).

Kisaran nilai pH yang baik adalah berkisar antara 7 – 8. Terjadinya perubahan nilai pH disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : peningkatan gas CO

2 sebagai hasil pernafasan dari organisme aquatik, pembakaran bahan organik di dalam air oleh jasad renik, rendahnya konsntrasi oksigen terlarut, kandungan garam (salinitas) yang tinggi, jumlah padat tebar yang tinggi, keadaan suhu air yang tidak stabil, serta tingginya tingkat kekeruhan melebihi ambang batas (Pratiwi, 2010).

e. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

BOD (Biochemical Oxygen Demand) atau kebutuhan oksigenmenunjukkanjumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecahatau mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. Jika konsumsi oksigentinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa oksigen terlarut,

makaberarti kandungan bahan-bahan buangan yang membutuhkan oksigen tinggi.Konsumsi oksigen dapat diketahui dengan mengoksidasi air pada suhu 20 0

Cselama 5 hari, dan nilai BOD yang menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsidapat diketahui dengan menghitung selisih konsentrasi oksigen terlarut sebelumdan sesudah inkubasi (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005).

Wijaya (2009) menyatakan bahwa perairan alami memiliki nilai BOD antara 0,5 – 7,0 mg/l. Selain itu, buangan hasil limbah domestic dan industry juga mempengaruhi nilai BOD (Effendi, 2003). Lee, dkk., (1978) diacu Wijaya (2009) mengklasifikasikan besarnya tingkat pencemaran perairan untuk kehidupoan organism akuatik berdasarkan BOD5 seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Kriteria Kualitas Air Berdasarkan BOD5

BOD5 Kualitas Air

< 3 3,0 – 4,9 5,0 – 15 15 Tidak tercemar Tercemar ringan Tercemar sedang Tercemar berat Sumber: Wijaya (2009) f. Kecerahan

Kecerahan merupakan kemampuan cahaya matahari untuk menembus perairan. Kemampuan cahaya tersebut dipengaruhi oleh kekeruhan air. Kekeruhan yang tinggi dapat mengakibatkan terganggunya sistem osmoregulasi. Misalnya pernapasan dan daya lihat organisme akuatik serta dapat menghambat penetrasi cahaya ke dalam air. Faktor-faktor yang mempengaruhi kekeruhan air adalah partikel halus yang tersuspensi seperti lumpur, jasad renik (plankton) dan warna air (Sari, 2011).

Bahan organik dan anorganik yang berupa plankton dan organisme lainnya dipengaruhi oleh kecerahan. Perairan terbuka memiliki nilai kecerahan yang tinggi dapat diakibatkan karena tidak adanya atau tidak banyaknya sisa sisa serasah tumbuhan

ataupun limbah pakan yang terdapat pada titik sampling. Menurut Alianto dkk (2007) cahaya merupakan faktor pembatas bagi adanya bahan organik yang penting bagi produktivitas primer perairan. Menurut Rohyati dkk (2003), kecerahan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran, kekeruhan dan padatan tersuspensi (Yuningsih, 2014).

g.Nitrat

Nitrat merupakan produk akhir dari proses penguraian protein dan diketahui sebagai senyawa yang kurang berbahaya dibandingkan dengan amonium/amoniak atau nitrit. Nitrat adalah zat nutrisi yang dibutuhkan oleh organisme untuk tumbuh dan berkembang (Barus, 2004).

h. Fosfor

Fosfor berasal terutama dari sedimen yang selanjutnya akan terfiltrasi ke dalam air tanah dan akhirnya masuk ke dalam sistem perairan terbuka (sungai dan danau). Selain itu, dapat berasal dari atmosfer dan bersama dengan curah hujan masuk ke dalam sistem perairan (Barus, 2004). Fosfat adalah bahan nutrisi yang menstimulasi pertumbuhan yang sangat luar biasa pada alga dan rumput-rumputan dalam danau, estuaria, dan sungai berair tenang (Sasongko, 2006).

Baku Mutu Kualitas Air

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001, baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya di dalam air. Kriteria mutu air dan penetapan kelas air sebagai berikut.

1. Kelas satu ( I ) : bahan baku air minum dan peruntukan lain aadengan asyarat kualitas air yang sama.

2. Kelas dua ( II ) : prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan aaikan air tawar, peternakan, pertanaman, dan aaperuntukan alain dengan syarat kualitas air yang aasama.

3. Kelas tiga ( III ) : pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, aapertanaman, dan peruntukan lain dengan syarat aakualitas air yang sama.

4. Kelas empat ( IV ) : mengairi pertanaman dan peruntukan lain dengan aasyarat kualitas air yang sama.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sungai merupakan salah satu sumber air yang telah lama dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai aktivitas dalam menunjang kehidupan. Namun sejalan perkembangan, banyak fungsi sungai yang semakin hari semakin beragam seiring dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan maupun tumbuhan. Seluruh proses metabolisme dalam tubuh makhluk hidup berlangsung dalam media air. Air dalam kehidupan sehari-hari digunakan untuk berbagai keperluan seperti keperluan rumah tangga, pertanian, transportasi bahkan sampai industri (Hendrawati, 2007).

Sungai memiliki potensi alam yang banyak tersebar di berbagai wilayah Indonesia serta memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam. Karakter sungai menyimpan satu daya tarik tersendiri. Kedekatannya dengan alam bisa menjadi salah satu pilihan untuk mengembangkan fasilitas rekreasi. Sungai sebagai sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang berfungsi serbaguna bagi kehidupan makhluk hidup.

Sungai Nagori Karang Anyar merupakan salah satu sungai yang dijadikan objek wisata di Kabupaten Simalungun. Banyak aktivitas yang dilakukan di objek wisata ini diantaranya aktivitas wisata, aktivitas masyarakat dan perikanan. Aktivitas masyarakat yang dilakukan di sungai Karang Anyer dapat menyebabkan terjadinya perubahan kualitas fisika, kimia, biologi dan estetik sungai tersebut melalui masuknya berbagai buangan limbah dari berbagai aktivitas manusia. Jika limbah yang masuk ke perairan

Sungai Nagori Karang Anyar terlalu berlebih, maka dapat mengakibatnya fungsi dari sungai tidak sesuai lagi untuk peruntukannya dalm mendukung kehidupan organisme akuatik yang ada dan juga kebutuhan masyarakat disekitar sungai (Yulianti, 2010).

Aktivitas masyarakat terutama kegiatan wisata di Sungai Nagori Karang Anyar berpengaruh terhadap faktor fisika, kimia dan biologi yang ada pada sungai tersebut, oleh karena peneliti tertarik untuk mengetahiu dampak kegiatan wisata terhadap kualitas air Nagori Karang Anyar di kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Perumusan Masalah

Objek Wisata Sungai Nagori Karang Anyar merupakan objek wisata yang cukup tenar dikalangan masyarakat kabupaten Simalungun, selain tempat wisatanya yang mudah dijangkau serta biaya administrasinya yang ekonomis. Di objek wiasata tersebut terdapat beberapa aktivitas masyarakat seperti pemandian, hingga dijadikan sebagai tempat budidaya perikanan bagi masyarakat sekitar dapat menyebabkan perubahan pada kualitas air baik secara fisika, kimia, dan biologi.

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh aktivitas masyarakat terhadap perubahan kualitas air di Objek Wisata Nagori Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun?

2. Bagaimana persepsi pengunjung dan pengelola terhadap aktivitas masyarakatdi Objek Wisata Nagori Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun?

Sungai Nagori Karang Anyer dimanfaatkan sebagai objek wisata masyarakat. Aktivitas wisata menghasilkan limbah melalui mandi, cuci maupun kakus (MCK). Jika limbah yang masuk keperairan terlalu berlebih makan dapat menyebabkan penurunan kualitas air baik secara fisika, kimia dan biologi sehingga tidak lagi sesuai digunakan sebagai sarana wisata. Maka dari itu perlu dilakukan pengelolaan terhadap kawasan wisata sungai Nagori Karang Anyer dengan mengetahui dampak aktivitas wisata yang ditimbulkan terhadap kualitas air. Kerangka pemikiran tertera pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Aktivitas Wisata

Kualitas Air

Dampak Aktivitas Wisata Terhadap Kualitas Air Sungai di Objek Wisata Nagori Karang Anyar

Sungai Nagori Karang Anyer

Biologi

Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui pengaruh aktivitas wisata terhadap kualitas air di Objek Wisata Nagori Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun.

2. Untuk Menilai persepsi pengunjung dan pengelola terhadap aktivitas masyarakat di Objek Wisata Nagori Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun.

Manfaat

1. Memberikan informasi mengenai perubahan faktor fisika dan kimia serta pengaruhnya terhadap total Colifaecal yang diakibatkan aktivitas masyarakat di Objek Wisata Nagori Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun.

2. Sebagai bahan acuan untuk aspek pengelolaan wisata di Objek Wisata Nagori Karang Anyar Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun.

ABSTRAK

FAEZATUR RAHMAN PURBA. Dampak Aktivitas Wisata Terhadap Kualitas Air Sungai Di Obyek Wisata Nagori Karang Anyer Kecamatan Gunung Maligas Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Di bawah bimbingan TERNALA ALEXANDER BARUS dan RUSDI LEIDONALD.

Sungai Karang Anyer merupakan salah satu sumber air yang telah lama dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai aktivitas, terutama aktivitas wisata. Keberadaan aktivitas wisata dapat mempengaruhi kualitas air Sungai Karang Anyer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak aktivitas wisata terhadap kualitas air berdasarkan parameter fisika kimia dan biologi. Parameter fisika kimia air dianalisis dengan metode Storet dan parameter biologi dianalisis dengan metode analisis secara deskriptif. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus sampai September 2015. Penentuan Stasiun dilakukan dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Stasiun yang digunakan terdiri atas stasiun I (yang sedikit aktivitas masyarakatnya), stasiun II (Aktivitas wisata), dan stasiun III (Kawasan Budidaya). Hasil penelitian menunjukkan aktivitas wisata tidak mempengaruhi kualitas air parameter fisika kimia namum mempengaruhi colifaecal. Berdasarkan parameter fisika dan kimia air, stasiun I, II dan III memenuhi bakumutu air Kelas II (prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanaman, dan peruntukan lain dengan syarat kualitas air yang sama).

ABSTRAK

FAEZATUR RAHMAN PURBA. Tourism activity effect to river water quality on Nagori Karang Anyer tourism object Gunung Maligas districs, North Sumatera Simalungun Regency. Under the guidence of Mr. Ternala Alexander Barus and Rusdi Leidonald

Karang Anyer River is one of water source that. Was used for a long time by socrety to every activities especially tourism activity. The tourism activity could affect the water quality on Karang Anyer river. This research aims to know the tourism activities effect to water quality based on physic chemistry, and biology parameter. Physic and chemistry parameter analyzed with storet method and biological parameter anlyzed with by descriptive method. This research held at august antil september 2015. Station determination is done by using purposive sampling method. The first station are placed in a bit of sociery activities, the second station are placed in tourism activities, and the third station are placed in aquaculture region. Result of the researc indicate that tourism activities are not affect the water quality but affect the colifaecal. Based on water physic and chemistry parameter, the I, II, and III station fill the second class of water quality standar (water recreation tool/infrastucture, fresh water of fish aquaculture, farm, garden and the other needs with the same water quality requierement).

DAMPAK AKTIVITAS WISATA TERHADAP KUALITAS AIR

Dokumen terkait