• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1.7 Tinjauan Pustaka

Purwadi dan Kusbandono (2015), telah melakukan penelitian unjuk kerja mesin pengering pakaian dengan menggunakan energi listrik. Mesin pengering ini dalam bekerjanya menggunakan siklus kompresi uap dengan sistem tertutup dan mengunakan daya listrik sekitar 1600 watt. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat mesin pengering pakaian dan ingin mengetahui beberapa karakteristik mesin pengering yang telah dibuat. Komponen mesin pengering terdiri dari : kompresor, evaporator, kondensor, pipa kapiler dan filter. Fluida kerja yang digunakan adalah refrigeran R22. Mesin pengering ini memerlukan kipas angin untuk mengalirkan udara ke ruang pengering. Ruang pengering mempunyai ukuran : 60 cm x 120 cm x 13 cm. Mesin pengering dirancang mempunyai kapasitas 20 pakaian dengan jenis baju batik ukuran XL. Pakaian yang dikeringkan di dalam lemari dengan kondisi dihanger. Hasil penelitian menunjukkan bahawa mesin dapat berjalan dengan baik. Bila tanpa beban, mesin pengering ini mampu mengkondisikan udara di dalam ruang pengering pada suhu udara kering (Tdb) : 57,1 0C, dan suhu udara basah (Twb) : 23 0C. Untuk mengeringkan 20 baju batik basah dengan hasil perasan tangan memerlukan waktu 115 menit, sedangkan untuk mengeringkan 15 baju batik dengan perasan tangan memerlukan waktu 90 menit. Untuk mengeringkan 20 baju batik basah dengan perasan mesin cuci memerlukan waktu 50 menit.

Wijaya dan Purwadi (2016) telah melakukan penelitian tentang unjuk kerja mesin pengering handuk. Mesin pengering handuk dalam bekerjanya menggunakan siklus kompresi uap dengan sistem terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan merakit mesin pengering serta mengetahui waktu pengeringan handuk. Komponen mesin pengering terdiri dari : kompresor, evaporator, kondensor dan pipa kapiler. Fluida kerja yang digunakan adalah refrigerant R134a. Ruang pengering mempunyai ukuran: 150 cm x 90 cm x 156 cm. Kapasitas handuk yang dikeringkan sebanyak 20. Handuk terbuat dari katun, dengan ukuran 30 cm x 75 cm x 1,4 mm. Kompresor yang dipergunakan berjenis rotari yang memiliki daya sebesar ½ HP. Penelitian ini menggunakan variasi dengan handuk dikeringkan dengan perasan tangan dan perasan mesin cuci. Hasil penetitian menunjukkan

bahwa mesin pengering handuk dapat bekerja dengan baik. Kondisi udara rata-rata di dalam ruang pengering memiliki suhu udara bola- kering (Tdb) : 53,7 oC, suhu udara bola-basah (Twb) : 28 oC, dan kelembaban relative udara (RH) sekitar: 13 %. Untuk 20 handuk dengan perasan tangan, memerlukan waktu pengeringan 165 menit, dengan massa awal handuk basah 4,833 kg sampai menjadi massa handuk kering 1,779 kg. Sedangkan untuk handuk dengan perasan mesin cuci, memerlukan waktu pengeringan 45 menit untuk 20 handuk, dengan massa awal handuk basah 2,575 kg sampai menjadi massa handuk kering 1,777 kg.

Handayani dkk (2014) telah melakukan penelitian tentang unjuk kerja mesin pengering jahe dengan menggunakan AC split dengan daya 1 PK. Mesin pengering ini dalam bekerjanya menggunakan siklus kompresi uap sistem terbuka dengan ditambah heater. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi suhu dan kelembaban udara, kapasitas dan kemampuan pengeringan. Komponen mesin pengering terdiri dari : kompresor, evaporator, kondensor, katup ekspansi dan heater. Fluida kerja yang digunakan adalah refrigerant R22. Ruang pengeringan berbentuk kotak dan memiliki 3 susun rak, masing masing rak berukuran 50 cm x 50 cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peralatan mampu menghasilkan udara dengan temperatur udara masuk ruang pengering 60oC dan RH hingga 0% serta menurunkan kadar air dari 36% hingga menjadi 0,1% dalam waktu 7 jam.

Bernando dan Ambarita (2014) telah melakukan penelitian tentang unjuk kerja mesin pengering pakaian dengan menggunakan AC ruangan. Mesin pengering ini menggunakan AC ruangan berdaya 1 PK. Mesin pengering pakaian ini dalam bekerjanya menggunakan siklus kompresi uap. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi usaha loundry dan pada penggunaan efisiensi energi listrik dapat diaplikasikan untuk skala kecil maupun besar. Komponen mesin pengering terdiri dari : kompresor, evaporator, kondensor, dan pipa kapiler. Fluida kerja yang digunakan adalah refrigeran HCFC-22. Jenis kompresor yang digunakan adalah kompresor sudu luncur. Hasil penelitian menunjukkan COP sebesar 5,093 dengan daya kompresor 1,03 kW. Juga diperoleh fraksi uap sebesar 0,008, dengan kecepatan refrigerant yang mengalir pada pipa kapiler sebesar 10,989 m/dt. Dengan

faktor gesek sebesar 0,0186 dimana diperoleh panjang pipa kapiler sebesar 0,0366 meter.

Rahmanto (2011) telah melakukan penelitian tentang unjuk kerja mesin pengering chips kentang atau irisan kentang dengan memanfaatkan panas kondensor AC ruangan. Mesin pengering ini menggunakan AC ruangan berdaya 1 PK. Mesin pengering kentang ini dalam bekerjanya menggunakan siklus kompresi uap. Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yaitu : (a) Merancang dan membuat mesin pengering irisan kentang. (b) Menganalisa pengaruh kecepatan udara dari kipas kondensor AC terhadap panas yang dihasilkan kondesor tersebut. (c) Pengaruhnya terhadap kinerja pendinginan. (d) Menghitung efisiensi mesin pengering hasil rancangan. Komponen mesin pengering terdiri dari : kompresor, evaporator, kondensor, pipa kapiler dan filter. Ruang pengering mempunyai ukuran : 50,2 cm x 50,2 cm x 150,2 cm. Ruang pengering terdapat rak dengan jumlah 7 buah dengan ukuran : 50 cm x 150 cm. Pada pengujian tanpa beban pengeringan dilakukan variasi kecepatan kipas kondensor yang rendah, tinggi dan kipas pengganti. Pengujian mesin pengering dengan beban pengeringan irisan kentang menggunakan beberapa variasi yaitu kecepatan kipas kondesor rendah, tinggi, kipas pengganti dan membalik rak. Kentang dipotong-potong dengan ketebalan 2,5 cm kemudian diblansing dengan air panas selama 3 – 4 menit. Waktu pengeringan selama 6 jam dengan berat masing-masing rak 1,1 kg. Berat total kentang yang dikeringkan 7,7 kg. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan suhu udara keluar dari kondensor dipengaruhi oleh kecepatan kipas kondensor. Semakin tinggi kecepatan kipas kondensor, kenaikan suhu kondensor semakin rendah. Suhu keluaran kondensor selama proses pengeringan berkisar 33,88 oC – 44,05 oC. Perubahan kecepatan kipas kondensor tidak mempengaruhi kapasitas pendinagn AC dengan nilai rata-rata 2,734 ± 0,023 kJ/detik dan SDR 0,859 %. Pengujian dengan variasi menggunakan kipas pengganti dan dengan pembalikan rak menghasilkan kadar air akhir pengeringan yang seragam dengan hasil rata-rata 8,20 ± 1,04 % bb. Efisiensi mesin pengering untuk mengeringkan kentang berkisar 20,42 – 23,32 % terhadap panas kondensor AC dan 67,17 – 78,77 % terhadap energi listrik AC.

32

Dokumen terkait