• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam dokumen Disusun oleh : NUR SRI LESTARI NIM B12 144 (Halaman 21-44)

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI 1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2011).

2. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), menyatakan ada 6 tingkatan pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu sebagai berikut:

a) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

b) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintrepetasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

10

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan

Menurut (Ariani, 2014), pengetahuan baik yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal yaitu :

a) Faktor Internal 1) Umur

Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang cukup maka akan memiliki pola piker dan pengalaman yang matang pula. Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan diporolehnya akan semakin baik.

2) Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah adanya perbedaan tingkat kesadaran antara laki-laki dan perempuan.Pada umumnya

perempuan memiliki kesadaran yang baik dalam mencari tahu informasi daripada laki-laki baik itu secara formal maupun informal.

3) Pendidikan

Pendidikan merupakan seluruh proses kehidupan yang dimiliki oleh setiap individu berupa interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal yang melibatkan perilaku individu maupun kelompok.

4) Pekerjaan

Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

4. Faktor Eksternal a) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.

b) Sosial Budaya

Sosial budaya merupakan suatu kebiasaan atau tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan

12

baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukan.

c) Status Ekonomi

Status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

d) Sumber Informasi

Seseorang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak bahkan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan peting bagi pengetahuan yaitu media massa.

e) Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh kebenaranpengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

(1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah (a) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.

(b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak sengaja oleh orang yang bersangkutan.

(c) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

(d) Pengalaman Pribadi

Apabila dengan cara yang digunakan dimasa lalu dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah-masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

(e) Cara Akal Sehat

Common senseatau akal sehat kadang-kadang dapat menemukan teori atau kebenaran.

(f) Kebenaran Secara Intuitif

Diperoleh manusia secara cepat sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau berfikir.

(g) Melalui Jalan Fikiran

Pengetahuan diperoleh dengan menggunakan jalan fikirannya baik induksi maupun deduksi dengan penalaran-penalaran.

14

(h) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat umum. Pemikiran induksi beranjak dari hal konkret kepada hal-hal yang abstrak.

(i) Deduksi

Pembuatan kesimpulan dari penyataan-pernyataan umum ke khusus. Proses berfikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus.

(2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology).

5. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waku 280 hari (40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan) di hitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan terbagi dalam III trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15

minggu, dan trimester ke tiga 13 minggu (Sarwono, 2010; Ratna, 2012).

Kehamilan di simpulkan sebagai masa di mana wanita membawa embrio dalam tubuhnya yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu dan membentuk sel yang akan tumbuh yang membuat terjadinya proses konsepsi dan fertilisasi sampai lahirnya janin.

b. Kehamilan TM I

Trimester pertama usia kehamilan 0-14 minggu sering dianggap sebagai periode penyesuaian. Penyesuaian terhadap kenyamanan bahwa ia sedang mengandung. Kurang lebih 80% wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan, depresi, dan kesedihan. Hasrat seksual pada trimester pertama sangat bervariasi, ada beberapa wanita mengalami peningkatan hasrat seksual, tetapi secara umum merupakan waktu terjadinya penurunan libido, libido secara umum sangat dipengaruhi oleh keletihan, depresi, payudara membesar dan nyeri, kecemasan, kekhawatiran dan masalah lain yang merupakan hal normal terjadi pada trimester pertama (Susilowati, 2009).

c. Kehamilan TM II

Trimester kedua usia kehamilan 14-28 minggu sering dikatakan sebagai periode pancaran kesehatan, hal ini disebabkan selama TM II wanita umumnya merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan

16

kehamilan. TM II dibagi menjadi dua fase prequickening dan postquickening. Quickening sebagai fakta kehidupan, bertambahnya daya dorong psikologi wanita yang mengalami TM II. Akhir TM II dan selama perquickening TM II wanita akan terus melengkapi dan mengevaluasi segala aspek yang menghubungkan dengan ibunya sendiri. Kebanyakan wanita merasa lebih erotis selama TM II hamper 80% wanita hamil mengalami peningkatan dalam hubungan seks, pada TM II relative lebih bebas dari ketidaknyamanan fisik, ukuran perut belum menjadi suatu hal yang bermasalah (Saryono, 2010).

d. Kehamilan TM III

Trimester III sering di sebut sebagai periode penantian, minggu ke-28 dengan minggu ke 38-42 karakteristik perkembangan intra uteri pada trimester III adalah penyempurnaan struktur organ khusus dan penyempurnaan fungsi berbagai sistem organ (Sukarni, 2013).

Trimester ketiga adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya perhatian pada kelahiran bayi, rasa cemas dan takut akan proses persalinan dan kelahiran meningkat, yang menjadi perhatian : rasa sakit, luka saat melahirkan, kesehatann bayinya, kemampuan menjadi ibu yang bertanggung jawab. Pada periode ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya sebagai mahluk yang terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kelahir sang bayi. Perasaan was-was mengingat bayi

dapat lahir kapan pun, membuat bejaga-jaga dan memperhatikan serta menunggu tanda dan gejala persalinan munjul (Rukiyah, 2009).

e. Tanda-tanda Kehamilan

Menurut Manuaba (2010), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 3 yaitu :

(1) Tanda dugaan kehamilan (a) Amenore

Amenore adalah terlambat datang bulan, karena adanya konsepsi dan nidasi yang menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel de graff dan ovulasi.

(b) Mual dan muntah (emesis)

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan. Mual dan muntah terutama pada pagi hari disebut morning sickness. (c) Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu. (d) Sinkope (pingsan)

Hal ini terjadi karena gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia kehamilan 16 minggu.

18

(e) Payudara tegang

Pengaruh esterogen, progesteron dan somatomamotrifin menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama. (f) Sering miksi

Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh dan sering miksi, pada triwulan kedua gejala ini sudah menghilang.

(g) Konstipasi atau obstipasi

Pengaruh progesterone dapat menghambat peristaltik usus sehingga menyebabkan kesulitan untuk buang air besar. (h) Pigmentasi kulit

Keluarnya melanphore stimulating hormone dari hipofisis anteriormenyebabkan pigmentasi kulit di sekitar pipi (striae livide, stiae nigra, linia albamakin hitam) dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting susu semakin menonjol).

(2) Tanda kemungkinan hamil (a) Perut membesar (b) Uterus membesar

(d) Tanda Chadwick (hipervaskularisasi pada vagina dan vulva, tampak lebih merah dan kelam)

(e) Tanda piscaseck ( uterus membesar ke salah satu jurusan). (f) Kontraksi-kontraksi kecil atau Braxton hicks.

(g) Teraba ballottement

(h) Reaksi kehamilan positif (pemeriksaan urin positif) (3) Tanda pasti kehamilan

(a) Pada umur 20 minggu gerakan janin kadang-kadang dapat diraba secara obyektif oleh pemeriksa dan bagian-bagian janin dapat diraba pada kehamilan yang lebih tua.

(b) Bunyi denyut jantung janin dapat didengar melalui Doppler pada umur kehamilan 9 – 10 minggu dan stetoskop Leannec umur kehamilan 17 – 22 minggu.

(c) Pada Primigravida ibu dapat merasakan gerakan janinya pada usia kehamilan 18 minggu sedangkan multigravida umur 16 minggu.

(d) Bila dilakukan pemeriksaan dengan sinar rontgent kerangka janin dapat dilihat.

6. Asuhan pada ibu hamil

Menurut Saryono (2010), pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan oleh tenaga professional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat)

20

untuk ibu selama masa kehamilan, sesuai kebijakan program pelayanan asuhan antenatal harus sesuai standar yaitu “14 T “ meliputi :

a) Timbang berat badan b) Ukur tekanan darah c) Ukur tinggi fundus uteri

d) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama hamil e) Pemberian imunisasi TT

f) Pemeriksaan Hb g) Pemeriksaan VRDL h) Perawatan payudara

i) Senam payudara dan pijat tekan payudara

j) Pemeliharaan tingkat kebugaran/ senam ibu hamil k) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan l) Pemeriksaan protein urine atas indikasi m) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

n) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok dan pemberian terapi anti malaria

Apabila suatu daerah tidak biasa melakukan 14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC yaitu 7 T, yaitu meliputi :

a) Timbang berat badan b) Ukur tekanan darah c) Ukur tinggi fundus uteri

d) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama hamil e) Pemberian imunisasi TT

f) Temu wicara/konseling g) Tes penyakit menular seksual

7. Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi

Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi merupakan suatu kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan desa/ kelurahan dalam rangka peningkatan peran aktif suami, keluarga, masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi komplikasi bagi ibu hamil termasuk perencanaan penggunaan keluarga berencana pasca persalinan dalam menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran dalam meningkatan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Depkes, 2009).

Menurut Menteri kesehatan Siti fadilah Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi adalah merupakan salah satu upaya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi lahir melalui pemasangan stiker di rumah ibu untuk memantau secara intensif, sehingga apabila terjadi kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir dapat di cegah.

Program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi adalah kegiatan antenatal care yang dilakukan bidan terkait dengan pelayanan kebidanan sosial yang bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu hamil, suami, dan keluarga tentang resiko dan tanda bahaya

22

kehamilan dan persalinan agar mereka dapat membuat perencanaan persalinan.

P4K dengan pemberian stiker yang di berikan ibu hamil yang di tempelkan di rumah ibu hamil sehingga ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau secara tepat. Program ini sudah ada sejak safe motherhood dan program kesehatan ibu dan anak. Penerapan program P4K ini merupakan tindak lanjut yang lebih komgkret melibatkan masyarakat (Ibrahim, 2008).

Melalui P4K yang di tempel ibu hamil maka setiap ibu hamil akan tercatat, terdata, terpantau secara tepat. Stiker P4K berisi data tentang nama ibu hamil, tafsiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan, pendamping, transportasi yang di gunakan dan calon pendonor darah (Hartanto, 2009), tujuan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi adalah :

a. Tujuan umum

Untuk meningkatkan cakupan dan mutu kesehatan bagi ibu hamil dan bayi baru lahir melalui peningkatan peran aktif keluarga dan masyarakat dalam rangka merencanakan persalinan yang aman dan persiapan dalam menghadapi komplikasi dan tanda kehamilan bagi ibu hamil sehingga melahirkan bayi yang sehat.

b. Tujuan khusus

1) Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di setiap rumah ibu hamil.

2) Adanya rencana persalinan, termasuk pemakaian metode KB pasca persalinan sesuai kesepakatan ibu hamil, suami, keluarga dan bidan.

3) Terlaksananya pengambilan keputusan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas. 4) Meningkatkan keterlibatan tokoh masyarakat baik formal

maupun non formal, dukun bayi atau pendamping persalinan dan kelompok masyarakat, perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi dengan stiker dan KB pasa persalinan dan sesuai dengan peran nya masing-masing (Depkes, 2009). Manfaat program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi mempunyai beberapa manfaat antara lain (Depkes, 2009) :

a. Mempercepat berfungsinya desa siaga

b. Meningkatkan cakupan pelayanan ANC sesuai standar

c. Meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan trampil d. Meningkatkan kemitraan bidan dan dukun

e. Tertangganinya kejadian komplikasi secara dini f. Meningkatkan peserta KB pasca bersalin

g. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi

h. Menurunnya kejadian kesakitan dann kematian ibu serta bayi

Bila dilihat secara mendasar faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang program perencanaan

24

persalinan dan pencegahan kompikasi di pengaruhi dua faktor yaitu (Yuliastanti, 2012) :

a. Faktor interna (ibu hamil) 1) Pengetahuan ibu hamil 2) Sikap ibu hamil

3) Kepercayaan ibu hamil 4) Dukungan keluarga

5) Nilai-nilai atau norma yang berlaku b. Faktor Esterna

1) Sikap dan perilaku petugas keesehatam

2) Tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas kesehatan 8. Kegiatan penerapan P4K meliputi :

a. Pendataan ibu hamil dengan stiker

Pendataan ibu hamil dengan stiker adalah suatu kegiatan pendataan atau pencatatan keadaan ibu hamil dan bersalin di wilayah bidan kerja dan melalui penempelan stiker di rumah dengan melibatkan peran aktif unsur-unsur masyarakat di wilayahnya (kader, forum peduli KIA, dan dukun). Kegiatan ini dilakukan melalui kunjungan rumah yaitu, kunjungan bidan/ kader di rumah ibu hamil dalam rangka untuk membantu ibu, suami dan keluarganya membuat perencanaan kehamilan dan pencegahan komplikasi di samping itu untuk memfasilitasi ibu nifas dan suaminya untuk memutuskan alat dan obat kontrasepsi setelah persalinan sesuai

dengan rencana yang telah disepakati bersama oleh pasangan tersebut. Setelah melakukan konseling stiker di isi oleh bidan kemudian stiker tersebut di tempel di rumah ibu hamil (sebaiknya di depan rumah) dan ibu hamil di berikan buku KIA untuk di pahami isinya (Dewi, 2012).

b. Tabulin (Tabungan ibu bersalin) dan Dosalin (Dana sosial ibu bersalin)

Tabulin adalah dana /barang yang di simpan oleh keluarga atau pengolah tabulin secara bertahap sesuai kemampuannya, yang penggelolaannya sesuai dengan kesepakatan serta penggunaan nya untuk segala bentuk biaya saat antenatal, persalinan dan kegawat daruratan. Besar simpanan/ nominal tergantung dari perkiraan biaya persalinan normal atau sesuai dengan kesepakatan.

Dosalin adalah dana yang di himpun dari masyarakat secara sukarela dengan prinsip gotong royong sesuai dengan kesepakatan bersama dengan tujuan membantu pemmbiayaan mulai antenatal, persalinan dan kegawat daruratan. Sumber dana dan cara penggumpulan nya di tentukan dengan kesepakatan, hal pertama yang perlu di lakukan dalah melakukan pertemuan-pertemuan bersama dengan masyarakat untuk membahas mekanisme pengumpulan dan penyimpanan dana, penggunaan dana, penggawasan dan pelaporan dana (Dewi, 2012).

26

c. Calon Donor Darah

Calon donor darah adalah orang-orang yang di persiapkan oleh ibu, suami, keluarga dan masyarakat yang sewaktu-waktu bersedia untuk menyumbangkan darahnya untuk keselamatan ibu melahirkan (Depkes, 2009).

Syarat donor darah sukarela adalah 1) Usia 17-60 tahun

2) Berat badan minimal 47 kg untuk laki-laki dan perempuan 40 kg 3) Tekanan darah 100/60-140/90 mmHg

4) Kadar Haemoglobin (HB) > 12 gr %

5) Tidak sedang menderita penyakit (Hepatitis, TBC dll) 6) Tidak mempunyai luka atau infeksi

7) Tidak sedang menjalani penggobatan suatu penyakit 8) Tidak sedang hamil, menyusui, menstruasi

Warga menyumbang darah melalui palang merah remaja (PMI) yang dpat di pakai untuk semua kebutuhan kegawat daruratan warga akan di data dan di periksa golongan darahnya.

d. Ambulan Desa / Transportasi

Ambulan Desa/Transportasi adalah alat transportasi dari masyarakat sesuai kesepakatan bersama yang dapat di pergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin ketempat persalinan termasuk ketempat rujukan, terutama yang kesulitan angkutan atau ibu yang mengalami kegawat daruratan. Bentuk ambulan desa

bermacam-macam tergantung jenis angkutan yang di miliki oleh warga dan mengihklaskan kendaraan nya di pinjam warga bergiliran (di buat jadwal kendaraan, pengemudi, BBM).

9. Faktor Yang Mempengaruhi P4k

Adapun faktor yang mempengaruhi penerapan P4K menurut (Depkes,2009) sebagai berikut :

a. Situasi geografi bentuk dan struktur geografi

Wilayah kedudukan masyarakat di Indonesia yang terdiri dari lembah dan pegunungan mempengaruhi keaktifan petugas kesehatan untuk pemantauan kesehatan ibu hamil dengan stiker P4K. Sehingga dapat mempengaruhi cakupan P4K di masing-masing daerah.

b. Pengetahuan dan informasi

Pengetahuan dan informasi yang cukup tentang tujuan dan manfaat P4K akan mempengaruhi kesadaran masyarakat akan pentingnya program P4K.

c. Dukungan keluarga dalam hal ini suami

Keluarga mempunyai peran peran penting untuk keberhasilan tujuan program P4K, karena keluarga terdekat dapat memantau secara aktif kesehatan ibu hamil.

28

d. Budaya dalam pelaksanaan P4K

Budaya tetap berpengaruh besar terhadap keberhasilan cakupan P4K. Dalam hal ini tokoh masyarakat sangat berpengaruh terhadap budaya yang ada agar dapat mendukung pelaksanaan P4K.

B. Kerangka Teori

Gambar 1.1 Kerangka Teori

Sumber : Notoatmojo (2011), Ariani (2014) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Tingkat pendidikan 2. Pengalaman 3. Umur 4. Informasi 5. Budaya 6. Sosial ekonomi Pengetahuan Tingkat pengetahuan 1. Tahu 2. Memahami 3. Aplikasi 4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi Informasi dalam P4K 1. Pengertian 2. Tujuan P4K 3. Manfaat P4K 4. Sasaran P4K 5. Kegiatan penerapan P4K 6. Faktor pengaruh P4K

30

C. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Sumber : Notoatmodjo 2011 Pengetahuan ibu hamil tentang P4K Baik Cukup Kurang

31

Dalam dokumen Disusun oleh : NUR SRI LESTARI NIM B12 144 (Halaman 21-44)

Dokumen terkait