• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENDAHULUAN

5 Tinjauan Pustaka

Menurut pasal 1 angka 1 menurut UUPK yang berbunyi Perlindunga Konsumen adalah “segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”

Setiap suatu konsep “konsumen” telah diperkenalkan beberapa puluh tahun lalu diberbagai Negara dan sampai saat ini sudah puluhan Negara memiliki undang-undang atau peraturan khusus yang memberikan perlindungan kepada konsumen termasuk penyediaan sarana peradilanya. Sejalan dengan perkembangan itu, berbagai Negara telah menetapkan hak-hak konsumen yang digunakan sebagai landasan pengaturan perlindungan konsumen. Disamping itu, telah pula berdiri organisasi konsumen internasional, yaitu International

Organization Of Consumer Union (IOCU). Di Indonesia telah pula berdiri berbagai organisasi konsumen seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) di Jakarta, dan organisasi konsumen lain di bandung. Yogyakarta, Surabaya, dan sebagainya.

Pengertian konsumen dalam UUPK lebih luas dibandingkan dengan 2 (dua) rancangan undang-undang perlindungan konsumen lainnya, yaitu pertama

8 Soerjono Soekamto, 2006, Sistem Hukum di Indonesia dalam percakapan tentang Pendidikan Konsumen, Jakarta, Jurnal Yustika Hal 89.

9

dalam rancangan Undang-undang Perlindungan Konsumen yang diajukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, yang menentukan bahwa :9

“Konsumen adalah pemakai barang atau jasa yang tersedia di masyarakat, bagi kepentingan diri sendiri atau keluarganya atau orang lain yang tidak untuk diperdagangka kembali”.10

Menurut A.Z konsumen berasal dari bahasa consumer (Inggris-,Amerika) atau consument (Belanda), Srcara harfiah arti kata consumer adalah lawan dari produsen, setiap orang yang menggunakan barang.11

Menurut para ahli hukum, arti Konsumen adalah, pemakai terakhir dari benda dan jasa yang diserahkan kepada mereka oleh penguasa sedangkan engertian “konsumen” di amerika serikat MEE,kata “konsumen” yang berasal dari consumer sebenarnya berarti “pemakai”. Namun di amerika serikat kata ini diartika lebih luas sebagai “ korban pemakaian produk yang cacat”, baik korban tersebut pembeli,bukan pembeli tetapi pemakai, bahkan juga korban yang bukan pemakai, karena perlindungan hukum dapat dinikmati pula bahkan oleh korban yang bukan pemakai.

Oleh karena itu peranan Yayasan Lembaga Pelindungan Konsumen bali sangat di butuhkan konsumen agar bisa mendorong terciptanya interaksi terhadap masyarakat secara sehat dan saling menguntungkan bagi setiap komponen inti di dalamnya, yaitu konsumen para pelaku industri perdagangan

9 Yayasan Lembaga Konsumen, 1981, Perlindungan Konsumen Indonesia, Suatu sumbangan Pemikiran tentang Rancangan Undang-undang Perlindunga Konsumen, Yayasan Lembaga Konsumen, Jakarta, , Hal. 2.

10 Ronny Hanitijo, 1983, metode penulisan hukum, cet 1, Ghalian Indonesia, Hal 39

11http://repositiry.usu.ac.id diakses tanggal 12 okteber 2016, jam 20.00 wita.

Agus Brotosusilo, Makalah “Aspek-aspek Perlindungan terhadap Konsumen dalam Sistem Hukum di Indonesia” dalam percakapan tentang Pendidikan Konsumen dan Kurikulum Fakultas Hukum, Editor Yusuf Sofie ,(Jakarta : YLKI-usaid,1998), hal 46.

10

dan jasa, serta pemerintah. Selain memberikan perlindungan terhadap konsumen, YLPKB juga akan konsisten melakukan pemerdayaan terhadap konsumen yang sebagian besar masih amat belum siap menghadapi laju industri perdagangan barang dan jasa. Untuk itu YLPKB akan melakukan berbagai bentuk kerja sama, baik dengan instansi pemerintah, swasta dan para pelaku usaha serta berbagai media cetak dan elektronik, yang berkaitan dengan perlindungan konsumen.

Tujuan Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bali di dalam melindungi konsumen diantaranya adalah :

1. menciptakan system perlindungan konsumen yang mengandung kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi, seperti memaparkan hak yang harus di dapat konsumen, contohnya konsumen PDAM di denpasar yang hak nya terhadap air mendapatkan keganjalan lantaran adanya kemacetan air terus menerus, maka disini YLPKB akan memaparkan hak-hak konsumen dengan kepastian hukum terhadap keluhanya ke PDAM di kota Denpasar. 2. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya

perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha, contohnya YLPKB akan memperjuangkan hak konsumen seperti konsumen PDAM di kota Denpasar agar para pelaku usaha atau PDAM agar saling menghargai dan selalu bersikap jujur serta bertanggung jawab di dalam setiap melakukan kesepakatan.

Di karenakan ada beberapa konsumen khususnya konsumen PDAM di kota Denpasar yang mengeluh atau melaporkan kinerja PDAM yang di nilai kurang mampu memenuhi hak yang seharusnya di dapat oleh konsumen, maka YLPKB selaku Lembaga Perlindungan Konsumen akan berusaha mengupayakan perlindungan konsumen terhadap konsumen dengan cara proses mediasi, disini YLPKB akan memberi kesempatan kepada kedua belah pihak (pihak 1 konsumen PDAM, pihak 2 PDAM) untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya dan

11

boleh dipotong oleh pihak lain sebelum pihak pertama menyelesaikan penjelasan. Setelah masing-masing menyampaikan masalahnya, maka YLPKB, memberikan waktu untuk klarifikasi dan koreksi tentang apa yang di sampaikan oleh masing-masing pihak. Setelah permasalahanya di ketahui, maka masing-masing-masing-masing pihak berhak menyampaikan opsi atau tuntutan yang diinginkan, sekaligus melakukan negoisasi atas opsi atau tuntuntan tersebut untuk mencapai kesepakatan. Apabila telah dicapai kesepakatan, maka isi kesepakatan itu dituangkan dalam berita acara kesepakatan. Tahap akhir dari proses mediasi adalah mengimplementasikan hasil kesepakatan.

6. Metode Penelitian

Di dalam membuat sebuah karya tulis yang bersifat ilmiah tentunya didukung oleh suatu metode untuk membahas permasalahan yang terjadi, karena tidak benar jika suatu karya ilmiah berdasarkan penafsiran belaka. Tujuannya tiada lain adalah agar karya tulis yang sifatnya ilmiah mempunyai persyaratan dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

6.1 Tipe Penelitian dan Pendekatan Masalah

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Hukum empiris, yaitu suatu metode yang jenis penelitianya lebih menekankan data primer, yaitu data yang di proleh di penelitian untuk mengkaji penerapan hukum di masyarakat yang bertujuan untuk memahami dengan benar mengenai kedudukan, fungsi dan upaya Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali di dalam melindungi konsumen.

12

Sedangkan pendekatan masalah yang digunakan penulis adalah pendekatan Yuridis Sosiologis, yaitu suatu penelitian yang mengkonsepkan hukum sebagai gejala empiris yang dapat diamati dalam kehidupan.

6.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) di jalan Kartanegara, gang banyuatis no 4. Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut yaitu karena di Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) memiliki Data yang lengkap terkait judul yang diangkat oleh penulis

6.3 Sumber Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini dapat dibedakan kedalam dua kelompok yaitu :

1. Data primer

Data primer adalah data yang didapat langsung di lokasi penelitian sebagai sumber pertama dengan melalui penelitian lapangan atau fieldar, dilakukan baik melalui wawancara atau interview

2. Data sekunder

Dalam sekunder berupa bahan-bahan hukum, yang terdiri dari (1) bahan Hukum Primer yang disini menggunakan UU no.8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, (2) bahan hukum sekunder yang terdiri dari doktrin-doktrin yang ada dalam buku, jurnal hukum dan internet, sedangkan.

6.4 Teknik Pengumpulan Data

13

Data primer dikumpulkan melalui observasi, wawancara dengan pedoman wawancara terbuka, yaitu penelitian melalui wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman, meskipun tidak menutup kemungkinan adanya masukan baru yang diperlukan dalam wawancara tersebut. Adapun penggunaan pedoman wawancara dimaksudkan untuk efektifitas dan efisiensi yang menjadi target wawancara, sehingga wawancara tersebut tidak menyimpang dari yang telah direncanakan.

Data sekunder dalam penulisan ini dengan membaca dan menelaah peraturan perundang-undangan dengan teknik pencatatan dan studi dokumentasi, membaca dan menelaah bahan kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan, seperti artikel-artikel,

6.5 Analisis Data

Data hukum yang dikumpulkan dari penelitian kepustakaan maupun secara kualitatif yaitu hanya mengolah isi atau konten yang di proleh di lokasi penelitian, selanjutnya dituangkan secara deskritif dalam bentuk skripsi.

14

BAB II

KEDUDUKAN DAN FUNGSI YAYASAN LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN BALI DI DALAM MELINDUNGI KONSUMEN PDAM

DI KOTA DENPASAR

2.1 Kedudukan Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali dalam melindungi kepentingan konsumen PDAM kota Denpasar

Di Indonesia, gerakan perlindungan konsumen ditandai dengan berdirinya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada tanggal 11 mei 1973.YLKI ini didirikan dengan tujuan untuk membantu konsumen Indonesia agar tidak dirugikan dalam mengonsumsi barang atau jasa.

Kehadiran lembaga konsumen, terutama YLKI merupakan langkah maju dalam perlindungan konsumen, karena dalam upaya mencapai tujuanya YLKI melaksanakan berbagai kegiatan yang dilakukan melalui beberapa bidang, yaitu:12

a. Bidang penelitian b. Bidang Pendidikan

c. Bidang Penerbitan, Warta Konsumen dan Perpustakaan13 d. Bidang Pengaduan

e. Bidang Umum dan keuangan

12

15

Diantara kelima bidang diatas, empat diantaranya sangat terkait dengan perlindungan konsumen, yaitu bidang penelitian, pendidikan, penerbitan, warta konsumen dan perpustakaan, serta bidang pengaduan. Sedangkan umum dan keuangan lebih terkait dengan yayasan lembaga konsumen itu sendiri.

Kegiatan bidang penelitian berguna bagi konsumen karena melalui bidang penelitian ini, YLKI akan memberikan informasi kepada konsumen mengenai mutu barang secara objektif, sehingga konsumen dapat menentukan pilihannya terhadap suatu produk tertentu secara rasional. Bidang penelitian ini biasanya melakukan penelitian dengan cara pengujian perbandingan terhadap suatu komoditi dari semua merek yang dapat ditemui di pasaran berdasarkan suatu parameter tertentu.14

Bidang pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan konsumen melakukan kegiatan yang berupa ceramah, penyusunan materi-materi penyuluhan konsumen, serta membimbing mahasiswa dan pelajar dalam membuat karya tulis yang berkaitan dengan perlindungan konsumen. Tujuan pendidikan konsumen ini adalah untuk mengubah prilaku konsumen. Pendidikan konsumen ini merupakan suatu proses untuk mengajarkan bagaimana membeli, menggunakan dan mengatur barang yang kadang-kadang sedikit, namun mampu untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Bidang ketiga yang menjadi tujuan YLKI adalah bidang penerbitan, warta konsumen dan perpustakaan. Bidang ini menerbitkan buku-buku yang berkaitan dengan perlindungan konsumen, serta majalah warta konsumen yang berisi hasil

14 Indah Sukmaningsih, 1998, Definisi pelayanan public dalam masalah perlindungan konsumen dalam percakapan tentang pendidikan konsumen dan korikulum fakultas hukum, Editor Yusuf Shofie, Jakarta : YLKI USAID, hal 12

16

-hasil penelitian yang dilakukan YLKI serta pengetahuan lain yang bermanfaat bagi konsumen. Disamping itu juga terdapat perpustakaan yang dapat dijadikan sebagai sumber dalam mencari literatur mengenai hal-hal yang berkaitan dengan konsumen.15

Bidang yang juga tidak kalah pentingnya adalah bidang pengaduan, yang kegiatanya adalah menerima dan menyelesaikan keluahan dan ketidakpuasaan konsumen terhadap barang atau jasa yang dibelinya atau diperolehnya.

Berdasarkan Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen YLKI merupakan Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM). Mengikuti ketentuan UU tersebut dan Peraturan Pemerintah No. 59 tahun 2001 tentang Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM), YLKI terdaftar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemerintah Daerah DKI Jakarta dan memiliki TDLPK (Tanda Daftar Lembaga Perlindungan Konsumen) No. 470/1.824.221 tahun 2005. Karena menjadi bagian lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat bersama badan perlindungan konsumen nasional, dengan bermacam-macam tugas yang dimaksudkan untuk membantu konsumen tersebut maka apabila kedua lembaga tersebut berjalan dengan baik, berarti konsumen akan semakin terlindungi16.

Tugas lain dari lembaga konsumen swadaya masyarakat, seperti tugas kerja dengan instsansi terkait dalam upaya mewujudkan, perlindungan konsumen , dan melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat

15 C Tantri D dan Sulastri , 2000, Gerakan Organisasi Konsumen, Seri Pandauan Konsumen, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia. Jakarta, The asia Foundation.Hal 23 16 Shidarta, 2000, Hukum Perlindungan Konsumen, Grasindo, Jakarta hal 17

17

terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen, sesungguhnya juga dapat disejajarkan dengan tujuanya YLKI bidang penelitian, pendidikan, dan bidang pengaduan. Hanya saja dalam pengaturan Undang – undang perlindungan konsumen ini dapat dikatakan lebih maju dan lebih menguntungkan keberadaan lembaga konsumen seperti YLKI, didalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen dan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat.

Untuk melawan keangkuhan pelaku usaha atau produsen yang melakukan pelanggaran pelanggaran di kota-kota di bali termasuk kota Denpasar masih menjadi pemandangan yang jamak,dan pelanggaran-pelanggaran tersebut tetap terjadi bahkan kasusnya semakin marak. Masyarakat konsumen di Bali khususnya di kota Denpasar yang telah lama dijadikan obyek dan harus selalu memenuhi atau tunduk pada keputusan pemerintah serta keinginan pengusaha, tampaknya mulai lelah dan sadar bahwa dirinya mempunyai hak untuk didengar pendapatnya.

Sehingga respon konsumen yang demikian keras dan terus mengalir ke beberapa Lembaga Konsumen di Indonesia. Seperti di Bali ada YLPK atau Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bali yang setiap ada kenaikan komuditas baik barang dan/atau jasa kekesalan dan kekecewaan konsumen ditumpahkan kepada Organisasi konsumen yang didirikan oleh Pak Putu Armaya pada tanggal 1 Agustus tahun 2003.

Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) bali adalah organisasi non-pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kritis konsumen tentang hak dan tanggung jawabnya sehingga dapat melindungi dirinya sendiri dan lingkungannya. Dasar dan sumber inspirasi YLPK dalam bertindak adalah

18

keluhan konsumen dan memperjuangkan Hak konsumen Berdasarkan pasal 4 UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen, hak-hak konsumen sebagai berikut17 :

a. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengonsumsi barang/jasa.

b. Hak untuk memilih dan mendapatkan barang/jasa sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan .

c. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang/jasa.

d. Hak untuk didengar pendapat keluhannya atas barang/jasa yang digunakan.

e. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut. f. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen. g. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskrimainatif.

h. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi, atau penggantian, jika barang/jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.

i. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Disamping hak-hak dalam pasal 4 juga terdapat hak-hak konsumen yang dirumuskan dalam pasal 7 yang mengatur tentang kewajiban pelaku usaha. Kewajiban dan hak merupakan antinomi dalam hukum, sehingga kewajiban pelaku usaha merupakan hak konsumen. selain hak-hak yang disebutkan tersebut ada juga hak untuk dilindungi dari akibat negatif persaingan curang. Hal ini dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan oleh pengusaha sering dilakukan secara tidak jujur yang dalam hukum dikenal dengan terminologi ” persaingan curang”18

17

Ibid.

19

Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM) termasuk di dalamnya Yayasan Lembaga Perlndungan Konsumen (YLPK) bali dalam kegiatannya mempunyai tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan dengan kewenangan dan Tujuan sebagai berikut:

Kewenangan Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) :

1. Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen. (Dasar hukumnya UUPK No. 8 Tahun 1999 Pasal 44 ayat (3 huruf e).)

2. Melakukan gugatan atas pelanggaran pelaku usaha. (Dasar hukumnya UUP No. 8 Tahun 1999 Pasal 46 ayat (1) huruf e,)

3. Penyelesaian sengketa konsumen di luar pengadilan diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan mengenai bentuk dan besarnya ganti rugi dan/atau mengenai tindakan tertentu untuk menjamin tidak akan terjadi kembali atau tidak akan terulang kembali kerugian yang diderita oleh konsumen. (Dasar hukumnya UUPK No. 8 Tahun 1999 Pasal 47).

2.2 Tujuan Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali dalam melindungi kepentingan konsumen PDAM di kota denpasar.

Di Indonesia, Perlindungan Hukum konsumen masih belum begitu jelas, karena banyak hal-hal yang membuat konsumen kecewa namun hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya. Dalam beberapa hal terutama dalam pelayanan air minum bagi konsumen PDAM masih menjadi sesuatu yang tidak dapat

20

diterima dan sulit untuk mendapat pelayanan yang baik dan sesuai dengan hak asasi manusia. Masih sering pelayanan PDAM tidak terwujud sebagaimana mestinya yang lebih sering menyulitkan atau tidak mengalirkan air ke daerah-daerah tertentu,dimana semua konsumen PDAM mempunyai hak yang sama di dalam mendapatkan hak untuk air. Namun kembali pada asas perlindungan konsumen pada pasal 2 UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, asas- asas yang dimaksud adalah :

a. Asas manfaat b. Asas keadilan c. Asas keseimbangan

d. Asas keamanan dan keselamatan konsumen e. Asas kepastian hukum

1. Asas manfaat

Mengamanatkan bahwa segala upaya dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha secara keseluruhan. Asas ini menghendaki bahwa pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen tidak dimaksudkan untuk menempatkan salah satu pihak diatas pihak lain atau sebaliknya, tetapi adalah memberikan kepada masing masing pihak, produsen, pelaku usaha, konsumen apa yang menjadi haknya.

Dengan demikian, diharapkan bahwa pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat dan pada gilirannya bermanfaat bagi kehidupan berbangsa.

Dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.

Asas ini menghendaki bahwa melalui pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen ini, konsumen dan produsen pelaku usaha dapat berlaku adil melalui perolehan hak dan penunaian kewajiban secara seimbang. Oleh karena itu, undang undang ini mengatur sejumlah hak dan kewajiban konsumen dan produsen pelaku usaha.

2. Asas Keseimbangan

Dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pemerintah dalam arti materiil dan spiritual. Asas ini menghendaki agar konsumen, produsen pelaku usaha dan pemerintah memperoleh manfaat yang seimbang dari pengaturan dan penegakan hukum perlindungan konsumen.

Kepentingan antara konsumen, produsen pelaku usaha, dan pemerintah diatur dan harus diwujudkan secara seimbang sesuai dengan hak dan

21

kewajbannya masing masing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tidak ada salah satu pihak yang mendapat perlindungan atas kepentingannya yang lebih besar dari pihak lain.

3. Asas Keamanan dan Keselamatan Konsumen

Dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian, dan pemanfaatan barang dan jasa yang dikonsumsi atau digunakan. Asas ini menghendaki adanya jaminan hukum bahwa konsumen akan memperoleh manfaat dari produk yang dikonsumsi atau dipakainya, dan sebaliknya bahwa produk itu tidak akan mengancam ketentraman dan keselamatan jiwa dan harta bendanya.

Oleh karena itu, undang undang ini membebankan sejumlah kewajiban yang harus dipenuhi dan menetapkan sejumlah larangan yang harus dipatuhi oleh produsen-pelaku usaha dalam memproduksi dan mengedarkan produknya.

4. Asas Kepastian Hukum

Dimaksudkan agar, baik perilaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum. Artinya undang undang ini mengharapkan bahwa aturan aturan tentang hak dan kewajiban yang terkandung didalam undang undang ini harus diwujudkan dalam kehidupan sehari hari sehingga masing masing pihak memperoleh keadilan. Oleh karena itu, negara bertugas dan menjamin terlaksananya undang undang ini sesuai dengan bunyinya.

Sedangkan Tujuan Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali sesuai dengan tugas dan perannya yaitu :

a. Menyebarkan informasi dalam bentuk seminar, forum dialog konsumen dan diskusi public, terkait masalah hak dan kewajiban konsumen kegiatan ini dilaksanakan secara efektif mulai tahun 2006 – 2014.

b. Memberikan nasehat kepada konsumen yang memerlukanya. Tujuan Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali memberikan nasehat kepada konsumen terkait bagaimana pemberdayaan konsumen dibali serta memberikan nasehat kepada konsumen terkait dalam pelaksanaan UU no 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

c. Bekerja sama dengan instansi terkait dalam upaya mewujudkan perlindungan konsumen.

d. Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termaksuk menerima keluhan atau pengaduan konsumen. Tujuan Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali banyak membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya dan menerima keluhan konsumen. Konsumen yang merasa dirugikan terkait barang dan atau jasa. Konsumen bisa mengadukan ke Tujuan Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali kemudian pihak Tujuan Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali yang akan melakukan pembelaan kepada konsumen baik secara litigigasi non litigasi

22

e. Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat terhadap pelaksanaan pelindungan konsumen. Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali dalam hal ini sesuai dengan tugas sebagai lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat (LPKSM) melakukan pengawasan secara rutin terkait masalah.

Dari penjelasan asas perlindungan konsumen serta tujuan YLPKB untuk melindungi konsumen diatas dapat diartikan tujuan Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Bali dalam melindungi khususnya kepentingan konsumen PDAM di kota Denpasar adalah untuk mengembalikan atau menjalankan asas – asas perlindungan konsumen itu agar sama – sama dijalani baik itu oleh konsumen PDAM ataupun produsen PDAM, agar terciptanya hubungan timbal balik yang harmonis antara produsen dan konsumen.

2.3 Fungsi Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bali dalam melindungi kepentingan konsumen PDAM di Kota Denpasar

Fungsi Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen Bali adalah untuk mendorong terciptanya intraksi masyarakat secara sehat dan saling menguntungkan bagi setiap komponen inti didalamnya, yaitu konsumen atau para pelaku industri perdagangan dan jasa, serta pemerintah. Selain memberikan perlindungan pada konsumen, YLPKB (Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen) Bali juga akan konsisten melakukan pemberdayaan terhadap konsumen yang sebagian besar masih amat belum mengetahui tentang hak-hak konsumen yang bisa di perjuangkan bila tidak mendapatkan pelayanan yang layak atau konsumen mengalami kerugian. Tujuan umum dari YLPKB (Yayasan

Dokumen terkait