• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perairan Sungai

Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan. Perairan sungai adalah suatu perairan yang didalamnya dicirikan dengan adanya aliran air yang cukup kuat sehingga digolongkan kedalam perairan yang mengalir (Goldman dan Horne 1983).

Sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap kedalam tanah sebelum menemukan badan air lainnya. Sungai merupakan tempat air terdiri dari beberapa bagian, bermula dar Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Penghujung sungai dimana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai. Kecepatan arus sungai dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Mason 1981) :

1. Berarus sangat cepat (>100 cm/detik) 2. Berarus cepat (50-100 cm/detik) 3. Berarus sedang (25-50 cm/detik) 4. Berarus lambat (10-25 cm/detik) 5. Berarus sangat lambat (<10 cm/detik)

Sungai bagian hulu adalah bagian sungai yang terletak di dataran tinggi biasanya merupakan daerah yang sering terjadi erosi. Sedangkan sungai bagian hilir adalah bagian sungai yang terletak di dataran rendah dan merupakan tempat terjadinya pengendapan. Daerah yang terletak di bagian hulu dan hilir sungai disebut sebagai bagian tengah sungai, karena tidak ada batas yang jelas antara kedua bagian tersebut. Aktivitas usaha diartikan adanya kegiatan perhutanan, perkebunan, pertanian, perikanan, pemukiman, perindustrian, wisata (Suwigyo 1993).

Pencemaran

Pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya atau komponen lain ke dalam menurunkan kualitas tanah, air, udara, serta memberikan dampak negatif terhadap kesehatan manusia (Allenby 2009). Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air ata sehingga kualitas air atau udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Untuk mencegah terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh berbagai aktivitas diperlukan pengendalian terhadap pencemaran lingkungan dengan menetapkan

Pencemaran terhadap lingkungan dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran yang semakin berat akibat

apabila ada gangguan terhadap daur suatu zat, yaitu laju produksi suatu zat melebihi laju penggunaan zat, sehingga terjadi pembuangan (Wardhana 2001).

Pencemaran Perairan

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Dampak pencemaran air antara lain perubahan warna, bau, dan rasa, perubahan pH, eutrofikasi, timbulnya endapan koloid. Pembuangan bahan kimia, limbah maupun pencemar lain ke dalam air akan mempengaruhi kehidupan dalam air. Pencemaran air dapat menjadi masalah dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan. Pada saat polutan udara terbawa oleh air hujan, maka air hujan yang jatuh tersebut sudah tercemar (Wardhana 2001). Suatu pencemar cukup banyak membunuh spesies tertentu, tetapi tidak membahayakan spesies lain. Penurunan dalam keanekaragaman spesies dapat juga dianggap sebagai suatu tanda adanya pencemaran. Namun penting juga diperhatikan, bahwa pengujian secara kimia bersama dengan data biologi dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai kualitas air.

Menurut Riani (2012) pada air sangat dimungkinkan terjadinya pencemaran. Hal ini terjadi karena pada air terdapat ikatan hidrogen, sehingga air mempunyai sifat yang sangat khas dan istimewa, yaitu:

1. Air sebagai pelarut yang sangat baik, sehingga air dimanfaatkan sebagai transport zat makanan dalam unit kehidupan (biologi) dan transpor sampah di lingkungan.

2. Air mempunyai konstanta dielektrik yang paling tinggi dibandingkan dengan bahan lain, sehingga senyawa-senyawa ionik memiliki kelarutan dan ionisasi yang besar didalam air.

3. Air mempunyai tegangan permukaan tinggi, sehingga air menjadi faktor pengendali proses-proses fisiologi yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup. 4. Air mempunyai densitas yang paling tinggi apabila berada dalam bentuk

cair. Oleh karena itu dalam ekosistem perairan selalu terjadi sirkulasi vertikal dan akan menghalangi terjadinya stratifikasi badan air.

5. Air bersifat transparan terhadap sinar tampak dan sinar UV, sehingga mengakibatkan air menjadi tidak berwarna, dan pada ekosistem perairan akan mengakibatkan sinar matahari dapat menembus sampai kedalaman tertentu, sehingga memungkinkan terjadinya proses fotosintesis pada kolom air yang masih dapat ditembus oleh sinar matahari.

6. Air mempunyai kapasitas kalor yang paling tinggi dibandingkan dengan bahan lain, sehingga air dapat menstabilkan suhu tubuh mahluk hidup dan menstabilkan suhu didaerah geografi tertentu.

7. Air mempunyai kalor penguapan yang paling tinggi dibanding bahan lainnya, sehingga akan menjadi penentu terjadinya transfer panas antara atmosfer dan badan air.

Mengingat air merupakan pelarut yang sangat baik dan mempunyai konstanta dielektrik yang paling tinggi, senyawa-senyawa ionik memiliki kelarutan dan ionisasi yang besar dalam air, sehingga air pada umumnya menjadi pelarut yang sangat baik untuk bahan pencemar yang masuk kedalam ekosistem perairan tersebut (Riani 2012).

pencemar dari berbagai kegiatan seperti rumah tangga, pertanian, industri. Dampak pencemaran bagi kualitas air dapat menurun hingga tidak memenuhi persyaratan peruntukan yang ditetapkan. Penurunan kualitas air akibat pencemaran, seperti yang terjadi di sungai-sungai dapat mengubah struktur komunitas organisme akuatik yang hidup. Pencemaran senyawa organi gangguan kualitas air dan menyebabkan perubahan keanekaragaman dan komposisi organisme akuatik di perairan (Sastrawijaya 2001). Pencemaran yang terjadi pada suatu badan air terjadi akibat dari adanya pemasukan bahan organik maupun anorganik, dari substansi lingkungan yang kemudian dapat menimbulkan berbagai macam dampak (Mitchell 1997). Sumber pencemaran dapat berupa logam berat, bahan beracun, pestisida, tumpahan minyak, Demikian pula halnya dengan organisme perairan yang ada akan mengalami perubahan jumlah.

Lingkungan berada di bawah suatu tekanan maka keanekaragaman jenis akan menurun pada suatu komunitas. Pencemaran kualitas air dapat diketahui dari kondisi komunitas biota akuatik di dalam badan perairan tersebut. Hal ini berarti biota akuatik dapat dijadikan sebagai indikator biologi, karena memiliki sifat sensitif terhadap keadaan pencemaran tertentu sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis pencemaran air. Keuntungan yang didapat dari indikator biologi adalah dapat menggambarkan keseluruhan kualitas ekologi dan mengintegrasikan berbagai dampak yang ditimbulkan, memberikan pengukuran yang akurat mengenai pengaruh komunitas biologi dan pengukuran fluktuasi lingkungan (Ginting 2007).

Pencemaran Sungai

Perairan sungai apabila menerima bahan-bahan asing dari luar dapat menyebabkan berubahnya kualitas air, sehingga organisme yang hidup didalamnya mengalami gangguan, maka sungai tersebut dikatakan tercemar.

Menurut Wardhana (2001) penyebab utama tercemarnya suatu badan air yaitu :

1. Peningkatan konsumsi atau penggunaan air sehubungan dengan peningkatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat, dengan konsekuensi meningkatnya air limbah yang mengandung berbagai senyawa atau materi tertentu.

2. Terjadinya pemusatan penduduk dan industri diikuti dengan peningkatan buangan yang tertampung di perairan sehingga daya pemulihan diri perairan itu terlampaui, akibatnya perairan menjadi tercemar dengan tingkat yang semakin berat.

3. Rendahnya sosial ekonomi budaya untuk memperbaiki lingkungan, seperti investasi untuk sistem sanitasi dan perlakuan lainnya.

Pencemaran air sungai dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan sangat berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan. Penggunaan lahan untuk bidang pertanian yang melampaui batas didaerah hulu sungai akan mempengaruhi kualitas daerah perairan hilir dan muara sungai. Masalah kuantitas air sungai terutama disebabkan oleh kandungan sedimen dalam air sungai akibat terjadinya erosi terutama pada bagian hulu yang menyebabkan penyempitan sungai pada bagian hilir (Lusiana et al. 1997). Pengolahan tanah yang kurang baik akan dapat menyebabkan erosi, sehingga perairan sungai akan tercemar dengan tanah endapan. Indonesia banyak terdapat sungai yang telah mencapai taraf pencemaran, khususnya sungai-sungai yang alirannya melalui darah perkotaan (padat penduduk) dan wilayah perindustrian. Penurunan kualiras air terutama disebabkan oleh limbah domestik, limbah industri, kegiatan pertambangan dan limbah pertanian.

Menurut Sanusi et al. (2005) permasalahan dalam pengendalian pencemaraan air sungai yaitu bayaknya pembuahan limbah pabrik yang membuang limbahnya ke sungai tanpa memproses penetralan air limbah terlebih dahulu dikarenakan kurangnya fasilitas dan pemotongan untuk beban biaya produksi. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pembuangan limbah rumah tangga ke dalam sungai seperti membuang sampah ke dalam sungai, membuat saluran pembuangan limbah rumah ke sungai, tidak adanya sanksi yang berat terhadap pelaku pembuangan limbah ke dalam sungai baik limbah rumah tangga ataupun industri ke sungai. Menurut Wardhana (2001) jenis pencemar yang terdapat pada air :

1. Berasal dari Industri antara lain :

- Bahan-bahan anorganik dan logam berat - Zat-zat Pewarna

- Bahan-bahan organik 2. Berasal dari rumah tangga :

-Sampah -Detergent

Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomi. Limbah mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan bahaya. Limbah ini dikenal dengan limbah B3 (bahan beracun dan berbahaya). Bahan ini dirumuskan sebagai bahan dalam jumlah relatif sedikit tapi mempunyai potensi mencemarkan/merusakkan

Limbah Pencemar Perairan

2007). Bahan beracun dan berbahaya banyak dijumpai sehari-hari, baik sebagai keperluan rumah tangga ma diperdagangkan dan diangkut antara lain insektisida, herbisida, zat pelarut, cairan atau bubuk pembersih deterjen, amonia secara kimia bahan-bahan ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik.

Limbah industri dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadirannya dapat merusakka

Limbah Cair Industri

Limbah kehadirannya cukup mengkhawatirkan terutama yang bersumber dari pabrik industri. Bahan beracun dan berbahaya dari limbah ditunjukkan oleh sifat fisik dan kimia bahan itu sendiri, baik dari jumlah maupun kualitasnya. Kriteria berbahaya dan beracun limbah cair industri antara lain mudah terbakar, mudah meledak, korosif, oksidator dan reduktor, iritasi bukan radioaktif, mutagenik, patogenik, mudah membusuk.

kehidupan lainnya sehingga perlu ditetapkan batas-batas yang diperkenankan dalam lingkungan pada waktu tertentu. Tingkat bahaya keracunan yang disebabkan limbah tergantung pada jenis dan karakteristiknya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Jangka waktu relatif singkat tidak memberikan pengaruh yang berarti, tapi dalam jangka panjang cukup fatal bagi (Sudarmaji et al. 2013). Sesuai dengan sifatnya, limbah digolongkan menjadi tiga bagian yaitu: limbah cair, limbah gas/asap dan limbah padat. Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Air yang terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lebih lanjut.

Limbah Domestik

Beberapa pencemaran air yang sulit ditangani adalah limbah dari pencemaran rumah tangga/domestik dimana sebagian penduduk membuang limbah rumah tangganya di daerah rawan seperti sungai, maupun saluran air. Beberapa penyebab pencemaran air bersih dari limbah domestik (Sudarmaji et al.

2013):

1. Kualitas air menurun

Air yang mengalami pencemaran akibat sampah organik akan memiliki kandungan oksigen yang rendah sehingga kualitas air menjadi menurun. Hal ini disebabkan oleh bakteri pembusuk yang menghabiskan sebagian besar oksigen untuk proses pembusukan sampah tersebut.

2. Tumbuhnya kuman penyakit

Banyaknya kontaminasi yang terjadi akibat limbah domestik maupun limbah industri yang dibuang sembarangan dapat menimbulkan penyakit seperti disentri, penyakit kulit dan muntaber.

3. Air tak layak konsumsi

Pencemaran yang terjadi akibat limbah rumah tangga/domestik akan membuat air sungai dan sumber air di lokasi sekitar menjadi tak layak digunakan. Hal tersebut disebabkan karena limbah tersebut telah menyatu dengan air bersih sehingga perlu penanganan khusus agar air di sekitar tempat tersebut dapat dikonsumsi kembali untuk mandi maupun mencuci. 4. Menyebabkan banjir

Sungai yang diisi oleh banyak sampah organik maupun non organik yang tidak dapat dibusukkan oleh bakteri pembusuk dapat menyumbat aliran air sehingga air pada kondisi tertentu terhambat maka dapat dapat mengakibatkan banjir.

Limbah Pertanian

Limbah pertanian bisa diartikan sebagai bahan yang terbuang di sektor pertanian misalnya insektisida, herbisida dan limbah sisa pertanian yang akan mencemari perairan sungai baik langsung maupun tidak langsung (Sudarmaji et al. 2013). Penanganan limbah didasari pada asas manfaat yaitu agar tidak menjadikan masalah lingkungan, penyakit serta memanfaatkan limbah dijadikan sebagai bahan baku industri.

Logam Berat

Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia. Logam berat masih termasuk golongan logam dengan kriteria-kriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme hidup. Logam adalah unsur alam yang dapat diperoleh dari air laut, erosi batuan tambang, vulkanisme, dan sebagainya. Logam dapat dibagi dalam 3 kelompok (Sumardjo 2009):

1. Logam ringan (seperti natrium, kalium, dan sebagainya) biasanya sebagai kation aktif didalam larutan encer.

2. Logam transisi (seperti besi, tembaga, kobalt, dan mangan) diperlukan dalam konsentrasi yang rendah, tetapi dapat menjadi racun dalam konsentrasi yang tinggi.

3. Logam berat dan metaloid seperti raksa, timah hitam, selenium, dan arsen, umumnya tidak diperlukan dalam metabolisme dan sebagai racun bagi sel pada kondisi rendah.

Kegiatan manusia menjadi sumber utama pemasukan logam ke dalam lingkungan perairan. Masuknya logam berasal dari buangan langsung dari berbagai jenis limbah yang beracun, gangguan pada cekungan-cekungan perairan, presipitasi dan jatuhan atmosfir. Bahaya dari logam berat tersebut dapat terakumulasi pada tubuh karena logam yang masuk tidak dapat di metabolism oleh tubuh sehingga akan terus terakumulasi, faktor lain yang dapat mempengaruhi penyerapan logam dalam tubuh adalah biomagnifikasi (Nybakken dan Bertness 2004). Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup. Tidak semua logam berat dapat mengakibatkan keracunan pada mahluk hidup, besi merupakan logam yang dibutuhkan dalam pembentukan pigmen darah dan zink merupakan kofaktor untuk aktifitas enzim. Pada kondisi lingkungan perairan normal, kation-kation logam relatif aman, karena kation tersebut akan berikatan dengan senyawa lain dan selanjutnya akan membentuk senyawa kompleks yang kurang bioavailable

(Riani 2012). Namun demikian apabila didalam perairan terdapat faktor pemicu seperti berubahnya pH air, berubahnya potensial redoks, terjadinya biodegradasi pada bahan organik, maupun adanya berbagai faktor lingkungan yang dapat berpengaruh pada terjadinya faktor-faktor tersebut, akan menyebabkan ion-ion logam yang stabil akan dilepaskan kembali kedalam kolom air, sehingga logam tersebut akan menjadi toksik bagi biota air (Calmono et al. 1997 dalam Riani 2012). Sedangkan biovailable sendiri merupakan konsentrasi suatu bahan kimia

yang dapat diserap dan selanjutnya terakumulasi pada mahluk hidup. Menurut Meyer (2002) bioavailable sering kali digunakan untuk menggambarkan logam yang terikat pada sedimen dan selanjutnya tersedia untuk dapat terakumulasi pada tubuh mahluk hidup. Adapun yang dimaksud sifat toksik adalah sifat suatu bahan kimia yang dapat memunculkan dampak biologi yang merugikan atau akan memunculkan dampak negatif pada mahluk hidup (Riani 2012).

Keberadaan logam berat dalam lingkungan berasal dari dua sumber (Fortsher et al. 1993). Pertama dari proses alamiah seperti pelapukan secara kimiawi dan kegiatan geokimiawi serta dari tumbuhan dan hewan yang membusuk. Kedua dari hasil aktivitas manusia terutama hasil limbah industri. Pada neraca global sumber yang berasal dari alam sangat sedikit dibandingkan pembuangan limbah akhir di laut. Berdasarkan sudut pandang toksikologi, logam berat dapat dibagi dalam dua jenis. Jenis pertama adalah logam berat esensial, di mana keberadaannya dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh organisme hidup, namun dalam jumlah yang berlebihan dapat menimbulkan efek racun. Termasuk logam esensial adalah Zn, Cu, Fe, Co, Mn dan lain sebagainya. Sedangkan jenis kedua adalah logam berat tidak esensial atau beracun, di mana keberadaannya dalam tubuh masih belum diketahui manfaatnya atau bahkan dapat bersifat racun, seperti Hg, Cd, Pb, Cr dan lain-lain. Berdasarkan berat jenisnya bahan pencemar ada yang menempati permukaan air, ada yang terdapat di kolom air, dan ada juga yang terdapat didasar perairan. Namun demikian, dengan adanya reaksi fisika, kimia, dan kegiatan biologi, apabila B3 tersebut tidak terserap (absorpsi) atau tidak terjerap (adsorpsi), B3 akan bereaksi dengan bahan lain yang terdapat dalam perairan, terutama bahan organik (Riani, 2012). Menurut Riani (2012) Fenomena biokonsentrasi, bioakumulasi bergantung pada:

1. Sifat dan jenis B3 2. Kondisi lingkungan

3. Kondisi biologis dari individu organism tersebut Sedangkan faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain:

1. Salinitas 2. Suhu

3. Konsentrasi bahan organik 4. Kesadahan

5. pH, dll.

Reaktif logam dalam badan perairan juga turut dikendalikan oleh adanya reaksi redoks (reaksi reduksi dan reaksi oksidasi) dalam badan air. Melalui reaksi redoks ini semua spesi logam dan proses-proses yang berkenaan dengan itu dapat dijaga kestabilannya. Termasuk juga berbagai bentuk persenyawaan dan kompleksi logam dengan senyawa lain dari kondisi alaminya. Perairan yang mempunyai reaksi redoks biasanya mempunyai sifat yang sangat kompleks terhadap tingkah laku logam di badan perairan (Palar 2008). Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada mahluk hidup. Dapat dikatakan bahwa semua logam berat dapat menjadi bahan racun yang akan meracuni tubuh mahluk hidup. Sebagai contoh logam air raksa (Hg), kadmium (Cd), timah (Pb), dan chron (Cr). Namun demikian, meski semua logam

berat dapat menyebabkan keracunan atas mahluk hidup, sebagian dari logam-logam berat tersebut tetap dibutuhkan oleh mahluk hidup. Kebutuhan tersebut berada dalam jumlah yang sedikit. Apabila kebutuhan yang sangat kecil tersebut tidak terpenuhi, maka dapat berakibat fatal terhadap kelangsungan hidup bagi semua mahluk hidup. Karena tingkat kebutuhan sangat dipentingkan maka logam-logam tersebut juga dinamakan sebagai logam-logam-logam-logam atau mineral-mineral esensial tubuh. Bila jumlah dari logam-logam esensial ini masuk kedalam tubuh dalam jumlah yang berlebihan, maka akan menjadi zat racun dalam tubuh (Palar 2008).

Logam berat dapat menimbulkan efek kesehatan bagi manusia tergantung pada bagian mana logam berat tersebut terikat dalam tubuh. Daya racun yang dimiliki akan bekerja sebagai penghalang kerja enzim, sehingga proses metabolisme tubuh terputus. Lebih jauh lagi, logam berat ini akan bertindak sebagai penyebab alergi, mutagen, teratogen atau karsinogen bagi manusia. Jalur masuknya adalah melalui kulit pernapasan dan pencernaan (Setyawan 2011). Berikut karakteristik kandungan limbah minyak bumi, logam berat pada P. erosa

dan kandungan logam berat, bahan organik, fraksi sedimen Perairan Donan dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Karakteristik limbah minyak bumi

Parameter Hasil Analisa Satuan

Total Solid (TS) 18929 mg/l

Total Suspended Solid (TSS) 15152 mg/l

Total Dissolved Solid (TDS) 2436 mg/l

COD 63648 mg/l DO 0.4 mg/l pH 8.84 mg/l Surfaktan 702.3 mg/l Konduktivitas 3803 ∞S Kekeruhan 1241 mg/l Konsentrasi Minyak 43650 mg/l Konsentrasi Logam: Cu 0.809 mg/l Fe 4.459 mg/l Al 4.969 mg/l Sn 0.6 mg/l Pb 0.14 mg/l Zn 2.613 mg/l Ni 0.431 mg/l Cr 0.014 mg/l Co 0.04 mg/l V 0.008 mg/l

Tabel 2.2 Logam berat pada P. erosa di Perairan Donan pada penelitian sebelumnya

Kandungan logam berat, bahan organik dan fraksi sedimen di Perairan Donan dapat dilihat pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Kandungan logam berat, bahan organik dan fraksi sedimen di Perairan Donan.

Stasiun Konsentrasi Logam Berat Fraksi Sedimen

Hg Pb Cd Cu Cr Ni Pasir Lumpur Liat

1 0.02 6.87 1.14 1.37 4.12 2.29 82 16 2 2 Ttd 4.02 1.01 9.06 5.23 2.01 83 14 3 3 0.02 8.71 1.45 15.68 9 8.71 87 11 2 4 0.016 4.07 1.02 15.69 4.48 2.04 83 12 5 5 0.036 7.32 1.22 15.39 5.12 2.44 92 7 2 6 Ttd 26.4 1.22 55.45 3.65 6.43 80 8 2 7 Ttd 3.92 0.96 12.36 5.1 1.96 81 9 10 8 0.025 6.73 1.22 12.35 4.94 2.24 96 3 2 9 0.07 2.53 1.27 12.66 4.05 2.53 79 18 3 10 0.089 11.4 1.42 22.23 11.97 3.99 98 2 0.2 11 0.048 2.46 1.23 3.45 2.46 2.46 98 2 0.2 12 0.008 6.67 1.67 3 8.34 8.34 71 25 4 13 0.011 4.59 0.76 0.92 1.84 1.84 98 2 0.4 Keterangan ttd = tidak terdeteksi

Sumber : Sudaryanto 2001

Kadmium (Cd)

Kadmium dan bentuk garamnya banyak digunakan pada beberapa jenis pabrik untuk proses produksi. Industri pelapisan logam adalah pabrik yang paling banyak menggunakan cadmium murni sebagai pelapis, begitu juga pabrik yang membuat Ni-Cd baterai. Bentuk garam Cd banyak digunakan dalam proses fotografi, gelas dan campuran perak, produksi foto elektrik, foto konduktor, dan fosforus. Kadmium asetat banyak digunakan pada proses industri porselen dan keramik. Kadmium dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh kadmium (Sudarmaji et al. 2013). Sebagian besar Cd masuk melalui saluran pencernaan, tetapi keluar lagi melalui feses sekitar 3-4 minggu kemudian dan sebagian kecil dikeluarkan melalui urin.

Parameter Hasil (mg/l) Hg 0.03 Pb 7.4 Cd 5.4 Cr 1.2 Ni 3.2

Kadmium dalam tubuh terakumulasi dalam hati dan ginjal terutama terikat sebagai metalotionein. Keracunan kronis terjadi bila inhalasi Cd dosis kecil dalam waktu lama dan gejalanya juga berjalan kronis. Kasus keracunan Cd kronis juga menyebabkan gangguan kardiovaskuler dan hipertensi, hal tersebut terjadi dikarenakan tingginya afinitas jaringan ginjal terhadap kadmium (Effendi 2003). Selain itu, kadmium juga dapat menyebabkan terjadinya gejala osteomalasea

karena terjadi interferensi daya keseimbangan kandungan kalsium dan fosfat dalam ginjal.

Timbal (Pb)

Timbal di alam dalam bentuk sulfide (galena), Pb Karbonat (Cerussite), PbSO4 (Angelisite), sedangkan timbal di dalam air dalam bentuk Pb2+, PbCO3, Pb(CO3)22-, PbOH+, dan Pb(OH)2

1. Konsentrasi logam berat dalam air

(Novotny dan Olem 1994). Selain dalam bentuk logam murni, timbal juga dapat ditemukan dalam bentuk senyawa anorganik dan organik. Menurut WHO (2006) Timbal masuk ke perairan melalui pengendapan, jatuhan debu yang mengandung timbal yaitu dari hasil pembakaran bensin yang mengandung timbal tetraetil, erosi, dan limbah industri. Semua bentuk timbal memiliki pengaruh yang sama terhadap toksisitas manusia. Timbal dalam tubuh terutama terikat dalam gugus –SH dalam molekul protein hal ini menyebabkan hambatan pada aktivitas kerja sistem enzim. Timbal dapat mengganggu sistem sintesis Hb dengan jalan menghambat konversi delta

aminolevulinik acid (delta-ALA) menjadi forfobilinogen dan juga menghambat korporasi dari Fe kedalam protoporfirin IX untuk membentuk Hb, dengan jalan

Dokumen terkait