• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam dokumen Ion Dthree Lions ANALISIS LAPORAN KEUANG (Halaman 22-37)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004:2), laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya laporan arus kas). Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian yang integral dari laporan keuangan.

Menurut Baridwan (200:17), laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan.

Ada beberapa pengertian laporan keuangan menurut pendapat para ahli ekonomi yang dapat penulis gunakan sebagai bahan pertimbangan. Menurut Munawir. S (2002:2) Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat memberikan informasi tentang suatu keadaan perusahaan sekaligus

merupakan alat komunikasi antara data keuangan dengan pihak yang berkepentingan dengan data perusahaan tersebut.

Sedangkan definisi yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) dalam bukunya Standar Akuntansi Keuangan 1994 dikatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laba rugi, laporan keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai bentuk seperti laporan arus kas, dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan).

Laporan keuangan yang dibuat oleh menejemen merupakan alat untuk pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan.

Pertanggungjawaban pimpinan perusahaan itu dituangkan dalam bentuk laporan keuangan hanyalah sampai pada penyajian secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha dalam suatu periode sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang dilaksanakan secara konsisten.

Jadi menurut penulis, laporan keuangan dapat disimpulkan yaitu suatu pencatatan atau informasi keuangan atas perusahaan guna memberitahukan kondisi keuangan perusahaan dalam setiap periode tertentu.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Jadi tujuan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi, kinerja perusahaan dan alat evaluasi keadaan keuangan perusahaan saat ini sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan perusahaan di masa mendatang menyangkut prediksi arus kas, investasi, hasil operasi mendatang, dan lain-lain.

3. Jenis-jenis Laporan keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun laporan keuangan yang lengkap menurut pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 1 (2004:13) adalah terdiri dari komponen-komponen berikut ini: a. Neraca.

Neraca menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada satu tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi harta, utang dan modal pada tanggal tertentu.

b. Laporan Laba Rugi.

Laporan Laba Rugi menggambarkan jumlah hasil, biaya, laba atau rugi perusahaan pada satu periode tertentu. Laba rugi menggambarkan hasil yang diterima perusahaan selama suatu periode tertentu serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut serta labanya.

c. Laporan Perubahan Ekuitas.

Perubahan ekuitas perusahaan menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan. Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran deviden, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.

d. Laporan Arus Kas.

Laporan ini merupakan ikhtisar arus kas masuk dan kas keluar yang didalam format laporannya dibagi dalam kelompok-kelompok kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan Pendanaan. Arus kas (cash flow) adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode. Menurut PSAK Nomor 2 (2002 :5) Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari mana uang kas diperoleh perusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu (biasanya satu tahun buku). Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan arus kas menyajikan arus kas masuk dan arus kas keluar dari kegiatan operasi, kegiatan investasi, dan kegiatan pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu. Standar dalam penyusunan laporan arus

kas bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia disahkan dalam PSAK Nomor. 2. Beberapa persyaratan utama dalam penyusunan laporan arus kas tersebut adalah laporan harus mencantumkan arus kas masuk, arus kas keluar dan menjelaskan perubahan-perubahan pada kas ditambah ekuivalen kas, serta pengklasifikasian kas menurut aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Terdapat dua metode dalam pelaporan arus kas yaitu:

a) Metode Langsung (direct method), melaporkan sumber kas operasi dan pengguna kas operasi. Sumber utama kas operasi adalah kas yang diterima dari para pelanggan. Sedangkan penggunaan utama dari arus kas operasi meliputi kas yang dibayarkan kepada pemasok atas barang dagangan dan jasa serta kas yang dibayarkan kepada pegawai sebagai gaji atau upah. Selisih antara penerimaan kas dan pembayaran kas dalam suatu operasi merupakan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Keunggulan utama dari metode langsung adalah bahwa metode ini melaporkan sumber dan penggunan kas dalam laporan arus kas. Kelemahan utamanya adalah bahwa data yang dibutuhkan seringkali tidak mudah didapat dan biaya pengumpulannya umumnya mahal. b) Metode Tidak Langsung (indirect method,) melaporkan arus kas operasi

yang dimulai dengan laba bersih dan kemudian disesuaikan dengan pendapatan serta beban yang tidak melibatkan beban dan penerimaan atau pembayaran kas. Dengan kata lain laba bersih akrual disesuaikan untuk menentukan jumlah bersih arus kas dari aktivitas operasi. Keunggulan dari metode tidak langsung adalah bahwa metode ini memusatkan pada perbedaan antar laba bersih dan arus kas dari aktivitas operasi. Dalam hal ini metode

tersebut menunjukan hubungan antar laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas karena datanya dapat tersedia dengan segera, maka metode tidak langsung umumnya lebih murah dibandingkan metode langsung.

e. Catatan atas Laporan keuangan.

Catatan keuangan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban kontijensi dan komitmen. Catatan atas laporan keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam Pernyataan PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.

4. Pihak-pihak yang Berkepentingan (Stakeholder) atas Laporan Keuangan

Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan tersebut adalah antara lain:

a. Pemilik Perusahaan, sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan yaitu untuk menilai prestasi manajer yang ditunjukan pada laba yang diperoleh perusahaan, untuk menilai kemungkinan hasil-hasil yang akan dicapai dimasa yang akan dating sehinggga bias menaksir bagian keuntungan yang akan diterima dan perkembangan harga saham yang dimiliki.

b. Manager, dengan mengetahui posisi keuangan perusahaan akan dapat menyusun rencana yang lebih baik, memperbaiki sistem pengawasannya dan menentukan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang tepat. Namun yang terpenting

bagi manajer adalah bahwa laporan keuangan merupakan alat untuk mempertanggungjawabkan kepada perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.

c. Para Investor, memerlukan laporan keuangan untuk mengetahui prospek keuangan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya dan kondisi kerja serta kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.

d. Para Kreditur dan Bankers, memerlukan laporan keuangan sebagai dasar dalam mengambil keputusan untuk member atau menolak permintaan kredit dari suatu perusahaan.

e. Pemerintah, pemerintah sangat berkepntingan terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut, disamping untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut juga sangat diperlukan oleh Biro Pusat Statistik, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Tenaga Kerja untuk dasar perencanaan pemerintah.

5. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Djarwanto (1989:123), Analisis Laporan Keuangan adalah suatu angka yang menunjukan hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan.

Menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis. Analisis Laporan Keuangan adalah analisa mengenai dua daftar yang disusun oleh akuntan

pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca/daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan/daftar rugi laba. Selain itu juga ditambahkan daftar yang ketiga yaitu daftar laba yang tidak dibagikan.

Dari pengertian diatas menyimpulkan bahwa analisa laporan keuangan adalah proses penganalisaan/penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri dari neraca, dan laporan rugi laba beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi keuangan dan tingkat kesehatan perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan teknik-teknik tertentu yang nantinya akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Tujuan analisis laporan keuangan menurut Brenstein (1983) dalam Sabarudin Muslim, SE, MSi (2012:6) adalah sebagai berikut:

a) Screaning,Analisis yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.

b) Understanding, Analisis dilakukan untuk memahami kondisi keuangan, dan hasil usahanya.

c) Forecasting, Yaitu analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

d) Diagnosis, Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.

e) Evaluation, Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelolah perusahaan.

Di samping tujuan tersebut di atas, analisis laporan keuangan juga dapat digunakan utuk menilai kewajaran laporan keuangan yang disajikan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan, maka informasi yang dibaca dalam laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Hubungan pos satu dengan pos yang lain akan dapat menjadi indikator tentang posisi dan prestasi keuangan perusahaan serta menunjukan bukti kebenaran penyusunan laporan keuangan.

Untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, yaitu mengenai pengelolaan aset perusahaan diperlukan beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio. Rasio diperoleh dengan membandingkan satu pos atau elemen laporan keuangan dengan elemen yang lain dalam laporan keuangan tersebut yang menghubungkan dua data keuangan yang satu dengan yang lainnya. Analisa dan interprestasi dari macam-macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan analis yang hanya didasarkan data yang tidak berbentuk rasio.

c. Metode dan Teknik dalam Analisis Laporan Keuangan

Menurut Munawir (1995:35) mengemukakan beberapa macam metode dan teknik dalam menganalisa laporan keuangan.Metode analisa ada dua macam:

a) Metode Analisis Horizontal, yaitu analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.

b) Metode Analisis Vertikal, yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja,yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut,sehingga hanya dapat diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja.

Sedangkan teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.

Trend atau tendesi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam presentase ialah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukan tendensi tetap, naik atau bahkan turun.

Laporan dengan prosentase per-komponen atau common size statement

ialah satu metode analisa untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosannya yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

Analisa Sumber dan Penggunaan Modal Kerja adalah suatu analisa mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. Untuk Analisa

Sumber dan Penggunaan Kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebabnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan kas selama periode tertentu.

Analisa Rasio ialah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan keuangan tersebut.

Menurut Kasmir Dan Jakfar dalam bukunya yang berjudul Study Kelayakan Bisnis (2003:2), rasio laporan keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan data keuangan perusahaan sehingga menjadi berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan. Dan rasio-rasio ini pun dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

d. Rasio-rasio dalam Analisis Laporan Keuangan

1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio),

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Artinya, seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban atau utangnya yang sudah jatuh tempo. Untuk mengukur rasio likuiditas dapat digunakan beberapa rasio, antara lain:

a) CurrentRatio (CR),

Merupakan rasio lancar yang dapat mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek atau segera jatuh tempo pada saat ditagih. Dengan kata lain seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi

kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. CR juga dapat dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety). Dalam praktiknya, CR 200% terkadang sudah dianggap ukuran yang memuaskan bagi perusahaan, sekalipun ukuran yang terpenting adalah rata-rata industry untuk perusahaan yang sejenis. Rumus untuk mencari current ratio yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ

π‘ˆπ‘‘π‘Žπ‘›π‘”π‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘ŸX 100%

b) Quick Ratio (Acid Test Ratio),

Quick ratio merupakan rasio uji cepat yang menunjukan kemamuan perusahaan dalam dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktia lancar tanpa memperhitungkan persediaan. Hal ini disebabkan persediaan memerlukan waktu yang cukup lama untuk diuangkan dibandingkan dengan asset lain. Dengan kata lain, Quick ratio dari total akktiva lancar kemudian dikurangi dengan persediaan termasuk biaya yang dibayar dimuka dan dibandingkan dengan dengan seluruh utang lancar. Rumus yang dapt digunakan utuk mencari Quick ratio

adalah sebagai berikut:

π΄π‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ βˆ’ π‘ƒπ‘’π‘Ÿπ‘ π‘’π‘‘π‘–π‘Žπ‘Žπ‘›

π‘ˆπ‘‘π‘Žπ‘›π‘”π‘™π‘Žπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿ X 100%

2) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio),

Rasio yang menunjukkan besarnya laba yang diperoleh sebuah perusahaan dalam periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk seberapa efisien pengelola perusahaan dapat mencari keuntungan atau laba untuk setiap penjualan yang dilakukan., adapun jenis rasio profitabilitas yaitu sebagai berikut:

a) Net Profit Margin

Menunjukkan nilai relative antara nilai keuntungan setelah bunga dan pajak dengan total penjualan. Rumus net profit margin ialah:

πΏπ‘Žπ‘π‘Žπ‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Žπ‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Žπ‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘› X 100%

b) Return On Investement (ROI)

Return On Investement merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen. Rasio ini menunjukan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikanya dengan mengabaikan sumber pendanaan dan biasanya rasio ini diukur dengan persentase. Rasio ini menunjukan produktivitas dari sluruh dana perusahaan baik modal pinjaman maupun modal sendiri, semakin rendah rasio ini, maka semakin tidak baik. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Rumus untuk mencari return on investement

dapat digunakan sebagai berikut:

πΏπ‘Žπ‘π‘Žπ‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Žπ‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Žπ‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

π‘‡π‘œπ‘‘π‘Žπ‘™π‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘Ž X 100%

c) Return On Equity (ROE)

Return On Equity atau modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Artinya, posisi pemilik perusahaan semakin kuat. Rumus untuk mencari return on equity

dapat digunakan sebagai berikut:

πΏπ‘Žπ‘π‘Žπ‘π‘’π‘Ÿπ‘ π‘–β„Žπ‘ π‘’π‘‘π‘’π‘™π‘Žβ„Žπ‘π‘Žπ‘—π‘Žπ‘˜

3) Rasio Aktivitas (Activity Ratio),

Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan keefektifan sebuah perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini digunakan untuk menilai seberapa efisien perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya yang dimilki perusahaan. Adapun pembagian dari rasio-rasio ini antara lain sebagai berikut:

a) Total Assets Turnover

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur semua penggunaan aktiva perusahaan. Kemudian juga mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva dan biasanya rasio ini dinyatakan dengan desimal. Rumus untuk mencari assets turnover dapat digunakan sebagai berikut:

π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘˜π‘‘π‘–π‘£π‘ŽX 100%

b) Fixed assets turn over

Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Rumus Fixed assets turn over dapat digunakan sebagai berikut:

π‘ƒπ‘’π‘›π‘—π‘’π‘Žπ‘™π‘Žπ‘›

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian tersebut penulis akan menjabarkan kerangka pikir sesuai dengan metode yang digunakan dan dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar 2.1 Laporan Keuangan Rasio Likuiditas (Likuidity Ratio) Rasio Profitabilitas (Rentability Ratio) Rasio Aktivitas (Aktivity Ratio) Neraca Laba/Rugi Current Ratio Aktiva lancar Utang lancar Quick Ratio Aktiva lancer-Persediaan Utang lancar

Net Profit Margin

Laba bersih setelah pajak Penjualan ROI Laba bersih Total aktiva ROE Laba bersih Ekuitas

Total Assets Turnover Penjualan Jumlah aktiva Fixed Assets Turnover

Penjualan Total aktiva tetap

Dalam dokumen Ion Dthree Lions ANALISIS LAPORAN KEUANG (Halaman 22-37)

Dokumen terkait