A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengan cair (setengan padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah (Nurarif & Kusuma, 2015).
Diare adalah perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume,keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4kali/ hari (Aziz Alimul Hidayat , 2008).
Diare adalah buang air besar yang berlebih dari biasanya , atau BAB yang disertai dengan tinja yang encer, dan tidak berbentuk padat (Ngatsiyah, 2011).
2. Etiologi Diare
Secara garis besar, penyebab diare dikelompokan menjadi penyebab langsung atau faktor yang dapat mempermudah atau mempercepat terjadinya diare. Penyebab diare akut dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu diare sekresi dan diare osmotic (Sodikin, 2011). Menurut Sudarti, (2010) diare adalah sebagai berikut :
a. Faktor infeksi 1) Infeksi enteral
Merupakan infeksi saluran pencernaan makanan yang nerupakan penyebab utama diare pada anak. meliputi infeksi enteral sebagai berikut:
a) Infeksi bakterial: vibrio, ecoli, salmonella, shigella, champylobacter, tersima, aeromans.
b) Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO,coxsacke, rotavirus, astrovirus.
c) Cacinh (ascaria, trichuris,oxyuris, strongyloides) protozoa (entaomoebahistolicia, giardilambia, trichomonashominis), jamur (candidaalbicans).
2) Infeksi parenteral
Ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilfaringitis, bronkopneumonia,
ensefalitis. Keadaan inin terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbon hidrat: disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monoskarida (intoleransi gukosa, dan galaktosa), pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ( intoleransi laktosa).
2) Malabsorbsi lemak 3) Malabsorbsi protein c. Faktor makanan
d. Faktor biologis
Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar). (Ngatsiyah, 2014)
3. Patofosiologi
Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pertama faktor infeksi, proses ini dapat diawali dengan adadnya mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam sisitem pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa intetinal yang dapat menurunkan daerah permukaan daerah intestinal yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi falam absorsi cairan elelktrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan sistem transpir menjadi aktif dalam usus, sehingga sel mukosa mengalami iritasi dan akhirya sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat. Kedua malabsorbsi, merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat kemudian akan terjadi pergeseran aiar dan elektrolit kerongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare. Ketiga faktor makanan, dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik dan dapat terjadi peningkatan perasttaltik usus yang akhirnya menyebabkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan. (Aziz Alimul Hidayat, 2008 )
Patofisiologi
Isi usus
Pergeseran air dan elektrolit ke usus
Malabsorbsi KH, Lemak, Protein Hipersekresi air dan
elektrolit
hiperperistaltik
Ansietas
Penyerapan makanan
diusus menurun Meningkatkan tekanan osmotik
Diare Frekuensi BAB
meningkat
Infeksi Makanan Psikologi
Berkembang diusus Toksik tak dapat diserap
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kekurangan volume cairan
Hilang cairan dan elektrolit berlebihan
Kerusakan integritas kulit meningeal
Nafsu makan menurun Distensi abdomen
Resiko syok (Hipovolemi) Gangguan keseimbangan cairan dan elekrolit Asidosis metabolik Sesak Dehidrasi
Gangguan pertukaran gas
Mual Muntah
4. Manifestasi Klinis
1. Diare akut
a. Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset
b. Onset yang takterduga dari buang air besar encer, gas gas dalam perutpun, rasa tidak enak, nyeri perut
c. Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut
d. Demam 2. Diare kronik
a. Serangan lebih sering selama 2-3 priode lebih panjang b. Penurunan BB dan nafsu makan
c. Demam indikasi terjadinya infeksi
d. Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah ( Nurarif & Kusuma, 2015)
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi akibat diare adalah sebagai berikut: a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat,isotonik, atau hipertonik). b. Renjatan hipolemik
c. Hipokalemia ( dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, brakikardi, perubahan elektrokardiogram)
d. Hipoglemia
e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktase.
g. Malnutrisi energi protein,(akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik)
(Ngatsiyah, 2014)
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pada penderita diare diantaranya adalah:
a. Pemeriksaan tinja
1) Makrostropis dan mikroskopis 2) Ph dan kadar gula dalam tinja
3) Biarkan resistensi feses (colok dubur)
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa (pernaasan kusmual)
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatininuruk mengetahui faal ginjal d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan
pospat.
(Nurarif&Kusuma,2015)
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita diare adalah sebagai berikut:
a. Penatalaksanaan medis
1. Rencana terapi A: penangan diare dirumah
Menurut kemenkes (2008) terapi diare sebagai berikut: 1) Berikan cairan tambahan (sebanyak anak mau)
a) Beri asi lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
b) Jika anak memperoleh ASI esklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan
c) Jika anak todak memperoleh ASI esklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini: oralit,cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang
2) Ajari ibu dan cara mencampur oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit (200ml) untuk digunakan dirumah
3) Tunjukan kepada ibu berpa banyak oralit/ cairan lain yang harus diberikan setiap kali anak berak:
a) Sampai umur 1 tahun: 50-100ml setiap kali anak berak b) Umur 1-5 tahun: 100-200ml setiap kali anak berak
c) Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkok/gelas/cangkir
d) Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjut lagi dengan lambat
e) Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti
4) Beri tablet zink selama 10 hari 5) Lanjut pemberian makan
2. Rencana terapi B: penangan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit a) berikan oralit yang dianjurkan selama periode 3 jam
UMUR <4bulan 4-<12 bulan 1-<2 2-< BERAT
BADAN
JUMLAH 200-400 400-700 700-900 900-1400 b) Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama
Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam kg)x 75 ml untik anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusui, berikan juga 100-200ml air matang selama periode ini
c) Tunjukan cara pemberian oralit
(1) Minumkan sedikit sedikit dari cangkir atau gelas
(2) Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lebih lambat
(3) Lanjutakan ASI selama anak mau d) Berikan tablet zink selama 10 hari e) Setelah 3 jam
(1) Ulangi penilaian dann klasifikasi drajat dehidrasi
(2) Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
(3) Mulailah memberi makan anak
f) Jika ibu memaksa sebelum pengobatan selesai (1) Tunujukan cara pemberian oralit dirumah
(2) Tunujukan berapa banyak oralit yang diberikan dirumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan
(3) Beri oralit yang cukup untuk dihidrasi dengan menambah 6 bugkus
3. Rencana terapi C: penangan dehidrasi berat dengan cepat
a) Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan ringer laktat( atau jika tidak tersedia berikan cairan NaCl ) yang dibagi sebagai berikut
b )
b) Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih cepat
c) Beri oralit ( kira-kira 5ml/kg/jam) segera setelah anak minum d) Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam.
Klasifikasikan dehidrasi dan pilih rencana terapi sesuai untuk melanjutkan pengobatan
e) Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melaui pipa nasogastrik atau mulut, beri 20ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg)
f) Periksa kembali setiap anak 1-2 jam g) Sesudah 6 jam periksa kembali anak (Kemenkes,2008)
B. Konsep Tumbuh Kembang 1. Definisi
Umur Pemberian pertama 30ml/kg selama:
Pemberian
selanjutnya 70ml/kg selama
Bayi( dibawah umur 12 bulan )
1 jam 5 jam Anak (12 bulan sampai
5 tahun)
Tumbuh kembang anak menurut dr.soetjiningsih mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu mengenai pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan yang besar jumlah , ukuran atau dimensi tingkat sel,organ maupun individu yang dapat diukur dengan ukuran berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik. (Ngatsiyah,2014)
Perkembang adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memnuhi fungsinya. Termasuk perkembangan emosi,intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ /individu. Walau demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.(Ngatsiyah,2014:1)
2. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Tumbuh kembang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu : a. Faktor genetik
Melalui interuksi genetik yang terkandung di sel telur didalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditemukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan,
derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa/bahasa. Potensi genetik yang bermutu jika berinteraksi dengan lingkungan secara positif akan mencapai hasil akhir yang optimal.
b. Faktor lingkungan paretal Lingkungan paretal meliputi 1) Ibu gizi pada waktu hamil 2) Mekanis
3) Tokzin/ zat kimia 4) Endokrin 5) Radiasi 6) Infeksi 7) Stres 8) Imunitas 9) Anoksia embrio
c. Faktor lingkungan post-natal Lingkungan biologis yang meliputi 1) Ras/ suku bangsa
2) Jenis kelamin 3) Umur
4) Gizi
6) Kepekaan terhadap penyakit 7) Fungsi penyakit kronis 8) Fungsi metabolisme 9) Hormon
d. Faktor fisik
Yang termasuk faktor fisik diantaranya
1) Cuaca, musim keadaan geografis suatu daerah 2) Sanitasi
3) Keadaan rumah 4) Radiai
e. Faktor psikososial
Faktor psikososial meliputi 1) Stimulasi
2) Motivasi belajar
3) Ganjaran atau hukuman 4) Kelompok sebaya 5) Stress
6) Sekolah 7) Cinta dan kasih
8) Kualitas interaksi anak dan orang tua f) faktor keluarga
yang termasuk dalam faktor keluarga adalah: 1) Pekerjaan atau pendapatan keluarga 2) Pendidikan ayah/ibu
3) Jumlah saudara 4) Jenis kelamin
5) Stabilitas rumah tangga 6) Kepribadian ayah/ibu 7) Adat istiadat dan norma
8) Agama, kehidupan politik dalam masyarakat (Ngatsiyah, 2014)
1) Kebutuhan Dasar Anak
Kebutuhan dasar anak meliputi: a. Kebutuhan fisik biomedis (asuh)
Kebutuhan fisik biomedis (asuh) melliputi pangan /gizi, perawatan dasar: imunisasi, penimbangan yang layak, hygene perorangan, sanitasi lingkungan yang baik, sedang, kesegaran jasmani, rekreasi. b. Kebutuhan sosial/ kasih sayang (asih)
Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat dan mesra antara ibu/ pengganti ibu dan anak yang merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumuh kembang yang selaras baik fisik, mental, maupun psikososial.
Peran dan kehadiran ibu, adanya kontak fisik menyentuh/ mendekap dan memandang pada saat memberi ASI akan dampak positif dalam tumbuh kembang anak. sebaiknya jika kurang kasih sayang pada tahun pertama,kehidupan anak akan berdampak negatif baik tumbuh kembang aank fisik, mental maupun sosial emosi yang disebut‟‟ sindrom deprivasi mama‟‟ kasih sayang dari
orang tuanya (ayah/ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (boulding) dan kepercayaan dasar (basic trust)
c. Kebutuhan stimulasi mental (asih)
Mengmbangkan perkembangan mental psikososial, kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral, etika dan produktivitas. (Ngatsiyah,2014:7-8)
3. Ciri- ciri pertumbuhan dan perkembangan
a. Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1) Dalam pertumbuhan akan terjadi erubahan ukuran dalam hal Dalam bertambahnya fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada,dan lain.
2) Dalam pertumbuhan terjadi perubahan proposi yang dapat muncul terlihat pada proporsi fisik ayau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.
3) Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri- ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks- refleks tertentu.
4) Dalam pertumbuhan terdapat ciri-ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis atau dada.
1) Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.
2) Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal.
3) Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.
4) Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda.
5) Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, dimana tahapan perkembangan harus dilewati tahaap demi tahap. (Hidayat Aziz Alimul,2008:10)
4. Tahap tahap pertubuhan pada anak
Hasil penelitian pra survei dirumah sakit umum daerah pringsewu,2018. Pravelansi anak yang sering mengalami diare anak dengan umur rata rata 0 sampai 5tahun. Tahap tumbuh kembang pada anak diantaranya:
A. Perkembangan fisik usia 1-5 tahun
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan mengagumkan. Perkembangan fisik manusia terjadi mengikuti prinsip chepalochaudal, yait bahwa kepala dan bagian atas tubuh berkembang terebih dahulu, sehingga bagian atas namapak lebih besar dari bagian
bawah. Pada perkembangan bayi terjadi pertumbuhan yang pesat selama rentang kekehidupan.selama enam bulan pertama pertumbuhan terus terjadi dengan pesat seperti pada periode prenatal dan kemudian mulai menurun. Pola pertumbuhan fisik laki-laki maupun perempuan adalah sama.
Pola perkembangan fisik selama masa bayi 1. Berat
Pada usia empat bulan berat bayi biasanya bertambah dua kali lipat. Pada usia satu tahun berat bayi rata-rata tiga kali lipat berat pada waktu lahir.peningkatan berat tubuh selama bayi terutama disebabkan karena peningkatan jaringan lemak.
2. Tinggi
Pada usia empat bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inci, pada usia satu tahun antara 28 dan 30 inci, dan pada usia dua tahun antara 32 dan 34 inci.
3. Proporsi fisik
Pertumbuhan kepala berkurang dalam masabayi, sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai meningkat, jadi bayi berangsur- rangsur menjadi tampak lebih ramping dan tidak gembpal pada masa akhir bayi
4. Tulang.
Jumlah tulang meningkat selama bayi. Pengerasan tulang dimulai awal tahun pertama, tetapi belum masa selesai sampai masa punber, ubun- ubun 50% daerah otak yang lunak yang telah tertutup pada usia
delapan belas bulan, dan hampir semua bayi telah tertutup pada usia dua tahun.
5. Bangun tubuh
Selama tahun kedua, proporsi tubuh berubah, bayi mulai memperlihatkan kecenderungan bahun tubuh yang karakteristik. Tiga bentuk bangun tubuh yang lazim adalah ektomorfik, yang cenderung bulat dan gemuk, dan mesoformik yang cenderung berat, dan keras. 6. Gigi
Rata-rat bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun 16 pada usia dua tahun. Gigi yang pertama muncul adalah gigi depan, empat gigi susu yang terakhir biasanya baru muncul pada tahun pertama masa kanak-kanak.
7. Susunan saraf
Pada waktu lahir, berat otak adalah sederlapan berta total bayi. Pertamabahan berat otak paling pesat pada usia dua tahun. Otak kecil yang berperan paling untuk menjaga tidak seimbangan dan pengendalian tubuh, bertambah bertanya tiga kali lipat satu tahun sesudah kelahiran, ini berlaku juga unutuk otak besar. Sel-sel yang belum matang , yang ada pada waktu kelahiran, terus berkembang sesudah kelahiran tetapi secara relative beberapa sel baru terbentuk. 8. Organ perasa
Pada usia tiga bulan otot mata sudah cukup terkoordinasi untuk memungkinkan bayi melihat sesuatu secara jelas dan nyata.dan sel sel sudah berkembang secara baik. Dan bayi sudah tanggap terhadap
perangsang kulit karena tekstur kulit mereka yang tipis dan karena semua organ perasa yang berhubungan dengan peraba, tekanan, rasa sakit dan suhu berkembang dengan baik.
B. Perkembangan motorik
Perkembangan motorik merupakan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cort. Perkembangan meliputi motorik kasar dan halus.
1. Motorik kasar
Motorik kasar merupakan gerakan otot-otot besar. Yakni gerakan gerakan yang dihasilkan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan yang biasanya dilakukan melalui dengan gerakan menedang.menjejak,meraih dan melempar.
2. Gerakan motorik halus
Gerakan motorik halus adalah gerakan yang mengguanakn otot-otot halus bagian oanggota tubuhnya tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan unutuk belajar dan berlatih. ( Rahayu,siti,dkk, 2007)
C. Konsep Poses Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengambilan data dengan menggunakan teknik secara langsung ataupun secara tidak langsung ( Arikunto, 2008 )
a. Dapat riwayat penyakit termasuk hal-hal seperti berikut: 1) kemampuan memakan makanan atau air terkontaminasi.
b. Lakukan pengkajian fisik rutin
c. Observasi adadnya manisfestasi gastrointestinal. d. Kaji status dehidrasi.
e. Catat keluarkan rektal yang melebihi jumlah, volume, dan karakteristik.
f. Observasi dan catat adanya tanda-tanda yang berkaitan seperti tenesmus, kram, dan muntah.
g. Bantu dengan posedur diagnostik, misalnya tampung spesimen sesuai kebutuhan: feses untuk pH , berat jenis, frekuensi, urim untuk pH, berat jenis, frekuensi: HDL, elektrgoit serum, kreatinin, dan BUN> h. Bantu dengan prosedur diaqnostik, mislanya periksa anggota rumah
yang lain dan rujuk pada pengobatan bila di indikasikan. (Sodikin,2011)
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang ditegakan diantaranya adalah: a. Diare b.d proses infeksi, inflamasi usus
b. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif
3. Inervensi Keperawatan
Tabel 3.2 Intervensi Keperawatan
a. Diare b.d proses infeksi, inflamasi usus No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria
hasil
Intervensi 1. Diare
Definsi: pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk batasan karateristik 3. Nyeri abdomen
sedikitnya tiga kali defekasi perhari 4. Kram
5. Bising usus hiperaktif 6. Ada dorongan Faktor yang berhubungan
Psikologis - Ansietas
- Tingkat stres tinggi - Situasional
- Efek samping obat - Penyalahgunaan alkohol - Kontaminan
- Penyalah gunaan laktasif - Radiasi, toksin
- Melakukan perjalanan - Siang makan
Fisiologis - Proses infeksi dan
infeksi
- Inflamasi dan iritasi
NOC Bowel elimination Fluiid balance Hydration Electrolyte and acid base balance Kriteria hasil Feses berbentuk, BAB sehari sekali tiga hari Menjaga daerah sekitar rektal dari iritasi Tidak mengalami diare Menjelaskan penyebab diare dan rasional tindakan Mempertahanka n turgor kulit NIC Diare management Evaluasi efek samping
pengobatan terhadap gastrointestinal Ajarkan pasien untuk
menggunakan obat anti diare Intrusikan pasien/keluarga
untuk mencatat warna ,jumlah frekuesnsi dan konstitensi dari feses
Evaluasi intake yang masuk Identifikasi faktor, penyebab
dari diare
Monitor tanda gejala diare Observasi turgor kulit secara
rutin
Ukur diare/ keluaran BAB Hubungi dokter jika ada
kenaikan bising usus Intrrusikan pasien untuk
makan rendah serat, tinggi protein tinggi kalori jika memungkinkan
Intrusikan untuk menghindari laktasif
Ajarkan teknik untuk menurunkan stres
Monitor persiapan makanan yanga aman
(Nurarif & Kusuma, 2015)
No. Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi 2. Kekurangan volume cairan
Definisi : penurunan cairan intravaskuler, intravaskuler ini mengacu pada dehidrasi, tanpa perubahan pada natrium Batasan karakteristik
Perubahan status mental Penurunan tekanan darah Penurunan tekanan nadi Penurunan turgor kulit Penurunan pengisian vena Membran mukosa
NOC
Fluid balance Hydration Nutritional status:
food and fluid Intake Kriteria Hasil
Mempertahankan urin outputsesuai natrium
Dengan usia dan BB,BJ urin NIC fluid Management Timbang popok/ pembalut jika diperlukan Pertahan kancatatan output yang adekuat Monitor status dehidrasi (kelembapan
hematokrit
Peningkatan suhu tubuh Peningkatan frekuensi nadi Peningkatam konsentrasi
urin
Penurunan berat badan Haus kelemahan Faktor berhungan
Kehilangan cairanaktif Kegagalan mekanisme
regulasi
Tidak ada tanda tanda dehidrasi Elastisitas turgor
kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan mukosa, nadi adekuat tekanan darah ortostatik) jika diperlukan Monitor vital sign Monitor masukan makanan/ cairan dan hitungintake kalori harian Kolaborasikan pemberian cairan IV Monitor status nutrisi Dorong masukan oral Berikan penggantian nasogastrik sesuai output Dorong keluarga untuk pasien makan Tawarkan snack just, buah buah segar Kolaborasi dengan dokter Atur kemungkianan transfuusi Persiapkan untuk transfusi Hypovolemia Management Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan Pelihara IV line Monitor HB dan hematokrit Monitor tanda vital Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan Monitor berat badan Dorong pasien untuk menambah intake oral Pemberian cairan iv monitor
adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan Monitor adanya tanda gejala gagal ginjal (Nuraif & Kusuma,2015)
No. Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik Batasan karakteristik:
Kram abdomen Nyeri abdomen Menghindari makanan Berat badan 20% atau dibawah berat badan ideal
Kerapuhan kapiler Diare
Kehilanagn rambut berlebihan
Bising susus hiperaktif Kurang makanan Kurang minat makanan Penurunan berat badan dengan asupan makanan edukat
Kesalahan konsepsi Kesalahan informasi Membran mukosa pucat Tidak mampuan memakan makanan Tonus otot menurun Mengeluh ganguan sesasi ras
Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA( recomended daily allowance)
Cepet kenyang setelah makan
Sariawan rongga mulut Steatorea
Kelemahan otot mengunyah
Kelemahan otot untuk menelan
Faktor yang berbungan Faktor biologis Faktor ekonomi NOC Nutritional status: food and fluid Intake Nutritional Status: nutrient intake Weight control Kriteria hasil Adadnya peningkatan berat badan yang sesuai dengan tujuan Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifik asi nutrisi Menunjukkan