• Tidak ada hasil yang ditemukan

KaryaTulisIlmiah. DiajukanOleh : SETIAWAN PRIADI NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KaryaTulisIlmiah. DiajukanOleh : SETIAWAN PRIADI NIM :"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG

ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU

TAHUN 2018

KaryaTulisIlmiah

DiajukanOleh : SETIAWAN PRIADI

NIM : 144012015074

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MUHAMMADIYAH PRINGSEWULAMPUNG

2018

(2)

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG

ANAK RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRINGSEWU

TAHUN 2018

HALAMAN JUDUL DENGAN

SPESIFIKA

KaryaTulisIlmiah

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Keperawatan

DiajukanOleh : SETIAWAN PRIADI

NIM : 144012015074

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MUHAMMADIYAH PRINGSEWULAMPUNG

2018

(3)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK YANG MENGALAMI DIARE DENGAN MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN

NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUMAH TAHUN 2018

Setiawan Priadi

xviii+73 Halaman, 16 Tabel, 3 Bagan dan 5 Lampiran

ABSTRAK

Diare merupakan penyebab utama kematian pada bayi ( 31, 45 ) pada balita ( 25, 2 % ). Sedangkan di Indonesia penyakit diare merupakan penyakit endemis dan juga merupakan penyakit potensial kejadian luar biasa yang disertai dengan kematian. Dari data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu ditahun 2017 didapat 294 anak yang mengalami penyakit diare. Dan ditahun 2018 terhitung dari bulan Januari – februari didapat 20 anak yang mengalami diare.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak yang mengalami diare berhubungan dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Tahun 2018 Desain yang dipakai dalam penelitian adalah studi kasus, partisipan yang digunakan adalah 2 pasien anak usia 1-5 tahun dengan diagnosa medis diare berhubungan dengan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang diberikan intervensi dengan pemberian makanan tinggi serat.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan bahwa pada hari ke 3 kedua pasien menunjukkan pola makan yang semakin baik. Diharapkan bagi perawat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan agar mampu merawat pasien secara komprehensif dan optimal. Perawat juga harus menjaga komunikasi dengan tim kesehatan lainnya agar perawatan pasien bisa optimal.

Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Diare, Anak

(4)

THE NURSING CARE OF THE CHILDREN WHO HAD DIARRHEA THE ISSUE OF NURSING IMBALANCE NUTRTION LESS THAN THE BODY NEEDS IN THE

DISTRICT GENERAL HOSPITAL PRINGSEWU YEAR 2018

Setiawan Priadi

xviii+73 Page, 16 Table, 3 Chart and 5Attachement ABSTRACT

Diarrhea is the major cause of developing dinegara in pain and death , and it ia estimated that 1 .3 billion episode and 3. 2 million deatsh every year in toddlers. As a more , cchildren were having diarrhea 3 .3 episodes a year , but that there are several more than 9 epsisodes a year . in an area on episodes of high , a toddler an take up 14 % of his time diarrhea 80 % death that deals with diarrhea happened a year Sodikin first life

A design research is what is the model or methouds used researchers used research who had given her the very edge of the box againstt the course of research a case study in research is a wonder of design to caver the needs of government for islamic studies one unit of the reseach intensive fpr example one client , the familiy communities expressing their commitmen to , local government offices institutions the design of this study which used in this research is a case study in a explore a problem child care center nursing to go on in disproportion of the that the idea of nutrition less than the body needs in a public hospital pringsewu sampel is taken at lampung.

From the study obtained patients 1 with age 1 year while the 2 was 2 years old. s at the age of this very sensitive and may not have been formed by perfect . In children ade 1 – 5 tahun tending to active , in the this chuld start often play with children age as they and children at the this age commonly played dilingkunhgan outside of the house and cleanisess hygine hand wishing may not clean or not using soap , so bacteri can easily enter into the body of the child.

Key Word : The Nursing Care Of DiarrheaChildren Bibliography : 20 source (2008 – 2017)

(5)
(6)
(7)

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitasakademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Setiawan Priadi

NIM : 144012015074

Program Studi : Diploma III Keperawatan

Jenis Karya : KTI

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Anak yang mengalami diare dengan

masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Daerah Pringwesu Tahun 2018

Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi berupa materi atas karya tulis saya yang berjudul :

Asuhan Keperawatan Pada Anak yang mengalami Diare dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Tahun 2018.

STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan adanya pernyataan ini berhak menyimpan, mengalihmediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Pringsewu

Pada tanggal : 22 Juli 2018

Yang menyatakan

(8)

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :

1. Orang yang sangat aku sayangi dan selalu memberikan suport dan membesarkan

saya hingga saat ini , orang tua ayah ibu trimakasih banyak dan selalu memberikan doanya.

2. Kakak, ade, dan keluarga yang selalu memberi semangatnya kepada saya

3. Kepada dessty indah nurmaya sari yang selalu menyemangati saya dan

mendoakan saya ( kekasih )

4. Kepada semua dosen yang telah membimbing saya ucapkan banyak trimkasih.

5. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu yang saya cintai.

6. Rekan – Rekan mahasiswa Seperjuangan yang aku banggakan.

(9)

MOTTO HIDUP

Belajar dan berdoa untuk menggapai imipian yang di inginkan

Sesungguhnya sesudah kesuliatan itu ada kemudahan, maka apabila kamu selesai (dari suatu urusan ) kerjakanlah dengan sungguh – sungguh urusan yang lain, dan hanya

kepada allahlah hendaknya kamu berharap‟‟.QS. Alam Nasroh 6-5.

Setiap hembusan nafas yag diberikan allah padamu bukan hanya

(10)

PPRIWAYAT HIDUP PENULIS

Setiawan priadi, dilahirkan pada tanggal 16 april 1997 di kalidadi kecamatan kalirejo, putra dari pasangan bapak jemingan dan ibu nuryati. Pendidikan dasar SDN 3 kalidadi, di tamatkan pada tahun 2009 dan SMP M 1 kalirejo ditamatkan pada tahun 2012. Pendidikan berikutnya SMAN 1 Sendang Agung ditamatkan pada tahun 2015 dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di STIKes Muhammadiyah Pringsewu sampai sekarang.

Semasa menjalani pendidikan dibangku sekolah lanjutan tingkat pertama penulis aktif di kegiatan seni musik, pada tahun 2013 sampai tahun 2015 . dan pada pentas seni musik ditahun 2015 alhamdulillah mendapatkan sejumlah penghargaan debast musik keyboard.

(11)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul : “asuhan keperawatan pada anak yang mengalami diare dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Tahun 2018.

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas akhir dalam menempuh pendidikan Diploma III Keperawatan pada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.Selama penulisan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun materil serta bimbingan dari berbagai pihak.karena itu dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ns. Arena Lestari, M.Kep.,Sp.Kep.J. selaku Ketua STIKes Muhammadiyah

Pringsewu Lampung.

2. Ns. NuriaMuliani, M.Kep.,Sp.Kep.J. selaku Ketua Prodi D III Keperawatan.

3. Ns.Yusnita, S.Kep.,M.Kes. selaku Pembimbing I.

4. Ns. Andri Yulianto, S.Kep.,M.Kes., selaku Pembimbing II.

5. Ns. Tiara, S.Kep. MNS. Selaku pembimbing III

6. Seluruh dosen dan Staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung.

7. Rekan – Rekan Seperjuangan Angkatan Ke - 20 yang telah membantu dalam

penulisan laporan ini.

8. Almamater STIKes Muhammadiyah Pringsewu.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan selanjutnya. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya.

Wasalammu’alaikumWr. Wb.

Pringsewu, 22 Juli 2018 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

ABSTRAK ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN ... v

LEMBAR PENGESAHAN ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

MOTO HIDUP ... ix

RIWAYAT HIDUP ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan ... 1

B. RumusanMasalah ... 6

C. Tujuan ... 6

D. Manfaat ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. KonsepDasarPenyakit ... 9

B. KonsepTumbuhKembang ... 19

C. Konsep Proses Keperawatan ... 28

D. KonsepDasarNutrisiKurang Dari KebutuhanTubuh ... 34

BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian ... 36 B. BatasanIstilah ... 36 C. Partisipan ... 37 D. LokasidanWaktuPenelitian ... 37 E. Pengumpulan Data... 37 F. Analisa Data ... 38

(13)

G. EtikPenelitian ... 39

H. Jalannya Penelitian ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL ... 43

1. Gambaran lokasi pengambilan data ... 43

2. Gambaran subjek studi kasus ... 44

B. PEMBAHASAN ... 65 1. Pengkajian ... 65 2. Diagnosa ... 67 3. Intervensi ... 68 4. Implementasi ... 69 5. Evaluasi ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ... 71

B. SARAN ... 72

DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 patway ... 12 Bagan 4.1 genogram 1 ... 46 Bagan 4.2 genogram 2 ... 46

(15)

DAFTARTABEL

Tabel. 3.1 BatasanIstilah ... 36

Tabel 4.1 Identitas pasien ... 44

Tabel 4.2 Riwayat penyakit ... 45

Tabel 4.3 Pola kesehatan ... 46

Tabel 4.4 Pemeriksaan fisik... 49

Tabel 4.4 Data psikososial ... 51

Tabel 4.6 Pemeriksaan darah ... 53

Tabel 4.7 Analisa data ... 54

Tabel 4.8 Intervensi... 56

Tebel 4.9 Implementasi ... 58

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kanak-kanak merupakan tahapan yang harus dilalui dalalm kehidupan sebelum seseorang dikatakan dewasa (Nursalam ,2013:174). Anak harus melewati periode penting dalam masa kanak-kanaknya yaitu periode pertumbuhan dan perkembangan atau yang disebut juga sebagai fase “ Golden Ago” Pertumbuhan merupakan pertambahan jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang dapat diukur secara kuantitatif sedangkan perkembangan bertambah sempurna fungsi alat yang dapat dicapai melalui tumbuh, kemtangan dan belajar ( Marmi & Rahardjo, 2012 )

Salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak yaitu diare. Diare biasanya terjadi pada anak usia 1 tahun - 4 tahun. Diare merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian dinegara berkembang, dan diperkirakan 1,3 miliar dan 3,2 juta kematian setiap tahun pada balita.seorang balita dapat menghabiskan 14% waktunya dengan diare kurang lebih 80% kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pertahun pertama kehidupan (Sodikin, 2011)

Diare akut (gastroentristis) merupakan diare yang terjadi mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat, diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak yang lebih besar. Yang menjadi penyebab terpenting dari penyakit diare akut pada bayi di Negara berkembang seperti Indonesia ini adalah rotavrius, escherechia coli enterolsigenik, shigella, camphylobacter, jejuni, dan criptosporadium (Sodikin 2011)

Menurut WHO 2014, penyebab utama kematian pada bayi (31,45 %) pada balita (25,2%) sedangkan pada golongan semua umur sebesar 214 per 1.000

(17)

penduduk dan angka kesakitan diare pada balita 900 per 1.000 penduduk. Sedangkan diindonesia penyakit diare merupakan penyakit endemis dan juga merupakan penyakit potensial kejadian luar biasa yang sering disertai dengan kematian. Pada tahun 2014 terjadi kejadian luar biasa diare yang terbesar di 5 provinsi 6 kabupaten/kota, dengan jumlah penderita 2.549 orang dengan kematian 29 orang, secara nasional angka kematian (CFR) pada kejadian luar biasa diare pada tahun 2014 sebesar 1,14% (Depkes RI, 2014 dalam tria teguh setiawan & dkk,2016). Berdasarkan riskesdas 2013 kejadian pada balita 35% dan diagnosis gejala diare sebanyak 3,9%.

Angka kesakitan (insidenstrate) diare untuk semua umur di provinsi Lampung dari tahun 2007- 2016 cenderung meningkat, yaitu dari 9,8 per 1.000 penduduk menjadi 18,24% per 1.000 penduduk tahun 2016. Angka ini dibandingkan dengan rata rata nasional angka ini masih jauh dibawah nasional : 374 per 1.000 penduduk ( profil dinas kesehatan provinsi lampung tahun 2015).jumlah kunjungan pasien dipuskesmas mencapai 119.047 pasien, dan penyakit diare emnduduki peringkat ketujuh tahun 2017.

Berdasakan data cacatatan medis di Ruang Anak Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu lampung pada tahun 2017 dari bulan Januari-desember didapat 294 anak yang mederita penyakit diare. Dan di tahun 2018 terhitung pada bulan Januari-februari didapat 24 anak yang mengalami penyakit diare.dari data yang diperoleh dari Ruang anak Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu didpatkan bahwa yang mengalami diare pada anak berkisar pada umur rata- rata > 1tahun sampa < 5 tahun. Dapat disimpulkan bahwa

(18)

penyakit diare di ruang RS Umum Daerah Pringsewu pada tahun 2018 setiap tahunnya mengalami peningkatan (Rekam Medik RSUD Pringsewu, 2018)

Dampak yang akan timbul pada penyakit diare yaitu menimbulkan dehidrasi, hilangnya cairan tubuh dan mineral secara berlebihan. Dan mempengaruhi fungsi sistem tubuh. Anak akan mengalami kelemahan atau merasa lemas, dan ketika itu tubuh yang lemas akan memperngaruhi aktfasnya sehingga tubuh terasa susah untuk digerakan (Ngatsiyah, 2011)

Menurut Nurarif & Kusuma (2015) salah satu masalah keperawatan yang biasa muncul pada penyakit diare adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Nurarif & Kusuma (2015) masalah nutrisi diare dapat diatasi dengan nutrisi dengan menggunakan nutrisi. Memberikan nutrisi yang cukup selama diare, amatilah penanganan pada gizi yang kurang. Minuman dan makanan tidak dihentikan lebih dari 24 jam karena ini penting untk pemulihan mukosa usus. Air susu ibu harus diteruskan pemberiannya selama anak mengalami diare(Kemenkes,2008)

Kementerian kesehatan menyusun 5 langkah tuntas diare adalah salah satunya teruskan pemberian asi dan makanan, Anjuran makan untuk diare: pisang karena mengandung banyak kalium dan mudah diserap dagingnya yang padat akan membantu menjadikan feses yang lebih padat. Nasi dan roti merupakan makanan yang mudah dicerna dan mengandung karbon hidrat yang penting guna menyuplay energipada saat seseorang terkena diare. (detik com,2016).

Nutrisi penting karena untuk tumbuh kembang dan proses penyembuhan, asupan nutrisi harus seimbang ada karbohidrat, protein lemak vitamin dan

(19)

mineral, dan nutrisi membantu memulihkan mukosa usus. Asi merupakan makanan yang terbaik untuk anak. badan kesehatan WHO 2016, mengungkapkan ASI bermanfaat untuk membuat tubuh si kecil lebih mudah melawan virus, terhindar dari alergi dan sakit, kemudian mampu mengikat IQ anak. ASI juga dapat mempercepat penyembuhan diare. Dari urairan diatas peneliti tertarik untuk meneliti melakukan asuhan keperawatan pemberian Makanan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh alania rosari tentang hubungan diare dengan status gizi balita. Penelitian ini dilakukan dikelurahan lubuk buaya kecamatan koto tengah kota padang variebel BB/U. Populasi dan penelitian ini adalah ibu dan balita yang berusia 12- 60 bulan, bertempak tinggal di kelurahan lubuk buaya. Balita yang mengalami status gizi kurang banyak terjadi diare dibandingkan dengan anak yang tidak mengalami diare, namun hasil analisis secara setatistik menunjukkan bahwa tidak terjadi hubungan yang bermakna antara kejadian diare dalam sebulan terakhir dengan status gizi balita di kelurahan lubuk buaya. (Suryanto, 2012)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rudzikzani hubungan diare dengan status gizi balita. Penelitian ini dilakukan di Desa karangpring wilayah puskesmas sukorambi kabupaten jember. Populasi ini adalah ibu dan balita yang berusia balita 1-2 tahun, sebagain besar status gizinya normal dibandangkan dengan status gizi yang kurang. Hasil analisis menunjukkan bahwa anak yang mengalami diare dengan status gizi yang kurang secara stastitik menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara kejadian diare

(20)

yang terjadi dikarenakan ibu atau keluarga kurang memperhatikan pola makan dengan penyakit diare. ( Zani, 2012)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh fahmi tentang hubungan Diare dengan satatus gizi. Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Pusekesmas Kecamtan Karanganyar Kabupaten Karang Anyar. Penelitian ini adalah balita umur 2-5 tahun, bertempat tinggal di desa karang anyar. Balita yang mengalami status gizi kurang namun hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa tidak terjadi hubungan yang bermkna antara kejadian diare dalam 3 bulan terakhir dengan status gizi balita di kota karanganyar. ( alboneh, 2013)

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan penderita diare pada anak di rumah sakit umum daerah pringsewu terjadi karena sanitasi lingkungan yang kurang baik dan kurangnya pengetahuan eorang ibu tentang memperhatikan kebersihan makanan sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti diare. Maka peran perawat yang dapat dilakukan terkait yang mengalami diare dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yaitu mengembalikan nutrisi.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk menyusun karya tulisilmiah dengan pendekatan studi kasus dengan pengelolaan asuhan keperawatan pada anak mengalami diare dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi diRumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung Tahun 2018.

(21)

Bagaimana asuhan keperawatan pada anak yang mengalami diare dengan masalah keperawatan ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Tahun 2018.

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Diketahui telah Melaksanakan asuhan keperawtan pada anak yang mengalami diare dengan masalah ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Lahun 2018.

2. Tujuan khusus

a. Diketahui telah Melakukan pengkajian keperawatan pada anak yang mengalami diare dengan masalah keperawatan ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Tahun 2018.

b. Menetapkan diagnosis keperawatan pada anak yang mengalami diare dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Tahun 2018. c. Menyusun perencanaan pada anak yang mengalami diare dengan

masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Tahun 2018.

d. Melaksanakan tindakan pada anak yang mengalami diare dengan masalah keperawatan ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Tahun 2018.

(22)

e. Melakukan evaluasi pada anak yang mengalami diare dengan asalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung Tahun 2018. Alasan peneliti mengambil judul tersebut. Dikarenakan, dari data statistik yang saya liat didaerah pringsewu lampung, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu , data terbaru diare dari bulan Januari - Maret 2018 sudah terjadi angka kesakitan pada diare sebanyak 24 anak, dan artinya dari data tersebut pengetahuan masyarakat kurang faham tentang penyakit diare khususnya ibu yang mempunyai balita atau anak.

D. Manfaat

1. Manfaat praktis a. Bagi perawat

Diketahui telah Penelitian ini dapat menjadi pengalaman sangat berharga dan menambah ilmu pengetahuan tentang asuhan keperawatan pada anak yang mengalami diare.

b. Bagi rumah sakit

Diketahui telah Penelitian ini dapat dijadikan sebagai standar operasional prosedur untuk menambah referensi yang akan dilakukan untuk melaksanakan asuhan keperawatan.

(23)

c. Bagi institusi pendidikan kesehatan

Diketahui telah Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai ilmu pengetahuan sehingga dapat menambah wawasan informasi dan referensi pembelajaran Stikes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. d. Bagi klien

Diketahui telah Diharapkan dapat Meningkatkan pengetahuan keluarga dan sumber informasi kepada pasien agar tetap menjaga kesehatan sehingga terhindar penyakit diare

(24)

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengan cair (setengan padat), kandungan air tinja lebih banyak daripada frekuensi yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari. Buang tersebut dapat/tanpa disertai lendir dan darah (Nurarif & Kusuma, 2015).

Diare adalah perubahan yang terjadi berupa perubahan peningkatan volume,keenceran, dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3 kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4kali/ hari (Aziz Alimul Hidayat , 2008).

Diare adalah buang air besar yang berlebih dari biasanya , atau BAB yang disertai dengan tinja yang encer, dan tidak berbentuk padat (Ngatsiyah, 2011).

2. Etiologi Diare

Secara garis besar, penyebab diare dikelompokan menjadi penyebab langsung atau faktor yang dapat mempermudah atau mempercepat terjadinya diare. Penyebab diare akut dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu diare sekresi dan diare osmotic (Sodikin, 2011). Menurut Sudarti, (2010) diare adalah sebagai berikut :

a. Faktor infeksi 1) Infeksi enteral

(25)

Merupakan infeksi saluran pencernaan makanan yang nerupakan penyebab utama diare pada anak. meliputi infeksi enteral sebagai berikut:

a) Infeksi bakterial: vibrio, ecoli, salmonella, shigella, champylobacter, tersima, aeromans.

b) Infeksi virus: enterovirus (virus ECHO,coxsacke, rotavirus, astrovirus.

c) Cacinh (ascaria, trichuris,oxyuris, strongyloides) protozoa (entaomoebahistolicia, giardilambia, trichomonashominis), jamur (candidaalbicans).

2) Infeksi parenteral

Ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti: otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilfaringitis, bronkopneumonia,

ensefalitis. Keadaan inin terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.

b. Faktor Malabsorbsi

1) Malabsorbsi karbon hidrat: disakarida ( intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monoskarida (intoleransi gukosa, dan galaktosa), pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ( intoleransi laktosa).

2) Malabsorbsi lemak 3) Malabsorbsi protein c. Faktor makanan

(26)

d. Faktor biologis

Rasa takut dan cemas (jarang tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar). (Ngatsiyah, 2014)

3. Patofosiologi

Proses terjadinya diare dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pertama faktor infeksi, proses ini dapat diawali dengan adadnya mikroorganisme (kuman) yang masuk kedalam sisitem pencernaan yang kemudian berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa intetinal yang dapat menurunkan daerah permukaan daerah intestinal yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi falam absorsi cairan elelktrolit. Adanya toksin bakteri juga akan menyebabkan sistem transpir menjadi aktif dalam usus, sehingga sel mukosa mengalami iritasi dan akhirya sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat. Kedua malabsorbsi, merupakan kegagalan dalam melakukan absorbsi yang mengakibatkan tekanan osmotik meningkat kemudian akan terjadi pergeseran aiar dan elektrolit kerongga usus yang dapat meningkatkan isi rongga usus sehingga terjadi diare. Ketiga faktor makanan, dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu diserap dengan baik dan dapat terjadi peningkatan perasttaltik usus yang akhirnya menyebabkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan. (Aziz Alimul Hidayat, 2008 )

(27)

Patofisiologi

Isi usus

Pergeseran air dan elektrolit ke usus

Malabsorbsi KH, Lemak, Protein Hipersekresi air dan

elektrolit

hiperperistaltik

Ansietas

Penyerapan makanan

diusus menurun Meningkatkan tekanan osmotik

Diare Frekuensi BAB

meningkat

Infeksi Makanan Psikologi

Berkembang diusus Toksik tak dapat diserap

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Kekurangan volume cairan

Hilang cairan dan elektrolit berlebihan

Kerusakan integritas kulit meningeal

Nafsu makan menurun Distensi abdomen

Resiko syok (Hipovolemi) Gangguan keseimbangan cairan dan elekrolit Asidosis metabolik Sesak Dehidrasi

Gangguan pertukaran gas

Mual Muntah

(28)

4. Manifestasi Klinis

1. Diare akut

a. Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset

b. Onset yang takterduga dari buang air besar encer, gas gas dalam perutpun, rasa tidak enak, nyeri perut

c. Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut

d. Demam 2. Diare kronik

a. Serangan lebih sering selama 2-3 priode lebih panjang b. Penurunan BB dan nafsu makan

c. Demam indikasi terjadinya infeksi

d. Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardi, denyut lemah ( Nurarif & Kusuma, 2015)

5. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi akibat diare adalah sebagai berikut: a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat,isotonik, atau hipertonik). b. Renjatan hipolemik

c. Hipokalemia ( dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, brakikardi, perubahan elektrokardiogram)

d. Hipoglemia

e. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan defisiensi enzim laktase.

(29)

g. Malnutrisi energi protein,(akibat muntah dan diare, jika lama atau kronik)

(Ngatsiyah, 2014)

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pada penderita diare diantaranya adalah:

a. Pemeriksaan tinja

1) Makrostropis dan mikroskopis 2) Ph dan kadar gula dalam tinja

3) Biarkan resistensi feses (colok dubur)

b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan keseimbangan asam basa (pernaasan kusmual)

c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatininuruk mengetahui faal ginjal d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan

pospat.

(Nurarif&Kusuma,2015)

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada penderita diare adalah sebagai berikut:

a. Penatalaksanaan medis

1. Rencana terapi A: penangan diare dirumah

Menurut kemenkes (2008) terapi diare sebagai berikut: 1) Berikan cairan tambahan (sebanyak anak mau)

(30)

a) Beri asi lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian

b) Jika anak memperoleh ASI esklusif, berikan oralit atau air matang sebagai tambahan

c) Jika anak todak memperoleh ASI esklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini: oralit,cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang

2) Ajari ibu dan cara mencampur oralit. Beri ibu 6 bungkus oralit (200ml) untuk digunakan dirumah

3) Tunjukan kepada ibu berpa banyak oralit/ cairan lain yang harus diberikan setiap kali anak berak:

a) Sampai umur 1 tahun: 50-100ml setiap kali anak berak b) Umur 1-5 tahun: 100-200ml setiap kali anak berak

c) Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering dari mangkok/gelas/cangkir

d) Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjut lagi dengan lambat

e) Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti

4) Beri tablet zink selama 10 hari 5) Lanjut pemberian makan

2. Rencana terapi B: penangan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit a) berikan oralit yang dianjurkan selama periode 3 jam

UMUR <4bulan 4-<12 bulan 1-<2 2-< BERAT

BADAN

(31)

JUMLAH 200-400 400-700 700-900 900-1400 b) Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama

Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam kg)x 75 ml untik anak berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusui, berikan juga 100-200ml air matang selama periode ini

c) Tunjukan cara pemberian oralit

(1) Minumkan sedikit sedikit dari cangkir atau gelas

(2) Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lebih lambat

(3) Lanjutakan ASI selama anak mau d) Berikan tablet zink selama 10 hari e) Setelah 3 jam

(1) Ulangi penilaian dann klasifikasi drajat dehidrasi

(2) Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan

(3) Mulailah memberi makan anak

f) Jika ibu memaksa sebelum pengobatan selesai (1) Tunujukan cara pemberian oralit dirumah

(2) Tunujukan berapa banyak oralit yang diberikan dirumah untuk menyelesaikan 3 jam pengobatan

(3) Beri oralit yang cukup untuk dihidrasi dengan menambah 6 bugkus

(32)

3. Rencana terapi C: penangan dehidrasi berat dengan cepat

a) Beri cairan intravena secepatnya. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan ringer laktat( atau jika tidak tersedia berikan cairan NaCl ) yang dibagi sebagai berikut

b )

b) Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri tetesan lebih cepat

c) Beri oralit ( kira-kira 5ml/kg/jam) segera setelah anak minum d) Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak sesudah 3 jam.

Klasifikasikan dehidrasi dan pilih rencana terapi sesuai untuk melanjutkan pengobatan

e) Mulailah melakukan rehidrasi dengan oralit melaui pipa nasogastrik atau mulut, beri 20ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg)

f) Periksa kembali setiap anak 1-2 jam g) Sesudah 6 jam periksa kembali anak (Kemenkes,2008)

B. Konsep Tumbuh Kembang 1. Definisi

Umur Pemberian pertama 30ml/kg selama:

Pemberian

selanjutnya 70ml/kg selama

Bayi( dibawah umur 12 bulan )

1 jam 5 jam Anak (12 bulan sampai

5 tahun)

(33)

Tumbuh kembang anak menurut dr.soetjiningsih mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu mengenai pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan yang besar jumlah , ukuran atau dimensi tingkat sel,organ maupun individu yang dapat diukur dengan ukuran berat, panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik. (Ngatsiyah,2014)

Perkembang adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensi sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memnuhi fungsinya. Termasuk perkembangan emosi,intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ /individu. Walau demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu.(Ngatsiyah,2014:1)

2. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

Tumbuh kembang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu : a. Faktor genetik

Melalui interuksi genetik yang terkandung di sel telur didalam sel telur yang telah dibuahi dapat ditemukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan,

(34)

derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa/bahasa. Potensi genetik yang bermutu jika berinteraksi dengan lingkungan secara positif akan mencapai hasil akhir yang optimal.

b. Faktor lingkungan paretal Lingkungan paretal meliputi 1) Ibu gizi pada waktu hamil 2) Mekanis

3) Tokzin/ zat kimia 4) Endokrin 5) Radiasi 6) Infeksi 7) Stres 8) Imunitas 9) Anoksia embrio

c. Faktor lingkungan post-natal Lingkungan biologis yang meliputi 1) Ras/ suku bangsa

2) Jenis kelamin 3) Umur

4) Gizi

(35)

6) Kepekaan terhadap penyakit 7) Fungsi penyakit kronis 8) Fungsi metabolisme 9) Hormon

d. Faktor fisik

Yang termasuk faktor fisik diantaranya

1) Cuaca, musim keadaan geografis suatu daerah 2) Sanitasi

3) Keadaan rumah 4) Radiai

e. Faktor psikososial

Faktor psikososial meliputi 1) Stimulasi

2) Motivasi belajar

3) Ganjaran atau hukuman 4) Kelompok sebaya 5) Stress

6) Sekolah 7) Cinta dan kasih

8) Kualitas interaksi anak dan orang tua f) faktor keluarga

yang termasuk dalam faktor keluarga adalah: 1) Pekerjaan atau pendapatan keluarga 2) Pendidikan ayah/ibu

(36)

3) Jumlah saudara 4) Jenis kelamin

5) Stabilitas rumah tangga 6) Kepribadian ayah/ibu 7) Adat istiadat dan norma

8) Agama, kehidupan politik dalam masyarakat (Ngatsiyah, 2014)

1) Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak meliputi: a. Kebutuhan fisik biomedis (asuh)

Kebutuhan fisik biomedis (asuh) melliputi pangan /gizi, perawatan dasar: imunisasi, penimbangan yang layak, hygene perorangan, sanitasi lingkungan yang baik, sedang, kesegaran jasmani, rekreasi. b. Kebutuhan sosial/ kasih sayang (asih)

Pada tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat dan mesra antara ibu/ pengganti ibu dan anak yang merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumuh kembang yang selaras baik fisik, mental, maupun psikososial.

Peran dan kehadiran ibu, adanya kontak fisik menyentuh/ mendekap dan memandang pada saat memberi ASI akan dampak positif dalam tumbuh kembang anak. sebaiknya jika kurang kasih sayang pada tahun pertama,kehidupan anak akan berdampak negatif baik tumbuh kembang aank fisik, mental maupun sosial emosi yang disebut‟‟ sindrom deprivasi mama‟‟ kasih sayang dari

(37)

orang tuanya (ayah/ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (boulding) dan kepercayaan dasar (basic trust)

c. Kebutuhan stimulasi mental (asih)

Mengmbangkan perkembangan mental psikososial, kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral, etika dan produktivitas. (Ngatsiyah,2014:7-8)

3. Ciri- ciri pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Dalam pertumbuhan akan terjadi erubahan ukuran dalam hal Dalam bertambahnya fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada,dan lain.

2) Dalam pertumbuhan terjadi perubahan proposi yang dapat muncul terlihat pada proporsi fisik ayau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.

3) Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri- ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks- refleks tertentu.

4) Dalam pertumbuhan terdapat ciri-ciri baru yang secara perlahan mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis atau dada.

(38)

1) Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin.

2) Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal.

3) Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna.

4) Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda.

5) Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, dimana tahapan perkembangan harus dilewati tahaap demi tahap. (Hidayat Aziz Alimul,2008:10)

4. Tahap tahap pertubuhan pada anak

Hasil penelitian pra survei dirumah sakit umum daerah pringsewu,2018. Pravelansi anak yang sering mengalami diare anak dengan umur rata rata 0 sampai 5tahun. Tahap tumbuh kembang pada anak diantaranya:

A. Perkembangan fisik usia 1-5 tahun

Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang kompleks dan mengagumkan. Perkembangan fisik manusia terjadi mengikuti prinsip chepalochaudal, yait bahwa kepala dan bagian atas tubuh berkembang terebih dahulu, sehingga bagian atas namapak lebih besar dari bagian

(39)

bawah. Pada perkembangan bayi terjadi pertumbuhan yang pesat selama rentang kekehidupan.selama enam bulan pertama pertumbuhan terus terjadi dengan pesat seperti pada periode prenatal dan kemudian mulai menurun. Pola pertumbuhan fisik laki-laki maupun perempuan adalah sama.

Pola perkembangan fisik selama masa bayi 1. Berat

Pada usia empat bulan berat bayi biasanya bertambah dua kali lipat. Pada usia satu tahun berat bayi rata-rata tiga kali lipat berat pada waktu lahir.peningkatan berat tubuh selama bayi terutama disebabkan karena peningkatan jaringan lemak.

2. Tinggi

Pada usia empat bulan, ukuran bayi antara 23 dan 24 inci, pada usia satu tahun antara 28 dan 30 inci, dan pada usia dua tahun antara 32 dan 34 inci.

3. Proporsi fisik

Pertumbuhan kepala berkurang dalam masabayi, sedangkan pertumbuhan badan dan tungkai meningkat, jadi bayi berangsur- rangsur menjadi tampak lebih ramping dan tidak gembpal pada masa akhir bayi

4. Tulang.

Jumlah tulang meningkat selama bayi. Pengerasan tulang dimulai awal tahun pertama, tetapi belum masa selesai sampai masa punber, ubun- ubun 50% daerah otak yang lunak yang telah tertutup pada usia

(40)

delapan belas bulan, dan hampir semua bayi telah tertutup pada usia dua tahun.

5. Bangun tubuh

Selama tahun kedua, proporsi tubuh berubah, bayi mulai memperlihatkan kecenderungan bahun tubuh yang karakteristik. Tiga bentuk bangun tubuh yang lazim adalah ektomorfik, yang cenderung bulat dan gemuk, dan mesoformik yang cenderung berat, dan keras. 6. Gigi

Rata-rat bayi mempunyai empat hingga enam gigi susu pada usia satu tahun 16 pada usia dua tahun. Gigi yang pertama muncul adalah gigi depan, empat gigi susu yang terakhir biasanya baru muncul pada tahun pertama masa kanak-kanak.

7. Susunan saraf

Pada waktu lahir, berat otak adalah sederlapan berta total bayi. Pertamabahan berat otak paling pesat pada usia dua tahun. Otak kecil yang berperan paling untuk menjaga tidak seimbangan dan pengendalian tubuh, bertambah bertanya tiga kali lipat satu tahun sesudah kelahiran, ini berlaku juga unutuk otak besar. Sel-sel yang belum matang , yang ada pada waktu kelahiran, terus berkembang sesudah kelahiran tetapi secara relative beberapa sel baru terbentuk. 8. Organ perasa

Pada usia tiga bulan otot mata sudah cukup terkoordinasi untuk memungkinkan bayi melihat sesuatu secara jelas dan nyata.dan sel sel sudah berkembang secara baik. Dan bayi sudah tanggap terhadap

(41)

perangsang kulit karena tekstur kulit mereka yang tipis dan karena semua organ perasa yang berhubungan dengan peraba, tekanan, rasa sakit dan suhu berkembang dengan baik.

B. Perkembangan motorik

Perkembangan motorik merupakan pengendalian gerak tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cort. Perkembangan meliputi motorik kasar dan halus.

1. Motorik kasar

Motorik kasar merupakan gerakan otot-otot besar. Yakni gerakan gerakan yang dihasilkan otot-otot besar seperti otot tungkai dan lengan yang biasanya dilakukan melalui dengan gerakan menedang.menjejak,meraih dan melempar.

2. Gerakan motorik halus

Gerakan motorik halus adalah gerakan yang mengguanakn otot-otot halus bagian oanggota tubuhnya tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan unutuk belajar dan berlatih. ( Rahayu,siti,dkk, 2007)

C. Konsep Poses Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pengambilan data dengan menggunakan teknik secara langsung ataupun secara tidak langsung ( Arikunto, 2008 )

a. Dapat riwayat penyakit termasuk hal-hal seperti berikut: 1) kemampuan memakan makanan atau air terkontaminasi.

(42)

b. Lakukan pengkajian fisik rutin

c. Observasi adadnya manisfestasi gastrointestinal. d. Kaji status dehidrasi.

e. Catat keluarkan rektal yang melebihi jumlah, volume, dan karakteristik.

f. Observasi dan catat adanya tanda-tanda yang berkaitan seperti tenesmus, kram, dan muntah.

g. Bantu dengan posedur diagnostik, misalnya tampung spesimen sesuai kebutuhan: feses untuk pH , berat jenis, frekuensi, urim untuk pH, berat jenis, frekuensi: HDL, elektrgoit serum, kreatinin, dan BUN> h. Bantu dengan prosedur diaqnostik, mislanya periksa anggota rumah

yang lain dan rujuk pada pengobatan bila di indikasikan. (Sodikin,2011)

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa yang ditegakan diantaranya adalah: a. Diare b.d proses infeksi, inflamasi usus

b. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif

(43)

3. Inervensi Keperawatan

Tabel 3.2 Intervensi Keperawatan

a. Diare b.d proses infeksi, inflamasi usus No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria

hasil

Intervensi 1. Diare

Definsi: pasase feses yang lunak dan tidak berbentuk batasan karateristik 3. Nyeri abdomen

sedikitnya tiga kali defekasi perhari 4. Kram

5. Bising usus hiperaktif 6. Ada dorongan Faktor yang berhubungan

Psikologis - Ansietas

- Tingkat stres tinggi - Situasional

- Efek samping obat - Penyalahgunaan alkohol - Kontaminan

- Penyalah gunaan laktasif - Radiasi, toksin

- Melakukan perjalanan - Siang makan

Fisiologis - Proses infeksi dan

infeksi

- Inflamasi dan iritasi

NOC Bowel elimination Fluiid balance Hydration Electrolyte and acid base balance Kriteria hasil Feses berbentuk, BAB sehari sekali tiga hari Menjaga daerah sekitar rektal dari iritasi Tidak mengalami diare Menjelaskan penyebab diare dan rasional tindakan Mempertahanka n turgor kulit NIC Diare management Evaluasi efek samping pengobatan terhadap gastrointestinal Ajarkan pasien untuk menggunakan obat anti diare Intrusikan pasien/keluarga untuk mencatat warna ,jumlah frekuesnsi dan konstitensi dari feses

Evaluasi intake yang masuk Identifikasi faktor, penyebab dari diare

Monitor tanda gejala diare Observasi turgor kulit secara rutin

Ukur diare/ keluaran BAB Hubungi dokter jika ada kenaikan bising usus Intrrusikan pasien untuk makan rendah serat, tinggi protein tinggi kalori jika memungkinkan

Intrusikan untuk menghindari laktasif

Ajarkan teknik untuk menurunkan stres

Monitor persiapan makanan yanga aman

(Nurarif & Kusuma, 2015)

No. Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi 2. Kekurangan volume cairan

Definisi : penurunan cairan intravaskuler, intravaskuler ini mengacu pada dehidrasi, tanpa perubahan pada natrium Batasan karakteristik

Perubahan status mental Penurunan tekanan darah Penurunan tekanan nadi Penurunan turgor kulit Penurunan pengisian vena Membran mukosa

NOC

Fluid balance Hydration

Nutritional status: food and fluid Intake Kriteria Hasil

Mempertahankan urin outputsesuai natrium

Dengan usia dan BB,BJ urin NIC fluid Management Timbang popok/ pembalut jika diperlukan Pertahan kancatatan output yang adekuat Monitor status dehidrasi (kelembapan

(44)

hematokrit

Peningkatan suhu tubuh Peningkatan frekuensi nadi Peningkatam konsentrasi urin

Penurunan berat badan Haus kelemahan Faktor berhungan

Kehilangan cairanaktif Kegagalan mekanisme regulasi

Tidak ada tanda tanda dehidrasi Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan mukosa, nadi adekuat tekanan darah ortostatik) jika diperlukan Monitor vital sign Monitor masukan makanan/ cairan dan hitungintake kalori harian Kolaborasikan pemberian cairan IV Monitor status nutrisi Dorong masukan oral Berikan penggantian nasogastrik sesuai output Dorong keluarga untuk pasien makan Tawarkan snack just, buah buah segar Kolaborasi dengan dokter Atur kemungkianan transfuusi Persiapkan untuk transfusi Hypovolemia Management Monitor status cairan termasuk intake dan output cairan Pelihara IV line Monitor HB dan hematokrit Monitor tanda vital Monitor respon pasien terhadap penambahan cairan Monitor berat badan Dorong pasien untuk menambah intake oral Pemberian cairan iv monitor

(45)

adanya tanda dan gejala kelebihan volume cairan Monitor adanya tanda gejala gagal ginjal (Nuraif & Kusuma,2015)

No. Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi Ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik Batasan karakteristik:

Kram abdomen Nyeri abdomen Menghindari makanan Berat badan 20% atau dibawah berat badan ideal

Kerapuhan kapiler Diare

Kehilanagn rambut berlebihan

Bising susus hiperaktif Kurang makanan Kurang minat makanan Penurunan berat badan dengan asupan makanan edukat

Kesalahan konsepsi Kesalahan informasi Membran mukosa pucat Tidak mampuan memakan makanan Tonus otot menurun Mengeluh ganguan sesasi ras

Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA( recomended daily allowance)

Cepet kenyang setelah makan

Sariawan rongga mulut Steatorea

Kelemahan otot mengunyah

Kelemahan otot untuk menelan

Faktor yang berbungan Faktor biologis Faktor ekonomi NOC Nutritional status: food and fluid Intake Nutritional Status: nutrient intake Weight control Kriteria hasil Adadnya peningkatan berat badan yang sesuai dengan tujuan Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampu mengidentifik asi nutrisi Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti NIC Nutrioanal Managemant Berikan subtansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat umtuk mencegah konstipasi Berikan iformasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji adanya alergi anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe Yakinkan diet yang dimakan rendah serat Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

(46)

untuk mencerna makanan

Tidak mampuan menelan makanan Faktor psikologis monitoring Bb pasien dalam batas normal Monitor adanya oenurunan berat badan Monitor interaksi anak antara orang tua selama makan Monitor lingkungan selama makan (Nurarif & Kusuma,2015)

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah ditentukan dalam rencana perawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri kolaborasi ( Tarwoto dan Wartonah, 2011 ).

5. Evaluasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap keperawatan yang diberikan. Langkah – langkah evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Daftar tujuan – tujuan pasien

b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu c. Bandingkan antara tujuan dan kemampuan pasien

d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak ( Tarwoto dan Wartonah, 2011 ).

(47)

Nutrisi adalah zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit.(Wartonah, 2010)

1. Faktor berhubungan a. Faktor biologis b. Faktor ekonomi

c. Tidak mampuan untuk mengabsorbsi nutrien d. Tidak mampuan untuk mencerna makanan e. Faktor psikologis

2. Intervensi ketidakseimbangan nutrisi a. Kaji adanya alergi makanan

b. Anjurkan pasien untuk meningkaykan protein dan vitamin C (Nurarif & Kusuma, 2015)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain penelitian

(48)

Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan area terhadap jalannya penelitian ( Dharma, 2011: 72)

Studi kasus adalah rancangan penelitian mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien, keluarga, komunitas, atau institusi (Nursalam, 2013)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada anak yangmengalami diare dengan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh di Rumah Sakit Umum Pingsewu Lampung.

B. Batasan masalah

Tabel 3.1 Batasan Istilah

Variebel Batasan Istilah Cara Ukur Diare Suatu keadaan pengeluaran tinja

yang tidak normal atau tidak biasanya. Ditandai dengan perubahan volume, keenceran dan frekuensi dengan atau darah dan keluarnya feses berlebihan hingga 3kali /hari

Melakukan wawancara, observasi, rekam medik, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Zat gizi yang terkandung dalam makanan, dan kurangnya asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.sehingga dampaknya bisa menyebabkan kelemahan atau lemas, karena asupan makanan yang kurang memenuhi kebutuhan tubuh.

Melakukan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, hasil laboratorium

C. Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 klien yaitu anak dengan diagnosa medis diare dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Kriteria pasien dalam penelitian ini adalah balita umur 1 sampai 5 tahun. Kondisi umum pasien Diare lemas, pasien, mual

(49)

muntah dan nafsu makan berkurang. Orang tua yang dapat bekerjasama untuk melakukan asuhan keperawatan diare.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi Daerah yang digunakan dalam penelitian ini adalah di Rumah Sakit Umum Pringsewu Lampung, dengan sasarannya adalah anak. Lama waktu penelitian adalah minimal 3 hari. Jika krang dari 3 hari pasien pulang maka akan dilakukan pergantian pasien dengan karakteristik yang sama.

E. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

a. Wawancara adalah suatu pengumpulan data dengan menggunakan teknik penelitian. ( Suharmi Arikunto, 2008 )

Hasil anamnesis tentang identitas klien dan kelurga, riwayat kesehatan mencakup: alasan masuk rumah sakit, keluhan utama, riwayat kesehatan lalu, riwayat kesehatan keluarga/ genogram, riwayat kehamilan dan kelahiran, riwayat imunisasi, riwayatpertumbuhan dan perkembangan, riwayat psikososial mencakup: psikososial pola keluarga dan pengetauan keluarga, Pada format pengkajian.

b. Observasi adalah mengumpulkan data atau keterangan yang dilakukan dengan pendekatann konstektual. ( Arikunto, 2008 )

Hasil pengukuran didapatkan dengan melakukan pendekatan inspeksi dan palpasi pada sistem tubuh klien inspeksi digunakan untuk melihat adanya tanda dehidrasi.pada format pengkajian.

c. Inntervensi dan implementasi yang telah dilakukan pada ke 2 pasien diare adalah managemen makanan, seperti: tetap memberikan ASI pada anak

(50)

yang masih menyusui ,memberikan makanan tinggi serat, contohnya, nasi putih dan bubur, apel yang dihaluskan, Dan membuat makan yang banyak mengandung gula.

F. Analisa Data

1. Pengumpulan data adalah proses dimana individu mencari informasi secara langsung. ( Arikunto, 2008 )

Data dikumpulkan dari WOD ( Wawancara, Obseravasi, Dokumen). Hasil telah ditulis dalam bentuk catatan lapangan, kemudian disalin kedalam bentuk transkip ( catatan terstruktur, ditambah data intervensi keperawatan.

2. Mereduksi data adalah mendisplaykan data atau penyajian data. ( Arikunto, 2008)

Data hasil wawancara yang telah terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan dalam bentuk transkip dan dikelompokan menjadi data subyektif, dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan.

3. Penyajian data suatu hasil dari pelitian data yang yang diteliti. ( Arikunto, 2008)

Klien dijaga dengan membuat nama inisial dalam identitas klien.

4. Kesimpulan adalah rangkuaman dari semua materi yang telah di sampaikan. ( Arikunto, 2008 )

Dari data yang telah disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan. Penampilan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

(51)

Data yang dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.

d. Evaluasi dan dokumentasi

Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dari hasilnya.

Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. ( Tarwoto Dan Wartonah, 2010 )

G. Etik Penelitian

Etika penelitian yang mendasari penyusun studi kasus, terdiri dari: 1. Informed consent ( persetujuan menjadi klien)

Informed consent yaitu persetjuan untuk berpatisipasi sebagai subjek penelitian setelah mendapatkan penejlasan yang lengkap dan terbuak dari penelitian tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian ( Dharma, 2011) 2. Anonimity ( tanpa nama)

Penelitian tidak akan menampilakan informasi mengenai nama dan alamat asal respon dan kuersioner maupun alat ukur apapun untuk menaga anonimitas dan kerahasian identitas subyek. Oleh karena itu, peneliti menggunakan koding responden ( Dharma, 2011)

3. Confendiality ( kerahasiaan)

Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk menambah kerahasiaan informasi. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa penelitian menyebabkan keterbukaannya iformasi tentang subjek. Sehingga peneliti perlu merahasiakan dan sebagai informasi tentang

(52)

dirimya diketahui orang alain. Prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas seperti nama dan alamat subjek kemudian diganti dengan kode tertentu. Dengan demikian segala informasi yang menyangkut identitas subjek tidak terekspos secara luas ( Dharma, 2011)

H. Jalannya Penelitian

1. Persiapan

Pada tahap ini peneliti mulai mengumpulakan buku-buku yang berkaitan dengan metode. Tahap ini dilakuakan pula proses penyusun proposal, seminar, samapai akhirnya disetujui oleh pembimbing

a. Mengajukan surat izin pengambilan data.

b. Memasukan surat izin pengambilan data kepihak rumah sakit.

c. Setelah mendapatkan surat izin pengambilan data dari pihak rumah sakit, kemudian melakukan kunjungan hari pertama keruang anak untuk mencari pasien.

2. Pelaksanaan

Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian dari lokasi penelitian dengan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

a. Hari pertama dilakukan pengkajian pada masing-masing partisipan dan menentukan masalah keperawatan serta membuat intervensi / rencana keperawatan

(53)

c. Hari ketiga evaluasi dan dokumentasi

d. Lakukan intervensi berulang yang sama kepada kedua pasien di hari kedua dan ketiga perawatan, dan lihat hasil atau perbandingan dari kedua pasien tersebut.

3. Hasil

Tahap ini dilakukan dengan membuat laporan tertulis dan hasil penelitian yang dilkukan. Laporan ini akan ditulis dalam bentuk skripsi. Jika dalam tiga hari pasien sudah tidak tampak tanda dan gejala diare, bab tidak cair, frekuensi 1x sehari, dapat dikatakan bahwa intervensi yang diberikan dan masalah diare dapat teratasi

(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

1. Gambaran Lokasi Pengambilan Data

Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Lampung beralamat di jalan Lintas Barat Pekon Fajar Agung Barat kec. Pringsewu 35373. Berdasarkan SK menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 1995 nomor 106/Menkes/SK/1995 Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu termasuk dalam kategori Rumah Sakit Tipe C. Manajemen Rumah Sakit terus berusaha untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan serta kepuasan pelayanan melalui pengembangan sarana dan prasarana pelayanan serta dengan peningkatan pola pengelolaan keuangan yang sehat dapat menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu sebagai institusi pemerintah yang profesional dan akuntabel.

Dalam upaya mengambangkan oraganisasi dab meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu memiliki visi yaitu:

- Terwujudnya Pelayanan Prima Di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu. Sebagai pendukung dari visi yang akan diraih maka Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu memliki misi yaitu:

- Memberi Pelayanan Kesehatan Yang Prima dan Berkualitas dimanafilosofi dari Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu adalah Anda Sehat dan Puas Kami Bahagia.

(55)

Sementara itu tujuan yang ingin dicapai oleh Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu adalah :

- Terselenggara Pelayanan Rumah Sakit yaag mudah, ramah dan menyenangkan pelanggan.

- Sumber daya manusia yang kompeten

- Terbentuknya tatanan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewudiantranya Unit Gawat Darurat, ICU, Rawat Jalan, rawat Inap, Laboratorium, Kamar Operasi, Instalasi Gizi, Fisio Terapi, Radiologi, Unit Tranfusi Darah. Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu mempunyai tenaga kesehatan sebanyak 14 dokter umum, 19 dokter spesialis, 29 bidan dan 166 perawat (Profil RSUD Pringsewu, 2018).

2. Gambaran subjek studi kasus a. Pengkajian

1) Idenstitas Pasien

Tabel 4 . 1 Identitas pasien

Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2 Data senjang

Nama Umur Jenis kelamin Agama Pendidikan Alamat Dx. Medis An. E 1 tahun Perempuan Islam Belum bersekolah Pugung Gastroentritis An. A 2 tahun Perempuan Islam Belum bersekolah Pugung Gastroentritis Terdapat perbedaan umur antara pasien 1 dan pasien 2

(56)

2) Riwayat Penyakit Tabel 4.2 Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Pasien 1 Pasien 2 Data senjang Riwayat penyakit sekarang Keluhan utama Riwayat penyakit dahulu Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Pringsewu pada tanggal 26 mei 2018 melalui UGD diantar oleh keluarganya dengan keluhan dirumah BAB >4 kali/hari, pasien mual muntah, BAB cair. Pasien terpasang IVFD RL: 10 tetes/menit, S: 37, 0‟C.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26 mei 2018 P: Ibu pasien mengatakan anaknya susah untuk makan,4-5 sendok ,lemas, karena BAB sudah >4 kali/hari, mual muntah 1 kali Q: BAB membuat anaknya lemas, seperti muka pucat T: Diare sudah sejak 3 hari yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data S: 37,‟C, N: 115 kali/menit, RR: 24 kali/menit. BB : 10 kg Ibu pasien mengatakan anaknya pernah mengalami diare sejak 2 bulan yang lalu, namun tidak dirawat di Rumah Sakit, pernah

Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Pringsewu pada tanggal 29 mei 2018 melalui UGD diantar oleh keluarganya dengan keluhan dirumah BAB>5 kali/hri, demam. Pasien terpasang IVFD RL 10 tetes/menit, S: 37,9‟C. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 29 mei 2018 P: Ibu pasien mengatakan anaknya susah untuk makan, lemas karena BAB sudah >5 kali/hari, demam.

Q: BAB membuat anaknya terlihat kelemahan, seperti mata cekung, dan muka pucat. T: Diare sudah sejak 3 hari yang lalu. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan data S: 37,9‟C, N: 100 kali/menit, RR: 25 kali/menit. Ibu pasien mengatakan anaknya pernah mengalami diare sejak 4 bulan yang lalu. Namun tidak

Terdapat perbedaan pasien 1 BAB >4 kali/ hari dan pasien 2 BAB >5 kali/hari Terdapat perbedaan keluhan utama pasien 1 dan pasien 2, BAB cair>4 kali/hari dan>5 kali/hari. Pasien 1 N: 37,0oC Terdapat perbedaan antara pasien 1 dan pasien 2, pasien 2 pernah mengalami diare sejak 2 bulan

(57)

Riwayat keluarga

mengalami demam 2 kali/tahun, batuk pilek 3 kali/tahun anaknya tidak pernah kejang,anaknya tidak pernah dirawat di Rumah Sakit dan baru kali ini dirawat di Rumah Sakit, tidak memiliki riwayat kecelakaan dan operasi.

Pasien tinggal bersama ibu dan ayahnya, ibu pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang memiliki penyakit berat seperti hipertensi, DM, TBC, dll.

dirawat Rumah Sakit.pernah mengalami demam sejak 7 bulan yang lalu tetapi tidak pernah dirawat di Rumah Saki. Batuk pilek 3 kali/tahum, tidak pernah kejang, tidak pernah mimisan, anaknya belum pernah dirawat dirumah sakit dan baru kali ini dirawat di Rumah Sakit, tidak mempunyai riwayat kecelakaan dan operasi. Pasien merupakan anak ke 5 dari 5 saudaranya dan tinggal bersama ibu dan ayahnya, serta saudara

kandungnya. Ibu pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit seperti hipertensi, DM, TBC, dll. yang lalu, demam 2 kali dalam satu tahun dan pasien 2 pernah mengalami diare sejak 7 bulan yang lalu dan batuk pilek, Terdapat perbedaan antara pasien 1 dan pasien 2, pasien 1 anak ke 5 dari 5 saudara dan pasien 2 anak ke 2 dari 2 bersaudara

3) Perubahan pola kesehatan ( pendekatan Gordon/ Pendekatan Sistem) Tabel 4. 3

Pola Kesehatan Pasien 1 Pasien 2 Data

Senjang Pola manajemen kesehatan Pola nutrisi Keluarga mengatakan mengetahui penyakit yang sedang diderita pasien, tetapi tidak mengetahui cara pencegahan dan perawatannya, saat sakit keluarga langsung membawa pasien ke Rumah sakit. Ibu pasien mengatakan anaknya makan 3 Keluarga mengatakan mengetahui penyakit yang sedang diderita pasien, tetapi tidak mengetahui cara pencegahan dan perawatannya, saat sakit pasien langsung dibawa ke Rumah Sakit. Ibu lien mengatakan anaknya makan 3 Tidak ada kesenjangan Terdapat perbedaaan pasien 1 muntah

(58)

Pola cairan

Pola eliminasi

kali/hari (pagi, siang, sore), hanya menghabiskan 4 sampai 5 sendok makan saja. Nafsu makan berkurang. Jenis makanan bubur, sayur, lauk pauk, dan buah. Tidak terdapat alergi makanan. Pasien muntah 1 kali/ hari atau sekitar 300 cc/hari. Ibu pasien mengatakan anaknya merasa haus, lemas, bibir anaknya kering. Pasien minum 400 cc/ hari, terpasang IVFD mikro RL 10 tetes/menit dengan jumlah cairan 720 cc/hari. BAK Ibu pasien mengatakan anaknya buang air kecil 4-5 kali/ hari, (650) warna kuning, berbau khas, tidak ada keluhan pada saat buang air kecil. BAB

Ibu pasien mengatakan anaknya buang air besar > 4 kali/hari dengan konsitensi cair, warna kecoklatan, bau busuk. Tidak ada keluahan saat buang air besar.

IWL = 30- Usia (tahun)/kg BB/ 24 30 -1 x 10 : 24 = 12 cc / hari

kali/hari (pagi, siang, sore), tidak menghabiskan porsi makananya, hanya menghabiskan 4 – 5 sendok makan saja. Nafsu makan berkurang jenis makanan bubur, sayur, lauk pauk, dan buah. Tidak terdapat alergi makanan. Ibu pasien mengatakan anaknya merasa haus,lemas.minum 400 cc/hari, terpasang IVFD mikro RL 10 tetes/menit dengan jumlah cairan 720 cc/hari. BAK Ibu pasien mengatakan anaknya buang air kecil sampai 3-2kali/ hari warna kuning ( 270 ), berbau khas, tidak ada keluhan pada saat buang air kecil. BAB

Ibu pasien mengatakan anaknya

buang air besar >5 kali kali/ hari dengan konsistensi cair, warana kecoklatan, bau busuk. Tidak ada keluhan saat buang air besar. IWL = 30 – Usia ( tahun) / kg BB/ 24 = 30 – 2 x 12 /24 = 14 cc / hari dan pasien 2 tidak Tidak terdapat kesenjanagan Terdapat perbedaan pasien 1 BAB >4 kali/hari dan pasien 2 Bab >5 kali/ hari

(59)

Pola istirahat Pola hygiene tubuh Pola aktifitas Infus = tetesan = Cairan x faktor tetes 24 x 60 10 = Cairan x20 24 x 60 Cairan = 24 x 60 x10 20 720 cc / hari Input 400 + 720= 1120 Output Iwl + BAK+ muntah : 12 + 650 + 350 = 1012 Input – output 108 cc/ hari Ibu pasien mengatakan anaknya tidur malam selema 7 jam, tidru siang hanya 1 jam, pasien mudah terbangun karena berisik. Ibu pasien mengatakan selama dirawat pasien hanya dilap dengan kain basah. Pasien tidak menggosok gigi, rambut pasien belum dicuci selama dirawat. Kliem tidak membersihkan kukunya. Ibu pasien mengatakan anaknya rewel dan selalu minta pulang, tidak bnyak beraktifitas, lebih sering berbaring Infus = tetesan= Cairan x faktor tetes 24 x 60 10 = Cairan x 20 24 x 60 Cairan = 24 x 60 x10 10 720 cc / hari Minum = infus 400 + 720 = 1120 Output Iwl + BAK 14 + 700 + 270 = 984 Input – output 136 cc / hari Ibu pasien mengatakan anaknya tidur malam selama 7 jam, tidur siang hanya 1 jam, pasien mudah terbangun kareana berisik. Ibu pasien mengatakan selama dirawat pasien hanya dilap menggunkan kain basah. Pasien tidak menggosok gigi, rambut pasien belum pernah dicuci selama dirumahsakit, pasien tidak membersihkan kukunya Ibu pasien mengatakan anaknya rewel dan selalu minta pulang, tidak banyak beraktifitas, dan lebih sering Tidak terdapat kesenjangan Tidak terdapat kesenjangan

Gambar

Tabel 3.2  Intervensi  Keperawatan
Tabel 3.1 Batasan Istilah
Tabel 4 . 1  Identitas pasien
Table 4 . 6  Pemeriksaan Darah
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Mubarak, (2009) berpendapat perbedaan pelayanan asuhan keperawatan dalam rumah sakit umum dan rumah sakit jiwa itu dapat ditinjau dari lima aspek yang

Hasil: Masalah keperawatan yang ditemukan pada kasus ini adalah diare, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan ansietas.. Hasil ini memberikan

perawat dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit. Umum

Model asuhan keperawatan yang diterapkan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin adalah model asuhan keperawatan primer yaitu model yang

Pembelajaran klinik di rumah sakit bagi mahasiswa yang baru pertama kali menjalani praktik klinik keperawatan dalam menerapkan asuhan keperawatan seringkali

Tujuan dari asuhan keperawatan ini adalah memberikan asuhan keperawatan secara tepat terhadap Ny.F dan Ny.A yang mengalami demam thypoid dengan masalah

Mubarak, (2009) berpendapat perbedaan pelayanan asuhan keperawatan dalam rumah sakit umum dan rumah sakit jiwa itu dapat ditinjau dari lima aspek yang

Intervensi keperawatan pada diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya produksi insulin adalah : Identifikasi status nutrisi ,