• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH SAKIT UMUM

DAERAH LANGSA

TESIS

Oleh

NURHAFNI HARAHAP

117046024/ADMINISTRASI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGEMBANGAN DOKUMENTASI ASUHAN

KEPERAWATAN DI RUANG PERAWATAN ANAK RUMAH

SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Keperawatan (M.Kep) dalam Program Studi Magister Ilmu Keperawatan

Minat Studi Administrasi Keperawatan pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Oleh

NURHAFNI HARAHAP

117046024/ADMINISTRASI KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)
(4)

Telah Diuji

Pada Tanggal: 01 Agustus 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D

Anggota : 1. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep

2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M. K. M

(5)

Judul Tesis : Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di

Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah

Langsa

Nama Mahasiswa : Nurhafni Harahap

Program Studi : Magister Ilmu Keperawatan

Minat Studi : Administrasi Keperawatan

Tahun : 2013

ABSTRAK

Dokumentasi asuhan keperawatan adalah bukti bahwa tanggung jawab

hukum dan etik perawat terhadap klien sudah dipenuhi dan klien telah menerima

asuhan keperawatan yang bermutu. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengembangkan format dokumentasi asuhan keperawatan di Ruang Perawatan

Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa dengan menggunakan pendekatan

Action Research (AR).

Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013 – 15 Juni

2013 dengan metode wawancara mendalam (in-depth interview), self-report,

observasi dan FGD. Self-report dilakukan dengan menggunakan kuesioner

pengetahuan perawat dan kuesioner kepuasan perawat tentang dokumentasi

asuhan keperawatan.

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif

(6)

dan T-test. Penelitian dengan pendekatan action research ini dilaksanakan satu

siklus melalui tiga tahapan yaitu planning, action dan observation serta reflection.

Outcome penelitian ini adalah format dokumentasi asuhan keperawatan anak.

Proses pelaksanaan penelitian action research ini menunjukkan beberapa dampak

positif yaitu meningkatnya kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan. Selain itu pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan

keperawatan serta kepuasan perawat terhadap dokumentasi asuhan keperawatan

bertambah secara signifikan setelah pelaksanaan proses action research.

Penelitian dengan pendekatan action research yang peneliti lakukan ini

berhasil meningkatkan kemampuan perawat dalam mendokumentasikan asuhan

keperawatan anak. Perawat pendidik maupun perawat praktisi disarankan

menggunakan pendekatan action research sebagai cara yang efektif untuk

membuat perubahan.

Kata kunci: dokumentasi asuhan keperawatan, perawat anak, action research

(7)

Thesis Title : Development of Nursing Documentation in

Pediatric unit, Langsa Regional General

Hospital

Name : Nurhafni Harahap

Study program : Master of Nursing

Field of Specialization : Nursing Administration

Year : 2013

ABSTRACT

Documentation of nursing care is evidence that the legal and ethical

responsibility of nurses to clients are met and the client has received the quality of

nursing care. The purpose of this study was to develop a format for documentation

of nursing care in a Pediatric Unit Langsa Regional General Hospital with an

approach Action Research (AR).

Data collection took place during April 22 until June 15, 2013, with

in-depth interviews (in-in-depth interview), self-report, observation and FGD.

Self-report questionnaires conducted using knowledge of nurses and nurse

satisfaction questionnaires on the documentation of nursing care.

The data were analyzed qualitatively and quantitatively. Qualitative data

were analyzed by content analysis. Quantitative data were analyzed with the

Wilcoxon test and T-test. Research with action research approach is implemented

(8)

reflection. Outcome of this research is the documentation format nursing care of

children. The process of implementation of this action research study showed

some positive effects of increased completeness of filling documentation of

nursing care. In addition to the knowledge of nurses about nursing care

documentation and satisfaction of nurses to nursing care documentation increased

significantly following the implementation of the action research process.

Research with action research approach that researchers do this

successfully increase traffic nurses documenting nursing care in children. Nurse

educators and nurse practitioners are advised to use an action research approach

as an effective way to make change.

Keywords: documentation of nursing care, caregivers for children,

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis dengan judul

“Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Perawatan Anak

Rumah Sakit Umum Daerah Langsa” disusun untuk memenuhi sebagian dari

syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Keperawatan di Program Studi

Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat diselesaikan

dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya secara khusus penulis sampaikan kepada Bapak Setiawan,

S.Kp., MNS., Ph.D selaku dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan

waktu dalam memberikan bimbingan, saran dan motivasi yang sangat berharga.

Demikian juga kepada Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kp., Ns., M.Kep selaku

dosen pembimbing II yang tidak henti-hentinya memberikan pengarahan dan

bimbingan kepada penulis sejak awal penulisan hingga selesainya tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Drs. R. Kintoko

Rochadi, M. K. M dan Ibu Reni Asmara Ariga,S.Kp., MARS selaku tim penguji

yang telah memberi kritik dan saran untuk kesempurnaan penulisan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Rumah Sakit Umum

(10)

penelitian. Kepada Kepala Seksi Asuhan Keperawatan, Kepala Ruang dan seluruh

staf perawat Ruang Perawatan Anak, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya atas partisipasinya dalam penelitian ini.

Penulis tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Ibu penulis yang telah

banyak memberikan dukungan dan doa dalam penyelesaian proposal tesis.

Kepada suami tercinta, penulis mengaturkan terima kasih yang tak terhingga atas

segala doa, dukungan, bantuan moril dan materil. Buat anak-anakku tersayang,

terima kasih atas doa dan pengertian kalian telah membantu mempercepat

penyelesaian laporan Tesis ini.

Akhirnya tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada

rekan-rekan Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Angkatan I 2011/2012 dan semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dan memberi

dorongan untuk menyelesaikan laporan tesis ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari

segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun demi sempurnanya tesis ini. Kiranya isi tesis ini dapat

bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu keperawatan dan dapat bermanfaat

bagi penelitian selanjutnya. Amin

Medan, 01 Agustus 2013 Penulis

(11)
(12)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Nurhafni Harahap, S.Kep.Ns

Tempat/Tgl Lahir : Langsa, 16 Nopember 1973

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil

Agama : Islam

Alamat : Jalan H. Agussalim no 54. Kota Langsa. Aceh

Riwayat Pendidikan:

Jenjang Pendidikan Nama Institusi Tahun Lulus

SD MIN 1 Langsa-Aceh 1986

SLTP SMP Negeri 1 Langsa-Aceh 1989

SLTA SPK DEPKES Langsa-Aceh 1992

DIPLOMA I PPB DEPKES Langsa-Aceh 1993

DIPLOMA III AKPER DEPKES Langsa-Aceh 2004

Ners Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara 2010

Magister Fakultas Keperawatan UniversitasSumatera Utara 2013

Riwayat Pekerjaan:

Bidan di Desa Alue Raya Kabupaten Aceh Timur mulai tahun 1994-1997

Staf Puskesmas Rantau Seulamat Kabupaten Aceh Timur mulai tahun

(13)

Staf Puskesmas Seuriget Kota Langsa mulai tahun 2003-2009

Staf Rumah Sakit Umum Daerah Langsa 2010-sekarang

Kegiatan Akademik Penunjang Selama Studi :

Seminar Keperawatan “ Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan” di

Langsa tanggal 23 Mei 2013 sebagai Narasumber

Seminar Keperawatan “ Caring Science Sebagai Landasan Aplikasi dalam

Pendidikan, Pelayanan dan Penelitian Keperawatan” di Medan tanggal

17 Desember 2011 sebagai Peserta

Seminar Keperawatan ” Penelitian Kualitatif Sebagai Landasan Pengembangan

Pengetahuan Disiplin Ilmu Kesehatan” di Medan tanggal 31 Januari 2012

sebagai Peserta

Workshop Analisis Data dengan Content Analysis & Wef-QDA di Medan

tanggal 31 Januari 2012 sebagai Peserta

Seminar Keperawatan “Optimalisasi Kolaborasi Perawat-Dokter dalam Upaya

Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan” di RSU Haji Adam Malik

Medan 4 Juli 2012 sebagai Peserta

Oversea Study Visit “Nursing Administration in Hospital and Healthcare System

in Thailand” di Thailand tanggal 18 – 20 Februari 2013 sebagai Peserta

Oral Presenter “MEDAN INTERNATIONAL NURSING CONFERENCE”

The Application of Nursing Education Advanced Research and Clinical

(14)

Seminar Keperawatan ”Aplikasi Knowledge Management dalam Administrasi

Keperawatan Rumah Sakit” di RSU Dr. Pirngadi Medan tanggal 13- 14

Mei 2013 sebagai Peserta

Publikasi:

Harahap, N., Setiawan, Sari., P., L., (2013). Pengembangan Dokumentasi Asuhan

Keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah

Langsa. Jurnal Riset Keperawatan Indonesia, 1 (2).

Proceeding:

Harahap, N., Setiawan, Sari., P., L., (2013). Systematic Review: Documentation

Of Nursing Care. Oral Presentation at 2013 Medan International Nursing

Conference on The Application of Caring Sciences on Nursing

(15)

DAFTAR ISI

2.1. Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... 8

2.2. Keperawatan Anak ... 21

2.3. Teori Proses Keperawatan Betty Neuman ... 32

2.4. Teori Action Research (AR) ... 37

2.5. Kerangka Teori ... 41

BAB 3. METODE PENELITIAN... 42

3.1. Jenis Penelitian ... 42

3.2. Lokasi dan Waktu penelitian ... 42

3.3. Partisipan ... 43

3.4. Pengumpulan data ... 43

3.5. Definisi Operasional ... 50

3.6. Metode Analisis Data ... 50

3.7. Pertimbangan Etik ... 52

3.8. Tingkat Keabsahan Data (Trustworthiness of Data) ... 52

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 54

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 55

4.2. Karakteristik Demografi Partisipan ... 57

4.3. Proses Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... 60

4.4. Outcome Action Research ... 89

4.4. Dampak Action Research ... 89

BAB 5. PEMBAHASAN ... 92

5.1. Proses pelaksanaan Action Research ... 92

(16)

5.3. Pelajaran yang diDapat dari Penelitian Action Research ... 99

5.4. Keterbatasan Penelitian... 100

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 102

6.1. Kesimpulan ... 102

6.2. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105

(17)

DAFTAR TABEL

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Komponen Paradigma Keperawatan Anak ...21

Gambar 2.2. Rentang Sehat Sakit ...22

Gambar 2.3. Kerangka Teori dan Metodologi Dokumentasi Asuhan Keperawatan di Ruang Perawatan Anak...41

Gambar 4.1. Denah Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa ...63

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa ...65

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 110

a. Informed consent ... 111

b. Panduan Wawancara ... 112

c. Panduan FGD ... 113

d. Kuesioner Pengetahuan Perawat tentang Dokumentasi Asuhan Keperawatan (KPP-DAK) ... 115

e. Kuesioner Kepuasan Perawat (KKP) terhadap Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... 117

f. Instrumen Evaluasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... 119

Lampiran 2. Biodata Expert ... 121

Panduan Wawancara, Panduan FGD, Kuesioner Pengetahuan Perawat Tentang Dokumentasi Asuhan Keperawatan (KPP-DAK), Kuesioner Kepuasan Perawat (KKP) Terhadap Dokumentasi Asuhan Keperawatan ... 122

Lampiran 3. Ijin Penelitian ... 123

a. Surat ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara ... 124

b. Surat Persetujuan Komisi Etik Tentang Penelitian ... 125

c. Surat ijin penelitian dari Rumah Sakit Umum Daerah Langsa . ...126

d. Surat Telah Melaksanakan Penelitian ... 127

(20)

Judul Tesis : Pengembangan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di

Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah

Langsa

Nama Mahasiswa : Nurhafni Harahap

Program Studi : Magister Ilmu Keperawatan

Minat Studi : Administrasi Keperawatan

Tahun : 2013

ABSTRAK

Dokumentasi asuhan keperawatan adalah bukti bahwa tanggung jawab

hukum dan etik perawat terhadap klien sudah dipenuhi dan klien telah menerima

asuhan keperawatan yang bermutu. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengembangkan format dokumentasi asuhan keperawatan di Ruang Perawatan

Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa dengan menggunakan pendekatan

Action Research (AR).

Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013 – 15 Juni

2013 dengan metode wawancara mendalam (in-depth interview), self-report,

observasi dan FGD. Self-report dilakukan dengan menggunakan kuesioner

pengetahuan perawat dan kuesioner kepuasan perawat tentang dokumentasi

asuhan keperawatan.

Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif

(21)

dan T-test. Penelitian dengan pendekatan action research ini dilaksanakan satu

siklus melalui tiga tahapan yaitu planning, action dan observation serta reflection.

Outcome penelitian ini adalah format dokumentasi asuhan keperawatan anak.

Proses pelaksanaan penelitian action research ini menunjukkan beberapa dampak

positif yaitu meningkatnya kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan. Selain itu pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan

keperawatan serta kepuasan perawat terhadap dokumentasi asuhan keperawatan

bertambah secara signifikan setelah pelaksanaan proses action research.

Penelitian dengan pendekatan action research yang peneliti lakukan ini

berhasil meningkatkan kemampuan perawat dalam mendokumentasikan asuhan

keperawatan anak. Perawat pendidik maupun perawat praktisi disarankan

menggunakan pendekatan action research sebagai cara yang efektif untuk

membuat perubahan.

Kata kunci: dokumentasi asuhan keperawatan, perawat anak, action research

(22)

Thesis Title : Development of Nursing Documentation in

Pediatric unit, Langsa Regional General

Hospital

Name : Nurhafni Harahap

Study program : Master of Nursing

Field of Specialization : Nursing Administration

Year : 2013

ABSTRACT

Documentation of nursing care is evidence that the legal and ethical

responsibility of nurses to clients are met and the client has received the quality of

nursing care. The purpose of this study was to develop a format for documentation

of nursing care in a Pediatric Unit Langsa Regional General Hospital with an

approach Action Research (AR).

Data collection took place during April 22 until June 15, 2013, with

in-depth interviews (in-in-depth interview), self-report, observation and FGD.

Self-report questionnaires conducted using knowledge of nurses and nurse

satisfaction questionnaires on the documentation of nursing care.

The data were analyzed qualitatively and quantitatively. Qualitative data

were analyzed by content analysis. Quantitative data were analyzed with the

Wilcoxon test and T-test. Research with action research approach is implemented

(23)

reflection. Outcome of this research is the documentation format nursing care of

children. The process of implementation of this action research study showed

some positive effects of increased completeness of filling documentation of

nursing care. In addition to the knowledge of nurses about nursing care

documentation and satisfaction of nurses to nursing care documentation increased

significantly following the implementation of the action research process.

Research with action research approach that researchers do this

successfully increase traffic nurses documenting nursing care in children. Nurse

educators and nurse practitioners are advised to use an action research approach

as an effective way to make change.

Keywords: documentation of nursing care, caregivers for children,

(24)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Industri kesehatan sedang mengalami transformasi untuk memenuhi

kebutuhan yang terus meningkat dari pasien. Berbagai permasalahan bertambah

seperti persaingan antar rumah sakit baik dalam maupun luar negeri, tuntutan

mutu pelayanan kesehatan, tuntutan hukum terhadap tenaga kesehatan dan

institusi rumah sakit serta tuntutan kesejahteraan dari karyawan rumah sakit.

Pimpinan rumah sakit harus peka terhadap perubahan-perubahan tersebut dengan

berupaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit termasuk pelayanan

keperawatan anak.

Pelayanan keperawatan anak yang bermutu akan memberikan kepuasan

kepada pasien dan bagi perawat itu sendiri. Perawatan yang berkualitas tinggi

terhadap anak-anak memberikan dorongan untuk pengembangan inisiatif layanan

berkualitas tinggi yang memenuhi kebutuhan anak (Julie, 1999). Untuk

menghadapi tantangan saat berespons terhadap kebutuhan anak, rumah sakit

melengkapi fasilitas asuhan kesehatan dengan unit pediatrik sehingga perawat dan

staf asuhan kesehatan profesional lainnya dapat memberikan terapi berdasarkan

kebutuhan individual (Speer, 2007).

Pendokumentasian catatan kesehatan klien yang akurat merupakan salah

satu aspek terpenting dari pemberian pelayanan keperawatan. Dokumentasi

(25)

terhadap klien sudah dipenuhi dan bahwa klien telah menerima asuhan

keperawatan yang bermutu (Poissant, Pereira, Tambly & Kawasumi, 2005).

Setiap tindakan yang telah dilakukan oleh seorang perawat, tindakan

independen, dependent ataupun tindakan yang sifatnya interdependen dengan

petugas kesehatan lain harus dicatat dalam format asuhan keperawatan dan

dicantumkan nama perawat yang melaksanakannya serta ditandatangani (Depkes

RI, 1997). Catatan keperawatan merupakan dokumen yang penting bagi asuhan

keperawatan pasien di rumah sakit.

Dengan melaksanakan asuhan keperawatan yang bermutu dan

didokumentasikan dengan benar, dapat meningkatkan kepuasan perawat dan

berguna dilihat dari berbagai aspek antara lain: aspek hukum, jaminan mutu

(kualitas pelayanan), alat komunikasi, aspek keuangan, pendidikan, penelitian dan

akreditasi (Fisbach, 1991).

Dokumentasi asuhan keperawatan sebagai prasyarat untuk perawatan

pasien yang baik dan sebagai alat komunikasi penting antara perawat, pasien dan

tim kesehatan lainnya (Laitinen, Kaunonen & Kurki, 2010). Tuntutan model

keperawatan saat ini berpusat kepada pasien yaitu dengan memberikan perawatan

secara kompleks dan dokumentasi secara tepat waktu (Zajac, 2011).

Mendokumentasikan asuhan keperawatan memberikan kesempatan untuk

merefleksikan interaksi yang terjadi antara perawat dan pasien (Brenner,

Dimitroff & Nichols, 2010). Dokumentasi yang efektif dan pengelolaan asuhan

keperawatan dengan maksimal sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang

(26)

Perawat harus memiliki pengetahuan tentang bagaimana mengelola

respon pasien terhadap penyakit dan pengobatan. Diagnosa keperawatan harus

didasarkan pada kemampuan untuk menganalisis dan mensistesis informasi pasien

(Paans, Sermeus, Nieweg, Krijnen & Schans, 2012).

Kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada anak

akan memberikan dampak dalam proses penyembuhan pada anak karena anak

memiliki kebutuhan yang spesifik dan berbeda satu dengan yang lain. Anak

sebagai individu yang unik mempunyai pola pertumbuhan dan perkembangan

menuju kematangan, dan memiliki kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial dan

spiritual sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan.

Rumah Sakit Umum Daerah Langsa merupakan rumah sakit tipe B non

pendidikan dan pusat rujukan dari 5 puskesmas di kota Langsa, dari Rumah Sakit

Umum kabupaten Aceh Timur dan rujukan dari Rumah Sakit Umum kabupaten

Aceh Tamiang. Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa

(RPA RSUD Langsa) adalah salah satu ruang rawat inap yang melayani pasien

yang berumur 1 hari – 15 tahun.

Penulisan ke dalam format dokumentasi asuhan keperawatan pada setiap

tahapan asuhan keperawatan adalah masih menggunakan cara manual. Ruang

perawatan anak dipimpin oleh seorang kepala ruangan dan 15 orang staf

perawat dengan fasilitas 24 tempat tidur dan 1 inkubator.

Hasil survei awal pada bulan Januari 2013 di Ruang Perawatan Anak

Rumah Sakit Umum Daerah Langsa diperoleh Bed Occupancy Rate (BOR) 75%.

(27)

kelengkapan pengisian dalam pencatatan asuhan keperawatan masih rendah yaitu

22%.

Hasil wawancara terhadap tiga orang perawat Ruang Perawatan Anak

Rumah Sakit Umum Daerah Langsa diperoleh hasil bahwa perawat menggunakan

format dokumentasi asuhan keperawatan dengan cara menuliskan pada semua

tahapan asuhan keperawatan dan format dokumentasi asuhan keperawatan yang

digunakan adalah format dokumentasi asuhan keperawatan untuk pasien dewasa.

Perawat kurang mengerti dan kesulitan dalam menulis dokumentasi asuhan

keperawatan, karena belum pernah mengikuti pelatihan tentang dokumentasi

asuhan keperawatan. Perawat Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum

Daerah Langsa hanya 4 orang (27%) yang sudah mengikuti pelatihan terkait

dokumentasi asuhan keperawatan. Harapan perawat ruang perawatan anak

memiliki format dokumentasi asuhan keperawatan yang dilengkapi dengan

pedoman diagnosa keperawatan dan intervensi keperawatan yang akan diberikan

kepada pasien.

Penelitian ini menyusun format dokumentasi asuhan keperawatan anak

untuk membantu perawat menetapkan diagnosa keperawatan dan intervensi

keperawatan sesuai masalah keperawatan yang dialami pasien. Kelebihan dalam

menggunakan format dokumentasi asuhan keperawatan anak adalah efisien

waktu, proses dokumentasi asuhan keperawatan lebih cepat dan memudahkan

perawat dalam mendokumentasikan asuhan keperawatan.

Dalam penyusunan format dokumentasi asuhan keperawatan anak

(28)

dalam keperawatan anak adalah individu yang berusia 0-18 tahun yang sedang

dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, mempunyai kebutuhan yang

spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan orang

dewasa.

Hal ini sesuai dengan Model Sistem Neuman yang memandang klien

sebagai individu juga memiliki kebutuhan fisiologis, psikologis, perkembangan,

sosial budaya dan spiritual. Format catatan asuhan keperawatan anak modifikasi

dari Model Sistem Neuman, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik (Wong,

2003), Diagnosis Keperawatan North American Nursing Diagnosis Association

(NANDA), intervensi Nursing Intervention Classification (NIC) dan kriteria hasil

Nursing Outcome Classification (NOC) (Wilkinson & Ahern, 2011).

Penelitian pengembangan dokumentasi asuhan keperawatan anak

dilakukan dengan pendekatan action research. Dengan action research

memungkinkan terjadi peningkatan melalui kolaborasi antara perawat ruang

perawatan anak dan peneliti (Searl et al., 2009).

Berdasarkan fenomena tersebut diatas, maka diperlukan pengembangan

format dokumentasi asuhan keperawatan anak di Ruang Perawatan Anak Rumah

Sakit Umum Daerah Langsa.

1. 2. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana pengembangan format dokumentasi asuhan keperawatan anak

(29)

1. 3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan format dokumentasi

asuhan keperawatan anak di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah

Langsa.

1. 4. Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan dokumentasi asuhan keperawatan anak di Ruang

Perawatan Anak menghasilkan sebuah format dokumentasi asuhan keperawatan

anak yang memiliki pedoman daftar diagnosa keperawatan dan daftar intervensi

keperawatan sesuai urutan 10 penyakit terbanyak di Ruang Perawatan Anak

Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. 4. 1. Praktik Keperawatan (Nursing Practice)

Penelitian ini menghasilkan sebuah format dokumentasi asuhan

keperawatan anak yang memiliki pedoman daftar diagnosa keperawatan dan

daftar intervensi keperawatan yang dapat digunakan oleh perawat Ruang

Perawatan Anak di Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.

1. 4. 2. Pendidikan Keperawatan (Nursing Education)

Penelitian ini menghasilkan sebuah format dokumentasi asuhan

keperawatan anak yang memiliki pedoman daftar diagnosa keperawatan dan

(30)

keperawatan anak dan peserta didik/mahasiswa keperawatan yang

melaksanakan belajar lapangan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum

Daerah Langsa dan dapat digunakan sebagai dasar pembelajaran di institusi

pendidikan keperawatan.

1. 4. 3. Penelitian Keperawatan (Nursing Research)

Penelitian ini menghasilkan sebuah format dokumentasi asuhan

keperawatan yang memiliki pedoman daftar diagnosa keperawatan dan daftar

intervensi keperawatan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan terhadap

penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pengembangan

(31)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep

dokumentasi asuhan keperawatan, keperawatan anak, teori Betty Neuman, action

research dan kerangka teori. Adapun penjelasannya masing-masing akan

diuraikan dibawah ini:

2. 1. Dokumentasi Asuhan Keperawatan

2. 1. 1. Pengertian Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Dokumentasi adalah segala yang tertulis atau tercetak oleh individu yang

berwewenang. Catatan harus menjelaskan tentang perawatan yang diberikan

kepada klien, status dan kebutuhan klien yang komprehensif (Potter & Perry,

2005). Sementara Fisbach (1991), menyatakan dokumentasi adalah informasi

tertulis tentang status dan perkembangan kondisi kesehatan pasien serta semua

kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat.

Dokumentasi merupakan suatu dokumen yang berisi data lengkap, nyata,

dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien tetapi juga jenis dan

kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan.

2. 1. 2. Tujuan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Perry dan Potter (2005) juga menjelaskan tentang tujuan

pendokumentasian yaitu sebagai alat komunikasi tim kesehatan untuk

menjelaskan perawatan klien termasuk perawatan individual, edukasi klien dan

(32)

finansial dengan menjelaskan sejauhmana lembaga perawatan mendapatkan ganti

rugi (reimburse) atas pelayanan yang diberikan bagi klien.

Tujuan dokumentasi lainnya adalah edukasi, dengan catatan ini peserta

didik belajar tentang pola yang harus ditemui dalam berbagai masalah kesehatan

dan menjadi mampu untuk mengantisipasi tipe perawatan yang dibutuhkan klien.

Tujuan pengkajian, catatan memberikan data yang digunakan perawat untuk

mengidentifikasi dan mendukung diagnosa keperawatan dan merencanakan

intervensi yang sesuai.

Dokumentasi sebagai data untuk penelitian, perawat dapat menggunakan

catatan klien selama studi riset untuk mengumpulkan informasi tentang

faktor-faktor tertentu. Audit dan pemantauan, tinjauan teratur tentang informasi pada

catatan klien memberi dasar untuk evaluasi tentang kualitas dan ketepatan

perawatan yang diberikan dalam suatu institusi.

Dokumentasi legal merupakan pendokumentasian yang akurat sebagai satu

pertahanan diri terbaik terhadap tuntutan yang berkaitan dengan asuhan

keperawatan. Dokumentasi penting untuk meningkatkan efisiensi dan perawatan

klien secara individual.

2. 1. 3. Standar Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Menurut Fisbach (1991), standar dokumentasi adalah suatu pernyataan

tentang kualitas dan kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan secara adekuat

dalam suatu situasi tertentu. Dengan adanya standar bahwa adanya suatu ukuran

(33)

dokumentasi untuk memperkuat pola pencatatan dan sebagai petunjuk atau

pedoman praktis pendokumentasian dalam memberikan tindakan keperawatan.

Dalam melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan harus mengikuti

tujuh standar dokumentasi asuhan keperawatan yaitu harus sabar, harus berisi

pekerjaan yang sebenarnya dari perawat termasuk pendidikan dan dukungan

psikososial, ditulis harus mencerminkan penilaian klinis perawat, harus logis dan

berurutan, harus ditulis contemporaneously (segera setelah peristiwa terjadi),

catatan harus lengkap tentang keperawatan dan tentang hal diluar keperawatan,

harus memenuhi persyaratan hukum (Johnson, Jefferies & Langdon, 2012).

Hal tersebut didukung oleh Perry dan Potter (2005) yang menyatakan

bahwa standar yang harus diikuti dalam dokumentasi asuhan keperawatan adalah

harus memiliki dasar faktual (informasi tentang klien dan perawatannya harus

berdasarkan fakta apa yang perawat lihat, dengar dan rasakan), keakuratan,

kelengkapan (mengandung informasi tentang perawatan pasien yang lengkap) dan

mencatat segera setelah melaksanakan tindakan ditulis dengan jelas sehingga

semua anggota tim memahami informasi yang diberikan oleh seseorang kepada

orang lain dengan kepercayaan dan keyakinan bahwa informasi tersebut terjaga

kerahasiaanya.

2. 1. 4. Hambatan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Tantangan dalam mengukur asuhan keperawatan adalah waktu dan

tugas-tugas mendokumentasikan dalam seluruh catatan klinis serta dokumentasi

pengasuhan informal tidak tersedia (Bettger et al., 2012). Dokumentasi

(34)

mencatat data dan intervensi keperawatan pada pasien membuat perawat

terbebani.

Kurangnya tenaga perawat yang ada dalam suatu tatanan pelayanan

kesehatan memungkinkan perawat bekerja hanya berorientasi pada tindakan saja.

Tidak cukup waktu untuk menuliskan setiap tindakan yang telah diberikan pada

lembar format dokumentasi keperawatan.Ketiadaan pengadaan lembar format

dokumentasi keperawatan oleh institusi. Tidak semua tindakan keperawatan yang

diberikan kepada pasien dapat didokumentasikan dengan baik. Karena lembar

format yang ada tidak menyediakan tempat (kolom untuk menuliskannya).

2. 1. 5. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi asuhan keperawatan adalah metode narasi, metode

masalah – berorientasi medical record (POMR), metode SOAP/IER dan metode

focus charting. Masing-masing metode dokumentasi akan dijelaskan sebagai

berikut:

2. 1. 5. 1. Metode narasi

Dokumentasi narasi adalah metode tradisional untuk merekam asuhan

keperawatan. Format dokumen informasi spesifik untuk kondisi klien dan

keperawatan. Data dicatat dalam catatan kemajuan tanpa kerangka

pengorganisasian. Untuk mencari data yang dibutuhkan, perlu memilah-milah

(35)

2. 5. 1. 2. Masalah-Berorientasi Medical Record (POMR)

Landasan dari metode ini adalah satu daftar masalah klien yang dihasilkan

oleh anggota tim perawatan kesehatan. Proses keperawatan merupakan dasar

untuk metode POMR dari mendokumentasikan masalah klien.

Potter et al., (2006) menyatakan keuntungan dari metode ini adalah dapat

memberikan penekanan pada persepsi klien tentang masalah mereka,

memerlukan evaluasi berkelanjutan dan revisi rencana perawatan, memberikan

kesinambungan perawatan di antara anggota tim kesehatan, meningkatkan

komunikasi yang efektif antara anggota tim kesehatan, meningkatkan efisiensi

dalam mengumpulkan data, menyediakan informasi dalam urutan kronologis dan

memperkuat penggunaan proses keperawatan.

2. 1. 5. 3. SOAP/IER

Metode berorientasi dokumentasi adalah cara terstruktur catatan

perkembangan narasi ditulis oleh semua tim kesehatan anggota, dengan

menggunakan SOAP (subjektif, objektif, analisa dan planning). IER (Intervensi,

Evaluasi dan Revisi). Tujuan rencana, tindakan, saran intervensi ketika intervensi

diidentifikasi dan berubah untuk memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi bagaimana

hasil perawatan dievaluasi. Revisi ketika perubahan pada masalah asli berasal dari

revisi intervensi, hasil garis perawatan atau waktu ini digunakan untuk

menunjukkan perubahan (Meiner, 1999).

2. 1. 5 .4. Focus Charting

Dengan metode dokumentasi ini,perawat mengidentifikasi "focus"

(36)

contoh, dokumentasi focus dapat mencerminkan sebuah perhatian klien atau

perilaku, seperti output urin menurun.

Sebuah perubahan kondisi atau perilaku klien, seperti disorientasi waktu,

tempat dan orang. Peristiwa penting dalam perawatan klien, seperti kembali dari

operasi. Dalam focus charting, penilaian status klien, intervensi yang dilakukan

dan dampak dari intervensi pada hasil klien yang diselenggarakan di bawah judul

data, tindakan dan respon.

Data subyektif yang mendukung focus disebutkan atau menggambarkan

status klien pada saat peristiwa penting atau intervensi. Tindakan, selesai atau

direncanakan intervensi keperawatan berdasarkan penilaian perawat dan status

klien. Respon mengenai dampak intervensi pada hasil klien lebih jelas. Lembar

aliran dan checklist sering digunakan untuk mendokumentasikan penilaian rutin,

berkelanjutan dan pengamatan, seperti perawatan pribadi, tanda-tanda vital,

asupan dan keluaran. Informasi direkam pada lembar aliran atau daftar tidak perlu

diulang dalam catatan perkembangan asuhan keperawatan.

2. 1. 6. Tahap-Tahap Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

Dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan, perawat harus

mengikuti beberapa tahapan dokumentasi asuhan keperawatan. Asuhan

keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan

yang diberikan secara langsung kepada klien berdasarkan kaidah-kaidah

keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,

bersifat humanistik, dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk

(37)

Proses keperawatan adalah proses pemecahan masalah yang menekankan

pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat yang dibutuhkan oleh

pasien (Potter & Perry, 2005). Proses keperawatan digunakan secara terus

menerus ketika merencanakan dan memberi asuhan keperawatan. Perawat

menganggap pasien sebagai figur sentral dalam rencana asuhan dan memastikan

ketepatan semua aspek asuhan keperawatan dengan mengobservasi respon pasien

(Wilkinson & Ahern, 2011).

Pengkajian (pengumpulan data) adalah langkah awal dalam berpikir kritis

dan pengambilan keputusan yang menghasilkan diagnosis keperawatan. Perawat

menggunakan definisi dan batasan karakteristik diagnosis keperawatan untuk

memvalidasi diagnosis. Pada saat diagnosis keperawatan dan faktor yang

berhubungan atau faktor resiko ditentukan, rencana asuhan dibuat.

Perawat menyeleksi hasil pada pasien yang relevan meliputi persepsi

pasien dan hasil yang diharapkan. Perawat kemudian bekerja sama dengan pasien

untuk menentukan aktivitas yang membantu dalam mencapai hasil yang telah

ditetapkan. Akhirnya setelah mengimplementasikan aktivitas keperawatan,

perawat mengevaluasi rencana asuhan dan kemajuan pasien. Apakah diagnosis

keperawatan masih sesuai? Apakah pasien mencapai tujuan yang diharapkan?

Apakah interval pendokumentasian dan tanggal target masih sesuai dan realistis?

Apakah intervensi tertentu tidak lagi dibutuhkan? Rencana individual kemudian

(38)

Di bawah ini akan diuraikan masing-masing tahapan dokumentasi asuhan

keperawatan, yaitu :

2. 1. 5. 1. Dokumentasi Pengkajian Asuhan Keperawatan

Pengkajian adalah kegiatan untuk data atau informasi tentang pasien yang

diperoleh dari hasil observasi, wawancara, konsultasi dan pemeriksaan agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah, mengenali kebutuhan kesehatan dan

keperawatan pasien baik fisik, sosial dan spiritual (Eggland, 1994).

Kriteria pengkajian keperawatan, meliputi pengumpulan data dilakukan

dengan cara anamnesis, observasi, pemeriksaan fisik, serta dari pemeriksaan

penunjang. Sumber data adalah klien, keluarga, atau orang yang terkait, tim

kesehatan, rekam medis, dan catatan lain.

Data yang dikumpulkan, difokuskan untuk mengidentifikasi status

kesehatan klien masa lalu, status kesehatan klien saat ini, riwayat keluarga, status

biologis-psikologis-sosial-spiritual, interpretasi data dan pengelompokan data

serta dokumentasi data (Potter & Perry, 2005).

Pengkajian meliputi keluhan utama/alasan masuk ke rumah sakit, riwayat

kesehatan masa lalu. Khusus untuk anak usia di bawah 5 tahun, dilakukan

pengkajian tentang pre natal care, natal dan post natal. Riwayat kesehatan

keluarga, riwayat imunisasi, riwayat tumbuh kembang (pertumbuhan fisik,

perkembangan tiap tahap).

Riwayat nutrisi (pemberian ASI, pemberian susu formula, pola

perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini). Riwayat psikososial,

(39)

tentang sakit dan rawat inap, pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap.

Aktivitas sehari-hari, nutrisi, cairan, eliminasi buang air kecil (BAK) dan buang

air besar (BAB), istirahat/tidur, mobilisasi fisik dan rekreasi.

Dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, mengobservasi keadaan umum,

mengukur tanda-tanda vital, antropometri, sistem pernafasan, sistem cardio

vascular, sistem pencernaan, sistem indra, sistem syaraf, sistem muskulo skeletal,

sistem integument, sistem endokrin, sistem perkemihan, sistem reproduksi dan

sistem imun.

2. 1. 5. 2. Dokumentasi Diagnosa Asuhan Keperawatan

Tahap diagnosa ini adalah tahap pengambilan keputusan pada proses

keperawatan, yang meliputi identifikasi apakah masalah klien dapat dihilangkan,

dikurangi atau dirubah masalahnya melalui tindakan keperawatan.

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menguraikan respons

aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang dapat diatasi oleh

kompetensi perawat. Respon aktual dan potensial klien didapatkan dari data dasar

pengkajian, tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis masa lalu, dan

konsultasi dari professional lain yang membutuhkan intervensi dari domain

praktik keperawatan (Carpenito, 1991). Perumusan diagnosa keperawatan aktual

adalah menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang

ditemukan. Potensial/resiko menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi

jika tidak di lakukan intervensi.

Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosis

(40)

identifikasi masalah klien, dan perumusan diagnosis keperawatan. Untuk

mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus menentukan masalah kesehatan

klien.

Masalah kesehatan aktual adalah masalah yang dirasakan atau dialami

oleh klien seperti gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan yang

bising. Suatu masalah kesehatan berisiko mewaspadakan perawat pada pentingnya

pencegahan (Gordon, 1994 dalam Potter & Perry, 2005). Faktor risiko untuk

diagnosa keperawatan risiko menunjukkan kerentanan klien atau kelompok

terhadap suatu penyakit atau kecelakaan.

Perumusan diagnosa keperawatan didasarkan pada identifikasi kebutuhan

klien. Data pengkajian dapat menunjukkan masalah, perawat diarahkan pada

pemilihan diagnosa keperawatan yang sesuai. Label diagnostik didukung oleh

batasan karakteristik yang menunjukkan data dasar pengkajian klien. Label adalah

masalah yaitu respon aktual atau potensial klien terhadap kesehatan atau penyakit.

Faktor yang berhubungan adalah kondisi etiologis atau penunjang lainnya yang

mempengaruhi respon klien (Carpenito, 1995 dalam Potter & Perry, 2005).

Frase “ yang berhubungan dengan “ mengidentifikasi etiologi atau

penyebab masalah. Ini bukan pernyataan penyebab dan efek, tetapi lebih

menunjukkan bahwa etiologi dapat menunjang atau berkaitan dengan masalah.

Etiologi atau penyebab diagnosa keperawatan harus terdapat dalam domain

(41)

2. 1. 5. 3. Dokumentasi Rencana Asuhan Keperawatan

Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, perawat menetapkan prioritas

diagnosa keperawatan membuat peringkat dalam urutan kepentingan yang

didasarkan pada hirarki Maslow. Prioritas ditegakkan untuk mengidentifikasi

urutan intervensi keperawatan (Carpenito, 1995 dalam Potter & Perry, 2005).

Selanjutnya perawat merumuskan tujuan dan hasil yang diperkirakan dengan klien

untuk setiap diagnosa keperawatan yang bertujuan untuk memberikan arahan

terhadap intervensi keperawatan dan untuk menentukan keefektifan intervensi

keperawatan.

Rencana keperawatan adalah semua tindakan yang akan dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status

kesehatan yang lebih baik, diuraikan dalam hasil yang di harapkan. Merupakan

pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana keperawatan terorganisasi

sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan

yang diberikan.

Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat

memfasilitasi kontinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya.

Sebagai hasil semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan

yang berkualitas tinggi dan konsisten. Rencana asuhan keperawatan tertulis

mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas.

Rencana keperawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang

(42)

2. 1. 5. 4. Dokumentasi Pelaksanaan (Implementasi) Asuhan Keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan inisiatif dari rencana tindakan

untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana

tindakan disusun dan ditujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang

diharapkan. Rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Tindakan keperawatan dilaksanakan dalam beberapa tahap yaitu pertama

tahap persiapan, tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk

mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan. Tahap kedua adalah

intervensi yaitu fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan dari perencanaan

untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan

keperawatan meliputi tindakan independen, dependen dan interdependen. Tahap

ketiga adalah dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh

pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses

keperawatan.

2. 1. 5. 5. Dokumentasi Evaluasi Asuhan Keperawatan

Tahapan selanjutnya adalah evaluasi. Perencanaan evaluasi memuat

kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan

proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan

pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat

dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan

sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di

(43)

Sasaran evaluasi adalah proses asuhan keperawatan berdasarkan kriteria/

rencana yang telah disusun, hasil tindakan keperawatan berdasarkan kriteria

keberhasilan yang telah di rumuskan dalam rencana evaluasi dan hasil evaluasi.

Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu pertama tujuan tercapai,

apabila pasien telah menunjukan perbaikan/kemajuan sesuai dengan kriteria yang

telah di tetapkan. Kedua tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai

secara maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.

Ketiga tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan

perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru, dalam hal ini

perawat perlu untuk mengkaji secara lebihmendalam apakah terdapat data,

analisis, diagnosa, tindakan dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi

penyebab tidak tercapainya tujuan.

Evaluasi dalam dokumentasi asuhan keperawatan diantaranya adalah

evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang merupakan hasil observasi dan analisa

perawat terhadap respon klien segera pada saat dan setelah intervensi keperawatan

dilaksanakan, evaluasi ini dapat dilakukan secara spontan dan memberi kesan apa

yang terjadi saat itu dan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang merupakan

rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan klien

(44)

2. 2. Keperawatan Anak

2. 2. 1. Filosofi Keperawatan Anak

Menurut Wong (2008), keperawatan bayi dan anak merupakan respons

manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial. Falsafah keperawatan

anak adalah cara memandang terhadap klien anak itu sendiri dan pendekatan

dalam pelayanan keperawatan anak mencakup perhatian pada rangkaian

pengalaman dan respon manusia terhadap kesehatan dan penyakit tanpa terbatas

pada orientasi berfokus masalah, integrasi data objektif dengan pengetahuan yang

didapat dari pemahaman tentang pengalaman subjektif, penerapan pengetahuan

ilmiah dan penetapan hubungan caring yang memfasilitasi kesehatan dan

penyembuhan.

2. 2. 2. Paradigma Keperawatan Anak

Ada empat komponen dalam keperawatan anak, yaitu manusia, sehat,

lingkungan, dan keperawatan itu sendiri. Keempat komponen tersebut dapat

dilihat pada gambar 2. 1.

Gambar: 2. 1. Komponen Paradigma Keperawatan Anak Manusia (anak)

Sehat-sehat Lingkungan

(45)

2. 2. 2. 1. Manusia (anak)

Manusia sebagai klien dalam keperawatan anak adalah individu yang

berusia antara 0 sampai 18 tahun, yang sedang daiam proses tumbuh-kembang,

mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial, dan spiritual) yang

berbeda dengan orang dewasa. Kebutuhan fisik/biologis anak mencakup makan,

minum, udara, eliminasi, tempat berteduh dan kehangatan. Secara psikologis anak

membutuhkan cinta dan kasih sayang, rasa aman atau bebas dan ancaman.

2. 2. 2. 2. Sehat

Sehat dalam keperawatan anak adalah sehat dalam rentang sehat-sakit.

Sehat adalah keadaan kesejahteraan optimal antara fisik, mental dan sosial yang

harus dicapai sepanjang kehidupan anak dalam rangka mencapai tingkat

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya. Dengan

demikian, apabila anak sakit, hal ini akan memengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan fisik, psikologis, intelektual, sosial dan spiritual. Sehat-sakit

berada dalam suatu rentang mulai dari sehat optimal pada satu kutub sampai

meninggal pada kutub lainnya, dapat dilihat pada gambar 2. 2.

Sehat optimal Sakit berat Meninggal

(46)

Sepanjang rentang tersebut, anak memerlukan bantuan perawat baik

secara langsung saat anak sakit maupun tidak langsung dengan melakukan

bimbingan antisipasi pada orang tuanya. Dalam keadaan sehat optimal pun anak

memerlukan bantuan perawat, misalnya untuk upaya pencegahan dan promosi

kesehatan, seperti pelayanan imunisasi atau peningkatan pengetahuan tentang

kebersihan perseorangan dan gizi yang memenuhi syarat kesehatan.

Perbedaan persepsi antara orang tua dan perawat tentang konsep

sehat-sakit tersebut, timbul masalah pemahaman keluarga tentang makna sehat-sehat-sakit.

Kondisi sehat yang berat menurut persepsi perawat, dapat dipersepsikan sebagai

suatu kondisi yang biasa saja oleh orang tua, untuk itu diperlukan bantuan perawat

untuk menyamakan persepsi tersebut. Pada kutub ekstrim, yaitu kematian anak,

orang tua tetap memerlukan bantuan perawat untuk mengantarkan anak pada

kematian yang tenang melalui perawatan menjelang ajal (dying care).

2. 2. 2. 3. Lingkungan

Anak adalah individu yang masih bergantung pada lingkungan, yaitu

orang dewasa di sekitarnya. Lingkungan terdiri atas lingkungan internal dan

lingkungan eksternal, dan dapat memengaruhi kesehatan anak. Lingkungan

internal, yaitu genetik (keturunan), kematangan biologis, jenis kelamin,

intelektual, emosi dan adanya predisposisi atau resistensi terhadap penyakit.

Lingkungan eksternal, yaitu status nutrisi, orang tua/saudara sekandung

(sibling), masyarakat/kelompok sekolah, kelompok/geng, disiplin yang

ditanamkan orang tua, agama, budaya, status sosial-ekonomi, iklim, cuaca sekitar

(47)

Perkembangan anak sangat dipengaruhi rangsangan terutama dari lingkungan

eksternal, yaitu lingkungan yang aman, peduli dan penuh dengan kasih sayang.

2. 2. 2. 4. Keperawatan

Untuk memperoleh pertumbuhan dan perkembangan yang optimal,

perawat dapat membantu anak dan keluarganya memenuhi kebutuhan yang

spesifik dengan cara membina hubungan terapeutik dengan anak/keluarga melalui

perannya sebagai pembela, pemulih/pemelihara kesehatan/koordinator,

kolaborator, pembuat keputusan etikdan perencana kesehatan.

Fokus utama dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan adalah

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, dengan falsafah yang utama,

yaitu asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga dan perawatan yang

terapeutik. Selama proses asuhan keperawatan dijalankan, keluarga dianggap

sebagai mitra bagi perawat dalam rangka mengoptimalkan pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Kerja sama orang tua-perawat berfokus pada memfasilitasi keluarga untuk

aktif terlibat dalam asuhan keperawatan anaknya di rumah sakit dan

memberdayakan kemampuan keluarga baik dari aspek pengetahuan, keterampilan

maupun sikap dalam melaksanakan perawatan anaknya di rumah sakit, melalui

interaksi yang terapeutik dengan keluarga (empowering).

Bentuk intervensi utama yang diperlukan anak dan keluarganya adalah

pemberian dukungan, pemberian pendidikan kesehatan dan upaya rujukan kepada

(48)

2. 2. 3. Pertumbuhan dan Perkembangan

Wong (2008) menjelaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan

adalah satu kesatuan yang mencerminkan berbagai perubahan yang terjadi selama

hidupn seseorang. Seluruh perubahan tersebut merupakan proses yang dinamis

yang menekankan beberapa dimensi yang saling terkait.

Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat

membelah diri dan mensintesis protein baru, menghasilkan peningkatan ukuran

dan berat seluruh atau sebagian bagian sel. Sementara perkembangan merupakan

perubahan dan perluasan secara bertahap, perkembangan tahap kompleksitas dari

yang lebih rendah ke yang lebih tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas

seseorang melalui pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran.

Maturasi merupakan peningkatan kompetensi dan kemampuan adaptasi,

penuaan, biasanya digunakan untuk menjelaskan perubahan kualitatif, perubahan

kompleksitas struktur yang memungkinkan berfungsinya pada struktur tersebut

pada tingkat yang lebih tinggi.

Differensiasi adalah proses modifikasi sel dan struktur awal secara

sistematik untuk mencapai sifat fisik dan kimiawi yang spesifik, digunakan untuk

menjelaskan kecendrungan massa ke arah spesifikasi, perkembangan aktivitas dan

fungsi dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks.

Semua proses ini saling berkaitan, terjadi bersamaan dan bersifat kontinu.

Proses ini bergantung pada serangkaian pengaruh endokrin, genetika,

(49)

2. 2. 3. 1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

a. Keturunan

Karakteristik yang diturunkan mempunyai pengaruh mempunyai pengaruh

besar pada perkembangan. Terdapat hubungan yang besar antara orang tua dan

anak dalam hal sifat seperti tinggi badan, berat badan dan laju pertumbuhan.

Karakteristik fisik, pola dan bentuk gambaran, bangun tubuh, keganjilan fisik

diturunkan dan dapat mempengaruhi cara pertumbuhan dan integrasi anak dengan

lingkungannya. Dimensi kepribadian seperti temperamen, tingkat aktivitas,

koresponsifan dan kecenderungan ke arah rasa malu, diyakini dapat diturunkan.

b. Faktor neuroendokrin

Pusat pertumbuhan dalam regio hipotalamik bertanggung jawab untuk

mempertahankan pola pertumbuhan yang ditetapkan secara genetik. Hubungan

fungsional diantara hipotalamus dan sistem endokrine mempengaruhi

pertumbuhan.

c. Nutrisi

Faktor diet mengatur pertumbuhan pada semua tahap perkembangan dan

efeknya ditunjukkan pada cara yang beragam dan rumit. Selama periode prenatal

yang cepat, nutrisi buruk dapat mempengaruhi perkembangan dari waktu

implamantasi ovum sampai kelahiran. Selama masa bayi dan kanak-kanak,

kebutuhan terhadap kalori relatif besar, seperti yang dibuktikan oleh peningkatan

tinggi dan berat badan. Pada waktu ini kebutuhan kalori dan protein lebih tinggi

(50)

pertumbuhan melambat disertai dengan penurunan metabolisme, akibatnya terjadi

penurunan kebutuhan kalori dan protein.

d. Hubungan Interpersonal

Hubungan dengan orang terdekat memiliki peranan penting dalam

perkembangan, terutama dalam perkembangan emosi, intelektual dan kepribadian.

Tidak hanya kualitas dan kuantitas kontak dengan orang lain yang memberi

pengaruh pada anak yang sedang berkembang, tetapi luasnya rentang kontak

penting untuk pembelajaran dan perkembangan kepribadian yang sehat.

e. Tingkat sosio ekonomi

Riset menunjukkan bahwa tingkat sosio ekonomi keluarga anak

mempunyai dampak signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan. Pada

semua usia anak dari keluarga kelas atas dan menengah mempunyai tinggi badan

lebih dari anak yang berasal dari keluarga dengan strata sosio ekonomi rendah.

Kesehatan dan nutrisi yang kurang baik pada tingkat sosio ekonomi rendah

mungkin merupakan faktor signifikan. Sumber makanan bergizi (khususnya

protein) sulit didapat dan faktor lain (ukuran keluarga besar dan ketidakteraturan

dalam makan, tidur dan latihan fisik) dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan.

f. Penyakit

Banyak penyakit kronik yang dikaitkan dengan berbagai tingkat kegagalan

pertumbuhan adalah anomali jantung kongenital dan gangguan pernafasan seperti

(51)

mencerna dan mengabsorbsi nutrisi tubuh akan memberi efek merugikan pada

pertumbuhan dan perkembangan.

g. Stres pada masa kanak-kanak

Orang tua dan pemberi asuhan harus mengenali tanda stress untuk

membantu anak menghadapi stress sebelum stress menjadi lebih berat. Tanda

stress terjadi dalam banyak bentuk tetapi secara khas dapat terlihat pada anak

yang teraniaya atau depresi. Bila sejumlah stress terjadi pada anak pada saat yang

bersamaan, anak menjadi lebih rentan. Apabila serangkaian stress menimbulkan

beban stress berlebihan, anak dapat mengalami perubahan serius dalam kesehatan

dan/atau perilaku. Pemberi asuhan harus mendengarkan anak sehingga mereka

menyadari rasa takut dan kekhawatiran anak, dan harus memberi tahu betapa

pentingnya orang tua dan pengasuh. Kontak fisik menyamankan dan

menenangkan anak. Menggendong, menyentuh dan memeluk anak menimbulkan

relaksasi dan kenyamanan serta menfasilitasi komunikasi. Meluangkan waktu

yang tidak tergesa-gesa bersama anak, jalan-jalan keluarga, liburan dan

pemajanan anak pada pengaruh positif membantu membangun kekuatan dan

keamanan anak. Hubungan interpersonal yang mendukung penting untuk

kesejahteraan psikologis anak.

h. Koping

Koping adalah tahapan khusus individu terhadap stressor. Anak berespons

terhadap stress setiap hari dengan mencoba mengubah lingkungan dan mencoba

menyesuaikan diri dengan lingkungan apa adanya. Setiap strategi yang memberi

(52)

metode alamiah seperti menarik diri, melakukan aktivitas fisik, membaca,

mendengar musik, mengerjakan proyek atau tidur siang. Beberapa anak mengadu

ke orang tua untuk mengatasi masalah atau mereka mengembangkan strategi yang

secara sosial tidak dapat diterima seperti curang, mencuri atau berbohong.

Anak dapat diajarkan teknik pereda stress untuk digunakan dalam koping.

Awalnya anak dibantu mengenali tanda ketegangan dan diajarkan berbagai

strategi yang tepat (latihan khusus, relaksasi dan pernafasan, imajinasi mental dan

berbagai aktivitas sederhana lain).

2. 2. 4. Asuhan Yang Berpusat Pada Keluarga

Asuhan pada anak yang dirawat di rumah sakit memerlukan keterlibatan

orang tua. Waktu kunjungan bagi orang tua terhadap anaknya harus terbuka

selama 24 jam, tersedia aktivitas bermain dan layanan pendidikan kesehatan pada

orang tua yang terprogram secara reguler. Anak membutuhkan orang tua selama

proses hospitalisasi (Wong, 2008).

Untuk mencapai tujuan dari upaya pencegahan dan pengobatan pada anak

yang dirawat di rumah sakit, sangat diperlukan kerja sama antara orang tua dan

tim kesehatan dan asuhan pada anak baik sehat maupun sakit paling baik

dilaksanakan oleh orang tua dengan bantuan tenaga kesehatan yang kompeten

sesuai kebutuhannya. Prinsip pelayanan keperawatan pada anak harus berfokus

pada anak dan keluarga untuk memenuhi kebutuhan anak dan keluarga.

Dua konsep yang mendasari asuhan yang berpusat pada keluarga, yaitu

fasilitasi keterlibatan orang tua dalam perawatan dan peningkatan kemampuan

(53)

memfasilitasi hubungan orang tua dan anaknya selama di rumah sakit. Harus

diupayakan jangan sampai terjadi perpisahan antara orang tua dan anaknya di

rumah sakit. Hal ini bertujuan agar dengan difasilitasinya hubungan antara orang

tua dan anaknya, orang tua diharapkan mempunyai kesempatan untuk meneruskan

peran dan tugasnya merawat anak selama di rumah sakit.

Perawat juga mempunyai peran penting untuk meningkatkan kemampuan

orang tua dalam merawat anaknya. Orang tua dipandang sebagai subjek yang

punya potensi untuk melaksanakan perawatan pada anaknya. Diharapkan selama

perawatan anaknya di rumah sakit, terjadi proses belajar pada orang tua baik

dalam hal peningkatan pengetahuan maupun keterampilan yang berhubungan

dengan keadaan sakit anaknya.

2. 2. 5. Elemen Pokok Asuhan Berpusat Pada Keluarga

Hubungan anak dan orang tua adalah unik, berbeda antara yang satu dan

yang lainnya. Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda dan berespons

terhadap sakit dan perawatan di rumah sakit secara berbeda pula. Demikian pula

orang tua mempunyai latar belakang individu yang berbeda dalam berespons

terhadap kondisi anak dan perawatan di rumah sakit. Orang tua dapat memberikan

asuhan yang efektif selama hospital anaknya.

Orang tua harus belajar melakukan tindakan keperawatan seperti

memberikan kompres, mengukur suhu atau mengobservasi gejala panas pada anak

melalui proses pendidikan kesehatan yang diberikan perawat. Keberhasilan dan

pendekatan ini bergantung pada kesepakatan tim kesehatan untuk mendukung

(54)

2. 2. 6. Peran Perawat Anak

Perawat adalah salah satu anggota tim kesehatan yang bekerja dengan

anak dan orang tua. Beberapa peran penting seorang perawat anak, yaitu sebagai

pembela (advocacy), pendidik, konselor, koordinator, pembuat keputusan etik,

perencana kesehatan, pembina hubungan terapeutik, pemantau, evaluator dan

peneliti.

Perawat dituntut sebagai pembela bagi anak/keluarganya pada saat mereka

membutuhkan pertolongan, tidak dapat mengambil keputusan/menentukan

pilihan, dan meyakinkan keluarga untuk menyadari pelayanan yang tersedia,

pengobatan dan prosedur yang dilakukan dengan cara melibatkan keluarga.

Perawat berperan sebagai pendidik baik secara langsung dengan memberi

penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua anak maupun secara tidak

langsung dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan perawatan

anaknya. Kebutuhan orang tua terhadap pendidikan kesehatan dapat mencakup

pengertian dasar tentang penyakit anaknya, perawatan anak selama anak dirawat

di rumah sakit, serta perawatan lanjut untuk persiapan pulang ke rumah.

Keluarga adalah mitra perawat. Kerja sama dengan keluarga juga harus

terbina dengan baik, tidak hanya saat perawat membutuhkan informasi dari

keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian proses perawatan anak harus

melibatkan keluarga secara aktif.

Perawat dituntut untuk dapat berperan sebagai pembuat keputusan etik

(55)

pasien untuk mendapat otonomi, menghindari hal-hal yang merugikan pasien dan

keuntungan asuhan keperawatan yaitu meningkatkan kesejahteraan pasien.

Kemampuan berpikir kritis perawat dalam melihat fenomena yang ada

dalam layanan asuhan keperawatan anak sehari-hari dan menelusuri penelitian

yang telah dilakukan serta menggunakan literatur untuk memvalidasi masalah

penelitian yang ditemukan. Pada tingkat kualifikasi tertentu, perawat harus dapat

melaksanakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas praktik

keperawatan anak.

2. 3. Teori Proses Keperawatan Betty Neuman

2. 3. 1. Paradigma Keperawatan Teori Proses Keperawatan Betty Neuman

Paradigma keperawatan teori Neuman disajikan dalam empat model yaitu

perawat, manusia, sehat dan lingkungan. Neuman memandang keperawatan

sebagai "profesi unik karena berkaitan dengan semua variabel yang

mempengaruhi respon seseorang terhadap stres" (Neuman, 2002 dalam Tomey &

Alligood, 2006) .

Neuman meyakini bahwa keperawatan memperhatikan manusia secara

utuh. Tujuan keperawatan adalah membantu individu, keluarga dan kelompok

dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan yang optimal. Perawat

mengkaji, mengatur dan mengevaluasi sistem klien. Perawatan berfokus pada

variabel-variabel yang mempengaruhi respon klien terhadap stressor. Tindakan

(56)

Pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui

identifikasi faktor-faktor risiko yang potensial dan aktual yang terjadi akibat

stressor tertentu. Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan

sumber internal melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada

gejala-gejala yang tampak, sedangkan pencegahan tertier berfokus pada proses adaptasi

kembali. Prinsip pencegahan tertier adalah untuk memberikan penguatan

pertahanan tubuh terhadap stressor melalui pendidikan kesehatan dan untuk

mencegah terjadinya masalah yang sama (Potter & Perry, 2005).

Manusia merupakan gabungan dari konsep holistik dan sistem terbuka.

Manusia merupakan makhluk dengan kombinasi kompleks yang dinamis dari

fisiologis, sosio kultural dan variabel perkembangan yang berfungsi sebagai

sistem terbuka. Sebagai sistem terbuka, manusia berinteraksi, beradaptasi dengan

dan disesuaikan oleh lingkungan yang digambarkan sebagai stressor (Chinn &

Jacobs, 1995 dalam Potter & Perry, 2005).

Sistem klien adalah dinamis selalu keterkaitan antara fisiologikal,

psikologis, pengembangan, sosio kultural dan faktor spiritual. Sistem klien

dipandang sebagai perubahan konstan atau gerak dan dipandang sebagai suatu

sistem terbuka di interaksi timbal balik dengan lingkungan (Neuman, 2002 dalam

Tomey & Alligood, 2006).

Neuman memandang kesehatan sebagai subjek yang berubah, bersifat

dinamis dan terus-menerus. Kesehatan yang optimal atau stabilitas menunjukkan

bahwa seluruh kebutuhan sistem terpenuhi. Lingkungan terdiri dari faktor internal

(57)

Stressors (intrapersonal, interpersonal dan ekstrapersonal) yang signifikan

terhadap konsep kekuatan lingkungan yang berinteraksi dan berpotensi mengubah

stabilitas sistem.

Lingkungan internal terdiri dari segala sesuatu yang mempengaruhi

(intrapersonal) yang berasal dari dalam diri klien. Lingkungan eksternal segala

sesuatu pengaruh yang berasal dari luar diri klien (interpersonal). Pembentukan

lingkungan merupakan usaha klien untuk menciptakan lingkungan yang aman,

yang terbentuk oleh mekanisme yang disadari maupun tidak disadari.

Tiap lingkungan memiliki kemungkinan terganggu oleh stressor yang

dapat merusak sistem. Model Neuman mencakup stressor intrapersonal,

interpersonal dan ekstrapersonal (Potter & Perry, 2005).

2. 3. 2. Model Sistem Neuman

Model Sistem Neuman menyediakan holistik komprehensif dan fleksibel

perspektif sistem berbasis keperawatan. Dasar asumsi adalah setiap sistem klien

adalah unik, merupakan gabungan dari faktor dan karakteristik dalam kisaran

tertentu dari tanggapan yang terkandung dalam struktur dasar.

Model Sistem Neuman merupakan model konseptual keperawatan

(Torakis & Smigielski, 2000). Asumsi dasar dari model adalah kesehatan dari

sistem klien/klien dalam kaitannya dengan stressor lingkungan dan reaksi

terhadap stress.

Klien sebagai individu yang terdiri dari keterkaitan holistik variabel

Gambar

Gambar: 2. 1. Komponen Paradigma Keperawatan Anak
Gambar 2.3. Kerangka Teori dan Metodologi Dokumentasi Asuhan Keperawatan Anak di Ruang Perawatan Anak
Tabel 4. 1.
Gambar 4. 1. Denah Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa
+3

Referensi

Dokumen terkait

rinci tentang Asuhan Keperawatan dengan gangguan Defisit Perawatan Diri di. ruang Sadewa, Rumah Sakit Jiwa

Uci Rahayu: Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa (NAD), 2007... Uci Rahayu: Pengawasan Intern Aktiva Tetap pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : POST OPERASI BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH) HARI KE-0 DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH. SAKIT UMUM DAERAH

Asuhan Keperawatan Pada Ny.E dengan Masalah Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Disusun sebagai persyaratan dalam menyelesaikan

M Dengan Halusinasi pendengaran dan penglihatan di Ruang Bima Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas, penulis ingin mengetahui sejauh mana kemampuan penulis memberikan asuhan

Model asuhan keperawatan yang diterapkan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Sari Mulia Banjarmasin adalah model asuhan keperawatan primer yaitu model yang

Tesis yang berjudul: Pelasanaan Supervisi Asuhan Keperawatan terhadap Mutu Pelayanan Keperawatan dan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.S DENGAN GANGGUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL SRIKANDI RUMAHi. SAKIT JIWA