• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIPLOMA III AKPER DEPKES Langsa-Aceh

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.4. Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, dengan alat dan metode

pengumpulan data sebagai berikut :

3. 4. 1. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,

pedoman wawancara, panduan focus group discussion (FGD), self report dan

format checklist tentang pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan. Alat

pengumpulan data utama dalam penelitian adalah peneliti sendiri dengan kata lain

peneliti sebagai instrument penelitian. Peneliti menggunakan dirinya sendiri untuk

mengumpulkan deskripsi yang “kaya” tentang proses dokumentasi asuhan

keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.

Pengembangan alat pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti

dengan terlebih dahulu melakukan uji literatur. Instrumen yang disusun adalah

panduan wawancara, panduan FGD, kuesioner pengetahuan perawat tentang

dokumentasi asuhan keperawatan dan kuesioner kepuasan perawat terhadap

Proses selanjutnya adalah peneliti melakukan content validity kepada

satu orang expert keperawatan anak yaitu Ns. Sri Intan Rahayuningsih, M.Kep,

Sp. Kep. An untuk menilai content validity instrumen dan memberikan

rekomendasi terhadap instrumen tersebut. Instrumen akan dinyatakan valid

apabila Content Validity Index (CVI) berada diatas 0,78 (Polit & Beck, 2008).

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pedoman wawancara.

Panduan wawancara terdiri dari lima pertanyaan terbuka tentang

pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak diajukan

kepada partisipan. Uji validitas dilakukan oleh Ibu Ns. Sri Intan Rahayuningsih,

M. Kep, Sp. Kep. An. Setelah selesai dilakukan penilaian terhadap panduan

wawancara oleh expert, maka dilanjutkan dengan perhitungan dan memperoleh

hasil seluruh pertanyaan sudah relevan. Perhitungan content validity index adalah

1,00 sehingga diambil kesimpulan bahwa instrument sudah valid.

2. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan adalah dua jenis kuesioner, yaitu: kuesioner

pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan (KPP-DAK) dan

kuesioner kepuasan perawat (KKP).

KPP-DAK digunakan untuk mengukur pengetahuan perawat tentang

dokumentasi asuhan keperawatan terdiri dari 25 butir pernyataan positif dan

pernyataan negatif dengan pilihan jawaban benar dan salah. Apabila partisipan

menjawab dengan benar maka skor yang diberikan adalah 1 dan sebaliknya jika

Uji validitas dilakukan oleh Ibu Ns. Sri Intan Rahayuningsih, M. Kep, Sp.

Kep. An. Uji validitas terhadap KPP-DAK memperoleh hasil bahwa butir

pernyataan nomor 23, 24 tidak relevan dan butir pernyataan no 2, 5, 6 sebagian

relevan sehingga tidak bisa digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil

koreksi tersebut, maka KKP-DAK terdiri dari 20 pernyataan dengan distribusi

pernyataan positif terdapat pada butir pernyataan nomor urut 1, 2, 3,4, 7, 8, 9,

10, 11, 12,13, 14, 15, 16, 17, 19 dan 20. Sedangkan pernyataan negatif berada

pada butir pernyataan nomor urut 5, 6dan 18. Perhitungan content validity index

adalah 0,80 sehingga diambil kesimpulan bahwa instrument sudah valid.

KKP digunakan untuk mengukur kepuasan perawat terhadap pelaksanaan

dokumentasi asuhan keperawatan. Kuesioner terdiri dari 10 pernyataan dengan

empat pilihan jawaban bertingkat yaitu sangat puas (skor 4), puas (skor 3),

kurang puas (2), tidak puas (1). Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti dengan

merujuk kepada konsep tentang dokumentasi asuhan keperawatan yang meliputi

tujuh domain yaitu pengertian dokumentasi asuhan keperawatan, tujuan

dokumentasi asuhan keperawatan, standar dokumentasi asuhan keperawatan,

hambatan dokumentasi asuhan keperawatan, dokumentasi pengkajian

keperawatan, dokumentasi diagnosa keperawatan dan dokumentasi rencana

asuhan keperawatan.

Uji validitas dilakukan oleh Ibu Ns. Sri Intan Rahayuningsih, M. Kep, Sp.

Kep. An. Setelah selesai dilakukan penilaian terhadap kuesioner kepuasan perawat

terhadap dokumentasi asuhan keperawatan oleh expert, maka dilanjutkan dengan

pernyataan no 7 sebagian relevan sehingga perlu dirubah kalimatnya. Perhitungan

content validity index adalah 0,90 maka diambil kesimpulan bahwa instrument

sudah valid.

3. Panduan Focus Group Discussion (FGD)

Panduan FGD terdiri dari 7 pertanyaan tentang dokumentasi asuhan

keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Langsa. Uji

validitas dilakukan oleh Ibu Ns. Sri Intan Rahayuningsih, M. Kep, Sp. Kep. An.

Setelah selesai dilakukan penilaian terhadap panduan FGD oleh expert, maka

dilanjutkan dengan perhitungan dan memperoleh hasil seluruh pertanyaan sudah

relevan. Perhitungan content validity index adalah 1,00 sehingga diambil

kesimpulan bahwa instrument sudah valid.

4. Format checklist tentang pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan.

Format checklist tentang pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan

(DEPKES,1997) yang terdiri dari 22 aspek yang dinilai meliputi lima domain

yaitu pendokumentasian tahap pengkajian, pendokumentasian tahap diagnosa

keperawatan, pendokumentasian perencanaan keperawatan, pendokumentasian

tindakan keperawatan serta pendokumentasian evaluasi tindakan keperawatan.

Setiap status catatan dinilai berdasarkan nomor pada kolom kode berkas rekam

medik. Tanda 1 (satu) bila 75% dokumentasi yang terisi, dan beri tanda 0 (nol)

bila kurang dari 75% dokumentasi yang terisi.

3. 4. 2. Metode Pengumpulan data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

(FGD) dan observasi. Wawancara mendalam (in-depth interview) dilakukan

dengan berpedoman pada panduan wawancara dan setiap satu kali wawancara

dilakukan dalam waktu lebih kurang 30 menit. Wawancara dilakukan satu kali

yaitu pada tahap reconnaissance terhadap tiga orang partisipan yaitu partisipan

pertama adalah kepala ruangan yang sudah bekerja lebih dari 20 tahun dengan

latar belakang pendidikan sekolah perawat kesehatan, partisipan kedua adalah

perawat pelaksana yang baru bekerja satu tahun di ruang perawatan anak dan

memiliki latar belakang pendidikan sarjana keperawatan.

Partisipan ketiga adalah perawat pelaksana yang sudah memiliki

pengalaman kerja lebih dari 5 tahun dengan pendidikan terakhir diploma III

keperawatan. Wawancara dilakukan pada ruangan yang nyaman dantenang dari

kebisingan. Wawancara direkam, kemudian ditranskrip untuk dianalisis.

Self-report dilakukan dengan cara pengisian kuesioner KPP-DAK dan

KKP. Penyebaran kuesioner dilakukan dua kali. Pertama pada tahap

reconnaissance dan penyebaran kuesioner kedua dilakukan pada minggu keenam

setelah format dokumentasi asuhan keperawatan anak diimplementasikan di

ruang perawatan anak. Penyebaran kuesioner dilakukan oleh peneliti dengan cara

wawancara terstruktur. Partisipan dalam penyebaran kuesioner ini adalah perawat

ruang perawatan anak sebanyak 15 orang.

Focus group discussion (FGD) dilakukan satu kali pada tahap akhir proses

penelitian yaitu pada tahapan refleksi, partisipan yang terlibat dalam FGD ini

Observasi dilaksanakan untuk mengukur pencapaian pendokumentasian

asuhan keperawatan di Ruang Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah

Langsa. Observasi dilakukan dua kali. Pertama pada tahap reconnaissance dan

observasi kedua dilakukan pada minggu keenam setelah format dokumentasi

asuhan keperawatan anak diimplementasikan di ruang perawatan anak. Observasi

dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan format checklist. Observasi

dilakukan terhadap 15 pencatatan asuhan keperawatan pasien di ruang perawatan

anak.

3. 4. 3. Tahapan Penelitian AR

Langkah-langkah prosedural AR dalam pengembangan dokumentasi

asuhan keperawatan di ruang perawatan anak adalah sebagai berikut:

3. 4. 3. 1. Reconnaisance Phase (Tahap Persiapan)

Reconnaisance merupakan tahap persiapan untuk mendapatkan data dasar

mengenai pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang perawatan anak.

Pada tahap persiapan hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mempelajari informasi tentang teknik dan metodologi penelitian, artikel

penelitian terakhir terkait dan literature, mempelajari filosofi keperawatan anak

dan dokumentasi asuhan keperawatan.

2. Hasil interview dengan kepala Ruangan Perawatan Anak Rumah Sakit Umum

Daerah Langsa (RPA RSUD) pada bulan Januari 2013, didapatkan data jumlah

perawat diruang perawatan anak sebanyak 15 orang dengan latar belakang

pendidikan sekolah perawat kesehatan (SPK) 2 orang (sedang melanjutkan

Keperawatan 12 orang. Penulisan dokumentasi asuhan keperawatan di ruang

perawatan anak dilakukan secara manual dengan menggunakan format

dokumentasi asuhan keperawatan yang belum memiliki pedoman dalam

pengisian pada tahapan diagnosa keperawatan dan tahap intervensi

keperawatan.

3. Mendiskusikan masalah dan rencana penelitian kepada kepala bidang

keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Langsa.

4. Pertemuan diselenggarakan dari partisipan yang terdiri dari kepala ruangan

perawatan anak dan perawat ruang perawatan anak untuk menyampaikan

deskripsi proyek penelitian, tujuannya dan kegiatan penelitian. Para partisipan

diminta untuk berpartisipasi dalam penelitian untuk jangka waktu dua bulan,

dengan frekwensi satu kali dalam satu minggu, setiap pertemuan akan

dilaksanakan dalam waktu 1-2 jam. Para partisipan diberi kebebasan penuh

dalam pengambilan keputusan selama siklus penelitian.

3. 4. 3. 2. Siklus AR.

Siklus AR dibagi dalam 4 langkah, yaitu :

Langkah 1: Planning (perencanaan)

Penerapan penggunaan format dokumentasi asuhan keperawatan anak di

ruang perawatan anak dengan menyelenggarakan diskusi penyusunan format

dokumentasi asuhan keperawatan anak dengan kepala seksi asuhan keperawatan,

kepala ruangan, katim dan perawat ruang perawatan anak.

Mengukur pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan.

proposal seminar tentang dokumentasi asuhan keperawatan dan workshop

implementasi format dokumentasi asuhan keperawatan anak.

Langkah 2 : Action (tindakan)

Membentuk tim dokumentasi asuhan keperawatan kemudian

bersama-sama menyusun format dokumentasi asuhan keperawatan anak. Selanjutnya

menyelenggarakan seminar dan workshop implementasi format dokumentasi

asuhan keperawatan anak.

Langkah 3 : Observation (pengamatan)

Melakukan observasi terhadap peningkatan kelengkapan pengisian format

dokumentasi asuhan keperawatan anak, perubahan pengetahuan perawat tentang

dokumentasi asuhan keperawatan serta peningkatan kepuasan perawat.

Langkah 4 : Reflection (refleksi)

Proses ini merupakan hasil akhir terhadap evaluasi kegiatan satu siklus,

mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan dari penelitian yang dilaksanakan.

Pengembangan dokumentasi asuhan keperawatan dengan format dokumentasi

asuhan keperawatan anak di ruang perawatan anak diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan perawat tentang dokumentasi asuhan keperawatan,

kepuasan perawat dan meningkatkan kelengkapan pengisian dokumentasi asuhan

keperawatan.

Pada tahapan reflection juga menemukan hambatan dan faktor pendukung

pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan dengan format dokumentasi asuhan

Dokumen terkait