• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTEGRASI PROSES KEPERAWATAN DALAM PEMBELAJARAN KLINIK KEPERAWATAN ONE TO ONE TEACHING AND FEED BACK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "INTEGRASI PROSES KEPERAWATAN DALAM PEMBELAJARAN KLINIK KEPERAWATAN ONE TO ONE TEACHING AND FEED BACK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

51

INTEGRASI PROSES KEPERAWATAN

DALAM PEMBELAJARAN KLINIK KEPERAWATAN ONE TO ONE TEACHING AND FEED BACK

Nikmatur Rohmah*

*Staf Pengajar Prodi Keperawatan FIKes Univ. Muhammadiyah Jember

Abstract

Clinical education often impeded from student side, clinical instructure, and the other external factor. One to one teaching and feedback methode is the way that can minimize obstacle itself because students get an education privately with bed side teaching to get clinical facts which must be found in patient. The important thing that must we know, this methode can be applicable to the steps of Nursing Process comprehensively.

Key word : Clinical education, One to one teaching and feedback method, Nursing Process

PENDAHULUAN

Proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang dipakai dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional. Perawat, dimana saja ia bertugas, menghadapi klien dengan segala macam kasus, dan melayani klien pada semua tingkat usia juga harus menggunakan proses keperawatan.

Perawat diharapkan memahami tentang konsep proses keperawatan dan mampu menerapkan serta menyusunannya dalam sebuah dokumen status kesehatan klien (Rohmah, N dan Walid, S. 2009).

Asuhan profesional dituntut untuk dapat melaksanakan proses keperawatan dengan tepat dan benar. Pemahaman mahasiswa terhadap proses perawatan sangat penting, karena topik ini akan menjadi bagian yang amat penting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

Perbedaan asuhan yang profesional dengan asuhan tradisional terletak pada penggunaan proses keperawatan.

Kemampuan perawat dalam menerapkan proses keperawatan dalam asuhannya sudah tidak dapat ditawar lagi apabila ia meyakini bahwa asuhannya adalah asuhan

yang profesional (Rohmah, N dan Walid, S. 2009).

Pembelajaran klinik di rumah sakit bagi mahasiswa yang baru pertama kali menjalani praktik klinik keperawatan dalam menerapkan asuhan keperawatan seringkali mengalami banyak hambatan, antara lain : belum beradaptasi dengan kondisi nyata berhadapan dengan pasien secara langsung, hubungan dengan perawat senior di ruangan masih kaku, kemampuan melakukan pengkajian langsung pada pasien belum sepenuhnya kompeten, sehingga kompetensi klinik tidak dapat dicapai secara maksimal (Spencer, J.

2003).

Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran klinik yang dapat membantu meminimalkan hambatan yang ada dan dapat mencapai tujuan belajar seccara optimal yaitu penerapan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan. Kemampuan para pendidik klinik keperawatan dalam membantu para praktikan menerapkan konsep proses keperawatan dalam asuhan yang nyata sangat diperlukan. Pendidik klinik yang handal dapat mengeksplorasi kemampuan

(2)

52 mahasiswa secara optimal. Mahasiswa dari

program transfer dari SPK menuju Program Diploma III Keperawatan atau dari Program Diploma III transfer ke Program Strata 1 Keperawatan mempunyai basic yang berbeda dari mahasiswa dengan latar pendidikan SMU. Perbedaan ini membutuhkan pendekatan yang berbeda, sehingga kompetensi dapat dicapai secara optimal.

KONSEP PROSES KEPERAWATAN 1. Pengertian

Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan yang sistematis berkesinambungan meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan individu atau kelompok baik yang aktual maupun potensial kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan, mengurangi, atau mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan (Rohmah, N dan Walid, S. 2009).

2. Tujuan

a. Menggunakan metode pemecahan masalah

Pendekatan proses keperawatan memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi seluruh kebutuhan yang diperlukan klien. Kebutuhan ini menggambarkan masalah yang terjadi pada klien baik aKtual maupun risiko. Identifikasi masalah keperawatan yang ada merupakan dasar bagi perawat untuk menetapkan desain pemecahan masalahnya. Sehingga tindakan yang dilakukan terhadap klien merupakan tindakan yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada klien.

b. Menggunakan standar untuk praktek keperawatan

Standar praktek diperlukan untuk menjaga mutu asuhan yang

diberikan pada klien. Perawat yang bertugas di tempat pelayanan dengan strata apapun, dan merawat klien dengan berbagai macam kasus, selalu menggunakan standar yang sama, yaitu proses keperawatan. Standar ini sangat penting untuk menjamin bahwa klien telah mendapatkan pelayanan yang memadai.

c. Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional (logis) dan sistematis (urut, rapi).

Desain rencana tindakan keperawatan dalam pendekatan proses keparawatan selalu ditetapkan berdasarkan prinsip- prinsip yang ilmiah/rasional.

Efek dan efek samping dari tiap tindakan yang akan dilakukan juga dipertimbangkan dan dikomunikasikan pada klien dan keluarga. Kerja yang urut, sistematis juga dapat dilihat pada setiap langkah dari proses keperawatan. Karena sifatnya yang interdependent (saling ketergantungan) menjadikan kinerja perawat yang menggunakan pendekatan proses keperawatan menjadi rapi, terstruktur, setiap langkah saling berurutan dan tidak dapat ditinggalkan atau diloncati satu sama lain.

d. Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi.

Sifat dari proses keperawatan yang fleksibel memungkinkan dipakainya pendekatan ini dalam segala situasi. Klien dalam kondisi gawat, darurat, gawat darurat, akut, kronis, cito, maupun elektif dapat menggunakan pendekatan ini. Proses keperawatan dalam keadaan tertentu (gawat daraurat, cito)

(3)

53 dapat berlangsung secara

imajiner kemudian pencatatan/

dokumentasinya dilakukan setelah tindakan selesai dilakukan. Tetapi untuk kasus biasa proses harus mengikuti alur pendokumentasian yang lazim.

e. Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.

Hasil asuhan bergantung pada sejauh mana masalah yang terjadi pada klien dapat diidentifikasi, kemudian dari masalah yang timbul bagaimana desain perencanaan yang ditetapkan dapat membantu

mencegah/mengurangi/

mengatasinya. Pendekatan proses keperwatan membantu perawat secara lebih teliti melaksanakan tugas identifikasi masalah dan penetapan desain perencanaan yang ilmiah, sehingga hasil asuhan yang dilaksanakan dapat berkualitas.

(Rohmah, N dan Walid, S.

2009).

3. Tahap-Tahap Proses Keperawatan Siklus

(Rohmah, N dan Walid, S. 2009).

DIAG NOSA KEPERAWATAN

EVALUASI PENGKAJIAN

IMPLEMENTASI

INTERVENSI

KRS

(4)

54 Organisasi Materi Proses Keperawatan (Rohmah, N dan Walid, S. 2009).

Identifikasi Masalah PENGKAJIAN

Observasi Pemeriksaan Fisik Wawancara

KONSEP PROSES KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN Actual Risiko/

risti

Kemungki

nan Sindrom

Sehat/po sitif

PERENCANA Menentukan AN

prioritas Dignosa Keperawatan

Menentukan Tujuan &

kriteria hasil

Menentukan Perencanaan dan Rasional

PELAKSANAA N INDEPENDEN

T

DEPENDENT INTERDEPEN

DENT EVALUASI

PROSES HASIL

(5)

55 KONSEP PEMBELAJARAN KLINIK

KEPERAWATAN METODE ONE TO ONE TEACHING AND FEEDBACK

1. Pengertian

One to one teaching and feed

back adalah metode

pembelajaran klinik dimana proses belajar mengajarnya bersifat individual dengan pemberian umpan balik dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung (Gordon, J. 2003).

2. Tujuan dan manfaat (Gordon, J.

2003)

a. Tujuan :

1) Mengoptimalkan potensi individu dalam mencapai kompetensi belajar

2) Meningkatkan

kesempatan belajar aktif dan mandiri

3) Memberikan model setting lingkungan belajar pada kehidupan nyata b. Manfaat :

1) Meningkatnya prestasi belajar mahasiswa di area pembelajaran klinik 2) Meningkatnya hubungan

dosen mahasiswa tidak hanya pada aspek akademik tetapi juga hal- hal di luar akademik yang membantu tercapainya kompetensi belajar

3) Meningkatnya

kesempatan kerja sama individu dalam tugas berkelompok

3. Perbedaan metode one to one teaching and feedback dengan metode lain (lihat tabel 1) sbb :

INDIKATOR CTJ Seminar PBL

Group

Clinical Tutorial

One to One Clinical Attachment Efisiensi Tinggi Medium Rendah Rendah Sangat rendah Belajar aktif Rendah Bervariasi Tingi Medium ke

tinggi

Sangat tinggi Mutu

Feedback

Rendah Medium Tinggi Medium ke

tinggi

Sangat tinggi Setting

lingkungan Nyata

Rendah Rendah Medium Tinggi Sangat tinggi

(Gordon, J. 2003)

4. Langkah-langkah metode one to one teaching and feedback

a. Pemberian orientasi klinik (orang, tempat, waktu)

b. Melakukan kontrak belajar (tujuan belajar, proses belajar, mekanisme pemberian feedback)

c. Memberikan pertanyaan kritis berkaitan dengan kompetensi klinik

d. Pemberian feedback/umpan balik

e. Refleksi

1) Pertanyaan Klinik dan Proses Pengambilan Keputusan

2) Diskusi nilai etik dan kepercayaan dalam merawat pasien

f. Memberikan penghargaan INTEGRASI PROSES KEPERAWAT- AN DALAM PEMBELAJARAN KLI- NIK KEPERAWATAN DENGAN METODE ONE TO ONE TEACHING AND FEED BACK

Konsep yang dikembangkan dalam metode one to one teaching and feedback adalah adanya kejelasan tujuan belajar, Tabel 1. Perbedaan Metode One to One Teaching and Feedback dengan Metode Lain

(6)

56 bimbingan klinik yang bersifat

privat/personal, dan adanya umpan balik dan reward. Sedangkan proses keperawatan merupakan metode menyelesaikan masalah pasien yang menekankan pentingnya berfikir kritis terhadap setiap aspek keputusan yang akan diambil dan bagi setiap tindakan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu kedua konsep ini akan menjadi lebih sinergis bila

diintegrasikan dalam pembelajaran klinik keperawatan.

Lebih Jelasnya integrasi kedua konsep ini dapat dilihat dalam tabel 2. Tabel ini merupakan skenario pembelajaran klinik dalam satu hari (satu shif) bimbingan, berisi proses, langkah demi langkah kegiatan pembelajaran, kegiatan pedidik klinik, kegiatan praktikan, dan estimasi waktu yang diperlukan.

(7)

57 Tabel 2. Langkah-Langkah Aplikasi Proses Keperawatan Dalam Pembelajaran Klinik Keperawatan Menggunakan Metode

One To One Teaching And Feedback Oleh Nikmatur Rohmah Adaptasi dari Gordon, J. 2003.

Proses Langkah Kegiatan Pendidik Klinik Kegiatan Praktikan Waktu Pendahuluan  Membuka pertemuan

 Membina hubungan

 Apersepsi

 Mengucapkan Salam

 Memimpin doa sebelum belajar

 Menanyakan keadaan kesehatan dan kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik

 Melakukan klarifikasi terhadap standar kompetensi belajar

 Menetapkan kompetensi dasar dan tujuan belajar yang akan dicapai

 Menjawab salam

 Berdoa

 Menyampaikan keadaan dan kesiapan belajar

 Menjawan standar kompetensi belajar

 Memperhatikan penjelasan

15’

Pelaksanaan praktik klinik keperawatan

 Melakukan Orientasi

 Menyepakati kegiatan belajar

 Memberikan pertanyaan kritis berkaitan dengan kompetensi klinik

 Memperkenalkan mahasiswa dengan : 1. Senior perawat dan staf yang bertugas

di ruang perawatan

2. Tata tertib ruang yang berlaku untuk praktikan, pasien dan keluarga, staf 3. Tata ruang dan SOP yang berlaku 4. Pasien yang akan dirawat

 Menetapkan kontrak kegiatan belajar (tujuan dan pembagian waktu belajar)

 Mendiskusikan 5 pertanyaan kritis dalam asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan

1. Apa saja data fokus pengkajian ? 2. Apa diagnosis keperawatan yang sesuai

?

3. Bagaimana desain rencana tindakan keperawatan ?

 Mengikuti dan berrespon terhadap orientasi yang dilakukan

 Menyepakati kontrak belajar

 Terlibat aktif terhadap diskusi 5 pertanyaan kritis dalam asuhan keperawatan dengan pendekatan proses

keperawatan

 Melaksankan kegiatan praktik

20’

10’

30’

4 x 60’

(8)

58

 Memberikan umpan balik

 Refleksi

 Memberikan Penghargaan

4. Bagaimana pelaksanaannya ? 5. Bagaimana kriteria evaluasi

keberhasilannya ?

 Memberikan feedback dari kegiatan dan jawaban praktikan

 Melakukan refleksi

1. Refleksi terhadap pertanyaan klinik dan proses pengambilan keputusan

2. Refleksi nilai etik dan kepercaayaan dalam merawat pasien

 Memberikan reward pada praktikan atas kegiatan praktik yang telah dilakukan

 Menerima umpan balik dan berespon bila ada yang akan didiskusikan lebih lanjut

 Menerima reward

30’

30’

5’

Penutup  Evaluasi

 Penutupan  Memberikan evaluasi proses pembelajaran

 Melakukan evaluasi hasil belajar Menyampaikan persiapan pelaksanaan praktik pada hari berikutnya

 Memimpin doa penutup

 Mengucapkan salam

 Memberikan penilaian

terhadap proses pembelajaran hari ini

 Berdoa

 Menjawab salam

10’

10’

10’

10’

(9)

58 Pertanyaan kritis pada aplikasi proses

keperawatan Dalam Pembelajaran Klinik Keperawatan Menggunakan Metode One To One Teaching And Feedback

2.Apa diagnosis keperawatan yang sesuai?

3. Bagaimana desain rencana tindakan keperawatan ?

4. Bagaimana pelaksanaannya ?

5. Bagaimana kriteria evaluasinya ?

PEMBAHASAN

Pembelajaran di area klinik memang seringkali mendapat hambatan baik dipandang dari sudut mahasiswa, pembimbing klinik, dan factor eksternal yang lain. Hambatan tersebut dapat menjadikan praktik klinik merupakan

A. DATA

1. data demografi 2. riwayat keperawatan

a. keluhan utama

b. riwayat penyakit sekarang c. riwayat penyakit dahulu d. riwayat kesehatan keluarga-

genogram

e. riwayat perinatal (anak) f. riwayat imunisasi (anak) g. riwayat tumbuh kembang (anak) h. riwayat kehamilan dan persalinan

yang lalu dan saat ini (maternitas)

i. riwayat operasi (medikal bedah) j. riwayat alergi

k. riwayat dan respon terhadap hospitalisasi

3. pola fungsi kesehatan

4. observasi dan pemeriksaan fisik 5. pemeriksaan penunjang B. SYARAT DATA :

1. Lengkap 2. Akurat 3. Nyata

C. KERANGKA WAKTU DOKUMENTASI 1. Sesuai dengan keadaan pasien 2. Prioritas kebutuhan data 3. Kebijakan setempat

(Iyer, P W. And Camp, N. H. 2005 ; Rohmah, N dan Walid, S. 2009).

A. MACAM DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. Aktual (PES)

2. risiko/risiko tinggi (PE) 3. kemungkinan (PE) 4. sindrom (P) 5. sehat/sejahtera (P) 6. masalah kolaboratif (P) B. SYARAT DIAGNOSIS

KEPERAWATAN :

1. sesuai dengan data pengkajian, 2. komprehensif memenuhi kebutuhan

pasien

(Stolte, K.M. 2004 ; Iyer, P W. And Camp, N.

H. 2005 ; Rohmah, N. 2009 ; Rohmah, N dan Walid, S. 2009).

A. MACAM DESAIN 1. Diagnostik/observasi 2. terapiutik/nursing treatment 3. kolaboratif/medical treatment 4. penyuluhan/healt education B. SYARAT DESAIN PERENCANAAN

TINDAKAN KEPERAWATAN : 1. Rasional/ilmiah

2. Menunjukkan pemikiran kritis terhadap penyelesaian masalah 3. Komprehensif memenuhi

kebutuhan pasien 4. holistik

C. KOMPONEN

1. Prioritas diagnosis keperawatan 2. Tujuan 3. Kriteria hasil 4. Perencanaan 5. Rasional

(Iyer, P W. And Camp, N. H. 2005 ; Rohmah, N. 2009 ; Rohmah, N dan Walid, S. 2009).

1. Etis 2. Kompeten

3. memenuhi kebutuhan pasien 4. memenuhi family advocacy ( Rohmah, N. 2009)

1. Sesuai dengan criteria hasil (S, O)

2. Menunjukkan perkembangan atau keberhasilan (A)

3. Ada rencana tindak lanjut (P) (Iyer, P W. And Camp, N. H.

2005 ; Rohmah, N. 2009 ; Rohmah, N dan Walid, S. 2009).

1. Apa saja data fokus pengkajian?

(10)

59 proses pembelaaran yang paling tidak

menyenangkan bagi sebagian praktikan, terutama praktikan pemula. Akibatnya hasil belajar atau kompetensi klinik yang menjadi target pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal.

Perubahan yang terjadi pada pembelajaran klinik antara lain : terbatasnya waktu praktik, kompetisi antara kebutuhan klinik, administrative, dan riset, meningkatnya jumlah praktikan, situasi klinik yang tidak bersahabat, dan minimnya reward dan umpan balik dari dosen pembimbing (Spencer, J., 2003).

Perubahan ini tentunya dapat mempengaruhi proses pembelajaran klinik.

Pengaruh tersebut cenderung berdampak negative bagi praktikan, karena praktikan yang dalam masa studi di akademik hanya berhubungan dengan teori-teori harus melakukan aplikasi di tatanan yang lebih nyata dalam situasi pembelajaran yang

“teaching not friendly”.

Selain itu problem lain yang juga sering menghambat pengajaran klinik antara lain : ketidakjelasan tujuan belajar, lebih menekankan pada observasi passive dibandingkan dengan partisipasi aktif praktikan, ketidakadekuatan supervise dan feedback, sedikitnya kesempatan untuk melakukan refleksi dan diskusi, ketidakadekuatan persetujuan dari pasien bagi praktikan, dan rendahnya respek terhadap privacy pasien (Spencer, J., 2003). Problem ini lebih bersumber pada dosen pembimbing yang melaksanakan pembelajaran klinik. Problem ini juga mempunyai pengaruh negative bagi pencapaian target belajar, karena praktikan lebih sering dalam posisi yang harus menerima apa adanya peran-peran yang dijalankan dosen pembimbing.

Metode One to one teaching and feedback merupakan metode yang bermaksud untuk meminimalkan hambatan-hambatan yang telah disebutkan diatas, karena tahap-tahap yang dilakukan secara sistematis membantu mahasiswa untuk memahami kompetensi belajar yang akan dicapai. Selanjutnya mahasiswa

secara privat mendapatkan bimbingan disamping pasien yang akan memperjelas fakta-fakta klinik yang harus ditemukan pada pasien. Hal penting yang lain adalah umpan balik yang disampaikan secara langsung dapat mengurangi kesangsian, ketidakjelasan, misinterpretasi, dan kebingungan, praktikan. Kegiatan refleksi juga mampu memberikan kejelasan terhadap apa yang seharusnya ada dan dilakukan, serta apa yang tidak wajar/menyimpang, atau yang seharusnya tidak dilakukan. Sehinga kegiatan ini merupakan kunci dalam menjawan pertanyaan kritis yang disampaikan di awal praktik yang merupakan indicator kompetensi dasar yang harus dicapai praktikan.

Reward adalah sesuatu yang harus disampaikan diakhir pertemuan dalam metode ini, konsep reward mengacu bahwa setiap kegiatan praktikan adalah positif, proses yang dijalankan praktikan juga merupakan hal yang positif, apabila ada hasil yang belum sesuai maka bukanlah hal itu menjadi suatu kegagalan, tetapi justru merupakan pelajaran untuk memacu keberhasilan yang lebih baik. Oleh karena itu apapun hasilnya setiap praktikan harus diberi reward yang sesuai.

Metode ini juga mempunyai kelemahan, yaitu lamanya waktu proses pembelajaran yang tidak efisien dan jumlah mahasiswa yang dibimbing tidak dapat dilakukan dalam jumlah besar. Hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan kebutuhan dosen pembimbing dan biaya praktek.

KESIMPULAN DAN SARAN

Beberapa metode pembelajaran klinik keperawatan telah sering digunakan, namun hasil belajar praktikan belum memuaskan secara keseluruhan, sehingga perlu disosialisasikan metode one to one teaching and feedback dalam pembelajaran praktik klinik keperawatan bagi instruktur klinik keperawatan di ruang tempat praktik. Lebih penting lagi perlu diuji cobakan lebih lanjut penggunaan

(11)

60 metode one to one teaching and feedback

dalam pembelajaran praktik klinik keperawatan sehingga dapat diketahui efeknya dalam mencapai kompetensi belajar.

DAFTAR RUJUKAN

Fakultas Ilmu Kesehatan Univ Muhammadiyah Jember (2009).

Pedoman Praktik Klinik Keperawatan Dalam Memenuhi Kebutuhan dasar Manusia.

Gordon, Jill (2003). ABC of Learning and teaching in medicine, One to one teaching and feedback. BMJ Volume 326 8 March

Iyer, P W. And Camp, N. H. (2005).

Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.

Edisi 3. Jakarta : EGC

Pamungkasari,E.P.(2009). Pembelajaran Dalam Masa Profesi, Materi Kuliah Program Pascasarjana MKK Universitas sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan Rohmah, N. dan Walid, S. (2009). Proses

keperawatan, teori dan aplikasi

dilengkapi dengan petunjuk praktis penyususnan proses keperawatan dan dokumentasi NANDA-NOC- NIC. Arrus Media Jogjakarta.

Rohmah, N. (2009). Dokumentasi Keperawatan. Buku Ajar Kuliah Dokumentasi Keperawatan. Prodi DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember

Rohmah, N. (2010). Apliksi Metode Pembelajaran One To One Teaching And Feedback Pada Praktik Klinik Keperawatan Mahasiswa Smt VII Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember Di Rumah Sakit Umum dr H Koesnadi Bondowoso

Spencer, J. (2003). ABC of Learning and Teaching in Medicine, Learning and Teaching in The Clinical Enviroment. BMJ Volume 326 15 March

Stolte, K.M. (2004). Diagnosis Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnosis). Terjemahan Monica Ester. Jakarta : EGC

Referensi

Dokumen terkait

Namun perkembangan pada periode 1990 – 1999 menjadi fungsi komersil sudah mulai muncul dalam kehidupan kesenian Dolalak khususnya Dolalak wanita, yaitu pada para

Untuk permasalahan yang terjadi pada sistem pelayanan jasa in-house training di atas, alternatif pemecahannya yaitu diperlukan suatu sistem informasi berbasis komputer sehingga dalam

Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009 Tentang Pembiayaan Konsumen ( consumers finance ) yaitu: kegiatan pembiayaan untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan

Hasil penelitian siklus III menunjukkan peningkatan ketuntasan siswa sebanyak 24 siswa dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 85,8%.Berdasarkan hasil

Hal ini mengindikasikanbahwa ayam dengan berat badan awal yang berbeda apabila dipuasakan hingga 60 jam memiliki berat relatif yeyenum yang tidak berbeda.Novel et

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif karena penelitian ini menggambarkan fenomena atau keadaan pada obyek penelitian, yaitu latar sosial budaya pengarang novel, struktur

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ekstrak etanol daun dewandru (Eugenia uniflora L.), ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) , protein biji

1) Membuat program komputer untuk mencari solusi persamaan diferensial biasa dengan iterasi Euler orde-2.. Jika programnya berjalan dengan benar maka anda akan