51
INTEGRASI PROSES KEPERAWATAN
DALAM PEMBELAJARAN KLINIK KEPERAWATAN ONE TO ONE TEACHING AND FEED BACK
Nikmatur Rohmah*
*Staf Pengajar Prodi Keperawatan FIKes Univ. Muhammadiyah Jember
Abstract
Clinical education often impeded from student side, clinical instructure, and the other external factor. One to one teaching and feedback methode is the way that can minimize obstacle itself because students get an education privately with bed side teaching to get clinical facts which must be found in patient. The important thing that must we know, this methode can be applicable to the steps of Nursing Process comprehensively.
Key word : Clinical education, One to one teaching and feedback method, Nursing Process
PENDAHULUAN
Proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang dipakai dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional. Perawat, dimana saja ia bertugas, menghadapi klien dengan segala macam kasus, dan melayani klien pada semua tingkat usia juga harus menggunakan proses keperawatan.
Perawat diharapkan memahami tentang konsep proses keperawatan dan mampu menerapkan serta menyusunannya dalam sebuah dokumen status kesehatan klien (Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
Asuhan profesional dituntut untuk dapat melaksanakan proses keperawatan dengan tepat dan benar. Pemahaman mahasiswa terhadap proses perawatan sangat penting, karena topik ini akan menjadi bagian yang amat penting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Perbedaan asuhan yang profesional dengan asuhan tradisional terletak pada penggunaan proses keperawatan.
Kemampuan perawat dalam menerapkan proses keperawatan dalam asuhannya sudah tidak dapat ditawar lagi apabila ia meyakini bahwa asuhannya adalah asuhan
yang profesional (Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
Pembelajaran klinik di rumah sakit bagi mahasiswa yang baru pertama kali menjalani praktik klinik keperawatan dalam menerapkan asuhan keperawatan seringkali mengalami banyak hambatan, antara lain : belum beradaptasi dengan kondisi nyata berhadapan dengan pasien secara langsung, hubungan dengan perawat senior di ruangan masih kaku, kemampuan melakukan pengkajian langsung pada pasien belum sepenuhnya kompeten, sehingga kompetensi klinik tidak dapat dicapai secara maksimal (Spencer, J.
2003).
Oleh karena itu diperlukan suatu metode pembelajaran klinik yang dapat membantu meminimalkan hambatan yang ada dan dapat mencapai tujuan belajar seccara optimal yaitu penerapan asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan. Kemampuan para pendidik klinik keperawatan dalam membantu para praktikan menerapkan konsep proses keperawatan dalam asuhan yang nyata sangat diperlukan. Pendidik klinik yang handal dapat mengeksplorasi kemampuan
52 mahasiswa secara optimal. Mahasiswa dari
program transfer dari SPK menuju Program Diploma III Keperawatan atau dari Program Diploma III transfer ke Program Strata 1 Keperawatan mempunyai basic yang berbeda dari mahasiswa dengan latar pendidikan SMU. Perbedaan ini membutuhkan pendekatan yang berbeda, sehingga kompetensi dapat dicapai secara optimal.
KONSEP PROSES KEPERAWATAN 1. Pengertian
Proses keperawatan adalah serangkaian tindakan yang sistematis berkesinambungan meliputi tindakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan individu atau kelompok baik yang aktual maupun potensial kemudian merencanakan tindakan untuk menyelesaikan, mengurangi, atau mencegah terjadinya masalah baru dan melaksanakan tindakan atau menugaskan orang lain untuk melaksanakan tindakan keperawatan serta mengevaluasi keberhasilan dari tindakan yang dikerjakan (Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
2. Tujuan
a. Menggunakan metode pemecahan masalah
Pendekatan proses keperawatan memungkinkan perawat untuk mengidentifikasi seluruh kebutuhan yang diperlukan klien. Kebutuhan ini menggambarkan masalah yang terjadi pada klien baik aKtual maupun risiko. Identifikasi masalah keperawatan yang ada merupakan dasar bagi perawat untuk menetapkan desain pemecahan masalahnya. Sehingga tindakan yang dilakukan terhadap klien merupakan tindakan yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada klien.
b. Menggunakan standar untuk praktek keperawatan
Standar praktek diperlukan untuk menjaga mutu asuhan yang
diberikan pada klien. Perawat yang bertugas di tempat pelayanan dengan strata apapun, dan merawat klien dengan berbagai macam kasus, selalu menggunakan standar yang sama, yaitu proses keperawatan. Standar ini sangat penting untuk menjamin bahwa klien telah mendapatkan pelayanan yang memadai.
c. Memperoleh metode yang baku dan sesuai, rasional (logis) dan sistematis (urut, rapi).
Desain rencana tindakan keperawatan dalam pendekatan proses keparawatan selalu ditetapkan berdasarkan prinsip- prinsip yang ilmiah/rasional.
Efek dan efek samping dari tiap tindakan yang akan dilakukan juga dipertimbangkan dan dikomunikasikan pada klien dan keluarga. Kerja yang urut, sistematis juga dapat dilihat pada setiap langkah dari proses keperawatan. Karena sifatnya yang interdependent (saling ketergantungan) menjadikan kinerja perawat yang menggunakan pendekatan proses keperawatan menjadi rapi, terstruktur, setiap langkah saling berurutan dan tidak dapat ditinggalkan atau diloncati satu sama lain.
d. Memperoleh metode yang dapat dipakai dalam segala situasi.
Sifat dari proses keperawatan yang fleksibel memungkinkan dipakainya pendekatan ini dalam segala situasi. Klien dalam kondisi gawat, darurat, gawat darurat, akut, kronis, cito, maupun elektif dapat menggunakan pendekatan ini. Proses keperawatan dalam keadaan tertentu (gawat daraurat, cito)
53 dapat berlangsung secara
imajiner kemudian pencatatan/
dokumentasinya dilakukan setelah tindakan selesai dilakukan. Tetapi untuk kasus biasa proses harus mengikuti alur pendokumentasian yang lazim.
e. Mempunyai hasil asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi.
Hasil asuhan bergantung pada sejauh mana masalah yang terjadi pada klien dapat diidentifikasi, kemudian dari masalah yang timbul bagaimana desain perencanaan yang ditetapkan dapat membantu
mencegah/mengurangi/
mengatasinya. Pendekatan proses keperwatan membantu perawat secara lebih teliti melaksanakan tugas identifikasi masalah dan penetapan desain perencanaan yang ilmiah, sehingga hasil asuhan yang dilaksanakan dapat berkualitas.
(Rohmah, N dan Walid, S.
2009).
3. Tahap-Tahap Proses Keperawatan Siklus
(Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
DIAG NOSA KEPERAWATAN
EVALUASI PENGKAJIAN
IMPLEMENTASI
INTERVENSI
KRS
54 Organisasi Materi Proses Keperawatan (Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
Identifikasi Masalah PENGKAJIAN
Observasi Pemeriksaan Fisik Wawancara
KONSEP PROSES KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN Actual Risiko/
risti
Kemungki
nan Sindrom
Sehat/po sitif
PERENCANA Menentukan AN
prioritas Dignosa Keperawatan
Menentukan Tujuan &
kriteria hasil
Menentukan Perencanaan dan Rasional
PELAKSANAA N INDEPENDEN
T
DEPENDENT INTERDEPEN
DENT EVALUASI
PROSES HASIL
55 KONSEP PEMBELAJARAN KLINIK
KEPERAWATAN METODE ONE TO ONE TEACHING AND FEEDBACK
1. Pengertian
One to one teaching and feed
back adalah metode
pembelajaran klinik dimana proses belajar mengajarnya bersifat individual dengan pemberian umpan balik dilaksanakan saat pembelajaran berlangsung (Gordon, J. 2003).
2. Tujuan dan manfaat (Gordon, J.
2003)
a. Tujuan :
1) Mengoptimalkan potensi individu dalam mencapai kompetensi belajar
2) Meningkatkan
kesempatan belajar aktif dan mandiri
3) Memberikan model setting lingkungan belajar pada kehidupan nyata b. Manfaat :
1) Meningkatnya prestasi belajar mahasiswa di area pembelajaran klinik 2) Meningkatnya hubungan
dosen mahasiswa tidak hanya pada aspek akademik tetapi juga hal- hal di luar akademik yang membantu tercapainya kompetensi belajar
3) Meningkatnya
kesempatan kerja sama individu dalam tugas berkelompok
3. Perbedaan metode one to one teaching and feedback dengan metode lain (lihat tabel 1) sbb :
INDIKATOR CTJ Seminar PBL
Group
Clinical Tutorial
One to One Clinical Attachment Efisiensi Tinggi Medium Rendah Rendah Sangat rendah Belajar aktif Rendah Bervariasi Tingi Medium ke
tinggi
Sangat tinggi Mutu
Feedback
Rendah Medium Tinggi Medium ke
tinggi
Sangat tinggi Setting
lingkungan Nyata
Rendah Rendah Medium Tinggi Sangat tinggi
(Gordon, J. 2003)
4. Langkah-langkah metode one to one teaching and feedback
a. Pemberian orientasi klinik (orang, tempat, waktu)
b. Melakukan kontrak belajar (tujuan belajar, proses belajar, mekanisme pemberian feedback)
c. Memberikan pertanyaan kritis berkaitan dengan kompetensi klinik
d. Pemberian feedback/umpan balik
e. Refleksi
1) Pertanyaan Klinik dan Proses Pengambilan Keputusan
2) Diskusi nilai etik dan kepercayaan dalam merawat pasien
f. Memberikan penghargaan INTEGRASI PROSES KEPERAWAT- AN DALAM PEMBELAJARAN KLI- NIK KEPERAWATAN DENGAN METODE ONE TO ONE TEACHING AND FEED BACK
Konsep yang dikembangkan dalam metode one to one teaching and feedback adalah adanya kejelasan tujuan belajar, Tabel 1. Perbedaan Metode One to One Teaching and Feedback dengan Metode Lain
56 bimbingan klinik yang bersifat
privat/personal, dan adanya umpan balik dan reward. Sedangkan proses keperawatan merupakan metode menyelesaikan masalah pasien yang menekankan pentingnya berfikir kritis terhadap setiap aspek keputusan yang akan diambil dan bagi setiap tindakan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu kedua konsep ini akan menjadi lebih sinergis bila
diintegrasikan dalam pembelajaran klinik keperawatan.
Lebih Jelasnya integrasi kedua konsep ini dapat dilihat dalam tabel 2. Tabel ini merupakan skenario pembelajaran klinik dalam satu hari (satu shif) bimbingan, berisi proses, langkah demi langkah kegiatan pembelajaran, kegiatan pedidik klinik, kegiatan praktikan, dan estimasi waktu yang diperlukan.
57 Tabel 2. Langkah-Langkah Aplikasi Proses Keperawatan Dalam Pembelajaran Klinik Keperawatan Menggunakan Metode
One To One Teaching And Feedback Oleh Nikmatur Rohmah Adaptasi dari Gordon, J. 2003.
Proses Langkah Kegiatan Pendidik Klinik Kegiatan Praktikan Waktu Pendahuluan Membuka pertemuan
Membina hubungan
Apersepsi
Mengucapkan Salam
Memimpin doa sebelum belajar
Menanyakan keadaan kesehatan dan kesiapan mahasiswa dalam melaksanakan praktik klinik
Melakukan klarifikasi terhadap standar kompetensi belajar
Menetapkan kompetensi dasar dan tujuan belajar yang akan dicapai
Menjawab salam
Berdoa
Menyampaikan keadaan dan kesiapan belajar
Menjawan standar kompetensi belajar
Memperhatikan penjelasan
15’
Pelaksanaan praktik klinik keperawatan
Melakukan Orientasi
Menyepakati kegiatan belajar
Memberikan pertanyaan kritis berkaitan dengan kompetensi klinik
Memperkenalkan mahasiswa dengan : 1. Senior perawat dan staf yang bertugas
di ruang perawatan
2. Tata tertib ruang yang berlaku untuk praktikan, pasien dan keluarga, staf 3. Tata ruang dan SOP yang berlaku 4. Pasien yang akan dirawat
Menetapkan kontrak kegiatan belajar (tujuan dan pembagian waktu belajar)
Mendiskusikan 5 pertanyaan kritis dalam asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan
1. Apa saja data fokus pengkajian ? 2. Apa diagnosis keperawatan yang sesuai
?
3. Bagaimana desain rencana tindakan keperawatan ?
Mengikuti dan berrespon terhadap orientasi yang dilakukan
Menyepakati kontrak belajar
Terlibat aktif terhadap diskusi 5 pertanyaan kritis dalam asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
keperawatan
Melaksankan kegiatan praktik
20’
10’
30’
4 x 60’
58
Memberikan umpan balik
Refleksi
Memberikan Penghargaan
4. Bagaimana pelaksanaannya ? 5. Bagaimana kriteria evaluasi
keberhasilannya ?
Memberikan feedback dari kegiatan dan jawaban praktikan
Melakukan refleksi
1. Refleksi terhadap pertanyaan klinik dan proses pengambilan keputusan
2. Refleksi nilai etik dan kepercaayaan dalam merawat pasien
Memberikan reward pada praktikan atas kegiatan praktik yang telah dilakukan
Menerima umpan balik dan berespon bila ada yang akan didiskusikan lebih lanjut
Menerima reward
30’
30’
5’
Penutup Evaluasi
Penutupan Memberikan evaluasi proses pembelajaran
Melakukan evaluasi hasil belajar Menyampaikan persiapan pelaksanaan praktik pada hari berikutnya
Memimpin doa penutup
Mengucapkan salam
Memberikan penilaian
terhadap proses pembelajaran hari ini
Berdoa
Menjawab salam
10’
10’
10’
10’
58 Pertanyaan kritis pada aplikasi proses
keperawatan Dalam Pembelajaran Klinik Keperawatan Menggunakan Metode One To One Teaching And Feedback
2.Apa diagnosis keperawatan yang sesuai?
3. Bagaimana desain rencana tindakan keperawatan ?
4. Bagaimana pelaksanaannya ?
5. Bagaimana kriteria evaluasinya ?
PEMBAHASAN
Pembelajaran di area klinik memang seringkali mendapat hambatan baik dipandang dari sudut mahasiswa, pembimbing klinik, dan factor eksternal yang lain. Hambatan tersebut dapat menjadikan praktik klinik merupakan
A. DATA
1. data demografi 2. riwayat keperawatan
a. keluhan utama
b. riwayat penyakit sekarang c. riwayat penyakit dahulu d. riwayat kesehatan keluarga-
genogram
e. riwayat perinatal (anak) f. riwayat imunisasi (anak) g. riwayat tumbuh kembang (anak) h. riwayat kehamilan dan persalinan
yang lalu dan saat ini (maternitas)
i. riwayat operasi (medikal bedah) j. riwayat alergi
k. riwayat dan respon terhadap hospitalisasi
3. pola fungsi kesehatan
4. observasi dan pemeriksaan fisik 5. pemeriksaan penunjang B. SYARAT DATA :
1. Lengkap 2. Akurat 3. Nyata
C. KERANGKA WAKTU DOKUMENTASI 1. Sesuai dengan keadaan pasien 2. Prioritas kebutuhan data 3. Kebijakan setempat
(Iyer, P W. And Camp, N. H. 2005 ; Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
A. MACAM DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Aktual (PES)
2. risiko/risiko tinggi (PE) 3. kemungkinan (PE) 4. sindrom (P) 5. sehat/sejahtera (P) 6. masalah kolaboratif (P) B. SYARAT DIAGNOSIS
KEPERAWATAN :
1. sesuai dengan data pengkajian, 2. komprehensif memenuhi kebutuhan
pasien
(Stolte, K.M. 2004 ; Iyer, P W. And Camp, N.
H. 2005 ; Rohmah, N. 2009 ; Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
A. MACAM DESAIN 1. Diagnostik/observasi 2. terapiutik/nursing treatment 3. kolaboratif/medical treatment 4. penyuluhan/healt education B. SYARAT DESAIN PERENCANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN : 1. Rasional/ilmiah
2. Menunjukkan pemikiran kritis terhadap penyelesaian masalah 3. Komprehensif memenuhi
kebutuhan pasien 4. holistik
C. KOMPONEN
1. Prioritas diagnosis keperawatan 2. Tujuan 3. Kriteria hasil 4. Perencanaan 5. Rasional
(Iyer, P W. And Camp, N. H. 2005 ; Rohmah, N. 2009 ; Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
1. Etis 2. Kompeten
3. memenuhi kebutuhan pasien 4. memenuhi family advocacy ( Rohmah, N. 2009)
1. Sesuai dengan criteria hasil (S, O)
2. Menunjukkan perkembangan atau keberhasilan (A)
3. Ada rencana tindak lanjut (P) (Iyer, P W. And Camp, N. H.
2005 ; Rohmah, N. 2009 ; Rohmah, N dan Walid, S. 2009).
1. Apa saja data fokus pengkajian?
59 proses pembelaaran yang paling tidak
menyenangkan bagi sebagian praktikan, terutama praktikan pemula. Akibatnya hasil belajar atau kompetensi klinik yang menjadi target pembelajaran tidak dapat dicapai secara maksimal.
Perubahan yang terjadi pada pembelajaran klinik antara lain : terbatasnya waktu praktik, kompetisi antara kebutuhan klinik, administrative, dan riset, meningkatnya jumlah praktikan, situasi klinik yang tidak bersahabat, dan minimnya reward dan umpan balik dari dosen pembimbing (Spencer, J., 2003).
Perubahan ini tentunya dapat mempengaruhi proses pembelajaran klinik.
Pengaruh tersebut cenderung berdampak negative bagi praktikan, karena praktikan yang dalam masa studi di akademik hanya berhubungan dengan teori-teori harus melakukan aplikasi di tatanan yang lebih nyata dalam situasi pembelajaran yang
“teaching not friendly”.
Selain itu problem lain yang juga sering menghambat pengajaran klinik antara lain : ketidakjelasan tujuan belajar, lebih menekankan pada observasi passive dibandingkan dengan partisipasi aktif praktikan, ketidakadekuatan supervise dan feedback, sedikitnya kesempatan untuk melakukan refleksi dan diskusi, ketidakadekuatan persetujuan dari pasien bagi praktikan, dan rendahnya respek terhadap privacy pasien (Spencer, J., 2003). Problem ini lebih bersumber pada dosen pembimbing yang melaksanakan pembelajaran klinik. Problem ini juga mempunyai pengaruh negative bagi pencapaian target belajar, karena praktikan lebih sering dalam posisi yang harus menerima apa adanya peran-peran yang dijalankan dosen pembimbing.
Metode One to one teaching and feedback merupakan metode yang bermaksud untuk meminimalkan hambatan-hambatan yang telah disebutkan diatas, karena tahap-tahap yang dilakukan secara sistematis membantu mahasiswa untuk memahami kompetensi belajar yang akan dicapai. Selanjutnya mahasiswa
secara privat mendapatkan bimbingan disamping pasien yang akan memperjelas fakta-fakta klinik yang harus ditemukan pada pasien. Hal penting yang lain adalah umpan balik yang disampaikan secara langsung dapat mengurangi kesangsian, ketidakjelasan, misinterpretasi, dan kebingungan, praktikan. Kegiatan refleksi juga mampu memberikan kejelasan terhadap apa yang seharusnya ada dan dilakukan, serta apa yang tidak wajar/menyimpang, atau yang seharusnya tidak dilakukan. Sehinga kegiatan ini merupakan kunci dalam menjawan pertanyaan kritis yang disampaikan di awal praktik yang merupakan indicator kompetensi dasar yang harus dicapai praktikan.
Reward adalah sesuatu yang harus disampaikan diakhir pertemuan dalam metode ini, konsep reward mengacu bahwa setiap kegiatan praktikan adalah positif, proses yang dijalankan praktikan juga merupakan hal yang positif, apabila ada hasil yang belum sesuai maka bukanlah hal itu menjadi suatu kegagalan, tetapi justru merupakan pelajaran untuk memacu keberhasilan yang lebih baik. Oleh karena itu apapun hasilnya setiap praktikan harus diberi reward yang sesuai.
Metode ini juga mempunyai kelemahan, yaitu lamanya waktu proses pembelajaran yang tidak efisien dan jumlah mahasiswa yang dibimbing tidak dapat dilakukan dalam jumlah besar. Hal ini tentu akan berdampak pada peningkatan kebutuhan dosen pembimbing dan biaya praktek.
KESIMPULAN DAN SARAN
Beberapa metode pembelajaran klinik keperawatan telah sering digunakan, namun hasil belajar praktikan belum memuaskan secara keseluruhan, sehingga perlu disosialisasikan metode one to one teaching and feedback dalam pembelajaran praktik klinik keperawatan bagi instruktur klinik keperawatan di ruang tempat praktik. Lebih penting lagi perlu diuji cobakan lebih lanjut penggunaan
60 metode one to one teaching and feedback
dalam pembelajaran praktik klinik keperawatan sehingga dapat diketahui efeknya dalam mencapai kompetensi belajar.
DAFTAR RUJUKAN
Fakultas Ilmu Kesehatan Univ Muhammadiyah Jember (2009).
Pedoman Praktik Klinik Keperawatan Dalam Memenuhi Kebutuhan dasar Manusia.
Gordon, Jill (2003). ABC of Learning and teaching in medicine, One to one teaching and feedback. BMJ Volume 326 8 March
Iyer, P W. And Camp, N. H. (2005).
Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.
Edisi 3. Jakarta : EGC
Pamungkasari,E.P.(2009). Pembelajaran Dalam Masa Profesi, Materi Kuliah Program Pascasarjana MKK Universitas sebelas Maret Surakarta. Tidak dipublikasikan Rohmah, N. dan Walid, S. (2009). Proses
keperawatan, teori dan aplikasi
dilengkapi dengan petunjuk praktis penyususnan proses keperawatan dan dokumentasi NANDA-NOC- NIC. Arrus Media Jogjakarta.
Rohmah, N. (2009). Dokumentasi Keperawatan. Buku Ajar Kuliah Dokumentasi Keperawatan. Prodi DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jember
Rohmah, N. (2010). Apliksi Metode Pembelajaran One To One Teaching And Feedback Pada Praktik Klinik Keperawatan Mahasiswa Smt VII Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember Di Rumah Sakit Umum dr H Koesnadi Bondowoso
Spencer, J. (2003). ABC of Learning and Teaching in Medicine, Learning and Teaching in The Clinical Enviroment. BMJ Volume 326 15 March
Stolte, K.M. (2004). Diagnosis Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnosis). Terjemahan Monica Ester. Jakarta : EGC