HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF PADA MAHASISWI TINGKAT AWAL DI UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA (UPI) BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Disusun Oleh: Hendriko Pratama
0809248
DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERILAKU KONSUMTIF
PADA MAHASISWI TINGKAT AWAL DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN
INDONESIA (UPI) BANDUNG
Disusun oleh Hendriko Pratama
0809248
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Hendriko Pratama Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN... i
KATA PENGANTAR………...………... ii
UCAPAN TERIMAKASIH……...………..…….. ABSTRAK………... iii v DAFTAR ISI………... vii
DAFTAR TABEL……….….. ix
DAFTAR GAMBAR……...………... DAFTAR LAMPIRAN... x xi BAB I PENDAHULUAN…………..………. 1
A. Latar Belakang Penelitian…..………... 1
B. Rumusan Masalah………... 7
C. Tujuan Penelitian………... 7
D. Manfaat Penelitian……….. 7
E. Struktur Organisasi Skripsi...………... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA………..……….. 9
A. Religiusitas.……….………... B. Perilaku Konsumtif…...………...……… 9 15 C. Kerangka Berpikir…...………... 21
D. Hipotesis…………..………... 22
BAB III METODE PENELITIAN……… 23
A. Lokasi & Sampel……… 23
B. Desain………...………... 24
C. Metode Penelitian………...……… 24
E. Instrumen Penelitian………... 25 F. Kategorisasi Skor .………... 36 G. Teknik Pengumpulan Data…...………...
H. Teknik Analisis Data………..
37 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. 39
A. Hasil Penelitian………... 39
B. Pembahasan...………..……….. 49
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI……..………….….…… 54
A. Kesimpulan... 54
B. Rekomendasi………...……... 54
DAFTAR PUSTAKA………..………..… 55
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. INSTRUMEN PENELITIAN B. DATA PENELITIAN
C. SURAT-SURAT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Religiusitas adalah suatu keadaan yang mendorong diri seseorang untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama yang dipeluknya. Religiusitas melibatkan seluruh fungsi jiwa dan raga manusia, oleh karena itu maka religiusitas dapat diartikan sebagai integrasi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, serta perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif dan motorik. Fungsi afektif dan konatif dapat terlihat dalam pengalaman ke-Tuhanan, rasa keagamaan, dan kerinduan terhadap Tuhan. Aspek kognitif terlihat pada keimanan dan kepercayaan, sedangkan fungsi motorik dapat terlihat dari perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari (Ahyadi, 2005). Salah satunya seperti sikap seseorang dalam mengkonsumsi suatu produk.
Religiusitas mempunyai kaitan yang erat dengan keyakinan terhadap nilai-nilai keislaman dan selalu diidentikkan dengan kebersamaan. Religiusitas dalam kehidupan seseorang menjadi nilai yang akan tampak dan terukur dalam aktivitas yang dilakukan setiap individu. Nilai-nilai religiusitas yang terinternalisasi dan dipraktikkan pada kegiatan sehari-hari akan membentuk suatu pola yang religi. Hal ini bukan dengan mudah dapat dipertahankan dalam dunia serba modern seperti saat ini. Tidak sedikit norma dan nilai yang ada dalam masyarakat telah berubah dan mempengaruhi gaya hidup masyarakat.
Salah satu norma atau nilai yang berubah dan dipengaruhi oleh gaya hidup adalah masalah kebutuhan, khususnya pada remaja. Kebutuhan remaja kadang-kadang tidak dapat dipenuhi apabila berhadapan dengan agama, nilai-nilai sosial dan adat kebiasaan, terutama apabila pertumbuhan sosialnya telah matang dan seringkali menguasai pikirannya (Umami, P.P, 1999:30). Remaja dalam perkembangannya akan menemui banyak hal yang dilarang oleh ajaran agama yang dianutnya. Hal ini akan menjadikan pertentangan antara pengetahuan dan keyakinan yang diperoleh dengan praktek masyarakat di lingkungannya (Umami, P.P, 1999:30).
Dalam Islam konsumsi tidak dapat dipisahkan dalam peranan keagamaan. Peranan keimanan menjadi tolak ukur penting karena keimanan memberikan cara pandang dunia yang cenderung mempengaruhi kepribadian manusia, yaitu dalam bentuk perilaku, gaya hidup, selera, sikap-sikap terhadap sesama manusia. Keimanan sangat mempengaruhi sifat, kuantitas, dan kualitas konsumsi baik dalam bentuk kepuasan material maupun spiritual (Jaribah, 2010).
Perkembangan zaman telah banyak merubah paradigma dan tata nilai hidup manusia, termasuk dalam hal konsumsi. Barang-barang yang dahulu dianggap kebutuhan sekunder, telah berubah menjadi kebutuhan primer, dan barang-barang mewah telah menjadi kebutuhan sekunder, bahkan menjadi kebutuhan primer (Heni, 2013) . Barang-barang kebutuhan tersier, pada saat ini telah banyak yang menjadi kebutuhan utama, yang biasanya berupa fasilitas-fasilitas yang membuat kesenangan semata. Perkembangan dalam sistem periklanan juga mempengaruhi psikologis konsumen, membuat masyarakat menjadi berlebihan dalam pemilihan dan pemakaian suatu produk, yang dalam bidang psikologi disebut sebagai perilaku konsumtif. Remaja menganggap bahwa penampilan dan gaya hidup mewah memiliki status lebih tinggi dalam
kelompok. Remaja berada dalam masa-masa transisi sehingga emosinya masih
labil, oleh karena itu remaja sangat mudah dipengaruhi oleh faktor yang ada diluar dirinya seperti lingkungan pergaulannya (Chatijah dan Purwadi, 2007).
Perilaku konsumtif pada remaja dapat menimbulkan masalah, diantaranya menjadi tidak mampu menentukan prioritas dalam pengeluaran uang, lebih mengutamakan keinginan dari pada kebutuhan, sehingga kebutuhan yang lebih penting cenderung diabaikan, kebiasaan menabung juga cenderung ditinggalkan, remaja juga akan menjadi sangat tergantung pada bermacam fasilitas. Permasalahan sosial yang akan timbul adalah akan dapat membuat suatu kesenjangan sosial di antara kelompok remaja satu dengan kelompok remaja yang lain, antara remaja yang mampu dengan yang tidak mampu, akan berakibat timbulnya kecemburuan sosial.
Selain itu salah satu penyebab meningkatnya perilaku konsumtif pada pelajar di usia remaja diduga adalah merosotnya Iman. Karena apabila seseorang mengalami kemerosotan iman, maka cenderung melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama. Agama melarang bersikap berlebih-lebihan atau bersikap boros, artinya dilarang berperilaku konsumtif. Remaja yang berperilaku konsumtif dapat diduga kurang memahami ajaran agama dengan benar. Remaja saat ini kurang memiliki nilai-nilai dominan yang mempengaruhi pembentukan perilakunya. Pemahaman tentang dosa dan pahala, tentang baik dan buruk menjadi kabur. Perubahan-perubahan sosial yang menekankan sukses materi, telah mengakibatkan terjadinya dehumanisasi, yaitu menurunnya nilai-nilai kemanusiaan, moral dan etika. Nilai-nilai agama, moral, dan etika dianggap sudah kuno. Secara psikologis perilaku konsumtif dapat menimbulkan kecemasan dan rasa tidak aman karena keinginan konsumen dalam membeli suatu produk bukan lagi untuk memenuhi kebutuhan semata-mata, tetapi juga keinginan untuk memuaskan kesenangan yang didasari faktor emosi (Utami dan Sumaryono, 2008).
yang bersamaan guna menciptakan produk dan praktik yang menyediakan jembatan yang aman dalam dunia Islam dan budaya populer. Mungkin dalam satu sisi pernyataan tersebut telah membuat sebagian mahasiswi saat ini memilih berjalan di jalur penyatuan antara Islam dan budaya modern, namun di sisi lain menimbulkan suatu ketidaksesuaian antara pola penyatuan perilaku tersebut dengan nilai nilai yang diajarkan dalam agama Islam. Sedangkan terciptanya perilaku konsumtif yang tercermin melalui para mahasiswi tersebut belum tentu membawa sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan individu mahasiswi itu sendiri.
Gaya hidup para mahasiswi perkotaan masa kini merupakan bentuk ekspresi diri. Ekspresi yang ditampilkan menjadi bagian dari proses mengikuti perkembangan zaman terlepas dari segala sesuatu yang dihubungkan dengan nilai-nilai agama. Dengan keinginan untuk selalu tampil fashionable dan kekinian, para mahasiswi banyak melakukan kegiatan mengkonsumsi pakaian, shoping, wisata, dan segala hal yang lekat dengan budaya leisure time. Memaksimalkan diri untuk tampil menarik dalam berbusana bagi sebagian mahasiswi menjadi salah satu bentuk aktualisasi dan pemuasan diri. Kenyataannya banyak mahasiswi yang terkesan berupaya membentuk citra diri yang modis demi menginspirasi mahasiswi lainnya. Dengan alasan tersebut, kemudian memacu para mahasiswi mengkonsumsi produk-produk baru dan dapat memunculkan perilaku-perilaku konsumtif yang dilakukan terus-menerus sehingga kemudian membentuk perilaku konsumtif.
Fenomena perilaku konsumtif di atas bisa dikontrol dengan meningkatkan religiusitas. Aziz & Rehman, (1996); French et al., (2008) (dalam McCullough & Willoughby, 2009), mengemukakan bahwa kontrol diri berhubungan positif dengan religiusitas. Seseorang dengan religiusitas yang tinggi akan memilki kepercayaan bahwa setiap tingkah laku mereka diawasi oleh Tuhan, sehingga mereka cenderung memilki self-monitoring pada dirinya dan akhirnya akan menumbuhkan self-control.
Dari penelitian kuantitatif sebelumnya yang dilakukan oleh Rengganingrum (2015) tentang hubungan antara religiusitas dengan gaya hidup konsumtif pada hijabers community di kota Bandung, memiliki hasil berupa adanya korelasi yang positif antara religiusitas dengan gaya hidup konsumtif pada hijabers community di kota Bandung. Artinya semakin tinggi religiusitas, maka
gaya hidup konsumtif semakin tinggi pula. Hasil tersebut bertolak belakang dengan pernyataan yang tercantum pada jurnal humanitas Indonesia oleh Siti Chatijah dan Purwadi (2007) yang menyatakan bahwa seseorang dengan religiusitas yang tinggi diasumsikan tidak akan menunjukkan sikap konsumtif yang tinggi pula.
Berdasarkan hasil dari penelitian di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian serupa yang berjudul “Hubungan Antara Religiusitas dengan Perilaku Konsumtif pada Mahasiswi Tingkat Awal di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung”.Subjek Penelitian ini merupakan mahasiswi tingkat awal yang secara akademik proses belajarnya baru menginjak tahun pertama, dengan rentang umur 18-21 tahun di Universitas Pendidikan Indonesia. Mahasiswi yang berada pada rentang umur tersebut tergolong ke dalam masa remaja, khususnya remaja akhir (Desmita, 2007). Remaja ada diantara anak dan dewasa. Meskipun masa remaja mulai menuju ke kematangan dan kemasakan, tetapi mereka belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks, 2001). Pernyataan tersebutlah yang membuat peneliti memutuskan untuk menjadikan mahasiswi dengan rentang umur tersebut menjadi subjek penelitian.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada sebagaimana yang telah peneliti kemukakan pada latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian diungkapkan melalui sebuah rumusan masalah. Adapun rumusan masalah tersebut diungkapkan dalam bentuk pernyataan penelitian sebagai berikut:
Apakah terdapat hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswi tingkat awal di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswi tingkat awal di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
D. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk perkembangan kajian studi psikologi, khususnya dalam psikologi konsumen yang berhubungan dengan perilaku konsumtif serta berkaitan dengan religiusitas dalam Islam.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi pada penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II Kajian Pustaka
Pada bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang akan memaparkan teori religiusitas dan perilaku konsumtif yang menjadi landasan penelitian peneliti. BAB III Metode Penelitian
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Pada bab ini berisi mengenai analisis data yang diperoleh peneliti, menggunakan teknik analisis yang ditetapkan untuk membuktikan hipotesis.
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Hal yang dibahas diantaranya lokasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, variabel dan definisi operasional, instrumen penelitian, katagorisasi skor, dan teknik pengambilan sampel, tehnik pengumpulan data, validitas dan reliabilitas skala, prosedur penelitian, dan teknik analisis data.
A. Lokasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di setiap Fakultas Universitas Pendidikan Indonesia yang terdiri dari FIP, FPIS, FPBS, FPMIPA, FPTK, FPOK, FPEB, FPSD.
2. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian ini merupakan mahasiswi tingkat awal dengan rentang umur 18-21 tahun di Universitas Pendidikan Indonesia. Mahasiswi yang berada pada rentang umur tersebut tergolong ke dalam masa remaja, khususnya remaja akhir (Desmita, 2007). Remaja ada diantara anak dan dewasa. Meskipun masa
remaja mulai menuju ke kematangan dan kemasakan, tetapi mereka belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks, 2001). Pernyataan tersebutlah yang membuat peneliti memutuskan untuk menjadikan mahasiswi dengan rentang umur tersebut menjadi subjek penelitian.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
mempresentasikan hal yang dicari dalam hal ini berkaitan dengan perilaku konsumtif.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional kuantitatif yang berusaha untuk menyelidiki hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumtif mahasiswi di Fakultas Ilmu Pendidikan UPI. Alasan digunakannya desain penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara variabel independen dan dependen, derajat dari hubungan antar variabel, dan bagaimana hubungan antar variabel tersebut (Heppner et all, 2008).
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian koresional adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Arikunto, 2010). Metode korelasional dalam penelitian ini digunakan untuk melihat hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumtif pada mahasiswi di Universitas Pendidikan Indonesia.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Dalam Penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti, yaitu religiusitas sebagai variabel I dan perilaku konsumtif sebagai variabel II.
2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
a. Definisi Operasional Religiusitas
agama pada setiap aktifitas sehari-hari di setiap sisi kehidupannya. Religiusitas pada penelitian ini akan diukur melalui aspek-aspek religiusitas Islam yang diadopsi dari alat ukur bernama Comprehensive Measure of Islamic Religiosity (CMIR) dari Tiliouine dan Belgoumidi
(2009), yaitu religious belief (keyakinan beragama), religious practice (pengalaman beragama), religious altruism (altruism agama), religious enrichment (memperkaya agama). Alat ukur ini telah dialih bahasa dan
digunakan dalam sebuah penelitian mengenai religiusitas dan resiliensi milik Marhamah (2014).
b. Definisi Operasional Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif adalah perilaku membeli dan menggunakan suatu produk dengan tidak didasari akan pertimbangan kebutuhan, cenderung mengkonsumsi tanpa batas, serta ditandai oleh segala sesuatu yang berlebihan untuk memperoleh kepuasan dan kenyamanan.
Perilaku konsumtif pada penelitian ini diukur melalui indikator-indikator perilaku konsumtif menurut Sumartono (2002), yaitu membeli produk karena iming-iming hadiah, membeli produk karena kemasan yang menarik, membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi, membeli produk atas pertimbangan harga mahal dianggap prestise, membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status, memakai produk karena unsur komformitas terhadap model yang mengiklankan, munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang positif, serta mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).
E. Insrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian Religiusitas
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur aspek religiusitas adalah
berdasarkan instrument Comprehensive Measure of Islamic Religiosity (CMIR) milik Tiliouine dan Belgoumidi (2009). Skala terdiri dari empat dimensi yang terdiri dari 34 pernyataan yang seluruh itemnya merupakan item favorable. Instrumen disusun dengan menggunakan skala likert guna mengukur
pendapat, sikap, dan persepsi seseorang atau kelompok mengenai suatu fenomena sosial (Sugiyono, 2014), dengan pilihan jawaban yang terdiri dari Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral (N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Berikut tabel bobot skor pilihan jawaban dan kisi-kisi instrument religiusitas.
Tabel 3.1
Bobot Skor Pilihan Jawaban Religiusitas
Pilihan Jawaban Bobot Skor
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Religiusitas
Dimensi Indikator Pernyataan No.
Item Juml
ah
Religious
Belief
Meyakini dan mempercayai adanya
Tuhan
- Saya percaya kepada Allah (F)
- Saya merasa keberadaan Allah di
sisi saya
1
20 2
Meyakini dan mempercayai kitab
Al-Quran
- Membaca Al-Quran dapat
meringankan rasa sedih dan sakit
(F)
2 1
Meyakini dan mempercayai Rasulullah
sebagai nabi dan utusanNya serta
mencintai para sahabatnya
- Saya menjadikan Rasullah sebagai
panutan hidup (F)
- Saya mencintai Rasulullah (F)
- Kehidupan sahabat Rasulullah
menjadi inspirasi bagi kehidupan
saya
3
21
32 3
Meyakini dan mempercayai adanya
surga dan neraka
- Adanya neraka mendorong saya
untuk menghindari perbuatan buruk
(F)
- Pahala surga mendorong saya untuk
berbuat baik (F)
4
22 2
Meyakini dan mempercayai adanya
hari pembalasan
- Saya percaya terhadap tanda-tanda
kiamat (F)
- Saya sering mengingat akan adanya
hari pembalasan (F)
5
23 2
Meyakini dan mempercayai adanya
takdir
- Peristiwa-peristiwa dalam hidup
menguatkan keyakinan saya
terhadap takdir (F)
6 1
Melaksanakan ibadah sebagai bukti
keimanan
- Saya merasa bersalah saat
meninggalkan ibadah wajib (seperti
shalat dan puasa) (F)
- Saya memandang pernikahan
sebagai suatu ibadah (F)
7
Dimensi Indikator Pernyataan No.
- Berpakaian sesuai perintah agama
(F)
8 1
Menjalankan ibadah wajib dan
membiasakan diri dengan amalah
sunah sehari-hari
- Saya biasa melaksanakan shalat
tepat waktu (F)
- Melaksanakan puasa sunah di
samping puasa Ramadhan (F)
- Membaca Al-Quran secara rutin
setiap minggu (F)
9
25
33
3
Menjaga diri dari perkataan dan
perbuatan maksiat serta hal-hal yang
haram
- Saya memikirkan dan menyaring
kata-kata yang akan saya ucapkan
dengan hati-hati agar tidak keliru
(mengucapkan kata-kata yang
buruk) (F)
- Menghindari menonton film porno
walau sedang sendiri (F)
10
26
2
Religious
Altruism
Berhati-hati dalam bersumpah atas
nama Allah
- Menghindari bersumpah atas nama
Allah (F)
11 1
Berbakti kepada kedua orang tua - Patuh terhadap orang tua sebagai
ketaatan kepada Allah (F)
12 1
Menjaga silaturahmi dan pergaualan
serta menyebarkan salam
- Mengunjungi teman atau kerabat
sebagai bentuk ibadah (F)
- Mengucapkan salam meskipun
kepada orang yang tidak dikenal
(F)
13
27
2
Menjaga diri dari bercampur-baur dari
lawan jenis
- Menghindari campur-baur dengan
lawan jenis (F)
14 1
Menghormati tetangga dan saling
berbagi terhadap sesama
- Peduli dengan tetangga dan
kesejahteraan mereka (F)
- Bersedekah sebagai bentuk ibadah
(F)
- Menolong orang yang mengalami
kesulitan karena Allah (F)
15
28
34
Dimensi Indikator Pernyataan No.
menjadikan agama sebagai tuntunan
hidup
- Membaca/mendengarkan Al-Quran
(F)
- Membaca ayat-ayat Al-Quran
dengan merenungi maknanya (F)
16
29
2
Menambah wawasan keagamaan - Membaca atau mendengarkan
sejarah Rasulullah (F)
- Membaca Hadist Rasulullah (F)
17
30
2
Mengikat kegiatan keagamaan - Menonton/mendengar/menghadiri
kegiatan keagamaan (F)
- Menonton/membaca/mendengarkan
kajian keagamaan rutin setiap
minggu (F)
18
31
2
Menghindari diri dari perbuatan
sia-sia
- Menghindari mendengarkan musik
yang berlirik buruk (F)
19 1
34
2. Instrumen Perilaku Konsumtif
Tabel 3.3
Bobot Skor Pilihan Jawaban Perilaku Konsumtif
Pilihan Jawaban Bobot
Favorable Unfavorable
Kisi-kisi Instrumen Perilaku Konsumtif
Variabel Indikator Pernyataan No.Item Jumlah
Perilaku
1 membuat saya menjadi
lebih semangat ketika
membeli produk fashion
(F)
fashion karena kemasan
yang menarik meskipun
fungsinya kurang
diperlukan (F)
- Saya tidak membeli
suatu produk fashion jika
kemasannya tidak
menarik (UF)
2
10
Variabel Indikator Pernyataan No.Item Jumlah
jenis produk fashion
untuk menunjang
penampilan (F)
- Saya membeli produk
fashion sesuai dengan
tren masa kini agar tampil
up to date (F)
fashion dengan harga
mahal di butik bergengsi
merek daripada kegunaan
(F)
- Saya senang membeli
produk fashion bermerek
terkenal (F)
5
13
Variabel Indikator Pernyataan No.Item Jumlah
fashion hasil endorse
seseorang di media
percaya diri yang positif
- Percaya diri saya
meningkat ketika
menggunakan produk
fashion yang mahal (F)
- Memakai produk
fashion dengan merek
terkenal membuat diri
saya merasa istimewa
(F)
Mencoba lebih dari dua
produk sejenis (merek
berbeda)
- Saya senang membeli
produk fashion yang
sejenis dengan berbagai
merek dalam satu waktu
(F)
- Saya tidak tertarik
membeli produk fashion
sejenis dengan merek
yang berbeda (UF)
8
16
2
3. Reliabilitas
Tingkat reliabilitas suatu instrumen menunjukkan berapa kalipun data itu diambil akan tetap sama. Reliabilitas juga menunjukkan adanya tingkat keandalan suatu tes (Setyosari, 2012). Pengujian reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 20 dengan teknik koefisien Alpha Cronbach yaitu dengan membelah item sebanyak jumlah itemnya. Semakin besar koefisien reliabilitas berarti semakin kecil kesalahan pengukuran maka semakin reliabel alat ukur tersebut. Sebaliknya, semakin kecil koefisien reliabilitas berarti semakin besar kesalahan pengukuran maka semakin tidak reliabel alat ukur tersebut (Sugiyono, 2013).
Rumus koefisien Alpha Cronbach adalah sebagai berikut. α =
(Sugiyono, 2014) Keterangan:
α = koefisien reliabilitas alpha k = banyaknya belahan tes
Koefisien reliabilitas dikategorikan berdasarkan kriteria yang dibuat oleh Guilford (Sugiyono, 2014) yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.5
Koefisien Reliabilitas Guilford
Derajat Realibilitas Kategori
0,90 α 1,00 Sangat Reliabel 0,70 α 0,90 Reliabel 0,40 α 0,70 Cukup Reliabel 0,20 α 0,40 Kurang Reliabel
α 0,20 Tidak Reliabel
a). Reliabilitas Instrumen Religiusitas Berikut adalah tabel hasil uji reliabilitas:
Tabel 3.6
Reliabilitas Instrumen Religiusitas
Statistik Reliabilitas
Cronbach's Alpha N of Items .747 34
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien Alpha Cronbach berada pada kategori reliabel.
b). Reliabilitas Instrumen Perilaku Konsumtif Berikut adalah tabel hasil uji reliabilitas:
Tabel 3.7
Reliabilitas Instrumen Religiusitas
Statistik Reliabilitas
Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen perilaku konsumtif berada pada kategori reliabel.
2. Validitas Instrumen
Pengujian validitas dilakukan dengan bantuan software SPSS 20. dengan mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Pengujian validitas menggunakan koefisien korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus:
r
r = Korelasi Pearson Product Moment x = Skor pertanyaan ke-I (1,2,3,….n) y = Skor total pertanyaan
n = Jumlah populasi
Semua item kuesioner yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan. Sedangkan apabila item yang lolos masih tidak mencukupi jumlah yang diinginkan, kita dapat mempertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria dari 0,30 menjadi 0,25, sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai. Hal yang tidak disarankan adalah jika menurunkan batas kriteria koefisien korelasi di bawah 0,2. (Azwar, 2012).
F. Kategorisasi Skor
Kategorisasi subjek penelitian dilakukan untuk memposisikan individu ke dalam kelompok-kelompok yang berjenjang berdasarkan suatu kontinum dari atribut yang diukur (Azwar, 2012). Kategorisasi ini juga dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik sumber data penelitian.
Pada penelitian ini, data dari variabel religiusitas dan perilaku konsumtif dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Pengelompokkan tersebut diperoleh berdasarkan tabel berikut:
Tabel 3.8
Rumusan Tiga kategori
Rentang Skor Kategori
X>µ+1σ Tinggi
µ-1σ ≤ X ≤ µ+1σ Sedang
X < µ-1σ Rendah
(Ihsan, 2013)
Keterangan : X = Skor subjek µ = Rerata σ = Deviasi Standar
Rumus kategorisasi skor ini kemudian menjadi norma dalam pengelompokkan skor sampel berdasarkan norma kelompok, baik pada skor variabel religiusitas maupun pada variabel perilaku konsumtif.
Tabel 3.9
Kategorisasi Skor Religiusitas dan Perilaku Konsumtif
Kategori Religiusitas Perilaku Konsumtif
Tinggi X>149,81 X>28,171
Sedang 122,999≤X≤149,481 18,569≤X≤28,171
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuesioner. Kuesioner atau angket merupakan satu mekanisme data yang efisien bila peneliti mengetahui secara jelas apa yang diisyaratkan dan bagaimana mengukur variabel yang diamati. Satu kuesioner atau angket adalah satu set tulisan tentang pertanyaan yang diformulasi supaya responden mencatat jawabannya (Silalahi, 2012).
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan perilaku konsumtif. Maka teknik analisis data yang dipakai adalah teknik statististik korelasi. Analisis korelasi adalah studi yang membahas tentang derajat hubungan antara variabel-variabel, sedangkan koefisien korelasi adalah ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan terutama untuk data kuantitatif (Sudjana, 2005).
Untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara variabel-variabel tersebut digunakan uji korelasi spearman rank. Teknik uji ini digunakan karena seluruh data yang digunakan dalam variabel ini merupakan data ordinal, sehingga menggunakan teknik korelasi non-parametrik. Hasil dari koefisien korelasi yang didapat dapat diinterpretasikan melalui tabel berikut.
Tabel 3.10
Koefisien Korelasi Guilford Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0.000 – 0.199 Sangat Rendah 0.200 – 0.399 Rendah 0.400 – 0.599 Sedang 0.600 – 0.799 Kuat 0.800 – 1.000 Sangat Kuat
Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : a. Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :
a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y turun atau sebaliknya).
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan dan telah dipaparkan sebelumnya pada bagian pembahasan mengenai hubungan antara religiusitas dan perilaku konsumtif pada mahasiswi tingkat awal di UPI Bandung dengan metode penelitian korelasional pada 200 orang sampel, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pada hasil penelitian disimpulkan bahwa gambaran religiusitas pada mahasiswi tingkat awal di UPI Bandung berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswi tingkat awal di UPI Bandung sudah memiliki ketertarikan dan kesadaran dalam memaknai esensi agama dalam kehidupan sehari-harinya.
2. Berdasarkan pada hasil penelitian, gambaran perilaku konsumtif pada mahasiswi tingkat awal di UPI Bandung berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan sebagian besar mahasiswi tingkat awal di UPI Bandung memiliki kecenderungan untuk terus-menerus menggunakan suatu barang, khususnya menggunakan suatu barang, khususnya karena diiming-imingi oleh hadiah.
3. Terdapat hubungan negatif antara religiusitas dengan perilaku konsumtif pada 200 sampel mahasiswi tingkat awal di UPI Bandung dengan tingkat korelasi sebesar -0,147 (sangat rendah).
B. Rekomendasi
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka penulis memberikan saran kepada:
1. Mahasiswi Tingkat Awal di UPI Bandung
namun cenderung tinggi. Berdasarkan jumlah hasil skor yang menunjukkan intensitas mahasiswi tingkat awal di UPI memiliki kecenderungan terus-menerus menggunakan suatu barang, khususnya karena diiming-imingi oleh hadiah. Dalam hal ini mahasiswi tersebut membeli suatu barang karena hadiah yang ditawarkan oleh produsen. Peneliti memberi saran agar mahasiswi tingkat awal di UPI Bandung berupaya untuk mengendalikan atau menurunkan intensitas tersebut supaya terhindar dari segala sesuatu yang bersifat mubazir. Hal konkrit yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pertimbangan akan kebutuhan dan kegunaan produk setiap akan mengkonsumsi suatu produk.
2. Penelti Selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA
Ahyadi, Abdul Aziz (2005). Psikologi Agama. Kepribadian Muslim Pancasila. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Al Quran dan Terjemahannya.
Ancok, D & Suroso F.N. (2008). Psikologi Islami. Jogjakarta: Pustaka Belajar.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Chatijah, Siti dan Purwadi. 2007. Hubungan antara Religiusitas dengan Sikap
Konsumtif Remaja. Jurnal Humanitas Indonesia. 4. (2): 110-123. Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Drajat, Zakiyah. (1989) Pendekatan Psikologis dan Fungsi Keluarga dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja. Semarang.
Diana, I. N. (2008). Hadis-Hadis Ekonomi. Malang: UIN-Malang Press.
Ghufron, M. N., dan Risnawati. R. 2011. Teori-teori Psikologi. Yogyakarta : Ar Ruzz Media.
Hardjana, A.M. (2005). Religiusitas, Agama, dan Spiritualitas. Yogyakarta: Kanisius. Hasan, Ali. (2008). Marketing. Jakarta: PT. Buku Kita.
Heni, S. A. (2013). Hubungan Antara Kontrol Diri dan Syukur Dengan Perilaku Konsumtif Pada Remaja SMA IT Abu Bakar Yogyakarta. Skripsi Universitas Ahmad Dahlan: Tidak Diterbitkan.
Heppner et al. (2008). Research Design in Counseling (3rd) Edition. USA : Thomson and Brooks/Cole.
Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi. Al-Fiqh Al-Iqtishadi li Amiril Mukminiin Umar Ibn Al-Khaththab, diterjemahkan oleh Asmuni Solihan Zamalchsyari. (Jakarta:2010) 182-185.
Jonathan, Sarwono.(2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Kotler, Philip. (2003). Manajemen Pemasaran : Terjemahan Jilid I, Edisi Kesebelas. Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia.
Marhamah, Khaulah (2014). Religiusitas dan Resiliensi Remaja Muslim dari Orang Tua Bercerai di Kota Bandung. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.
Matsumoto, D. (Ed). (2009). The Cambridge Dictionary of Psychology. UK. Cambridge University Press
McCullough, M., Emmons, R., Tsang, J. 2004. Gratitude in Intermediate Affective Terrain : Links of Grateful Moods to Individual Differences and Daily Emotional Experience. Journal of Personality and Social Psychology. 86: 295-309
Monks, dkk. 2001. Psikologi Perkembangan. Pengantar Dalam Berbagai Bagian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.
Maulina, Septy Indah. (2013). Hubungan antara Religiusitas dengan Psychological Well Being pada Lansia. Skripsi Universitas Gunadarma. Tidak diterbitkan.
McCullough, M.E., & Willoughby, L.B. (2009). Religion, Self-Regulation, and Self- Control: Associations, Explanations, and Implications. Psychological Bulletin,
Vol. 135, No. 1, 69–93. American Psychological Association. http://www.psy.miami.edu/faculty/mmccullough/Papers/Relig_self_control_b ullet in.pdf diunduh Februari 2014.
Nilan, Pam dan Charles Feixa. (2006). Global Youth? Hybrid Identities, Plural world. New York: Routlede.
Umami, Panuju dan Panut. (1999). Psikologi Remaja. PT. Tiara Wacana: Yogyakarta. 30.
Piliang, Y. A. 2011. Dunia Yang Dilipat: Tamasya Melampaui Batas-batas Kebudayaan. Bandung : Pustaka Matahari.
Rakhmat, J. 2003. Psikologi Agama – Sebuah Pengantar. Bandung: Mizan.
Rengganingrum, Mustika. (2015). Hubungan Antara Religiusitas dengan Gaya Hidup Konsumtif pada Hijabers Community Bandung. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan. 7- 43.
Rohilah, Ikah, M.Si. 2010. Religiusitas dan Perilaku Manusia. Dalam http://www.nuansaislam.com/index.php?option=com_content&view=article &id=321:religiusitas-dan-perilaku
manusia&catid=89:psikologiislam&Itemid=277. Diakses tanggal 22 Juni 2011 pukul 23.02.34.
Salleh, Muhammad Syukuri. (2012). Religiosity in Development: A Theoritical Construct of an Islamic-Based Development. International Journal of Humanities and Social Science. 2(14). 266-274.
Seligman, E. P. M. (2005). Authentic Happiness - Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif. E- Book [Online]. Tersedia:
http://rudihartoyo.blogspot.com/2015/6/e-book-authentic-happiness-download.html. (2 Juni 2015).
Setyosari, Punaji. (2012). Metode Penelitian dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Silalahi, Ulber. (2012). Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Refika Aditama.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Penerbit Tarsito.
Sumarno, E.D. (2011). Pengaruh Iklan dan Citra Merk Honda Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda Scoopy. Skripsi Universitas Andalas Padang.
Sumartono. (2002). Terperangkap dalam Iklan. Bandung: Alfabeta.
Tilioune, Habib dan Belgoumidi, Abbes (2009). An Exploratory Study of Religiosity, Meaning in Life and Subjective Welbeing in Muslim Students from Algeria. Applied Research Quality Life. (4) 109-127.
Thoules, Robert H (2000). Pengantar Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Utami, dan Sumaryono. (2008). Pembelian Impulsif Ditinjau Dari Kontrol Diri dan Jenis Kelamin Pada Remaja. Jurnal Psikologi Proyeksi.
Warwanto, Joko, hardjana, A.G., Susanto, G.M. (2009). Pendidikan Religiositas – Menjadi Anak Beriman yang Terbuka. Yogyakarta: Kanisius.