• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN: MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT Prof MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO KARYA ILMIAH AKHIR NERS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN: MASALAH KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG MELATI RUMAH SAKIT Prof MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO KARYA ILMIAH AKHIR NERS"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN: MASALAH

KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN

PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG MELATI

RUMAH SAKIT Prof MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun Oleh

MURNIASIH, S. KEP

A31500813

PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

(2)

ii

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN: MASALAH

KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN

PADA BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG MELATI

RUMAH SAKIT Prof MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

Disusun Oleh

MURNIASIH, S. KEP

A31500813

PEMINATAN KEPERAWATAN ANAK

PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN SEKOLAH

TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH

GOMBONG

(3)

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Murniasih S Kep NIM : A31500813 Tanda tangan :

(4)
(5)
(6)

vi HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS

AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademis STIKes Muhammadiyah Gombong, saya yang bertandatangan dibawah ini:

NAMA :Murniasih NIM :A3150813

Pogram Studi :Ners Keperawatan Jenis karya : Karya Ilmiah Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada STIKes Muhammadiyah Gombong Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Analisis Asuhan Keperawatan: Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari

Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Rumah

Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengen Hak bebas Royalti Noneksklusif ini STIKes Muhammadiyah Gombong berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengolah dalam bentuk pangkalan data, merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Gombong, Kebumen Pada tanggal:

Yang menyatakan

(7)

vii

ABSTRAK

Murniasih, Eka Riyanti 1) STIKES Muhammadiyah Gombong2)

Ruang Perinatal Melati Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto 3)

Pendahuluan: Bayi Berat Lahir Rendah atau BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilannya yang dapat terjadi akibat dari prematuritas. Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the world’s mother 2007 dikemukakan bahwa 27% kematian neonatus disebabkan oleh Bayi Berat Lahir Rendah. Pada kelahiran dengan berat lahir rendah, bayi dapat mengalami proses adaptasi yang lebih sulit sebagai akibat ketidakmatangan (imaturitas) sistem organ

Tujuan: Menganalisi Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Puwokerto

Hasil Asuhan Keperawatan: praktik pemberian nutrisi enteral dini ini diawali dalam jumlah minimal yang dapat diberikan sebanyak 5-10 ml/kgBB/hari. Permulaan jumlah pemberian yaitu sebanyak 1 ml setiap 6 jam dan ditingkatkan perlahan namun tidak melebihi 15-20 ml kgBB/hari dalam satu sampai dua minggu kehidupan bergantung pada berat lahir bayi

Simpulan: Tindakan keperawatan dalam menangani ketidakefektifan nutrisi kurang dari kebutuhan khususnya pada pasien BBLR di Rumah Sakit Margono Soekarjo adalah dengan melakukan pemasangan OGT untuk mengobservasi produksi maagslang/residu. Apabila produksi residu jernih atau tidak kecoklatan perawat akan memberikan nutrisi enteral 5-10cc/kgBB/hari. Kebanyakan posisi bayi dalam tindakan keperawatan tersebut yaitu posisi supinasi. Terdapat jurnal yang meneliti posisi untuk mengurangi produktiftas residu yaitu miring kanan

(8)

viii KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Alloh SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan karunia yang tak pernah putus sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners yang bejudul “Analisis Asuhan Keperawatan: Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari

Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Rumah

Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto”.

Karya Ilmiah Akhir Ners ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Profesi Ners pada STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah Akhir Ners ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, petunjuk, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Makdhan Anis M.Kep selaku Ketua STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen.

2. Isma Yuniar M. Kep selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen.

3. Dadi Santoso , M.Kep selaku Ketua Koordinator Program Ners Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen.

4. Eka Riyanti, M.Kep, Sp.Kep.Mat selaku pembimbing yang telah memberikan waktu untuk membimbing sehingga terselesaikannya karya Ilmiah akhir ners ini

5. Orang tuaku yang selalu memberikan do’a.

6. Seluruh teman-teman di STIKES Muhammadiyah Gombong Kebumen yang telah memberikan semangat dan dukungan sampai terselesaikannya karya Ilmiah akhir ners ini.

(9)

ix

Penulis menyadari karya Ilmiah akhir ners ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Tiada kesempurnaan dalam setiap perubahan melainkan setiap langkah menuju perubahan merupakan awal dari jalan menuju kesempurnaan. Akhir kata semoga karya Ilmiahakhir ners ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin

Gombong, Agustus 2016

(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pernyataan Orisinalitas ... iii

Halaman Persetujuan ... iv

Halaman Pengesahan ... v

Halaman Pernytaan Persutujuan Publikasi Tugas Akhir Untuk Kepentingan Akademis ... vi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

A. Konsep dasar Masalah Keperawatan ... 7

1. Pengertian ... 7

2. Tanda dan Gejala Masalah ... 7

3. Patofisiologi ... 7

B. Asuhan Keperawatan berdasarkan Teori ... 9

1. Fokus Pengkajian ... 9

2. Diagnosa Keperawatan ... 13

3. Intervensi ... 13

4. Implementasi ... 16

(11)

xi BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN ... 18

A. Profil Lahan Praktik ... 18

1. Visi Misi Rumah Sakit ... 18

2. Gambaran Wilayah ... 19

3. Jumlah Kasus ... 20

4. Upaya Pelayanan dan Penangana ... 20

B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan ... 22

1. Asuhan Kep. Kasus By. Ny. N ... 22

2. Asuhan Kep. Kasus By. Ny. S ... 26

3. Asuhan Kep. Kasus By. Ny. Y ... 31

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN... 36

A. Analisis Karakteristik Klien/Pasien ... 36

B. Analisis Masalah Keperawatan ... 36

C. Analisis Intervensi ... 38 D. Inovasi Tindakan ... 40

BAB V PENUTUP ... 41

A. KESIMPULAN ... 41

B. SARAN ... 42

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bayi Berat Lahir Rendah atau BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilannya yang dapat terjadi akibat dari prematuritas (persalinan kurang bulan atau prematur) atau persalinan dengan bayi kecil masa kehamilan. Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama dengan 2500 gram disebut prematur. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan sehingga, lambat laun diketahui bahwa tingkat morbiditas dan mortalitas pada neonatus tidak hanya bergantung pada berat badan saja, tetapi juga pada tingkat maturitas bayi itu sendiri. (Proverawati, A, dkk, 2010, 1).

Prevalensi bayi BBLR diperkirakan 15% dari seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-38% dan lebih sering terjadi di negara berkembang atau sosial ekonomi rendah. Secara statistik menunjukkan 90% kejadian bayi BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibandingkan pada bayi dengan BBLR dari 2500 gram (World Health Organization, 2011).

(13)

2

maksimal 7% (Isawati, 2010) yang dicapai adalah 1 per 1000 kelahiran hidup. Bayi BBLR menyebabkan 50% kematian neonatal dan menyumbang 20% angka kematian bayi. Angka kematian bayi di daerah perkotaan sekitar 6-7 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2010).

Hasil riskedas tahun 2013, prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) berkurang dari 11,1 persen tahun 2010 menjadi 10,2 persen tahun 2013. Di Jawa Tengah sendiri prevalensi kejadian BBLR pada tahun 2013 yaitu 10,0 %. (Riskesdas 2013).

Kliegman dan Arvin (2000) bayi baru lahir sangat tergantung pada fungsi saluran cerna dalam mengabsobsi makanan, fungsi ginjal untuk mengsekresikan bahan yang harus dibuang dan mempertahankan hemotasis kimia, fungsi hati mengsekresikan bahan toksik dan sietem immunologi untuk melindungi dari infeksi. Lebih lanjut dikatakan Seotijingsih (2000) bahwa periode transisi ini, akan menyebabkan penurunan berat badan bayi 7-105 dibawah berat badan lahirnya. Salah satu dampak kejadian BBLR adalah perlambatan pertumbuhan bayi yeng terlihat pada pertambahan berat badan yang tidak mencapai angka normal ketika berumur satu tahun. Dengan demikian, ukuran bayi tersebut lebih kecil daripada bayi yang mempunyai berat badan lahir normal (Supariasa IN, 2007). Selain itu, BBLR sangat rentan terhadap defisiensi dan gangguan keseimbangan berbagai nutrisi, sehingga mudah mengalami kerusakan permanen dalam pertumbuhan fisik dan mental (Manuaba IBG, 2006).

(14)

3

serangkaian perubahan fisiologis tubuh yang kompleks (Lissauer & Fanaroff, 2009). Perubahan fisiologis tubuh tersebut meliputi perubahan pada sistem respirasi, sirkulasi, termoregulasi, keseimbangan asam basa, persarafan, hemopoetika, gastrointestinal, integumen, endokrin, muskuloskeletal, dan eliminasi (Wong et al., 2009).

Pada kelahiran dengan berat lahir rendah, bayi dapat mengalami proses adaptasi yang lebih sulit sebagai akibat ketidakmatangan (imaturitas) sistem organ (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005). Sehubungan dengan adaptasi pada sistem gastrointestinal ini, kesulitan adaptasi bayi berat lahir rendah akan semakin diperberat apabila penyakit atau masalah lain turut menyertai (Bobak, Lowdermilk, & Jensen, 2005) seperti asfiksia, infeksi, dan masalah kesehatan lainnya, sehingga asupan nutrisi enteral dini dapat menjadi tertunda (Marnoto et al., 2011). Pada bayi berat lahir rendah, adanya perhatian terhadap perkembangan sistem gastrointestinal baik secara anatomi maupun fungsi akan memberikan implikasi yang bermakna terhadap penerimaan asupan nutrisi enteral dini.

(15)

4

bayi BBLR dapat digunakan susu formula khusus bayi BBLR (Proverawati, 2010).

Menurut (Nurachmah, 2012), Nutrisi enteral adalah terapi pemberian makanan secara langsung ke dalam saluran pencernaan melalui selang (tube). Sedangkan menurut (Andry, 2006), Nutrisi enteral tube

merupakan terapi pemberian nutrien melalui saluran cerna dengan menggunakan slang atau kateter khusus (feeding tube). Nutrisi pada bayi BBLR merupakan salah satu faktor penting mengingat imaturitas organ dan cadangan nutrisi tubuh rendah. Imaturitas organ tubuh menimbulkan hambatan kemampuan bayi menerima nutrisi enteral tube. Fungsi menelan dan mengisap yang belum sempurna menyebabkan bayi prematur memerlukan alat bantu dalam pemberian nutrisi enteral tube (Nurachmah, 2012).

Kepentingan lain pemberian cairan parenteral adalah untuk memberikan nutrisi, baik total maupun parsial. Tujuannya adalah pemberi energi dan nitrogen untuk mengusahakan pertumbuhan yang normal, terutama pada bayi. Dengan nutrisi parenteral, panjangbtubuh, lingkar kepala dan pertumbuhan tulang bisa normal selama 44 hari. Pertumbuhan berat dan pertumbuhan tulang bisa normal selama 10 bulan. Juga bisa mempercepat penyembuhan luka, memperbaiki keadaan umum, menyebabkan kenaikan berat badan, dan menyebabkan nitrogen balance positif (Nurachmah, 2012).

RSUD margono memiliki pasien BBLR yang tercatat dari bulan januari 2016-maret 2016 sebanyak 37 bayi. Manajamen nutrisi di ruang Perinatal dengan mengkombinasikan nutrisi enteral tube dan nutrisi parenteral

(16)

5

Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Rumah Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto

.”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Menganalisi Asuhan Keperawatan Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan Pengkajian Keperawatan Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto.

b. Mendiskripsikan Analisa Data Keperawatan Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto.

c. Mendiskripsikan Diagnosa Keperawatan Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto.

d. Mendiskripsikan Intervensi Keperawatan Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto.

e. Mendiskripsikan Implementasi Keperawatan Dengan Masalah Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto.

(17)

6

Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Melati Sakit Prof Margono Soekarjo Purwokerto.

C. Manfaat

1. Manfaat Keilmuan

Memberikan masukan kepada institusi pendidikan dalam proses pembelajaran ilmu keperwatan anak dan dapat menambah referensi yang dapat digunakan untuk acuhan pembutan asuhan keperawatan. 2. Manfaat Aplikatif

Hasil ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada perawat dalam penanganan masalah Bayi Berat Lahir Rendah

3. Manfaat Metodologis

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. (edisi 4). Jakarta: EGC

Cristine, dkk (2012) Pengaruh Posisi Pronasi terhadap Penurunan Produksi Residu Lambung BBLR. Journal of Neonatal Nursing

Depkes RI. 2010. Manajemen Laktasi. Direktorat Gizi Masyarakat. Direktorat Jendral Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Gomella LG, Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE. (2009). Neonatology, management, procedures, on-call problems, disease, and drugs 6th edition. New York: McGraw-Hill.

Hussein, H. A. ( 2012). The Difference between Right Side and Semi Recumbent Positions after Feeding on Gastric. Journal of American Science , 8(1).Hwang et al. (2003)

Indrasanto, Eriyati. (2008). Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK): Asuhan Neonatal Esensial. Jakarta: JNPKKR, IDAI, POGI.

Kliegman, R.M. (1999). Experimental validation of neonatal feeding practice. Lissauer, T., & Fanaroff, A. (2009). At a glance: Neonatologi. Jakarta: Erlangga. Manuaba, Ida Bagus, (2006) Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, dan Keluarga

Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta

NANDA 2014, Nursing Diagnoses Deftinition and Classification 2014-2016, NANDA International, EGC : Jakarta

Nue, J., & Douglas-Escobar, M. (2008). Gastrointestinal development:

Implications for infant feeding, 241-249. Diunduh dari

anhi.org/learning/pdfs/dcbecker. Pediatrics, 103, 492.

Pemerintah RI. 2012. Peraturan Pemerintah RI: Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Departemen Kesehatan RI

Proverawati Atikah, & Ismawati Cahyo, S. (2010). BBLR : Berat Badan Lahir

(19)

Riskedas. 2013. Riset Kesehatan Dasar.

http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%2020 13.pdf. Diakses tanggal 29 maret 2016 jam 20.00 WIB

Sangers et al. (2012). Outcomes of gastric residuals whilst feeding preterm infants in various body positions. Journal of Neonatal Nursing

Setiati TE, Soemantri A. (2009). Sepsis dan disfungsi organ multiple pada anak. Patofisiologi dan penatalaksanaan. Jakarta: EGC.

Smith, L. (2011). Gastric Residuals in Neonates : Evidence Based Practice Approach. Master of Arts in Nursing Theses , 45.

Sourabh Dutta et al,. (2015). Guidelines for Feeding Very Low BirthWeight Infants: Nutrients 2015, 7, 423-442 diakses tanggal 2 agustus 2016

Supartini, Y. (2004). Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC

Suradi, R., Hegar, B., Partiwi, I.G., Marzuki, A.N., Ananta, Y. (2010). Indonesia Victor, YH. (2011). Effect of body positions on gastric emptying in tthe neonate.

Pubmed .

WHO. 2011. Global Strategy for Infant and Young Child. World Health Organization. Geneva

Referensi

Dokumen terkait

Setelah mengikuti matakuliah ini selama satu semester mahasiswa mampu menggunakan struktur dasar pemrograman java script, mengerti event, function, array dapat membuat program

Penelitian pendahuluan meliputi analisa sensori untuk menentukan konsentrasi jus lidah buaya terbaik pada es krim soyaloe dan penelitian utama meliputi uji fisik

dilakukan adalah aspek pengembangan wisata yang dapat dilakukan melalui pengembangan produk wisata religi Sunan Drajat dan strategi pendukung untuk mengembangakan wisata

In the novel November of the Heart and The Girl from the Coast , the influence of culture toward the main characters’ inferiority is very interesting to be analyzed because

This study investigates metacognitive and cognitive strategies used in reading short stories as reflected in the English literature students’ reading process.. This study

locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa; (2) ada pengaruh kultur keluarga pada hubungan antar kecerdasan emosional dengan

Subjek cukup grogi pada saat wawancara pertama dimulai. Ia mengaku agak stres sehingga menggigiti kuku jari tangannya. Hal ini terjadi karena ini adalah kali pertama ia

Kepemilikan publik merupakan jenis atau bentuk komoditas yang berfungsi sebagai elemen kemaslahatan hidup bersama yang tidak boleh dimiliki individu.. Komoditas tersebut harus