KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD PRINGSEWU TAHUN 2018
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Oleh :
OKI PAMUJI 144012015068
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2018
ii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH
DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD PRINGSEWU TAHUN 2018
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Keperawatan
Diajukan Oleh :
OKI PAMUJI 144012015068
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG TAHUN 2018
iii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI KURANG DARI KEBUTUHAN TUBUH DI RUANG PENYAKIT DALAM RSUD PRINGSEWU TAHUN 2018
Oki Pamuji
xvii + 63 Halaman, 17 Tabel, 3 Bagan dan 10 Lampiran
ABSTRAK
Indonesia juga mulai menghadapi berbagai permasalahan kesehatan yang lazim di negara negara maju yaitu penyakit penyakit kronis akibat dari proses degeneratif dan perubahan gaya hidup. Sebanyak 176 orang pasien gagal ginjal kronik menjalani perawatan di Ruang Penyakit Dalam dengan klasifikasi 76 orang pasien berjenis kelamin perempuan dan 100 orang pasien berjenis kelamin laki-laki.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2018. Desain yang dipakai dalam penelitian adalah studi kasus. Partisipan yang digunakan dalam penelitian adalah 2 pasien dengan diagnosa medis gagal ginjal kronik Partisipan yang digunakan dalam penelitian adalah 2 pasien dengan diagnosa medis gagal ginjal kronik dan diberikan intervensi yang sama.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, didapatkan bahwa pengkajian kedua klien mengalami ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan Diagnosa Keperawatan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh. Setelah dilakukan evaluasi didapatkan bahwa masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dari kedua pasien dapat teratasi di tandai dengan peningkatan nafsu makan, peningkatan porsi makan setiap harinya, tidak terjadi mual saat makan.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan KMB, GGK
iv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung NUTRITIONAL BALANCES LESS THAN BODY NEEDS IN DISEASE SPACE
IN PRINGSEWU HOSPITAL YEAR 2018
Oki Pamuji
xvii + 63 Pages, 17 Tables, 3 Chart dan 10 Attachment
ABSTRACT
Indonesia also began to face various health problems prevalent in developed countries, namely chronic diseases due to degenerative processes and lifestyle changes. A total of 176 patients with chronic renal failure underwent treatment in the Internal Medicine Room with a classification of 76 patients of the female sex and 100 patients of the male sex.
The purpose of this study was to determine nursing care in patients who experienced chronic renal failure with nutritional imbalances less than body needs in the internal medicine room of Pringsewu District Hospital Lampung Province in 2018. The design used in the study was a case study. The participants used in the study were 2 patients with a medical diagnosis of chronic renal failure. The participants used in the study were 2 patients with a medical diagnosis of chronic renal failure and were given the same intervention.
Based on the results of research that has been done, it was found that the assessment of both clients experienced an imbalance of nutrients less than the needs of the body with Nursing Diagnosis Nutrition Imbalance Less Than Body Needs. After evaluation, it was found that the problem of insufficient nutrition from the body needs of the two patients can be resolved in the mark by increasing appetite, increasing daily meals, no nausea at meal
Keyword : Nursing Care KMB, CRF
v
vi
vii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai sivitas akademik STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Oki Pamuji NIM : 144012015068 Program Studi : Diploma III Keperawatan Jenis Karya : KTI
Judul : Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Ruang Penyakit Dalam RSUD Pringsewu Tahun 2018
Guna pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan, menyetujui memberikan kepada STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tanpa menuntut ganti rugi berupa materi atas karya tulis saya yang berjudul :
Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD Pringsewu Tahun 2018.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan adanya pernyataan ini berhak menyimpan, mengalihmediakan dalam bentuk format yang lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak atas karya.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Pringsewu Pada tanggal : 31 Agustus 2018 Yang menyatakan
viii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku Babe Haryanto dan Emak Sunarni yang selalu memberikan penguatan, doa, serta harapan bagiku.
2. Para Dosen yang telah mengajariku dan memberikan ilmu yang sangat luar biasa untuk saya.
3. Para sahabatku angkatan 20 yang selalu membantuku, mensuportku, memberikan kenangan indah dimasa proses ini.
4. Para warga stikes muhammadiyah pringsewu lampung dan warga pringsewu saya ucapkan terimakasih.
ix
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Awali harimu dengan membaca lafaz
x
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Oki Pamuji, dilahirkan di Gisting pada tangga 29 Oktober 1999, Putra pertama dari pasangan Bapak Haryanto dan Ibu Sunarni. Pendidikan dasar SDN 3 Gisting Bawah di tamatkan pada tahun 2009. Pendidikan selanjutnya di SMP N 1 Gisting diselesaikan pada tahun 2012. Pendidikan selanjutnya di SMA N 1 Gunung Alip diselesaikan pada tahun 2015. Pada tahun yang sama penulis melajutkan pendidikan di STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung sampai sekarang.
Pada saat SD dan SMP penulis pernah menjuarai lomba Karate tingkat provinsi. Penulis pernah mendapatkan juara 2 pada O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional). Penulis pernah mendapatkan juara 1 lomba futsal antar kabupaten pada tahun 2014.
xi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan waktu yang di tentukan. Karya Tulis Ilmiah Ini berjudul “Asuhan
Keperawatan Klien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD PringsewuTahun 2018”.
Penulis Karya Tulis Ilmiah ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir dalam menempuh pendidikan Diploma III di STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mendapat banyak petunjuk dan bantuan baik moril maupun materil, untuk itu dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ns.Arena Lestari, M.Kep,Sp.Kep.J selaku Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu.
2. Ns.Nuria Muliani, M.Kep,Sp.Kep.J selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan 3. Heru Supriyatno, S.Kep, M.Kes, selaku pembimbing 1
4. Ns. Siti Indarti, S.Kep, M.Kes. selaku pembimbing 2
5. Seluruh dosen dan Staf STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung. 6. Papa, Mama, Ibu, Kakak, adikku Tercinta, saudara-saudaraku yang aku
sayangi serta Orang Terkasih yang selalu Menemani dan menantikan keberhasilanku.
7. Rekan – Rekan Seperjuangan Angkatan Ke - 20 yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.
xii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung dengan kemampuan penulis agar Karya Tulis Ilmiah ini menjadi sempurna. Kritik dan saran yang bersifat membangun untuk menjadikanKarya Tulis Ilmiah ini jauh lebih baik lagi. Semoga bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan pada dunia keperawatan pada khususnya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Pringsewu, 20 April 2018 Penulis
xiii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
HALAMAN SAMPUL DEPAN ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
ABSTRAK ... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN ... v
LEMBAR PENGESAHAN ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
MOTO HIDUP ... ix
RIWAYAT HIDUP ... x
KATA PEGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR BAGAN... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Pendahuluan ... 1
B. RumusanMasalah ... 4
C. Tujuan ... 4
D. Manfaat ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anatomi fisiologi ginjal ... 7
B. Konsep Penyakit Gagal Ginjal Kronik ... 8
C. Konsep Nutrisi ... 14
D. Konsep Asuhan Keperawatan ... 24
BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian ... 29 B. BatasanIstilah ... 29 C. Partisipan ... 30 D. LokasidanWaktuPenelitian ... 30 E. Pengumpulan Data... 30 F. Analisa Data ... 31 G. EtikPenelitian ... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 35 B. Pembahasan ... 55 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 61 B. Saran ... 62 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Gambar 2.1 Anatomi Ginjal
xv
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Bagan 2.1 Pathway
Bagan 4.1 Genogram Pasien 1
xvi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Tabel 2.0. Tahap-tahap dari Gagal Ginjal Kronik
Tabel 2.1 Masukan nutrient rata–rata yang dianjurkan Tabel 2.2 Bahan makanan
Tabel 2.3 Rencana Keperawatan Tabel 2.4 Batasan Istilah
Tabel 4.1 Identitas Klien Tabel 4.2 Riwayat penyakit
Tabel 4.3Riwayat psikososial spiritual Tabel 4.4 Lingkungan
Tabel 4.5 Perubahan Pola Kebiasaan Tabel 4.6 Pemeriksaan fisik
Tabel 4.7 Pemeriksaan Diagnostik Tabel 4.8 Penatalaksanaan
Tabel 4.9 Analisa data Tabel 4.10 Perencanaan Tabel 4.11 Pelaksanaan Tabel 4.12 Evaluasi
xvii
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Lampiran 1 Surat izin pra suvey
Lampiran 2 Surat izin pengambilan data
Lampiran 3 Surat penjelasan persetujuan (informed consent) Lampiran 4 Surat persetujuan pasien (informed consent) Lampiran 5 Format pengkajian Keperawatan Medikal Bedah Lampiran 6 SOP Pemberian Nutrisi Oral
Lampiran 7 Satuan Acara Penyuluhan Gagal Ginjal Lampiran 8 Leaflet
Lampiran 9 Jadwal kegiatan intervensi Lampiran 10 Lembar konsul
1
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia masih menghadapi berbagai masalah kesehatan. Selain masih menghadapi permasalahan yang lazim terjadi di negara berkembang (seperti: kurang gizi, penyakit menular/penyakit tropis, infeksi, dll). Indonesia juga mulai menghadapi berbagai permasalahan kesehatan yang lazim di negara negara maju yaitu penyakit penyakit kronis akibat dari proses degeneratif dan perubahan gaya hidup. Salah satu penyakit kronis yang angka kejadiannya di perkirakan meningkat setiap tahunnya adalah penyakit gagal ginjal kronis (Yayan T. Sundara, 2013).
Gagal ginjal kronik terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun. Status gizi yang kurang merupakan prediktor terjadinya angka kematian yang tinggi pada gagal ginjal kronik. Nutrisi memegang peran penting dalam memelihara kesehatan dan menambah daya tahan tubuh terhadap penyakit serta membantu penyembuhan penyakit. Seorang pasien kebutuhannya terpenuhi lebih dapat mempertahankan status kesehatannya dan memiliki kecenderungan proses penyembuhan penyakit lebih baik. Sebaliknya seorang pasien mengalami kekurangan nutrisi sangat rentan terhadap berbagai penyakit (Rudi Haryono, 2012).
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Menurut World Healt Organization (WHO), secara global lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik, penyakit gagal ginjal kronik dari tahun 2011 meningkat menjadi 0,2 % pada tahun 2012. Prevalensi gagal ginjal kronik Juga meningkat seiring dengan bertambahnya umur, meningkat tajam pada umur 35- 44 tahun (0,3%), diikuti umur 45 - 54 tahun (0,4%), dan 55 -74 tahun (0,5%), tertinggi pada kelompok umur ≥75 tahun (0,6%) (Ratnawati, 2014).
Penyakit Gagal Ginjal di Indonesia menempati urutan ke 10 dalam penyakit tidak menular (RISKESDAS, 2013). Indonesia mencapai 400.000 juta orang tetapi belum semua pasien tertangani oleh tenaga medis, baru sekitar 25.000 orang pasien yang dapat ditangani, artinya ada 80% pasien yang tidak mendapat pengobatan dengan baik. Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung angka kejadian Gagal Ginjal sejumlah 160 dengan jumlah 63 orang meninggal dunia (Rekam Medik RSUD Dr. H. Abdul Moeloek provinsi Lampung, 2017). Selain itu peneliti melakukan prasurvey yang di lakukan di RSUD Pringsewu tanggal 2 April 2018, Hasil pengamatan langsung pada data morbiditas pasien gagal ginjal kronik di Rekam Medik RSUD Pringsewu di dapatkan bahwa sejak bulan November 2017 hingga bulan februari 2018, sebanyak 176 orang pasien gagal ginjal kronik menjalani perawatan di Ruang Penyakit Dalam dengan klasifikasi 76 orang pasien berjenis kelamin perempuan dan 100 orang pasien berjenis kelamin laki-laki. Rata-rata pasien gagal ginjal kronik tersebut berusia 43 sampai 64 tahun.
Sebuah penelitian oleh PENEFRI tahun 2011 ( dikutip Ajeng A.I, 2017). Mendemonstrasikan bahwa masalah yang sering timbul pada pasien
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung tenga terapi hemodialysis adalah malnutrisi. Malnutrisi adalah suatu keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relative maupun absolute satu atau lebih zat gizi. Penyebab utama malnutrisi pada penyakit gagal ginjal kronik karena asupan gizi yang tidak adekuat. Kasus malnutrisi ditemukan di awal hemodialysis pada penderita penyakit gagal ginjal kronik sebanyak 40%. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Santoso et al. (2015) tentang “ Hubungan lama hemodialisis dengan penurunan nafsu makan pada pasien gagal ginjal kronik” disimpulkan data bahwa ada hubungan lamanya hemodialisis dengan penurunan nafsu makan pada pasien gagal ginjal kronik di Unit Hemodialisa RSUD Ulin Banjarmasin. Hal yang sama di laporkan Wirhan A, dkk pada tahun 2014 dalam (Santoso et al. (2015) yang meneliti perubahan gizi pada 41 orang penderita penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis, dimana malnutrisi berkisar antara 30% - 77,8%, tergantung kriteria penilaian status gizi.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dan ditulis dalam bentuk karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2018.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Bagaimanakah Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2018 ?”.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Diketahui Asuhan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2018.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui pengkajian menetapkan diagnosa Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2018.
b. Diketahui perencanaan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronis Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD Pringsewu Lampung Tahun 2018.
c. Diketahui tindakan Keperawatan Pada Pasien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronis Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD Pringsewu Lampung Tahun 2018.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung d. Diketahui evaluasi pada Pasien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronis
Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD Pringsewu Lampung Tahun 2018.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil dari peneltian ini diharapkan dapat menjadi revensi dan masukan bagi pengembangan ilmu kesehatan, khususnya keperawatan untuk mengetahui Asuhan Keperwatan Klien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Tahun 2018.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Perawat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan yang berkualitas terutama dalam memberikan Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh secara komprehensif.
b. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam melakukan tindakan Asuhan Keperwatan Klien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
c. Bagi Institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan ilmu tentang Asuhan
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Keperwatan Klien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh.
d. Bagi Klien
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan dan perawatan yang baik untuk pasien yang mengalami Gagal Ginjal Kronik.
e. Bagi Peneliti
Manfaat praktis penulisan karya tulis ilmiah bagi peneliti yaitu dapat menentukan masalah dan intervensi keperawatan yang tepat pada pasien Gagal Ginjal Kronik.
7
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Fisiologi Ginjal 1. Anatomi ginjal
Gambar 2.1 2. Fisiologi Ginjal
a. Korteks (kulit ginjal) berfungsi melaksanakan penyaringan darah yang disebut nefron.
b. Medula (sumsum ginjal) berfungsi untuk pengumpul urine.
c. Kaliks berfungsi untuk mengatur sistem beliverdin dan bilirubin pada ginjal serta mengeluarkan zat amoniak pada air yang dikeluarkan. d. Kapsul fibrous adalah alat pembungkus ginjal.
e. Arteri ginjal berguna membawa darah keluar dari dalam ginjal menuju vena cava inferior.
f. Vena ginjal adalah pembuluh balik berguna untuk membawa darah keluar dari dalam ginjal menuju vena.
g. Pelvis renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal.
h. Ureter berfungsi menghantarkan urine dari ginjal menuju kandung kemih.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung B. Konsep Penyakit Gagal Ginjal Kronik
1. Definisi
Gagal ginjal kronis adalah kerusakan ginjal progresif yang berakibat fatal yang ditandai dengan uremia urea dan limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis atau transpalantasi ginjal (Nursalam,2008). Gagal ginjal kronik adalah sindrom klinis yang umum pada stadium lanjut dari semua penyakit ginjal kronik yang di tandai dengan uremia (Rudi Haryono,2012). Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi penumpukan sisa metabolik (toksikuremik) di dalam darah (Arif Mutaqin& Kumala Sari, 2011).
2. Etiologi
a. Infeksi saluramn kemih.
b. Penyakirt peradangan (glomerulonefritis)glomerulus akut dapat mengakibatkan ekskresi air, natrium dan zat nitrogen berkurang sehingga timbul edema dan peningkatan aldosteron menyebabkan retensi air dan natrium sedangkan glomerulenofritis kronik ditandai dengan kerusakan glomerulus secara progresif lambat, akan tampak ginjal mengkerut, berat lebih kurang dari permukaan bergranula. Ini
disebabkan karena iskemia, karena tubulus mengalami
atrofi,fibrosisintestisial dan penebalan dinding arteri.
c. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis). Gagalginjalkronik dapat menyebabkan hipertensi melalui mekanisme
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung retensiNa dan H2o, keadaan ini merupakan salah satu penyebab utama
gagalginjalkronik, terutama pada populasi bukan orang kulit putih. d. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodus, sklerosis
sistemik).
e. Penyakit kongenital dan herediter (penyakit polistik yang ditandai dengan kista multiple, bilateral mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal akibat penekanan.
f. Penyakit metabolik (DM, Gout, Hiperparatiroidisme). g. Nefropatitoksik (kerusakan atau penyakit pada ginjal). h. Nefropatiobstruktif (batu saluran kemih).
(Rudi Haryono, 2012). 3. Patofisiologi
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal, sebagian nefron (termasuk glomerulus dan tubulus) di duga utuh dan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh). Nefron yang utuh hipertrofi dan memproduksi volume filtrasi yang meningkat di sertai reabsorbsi walaupun keadaan penurunan GFR/daya saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari nefron yang rusak. Gejala khas kegagalan ginjal bila kira fungsi ginjal telah hilang 80%-90%, nilai kreatinin turun sampai 15ml/menit atau lebih rendah. Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya di ekskresikan ke dalam urine) tertimbun dalam darah sehingga semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat. Banyak gejala uremia yang membaik setelah dialisis. Perjalanan umum gagal ginjal dapat di bagi menjadi tiga stadium yaitu:
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung a) Stadium 1 (penurunan cadangan ginjal)
Ditandai dengan kreatinin serum dankadar Blood Ureum Nitrogen (BUN) normal dan penderita asimtomatik.
b) Stadium 2 (infusiensi ginjal)
Lebih dari 75% jaringan yang berfungsi telah rusak (Glomerulus Filtration Rate besarnya 25% dari normal).Pada tahap ini Blood Ureum Nitrogen mulai meningkat diatas normal, kadar kreatinin serum mulai meningkat melebihi kadar normal, azotemia normal, timbul nokturia dan poliuri.
c) Stadium 3 (ginjal stadium akhir / uremia)
Timbul apabila 90% masa neufron telah hancur, nilai Glomerulus Filtration Rate 10% dari normal, kreatinin kliriens 5-10 ml permenit atau kurang. Pada tahap ini kreatinin serum dan kadar Blood Ureum Nitrogen meningkat sangat mencolokdan timbul oliguri (Rudi Haryono, 2012).
Bagan 2.1 Patway Gagal Ginjal Kronik
Zattoksik vaskular infeksi Obs.salurankemih
Reaksi antigen anti bodi Arteriosklerosis Suplaidarahginja lturun Tertimbun ginjal Retensiurin Batubesar&kasar Menekansyar afperifer Iritasi/cidera GFR GGK Nyeripinggang Hematuria anemia Sekr.proteinte rganggu Retensi Na Sekrs.eritropol is
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung (Amin Huda Nurarif, 2015)
4. Komplikasi GGK
Komplikasi antara lain : Hipertensi, Anemia, Osteodistrofi renal, Payah jantung, Asidosis metabolic, Gangguan keseimbangan elektrolit seperti sodium, kalium, klorida (Nanda, 2015).
Sindrom uremia Ggn ksem asam basa Urokromtrtm bun perpospatemia
Total CES naik Prod.hbturun
Tekkapilernaik
Suplainutrisi Prod asam Prubhnwrnkulit Vol intrstial
naik
pruritis Ggnnutrisi
Nausea,vomitus Iritslambung Krsknintegrit s edema oksihemoblobi n Res.infeksi gastritis Res.pendarhn Hematemesis melena Mual,munth anemia
Pre load naik Sup.o2 kasar Bbnjntungnaik intoleransi Hiptrofivent.kir i Ket.prfusijringan Ket.nutrsikrgdr ikbthntbh keletihan
COP turun Bend attkiri
Alrndrhkegnjl Sup. O2 jringan Sup.o2 keotak Tekanan vena RAA turun metabolisme syncope Retensi Na Kelebhn vol. cairan Asamlaktatnaik Fatigue,nyerisendi Kapilerparunaik Kapilerparunaik Edema paru Gangguanpertuk aran gas nyeri
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung 5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis antara lain hipertensi, (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sistem reninangiotensin-aldosteron), gagal jantung kongestif dan udampulmoner (akibat cairan berlebihan) dan perikarditis akibat dari iritasi pada lapisan perikardial oleh toksik, pruritis, anoreksia, mual, muntah, cegukan, kedutan otot, kejang, perubahan tingkat kesadaran, tidak mampu berkonsentrasi (Rudi Haryono, 2012).
6. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksan penunjang
a. Urine
1) Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tidak ada (anuria).
2) Warna: secara abnormal urine keruh kemungkinan disebabkan oleh pus, bakteri,lemak,fosfat atau uratsedimen kotor, kecoklatan menunjukan adanya darah, hb, mioglobin, porfirin.
3) Berat jenis: kurang dari 1,010 menunjukan kerusakan ginjal berat. 4) Osmoalitas: kurang dari 350 mOsm/kg menunjuksn kerusakan
ginjal tubular dan rasio urin/serum sering1:1. 5) Klirenskreatinin: mungkim agak menurun.
6) Nartium: lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium.
7) Protein: derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukan kerusakan glomerulus bila SDM fragmen juga ada.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung b. Darah
1) BUN/kretinin normal laki-laki 0,6-1,2 mg/dl, wanita 0,5-1,0 mg/dl.
2) Hematologit: menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/dl.
3) SDM: menurun, defisiensi eritrtopoitin. 4) GDA: asidosis metabolik, ph kurang dari 7,2. 5) Natrium: rendah.
6) Kalium: meningkat. 7) Kalsium: menurun.
8) Protein(albumin): menurun.
c. Osmolalitas serum: lebih dari 285 mOsm/kg.
d. Polegramretrogat: abnormalis pelvis ginjal dan ureter.
e. Ultrasono ginjal: menentukan ukuran ginjal dan adanya masa kista, obstruksi saluran perkemihan bagian atas.
f. Endoskopi ginjal, nefroskopi: untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif.
g. Arteriogram ginjal: mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstra vasekular, masa.
h. EKG: menunjukan ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung 7. Penatalaksanaan
a. Obat-obatan
Anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih), transfusi darah.
b. Intake Cairan dan Makanan
Minum yang cukup, pengaturan diet rendah protein (0,4-0,8 gram/kg BB) bisa memperlambat perkembangan gagal ginjal kronis.
c. Asupan garam biasanya tidak di batasi kecuali jika terjadi edema (penimbunan cairan di dalam jaringan) atau hipertensi. d. Tambahan vitamin D dan C di berikan jika penderita menjalani
diet ketat atau menjalani dialisa.
e. Pada penderita gagal ginjal kronis biasanya kadar trigliserida dalam darah tinggi yang akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi seperti stroke dan serangan jantung. Untuk menurunkan kadar trigliserida di berikan gemfibrozil.
f. Asupan cairan di batasi untuk mencegah terlalu rendahnya kadar garam (natrium) dalam darah.
g. Makan kaya kalium harus dihindari. Hiperglikemia sangat berbahaya karena meningkatkan resiko terjadinya gangguan irama jantung dan cardiacarrest.
h. Jika kadar kalium terlalu tinggi maka di berikan natrium polisteren sulfonat untuk mengikat kalium sehingga kalium dapat di buang bersama tinja.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung i. Kadar fosfat dalam darah di kendalikan dengan membatasi
asupan makanan kaya fosfat (misalnya produk olahan susu, hati, polong, kacang-kacangan dan minuman ringan).
(Rudi Haryono, 2012).
C. Konsep Nutrisi 1. Pengertian nutrisi
Nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di kosnumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, trasportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. (Supariasa, 2014). Nutrisi adalah nutrien yang terdapat dalam makanan karena mengandung nutrien esensial bagi kelangsungan metabolisme sel tubuh (Harwinda Widya Astuti, 2010)
2. Faktor yang mempengaruhi nutrisi
Masalah gizi utama di indonesia di dominasi oleh masalah gizi kurang energi protein (KEP), masalah anemia besi, masalah gangguan akibat kekurangan iodium (GAKY) dan masalah kurang vitamin A (KVA). Disamping itu di duga ada masalah gizi mikro lainnya seperti defisiensi zink yang sampai saat ini belom terungkapkan karena adanya keterbatasan iptek gizi. Konsep terjadinya keadaan gizi mempunyai
dimensi yang kompleks membuat model faktor-faktor yang
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung kesehatan. Konsumsi makanan di pengaruhi oleh pendapatan, makanan, dan tersedianya bahan makanan (Supriyasa, 2014).
3. Masalah Kebutuhan Nutrisi a. Keadaan nutrisi
Keadaan akibat dari ketidakseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.
b. Status Gizi
Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam variabel tertentu, atau perwujudan dari nutrien dalam bentuk variabel tertentu. Contoh: Gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
c. Malnutrisi
Keadaan patologis akibat dari kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolute satu atau lebih zat gizi.
Ada empat bentuk malnutrisi:
a. Under Nutrition: Kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolute untuk periode tertentu.
b. Specifik Defisiency: kekurangan zat gizi tertentu, misal kekurangan vitamin A, yodium, Fe, dan lain-lain.
c. Over Nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu. d. Imbalance: karena disproporsi zat gizi, misanya: kolesterol terjadi karena tidak seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), Kurang Energi Protein (KEP).
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Kurang energi protein (KEP) adalah seseorang kurang gizi yang di sebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu.
(Supriyasa, 2014) 4. Definisi Masalah Keperawatan
Ketidakseimbangan nutrisi adalah kondisi ketika mengalami atau beresiko mengalami ketidakefektifan asupan atau metabolisme dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan (Carpenito, 2012).
a. Batasan karakteristik
Kram abdomen, nyeri abdomen, menghindari makanan, berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal, kerapuhan kapiler, diare, bising usus hiperaktif, kurang makanan, kurang informasi, kurang minat pada makanan, penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat, kesalahan konsepsi, kesalahan informasi, membran mukosa pucat, ketidakmampuan memakan makanan,tonus otot menurun,mengeluh gangguan sensasi rasa, kelemahan otot untuk menelan, sariawan, mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (recommendeddaillyallowance).
b. Faktor yang berhubungan
Faktor biologis, faktor ekonomi, ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrien, ketidakmampuan untuk mencerna makanan, ketidakmampuan untuk menelan makanan, faktor psikologis.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung 5. Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan Nutrisi
a. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi pengkajian fisik secara umum yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
1) Riwayat makanan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola makan, tipe makanan yang dihindari atau di abaikan, makanan yang lebih di sukai, yang dapat digunakan untuk membantu merencanakan jenis makanan untuk sekarang, dan rencana makanan untuk masa selanjutnya.
2) Kemampuan makan
Beberapa hal yang perlu di kaji dalam hal kemampuan makan, antar lain kemampuan mengunyah, menelan, dan makan sendiri tanpa bantuan orang lain.
3) Pengetahuan tentang nutrisi
Aspek lain yang sangat penting dalam pengkajian nutrisi adalah penentuan tingkat pengetahuan pasien mengenai kebutuhan nutrisi.
4) Nafsu makan, jumlah asupan. 5) Tingkat aktivitas.
6) Pengonsumsian obat. 7) Penampilan fisik
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Penampilan fisik dapat dilihat dari hasil pemeriksan fisik terhadap aspek-aspek berikut: rambut yang sehat berciri mengkilat, kuat, tidak kering, dan tidak mengalami kebotakan bukan karena faktor usia; daerah di atas kedua pipi dan bawah mata tidak berwarna gelap, mata cerah dan tidak ada rasa sakit atau penonjolan pembuluh darah; daerah bibir tidak kering, pecah-pecah, ataupun mengalami pembengkakan; lidah berwarna merah gelap, tidak berwarna merah terang, dan tidak ada luka pada permukaannya; gusi tidak bengkak, tidak mudah berdarah, dan gusi yang mengelilingi gigi harus rapat serta erat tidak tertarik kebawah sampai ke permukaan gigi: gigi tidak berlubang dan tidak berwarna; kulit tumbuh halus, tidak bersisik, tidak timbul bercak kemerahan atau tidak terjadi pendarahan yang berlebihan; kuku jari kuat dan berwarna merah muda.
8) Pengukuran antropometrik
Pemeriksaan ini terdiri atas pengukuran tinggi badan, berat badan, tebal lipatan kulit, lingkar tubuh di beberaapa area seperti kepala dada, dan lengan.
9) Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit, dan lain lain (Hidayat Alimul, 2011) b. Diit Gagal Ginjal Kronik
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Pemberian diit gagal ginjal bertujuan untuk: Bagi pasien gagal ginjal kronik dalam mengendalikan keseimbangan cairan dan mengeluarkan berbagai produk limbah. Dalam diet ini harus dipertimbangkan kandungan protein, natrium, kalium pada makanan. Jumlah unsur-unsur gizi tersebut dikurangi bila eksresi terganggu dan ditingkatkan bila terjadi kehilangan yang abnormal lewat urine.
c. Syarat-syarat diit gagal ginjal kronik adalah:
1. Jumlah protein sesuai keadaan gagal ginjal, diliat dari hasil uji CCT.
2. Tinggi protein, seperti yang terkandung dalam telur dan daging. 3. Lemak dibatasi, diutamakan mengkonsumsi lemak tak jenuh
ganda.
4. Natrium dibatasi pada klien dengan gagal ginjal hipertensi berat. 5. Kalsium di batasi.
6. Cukup kalori.
7. Banyak asupan cairan maka banyak pengeluaran urin. (Harwina Widya Astuti, 2010)
d. Jenis diit dan indikasi pemberian
Ada tiga jenis diit yang di berikan menurut berat badan pasien,yaitu: 1) Diit Protein rendah I:30 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan berat badan 50 kg.
2) Diit Protein Rendah II:35 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung 3) Diit Protein Rendah III:40 g protein. Diberikan kepada pasien
dengan betar badan 65 kg.
(Instalasi Gizi Perjan RS Dr.CiptoMangunkusumo& Asosiasi Dietisien Indonesia, 2004:179-180)
Tabel 2.1 Masukan nutrient rata–rata yang dianjurkan untuk penderita ginjal dibandingkan dengan orang normal Zat
Gizi Masukan normal Gagal Ginjal Menahun Dialisis
Energi 30 kkal per kg 35–45 kkalper kg 35–45 kkal per kg
Protein 80 –100 g 20–50 g 1 g per kg Natrium 3– 4 g 120–170 mEq 1-3 g 40–120 mEq 2 g Kalium 3– 4 g 75 –100 mEq 2–4 g 50–100 mEq 2–4 g 50–100 mEq Cairan 1.600 ml +
Cairan yang dikeluarkan
400– 600 ml + Cairan yang dikeluarkan
300–500 ml + cairan yang dikeluarkan e. Tujuan Diet
Gagal Ginjal Kronis :
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum yang tinggi. 3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat penurunan laju filtrasi glomerulus.
f. Syarat Diet
GagalGinjalKronis :
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung 2. Protein rendah, yaitu 0,6 – 1,5 g/kgBB. Sebagian harus bernilai
biologic tinggi.
3. Lemak cukup, yaitu 20 – 30 % dari kebutuhan energi total. Diutamakan lemak tidak jenuh ganda
4. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi jumlah energi yang diperoleh dari protein dan lemak.
5. Natrium dibatasi apa bila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria. Banyaknya natrium yang diberikan antara 1 – 3 g. 6. Kalium dibatasi (40 – 70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium
darah> 5,5mEq), oliguria, atau anuria.
7. Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernafasan (± 500 ml). 8. Vitamin cukup, bila perlu diberikan tambahan suplemen asam
folat, vitamin B6, C, dan D.
Jenis Diet Dan Indikasi Pemberian
Gagal GinjalKronis Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu:
1) Diet Protein RendahI : 30 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat badan 50 kg.
2) Diet Protein RendahII : 35 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat badan 60 kg.
3) Diet Protein RendahIII : 40 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat badan 65 kg.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat tergantung pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari pada standar.Mutu protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino essensial murni.
Tabel 2.2 Bahan makanan
NilaiGizi
Energi 1801 kkal Besi 17,1 mg
Protein 51 g (11% energi total) Vitamin A 26449 RE Lemak 58 g (28% energi total) Tiamin 1 mg
Karbohidrat 286 g (61% energi total) Vitamin C 245 mg Kalsium 623 mg
Pagi Siang/malam
beras 50 g = 1 glstim nasi 50 g = 1 glstim
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung sayuran 50g = 1/2 glstim tempe/tahu 25/50 g = 1 ptgsdg
minyak 5 g = 1/2 sdm sayuran 50 g = 1/2 glssusu 200 g = 1 gls tim sayuran 150 g = 11/2 papaya gula pasir 10 g = 1 sdm
minyak 150 g = 1 sdm
B. Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian
Pengkajian merupakan proses dinamis yang terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pertama, mengumpulkan data secara sistematis; kedua, memilih atau mengatur data yang dikumpulkan; dan ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali(Tarwoto&Wartonah, 2011)
a. Pengkajian pada klien Gagal Ginjal Kronik sebagai berikut:
1) Data biografi: Nama, alamat, umur, status perkawinan, tanggal masuk rumahsakit, diagnosa medis, nomor keluarga yang dapat di hubungi.
2) Keluhan utama
Keluhan utama biasanya bervariasi, mulai dari urine output sedikit sampai tidak dapat BAK, gelisah sampai penurunan kesadaran, tidak selera makan (anoreksi), mual, muntah, mulut terasa kering, rasa lelah, napas berbau (ureum), dan gatal pada kulit.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Kaji penurunan output, penurunan kesadaran, perubahan pola nafas, kelemahan fisik, adanya perubahan kulit, adanya nafas berbau amonia, dan perubahan pemenuhan nutrisi.
4) Riwayat kesehatan dahulu
Kaji adanya riwayat GGA, ISK, payah jantung, penggunaan obat-obatan nefrotoksik, benigna prostatic hiperplasia, dan prostaektomi.
5) Psikososial
Adanya berubahan fungsi struktur tubuh dan adanya tindakan dialisis akan menyebabkan penderita mengalami gangguan gambaran diri, kecemasan, gangguan konsep diri (gambaran diri), gangguan peran pada keluarga (selfesteem).
6) Pemeriksaan fisik
1. Kesadaran dan keadaan umum pasien
Kesadaran Perlu dikaji dari valid-tidak sadar (komposmentis – koma) untuk mengetahui berat ringannya prognosis penyakit pasien.
2. Tanda – tanda vital dan pemeriksaan fisik kepala – kaki
TD, nadi, respirasi, temperature yang merupakan tolak ukur dari keadaan umur pasien pada TTV sering di dapatkan adanya perubahan; RR meningkat, tekanan darah terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai berat. Pemeriksaan dari kepala sampai kaki dengan prinsip - prinsip (inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi) (Muttaqin,A&Sari, 2011)
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung 2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang jelas mengenai status kesehatan atau masalah aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi
dan menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi,
menghilangkan, atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya(Tarwoto&Wartonah,2011)
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual muntah, pembatasan diet dan perubahan membrane mukosa mulut.
b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan, anemia, retensi, produksi sampah.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus, gangguan status metabolik skunder.
(Nurarif,A.H&Kusuma, 2015) 3. Rencana Keperawatan
Tabel 2.3 Rencana Keperawatan
NO Diagnosa Noc Nic
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Definisi: asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Batasan karakteristik :
1. menghindari makanan
2. berat badan 20% atau lebih di
bawah berat badan ideal
3. bising usus hiperaktif
4. kurang makanan
5. kurang minat pada makanan
6. membrane mukosa pucat
7. ketidakmampuana memakan
makanan
8. kelemahan otot mengunyah
Kriteria hasil :
1. Adanaya peningkatan
berat badan sesuai dengan tujuan
2. Berat badan ideal
sesuai dengan tinggi badan
3. Mampu
mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
5. Menunjukanpeningka
tan fungsi pengecapan dari menelan
1. Kaji adanya alergi
makanan
2. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang di butuhkan pasien
3. Berikan makanan yang
terpilih (sudah di konsultasikan dengan ahli gizi)
4. Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
5. Monitor adanya
penurunan berat badan
6. Berikan informasi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Faktor-faktor yang berhubungan :
1. Faktor biologis 2. Faktor ekonomi 3. Ketidakmampuan untuk mengabsorbsinutrient 4. Ketidakmampuan untuk mencerna makanan 5. Ketidakmampuan menelan makanan 6. Faktor psikologis 6. Tidak terjadi penurunan berat badan 2 Intoleransi aktivitas Definisi: ketidakcukupanenergy psikologis atau fisiologis untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang dilakukan Batasan karakteristik :
1. Respontekanan darah
abnormal terhadapa aktivitas
2. Menyatakan merasa letih
3. Menyatakan meras lemah
Faktor yang berhubungan
1. Kelemahan umum
2. Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan
oksigen
3. Tirah baring atau imobilisasi
4. Imobilitas
1. 5. Gaya hidup monoton
Kriteria hasil :
1. Berpartisipasi dalam
aktivitas fisik tanpa di sertai peningkatan tekanan darah, nadi, dan RR 2. Mampu melakukn aktivitas secara mandiri 3. Tanda-tanda vital normal mapu bertindak tanpa bantuan alat Activitytherapy
1. Bantu klien untuk
mengidentifikasi yang mampu di lakukan
2. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi dalam kekurangan beraktivitas
3. Bantu pasien
untukmengembangan motivasi diri dan pengutan
4. Sediakan penguatan
positive bagi pasien
3 Kerusakan integritas kulit Definisi : perubahan atau gangguan epidermis atau dermis
1. kerusakan lapisan kulit
2. gangguan permukaan
kulitinvasi struktur tubuh Faktor-faktor yang berhubungan :
1. Eksternal : - zat kimia - kelembapan 2. internal :
- perubahan status cairan - Perubahan turgor - Fakktorperkembanagan
Kriteria hasil :
1. Integritas kulit yang
baik bisa di pertahankan
2. perfusi jaringan baik
3. Menunjukanpemaha
nman dalam proses
4. perbaikan kulitdan mencegah terjadi nyacdera 5. kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan perawatan Pressuremanagement:
1. jaga kebersihan kulit
agar tetap bersih dan kering
2. monitor kulit adanya
kemerahan
3. monitor status nutrisi
pasien
4. mandikan pasien
dengan sabun dan air hangat
5. Insisionsitecare:
6. membersihkan,
memantau dan meningkatkan proses penyembuhan pada luka yang ditutup dengan jahitan
7. monitor proses
penyembuhan area insisi
8. monitor tandadan gejala
insisi
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Pada tahap perencanaan ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu : menentukan prioritas masalah, menentukan tujuan, menentukan kriteria hasil dan merumuskan intervensi.(Tarwoto&Wartonah, 2011).
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam keperawatan. Tindakan keperawatan mencangkup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi(Tarwoto&Wartonah, 2011)
5. Evaluasi
Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapet dilihat dari hasilnya.Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat di capai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan. Langkah – langkah evaluasi adalah sebagai berikut:
a. Daftar tujuan-tujuan pasien.
b. Lakukan pengkajian apakah pasien dapat melakukan sesuatu. c. Bandingkan antara tujuan dengan kemampuan pasien.
d. Diskusikan dengan pasien, apakah tujuan dapat tercapai atau tidak (Tarwoto&Wartonah, 2011)
29
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model metode yang digunakan peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya penelitian ( Dharma Kusuma,K, 2011 )
Karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus yaitu studi untuk mengeksplorasi masalah Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu Tahun 2018.
B. Batasan Istilah
Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Di RSUD Pringsewu Tahun 2018.
Tabel 2.6 Batasan Istilah
Variable Batasan istilah Cara ukur
Gagal Ginjal Kronik
Pasien mengalami
perkembangan Gagal Ginjal yang progresif dan lambat hasil diagnosis dokter
Observasi, wawancara, pemeriksaan lab, rekam medik, pemeriksaan fisik
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
Asupan nutrisi yang tidak seimbang antara kebutuhan dengan yang masuk kedalam tubuh pasien terutama asupan protein pada penyakit gagal ginjal kronik
Observasi, pemeriksaan fisik, wawancara
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung C. Partisipan
Partisipan yang digunakan dalam penelitian adalah 2 pasien dengan diagnosa medis gagal ginjal kronik. Kriteria inklusi target penelitian ini adalah gagal ginjal kronik dengan ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan kriteria esklusi adalah ketidakseimangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Studi kasus pada Keperawatan Medikal Bedah (Rumah Sakit) lama waktu sejak klien pertama masuk Rumah Sakit sampai pulang dan klien yang dirawat minimal 3 hari. Jika sebelum 3 hari klien sudah pulang, maka perlu penggantian klien lainnya yang akan dilanjutkan dalam bentuk home care. Penelitian di lakukan di RSUD Pringsewu pada bulan Juli 2018.
E. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Wawancara
Hasil anamnesis berisi tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang - dahulu keluarga. Sumber data di dapat dari klien, keluarga, perawat lainnya atau rekam medik dari rumah sakit.
2. Observsi dan Pemeriksaan Fisik
Hasil pengukuran masalah Gagal Ginjal Kronik dengan menggunakan pendekatan IPPA (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi). Sedangkan masalah keperawatan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menggunakan metode observasi dengan pengkajian dan wawancara
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung 3. Evaluasi
Evaluasi perkembangan kesehtan pasien di lihat dari hasilnya.
Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawat dapat di capai dan di berikan umpn balik terhdap asuhan keperawatan yang di berikan.
4. Dokumentasi
Mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, surat kabar, dan sebagainya.
F. Analisa Data
Analisa data dalam penelitian ini adalah : 1. Pengumpulan data
Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dokumentasi. Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan kemudian disalin dalam bentuk transkip/catatan terstruktur.
2. Mereduksi Data
Data dari hasil wawancara dibuat dalam benttuk transkip dan di kelompokan menjadi data subyektif dan obyektif, dianalisi berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian di bandingkan.
3. Penyajian Data
Penyajian data dapat dilakukan dengan menggunakan tabel, gambar, bagan maupun teks naratif. Kerahasiaan dari klien dijaga dengan membuat nama inisial dalam identitas klien.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung 4. Kesimpulan.
Dari data yang disajikan, kemudian akan di bahas dan dibandingkan pada hasil penelitian terdahulu secara teori dan perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dalam metode induksi. Data yang dikumpulkan terkait proses keperawatan dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan, dan evaluasi.
G. Etik Penelitian
Etika yang mendasari penelitian ini adalah :
1. Informed consent (persetujuan menjadi klien) yaitu persetujuan untuk berpartisipasi sebagai subjek penelitian setelah mendapatkan penjelasan yang lengkap dan terbuka peneliti tentang keseluruhan pelaksanaan penelitian.
2. Anonimity (tanpa nama) merupakan kerahasiaan identitas nama klien dengan inisial.
3. Confredentiality (kerahasiaan) manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi namun tidak bisa di pungkiri bahwa penelitian menyebabkan keterbukaan informasi tentang subjek, sehingga peneliti perlu merahasiakannya. Sebagai informasi yang menyangkut privasi subjek yang tidak ingin diidentifikasi dan segala informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain prinsip ini dapat diterapkan dengan cara meniadakan identitas dan kemudian diganti dengan kode tertentu agar tidak terekspos (Dharma, 2011).
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung H. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
Peneliti mencari buku dan artikel yang berhubungan dengan sumber untuk penelitian melihat fenomena dan disusun dengan pembimbing serta meminta izin untuk mencari data-data di ruang Alamanda RSUD Dr. Hi. Abdul Moeloek Provinsi Lampung untuk diangkat dalam penelitian. Peneliti melakukan rancangan proposal penelitian, kemudian proposal konsulkan kepada pembimbing setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing kemudian proposal diujikan. Setelah proposal diuji dan disetujui oleh dosen pembimbing dan dosen penguji, peneliti mengajukan perizinan ke tempat penelitian melalui instansi pendidikan.
2. Tahap pelaksanaan
Peneliti mendapat izin dari RSUD Pringsewu, kemudian mengumpulkan data dengan cara melakukan observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan melihat pendokumentasian rekam medis. Pengumpulan data ini berlangsung selama tiga hari. Pada hari pertama peneliti akan melakukan pengkajian, menganalisa data dan menyusun rencana keperawatan, pada hari ke dua peneliti melaksanakan intervensi yang sudah di buat, pada hari ke tiga peneliti melanjutkan intervensi dan mengevaluasi keefektifan intervensi yang dilakukan. Kelengkapan hasil observasi diperiksa kembali, setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dan analisis data dengan membandingkan hasil penelitian dengan teori, hasil pengolahan dan analisis data dirumuskan kesimpulan
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung penelitian, kemudian data disajikan dalam bentuk tabel dan menggunakan tehnik pendokumentasian asuhan keperawatan.
3. Tahap akhir
Hasil pengolahan data disajikan dengan presentasi. Setelah melakukan sidang dan disetujui untuk dilakukan penjilidan hasil penelitian dikumpulkan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
35
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dilakukan pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, implemntasi, evaluasi dan akan dilakukan pembahasan dari kedua subyek penelitian mengenai Asuhan Keperawatan Pasien Yang Mengalami Gagal Ginjal Kronik Dengan Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh di RSUD Pringsewu Tahun 2018.
A. Hasil
1. Gambaran Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu
Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu beralamat di jalan Lintas Barat Pekon Fajar Agung Barat kec. Pringsewu 35373. Berdasarkan SK
menteri Kesehatan Republik Indonesia tahun 1995 nomor
106/Menkes/SK/I/1995 Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu termasuk dalam kategori Rumah Sakit tipe C. Manajemen Rumah Sakit terus berusaha untuk menigkatkan cakupan dan kualitas pelayanan serta kepuasan pelayanan melalui pengembangan organisasi, peningkatan sumber daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana pelayanan serta dengan peningkatan pola pengelolaan keuangan yang sehat dapat menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu sebagai institusi pemerintah yang profesional dan akuntabel.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Dalam upaya mengembangkan organisasi dan meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat, Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu memiliki visi, yaitu: “Terwujudnya Pelayanan Prima di Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu”. Dan sebagai pendukung dari visi yang akan diraih maka Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu memiliki misi, yaitu:”Memberi Pelayanan Kesehatan yang Prima dan Berkualitas” dimana filosofi dari Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu adalah “Anda Sehat dan Puas Kami Bahagia”. Sementara itu tujuan yang ingin dicapai oleh Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu adalah “Terselenggarakannya pelayanan Rumah Sakit yang mudah, ramah, dan menyenangkan pelanggan, sumber daya manusia yang kompeten, dan terbentuknya tatanan rumah sakit yang bersih”. Jenis pelayanan dan fasilitas penunjang yang diberikan Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu diantaranya Unit Gawat Darurat, ICU, Rawat Jalan, Rawat Inap, Laboratorium, Kamar Operasi, Instalasi Gizi, Fisioterapi, Radiologi, Unit Transfusi Darah. Rumah Sakit Umum Daerah Pringsewu mempunyai tenaga kesehatan sebanyak 14 Dokter Umum, 19 Dokter Spesialis, 29 Bidan, dan 166 Perawat (Profil RSUD Pringsewu, 2015).
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
2. Pengkajian
Pada sub bab ini peneliti akan melakukan pengkajian kepada kedua subyek penelitian dengan mengumpulkan data dasar, data subjektif sesuai informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi Pasien. Di dapati saat pengkajian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Identitas Pasien
Identitas Pasien Pasien 1 Pasien 2
I. Data dasar A.Identitas Pasien a Nama : b Usia : c Status perkawinan : d Jenis Kelamin : e Pekerjaan : f Agama: g Suku
h Bahasa yang digunakan:
i Pendidikan: j Alamat : k Tanggal masuk: l Tanggal pengkajian : mSumber biaya : n Diagnosa Medik : B. Sumber informasi a. Nama :
b. Hub dengan Pasien :
Ny. S 54 tahun Menikah perempuan IRT Islam Jawa Jawa/Indonesia SMP Karang Anyar 05-07-2018 06-06-2018 BPJS CKD Ny.N Anak Ny. D 45 tahun Menikah perempuan Petani Islam Jawa Jawa/Indonesia SD Waringinsari 18-07-2018 18-07-2018 BPJS CKD Ny.N Suami
Berdasarkan table 4.1 terdapat perbedaan usia, pekerjaan, pendidikan pada kedua Pasien, dimana usia Pasien 1 berumur 54 tahun dan Pasien 2 berusia 45 tahun, Pasien 1 dengan pekerjaan sebagai IRTdan Pasien 2 dengan pekerjaan Petani, Pasien 1 berpendidikan SMP dan Pasien 2 berpendidikan SD.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung Tabel 4.2 Riwayat Penyakit RIWAYAT PENYAKIT Pasien 1 Pasien 2 II.Riwayat Kesehatan a. Keluhan utama b. Riwayat kesehatan masuk rumah sakit c. Riwayat penyakit sekarang d.Riwayat kesehatan masa lalu e. Riwayat kesehatan keluarga Lemas
Pasien datang ke Rumah Sakit umum
daerah Pringsewumelalui UGD,
datang diantar oleh keluarganya menggunakan mobil ambulan pada tanggal 05-06-2018 pada pukul 16:00 WIB, dengan keluhan lemas, mual, susah BAK Di dapati Tanda-tanda vital (S: 36.7 C, N: 90x/menit,
RR: 26x/menit, TD: 140/100
mmHg.)
Pada saat pengkajian pada tanggal 06-06-2018 pada pukul 10:00 WIB, Pasien mengatakan badannya lemas,
Pasien mengatakan mual dan
terkadang muntah, Pasien
mengatakan kakinya bengkak, Pasien mengatakan susah BAK selama 3 hari.
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan, Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan,
Pasien mengatakan sebelumnya
pernah di rawat di rumah sakit dengan penyakit diabetes militus. Pasien mengatakan di dalam anggota
kelurganya ada yang memiliki
riwayat penyakit diabetes militus dan hipertensi.
Nyeri abdomen
Pasien datang ke Rumah Sakit umum daerah Pringsewumelalui UGD, datang diantar oleh keluarganya menggunakan mobil ambulan pada tanggal 18-07-2017 pada pukul 14:00 WIB, dengan keluhan nyeri adomen, lemas, mual, BAK sedikit, perut membesar (acites), Di dapati Tanda-tanda vital (S: 36.0 C, N: 76x/menit, RR: 28x/menit, TD: 170/100 mmHg.)
Pada saat pengkajian pada tanggal 18-07-2018 pada pukul 14:00 WIB, Pasien
mengatakan nyeri pada abdomen,
Pasien mengatakan badannya lemas,
Pasien mengatakan mual, Pasien
mengatakan susah BAK, BAK sedikit.
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan, Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan,
Pasien mengatakan sebelumnya
mempunyai penyakit jantung.
Pasien mengatakan di dalam anggota keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan.
Berdasarkan tabel 4.2 ditemukan perbedaan pada riwayat kesehatan masa lalu dan riwayat kesehatan keluarga pada Pasien 1 dan Pasien 2.
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
Bagan 4.1 Genogram Pasien 1
Keterangan :
` : Laki-laki : menikah : tinggal satu rumah : Perempuan : keturunan X : Meninggal : Pasien Bagan 4.1 Genogram Pasien 2 Genogram Pasien 2 X X X X X × X X X X x X X Ny. S Ny. D
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung
eterangan :
` : Laki-laki : menikah : tinggal satu rumah
: Perempuan : keturunan X : Meninggal : Pasien
Berdasarkan gambar 4.1 Pasien 1 memiliki riwayat penyakit menurun dan Pasien 2 tidak memiliki riwayat penyakit menurun.
Tabel 4.3
Riwayat psikososial spiritual RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL Pasien 1 Pasien 2 A. Psikologi 1.Konsep diri a. Gambaran diri b. Peran diri c. Harga diri d. Ideal diri e. Identitas diri 2.Kecemasan B. Sosial 1. Supportsystem
Pasien mengatakan bosan
dengan penyakitnya karena
Pasien tidak bisa beraktivitas
seperti biasanya. Pasien
mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang di deritanya.
Pasien selalu menanyakan
tentang penyakitnya.
Pasien mengatakan dirinya
berperan sebagai ibu bagi anak-anaknya.
Pasien mengatakan senang
bergaul dengan sesama pasien. Pasien mengatakan ingin segera sembuh agar bisa beraktivitas kembali.
Pasien mengatakan mengetahui jelas nama lengkapnya dan identitas lainnya.
Pasien mengatakan merasa
cemas akan penyakit yang dideritanya saat ini.
Pasien mengatakan saat sakit ini selalu mendapat dukungan baik dari pihak keluarga, kerabat,
teman, saudara maupun
tetangga tetangganya, hal
Pasien mengatakan bosan
dengan penyakitnya karena
Pasien tidak bisa beraktivitas
seperti biasanya. Pasien
mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang di deritanya.
Pasien selalu menanyakan
tentang penyakitnya.
Pasien mengatakan dirinya
berperan sebagai ibu bagi anak-anaknya.
Pasien mengatakan senang
bergaul dengan sesama pasien. Pasien mengatakan ingin segera sembuh agar bisa beraktivitas kembali.
Pasien mengatakan mengetahui jelas nama lengkap nya dan identitas lainnya.
Pasien mengatakan merasa
cemas akan penyakit yang dideritanya saat ini.
Pasien mengatakan saat sakit ini selalu mendapat dukungan baik dari pihak keluarga, kerabat,
teman, saudara maupun
STIKes Muhammadiyah Pringsewu Lampung RIWAYAT PSIKOSOSIAL SPIRITUAL Pasien 1 Pasien 2 2. Komunikasi C. Spiritual
tersebut terlihat saat Pasien sakit
Pasien mengatakan mereka
menjenguk Pasien.
Pasien mengatakan sebelum
sakit komunikasi terjalin
dengan baik antara anggota keluargannya, saat sakit ini Pasien hanya berkomunikasi seadanya karena kondisi Pasien yang sedang dirawat di rumah sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit Pasien rajin mengikuti kegiatan kegiatan keagamaan
seperti pengajian,dan sholat
berjamaah di rumah, saat sakit ini aktifitas keagamaan Pasien hanya berada di rumah sakit.
tersebut terlihat saat Pasien sakit
Pasien mengatakan mereka
menjenguk Pasien.
Pasien mengatakan sebelum
sakit komunikasi terjalin
dengan baik antara anggota keluargannya, saat sakit ini Pasien hanya berkomunikasi seadanya karena kondisi Pasien yang sedang dirawat di rumah sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit Pasien rajin mengikuti kegiatan kegiatan keagamaan
seperti pengajian, sholat
berjamaah ke masjid karena rumah Pasien dekat masjid, saat sakit ini aktifitas keagamaan Pasien hanya berada di rumah sakit.
Berdasarkan tabel 4.3 tidak ditemukan kesenjangan antara Pasien 1 dan Pasien 2.
Tabel 4.4 Lingkungan
LINGKUNGAN Pasien 1 Pasien 2
a. Rumah
b. Pekerjaan
Pasien mengatakan kondisi rumahnya
bersih, tidak berdebu, Pasien
mengatakan rumahnya disapu dua kali sehari, Pasien mengatakan rumahnya tidak dalam posisi bahaya seperti tanah longsor atau dekat jalan raya, dan terhindar dari polusi karena tidak
dekat dengan pabrik atau
pertambangan
Pasien mengatakan berkerjasebagai ibu rumah tangga, Pasien mengatakan bekerja terhindar dari polusi.
Pasien mengatakan kondisi
rumahnya bersih, tidak berdebu, Pasien mengatakan rumahnya disapu setiap hari, Pasien mengatakan rumahnya tidak dalam posisi bahaya seperti tanah longsor atau dekat jalan raya, dan terhindar dari poli karena tidak dekat dengan pabrik atau pertambangan
Pasien mengatakan berkerja sebagai ibu rumah tangga, dan sebagai
petani sayur. Pasien bekerja
terhindar dari polusi.