• Tidak ada hasil yang ditemukan

Estuari

Estuari merupakan suatu komponen ekosistem pesisir yang dikenal sangat

produktif dan paling mudah terganggu oleh tekanan lingkungan yang diakibatkan

kegiatan manusia maupun oleh proses-proses alamiah. Dilain pihak sebagian

besar penduduk dunia (hampir mencapai 70%) bermukim di sekitar wilayah

pesisir dan sepanjang tepian sungai termasuk di Indonesia

(Rositasari dan Sri, 1994).

Estuari merupakan daerah pantai semi tertutup yang penting bagi

kehidupan ikan. Berbagai fungsinya bagi kehidupan ikan seperti seba-gai daerah

pemijahan, daerah pengasuhan, dan lumbung makanan serta jalur migrasi

menjadikan estuari kaya dengan keanekaragaman hayati ikan pada berbagai

tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

ekosistem yang khas dan kompleks dengan keberadaan berbagai tipe habitat.

Heterogenitas habitat menyebabkan area ini kaya sumber daya perairan dengan

kom-ponen terbesarnya adalah fauna ikan (Blaber, 1997 diacu oleh

Zahid, dkk., 2011).

Ekologi Ikan

Ikan merupakan hewan vertebrata dan dimasukkan kedalam filum

Chordata yang hidup dan berkembang di dalam air dengan menggunakan insang.

Ikan mengambil oksigen dari lingkungan air di sekitarnya. Ikan juga mempunyai

anggota tubuh berupa sirip untuk menjaga keseimbangan dalam air sehingga ia

ikan terdiri atas caput, truncus dan caudal. Batas yang nyata antara caput dan

truncus disebut tepi caudal operculum dan sebagai batas antara truncus dan ekor disebut anus. Kulit terdiri dari dermis dan epidermis. Dermis terdiri dari jaringan

pengikat yang dilapisi dari sebelah luar epitelium. Diantara sel-sel epitelium

terdapat kelenjar uniseluler yang mengeluarkan lendir yang menyebabkan kulit

ikan menjadi licin (Siagian, 2009).

Indikator pertama yang dapat digunakan untuk mengkaji

perubahan-perubahan seiring waktu dalam tingkat populasi adalah komunitas ikan. Beberapa

alasan pemilihan ikan sebagai indikator karena tanggapan-tanggapannya cukup

mencerminkan adanya proses-proses yang mengancam atau yang mendukung

sistem tersebut secara keseluruhan dan termasuk mempengaruhi berbagai

komponen lainnya. Ikan adalah organisme yang relatif lebih kompleks, dimana

banyak aspek biologi dan perilakunya dapat digunakan untuk mengukur tingkat

kesesuaian habitatnya (Pandiangan, 2009).

Anatomi dan Morfologi Ikan

Ikan merupakan salah satu jenis hewan vertebrata yang bersifat

poikilotermis memiliki ciri khas pada tulang belakang, insang dan siripnya serta

tergantung pada air sebagai medium untuk kehidupannya. Ikan memiliki

kemampuan di dalam air untuk bergerak dengan menggunakan sirip untuk

menjaga keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau

gerakan air yang disebabkan oleh arah angin. Ikan juga menggunakan insang

untuk mengambil oksigen dari air yang terdapat di sekitarnya. Pola adaptasi ini

sangat penting untuk mendapatkan makanan disamping itu juga dapat

Menurut Siagian (2009), ciri-ciri umum dari golongan ikan adalah

mempunyai rangka bertulang sejati dan bertulang rawan, mempunyai sirip tunggal

dan berpasangan mempunyai operculum yang menutup insang, tubuh ditutupi

oleh sisik dan berlendir serta mempunyai bagian tubuh yang jelas antara kepala,

badan dan ekor. Ukuran ikan bervariasi mulai dari yang kecil sampai yang besar.

Kebanyakan ikan berbentuk torpedo, pipih dan ada yang berbentuk tidak teratur.

Keanekaragaman Jenis Ikan

Keanekaragaman spesies terdiri atas dua komponen, yaitu jumlah spesies

yang ada (umumnya mengarah ke kekayaan spesies) dan kelimpahan relatif

spesies yang mengarah ke keseragaman. Keanekaragaman pada umumnya diukur

dengan memakai pola distribusi beberapa ukuran kelimpahan diantara spesies

(Nurcahyadi, 2003 diacu oleh Septiano, 2006).

Menurut Odum (1996) diacu oleh Nurudin (2013), menyatakan bahwa

suatu lingkungan yang stabil dicirikan oleh kondisi yang seimbang dan

mengandung kehidupan yang beranekaragam tanpa ada suatu spesies yang

dominan. Keanekaragaman jenis (H’), keseragaman (E), dan dominansi (C)

merupakan indeks yang sering digunakan untuk mengevaluasi keadaan suatu

lingkungan perairan berdasarkan kondisi biologi.

Keanekaragaman spesies adalah konsep variabilitas ikan - ikan yang hidup

diperairan tawar, payau, dan laut, yang kemudian diukur dengan jumlah seluruh

spesies (Harteman, 2003 diacu oleh Septiano, 2006). Kelimpahan jenis merupakan

banyaknya jumlah jenis dalam suatu komunitas atau dominansi suatu jenis di

Keanekaragaman dan kelimpahan ikan juga ditentukan oleh karakteristik

habitat perairan. Karakteristik habitat di sungai sangat dipengaruhi kecepatan

aliran sungai. Kecepatan aliran tersebut ditentukan oleh perbedaan kemiringan

sungai, keberadaan hutan atau tumbuhan di sepanjang daerah aliran sungai yang

akan berasosiasi dengan keberadaan hewan-hewan penghuninya

(Ross 1997 diacu oleh Jukri, dkk., 2013).

Faktor Abiotik yang Mempengaruhi Keanekaragaman Ikan

Setiap organisme yang hidup dalam suatu perairan tergantung terhadap

semua yang terjadi pada faktor abiotik. Adanya hubungan saling ketergantungan

antara organisme-organisme dengan faktor abiotik dapat digunakan dengan

mengetahui kualitas suatu perairan (Barus, 1996 diacu oleh Siagian, 2009).

Adapun faktor abiotik yang mempengaruhi kehidupan ikan adalah :

Suhu

Suhu merupakan salah satu sifat fisik yang dapat mempengaruhi

metabolissme dan pertumbuhan badan ikan. Penyebaran suhu dalam perairan

dapat terjadi karena adanya penyerapan dan angin sedangkan yang mempengaruhi

tinggi rendahnya suhu adalah musim, cuaca, waktu pengukuran, kedalaman air

dan lain sebagainya. Semua jenis ikan mempunyai toleransi yang rendah terhadap

perubahan suhu (Anwar, dkk., 1984 diacu oleh Pandiangan, 2009).

Suhu merupakan faktor lingkungan yang sering kali beroperasi sebagai

faktor pembatas. Suhu juga mempengaruhi termoregulasi tubuh ikan dalam

lingkungan yang berbeda. Organisme perairan seperti ikan maupun udang mampu

temperatur perairan akan mengakibatkan kenaikan aktivitas fisiologis organisme

(Asdak, 1995 diacu oleh Siagian, 2009).

Kecerahan

Kecerahan air ditunjukkan dengan kedalaman secchi disk. Kedalaman secchi disk berhubungan erat dengan intensitas sinar matahari yang masuk ke suatu perairan. Kemampuan daya tembus sinar matahari ke perairan sangat

ditentukan oleh warna perairan, kandungan bahan–bahan organik maupun anorganik yang tersuspensi dalam perairan, kepadatan plankton, jasad renik dan

detritus (Sumich, 1992 diacu oleh Asmara, 2005).

Kecepatan Arus

Arus air merupakan pergerakan massa air dari daerah yang tinggi ke

daerah yang rendah sesuai dengan sifat air. Aliran sungai sangat luktuatif dari

waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat. Beberapa variabel penting dalam

dinamika sungai adalah debit air, kecepatan, gradient, Muatan sedimen dan base

level (level terendah sungai) (Nurudin, 2013).

Salinitas

Secara alami kandungan garam terlarut dalam air dapat meningkat apabila

populasi fitoplankton menurun. Hal ini dapat terjadi karena melalui aktivitas

respirasi dari hewan dan bakteri air akan meningkatkan proses mineralisasi yang

menyebabkan kadar garam air meningkat. Garam-garam tersebut meningkat

kadarnya dalam air karena tidak lagi dikonsumsi oleh fitoplankton yang

Salinitas adalah jumlah gram garam terlarut dalam satu kilogram air laut

dan dinyatakan dalam satuan perseribu (Nybakken, 1992 diacu oleh

Asmara, 2005). Gambaran dominan lingkungan estuari adalah berfluktuasinya

salinitas. Secara definitif, suatu gradien salinitas akan tampak pada suatu saat

tertentu, tetapi pola gradiennya bervariasi tergantung pada musim, topografi

perairan dan pasang surut (Nybakken, 1992 diacu oleh Nasution, 2009).

pH

Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan,

didefinisikan sebagai logaritma dari resiprokal aktivitas ion hidrogen dan secara

matematis dinyatakan sebagai pH = log1/H+, dimana H+ adalah banyaknya ion

hidrogen dalam mol per liter larutan. Kemampuan air untuk mengikat atau

melepaskan sejumlah ion hidrogen akan menunjukkan apakah larutan tersebut

bersifat asam atau basa (Barus, 2004).

Nilai pH merupakan hasil pengukuran aktivitas ion hidrogen dalam

perairan dan menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa air. Nilai pH ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain aktivitas biologis misalnya

fotosintesis dan respirasi organisme, suhu dan keberadaan ion-ion dalam perairan

tersebut (Pescod, 1973 diacu oleh Asmara, 2005).

DO

Kelarutan maksimum oksigen di dalam air terdapat pada suhu 0°C, yaitu

sebesar 14,16 mg/l O2. Konsentrasi ini akan menurun sejalan dengan meningkatnya suhu air. Dengan peningkatan suhu akan menyebabkan konsentrasi

oksigen akan menurun dan sebaliknya suhu yang semakin rendah akan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perikanan merupakan salah satu bidang yang diharapkan mampu menjadi

penopang peningkatan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sub sektor perikanan dapat

berperan dalam pemulihan dan pertumbuhan perekonomian bangsa Indonesia

karena potensinya yang besar baik jumlah dan keragamannya. Sumberdaya ikan

termasuk sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources) sehingga dengan pengelolaan yang bijaksana, dapat terus dinikmati manfaatnya

(Dahuri, R., 2003 diacu oleh Rahmawati, dkk., 2013).

Secara geografis perairan estuari Suaka Margasatwa Karang Gading

merupakan pemisah diantara dua kabupaten yaitu Kabupaten Langkat dan Deli

Serdang. Perairan ini sangat potensial apabila dikelola dan dikembangkan dengan

benar sehingga dapat memberikan keuntungan bagi kedua kabupaten. Masyarakat

disekitar kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading berprofesi sebagai nelayan

dan banyak mencari ikan di perairan estuari yang terdapat di dalam kawasan.

Di dalam kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading banyak dijumpai

pengkonversian lahan mangrove menjadi lahan pemukiman penduduk dan

aktivitas perekonomian seperti pertambakan dan perkebunan kelapa sawit.

Kegiatan tersebut tentu memberikan dampak dan tekanan terhadap perairan

estuari yang sangat peka terhadap perubahan lingkungan sehingga menjadi

ancaman yang serius bagi kelestarian dan keanekaragaman hayati ikan di perairan

Rumusan Masalah

Beberapa studi keanekaragaman jenis ikan telah dilakukan di beberapa

tempat. Akan tetapi sampai saat ini data maupun penelitian mengenai

keanekaragaman jenis ikan yang mempengaruhi keberadaannya di perairan estuari

Suaka Margasatwa Karang Gading belum didapatkan. Oleh sebab itu, penelitian

mengenai “Keanekaragaman Jenis Ikan dan Keterkaitannya dengan Parameter Fisika Kimia Perairan Estuari Suaka Margasatwa Karang Gading Kabupaten Deli

Serdang Sumatera Utara” perlu dilakukan, sehingga data yang diperoleh dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai pedoman

dalam upaya pengelolaan dan konservasi sumber daya ikan di daerah tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan

utama dalam rangka pengelolaan sumberdaya ikan dan lingkungan di perairan

estuari Suaka Margasatwa Karang Gading antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana keanekaragaman jenis ikan di perairan estuari Suaka Margasatwa Karang Gading?

2. Bagaimana keterkaitan parameter fisika kimia perairan dengan indeks keanekaragaman jenis ikan di perairan estuari Suaka Margasatwa Karang

Gading?

Kerangka Pemikiran

Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading merupakan kawasan

mangrove yang perairan estuarinya memisahkan kabupaten Deli Serdang dengan

Kabupaten Langkat. Kawasan mangrove di sekitar Suaka Margasatwa Karang

Gading terbagi atas dua zona, yaitu zona alami dan zona pemanfaatan. Adapun

pemukiman penduduk, pertambakan dan perkebunan kelapa sawit yang merubah

peruntukkan kawasan hutan bakau. Perubahan peruntukkan lahan mangrove

menjadi pertambakan dan perkebunan kelapa sawit menimbulkan dampak negatif

yakni menurunnya kualitas perairan, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian

mengenai keanekaragaman jenis ikan dan keterkaitannya dengan parameter fisika

kimia perairan estuari. Adapun kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui keanekaragaman jenis ikan di perairan estuari Suaka Margasatwa Karang Gading.

2. Untuk mengetahui parameter fisika kimia perairan yang berpengaruh sangat kuat dengan indeks keanekaragaman jenis ikan di perairan estuari Suaka

Margasatwa Karang Gading. Zona Alami (Mangrove)

Kualitas Perairan (Fisika Kimia)

Zona Pemanfaatan

(Perkebunan Kelapa Sawit dan Tambak) Kawasan Suaka Margasatwa Karang Gading

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

keanekaragaman jenis ikan yang terdapat di perairan estuari Suaka Margasatwa

Karang Gading Kabupaten Deli Serdang bagi pihak terkait yang membutuhkan

dan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya mengenai keberadaan ikan di

ANGGIA DOLLY SIBUEA. Keanekaragaman Jenis Ikan dan Keterkaitannya dengan Parameter Fisika Kimia Perairan Estuari Suaka Margasatwa Karang Gading Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Dibimbing oleh MISWAR BUDI MULYA dan YUNASFI.

Penelitian keanekaragaman jenis ikan di Perairan Estuari Suaka Margasatwa Karang Gading telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015. Penelitian ini dilakukan di tiga stasiun berdasarkan zona alami dan pemanfaatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis ikan dan parameter yang berpengaruh sangat kuat dengan keanekaragaman jenis ikan di estuari tersebut. Kepadatan ikan dianalisis menggunakan rumus Odum (1994). Indeks keanekaragaman menggunakan rumus Ludwig dan Reynolds (1988) dan keterkaitan indeks keanekaragaman dengan parameter fisika kimia perairan menggunakan Analisis Korelasi Pearson dengan metode komputerisasi SPSS versi 18.00. Hasil penelitian mendapatkan 19 jenis ikan. Kepadatan tertinggi pada stasiun 3 (18,401 ind/m2) dan terendah pada stasiun 2 (5,237 ind/m2). Indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun 1 (2,35) dan terendah pada stasiun 3 (0,99). Kecepatan arus, pH, DO dan BOD berkorelasi positif sangat kuat terhadap nilai indeks keanekaragaman ikan sedangkan suhu berkorelasi negative sangat kuat terhadap indeks keanekaragaman ikan.

ANGGIA DOLLY SIBUEA. The Fish Species Diversity and Correlation with Chemical Physics Parameters in estuary waters Karang Gading Wildlife Sanctuary Deli Serdang District of North Sumatra. Supervised by MISWAR BUDI MULYA and YUNASFI.

The study species diversity of fish in estuary waters Karang Gading Wildlife Sanctuary was held in May-June, 2015. This research was conducted in three stations by natural zones and utilization. This study aims to determine the diversity of fish species and parameters that influence is very strong with the diversity of fish species in the estuary. Fish densities were analyzed using the formula Odum (1994). Diversity Index using the formula Ludwig and Reynolds (1988) and correlation with a diversity index of chemical physics parameters of waters using Pearson correlation analysis with a computerized method of SPSS version 18.00. The results of a study reported 19 species of fish. The highest density at station 3 (18,401 ind / m2) and the lowest at station 2 (5,237 ind / m2). The highest diversity index at station 1 (2.35) and the lowest at station 3 (0.99). Current speed, pH, DO and BOD very strongly positively correlated to the value of fish diversity index while the temperature is very strong negative correlation to the index of fish diversity.

SUAKA MARGASATWA KARANG GADING KABUPATEN

Dokumen terkait