• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Kepailitan

Istilah pailit dapat dijumpai di dalam perbendaharaan bahasa Belanda, Perancis, Latin dan Inggris. Di dalam bahasa Perancis, istilah faillite artinya pemogokan atau kemacetan dalam melakukan pembayaran. Orang yang mogok atau macet atau berhenti membayar utangnya disebut dengan Le faille. Di dalam bahasa Belanda dipergunakan istiliah faillite yang mempunyai arti ganda yaitu sebagai kata benda dan kata sifat. Sedangkan di dalam bahasa Inggris dipergunakan isitilah to fall dan di dalam bahasa latin dipergunakan istilah failure.9

Sedangkan menurut Black’s Law Dictionary, pailit diartikan sebagai: “The state or condition of a person (Individual, partnership, corporation, municipality) who is unable to pay its debt as they are, or become due. The term includes a

9

person againts whom an involuntary petition has been filed, or who has filed a

voluntary petition, or who has been adjudged a bankrupt”.10

Sedangkan menurut Fuady, arti sebenarnya dari pailit adalah seorang pedagang yang bersembunyi atau melakukan tindakan tertentu yang cenderung untuk mrngrlabuhi pihak krediturnya.

Kata Pailit dapat juga diartikan sebagai Bankrupt. Dari pengertian

bankrupt yang diberikan oleh Black’s Law Dictionary, diketahui bahwa

pengertian pailit dihubungkan dengan ketidakmampuan untuk membayar dari seorang debitor atas utang - utangnya yang telah jatuh tempo. Ketidakmampuan untuk membayar tersebut diwujudkan dalam bentuk tidak dibayarnya utang meskipun telah ditagih dan ketidakmampuan tersebut harusdisertai dengan proses pengaduan ke Pengadilan, baik atas permintaan debitor itu sendiri maupun atas permintaan seorang atau lebih kreditornya.

11

Pada tahun 1998 dimana Indonesia sedang diterpa krisis moneter yang menyebabkan banyaknya kasus-kasus kepailitan terjadi secara besar-besaran dibentuklah suatu PERPU No. 1 tahun 1998 mengenai kepailitan sebagai pengganti Undang-undang Kepailitan peninggalan Belanda. Selanjutnya PERPU ini diperkuat kedudukan hukumnya dengan diisahkannya UU No. 4 Tahun 1998. Dalam perkembangan selanjutnya dibentuklah Produk hukum yang baru mengenai Kepailitan yaitu dengan disahkannya UU No. 37 Tahun 2004 Tentang

10

Radianadi, kedudukan pengadilan niaga menurut uu no 37 tahun 2004

Diakses tanggal 14 Maret 2011

11

Kepailitan Dan Penundaan Kewajiban Pembayaran sebagai pengganti UU No. 4 tahun 1998.

Adapun Udang-undang mengatur pihak-pihak yang dapat mengajukan permohonan Pailiit, yaitu:

1. Pihak Debitor itu sendiri 2. Pihak Kreditor

3. Jaksa, untuk kepentingan umum

4. Dalam hal Debitornya adalah Bank, maka pihak yang berhak mengajukan permohonan pailit adalah Bank Indonesia

5. Dalam hal Debitornya adalah Perusahaan Efek, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka pihak yang hanya dapat mengajukan permohonan pailit adalah Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM)

6. Dalam hal Debitornya adalah Perusahaan Asuransi, Perusahaan Re- Asuransi, Dana Pensiun, dan BUMN yang bergerak di bidang kepentingan Publik maka pihak yang mengajukan adalah Mentri Keuangan.12

ketentuan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 ini menyimpulkan bahwa permohonan pernyataan pailit terhadap seorang debitor hanya dapat diajukan apabila memenuhi syarat-syarat berikut:13

12

Taufiqmusa.pengertiankepailitandandasarhuku

a. Debitor terhadap siapa permohonan itu diajukan harus paling sedikit mempunyai dua kreditor atau dengan kata lain harus memiliki lebih dari satu kreditor.

b. Debitor tidak membayar sedikitnya satu utang kepada salah satu kreditornya.

c. Utang yang tidak dibayar itu harus telah jatuh waktu dan telah dapat ditagih.

Mengenai syarat paling sedikit harus ada 2 (dua) kreditor, Pasal 2 ayat 1 Undang- Undang No. 37 Tahun 2004 memungkinkan seorang debitor dinyatakan pailit apabila debitor memiliki paling sedikit 2 (dua) kreditor,syarat mengenai keharusan adanya dua atau lebih kreditor dikenal sebagai concursus creditorium. Rasio adanya minimal dua kreditor tersebut adalah sebagai konsekuensi dari ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata, yaitu jatuhnya sita umum atas semua harta benda debitor itu untuk kemudian dibagi-bagikannya hasil perolehannya kepada semua kreditornya sesuai dengan tata urutan tingkat kreditor sebagaimana diatur dalam undang-undang. Apabila seorang debitor hanya mempunyai satu orang kreditor, eksistensi dari undang-undang kepailitan kehilangan raison d’etrenya, apabila debitor yang hanya memiliki seorang kreditor saja bila diperbolehkan mengajukan permohonan pailit padanya, harta kekayaan debitor yang menurut ketentuan Pasal 1131 KUH Perdata merupakan jaminan utangnya tidak perlu diatur14

13

Bagus Irawan, Aspek –Aspek Hukum Kepailitan; Perusahaan; dan Asuransi, PT Alumni, Bandung,2007,hal.15.

14

Pengadilan Niaga adalah pengadilan yang berada di dalam lingkungan badan Peradilan Umum, jadi bukanlah lingkungan badan peradilan yang berdiri sendiri. Pengadilan Niaga berwenang untuk memeriksa dan memutus sengketa kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang.

2. Pengertian Sengketa

Pengertian sengketa dalam kamus Bahasa Indonesia, berarti pertentangan atau konflik, Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan antara orang-orang, kelompok-kelompok,atau organisasi-organisasi terhadap satu objek permasalahan. Winardi mengemukakan Pertentangan atau konflik yang terjadi antara individu- individu atau kelompok-kelompok yang mempunyai hubungan atau kepentingan yang sama atas suatu objek kepemilikan, yang menimbulkan akibat hukum antara satu dengan yang lain.15

Dari kedua pendapat diatas maka dapat dikatakan bahwa sengketa adalah masalah antara dua orang atau lebih dimana keduanya saling mempermasalahkan suatu objek tertentu, hal ini terjadi dikarenakan kesalahpahaman atau perbedaan pendapat atau persepsi antara keduanya yang kemudian menimbulkan akibat hukum bagi keduanya.

Sedangkan Ali Achmad berpendapat Sengketa adalah pertentangan antara dua pihak atau lebih yang berawal dari persepsi yang berbeda tentang suatu kepentingan atau hak milik yang dapat menimbulkan akibat hukum bagi keduanya. 16 15 Juwita.pengertiansengketainternasiona Diakses Maret 2013 16

Yuarta. definisi sengketa Diakses Maret 2011

Persengketaan bisa terjadi karena:

a. Kesalahpahaman tentang suatu hal.

b. Salah satu pihak sengaja melanggar hak / kepentingan negara lain. c. Dua negara berselisih pendirian tentang suatu hal.

d. Pelanggaran hukum / perjanjian internasional.17

Terkait dengan sengketa kepailitan, sengketa kepailitan merupakan sengketa perdata yaitu suatu perkara perdata yang terjadi antara para pihak yang bersengketa di dalamnya mengandung sengketa yang harus di selesaikan oleh kedua belah pihak.18

Penelitian yang dilakukan dalam skripsi ini adalah penelitian normative, yaitu penelitian yang membahas doktrin – doktrin atau asas-asas hukum.

Dokumen terkait