• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.TINJAUAN PUSTAKA

Dalam dokumen JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN (Halaman 38-41)

Keywords : self assesment, PPnBM, Effective

2.TINJAUAN PUSTAKA

Otonomi Daerah dan Desentralisasi

Waluyo (2011:235) memaparkan bahwa secara resmi era otonomi daerah berlaku di Indonesia sejak 1 januari 2001. Sehingga daerah dituntut mencari berbagai alternatif sumber penerimaan yang dapat digunakan membiayai pengeluaran atau belanja daerah. Kebijakan ini merupakan penyelenggaraan pemerintah dari yang sebelumnya bersifat terpusat menjadi desentralisasi.

Kerangka otonomi daerah dan desentralisasi fiskal telah memberikan dimensi yang lebih jelas bagi daerah dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan dan pelayanan serta pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip transparansi, partisipasi dan akuntabilitas (Direktorat Jendral Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan RI, 2012:13).

Konsep Dasar Pajak Pengertian Pajak

Menurut Dr. Rochmat Soemitro Pajak adalah iuran Rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo,2011:1).

Fungsi Pajak

Mardiasmo (2009:1) menyatakan bahwa fungsi pajak terbagi atas dua fungsi yaitu sebagai berikut: 1. Fungsi Anggaran (budgetair)

2. Fungsi Mengatur (Regurelend)

Teori Pemungutan Pajak

Teori-teori pemungutan pajak antara lain adalah : (Mardiasmo,2011:3) 1. Teori Asuransi

2. Teori Kepentingan 3. Teori Daya Pikul 4. Teori Bakti

5. Teori Asas Daya Beli

Jenis Pajak

Pajak dapat digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu berdasarkan golonganya, berdasarkan sifatnya, berdasarkan lembaga pemungutannya (Mardiasmo,2011:5).

Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak terdiri dari 3 yaitu: (Mardiasmo,2011:7)

1. Official Assessment System

Official Assessmet System adalah suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada

Pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

2. Self Assessment System

Self Assessment System adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak

untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.

3. With Holding System

With Holding System adalah suatu sistem pemungutan pajak yang member wewenang kepada pihak

ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak.

36

Asas Pemungutan Pajak

Asas Pemungutan Pajak di Indonesia terbagi atas 3 bagian, yaitu: (Mardiasmo,2011:7) 1. Asas domisili (asas tempat tinggal

2. Asas Sumber

3. Asas Kebangsaan. Tarif Pajak

Ada 4 macam tarif pajak yaitu: 1. Tarif sebanding/proporsional 2. Tarif Tetap

3. Tarif Progresif 4. Tarif Degresif

Konsep Dasar Pajak Daerah Dasar Hukum Pajak Daerah

Dasar hukum pemungutan Pajak Daerah adalah Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

Pengertian Pajak Daerah

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009, Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah, kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Jenis-Jenis Pajak Daerah

Pajak Daerah di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Pajak Daerah terbagi menjadi dua, yaitu Pajak Provinsi dan Pajak Kabupaten/Kota. Pajak Daerah dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Jenis Pajak Provinsi terdiri atas: 1. Pajak Kendaraan Bermotor

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor 3. Pajak Bahan Bkar Kendaraan Bermotor 4. Pajak Air Permukaan dan

5. Pajak Rokok

2. Jenis Pajak Kabupaten/ Kota terdiri dari: 1. Pajak Hotel

2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan

4. Pajak Air Permukaan, dan 5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Mneral Bukan Logam dan Batuan 7. Pajak Parkir

8. Pajak Air Tanah

9. Pajak Sarang Burung Walet

10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan perkotaan, dan 11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Konsep Pajak Kendaraan Bermotor Pengertian Pajak Kendaraan Bermotor

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pajak Kendaraan Bermotor adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

Objek & Subjek Pajak Kendaraan Bermotor

Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan Bermotor (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

Wajib Pajak Kendaraan Bermotor

Wajib Pajak Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut: (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009)

37

2. Dalam hal Wajib Pajak Badan, kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atau kuasa Badan tersebut.

3.

Tarif Pajak Kendaraan Bermotor

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak & Retribusi Daerah Tarif Pajak Kendaraan Bermotor adalah sebagai berikut:

1. Tarif Pajak Kendaraan Bermotor pribadi ditetapkan sebagai berikut:

a. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor pertama paling rendah sebesar 1 % (satu persen) dan paling tinggi sebesar 2% (dua persen).

b. Untuk kepemilikan Kendaraan Bermotor kedua dan seterusnya tarif dapat ditetapkan secara progresif paling rendah sebesar 2% (dua persen) dan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen).

Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor

1. Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah hasil perkalian dari 2 (dua) unsur pokok: (Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009)

a. Nilai Jual Kendaraan Bermotor; dan

b. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kendaraan Bermotor.

Konsep The Four Maxims

Asas-asas pemungutan Pajak yang dikemukakan oleh Adam Smith yaitu: (Diana Sari, 2013:60) 1. Asas Equality (keadilan/kesamaan)

2. Asas Certainly (kepastian hukum)

3. Asas Conveinence of Payment (waktu yang pling baik dalam pemungutan pajak) 4. Asas Eficiency (Efisiensi)

Penelitian Terdahulu

Nugraha (2010) dengan judul penerapan Tarif Pajak Progresif terhadap Wajb Pajak Kendaraan Bermotor berdasarkan Peraturan Daerah Jawa timur Nomor 9Tahun 2010. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan Tarif Pajak Progresif terhadap waib pajak kendaraan bermotor apakah sudah sesuai dengan Peraturan Daerah Jawa Timur nomor 9 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemgembangan deskripsi kasus.Hasil penelitian menunjukkan penerapan tarif paajak progresif pada kendaraan bermotor menimbulkan dampak positif dan negatif bagi masyarakat. Persamaan dalam penelitian ini peneliti sebelumnya elakukan penelitian pada faktor yang sama yaitu Tarif Pajak Progresif. Perbedaannya adalah tempat dilakukannya penelitian dan penelitian sebeumnya mengkaji penerapan pajak progresif pada kendaraan bermotor berdasarkan peraturan daerah Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2010.

Fajariani (2013) dengan judul analisis pengenaan tarif pajak progresif pada kendaraan bermotor berdasarkan The four maxims. Tujuan penelitian ini adalah berrtujuan untuk mengetahui penerapan tarif pajak progresif pada kendaraan bermotor apakah sudah sesuai dengan the four maxims. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian yang didapat adalah asas dalam The Four Maxims yang dikemukakan oleh Adam Smith kelihatannya sesuai untuk diterapkan. Persamaanya adalah peneliti sebelumnya melakukan penelitian pada faktor yang sama yaitu tarif pajak progresif. Perbedaannya tempat dilakukannya penelitian dan peneliti menggunakan peraturan undang-undangan yang terbaru.

Eugenia (2013) dengan judul analisis perbandingan sebelum dan sesudah pengenaan tarif pajak progresif pada kendaraan bermotor berdasarkan the four maxims. Tujuan diadakannya penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana pengenaan tarif pajak progresif pada kendaraan bermotor berdasarkan the four maxims. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Hasil penelitiannya adalah pengeenaan atrif pajak progresif masih sangat sesuai dengan The Four Maxims yang dikemukakan oleh Adam Smith. Persamaannya adalah peneliti sebelumnya menggunakan faktor yang saa yaitu Tarif pajak progresif pada kendaraan bermotor. Perbedaannya adalah terletak pada objek peneitian dimana peneliti sebelumna mengangkat sebagai objeknya yaitu, Kota Manado, sedangkan dalam penelitian ini bertempat di Kabupaten Minahasa.

38

3.METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:4) Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data yang objektif, valid dan realiabel dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Jenis Penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian yang bersifat deskriptif (kualitatif).

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Tondano Kabupaten Minahasa Induk, yang berada di Jln Manguni No. 8 depan Polres Tondano. Penelitian dilakukan selama 3 minggu pada bulan agustus.

Prosedur Penelitian

Susunan prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan Permohonan Penelitian dengan cara memasukkan surat permohonan penelitian dengan persetujuan dari Fakultas Ekonomi & Bisnis untuk melakukan penelitian pada objek-objek yang akan dipakai dalam penyusunan skripsi ini.

2. Melakukan observasi langsung ke objek penelitian untuk mengetahui gambaran umum mekanisme kegiatan pemungutan pajak.

3. Mengumpulkan data-data yang diperlukan sehubungan dengan penelitian untuk menjadi dasar acuan dalam penelitian.

4. Menganalisis apakah pengenaan tarif pajak progresif pada pajak kendaraan bermotor sudah sesuai dengan asas-asas pemungutan pajak atau tidak.

5. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.

Metode Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu:

a. Data kuantitatif adalah data penelitian berupa angka atau numerik.

b. Data kualitatif adalah data yang disajikan secara deskriptif dan tidak dapat diukur dengan skala numerik. 2. Sumber Data

Sumber Data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder (Indriantoro dan Supromo, 2012:147).

Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Lapangan; merupakan kegiatan kunjungan serta kegiatan pengumpulan data ditempat atau objek yang memiliki sumber data yang sesuai dengan penelitian, dan data diperoleh melalui cara:

a. Wawancara b. Dokumenter

2. Penelitian kepustakaan adalah cara pengumpulan yang dilakukan dengan mengumpulkan data dari teori-teori yang diperoleh dari buku-buku, literatur, jurnal, serta bahan-bahan informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk digunakan sebagai landasan pemikiran teoritis bagi peneliti dalam membahas penelitian ini.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

4.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam dokumen JURNAL RISET AKUNTANSI GOING CONCERN (Halaman 38-41)

Dokumen terkait