• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Pustaka

Gabungan Kelompok Tani (Gapokan)

PERMENTAN Nomor 16/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) menetapkan bahwa Gapoktan sebagai pelaksana PUAP merupakan penggabungan dari beberapa kelompok tani dalam satu kawasan desa. Tujuan penggabungan kelompok menjadi Gapoktan dalam PERMENTAN Nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 adalah untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif agar kelompok tani lebih berdaya guna dan berhasil guna, dalam penyediaan sarana produksi pertanian, permodalan, peningkatan atau perluasan usaha tani di sektor hulu dan hilir, pemasaran serta kerjasama dalam peningkatan posisi tawar (Anonimus, 2007a).

Departemen Pertanian Republik Indonesia (1980 dalam Mardikanto, 1993) kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani-taruna (pemuda-pemudi), yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pimpinan seorang kontak tani. Menurut Mosher (1967 dalam Mardikanto, 1993) mengemukakan bahwa salah satu syarat pelancar pembangunan pertanian adalah adanya kerjasama kelompok tani. Munculnya berbagai peluang dan hambatan sesuai dengan lingkungan sosial ekonomi setempat, membutuhkan adanya pengembangan kelompok tani ke dalam suatu organisasi yang jauh lebih besar. Beberapa kelompok tani bergabung ke dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan). Penggabungan dalam Gapoktan

terutama dapat dilakukan oleh kelompok tani yang berada dalam satu wilayah administrasi pemerintahan untuk menggalang kepentingan bersama secara kooperatif. Wilayah kerja Gapoktan sedapai mungkin di wilayah administrasi desa/kecamatan (Anonimus, 2007b)

Fungsi Gapoktan

Gapoktan melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Merupakan satu kesatuan unit produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang menyangkut kuantitas, kualitas, kontunuitas, dan harga.

2. Penyedia saprotan yang melipui: pupuk, benih bersertifikat, pestisida, dan lainnya, serta menyalurkan saprotan kepada petani melalui kelompok.

3. Penyedia modal usaha dan menyalurkan secara kredit atau pinjaman kepada petani yang memerlukan.

4. Melakukan proses pengolahan produk para anggota yang meliputi: penggilingan, grading, pengepakan, dan lainnya yang dapat meningkatkan nilai tambah produksi.

5. Menyelenggarakan perdagangan, memasarkan atau menjual prodouk petani kepada pedagang atau industri hilir.

Struktur Organisasi a. Gapoktan

Kriteria Gapoktan penerima bantuan modal usaha PUAP adalah antara lain: (1) Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis;

(2) Mempunyai struktur kepengurusan yang aktif; dan (3) Dimiliki dan dikelola oleh petani.

Untuk kepentingan keberlanjutan program PUAP, maka Gapoktan berfungsi sebagai executing dalam penyaluran dana BLM-PUAP (Anonimus, 2007b).

Dalam pelaksanaan PUAP maka rapat anggota (RA) merupakan forum tertinggi dalam pengambilan keputusan. Hal-hal yang diputuskan pada RA, diantaranya memilih dan memberhentikan pengurus, penambahan anggota, pengesahan program, penetapan unit usaha otonom, evaluasi pengembangan pengelolaan unit usaha Gapoktan dan hal lain yang perlu mendapatkan kesepakatan anggota. Rapat Anggota merupakan forum pertemuan yang dihadiri oleh seluruh anggota dan setiap anggota memiliki hak suara yang sama. Untuk menjalankan pengelolaan PUAP maka Gapoktan PUAP dilengkapi pengurus yang terdiri dari:

(1) Ketua, (2) Sekretaris dan (3) Bendahara yang ditetapkan melalui RA yang dimasukkan dalam dokumen AD/ART Gapoktan.

b. Rapat Anggota Gapoktan

Sebagai forum tertinggi dalam pelaksanaan PUAP, Rapat Anggota dilaksanakan dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Rapat Anggota dihadiri oleh seluruh pengurus Gapoktan, wakil dari kelompok tani, Penyuluh Pendamping dan Komite Pengarah.

2. Rapat anggota dilaksanakan secara periodik sesuai kesepakatan anggota. 3. Tujuan rapat anggota adalah untuk menetapkan RUB (Rencana Usaha Bersama), mekanisme penyaluran dan pemanfaatan dana PUAP, pola pengembangan usaha agribinis anggota dan unit usaha otonom Gapoktan, Tata tertib rapat anggota,Pengesahan pertanggungjawaban pengurus.

Pengurus Gapoktan yang terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara adalah petani anggota yang dipilih dalam Rapat Anggota. Untuk menjalankan fungsi organisasi PUAP, masing-masing Pengurus Gapoktan PUAP mempunyai tugas sebagai berikut :

1. Ketua

Mengkoordinasikan, mengorganisasikan serta bertanggung jawab penuh terhadap seluruh kegiatan PUAP dengan rincian sebagai berikut : (1.) Melaksanakan hasil keputusan rapat anggota;

(2.) Memimpin rapat pengurus yang dihadiri pengurus poktan, komite pengarah dan penyuluh pendamping;

(3.) Menanda tangani surat menyurat dan dokumen pelaksanaan PUAP (RUB) dan dokumen yang terkait dengan pencairan dana PUAP;

(4.) Mewakili Gapoktan dalam pertemuan dengan pihak lain (5.) Mengkoordinasikan pelaporan dan pertanggung jawaban dana; (6.) Memimpin organisasi dan administrasi Gapoktan PUAP

2. Sekretaris

Bertugas melaksanakan administrasi kegiatan Gapoktan PUAP, dengan rincian sebagai berikut :

(1.) Membuat dan memelihara notulen rapat, berita acara, serta dokumen PUAP lainnya.

(2.) Menyelenggarakan surat-menyurat dan pengarsipannya.

(3.) Menyelenggarakan administrasi dokumen RUB, RUK, RUA dan kegiatan organisasi lainnya.

3. Bendahara

Bertugas menangani seluruh kegiatan administrasi keuangan Gapoktan baik penyaluran maupun pengelolaan dana PUAP, dengan rincian tugas adalah sebagai berikut :

(1.) Melaksanakan penarikan/pencairan sesuai dengan jadwal pemanfaatan oleh anggota;

(2.) Menyalurkan dana BLM PUAP sesuai dengan RUB, RUK dan RUA dan atau jadwal pemanfaatan dana yang diusulkan anggota;

(3.) Membukukan setiap penyaluran dana PUAP kepada anggota; (4.) Menyimpan dan memelihara arsip pembukuan dana PUAP;

(5.) Menyusun laporan bulanan dan laporan tahunan keuangan Gapoktan PUAP; 4. Komite pengarah

Komite Pengarah adalah komite yang dibentuk oleh Pemerintahan Desa yang terdiri dari wakil tokoh masyarakat, wakil dari kelompok tani dan penyuluh pendamping. Komite Pengarah terdiri atas seorang ketua dan dua orang anggota

dengan tugas sebagai berikut :

(1.) Memberikan masukan dan pertimbangan dalam penetapan RUB pada saat Rapat Anggota;

(2.) Mengawasi penggunaan dana BLM-PUAP sesuai keputusan Rapat Anggota; (3.) Memberikan masukan dan pertimbangan dalam penumbuhan dan

pengembangan unit usaha otonom Gapoktan.

Kelompok tani

Kelompok tani adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumberdaya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Jumlah anggota kelompok tani terdiri atas 20 orang sd 30 orang atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan masyarakat dan usahataninya

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)

Seiring dengan perkembangan dan perubahan kepemimpinan di pemerintahan, maka kebijakan penguatan modal di bidang pertanian pun ikut berubah dan dimodifikasi lagi agar lebih baik. Pada tahun 2008 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mencanangkan program baru yang diberi nama Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP merupakan bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri adalah program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesempatan kerja (Departemen Pertanian, 2008).

Khusus untuk program dari Departemen Pertanian RI yakni PUAP, dilaksanakan pada tahun yang sama yakni tahun 2008 dengan menyalurkan dana BLM-PUAP ke 10.000 desa pertanian. Masing-masing desa menerima BLM-PUAP sebesar Rp 100.000.000 untuk mengembangkan agribisnis perdesaan. Kebijakan Departemen Pertanian RI dalam pemberdayaan masyarakat tersebut diwujudkan dengan penerapan pola bentuk fasilitasi bantuan penguatan modal usaha bagi petani anggota baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga

tani. Operasional penyaluran dana PUAP tersebut dilakukan dengan memberikan kewenangan kepada Gapoktan terpilih sebagai pelaksana PUAP dalam hal penyaluran dana penguatan modal kepada anggotanya. Agar mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani. Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani (Departemen pertanian, 2008).

Tujuan PUAP

Tujuan utama program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan berdasarkan pedoman umum PUAP adalah untuk :

1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah;

2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, penyuluh dan penyelia mitra tani.

3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.

Gambaran Umum Pelaksanaan PUAP

PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani. Program ini bertujuan untuk membantu mengurangi tingkat kemiskinan dan menciptakan lapangan kerja di perdesaan serta membantu penguatan modal dalam

kegiatan usaha di bidang pertanian sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Operasional penyaluran dana PUAP dilakukan dengan memberikan kewenangan kepada Gapoktan yang telah memenuhi persyaratan. Gapoktan juga didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Gapoktan sebagai penyalur PUAP antara lain :

1) Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis; 2) Memiliki struktur kepengurusan yang aktif;

3) Dimiliki dan dikelola oleh petani; 4) Dikukuhkan oleh bupati atau wali kota.

Jumlah dana yang disalurkan ke setiap Gapoktan sebesar Rp 100 juta. Dana tersebut disalurkan kepada anggota Gapoktan guna menunjang kegiatan usahataninya. Tentunya dalam penyaluran dana tersebut terdapat beberapa prosedur yang harus dipenuhi bagi mereka yang akan memanfaatkan bantuan tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka mengantisipasi agar penyaluran dan pemanfaatan PUAP berjalan lancar, aman dan terkendali, maka dibentuk suatu tim pemantau, pembinaan dan pengendalian di tingkat propinsi dan kabupaten atau kota

Sasaran Program PUAP

Adapun sasaran yang diharapkan dari program PUAP adalah :

1. Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin atau tertinggal sesuai dengan potensi pertanian desa.

3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani atau peternak (pemilik dan atau penggarap) skala kecil, buruh tani; dan

4. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian, mingguan maupun musiman.

5. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan

Indikator Keberhasilan PUAP

Indikator keberhasilan output meliputi :

a. Tersalurkannya BLM – PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian; dan

b. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. Indikator keberhasilan outcome meliputi :

a. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.

b. Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang mendapatkan bantuan modal usaha.

c. Meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis (budidaya dan hilir) di perdesaan; dan

d. Meningkatnya pendapatan petani (pemilik dan atau penggarap), buruh tani dan rumah tangga tani dalam berusaha tani sesuai dengan potensi daerah.

a. Berkembangnya usaha agribisnis dan usaha ekonomi rumah tangga tani di lokasi desa PUAP.

b. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani.

c. Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan (Deptan, 2008).

Landasan Teori

Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga, kekuatan, selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya interaksi dan interpendensi antara anggota kelompok dengan kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi selama ada di dalam kelompok itu, oleh karena itu kelompok tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang bersangkutan dapat berubah-ubah

(Shaw, 1971).

Dinamika mempelajari sebab-sebab atau faktor-faktor yang menyebabkan satu kelompok atau organisasi dapat dinamis, hidup, bergerak, aktif, efektif, efisien dalam mencapai tujuan dan produktif untuk memajukan pengetahuan tentang kehidupan kelompok atau organisasi (Ginting, 2000).

Margono (1978) dalam Ginting (2003) menyebutkan bahwa tingkat kedinamisan suatu organisasi/kelompok bergantung pada 8 faktor yaitu:

a. T

Suatu keadaan yang ingin dicapai oleh organisasi yang merupakan sejumlah cita-cita dari individual yang sama yang hendak dicapai secara bersama di dalam organisasi.

Struktur organisasi

Struktur organisasi adalah bentuk hubungan antara individu-individu di dalam organisasi yang menyangkut struktur kekuasaan atau pengambilan keputusan, struktur tugas atau pembagian pekerjaan dan struktur komunikasi yaitu bagaimana aliran-aliran komunikasi terjadi.

Fungsi Tugas Organisasi

Fungsi tugas organisasi adalah apa yang seharusnya dilakukan dalam organisasi sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada 6 indikator yang dipakai, yaitu: fungsi memberi informasi, fungsi memuaskan anggota, fungsi menyelenggarakan organisasi, fungsi menghasilkan inisiatif, fungsi mengajak untuk berpartisipasi, dan fungsi menjelaskan.

Pembinaan Organisasi

Merupakan upaya menjaga agar organisasi tetap hidup atau orientasi kepada kehidupan organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada enam usaha mempertahankan kehidupan kelompok, yaitu: partisipasi semua anggota kelompok, adanya fasilitas, adanya kegiatan kelompok, adanya kontrol sosial, adanya kesempatan untuk mendapatkan anggota baru, dan adanya sosialisasi. Kekompakan organisasi

Kekompakan organisasi tercipta dengan adanya rasa keterikatan yang kuat diantara para anggotanya terhadap organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada tujuh indikator yang dipakai, yaitu: kepemimpinan, keanggotaan, nilai

tujuan, homogenitas anggota, keterpaduan kegiatan, jiwa kerjasama, dan jumlah anggota.

Iklim atau suasana organisasi

Biasa disebut juga atmosfer organisasi yaitu keadaan moral, sikap dan perasaan-perasaan yang umum terdapat dalam organisasi. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada tiga indikator yang dipakai, yaitu: hubungan antara anggota, kebebasan berpartisipasi, dan lingkungan fisik.

Iklim atau suasana organisasi

Segala sesuatu yang dapat menimbulkan ketegangan dalam organisasi yang diperlukan untuk menumbuhkan kedinamisan organisasi, tetapi tegangan yang terlalu tinggi atau terlalu besar dapat mematikan kedinamisan organisasi. Tekanan kepada organisasi dapat berasal dari dalam (intern) organisasi yaitu tuntutan ataupun keinginan dari para anggotanya. Sumber dari dalam adalah: konflik, otoriter, persaingan dan lain-lain. Sedangkan tekanan dari luar organisasi (ekstern) dapat berupa tuntutan-tuntutan dan harapan dari pihak luar, yang dapat menimbulkan ketegangan yang akan mempengaruhi kedinamisan organisasi yang sumbernya adalah berupa: tantangan, keritikan, sanksi, penghargaan, hukuman dan lain-lain.

ektifitas organisasi

Efektifitas yang dapat diukur dari tercapainya kepuasan anggota dalam mencapai dan setelah mencapai tujuan kelompok. Menurut Slamet dalam Ginting (1995) ada tiga indikator, yaitu dapat dilihat dari segi produktivitas, moral dan kepuasan atau keberhasilan anggota dalam mencapai kebutuhan pribadinya (Ginting, 2000).

Ruth Benedict menjelaskan bahwa persoalan yang ada dalam dinamika kelompok, yaitu:

a. Kohesi/ persatuan, yaitu tingkah laku anggota dalam kelompok seperti proses pengelompokan, intensitas anggota, arah pilihan, nilai kelompok, dan sebagainya.

b. Motif/ dorongan, yaitu interes anggota terhadap kehidupan kelompok seperti kesatuan kelompok, tujuan bersama, orientasi diri terhadap kelompok, dan sebagainya.

c. Struktur, yaitu bentuk pengelompokan, bentuk hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, pembagian tugas, dan sebagainya.

d. Pimpinan, yaitu bentuk-bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, sistem kepemimpinan, dan sebagainya.

e. Perkembangan kelompok, yaitu perubahan dalam kelompok, senangnya anggota tetap berada dalam kelompok, perpecahan kelompok, dan sebagainya (Santosa, 2004).

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

Departemen Pertanian (2008) mendefinisikan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha. Gapoktan terdiri atas kelompok tani yang ada dalam wilayah suatu wilayah administrasi desa atau yang berada dalam satu wilayah aliran irigasi petak pengairan tersier. Menurut Syahyuti (2005), Gapoktan adalah gabungan dari beberapa kelompok tani yang melakukan usaha agribisnis di atas prinsip kebersamaan dan kemitraan sehingga mencapai peningkatan produksi dan pendapatan usahatani bagi

anggotanya dan petani lainnya. Pengembangan Gapoktan dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan aksesibilitas petani terhadap berbagai kelembagaan layanan usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran, terhadap lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber informasi. Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsifungsi lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian.

Dinamika organisasi Gapoktan adalah kekuatan-kekuatan yang terdapat di dalam maupun di lingkungan Gapoktan yang akan menentukan perilaku dari anggota dan perilaku kelompok tani,untuk bertindak atau melaksanakan kegiatan-kegiatan demi tercapainya tujuan.Cepat tidaknya petani mengadopsi inovasi tergantung kepada faktor sosial dan ekonomi petani. Faktor sosial diantaranya umur, tingkat pendidikan, dan pengalaman bertani. Sedangkan faktor ekonomi diantaranya adalah tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki dan ada tidaknya usahatani yang dimiliki petani (Soekartawi, 1995).

Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prestasinya. Namun, dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja maka semakin berpengelaman dalam mengelola usahataninya (Suratiyah, 2009). Pendidikan dan pelatihan selain bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengurus dan pimpinan, korelasi sangat diperlukan untuk peningkatan apresiasi sosial dari para pembinanya terhadap aspirasi yang hidup di masyarakat (Lubis, 2008).

Menurut Soekartawi (1999) semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan petani dalam berusahatani.

Semakin lama seseorang bekerja, maka akan semakin tinggi pula pengalaman kerjanya sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi pendapatan dan prodiktivitasnya (Suwita, 2011).

Kerangka Pemikiran

Untuk memperjelas mengenai dinamika organisasi GAPOKTAN terhadap program pengembangan usaha agribisnis pedesaan, serta hubungan dan pengaruhnya terhadap karateristik sosial ekonomi anggota dengan hal – hal yang tercantum pada identifikasi masalah, maka dapat di lihat pada skema kerangka pemikiran sebagai berkut:

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Dinamika Organisasi GAPOKTAN Terhadap PUAP Keterangan: : Menyatakan pengaruh : Menyatakan Proses PROGRAM PUAP GABUNGAN KELOMPOK KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI 1. UMUR 2. TINGKAT PENDIDIKAN 3. LUAS LAHAN

4. JUM LAH TANGGUNGAN KELUARGA 5. PENGALAMAN BERTANI ANGGOTA GAPOKTA FAKTOR-FAKTOR DINAMIKA ORGANISASI 1. TUJUAN ORGANISASI 2. STRUKTUR ORGANISASI 3. FUNGSI /TUGAS ORGANISASI 4. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI 5. KEKOMPAKAN ORGANISASI 6. SUASANA ORGANISASI 7. TEKANAN ORGANISASI 8. EFEKTIVITAS ORGANISASI PERKEMBA NGAN PERKEMBA NGAN

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Adanya peningkatan dinamika organisasi selama 5 tahun terakhir. 2. Dinamika organisasi gapoktan didaerah penelitian tergolong tinggi.

3. PUAP mengalami perkembangan setiap tahunnya didaerah penelitian dengan perkembangan yang positif (+).

4. Karakteristik sosial ekonomi pertanian memiliki pengaruh dengan dinamika organisasi gapoktan.

5. Karakteristik sosial ekonomi pertanian memiliki hubungan dengan dinamika organisasi gapoktan.

PENDAHULUAN

Dokumen terkait