• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelapa Sawit

Pohon Kelapa Sawit terdiri atas dua atas yaitu Elaeis guineensis jacq dan Elaeis melanococca atau Corozo oleifera. Pohon Kelapa Sawit (Elaeis guineensis), berasal dari Afrika barat di antara Angola dan Gambia. Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1 000 meter di atas permukaan laut (dpl). Pertumbuhan tanaman dan produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian maksimum 400 meter dpl (Hanum 2008).

Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, buahnya kecil dan apabila masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang (Depperin 2007).

Menurut Setyamidjaja (2006) tanaman kelapa sawit (oil palm) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Ordo : Palmales Famili : Palmae Sub-famili : Cocoidae Genus : Elaeis

Spesies : 1. Elaeis guineensis jacq (kelapa sawit Afrika)

2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera (kelapa sawit Amerika Latin)

Varietas/tipe : digolongkan berdasarkan :

1. Tebal tipisnya cangkang (endocarp) dikenal ada tiga varietas yaitu : Dura, Pisifera dan Tenera

2. Warna buah dikenal ada tiga tipe yaitu: Nigescens, Virescens dan Albescens.

2

dihasilkan. Agar kebutuhan tanaman atas unsur hara dapat tercukupi dengan tepat maka sebelum diadakan pemupukan terlebih dahulu perlu analisis kebutuhan unsur hara tanaman tersebut melalui analisis tanah dan daun (Pahan 2008).

Tujuan

Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan proses kerja secara nyata, meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai budidaya kelapa sawit, serta meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa mengelola perkebunan kelapa sawit. Selain itu, tujuan khusus dari kegiatan magang adalah mempelajari pengelolaan pemupukan kebun kelapa sawit yang dilaksanakan oleh perkebunan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kelapa Sawit

Pohon Kelapa Sawit terdiri atas dua atas yaitu Elaeis guineensis jacq dan Elaeis melanococca atau Corozo oleifera. Pohon Kelapa Sawit (Elaeis guineensis), berasal dari Afrika barat di antara Angola dan Gambia. Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1 000 meter di atas permukaan laut (dpl). Pertumbuhan tanaman dan produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian maksimum 400 meter dpl (Hanum 2008).

Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, buahnya kecil dan apabila masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang (Depperin 2007).

Menurut Setyamidjaja (2006) tanaman kelapa sawit (oil palm) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Ordo : Palmales Famili : Palmae Sub-famili : Cocoidae Genus : Elaeis

Spesies : 1. Elaeis guineensis jacq (kelapa sawit Afrika)

2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera (kelapa sawit Amerika Latin)

Varietas/tipe : digolongkan berdasarkan :

1. Tebal tipisnya cangkang (endocarp) dikenal ada tiga varietas yaitu : Dura, Pisifera dan Tenera

2. Warna buah dikenal ada tiga tipe yaitu: Nigescens, Virescens dan Albescens.

3 Lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanpa lahan, tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial. Lahan yang optimum untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. Tanah yang baik digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah Latosol, Podzolik, Alluvial, dan Gambut. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam budidaya kelapa sawit perlu memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di antaranya struktur tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta memiliki reaksi tanah (pH) 4.0 - 6.0. (Pahan 2008)

Pemupukan

Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, karena biaya pemupukan mencapai 40 - 60 % dari total biaya pemeliharaan. Biaya pupuk yang tinggi tersebut menuntut pihak perusahaan perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kulitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya sejak dari pengadaan hingga aplikasi di lapangan ( Poeloengan et all 2003).

Jenis pupuk yang diberikan untuk tanaman kelapa sawit muda adalah pupuk buatan yang mengandung unsur hara N, P, K, Mg, dan B. Pada tanah gambut perlu diberikan pupuk yang megandung unsur mikro Cu dan Zn. Unsur hara B yang harus diberikan pada tanaman muda sangat penting untuk menghindarkan kekurangan B (Boron deficiency) karena kekurangan Boron dapat mengakibatkan kematian pada tanaman kelapa sawit muda. Sementara itu, kekurangan unsur N, P, K, dan Mg akan hanya menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lambat dan kerdil, tetapi tidak sampai mematikan. (Lubis 1992).

Jenis-jenis pupuk yang digunakan pada tanaman kelapa sawit menghasilkan (TM) adalah Urea atau ZA (N), Rock Phosphate (P), Muriate of Potash (K), Kieserit (Mg), dan Borax (B). Dosis pupuk yang digunakan tergantung pada kesuburan tanah dan ditentukan berdasarkan hasil penelitian terhadap kandungan unsur hara dari lahan yang ditanami kelapa sawit tersebut. Dengan demikian, dosis pemupukan pada suatu tempat dengan tempat lainnya akan berbeda, tergantung pada jenis tanah dan kesuburan tanah (Lubis 1992).

Pemupukan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah yang juga akan berdampak pada peningkatan produksi tanaman yang relative stabil, serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat untuk melengkapi persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produksi) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui produk yang dihasilkan (Pahan 2008).

Praktik pemupukan memberikan kontribusi sangat luas dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan. Salah satu efek pupuk yang bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan

4

tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui hasil panen (TBS) serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. (Setyamidjaja 2006).

Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk, organisasi penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus pupuk) dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan. Selanjutnya, karung tersebut diserahkan ke kantor afdeling guna memastikan jumlah untilan yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada yang hilang (Pahan 2008).

Dokumen terkait