• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (

Elaeis

guineensis

Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I,

FIRST RESUORCES Ltd., ROKAN HULU, RIAU

IMAM NUR CHOLIS

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

ABSTRACT

IMAM NUR CHOLIS. Fertilization management of palm oil (Elaeis guineensis Jacq) at PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau. Supervised by MEMEN SURAHMAN.

Apprenticeship aims to increase knowledge about the cultivation of palm oil to obtain the work experience and skills on oil palm cultivation. Internship was conducted at Afdeling II PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Sei Air Hitam Estate, First Resources Ltd., Riau Province in 10 February-10 June 2014. Internship activities included, work in the field as laborer, assisten as supervisor and field manager. Management of fertilization was analyzed base on four concep : proper in term of kind, proper in term of dosage, proper interm of time of application and proper in application technique. Secondary data were collected from literature and field division archives such as monthly and annuals reports, as well as documentation of the field. Generally fertilization in Sei Air Hitam Estate do not fully the of concept four proper fertilization. Work with good quality are needed to be incresed.

Key words : fertilizer dosage, right time, fertilization manajement.

ABSTRAK

IMAM NUR CHOLIS. Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau. Dibimbing oleh MEMEN SURAHMAN.

Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya tanaman kelapa sawit, memperoleh pengalaman dan keterampilan kerja dalam manajemen pemupukan yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan magang dilakukan di Afdeling II PT. Perdana Intisawit Perkasa I, Kebun Sei Air Hitam, First Resources Ltd., Provinsi Riau sejak 10 Februari–10 Juni 2014. Magang dilakukan dari taraf sebagai karyawan harian lepas (KHL) , pendamping mandor, dan pendamping asisten. Analisis manajemen pemupukan dilakukan berdasarkan konsep empat tepat yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu dan tepat cara. Data sekunder yang dikumpulkan berupa studi literatur dan mempelajari arsip kebun dalam bentuk laporan bulanan, laporan tahunan, serta dari dokumentasi kebun. Secara umum pemupukan di Kebun Sei Air Hitam belum sepenuhnya memenuhi kaidah 4T. Tenaga kerja dengan kualitas yang baik perlu ada penambahan.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

pada

Departemen Agronomi dan Hortikultura

MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT (

Elaeis

guineensis

Jacq.) DI PT PERDANA INTI SAWIT PERKASA I,

FIRST RESUORCES Ltd., ROKAN HULU, RIAU

IMAM NUR CHOLIS

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau

Nama : Imam Nur Cholis NIM : A24100010

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Memen Surahman MSc.Agr Dosen pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Agus Purwito, MSc.Agr Ketua departemen

(8)

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul “Manajemen pemupukan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau. dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian.

Terima kasih penulis ucapkan kepada ayah dan ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof Dr Ir Memen Surahman, MSc.Agr selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dalam penulisan karya ilmiah ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Ahmad Junaedi, MSi selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama proses kegiatan akademik di Departemen Agronomi dan Hortikultura.

Di samping itu, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Ir Nuryadi beserta staf dari PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, Bapak Guruh Mahardika SP dan Bapak Irwandi SP beserta staf supervisor, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, yang telah membimbing selama kegiatan magang.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan 2

TINJAUAN PUSTAKA 2

METODE MAGANG 4

Tempat dan Waktu 4

Metode Pelaksanaan 4

Pengumpulan Data dan Informasi 4

Analisis Data dan Informasi 6

KEADAAN UMUM 6

Letak Wilayah Administratif 6

Keadaan Iklim dan Tanah 6

Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan 7

Kondisi Tanaman dan Produksi 7

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan 8

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 9

Aspek Teknis 9

Pemupukan 10

Infus Akar (FeSO4) 12

Pengambilan Contoh Daun (LSU) 13

Pemanenan 13

Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 16

Pengendalian Gulma 17

Aspek Manajerial 18

Kariawan Harian Lepas (KHL) 18

Pendamping Manor 18

Mandor Pupuk 18

(10)

Mandor Panen 19

Kerani Produksi 19

Kerani Afdeling 19

Asisten Kebun 19

PEMBAHASAN 20

Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat 20

Difensiesi Hara 26

Tenaga Kerja 27

SIMPULAN DAN SARAN 29

Simpulan 29

Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 29

LAMPIRAN 31

(11)

DAFTAR TABEL

1 Prduksi dan produktivitas TBS 5 tahun terkahir di Kebun SAH 8 2 Luas lahan dan jumlah populasi tanaman kelapa sawit

berdasarkan tahun tanam di Kebun SAH 8

3 Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun

2014 9

4 Kriteria matang panen berdasarkan tingkat fraksi buah

kelapa sawit PT PISP 1 14

5 Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam tahun 2014 20 6 Pengamatan tepat dosis untilan di Kebun Sei Air Hitam 21 7 Ketepatan dosis pupuk MOP di blok B30 afdeling II PT. PISP I 21 8 Rekomendasi waktu pemupukan di Kebun Sei Air Hitam

Juni 2013–Mei 2014 22

9 Realisasi waktu pepumupukan di afdeling II 23

10 Perbandingan antara pemupukan secara manual dan secara mekanik

di blok B30 24

11 Tempat penempatan pupuk pada areal tanaman menghasilkan (TM) 25 12 Pengamatan tepat tempat pemupukan di Kebun Sei Air Hitam

afdeling II 25

13 Pengamatan desifisiensi hara pada 4 blok di afdeling II Kebun SAH 26 14 Prestasi kerja penabur dan pelangsir pupuk secara manual di PT PISP I

afdeling II 28

15 Prestasi kerja penabur pupuk secara mekanis di PT PISP I afdeling II 28

DAFTAR GAMBAR

1 Pemupukan di kebun Sei Air Hitam 11

2 Aplikasi infus akar dengan FeSO4 12

3 Ekor kadal pada pelepah daun kelapa sawit 13

4 Proses pemanenan kelapa sawit 15

5 Proses pengakutan TBS dari TPH ke PKS 16

6 Aplikasi pengendalian gulma secara kimiawi 17

7 Grafik curah hujan PT PISP I Juni 2013-Mei 2014 23

8 Gejala defisiensi hara 27

DAFTAR LAMPIRAN

1 Jurnal harian kegiatan magang sebagai karyawan harian lepas

di PT. PISP I 32

2 Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor di PT. PISP I 33 3 Jurnal harian kegiatan magang sebagai pendamping Asisten di

PT. PISP I 34

4 Peta Kebun Sei Air Hitam PT. PISP I 36

(12)
(13)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman yang telah menjadi komoditi subsektor perkebunan yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Prospek usaha yang cerah, harga produk yang kompetitif, dan indsustri berbasis kelapa sawit yang beragam dengan skala usaha yang fleksibel, telah menjadikan banyak perusahaan dalam berbagai skala maupun petani yang berminat untuk membangun industri kelapa sawit mulai dari kebun hingga hilir (Hanum 2008).

Indonesia merupakan salah satu negara produsen kelapa sawit yang terus berkembang. Perkembangan luas dan produksi perkebunan kelapa sawit di Indonesia selama sepuluh tahun terakhir terus meningkat hingga mencapai 10.01 juta hektar pada tahun 2013 dan merupakan perkebunan kelapa sawit yang terluas di dunia. Demikian pula produksi TBS pada tahun 2013 mencapai 27.74 juta ton dengan produktivitas CPO sebesar 3 855 kg ha-1 dan menduduki posisi pertama di dunia melampaui Malaysia (Ditjenbun 2013).

Pencapaian hasil produksi kelapa sawit yang tinggi dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu : faktor lingkungan, faktor genetik dan teknik budidaya. Faktor lingkungan meliputi iklim, dan kelas kesesuaian lahan. Faktor genetik meliputi penggunaan bahan tanam/varietas tanaman kelapa sawit yang unggul. Teknik budidaya kelapa sawit merupakan faktor yang penting dalam memaksimalkan potensi produksi kelapa sawit. Teknik budidaya yang tidak sesuai dengan standar rekomendasi dapat mempengaruhi produksi tandan buah segar (TBS). Sebagai contoh akibat kesalahan pemupukan dapat menurunkan produksi TBS hingga 13 % dari produksi normal (Mangoensoekarjo 2005).

Menurut Setyamidjaja (2006) pemupukan tanaman menghasilkan (TM) bertujuan untuk menyediakan unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan generatif, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Untuk menentukan dosis pupuk yang tepat, sebaiknya dilakukan analisis tanah dan daun terlebih dahulu. Dengan analisis tanah dan daun, maka ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah pada saat itu dapat diketahui dan keadaan hara terakhir yang terdapat pada tanah dapat diketahui juga.

Pemupukan merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi yang dihasilkan. Salah satu efek pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produktivitas tanaman menjadi relatif stabil serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi penyediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai produktivitas yang maksimum (Setyamidjaja 2006).

(14)

2

dihasilkan. Agar kebutuhan tanaman atas unsur hara dapat tercukupi dengan tepat maka sebelum diadakan pemupukan terlebih dahulu perlu analisis kebutuhan unsur hara tanaman tersebut melalui analisis tanah dan daun (Pahan 2008).

Tujuan

Kegiatan magang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan proses kerja secara nyata, meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai budidaya kelapa sawit, serta meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa mengelola perkebunan kelapa sawit. Selain itu, tujuan khusus dari kegiatan magang adalah mempelajari pengelolaan pemupukan kebun kelapa sawit yang dilaksanakan oleh perkebunan.

TINJAUAN PUSTAKA

Kelapa Sawit

Pohon Kelapa Sawit terdiri atas dua atas yaitu Elaeis guineensis jacq dan Elaeis melanococca atau Corozo oleifera. Pohon Kelapa Sawit (Elaeis guineensis), berasal dari Afrika barat di antara Angola dan Gambia. Tanaman kelapa sawit bisa tumbuh dan berbuah hingga ketinggian tempat 1 000 meter di atas permukaan laut (dpl). Pertumbuhan tanaman dan produktivitas yang optimal akan tercapai jika ditanam di lokasi dengan ketinggian maksimum 400 meter dpl (Hanum 2008).

Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Bunga dan buahnya berupa tandan, buahnya kecil dan apabila masak, berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung minyak. Minyaknya digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang (Depperin 2007).

Menurut Setyamidjaja (2006) tanaman kelapa sawit (oil palm) dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Ordo : Palmales Famili : Palmae Sub-famili : Cocoidae Genus : Elaeis

Spesies : 1. Elaeis guineensis jacq (kelapa sawit Afrika)

2. Elaeis melanococca atau Corozo oleifera (kelapa sawit Amerika Latin)

Varietas/tipe : digolongkan berdasarkan :

1. Tebal tipisnya cangkang (endocarp) dikenal ada tiga varietas yaitu : Dura, Pisifera dan Tenera

(15)

3 Lahan adalah matriks tempat tanaman berada. Tanpa lahan, tanaman kelapa sawit tidak akan ekonomis untuk diusahakan secara komersial. Lahan yang optimum untuk kelapa sawit harus mengacu pada tiga faktor yaitu lingkungan, sifat fisik lahan dan sifat kimia tanah atau kesuburan tanah. Tanah yang baik digunakan untuk perkebunan kelapa sawit adalah Latosol, Podzolik, Alluvial, dan Gambut. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam budidaya kelapa sawit perlu memperhatikan sifat fisik dan kimia tanah di antaranya struktur tanah dan drainase tanah baik, kedalaman solum tanah lebih dari 80 cm, tekstur tanah ringan serta memiliki reaksi tanah (pH) 4.0 - 6.0. (Pahan 2008)

Pemupukan

Salah satu dari kegiatan pemeliharaan yang memerlukan perhatian intensif yaitu pemupukan. Hal tersebut karena biaya pemupukan tergolong tinggi, karena biaya pemupukan mencapai 40 - 60 % dari total biaya pemeliharaan. Biaya pupuk yang tinggi tersebut menuntut pihak perusahaan perkebunan untuk secara tepat menentukan jenis dan kulitas pupuk yang akan digunakan dan mengelolanya sejak dari pengadaan hingga aplikasi di lapangan ( Poeloengan et all 2003).

Jenis pupuk yang diberikan untuk tanaman kelapa sawit muda adalah pupuk buatan yang mengandung unsur hara N, P, K, Mg, dan B. Pada tanah gambut perlu diberikan pupuk yang megandung unsur mikro Cu dan Zn. Unsur hara B yang harus diberikan pada tanaman muda sangat penting untuk menghindarkan kekurangan B (Boron deficiency) karena kekurangan Boron dapat mengakibatkan kematian pada tanaman kelapa sawit muda. Sementara itu, kekurangan unsur N, P, K, dan Mg akan hanya menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman sehingga tanaman akan tumbuh lambat dan kerdil, tetapi tidak sampai mematikan. (Lubis 1992).

Jenis-jenis pupuk yang digunakan pada tanaman kelapa sawit menghasilkan (TM) adalah Urea atau ZA (N), Rock Phosphate (P), Muriate of Potash (K), Kieserit (Mg), dan Borax (B). Dosis pupuk yang digunakan tergantung pada kesuburan tanah dan ditentukan berdasarkan hasil penelitian terhadap kandungan unsur hara dari lahan yang ditanami kelapa sawit tersebut. Dengan demikian, dosis pemupukan pada suatu tempat dengan tempat lainnya akan berbeda, tergantung pada jenis tanah dan kesuburan tanah (Lubis 1992).

Pemupukan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesuburan tanah yang juga akan berdampak pada peningkatan produksi tanaman yang relative stabil, serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat untuk melengkapi persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produksi) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui produk yang dihasilkan (Pahan 2008).

(16)

4

tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan. Selain itu, pemupukan bermanfaat melengkapi persediaan unsur hara di dalam tanah sehingga kebutuhan tanaman terpenuhi dan pada akhirnya tercapai daya hasil (produktivitas) yang maksimal. Pupuk juga menggantikan unsur hara yang hilang karena pencucian dan terangkut melalui hasil panen (TBS) serta memperbaiki kondisi yang tidak menguntungkan atau mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan kelapa sawit. (Setyamidjaja 2006).

Persiapan pemupukan terbagi menjadi tiga yaitu persiapan pupuk, organisasi penguntilan dan persiapan lapangan. Karung bekas (bekas pembungkus pupuk) dikumpulkan oleh tim pengecer dan disusun di tempat untilan. Selanjutnya, karung tersebut diserahkan ke kantor afdeling guna memastikan jumlah untilan yang dibawa ke lapangan sekaligus mengecek apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada yang hilang (Pahan 2008).

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Afdeling II Kebun Sei Air Hitam, PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I, First Resources Ltd., Rokan Hulu, Riau. Kegiatan magang dilaksanakan selama 4 bulan. Kegiatan magang dilakukan pada tanggal 10 Februari hingga 10 Juni 2014.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan magang yang dilaksanakan penulis meliputi kegiatan teknis di lapangan dan kegiatan manajerial baik di perkebunan maupun di kantor. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan waktu dan jadwal yang ditentukan oleh pihak perkebunan maupun inisiatif sendiri. Kegiatan yang dilakukan penulis pada bulan pertama adalah sebagai karyawan harian lepas (KHL), kemudian pada bulan kedua sebagai pendamping mandor, dan pada bulan ketiga dan keempat sebagai pendamping asisten. Jurnal kegiatan magang disajikan pada lampiran 1, 2, dan 3.

Kegiatan teknis yang penulis lakukan selama kegiatan magang adalah pengendalian gulma, pemupukan, pemanenan, infus akar, dan pengambilan contoh daun (LSU). Kegiatan manajerial berupa mempelajari tentang manajemen di kebun, meliputi tugas, fungsi, kewenangan, dan tanggung jawab di tingkat mandor, kerani, dan asisten kebun serta di tingkatan jabatan yang ada di kebun.

Pengumpulan Data dan Informasi

(17)

5 KHL, mandor dan asisten kebun. Data primer meliputi keefektifan pemupukan (tepat waktu, dosis, jenis dan cara), efisiensi pemupukan (efisiensi waktu, biaya dan tenaga kerja) dan defisiensi hara. Berikut perincian pengambilan data primer yang dilakukan.

1. Ketepatan dosis pemupukan. Data ketepatan dosis pemupukan diperoleh

melalui dua tahap yaitu pada saat penguntilan pupuk di gudang dan penaburan pupuk di lapangan. Data ketepatan dosis untilan diperoleh dengan cara menimbang secara acak pupuk yang telah diuntil sebanyak 30 untilan untuk tiga jenis pupuk (Urea, MOP, dan kieserit) selanjutnya untilan pupuk ditimbang kembali untuk mengetahui bobot standar untilan perusahaan dengan bobot realisasi untilan yang dilakukan oleh pekerja. Data ketepatan dosis penaburan diperoleh dengan cara mengamati kegiatan penaburan pupuk di lapangan yang menggunakan mangkuk takaran penaburan pupuk yang telah dikalibrasi, jumlah tenaga kerja penabur sebanyak tiga orang. Penulis mengamati secara langsung kegiatan penaburan pupuk pada setiap tanaman yang diamati. Jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk MOP dengan dosis 1.5 kg per tanaman atau sebanyak 3 mangkuk penaburan, karena mangkuk mampu menampung 0.5 kg pupuk MOP sehingga data yang diperoleh berupa data tepat dosis (3 mangkuk per tanaman), data kurang dosis (<3 mangkuk per tanaman), dan data lebih dosis (>3 mangkuk per tanaman). Pengamatan ketepatan dosis dilakukan pada tiga blok dengan masing-masing tanaman per blok diambil sebanyak 90 tanaman.

2. Ketepatan jenis pupuk. Data ketepatan jenis pupuk diperoleh dengan cara

membandingkan jenis pupuk yang direkomendasikan perusahaan dengan jenis pupuk yang diaplikasikan di lapangan.

3. Ketepatan waktu pemupukan. Data ketepatan waktu pemupukan diperoleh

dengan cara membandingkan waktu realisasi pemupukan yang diaplikasikan di lapangan dengan rekomendasi waktu pemupukan yang diberikan oleh perusahaan. Data realisasi diambil dari bulan Januari hingga Mei 2014.

4. Ketepatan cara pemupukan. Data ketepatan cara pemupukan diperoleh

melalui dua jenis aplikasi pupuk, yaitu aplikasi pupuk secara manual dan aplikasi pupuk secara mekanik. Pada pemupukan secara mekanik menggunakan spreader fertilizer. Sedangkan pemupukan secara manual dengan cara mengamati secara visual hasil penaburan pupuk setelah pekerja menyelesaikan kegiatan apklikasi pupuk di lapangan. Parameter ketepatan cara pemupukan sesuai standar perusahaan meliputi pupuk yang ditabur harus merata di setiap piringan, pupuk tidak menggumpal, pupuk tidak dalam bentuk bongkahan, serta piringan tanaman harus bersih dari gulma. Pengamatan dilakukan pada tiga blok.

5. Ketepatan tempat penaburan. Data ketepatan tempat diperoleh dengan cara

mengukur jarak pupuk terdekat dengan tamanan pada piringan tanaman kelapa sawit, kemudian dibandingkan dengan rekomendasi tempat penempatan pupuk yang ditetapkan oleh prusahaan. Sampel diambil dari tiga blok, pada tiap blok diambil sebanyak 50 tanaman.

6. Defisiensi hara tanaman. Data defisiensi hara diperoleh dengan cara

(18)

6

sebanyak 35 tanaman per blok, gejala defisiensi yang diamati yaitu unsur N, P, K, Mg, B dan Fe.

7. Prestasi kerja pemupukan. Data presati kerja diperoleh dengan cara

mengamati jumlah tenaga kerja yang dipakai pada saat aplikasi pupuk, luas areal pemupukan dan jumlah atau tonase pupuk yang digunakan.

Data sekunder diperoleh dari arsip kantor kebun, kantor pusat, dan studi pustaka (buku teks, jurnal, dan lain-lain). Data sekunder yang diperoleh berupa data iklim, produktivitas, rekomendasi pemupukan, struktur organisasi, dan ketenagakerjaan.

Analisis Data dan Informasi

Hasil kegiatan pengamatan berupa data primer dan sekunder dianalisis dengan menggunakan metode analisis dan deskriptif, nilai rata-rata dan persentase, selanjutnya hasil analisis dibandingkan dengan norma-norma baku tentang budidaya kelapa sawit baik dengan standar yang digunakan perusahaan standard operating procedure (SOP) maupun dengan studi pustaka lain.

KEADAAN UMUM

Letak Wilayah Administratif

Kebun Sei Air Hitam (SAH) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Kebuan SAH merupakan kebun milik PT. Perdana Inti Sawit Perkasa I (PISP I) yang dahulunya tergabung dalam Ciliandra Perkasa Group, tetapi pada tahun 2010 diakusisi oleh PT First Resources Ltd., perusahaan perkebunan asing yang berasal dari Singapura. Kebun SAH terletak di Desa Kepenuhan Barat, Kecamatan Kepenuhan, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau.

Kebun SAH sebelah utara dan barat berbatasan dengan kebun PT Panca Surya Agrindo, sebelah selatan berbatasan dengan areal plasama dan areal Kredit Koperasi Primer untuk Anggota (KKPA), dan sebelah timur berbatasan dengan kebun Plasma perusahaan inti rakyat (PIR-TRANS). Peta kebun SAH disajikan pada lampiran 4.

Keadaan Iklim dan Tanah

(19)

7 termasuk tipe iklim A (sangat basah). Data curah hujan di kebun SAH dapat dilihat pada lampiran 5.

Keadaan tofografi di Kebun SAH datar dengan tingkat kemiringan 1-3%. Derajat kemasaman tanah (pH) Kebun SAH adalah 4.37-5.12. Kebun SAH terletak di ketinggian 220 m di atas permukaan laut (dpl) dengan suhu rata-rata tahunan adalah 28-31 °C. Berdasarkan kelas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa sawit, Kebun SAH tergolong ke dalam kelas S2 (sesuai/suitable) dengan faktor pembatas utama adalah tekstur tanah liat berdebu dan beberapa titik lahan yang rawan banjir. Berdasarkan klasifikasi kelas lahan, Kebun SAH cukup sesuai untuk perkembangan kelapa sawit, tatapi harus diikuti upaya untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap produktivitas tanama kelapa sawit.

Areal Konsensi dan Tata Guna Lahan

Kebun SAH mempunyai hak guna usaha (HGU) dengan total luasan sebesar 2 476 ha, yang terdiri atas areal pertanaman kelapa sawit menghasilkan (TM) 2 376.28 ha, kebun plasma perusahaan inti rakyat (PIR) seluas 8 694.27 ha dan kebun Kredit Koperasi untuk Anggota (KKPA) seluas 1 758.73 ha. Pola kemitraan PIR merupakan pola pengembangan perkebunan rakyat dengan menggunakan perkebunan besar sebagai inti dan sekaligus sebagai pelaksana pengembangan kebun plasma.

Pola kemitraan KKPA merupakan pola kemitraan perusahaan inti dan petani dalam wadah koperasi untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota melalui kredit jangka panjang dari bank. Perusahaan inti membangun dan mengembangkan kelembagaan petani sebagai wadah pembinaan dan bimbingan bagi petani peserta mengenai budidaya dan manajemen perkebunan kelapa sawit. PT Perdana Inti Sawit Perkasa memeiliki pabrik pengolahan kelapa sawit dengan kapasits 90 ton/jam.

Kebun SAH terdiri atas tiga Afdeling, yaitu Afdeling I dengan luas 1 755.06 ha yang terbagi atas 25 blok, Afdeling II dengan luas 770.86 ha yang terdiri atas 26 blok, dan Afdeling III dengan luas 858.34 yang terdiri atas 34 blok. Kebun Plasma yang dikontrol oleh PT Perdanan Inti Sawit Perkasa dengan pola PIR-TRANS seluas 8 694.27 ha yang terdiri atas PIR-TRASN SP I seluas 1 066.1 ha, PIR-TRANS SP II seluas 1 012.54 ha, PIR-TRANS SP III seluas 1 000 ha, PIR-TRANS SP IV seluas 1 000 ha. Kebun Plasama Intergrasi dan kebun KKPA terdiri dari dua lokasi yaitu kebun KKPA Muara Nikum seluas 818.73 ha dan Integrasi SKPD Desa Suka Maju, Kecamatan Tambusai seluas 940 ha.

Kondisi Tanaman dan Produksi

(20)

8

Tanaman kelapa sawit di Kebun SAH terdiri atas delapan tahun tanam, tahun tanam 2004 seluas 77.35 ha dengan tanaman sisipan tahun 2008 dan 2010, tahun tanam 2002 seluas 22.49 ha, tahun tanam 2000 seluas 30.76 ha, tahun tanam 1999 seluas 54.51 ha, tahun tanam 1995 seluas 1 235.52 ha, tahun tanam 1994 seluas 542.38 ha, dan tahun tanam 1993 seluas 398.96 ha, sehingga umur rata-rata tanaman kelapa sawit di Kebun SAH adalah 18 tahun. Data produksi dan produktivitas Kebun Sei Air Hitam tahun 2009-2013 disajikan pada Tabel 1, serta data populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam, populasi dan luas lahan terdapat pada Tabel 2.

Tabel 1 Produksi dan produktivitas TBS 5 tahun terakhir di Kebun SAH

Tahun Luas Lahan (ha) Produksi (ton) Produktivitas

Sumber: kantor Kebun PT. PISP I 2014

Tabel 2 Luas lahan dan jumlah populasi tanaman kelapa sawit berdasarkan tahun tanam di Kebun SAH

Tahun tanam

Kebun inti Kebun plasma Kebun KKPA

Luas (ha) Jumlah Sumber: kantor Kebun PT. PISP I 2014

Struktur Organisasi Perusahaan dan Ketenagakerjaan

(21)

9 renca kerja, juga menyetujui surat atau dokumen atau perjanjian kerja sesusai kerja dan tanggung jawab. Group maneger dalam melaksanakan kerja dibantu oleh staf kebun, yaitu asisten kepala, asisten kebun dan kepala administrasi (kasi). Asisten kepala (Askep) bertugas memimpin semua kegiatan operasional bidang tanaman dan non tanaman di rayon melalui penggunaan faktor-faktor produksi. Selain itu askep juga bertugas mengendalikan biaya yang berpedoman kepada anggaran yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Asisten kebun bertugas untuk menyusun dan menyerahkan rencana anggaran kerja afdeling (harian, bulanan, tahunan) kepada GM dan asisten kepala untuk dievaluasi. Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang asisten kebun dibantu oleh mandor panen, kerani afdeling, mandor pupuk, mandor perawatan, dan Kerani produksi.

Mandor panen bertugas dalam mengawasi proses kerja pemanenan kelapa sawit. Mandor perawatan bertugas dalam mengawasi setiap kegiatan perawatan tanaman kelapa sawit. Mandor pupuk bertugas mengawasi kegiatan pemupukan kebun kelapa sawit. Kerani produksi pertugas untuk mengecek hasil panen tandan buah segar (TBS) untuk diangkut ke pabrik kelapa sawit (PKS), dan kerani Afdeling bertugas membantu asisten kebun dalam menyusun serta melaporkan setiap hasil pekerjaan di lapang, serta administrasi afdeling. Jumlah staf dan non staf disajikan pada Tabel 3, sedangkan struktur organisasi PT PISP I disajikan pada lampiran 6.

Tabel 3 Jumlah karyawan staf dan non-staf di Kebun Sei Air Hitam tahun 2014

Status Pegawai Jumlah

Karyawan staf 14

Karyawan non staf

Pegawai bulanan tetap (PBT) 49

Karyawan harian tetap (KHT) 168

Karyawan borongan (SPKL) 58

Total 289

Indek Tenaga Kerja (ITK) 0.12

Sumber: kantor Kebun PT. PISP I 2014

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

Aspek Teknis

(22)

10

Pemupukan

Pemupukan adalah kegiatan pemberian hara tambahan kepada tanaman agar tanaman dapat tumbuh secara maksimum. Pemupukan juga bertujuan untuk menambah kandungan hara pada tanah supaya menjaga kesuburan tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan normal dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Pemupukan dilakukan pada tanah lembab dan kering, tidak dilakukan pada tanah yang tergenang oleh air, agar akar tanaman dapat menyerap pupuk dengan maksimum. Aplikasi pupuk harus berpedoman kepada 4T (tepat dosis, tepat aplikasi, tepat waktu, tepat cara). Unsur hara yang terbawa di TBS harus dikembalikan melalui penambahan pupuk mineral dan mengembalikan sisa-sisa bahan organik.

Jenis pupuk yang digunakan di Kebun SAH berdasarkan rekomendasi dari Research and Development setelah melakukan analisis daun dan analisis tanah. Berdasarkan analisis tersebut pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam ada dua jenis, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan berupa janjangan kosong sedangan pupuk anorganik yang digunakan yaitu Urea, MOP, Kieserite, Rock Phosphat, dan HGF-Borate.

Sistem yang digunakan dalam pemupukan adalah setiap pokok harus mendapatkan dosis pupuk sesuai rekomendasi dari tim Research Centre. Sistem pemupukan di Kebun SAH dikerjakan dengan sistem borongan blok per blok dengan tujuan agar hasil pemupukan lebih teroganisir dengan baik dengan hasil pemupukan maksimum, lebih terkonsentrasi dan lebih terfokus dalam hanca pemupukan. Pemupukan di Kebun SAH dipimpin oleh mandor pupuk yang membawahi 6-9 karyawan pemupuk. Tim pemupuk terdiri atas mandor pupuk, penabur pupuk, pelangsir pupuk dan pengecer pupuk, untuk menghemat biaya tim pelangsir sekaligus menajadi tim pengecer.

Pemupukan dilakukan secara manual dan mekanik, Pemupukan manual dilakukan pada blok yang bergelombang atau rolling dan pada blok yang terdapat parit alamnya. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong ember, dan mangkuk takaran. Pemupukan secara mekanik dilakukan dengan menggunakan fertilizer spreader dan hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat.

Pemupukan dengan cara manual lebih efisien dalam hal biaya tetapi memerlukan pengawasan yang lebih intensif dibandingkan dengan pemupukan secara mekanik. Sedangakan pemupukan secara mekanik lebih merata dalam penaburan pupuk dibandingkan sengan pemupukan secara manual.

Sebelum melakukan pemupukan, asisten kebun terlebih dahulu membuat bon permintaan yang dibuat oleh kerani afdeling. Pengambilan pupuk dari gudang pupuk dilakukan oleh mandor pupuk dengan membawa bon permintaan bahan yang telah ditandatangani oleh asisten kebun, asisten kepala, kepala tata usaha (KTU),dan group manager.

(23)

11

Gambar 1 Pemupukan di kebun Sei Air Hitam a). Aplikasi pupuk mekanik

menggunakan fertilizer spreader, b). Titik suplai untilan pupuk, c). Pelangsiran pupuk dari titik suplai ke pasar pikul, d). Penaburan

pupuk MOP.

Penguntilan merupakan kegiatan mengemas ulang kembali pupuk dengan bobot tertentu dan dikemas kembali di dalam karung sesuai dengan dosis pupuk per pokok. Penguntilan dilakukan oleh tenaga penguntil. Bobot pupuk yang akan diuntil harus sesuai tonase dengan yang tertera di dalam bon permintaan. Tenaga penguntil mendapatkan upah sebessar Rp 20/kg.

Pengeceran pupuk ke lahan harus berdasarkan titik penempatan pupuk yang telah ditentukan, titik penempatan pupuk merupakan titik pengeceran untilan pupuk yang terletak pada beberapa pasar pikul. Ketentuan titik pengeceran pupuk berdasarkan dosis pokok dan jumlah pokok di dalam blok yang akan dipupuk. Jumlah untilan pupuk tiap titik eceran berbeda beda, hal tersebut tergantung dari dosis pokok dan jumlah pokok pada blok yang akan dipupuk.

Pupuk yang telah diecer pada setiap titik pengeceran pupuk akan dilangsir masuk ke dalam blok dan segera ditabur oleh tim penabur pupuk sesuai dengan rekomendasi pupuk pada blok tersebut. Penabur pupuk harus menebarkan pupuk merata di sekililing piringan dan pupuk yang ditebar tidak boleh menggumpal, supaya hara yang diserap merata oleh tanaman.

Setelah semua pupuk telah ditabur, maka karung bekas pupuk harus dikutip untuk dicek kembali, apakah semua pupuk telah benar-benar ditabur. Karung bekas pupuk digulung setiap kurang lebih 10 lembar karung. Kegiatan tersebut berfungsi sebagai kontrol jumlah pupuk yang dibawa ke lapangan. Selain itu juga untuk pemeriksaan apakah seluruh pupuk sudah ditabur dan tidak ada pupuk yang

b.

c. d.

(24)

12

hilang. Kemudian karung bekas pupuk tersebut diletakkan di gudang dan ditata rapi.

Infus Akar (FeSO)

Infus akar adalah proses memasukan carian (FeSO₄) dengan mengguanakan cara injeksi pada akar aktif. Bahan yang digaunkan di Kebun SAH adalah ferum (Fe). Tujuan dilakukan infus akar adalah untuk mengurangi dampak gejala defisiensi hara Fe. Kegiatan infus akar dimulai dari sensus pokok yang terkena gejala defisiensi hara Fe yang dilihat dari warna daun muda atau pupus (pelepah muda yang belum terbuka) yang menguning dengan tingkat gejala serangan berat dan sedang.

Setelah itu melakukan pelabelan di batang pokok kelapa sawit yang akan diaplikasi berisi tingkat defisiensi, bahan yang digunakan, dan tanggal aplikasi. Kegiatan selanjutnya yaitu mencari akar aktif dengan ciri-ciri akar tersebut tunggal, tidak bercabang, bukan akar gantung, tidak terlalu kecil, dan akar tersebut terkubur tanah. Setelah akar aktif ditemukan dosis FeSO₄ yang diberikan untuk gejala defisiensi sedang sebesar 0.40 kg pokok-1 dan asam sitrat 0.00264 kg pokok-1, sedangkan untuk gejala defisiensi berat adalah FeSO₄ sebesar 0.60 gk pokok-1 dan asam sitrat 0.0396 gr pokok-1. Cairan infus terdiri atas 1 kg FeSO₄ ditambah 2.5 liter air dan 0.066 kg asam sitrat.

Infus akar menggunkan tenaga kerja borongan atau SPKL (Surat perintah Kerja Lokal) yang terdiri datas 12 orang yang terbagi menjadi empat tim. Setiap tim memiliki hanca sendiri. Untuk upah pekerja berdasarkan gejala tingkat serangan, jika gejala defisiensi sedang maka upah Rp 800/pokok, sedangkan jika gejala defisiensi berat Rp 900/pokok.

Kendala yang dihadapi saat melakukan infus akar adalah sulitnya pekerja menemukan dan memilih akar yang aktif, sehingga penginfusan dilakukan pada sembarang akar. Aplikasi infus akar FeSO4 disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2 Aplikasi infus akar dengan FeSO4 a). Pelabelan pada pokok yang akan

diinfus, b). Aplikasi infus akar

Permasalahan dalam infus akar berupa masih adanya pekerja yang kurang jujur dalam menentukan tingkat defisiensi Fe sehingga tanaman yang seharusnya mengalami defisiensi berat hanya diberi aplikasi sedang dengan alasan perbedaan harga upah aplikasi masing-masing tingkat defisiensi. Sering terjadi pekerja melakukan kesalahan dalam menentukan akar aktif pada aplikasi infus. Permasalahan yang lain berupa kurang terampilnya pekerja dalam meletakan posisi plastik infus sehingga apabila dilakukan pengecekan infus beberapa hari setelah aplikasi maka banyak ditemukan plastik infus yang kosong akibat tertusuk

(25)

13 akar atau kondisi tali pengikat yang kurang baik sehingga cairan infus habis bukan karena terserap oleh akar kelapa sawit.

Pengambilan Sampel Daun (LSU)

Leaf Sample Unit (LSU) yaitu suatu unit sampel daun yang diambil dari kelompok lahan dengan tanaman yang diamati mewakili dan homogen. Manfaat LSU adalah sebagai indikator status hara tanaman yang menggambarkan kecukupan hara, indikasi kekurangan dan kelebihan hara yang menjadi pertimbangan dalam pemberian dosis pupuk. Dasar pembagian LSU yaitu umur tanaman, jenis tanah, keseragaman kultur teknis, topografi lahan, dan varietas tanaman. Pengambilan LSU sebaiknya pada pagi hari yaitu pukul 06.00 – 12.00 WIB dan tidak dibenarkan sore hari, apabila malam hujan ≥ 20 mm maka LSU ditunda besok harinya dan apabila pada saat LSU sedang berjalan, turun hujan, maka ditunda sampai hujan berhenti dan rintik-rintik hujan tidak ada lagi.

Jumlah pokok sampel yang diambil yaitu 33 – 36 pokok per blok LSU. Penetapan pokok sampel bergantung pada sistem, misalnya 12 x 9, artinya tiap 12 dalam barisan dan tiap 9 pokok dalam jalur, mulai diambil pokok ke-5 baris ke-3 setiap masuk barisan LSU, kondisi pokok sampel relatif sama dengan kondisi tanaman di blok tersebut. Pokok yang tidak boleh dijadikan sampel yaitu pokok sakit atau abnormal, tumbuh miring, di pinggir parit atau sungai, tanaman sisipan, dan di sekelilingnya ada tanaman kosong atau tidak ditanam.

Pemilihan pelepah untuk LSU yaitu pelepah ke-17, dihitung dari pelepah satu yaitu pelepah yang paling muda yang telah membuka sempurna. Anak daun yang diambil yaitu anak daun yang berada di antara ekor kadal dapat dilihat pada Gambar 3, dua dari kanan dan dua dari kiri, sehingga ada empat anak daun dari setiap pelepah dan dipotong menjadi 10 cm.

Gambar 3 Ekor kadal pada pelepah daun kelapa sawit.

Cara pengamatan sampel daun yaitu daun disimpan dalam kantong plastik yang bersih dan diberi label, tidak boleh terkena tanah, kotoran/debu, dan pupuk, tidak boleh terkena sinar matahari langsung, tidak boleh terkena keringat atau asap rokok. Setelah itu anak daun akan dioven sampai kering.

Pemanenan

(26)

14

operasional kebun kelapa sawit untuk mendapatkan jumlah TBS yang tinggi, mendapatkan jumlah minyak dan kernel yang tinggi, mendapatkan mutu minyak yang tinggi, biaya panen efisien, dan eksploitasi berjalan dengan baik sehingga mencapai umur produktif yang lama.

Kriteria matang panen merupakan indikasi yang dapat membantu pemanen memotong buah pada saat yang tepat. Kriteria panen kelapa sawit dapat ditentukan yaitu buah matang yang telah membrondol, minimal sudah terdapat 12 brondolan yang lepas dari TBS/janjang atau 2 brondolan/kg berat janjang. Mutu panen buah yang baik ditentukan oleh derajat kematangan buah yang akan mempengaruhi rendemen minyak. Tingkat kematangan buah dinyatakan dengan fraksi tandan atau buah luar yang memberondol tercantum pada Tabel 4.

Tabel 4 Kriteria matang panen berdasarkan tingkat fraksi buah kelapa sawit PT PISP 1

Fraksi % Brondolan Lepas Derajat Kematangan 00 Sumber : Kantor kebun PT Perdana Inti Sawit Perkasa I

Kesalahan yang sering dilakukan oleh pemanen adalah memotong buah mentah dan meninggalkan brondolan di piringan. Untuk menanggulangi hal tersebut yang paling baik dilakukan adalah kontrol sesering mungkin di tempat pengumpulan hasil (TPH) dan hanca panen. Kerugian akibat memotong buah mentah yaitu kehilangan sebagian potensi produksi minyak, mengganggu kelestarian produksi, dan merugikan pabrik kelapa sawit. Sedangkan kerugian meninggalkan brondolan adalah kerugian secara ekonomis bagi perusahaan.

Persiapan panen merupakan kegiatan pra panen yang mempengaruhi keberhasilan panen. Hal-hal yang dilakukan dalam mempersiapkan pelaksanaan pekerjaan panen, yaitu persiapan kondisi areal, penyediaan tenaga kerja, pembagian hanca panen, dan penyediaan alat-alat kerja (Pahan 2010).

Alat-alat yang digunakan untuk kegiatan panen terbagi menjadi tiga fungsi yaitu alat untuk memotong tandan, mengangkut TBS ke TPH, dan alat untuk memuat TBS. Pusingan panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terakhir sampai panen berikutnya pada tempat yang sama. Di kebun SAH pusingan panen yang digunakan adalah 6/7 artinya areal dibagi 6 seksi dan dipanen selama 6 hari dalam 7 hari. Pusingan panen yang digunakan adalah pusingan panen yang normal karena proses pematangan buah adalah ± 7 hari. Sering kali pusingan panen berubah bergantung pada kondisi kerapatan buah.

(27)

15 besok harinya agar mempermudah pengaturan dan pelaksanaan panen dan memperkirakan kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan.

Rumus AKP:

Taksasi panen merupakan kegiatan perkiraan panen untuk menentukan jumlah tandan yang akan dipanen berdasarkan jumlah dan keadaan tandan bunga betina yang kemungkinan menjadi tandan buah.

Rumus taksasi panen dan kebutuhan tenaga pemanen: Taksasi Panen = A x B x C x D

Kebutuhan Tenaga Pemanen :

Keterangan

A = Luas blok yang akan di panen D = Bobot janjang rata-rata (BJR) B = Angka kerapatan panen (AKP) E = Prestasi pemanen HK-1

C = Jumlah pokok/ha

Pelaksanaan panen dilakukan sesuai dengan hanca yang telah ditentukan. Satu orang pemanen dapat juga memanen lebih dari satu hanca dalam satu hari sesuai dengan pembagian hanca. Pemanen dalam mengerjakan hanca sering kali dibantu oleh satu atau dua orang dan biasa disebut helper. Helper tersebut membantu pemanen dalam mengutip brondolan yang jatuh di piringan, mengangkut TBS ke TPH, dan sebagai pemanen cadangan. Proses pemanenan disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4 Proses pemanenan kelapa sawit, a). Penurunan buah dengan menggunakan egrek, b). Pelangsiran buah ke TPH

(28)

16

Pemanen dalam memotong buah matang terlebih dahulu memotong pelepah yang menyangga buah tersebut atau yang mengganggu pelaksanaan panen. Hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pemotongan tandan buah yang akan dipanen. Pelepah yang sudah dipotong kemudian disusun membentuk huruf “U” mengelilingi pokok atau membentuk huruf “I” sebagai gawangan mati dengan ujung pelepah mengarah utara-selatan. Pemotongan tandan pada tanaman menghasilkan (TM) yang tinggi dilakukan dengan egrek, sedangkan pada tanaman yang pendek dengan menggunakan dodos. TBS yang sudah dipanen kemudian diangkut ke TPH dengan menggunakan angkong. Panjang tangkai dari pangkal buah ± 1 cm yang berbentuk huruf “V” (cangkem kodok). Alat yang digunakan untuk memotong tangkai panjang adalah kampak. Pada tangkai buah diberi nomor kavel pemanen di hanca tersebut. Buah yang sudah di TPH disusun rapi dengan tangkai buah menghadap ke jalan untuk mempermudah pengangkut melihat nomor panen serta mempermudah kerani produksi dan mandor panen dalam melakukan pengecekan buah.

Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

Tujuan dari pengangkutan tandan buah segar (TBS) ke pabrik adalah untuk mengirim TBS dan brondolan ke pabrik dalam keadaan baik melalui penanganan secara hati-hati, dan menjaga jadwal pengiriman dan jumlah buah secara tepat sehingga pabrik kelapa sawit (PKS) dapat bekerja dalam pengolahan buah secara optimal. Standar perusahaan pengangkutan TBS ke pabrik adalah seluruh TBS harus dikirim pada hari itu juga, TBS tidak boleh diinapkan di lapangan. Sebelum TBS dikirim ke PKS, TBS diperiksa terlebih dahulu oleh kerani prduksi untuk menjamin buah bersih dari buah mentah dan tangkai buah panjang. Tenga kerja yang digunakan untuk Pengangkutan TBS adalah 7 orang dengan 2 orang sebagai supir truk dan 5 orang sebagai pemuat, truk yang digunakan di setiap Afdeling berjumlah 2 truk. Waktu yang dibutuhkan untuk bongkar muat buah adalah rata-rata 45 menit dengan jumlah buah 280 tandan per trip. Proses pengangkutan buah dari TPH ke PKS disajikan pada Gambar 5.

.

Gambar 5 Proses pengakutan TBS dari TPH ke PKS a). TBS di TPH, b). Pemutan TBS ke dum truck

Proses pengangkutan TBS diawasi oleh kerani produksi dan asisten afdeling dengan tujuan agar memastikan semua buah terkirim ke PKS, tidak ada buah tertinggal dan TPH bersih dari berondolan. Sebelum dan sesudah muat buah

(29)

17 ke PKS, truk harus ditimbang dahulu untuk mendapatkan bobot bersih buah yang dikirim ke PKS. Standar pengiriman TBS ke PKS adalah 6.5 ton per trip. Jika teradapat buah restan di lapangan diusahakan agar mengangkut buah yang restan tersebut terlebih dahulu jika ada.

Pengendalian Gulma

Sebelum melakukan kegiatan pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida, bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diambil di gudang yang pembagiannya diatur oleh mandor perawatan. Jenis gulma dominan yang terdapat di areal pertanaman adalah Cleome rutidospermae, Clidemia hirta, Nephrolephis biserata, Ottochloa nodosa, Ageratum conyzoides, Gleichenia linearis, Mikania micrantha, Boreria alata, Paspalum conjugatum, dan Melastoma malabathricum. Pasar pikul dan piringan merupakan salah satu sarana terpenting dalam hal kegiatan panen. Pasar pikul merupakan jalan untuk pemanen melangsir TBS yang telah dipanen menuju ke TPH. Apabila pasar pikul dan piringan banyak ditumbuhi gulma, maka keadaan tersebut akan mempersulit pemanen dalam melakukan kegiatan panen dan pelangsiran buah ke TPH. Piringan merupakan tempat untuk menyebarkan pupuk dan merupakan tempat jatuhnya brondolan dan tandan buah. Kebersihan piringan sangat mutlak diperlukan, karena jika piringan itu semak tertutup gulma maka akan mempersulit pemanen melihat brondolan yang jatuh di piringan. Pengendalian gulma secara kimiawi menggunakan herbisida campuran (paraquat + methyl metsulfuron, atau glyphosate + methylmetsulfuron, glyphosate + fluroxypir). Di afdeling II chemis pasar pikul dan piringan menggunakan bahan metafuron yang dilarutkan dengan bionasa dengan perbandingan 1 : 1. Pencampuran metafuron bertujuan untuk merekatkan. Standar chemis piringan adalah piringan bebas dari gulma pada radius minimal 1,5m pada TBM dan ≥ 2m pada TM. Sedangkan standar untuk pasar pikul adalah pada radius 1.2 – 1.5 m pasar pikul bebas dari gulma. Kegiatan Pengendalian gulma secara kimia dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Aplikasi pengendalian gulma secara kimiawi, a). Alat semprot micron herbi, b). Aplikasi penyemprotan.

Pengendalian gulma secara kimia dilakukan oleh tim unit semprot yang terdiri dari 10 orang dan seorang supir mobil pembawa air dibawah mandoran perawatan. Penyemprotan dilakukan blok per blok dengan rotasi 3 bulan per blok. Tenaga kerja yang digunakan pada kegiatan ini adalah tenaga kerja borongan atau

(30)

18

SPKL. Upah aplikasi herbisida Rp 15 000/ha .Prestasi kerja tenaga penyemprot rata-rata 3 ha HK-1

Aspek Manejarial

Penggerak utama dalam suatu organisasi suatu perusahaan adalah sistem manajerial. Sistem manajerial yang baik didukung dengan sumber daya manusia yang handal dapat memberikan pengaruh yang positif bagi suatu perusahaan. Setelah penulis mengikuti kegiatan-kegiatan secara langsung di lapangan sebagai KHL, maka selanjutnya penulis berstatus sebagai pendamping mandor. Mandor adalah manajer tingkat bawah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan semua kegiatan di lapangan. Mandor harus mampu memotivasi pekerja untuk bekerja sesuai dengan standar operasional perusahaan. Pengawasan yang dilakukan oleh mandor bertujuan untuk meningkatkan keefektifan bekerja. Setiap mandor bertanggung jawab terhadap hasil kerja yang dikoordinirnya dengan selalu berpedoman pada LRK (Lembar Rencana Kerja) yang telah ditetapkan asisten kebun dan perusahaan.

Setiap hari mandor mengisi buku kerja mandor yang berisi daftar hadir pekerja setelah selesai kegiatan dan prestasi kerja yang diperolehnya pada hari itu. Buku kerja mandor merupakan alat yang digunakan dalam pengawasan pekerja. Mandor harus bisa memberi motivasi dan mengarahkan pekerja dalam melakukan suatu pekerjaan, karena hal inilah yang menentukan tercapainya target atau tidak suatu pekerjaan. Jumlah tenaga kerja yang diawasi oleh mandor bervariasi antara 5 – 25 orang.

Seorang mandor mempunyai kegiatan-kegiatan wajib yang harus diikuti, diantaranya apel pagi bersama KHT, briefing bersama asisten kebun atau asisten kepala untuk mendapatkan pengarahan tentang pekerjaan yang akan dilaksanakan, briefing tentang teknik aplikasi pekerjaan yang sesuai dengan ketentuan perusahaan (SOP), mengisi daftar hadir pekerja sebelum dan sesudah bekerja, mengawasi pekerjaan secara langsung serta mengarahkan pekerja agar bekerja lebih efektif, menghitung dan melaporkan hasil pekerjaan meliputi prestasi kerja pekerja dan kualitas pekerjaan serta masalah yang dihadapi kepada asisten kebun. Selain itu, mandor juga mempunyai kewajiban mengurus pengambilan material dan mempersiapkan tenaga kerja.

Karyawan harian lepas (KHL). Penulis menjadi karyawan harian lepas

(KHL) selama satu bulan. Penulis bertugas sebagai penguntil pupuk, muat bongkar pupuk, pelangsir pupuk, penebar pupuk, pengendalian gulma secara kimia (semprot lalang dan ekot kucing), pengambilan contoh daun, dan panen kelapa sawit.

Pendamping mandor. Penulis melakukan berbagai kegiatan pengawasan

di berbagai kegiatan pemupukan, perawatan dan pemanenan. Kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai mandor pupuk, mandor perawatan, mandor panen, dan kerani produksi.

Mandor Pupuk. Tugas mandor pupuk adalah membuat perencanaan

(31)

19 afdeling, menghitung tenaga kerja yang hadir untuk menentukan luasan yang akan dipupuk, apel pagi dan memberikan pengarahan kepada karyawan, mengawasi pengambilan pupuk di gudang, mengikuti dan mengawasi distribusi pupuk dari gudang ke lapangan, mengontrol dan mengawasi pelaksanaan pemupukan.

Mandor perawatan. Mandor perawatan bertugas merencanakan dan

mengawasi seluruh kegiatan perawatan, mengatur hanca perawatan, mengatur kebutuhan tenaga kerja dan material yang akan digunakan, dan memeriksa kualitas pekerjaan. Beberapa kegiatan yang termasuk dalam kegiatan pemeliharaan adalah pengendalian gulma, infus akar, dan pengendalian hama dan penyakit.

Mandor panen. Tugas mandor panen adalah membuat perencanaan

blok/petak yang harus dipanen atas persetujuan asisten kebun, kemudian melakukan apel pagi dengan karyawan, sambil memberikan pengarahan tentang standar pelaksanaan panen dan keselamatan kerja. Pada saat itu dilakukan juga pengabsenan karyawan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemanen. Mandor panen kemudian memberi hanca kepada masing-masing pemanen dan melaksanakan pengawasan panen. Setelah pelaksanaan pemanenan, mandor panen menerima laporan hasil panen dari pemanen, menghitung jumlah TBS yang dipanen pada hari tersebut, mengisi daftar hadir karyawan,dan mengisi Buku Kerja Mandor (BKM). Norma kerja ditentukan oleh berapa banyak TBS yang dihasilkan pada hari itu. Bagi pemanen yang melebihi basis maka pemanen tersebut berhak mendapatkan premi.

Kerani produksi. Kerani produksi bertanggung jawab dalam

pengangkutan TBS ke PKS mulai dari kegiatan bongkar muat dari TPH ke truk. Penulis membantu kerani produksi melakukan grading buah, penghitungan jumlah TBS yang di angkut dalam 1 trip. Penulis memastikan tidak ada buah mentah yang terangkut ke PKS serta memastikan TPH bersih dengan tidak adanya berondolan yang tertinggal.

Kerani afdeling. Saat penulis bertugas sebagai pendamping kerani

afdeling, penulis bertugas dalam menyusun laporan pekerjaan seperti: monitoring hasil panen, peta kerja, daftar premi, daftar lembur, dan bon permintaan barang. Penulis juga membuat rencana kerja harian dan bulanan di Afdeling.

Asisten kebun. Asisten kebun berkewajiban memastikan kehadiran

(32)

20

PEMBAHASAN

Keefektifan Pemupukan dengan Prinsip Empat Tepat

Tepat Jenis

Jenis pupuk yang digunakan di Kebun Sei Air Hitam (SAH) berdasarkan rekomendasi dari bagian kantor pusat. Penentuan jenis dan distributor pupuk sepenuhnya dari manajemen kantor pusat atas pertimbangan rekomendasi yang dibuat oleh bagian Research and Development Departement. Rekomendasi pupuk tersebut berdasarkan hasil analisis tanah, analisis daun, dan analisis produksi. Jenis pupuk yang direkomendasikan di Kebun SAH pada tahun 2014 disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 Jenis pupuk yang digunakan di Kebun SAH tahun 2014 Unsur Hara Jenis Pupuk Dosis Pupuk

Kg Pokok -1

Rumus Kimia Hara Utama Kelarutan dalam air

Sumber: kantor Kebun PT. PISP I 2014

Berdasarkan Tabel 5 pupuk yang digunakan di Kebun SAH adalah pupuk tunggal. Berdasarakan pengamatan yang penulis lakukan di lapangan, pemupukan yang dilakukan di Kebun SAH sudah tepat jenis, karena sesuai dengan rekomendasi dari Research and Development Departement.

Ketepatan Dosis

Pengamatan ketepatan dosis untilan penulis lakukan dengan cara mengambil secara acak pupuk yang sudah diuntil sebanyak 30 karung untilan untuk setiap jenis pupuk, selanjutnya untilan pupuk ditimbang satu persatu untuk mengetahui bobot untilan sebenarnya. Jenis pupuk yang diamati terdiri atas tiga jenis yaitu pupuk Urea dengan dosis 1.25 kg per tanaman dengan standar bobot untilan sebesar 10 kg per untilan (untuk aplikasi 8 tanaman), pupuk MOP dengan dosis 1.50 kg per tanaman dengan standar bobot untilan sebesar 9 kg per untilan (untuk aplikasi 6 tanaman), dan pupuk Kieserite dengan dosis 1.50 kg per tanaman dengan standar bobot karung untilan sebesar 9 kg per untilan (untuk aplikasi 6 tanaman). Hasil pengamatan bobot untilan disajikan pada Tabel 6.

(33)

21 penguntilan dan kesesuaian dengan upah yang diterapkan perusahaan karena dari hasil pengamatan terhadap bobot untilan ditemukan bahwa masing-masing jenis pupuk memiliki bobot yang tidak sesuai dengan ketentuan bobot untilan yang menjadi standar perusahaan. Hal tersebut disebabkan karena pekerja kurang terampil dalam penguntilan serta tidak menggunakan takaran yang tersedia. Kelebihan dosis untilan mengakibatkan ketidak tepatan dosis dalam penaburan pupuk di lapangan, serta kerugian dalam hal ekonomi kepada perusahan. Pada Blok B 30 rekomendasi pupuk sebesar 4724 kg/ blok dengan dosis 1.25/pokok sehingga jumlah untilan sebanyak 473 untilan, jika rata-rata bobot untilan pupuk Urea berlebih 0.89 kg maka kerugian akan pupuk sendiri sebesar 421 kg. Harga pupuk Urea Rp 4 100/ kg, maka kelebihan biaya pada pemupukan Urea sebesar Rp 1 7264 100 untuk satu kali aplikasi, maka kerugian biaya untuk satu tahun sebesar Rp 3 452 200 dan jika dikalikan satu Afdeling dengan jumlah Blok sebanyak 26 maka total kerugian sebesar Rp 89 757 200.

Tabel 6 Pengamatan tepat dosis untilan di Kebun SAH Jenis pupuk Dosis tanaman). Hasil pengamatan ketepatan dosis taburan pupuk MOP disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Ketepatan dosis pupuk MOP di Afd II PT. PISP I Blok Jenis

(34)

22

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa rata-rata ketepatan pemupukan MOP dengan dosis 1.50 kg per pokok secara umum adalah 82.9%. Hasil tersebut dapat dikatakan kurang baik, karena masih jauh dari standar perusahaan yaitu 95-100%. Untuk tanaman yang kekurangan dosis sebesar 8.4%, sedangkan untuk tanaman yang lebih dosis sebesar 8.45%. Pemberian pupuk MOP di Kebun SAH pada Afdeling II dapat dikatakan tepat dosis, karena kebutuhan pupuk tiap blok yang telah ditetapkan oleh balai Research and Development Departement telah teraplikasi seluruhnya tanpa ada kekurangan dan kelebihan pupuk. Penebar pupuk menggunakan mangkuk tabur yang sudah dikalibrasi terhadap masing-masing dosis pemupukan, sehingga terdapat standarisasi takaran penaburan. Hal ini mampu meminimalisir kekurangan maupun kelebihan dosis pupuk dalam penaburan.

Ketepatan Waktu

Aplikasi pemupukan di Kebun SAH dilaksanakan dalam dua semester, semester pertama dilaksanakan pada bulan Juni-Oktober dan semester kedua dilaksanakan pada bulan Januari-Mei setiap tahunnya. Interval antara dua rotasi pemupukan yang diterapkan di Kebun SAH bahwa rotasi pemupukan pupuk yang sejenis sebaiknya dilakukan tidak kurang dari dua bulan. Rekomendasi pemupukan di kebun SAH disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8 Rekomendasi waktu pemupukan di Kebun SAH Juni 2013–Mei 2014 Jenis

Pupuk

Bulan

Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei

Urea I I I I I II II II II II

MOP I I I I II II II II II

RP X X X X X X

Kis X X X X X X X X

FeSO4 X X X X X X X X X X

HGFB X X X

Sumber: Kantor Kebun PT. PISP I

a

I : Aplikasi pupuk pertama; II : Aplikasi pupuk kedua; x : Aplikasi pupuk hanya satu kali.

(35)

23

Gambar 7 Grafik curah hujan PT PISP I Juni 2013-mei 2014

Hasil pengamatan penulis selama magang, pelaksanaan pemupukan sudah sesuai dengan rekomendasi pemupukan yang telah ditetapkan perusahaan. Waktu pelaksanaan pemupukan tersebut dapat berubah, bergantung pada ketersediaan jumlah pupuk di gudang dan ketepatan waktu datangnya pupuk ke gudang. Pengamatan waktu pemupukan untuk Urea, MOP, Rock Phospat (RP), dan Kieserite di Afdeling II disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 Realisasi waktu pemupukan di Afdeling II

Jenis pupuk Bulan Aplikasi

Urea Januari – Maret

MOP Januari – April

RP Februari – Maret

Kieserite Februari dan April

Sumber: pengamatan di lapangan

Berdasarkan data pada Tabel 9 dapat dikatakan pemupukan di kebun SAH sudah tepat waktu karena sudah sesui dengan waktu rekomendasi aplikasi. Tetapi pada pemupukan kieserite hanya dilakukan pada bulan Februari dan April serta pemumupukan lainnya tidak dilakukan sampai Mei karena ketersediaan pupuk di gudang pupuk pada bulan Mei habis.

Ketepatan Cara

Aplikasi pemupukan berpedoman pada rekomendasi dan luas areal yang akan dipupuk. Dari luas areal yang akan dipupuk dapat diketahui jumlah pokok yang kemudian dapat ditentukan kebutuhan pupuk. Di PT Perdana Inti Sawit Perkasa I aplikasi pemupukan dilakukan secara manual dan mekanik dengan menggunakan fertilizer spreader.

Pemupukan secara mekanik (fertilizer spreader) dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman kelapa sawit serta untuk meningkatkan keefektifan dan keefesienan pemupukan. Pemupukan secara manual dilakukan untuk lahan-lahan yang tidak bisa dilewati fertilizer spreader. Pemupukan menggunakan fertilizer spreader mulai dilaksanakan di PT Perdana Inti Sawit Perkasa I pada bulan Januari 2014. Pemupukan dengan fertilizer spreader tidak dapat diaplikasikan di semua kebun karena hanya dilakukan untuk daerah datar atau flat.

(36)

24

mengawasi dan mengarahkan jalannnya pemupukan. Peralatan yang digunakan untuk pemupukan secara manual adalah ember plastik, kain untuk menggendong ember, dan mangkuk takaran yang telah dikalibrasi.Perbandingan antara pemupukan secara manual dengan mekanik disajikan pada Tabel 10.

Berdasarkan pengamatan di lapangan terdapat beberapa hal yang menghambat pelaksanaan kegiatan pemupukan dengan fertilizer spreader. Beberapa hambatan tersebut, yaitu masih terdapat beberapa jalan pikul yang dipisahkan oleh parit, sehingga menyulitkan fertilizer spreader untuk mencapai jalur tersebut. Ada beberapa blok yang pasar pikulnya terdapat anak kayu sehingga menyulitakn fertilizer spreader untuk melewatinya.

Tabel 10 Perbandingan antara pemupukan secara manual dan secara mekanik di blok B30

Uraian Manual Fertilizer spreader

Prestasi kerja 4.87 ha HK-1 7.31 ha HK-1

Tenga kerja 6 4

Kualitas aplikasi Kurang terjamin Terjamin/seragam

Pengawasan Intensif Tidak intensif

Taburan pupuk Tidak merata Merata

Pemadatan tanah Tidak terjadi Terjadi

Areal aplikasi Tidak terbatas Kemiringan 0-50%

Biaya Rendah Tinggi

Sumber: Pengamatan di lapang 2014

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, aplikasi pemupukan dengan fertilizer spreader memiliki sebaran yang lebih merata dibandingkan dengan pemupukan secara manual, pada pemupukan secara manual masih sering terdapat taburan pupuk yang berbentuk bongkahan, sedangkan pada fertilizer spreader pupuk tidak ada bentuk bongkahan karena pupuk melewati proses penyaringan. Hal tersebut akan mengakibatkan tanaman lebih mudah menyerap hara karena taburan pupuk merata.

Berdasasrkan perhitungan biaya, pemupukan secara mekanik lebih tinggi bianya dibandingkan dengan pemupukan secara manual. Akan tetapi pemupukan dengan mekanik tetap di lakukan karena lebih terjamin kualitas aplikasi pemupukan serta penggunaan tenaga kerja yang tetap, karena tenaga kerja yang di gunakan adalah tenaga kerja karyawan harian tetap bukan SPKL.

(37)

25

Tepat Tempat

Pengamatan tepat tempat penulis lakukan dengan mengambil sampel pada tiga blok (Blok B32, A28, dan B25 ) tanaman kelapa sawit pada jenis pupuk Kieserite dan MOP. Masing-masing blok dipilih lima jalur tanam yaitu jalur 5, 10, 15, 20, dan 25, kemudian setiap jalur diambil 10 tanaman contoh, sehingga total contoh ada 50 tanaman per blok. Metode pengukuran yang penulis lakukan dengan cara menghitung jarak terdekat pupuk yang telah ditabur dari tanaman kelapa sawit.

Rekomendasi tempat tempat disajikan pada Tabel 11 sedangkan hasil pengamtan tepat tempat disajikan pada Tabel 12.

Tabel 11 Tempat penempatan pupuk pada areal tanaman menghasilkan (TM) Jenis pupuk Golongan pupuk Aturan aplikasi pupuk Zn. Borate. CuSO4. dan

Sumber: Kantor Kebun PT PISP 1

Standar jarak penaburan pupuk yang ditetapkan perusahaan yakni 150 cm dari tanaman (arah kedalam piringan) untuk pupuk Kieserite dan 200 cm dari tanaman (arah keluar piringan) untuk pupuk RP.

Tabel 12 Pengamatan tepat tempat pemupukan di Kebun SAH afdeling II Blok T T Jenis

Pupuk

Dosis (kg pokok-1)

Rataan Jarak Pupuk Ke Tanaman (cm) Rata-Rata

(38)

26

Gejala Defisiensi Hara Utama Tanaman Kelapa Sawit

Menurut Pahan (2010) ciri-ciri tanaman kelapa sawit yang mengalami defisiensi unsur N adalah daun menguning (klorosis) mulai dari ujung anak daun. Defisiensi unsur P anak daun dan pelepah menjadi kemerah-merahan. Defisiensi unsur K bagian tepi anak daun mengering (nekrosis). Defisiensi unsur Mg terjadi klorosis pada daerah sekitar tulang daun sedangkan sebahagian helaian daunnya masih hijau. Defisiensi unsur Ca adalah anak daun muda pada titik tumbuh melengkung yang kemudian mengering pada bagian ujungnya. Sedangkan defisiensi unsur B daun termuda menjadi kecokelatan, membengkok (hook leaf), tumbuh pendek sehingga ujung pelepah melingkar (rounde frond tip), anak daun pada ujung pelepah muda berubah bentuk menjadi kecil seperti rumput (bristle tip) atau tumbuh rapat, pendek, seolah-olah bersatu dan padat (little leaf).

Pengamatan gejala defisiensi hara dilakukan secara acak dengan cara 12 x 9, artinya tiap 12 dalam barisan dan tiap 9 pokok dalam jalur, mulai diambil dari pokok ke-5 baris ke-3. Total tanaman yang diamati tiap blok adalah 35 tanaman dengan mangambil dari dari empat blok yang berbeda yaitu blok B30, A39, B21, dan A25 sehingga total tanaman yang diamati sebanyak 140 tanaman. Gejala defisiensi yang diamati oleh penulis adalah gejala defisiensi unsur N, P, K, Mg, B, dan Fe. Setiap pohon sampel yang teridentifikasi mengalami satu atau lebih defisiensi hara diasumsikan hanya mengalami satu defisiensi hara dengan gejala yang terlihat paling dominan. Pengamatan tersebut diambil dengan membandingkan daun kelapa sawit dengan contoh gambar daun yang mengalami defisiensi.

Defisiensi hara ini akan menentukan ketepatan dosis pupuk yang digunakan oleh perusahaan. Hasil pengamatan gejala defisensi hara disajikaan pada Tabel 13 dan untuk gambar gejala defisiensi hara disajikan pada Gamabar 8. Tabel 13 Pengamatan defisiensi hara pada 4 blok di Afd II Kebun SAH

Defisiensi Hara Blok Jumlah

Tanaman

(39)

27 defisiensi hara P sebanyak 17 tanaman atau sebesar 12.14 %, defisiensi hara B sebanyak 11 tanaman atau sebsesar 7.57 %, dan defisiensi hara Mg sebanyak 7 tanaman atau sebsesar 5 %.

Defisiensi hara yang terjadi disebabkan dosis yang diperoleh setiap tanaman berbeda pada saat aplikasi pemupukan berlangsung di lapangan, meskipun dosis sesuai dengan rekomendasi yang ditetapkan perusahaan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keahlian pekerja dalam menetapkan dosis pupuk mulai dari penguntilan, pelangsiran dan penaburan pupuk.

Menurut Ditjenbun (2013) produktivitas untuk tanaman kelapa sawit denagan umur tanaman 18 tahun untuk kesesuaian lahan S2 27.0 ton/ha. Berdasarkan Tabel 1 produktivitas 5 tahun terakhit TBS di Kebun SAH, rata-rata produktivitas TBS sebesar 24.59 ton/ha. Penurunan produksi dipengaruhi dengan adanya defisiensi unsur hara. Salah satunya defisiensi unsur hara Mg dan K, ciri-ciri kekurangan Mg adalah daunnya menguning yang bermula dari tepi daun. Daun menguning dikarenakan tanaman kekurangan klorofil sehingga tanaman melakukan proses fotosintesis. Hal ini akan berpengaruh terdapat produksi TBS sehingga akan memungkinkan terjadi penurunan produktivitas TBS. Sedangkan defisiensi K berpengaruh terhadap jumlah dan ukuran tandan. Selisih produksi antara Kebun SAH dengan standart Ditjenbun tidak terlalu jauh ini dipengaruhi oleh sistem panen di Kebun SAH yang berjalan dengan baik, mulai dari pusingan potong buah yang baik, tidak adanya buah restan dan buah tinggal di pokok, pengawasan mandor yang baik, dan perawatan infrastuktur jalan yang baik. Pihak kebun juga memprediksi akan mendapat produksi melebihi budget yang telah ditentukan.

Gambar 8 Gejala defisiensi hara, a). Gejala defisiensi K, b). Gejala defisiensi B, c). Gejala defisiensi Mg

Tenaga Kerja

Penentuan jumlah tenaga kerja berpengaruh penting terhadap kegiatan pemupukan. Bila tenaga kerja yang digunakan melebihi target maka dapat terjadi pemborosan penggunaan tenaga kerja. Tenaga kerja pemupuk manual yang digunakan di PT PISP 1 adalah SPKL berjumlah 6 orang yang terdiri atas 3 orang sebagai penebar pupuk dan 3 orang sebagai pelangsir pupuk. Sedangkan tenaga kerja pemupuk secara mekanik berjumlah 4 orang, yang terdiri dari 1 orang sebagai operator fertilizer spreader dan 3 rang lain sebagai kernet.

(40)

28

Pengawasan kegiatan pemupukan di PT PISP I dilakukan oleh mandor pupuk. Pengawasan dilakukan di luar dan di dalam blok. Di luar blok yaitu mandor mengawasi penabur di sepanjang collection road dan mengecek serta memastikan penabur selesai menabur pupuk pada hancanya masing-masing. Didalam blok yaitu mandor mengawasi dan memastikan penabur menabur pupuk sampai ke pasar tengah, dan semua pokok mendapat pupuk sehingga dosis pupuk per pokok antara tanaman pinggir dan tengah sama. Prestasi kerja pemupuk disajikan pada Tabel 14 dan 15.

Berdasarkan hasil pengamtan prestasi kerja pemupukan secara mekanik lebih tinggi dibandingkan dengan pemupukan secara manual dengan rata-rata prestasi kerja secara mekanik 7.28 Ha HK-1 dan 1 174.43 kg HK-1, sedangkan rata-rata prestasi kerja pemupukan secara manual sebesar 4.89 Ha HK-1 dan 889.03 kg HK-1.

Tabel 14 Prestasi kerja penabur dan pelangsir pupuk secara manual di PT PISP I di Afd II

Gambar

Gambar 1 Pemupukan di kebun Sei Air Hitam a). Aplikasi pupuk mekanik
Gambar 2 Aplikasi infus akar dengan FeSO4  a). Pelabelan pada pokok yang akan
Gambar 4 Proses pemanenan kelapa sawit, a). Penurunan buah dengan
Gambar 5 Proses pengakutan TBS dari TPH ke PKS a). TBS di TPH,
+7

Referensi

Dokumen terkait

pada saat dilapangan pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, dan hasil buah tanaman cabai menujukan hasil yang tidak berbeda nyata dengan hasil pada media

Oleh karena itu, hubungan tidak bermakna pada penelitian ini dimungkinkan oleh status asupan vitamin C responden yang sebagian besar kurang dari AKG yang

Berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan selama kurang lebih 1 bulan, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yang dialami oleh Bapak I Wayan Sumadia, yaitu bahwa beliau dan

Rencana pola ruang Provinsi merupakan gambaran pemanfaatan ruang wilayah Provinsi, baik untuk pemanfaatan ruang yang berfungsi lindung maupun budidaya yang memiliki

Membawa : Laptop, Kabel Roll, Modem dan Flasdisk Acara : Kualitas Data Sekolah. Demikian atas perhatian dan kehadirannya disampaikan

Karakter yang memiliki koefisien keragaman yang luas dan heritabilitas tinggi adalah ASI, bobot kering tongkol, bobot kering biji, jumlah biji/tongkol, bobot tongkol/plot

- Pengadaan Peralatan Kantor PBJ 1 Paket Bandar Lampung 200.000.000 APBD-P Oktober 2012 Oktober - Desember 2012 Pengadaan Langsung - Pengadaan Perlengkapan Kantor PBJ 1 Paket

Pada penelitian ini uji statistik yang digunakan adalah rumus korelasi Chi Square yaitu untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan harga diri