• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis menentukan judul dalam penelitian ini, penulis membaca skripsi, jurnal, artikel, website, dan buku-buku yang membahas permasalahan yang akan penulis teliti, berikut merupakan kepustakaan yang ditemukan penulis

1. Hasil penelitian yang dilakukan Sari Fauziah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya, Tahun 2017, yang memiliki judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Sistem Gerak Manusia kelas VIII MTs An-Nur Palangkaraya”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian Quasi Eksperimen. Penelitian yang dilakukan Sari dilatar belakangi dengan proses belajar mengajar IPA seringkali guru melakukan pengajaran yang modelnya satu arah. Guru cenderung menggunakan metode ceramah cerita tentang pengetahuan IPA. Proses belajar seperti inilah yang menyebabkan peserta didik tidak termotivasi untuk belajar dan membuat peserta didik kurang dirangsang kreativitasnya sehingga peserta didik kurang aktif mengemukakan pendapat. Seharusnya IPA bukan lagi pelajaran yang membosankan dan menjadikan terhambatnya keaktifan peserta didik dalam belajar, karena banyak materi IPA yang dapat disajikan dalam suasana-suasana tertentu sehingga mampu merangsang kreativitas serta

9

mendorong peserta didik menjadi aktif dan memiliki peran penting selama proses pembelajaran. Permasalahan seperti di atas memerlukan suatu model pembelajaran yang lebih tepat dan menarik, dimana peserta didik dapat belajar secara kooperatif, dapat bertanya dan mengemukakan pendapat. Namun pembelajaran kooperatif yang diperlukan untuk mengatasi masalah di atas adalah pembelajaran kooperatif yang lebih menekankan pada keaktifan siswa yang lebih ekstra, artinya pembelajaran kooperatif yang diperlukan disini adalah pembelajaran kooperatif dengan jumlah anggota kelompok yang lebih sedikit sehingga tidak ada muncul keinginan siswa untuk bersantai dan menunggu hasil kerja dari teman sekelompoknya. Upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif didasarkan pada gagasan atau pemikiran bahwa peserta didik bekerja bersama-sama dalam belajar, dan bertanggung jawab terhadap aktivitas belajar kelompok mereka seperti terhadap diri mereka sendiri. Pembelajaran kooperatif selama kegiatan belajar mengajar mengutamakan kerjasama antar peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif merubah peran guru dari peran yang berpusat pada gurunya ke pengelolaan peserta didik dalam kelompok-kelompok kecil. Model pembelajaran kooperatif yang memiliki karakteristik seperti ini salah satunya adalah model pembelajaran Think-Pair-Share (TPS).

Pada penelitian Sari diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap keaktifan belajar peserta didik pada taraf signifikasnsi 0,000, dengan rata-rata nilai keaktifan peserta didik pada kelas eksperimen sebesar 76,06 dan nilai keaktifan peserta didik kelas kontrol sebesar 52,88; 2.

Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

10

Share (TPS) terhadap hasil belajar peserta didik pada taraf signifikansi 0,007, dengan rata-rata nilai postest 76,90 dan postest 34,33 pada kelas eksperimen, sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata postest 69,92 dan pretest 37,15.9

Persamaan skripsi diatas dengan penulis adalah sama-sama menggunakan jenis model pembelajaran kooperatif sebagai variabel penelitian dan tingkat sekolah yang sama dengan peneliti yaitu SMP atau sederajat.

Perbedaan skripsi di atas adalah penelitian tersebut menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) sedangkan penulis menggunakan model pembelajaran Visuak Auditori Kinestetik (VAK) sebagai variabel penelitian, kemudian pada skripsi tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, lokasi tempat penelitian dan responden yang berbeda dalam penelitian, serta bidang studi pembelajaran yang berbeda yaitu IPA sedangkan peneliti pada bidang studi PAI.

2. Hasil penelitian yang dilakukan Zera Febri Anoria, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri, Tahun 2017, yang memiliki judul “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pokok Bahasan Cahaya dan Sifat-Sifatnya dengan Model Pembelajaran Visual Auditorial dan Kinestetik (VAK) pada Siswa Kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.” Dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas Adapun langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahapan tersebut dilaksanakan dalam dua siklus

9 Sari Fauziah, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Sistem Gerak Manusia kelas VIII MTs An-Nur Palangkaraya”, Skripsi, Salatiga: Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

11

penelitian dimana tiap siklus difokuskan pada materi cahaya dan sifat-sifatnya dengan model pembelajaran VAK. Kemudian penelitian ini dilatar belakangi dengan kurangnya ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA. Ketika guru sedang menerangkan ada siswa yang asyik sendiri, bercanda, dan ada juga yang mengobrol dengan temannya. Berdasarkan hasil diskusi dengan siswa, banyak siswa yang mengeluh karena proses pembelajaran yang hanya mendengarkan dan mengerjakan tugas sehingga siswa merasa bosan.

Model pembelajaran yang masih konvensional membuat siswa mengalami kesulitan untuk memahami pelajaran, selain itu juga kurang memperhatikan karakteristik siswa dan materi pelajaran yang diajarkan, sehingga sebagian siswa kurang memahami mata pelajaran IPA. Hal ini dibuktikan dengan nilai IPA yang masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu dibawah nilai 70. Pada data pra siklus diketahui bahwa siswa yang dapat mencapai KKM hanya ada 11 siswa dari 28 siswa dan terdapat 17 siswa yang belum mencapai KKM.

Berdasarkan permasalahan tersebut, dapat disimpulkan oleh Zera bahwa rendahnya hasil belajar IPA dikarenakan pembelajaran yang kurang bermakna, model, teknik dan sumber belajar yang digunakan oleh guru selama proses pembelajaran kurang cocok digunakan dalam pembelajaran IPA sebetulnya tidak hanya menekankan hafalan saja melainkan menekankan pada pemahaman informasi yang diperolehnya. Seorang guru harus lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran yang akan diajarkan agar tercipta suasana belajar yang kondusif dan dapat tercapai tujuan pembelajaran.

Hasil penelitian Zera menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran VAK dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok

12

bahasan cahaya dan sifat-sifatnya pada siswa kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran. Hal ini terbukti dari perolehan hasil belajar siswa yang terus meningkat. Dari 28 siswa hasil tes pendahuluan hanya mencapai 39,3% sedangkan yang diharapkan adalah 85% dari seluruh siswa mencapai KKM (nilai 70). Pada siklus ke I hasil belajar meningkat menjadi 67,86% siswa yang tuntas dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 96,4% siswa yang tuntas.10

Persamaan skripsi di atas dengan skripsi penulis ialah sama-sama menggunakan model pembelajaran VAK yang dijadikan sebagai variabel penelitian.

Perbedaan skripsi di atas adalah penelitian tersebut menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang mana hasil penelitiannya dapat berupa angka sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, bidang studi pembelajaran yang berbeda yaitu IPA sedangkan peneliti pada bidang studi PAI, skripsi penelitian ini dilakukan pada tingkat SD atau MI sedangkan peneliti pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), serta lokasi tempat penelitian dan responden yang berbeda dalam penelitian ini.

3. Hasil penelitian yang dilakukan Sitti Sayani Dama, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar, Tahun 2018, yang memiliki judul “Penerapan Model Pembelajaran Scramble dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Menyusun Teks Biografi yang Urut dan Logis di MTs Aisyiyah Sungguminasa”. Jenis penelitian ini adalah penelitian

10 Zera Febri Anoria’, “Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pokok Bahasan Cahaya dan Sifat-Sifatnya dengan Model Pembelajaran Visual Auditorial dan Kinestetik (VAK) pada Siswa Kelas V MI Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”, Skripsi, Salatiga: Sarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2017.

13

tindakan kelas (Class Action Reasearch) yang terdiri dari dua siklus.

Pada penelitian yang dilakukkan Sitti dilatar belakangi dengan rendahnya keaktifan siswa yang dialami oleh siswa kelas VIII B di MTs Aisyiyah Sungguminasa. Faktor yang menyebabkan rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di MTs Aisyiyah sungguminasa adalah guru Bahasa Indonesia yang kurang menarik dalam memberikan materi sehingga membuat siswa menjadi bosan dengan pelajaran Bahasa Indonesia, kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif, menganggap Bahasa Indonesia adalah suatu yang sudah jadi, penyampaian materi cenderung monoton dan kurang bervariasi, dan dominasi guru dalam proses pembelajaran masih tinggi pengaruh siswa lain yang malas belajar. Akibatnya keaktifan belajar bahasa Indonesia kurang optimal serta perilaku belajar yang lain seperti suasana kelas yang menyenangkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia hampir tidak tampak. Dalam pokok bahasan menyusun teks biografi secara urut dan logis, saya mengharapkan siswa dapat lebih aktif melalui penerapan model pembelajaran scramble. Siswa diberikan sebuah teks biografi yang teracak nomornya dan siswa diharapkan dapat berpikir secara urut dan logis penyusunan kalimat yang benar. Model pembelajaran scramble tidak hanya meminta siswa mengurutkan setiap kalimat begitu saja namun mengharapkan siswa dapat lebih aktif dan berpikir kritis tentang ketepatan kata hubung atau konjungsi.

Hasil penelitian yang dilakukan Sitti diperoleh bahwa terjadi peningkatan pada siklus II sebab pada tahap tersebut ketuntasan klasikal mencapai 82,85% termasuk dalam kategori baik dibanding pada siklus I tidak memenuhi kriteria ketuntasan serta pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran scramble terbukti dapat

14

digunakan sebagai alternative model pembelajaran yang bisa meningkatkan proses pembelajaran.11

Persamaan skripsi tersebut dengan penulis ialah pada tujuan dari penelitian tersebut dimana penerapan model pembelajaran yang digunakan pada diharap mampu meningkatkan prestasi belajar siswa.

Pebedaan skripsi tersebut adalah penelitian tersebut menggunakan model pembelajaran Scramble sedangkan penulis menggunakan model pembelajaran Visuak Auditori Kinestetik (VAK) sebagai variabel penelitian, kemudian pada skripsi tersebut menggunakan penelitian tindakan kelas sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, lokasi tempat penelitian dan responden yang berbeda dalam penelitian, serta bidang studi pembelajaran yang berbeda yaitu Bahasa Indonesia sedangkan peneliti pada bidang studi PAI.

4. Hasil penelitian yang dilakukan Ade Payosi, Fakultas Tarbiyah, dan Tadris, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, Tahun 2020, yang memiliki judul “Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning terhadap Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 14 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang”. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Quasi Eksperimental Design. Penelitian yang dilakukan Ade dilatar belakangi dengan perlunya inovasi baru dalam model pembelajaran adalah solusi yang tepat yang diharapkan peserta didik lebih mampu meningkatkan daya nalarnya dalam memecahkan suatu masalah. Jadi Peserta didik untuk belajar dengan baik dibutuhkan

11 Sitti Sayani DamaUniversitas Muhammadiyah Makassar, “Penerapan Model Pembelajaran Scramble dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pokok Bahasan Menyusun Teks Biografi yang Urut dan Logis di MTs Aisyiyah Sungguminasa, Sarjana: Universitas Muhammadiyah Makassar, Tahun 2018.

15

pengalaman langsung dimana peserta didik tidak hanya sekedar mengamati tetapi juga terlibat langsung dan bertanggung jawab terhadap hasil yang didapatkan. Dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif diharapkan akan menciptakan suasana pembelajaran yang menarik, sehingga peserta didik lebih semangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan mampu meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan Ade, siswa kelas IV SD Negeri 14 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang masih kurangnya perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan kewarganegaraan hal ini juga berdampak terhadap hasil belajar siswa yang masih rendah dan mengakibatkan siswa cenderung pasif selama proses pembelajaran sehingga membuat aktivitas belajar siswa kurang optimal. Guru sebagai pendidik masih kurang menerapkan model pembelajaran yang menyenangkan menjadikan siswa kurang respons.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Ade bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas IV SD Negeri 14 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang. Dari hasil post test yang telah diperoleh Kelas IV A sebagai kelas eksperimen dengan nilai rata-rata sebesar 81,9 dan Kelas IV B sebagai kelas kontrol dengan nilai rata-rata yaitu 72,2, yaitu bahwa Perhitungan uji-t pada posttest thitung (7,726) > ttabel(2,10092) yang artinya terdapat perbedaan rata-rata pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kenaikan pretest-posttest pada kelas eksperimen sebesar 19,6 sedangkan pada kelas kontrol kenaikan pretest-posttest sebesar 9,4. Berdasarkan hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan

16

model pembelajaran konvensional yakni metode ceramah. Dengan demikian dapat peneliti buat kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas IV SD Negeri 14 Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang

Persamaan skripsi di atas dengan skripsi penulis ialah sama-sama menggunakan model pembelajaran yang digunakan sebagai variabel penelitian.

Perbedaan skripsi di atas dengan penulis ialah model pembelajaran yang dijadikan sebagai variabel berbeda, dalam peneleitian tersebut menggunakan model pembelajaran discovery learning sedangkan penulis menggunakan model pembelajaran VAK, penelitian tersebut menggunakan pendekatan kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, lokasi tempat penelitian dan responden yang berbeda dalam penelitian, skripsi penelitian ini dilakukan pada tingkat SD atau MI sedangkan peneliti pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), serta bidang studi pembelajaran yang berbeda yatu PKn sedangkan peneliti pada bidang studi PAI.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Khoirun Nisa’, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Tahun 2021, yang memiliki judul, “Pengembangan Media Interaktif Berorientasi Model Pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) pada Materi Transformasi”. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dimana produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa media interaktif dengan menggunakan model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) pada materi transformasi. Dalam penelitian ini dilatar belakangi dengan materi transformasi penting dipelajari siswa karena memberikan kesempatan

17

siswa untuk berpikir tentang konsep matematika yang penting (seperti simetri, fungsi, dan lainnya) serta menyediakan kesempatan luas bagi siswa dalam mengembangkan kemampuan visualisasi spasialnya untuk memperoleh kemampuan pembuktian matematis. Materi yang dibahas yaitu transformasi yang terdiri dari beberapa sub materi, antara lain translasi, refleksi, rotasi, dan dilatasi.

Berdasarkan deskripsi diatas maka diharapkan setiap siswa memiliki pemahaman yang baik terhadap materi transformasi.

Pemahaman yang baik pada materi transformasi dapat dilihat oleh guru ketika siswa tidak mengalami kesulitan belajar dan memperoleh hasil belajar yang baik. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman siswa kurang baik dalam mempelajari materi transformasi.

Selain itu, dapat disebabkan oleh minimnya alat dukung pembelajaran pada materi transformasi. Berdasarkan keadaan tersebut, membuat pembelajaran berlangsung kurang kondusif, kurangnya antusias, ketertarikan siswa, dan peran aktif siswa. Sedangkan tiap siswa memiliki modalitas yang berbeda-beda, dimana guru harus mampu mengkondisikan siswa-siswa tersebut dengan baik agar pembelajaran berlangsung sesuai dengan apa yang diharapkan.

Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu alternatif untuk menciptakan ketertarikan, antusias, dan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan agar menciptakan ketertarikan, antusias, dan peran aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat. Banyak sekali model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran di sekolah. Salah satunya adalah model pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic). Model

18

pembelajaran VAK (Visual, Auditory, Kinesthetic) merupakan model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan agar siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

Hasil penelitian Khoirun Nisa’ menunjukkan bahwa media interaktif dalam proses pengembangannya menghasilkan suatu produk media interaktif. Media interaktif dinyatakan valid dengan persentase nilai rata-rata sebesar 85%. Media interaktif dinyatakan praktis secara teori dengan kategori B atau dapat digunakan dengan sedikit revisi.12

Persamaan skripsi di atas dengan skripsi penulis ialah sama-sama menggunakan model pembelajaran VAK yang dijadikan sebagai variabel penelitian.

Perbedaan skripsi di atas adalah perbedaan judul penelitian dan penelitian tersebut merupakan penelitian pengembangan dimana model pembelajaran VAK akan dikembangkan sebagai salah satu alternatif media interaktif yang dapat digunakan pada materi transformasi dalam penelitian tersebut, sedangkan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan bidang studi pembelajaran PAI, serta lokasi tempat penelitian dan responden yang berbeda dalam penelitian ini.

Dokumen terkait