• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perairan Sungai

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air, dinyatakan bahwa sungai merupakan salah satu bentuk alur air permukaan yang harus dikelola secara menyeluruh, berwawasan lingkungan hidup dengan mewujudkan kemanfaatan sumberdaya air yang berkelanjutan untuk kemakmuran rakyat. Dengan demikian sungai harus dilindungi dan dijaga kelestariannya, ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya dan dikendalikan dampak negatif terhadap lingkungannya. Dalam rangka mewujudkan kemanfaatan sungai serta mengendalikan kerusakan sungai, perlu ditetapkan garis sempadan sungai, yaitu garis batas perlindungan sungai. Garis sempadan sungai ini selanjutnya akan menjadi acuan pokok dalam kegiatan pemanfaatan dan perlindungan sungai serta sebagai batas permukiman di wilayah sepanjang sungai (Maryono, 2009).

Ekosistem sungai dibagi menjadi beberapa zona, dimulai dengan zona krenal (mata air) yang umumnya terdapat di daerah hulu. Zona krenal dibagi menjadi rheokrenal, yaitu mata air yang berbentuk air terjun, biasanya terdapat pada tebing-tebing yang curam, limnokrenal, yaitu mata air yang membentuk genangan air yang selanjutnya membentuk rawa-rawa. Selanjutnya aliran air dari beberapa mata air akan membentuk aliran sungai di daerah pegunungan. Zona rithral, ditandai dengan relif aliran sungai yang sangat terjal. Zona rithral dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu epirithral (bagian yang paling hulu), metarhitral (bagian tengah dari aliran sungai di zona rithral) dan hyporithral (bagian paling akhir dari zona rithral). Setelah melewati zona hyporithral, aliran sungai akan memasuki zona potamal, yaitu aliran sungai pada daerah-daerah yang relatif lebih landai dibandingkan dengan zona rhithral. Zona potamal juga dapat dibagi menjadi tiga

bagian, yaitu epipotamal (bagian atas dari zona potamal), metapotamal (bagian tengah) dan hypopotamal (bagian akhir dari zona potamal) (Barus, 2004).

Sungai sebagai salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan manusia, termasuk untuk menunjang pembangunan perekonomian. Akan tetapi sebagai akibat adanya peningkatan kegiatan pembangunan di berbagai bidang, maka baik secara langsung ataupun tidak langsung akan mempunyai dampak terhadap kerusakan lingkungan termasuk didalamnya pencemaran sungai. Pencemaran sungai umumnya berasal dari limbah domestik maupun limbah non domestik, seperti limbah dari perumahan, perkantoran, pabrik dan industri. Oleh karena itu pencemaran air sungai dan lingkungan sekitarnya perlu dikendalikan seiring dengan laju pembangunan agar fungsi sungai dapat dipertahankan kelestariannya (Yudo, 2010).

Pariwisata

Undang-udang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan pariwisata, yaitu :

1. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.

3. Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

4. Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap

orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pengusaha.

5. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

6. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. 7. Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi

pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

8. Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan usaha pariwisata.

Saat ini wisata yang banyak diminati oleh masyarakat baik lokal maupun non lokal yakni wisata yang mengarah ke alam. Salah satu jenis wisata alam yang sekarang ini banyak menghasilkan wisatawan lokal maupun asing yaitu wisata bahari. Dapat diartikan wisata bahari adalah salah satu jenis pariwisata yang memiliki objek sajian meliputi wisata alam dan berhubungan dengan sumberdaya air (Nastiti, 2013).

Menurut Yulianda (2007), konsep pemanfaatan wisata dapat diklasifikasikan menjaditiga kelompok yaitu:

a. Wisata alam (nature tourism), merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya.

b. Wisata budaya (cultural tourism), merupakan wisata dengan kekayaan budaya sebagai objek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan.

c. Ekowisata (Ecotourism,), merupakanwisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan.

Parameter Kualitas Air Suhu

Temperatur disuatu ekosistem air berfluktuasi baik harian maupun tahunan. Fluktuasinya terutama mengikuti pola temperatur udara lingkungan sekitarnya. Selain itu pola temperatur perairan dapat dipengaruhi oleh factor-faktor anthropogen atau faktor yang diakibatkan oleh aktivitas manusia (Barus, 2004).

Suhu air pada berbagai lapiasan dapat diukur dengan menggunakan termometer yang dibenamkan dalam air. Kisaran suhu lingkungan perairan lebih sempit dibandingkan dengan lingkungan daratan, karena itulah maka kisaran toleransi organisme akuatik terhadap suhu juga relatif sempit dibandingkan dengan organisme akuatik (Suin, 2002).

Kecepatan Arus

Menurut Barus (2004), arus air adalah faktor yang mempunyai peranan sangat penting baik pada perairan lotik maupun perairan lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air yang pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air yang bergerak ke segala arah, sehigga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut. Selain itu dikenal arus laminar, yaitu arus air yang bergerak ke satu arah tertentu saja.

Total Suspended Solid (TSS)

Zat Padat Tersuspensi dapat diklasifikasikan menjadi zat padat terapung yang selalu bersifat organik dan zat padat terendap yang dapat bersifat organik dan anorganik. Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena pengaruh gaya beratnya (Thayyibah, 2010).

pH

Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan, didefenisikan sebagai logaritma dari resifprokal aktivitas ion hidrogen dan secara matematika dinyatakan sebagai pH= log l/H- dimana H- adalah banyaknya ion hidrogen dalam mol/liter larutan. Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan ion hidrogen akan menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam atau basa (Barus, 2004).

DO

Oksigen terlarut merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam ekosistem air, terutama sekali dibutuhkan dalam proses respirasi bagi sebagian besar organisme air. Umumnya kelarutan oksigen dalam air sangat terbatas dibandingkan dengan kadar oksigen di udara yang mempunyai konsentrasi sebanyak 21% volume. Sedangkan air hanya mampu menyerap oksigen sebanyak 1% volume saja. Sumber utama oksigen terlarut dalam air adalah difusi oksigen dari udara melalui kontak antara permukaan air dengan udara dan dari proses fotosintesis, selanjutnya air kehilangan oksigen melalui pelepasan dari permukaan ke atmosfir dan melalui kegiatan respirasi dari semua organisme air (Barus, 2004).

BOD

Biological Oxygen Demand(BOD) adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses-proses mikrobiologi yang benar-benar terjadi dalam air. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk menguraikan (mengoksidasi) hampir semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dalam air (Simanjuntak, 2009).

Nitrat (NO3

Sumber pencemaran nitrat dalam air umumnya berasal dari limbah industri, septic tank, limbah hewan (misalnya burung dan ikan) dan limbah dari angkutan air (perahu, kapal dan lain-lain). Selain itu limbah dari lahan-lahan pertanian akibat aktivitas pemupukan, penggunaan pestisida dan lain-lain memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap polusi nitrat di dalam air permukaan (surface water) dan air bawah tanah (ground water) (Ompusunggu, 2009).

)

Fosfat (PO4

Unsur fosfor di alam banyak dijumpai dalam bentuk ion fosfat, baik dalam bentuk organik maupun anorganik. Keberadaan unsur ini di lapisan tanah tidak stabil, karena berbentuk mineral-mineral yang sangat reaktif terhadap air yang mengalir di permukaannya. Unsur ini akan mudah mengalami proses pengikisan, pelapukan dan pengenceran karena limpasan air. Selama terjadi proses-proses tersebut mineral-mineral fosfat akan terurai menjadi ion fosfat yang merupakan salah satu zat hara yang diperlukan (Santoso, 2007).

)

Total Coliform

Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri coliformfecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliformfecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen (Dwidjoseputro, 1994).

Pengaruh Kegiatan Wisata Terhadap Kualitas Air Sungai

Dampak negatif dari kegiatan wisata terjadi apabila tingkat penggunaan lebih besar daripada kemampuan lingkungan untuk mengatasi hal tersebut. Aktivitas yang dilakukan oleh pelaku wisata, produk perencanaan dan sistem pengelolaan wisata serta kondisi sarana dan prasarana dapat mempengaruhi terjadinya intensitas dampak lingkungan yang berbeda (Ginanjar, 2012).

Pada umumnya wisatawan melakukan kegiatan wisata tergantung dengan kondisi atraksi dari objek wisatanya. Memberdayakan objek wisata tidak banyak membutuhkan dana, karena tinggal melakukan pendekatan dan koordinasi dengan masyarakat setempat. Masalah cukup berat adalah memberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat bahwa keikutsertaan dan peran serta langsung dari mereka akan punya andil dan besar dalam meningkatkan kepariwisataan secara makro maupun kehidupan atau kesejahteraan masyarakat sendiri secara mikro (Harthayasa, 2002).

Pengembangan pariwisata dapat menimbulkan kerusakan besar pada ekosistem.Kerusakan dan masalah ekosistem yang ditimbulkan dapat berupa sedimentasi, bangunan yang dibuat kadang-kadang menghalangi arus sungai dan drainase serta pencemaran langsung yang disebabkan oleh limbah hotel dan restoran. Masalah lingkungan terbesar bagi bangunan dan fasilitas pariwisata adalah penggunaan energi dan pembuangan limbah.Sampah padat yang dihasilkan dari pembangunan dan konstruksi sarana akomodasi menjadi limbah beracun yang mencemari air, udara dan tanah (Aria, 2014).

PENDAHULUAN

Dokumen terkait