• Tidak ada hasil yang ditemukan

Danau

Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai, mata air maupun air hujan. Sebagai salah satu bentuk ekosistem air tawar, danau memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata. Dari sisi ekologi, danau juga berperan sebagai penyangga bagi kehidupan sekitarnya, dan memilii kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi kesejahteraan masyarakat (Ginting, 2011).

Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai, mata air maupun air hujan. Sebagai salah satu bentuk ekosistem air tawar, danau memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata. Dari sisi ekologi, danau juga berperan sebagai penyangga bagi kehidupan sekitarnya, dan memilii kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi kesejahteraan masyarakat (Ginting, 2009).

Defenisi Pariwisata

Dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1, dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu : (1) Kegiatan perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4) Perjalanan tersebut seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain (Damanik dan Weber, 2006). Pariwisata juga merupakan kegiatan perpindahan/perjalanan orang secara temporer dari tempat mereka biasa bekerja dan menetap ke tempat luar, guna mendapatkan kenikmatan dalam perjalanan atau di tempat tujuan (Holloway dan Plant, 1989). Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk kepentingan wisata dikenal juga dengan pariwisata (Yulianda, 2007 diacu oleh Rahmawati, 2009).

Wisata Danau

UU No 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Menteri Dalam Negeri, 1990), beberapa istilah yang berhubungan dengan kegiatan pariwisata antara lain : 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait di bidang tersebut.

4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata,

usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

6. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

Menurut Sulaksmi (2007) menyatakan bahwa bentuk wisata antara lain : ekowisata (ecotourism), wisata alam (nature tourism), wisata petualangan (adventure tourism), wisata berdasarkan waktu (gateway and stay) dan wisata Budaya (cultural tourism).

Pariwisata di Indonesia dimulai pada awal tahun enam puluhan. Istilah ini semakin menjadi pembicaraan, terutama setelah Presiden Suharto menyampaikan kata sambutan dalam pertemuan ramah tamah dengan para peserta seminar dan rapat kerja kepariwisataan tanggal 27 Nopember 1982 di istana negara (Razzak dan Suniarti, 1994).

Untuk menyamakan pemahaman mengenai istilah-istilah dan pengertian pariwisata, di Indonesia mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata (Kartawan, 2004).

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi negara. Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia (Meta, 2002).

Konsep pemanfaatan, wisata dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu (Fandeli, 2000., META, 2002 diacu oleh Yulianda, 2007) :

a. Wisata alam (nature tourism), merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya.

b. Wisata budaya (cultural tourism), merupakan wisata dengan kekayaan budaya sebagai obyek wisata dengan penekanan pada aspek pendidikan.

c. Ekowisata (ecotourism,), merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan.

Potensi sumber daya alam memiliki makna, kekuatan dan karakter tersendiri dalam menopang perkembangan kepariwisataan. Salah satu sumber daya alam yang dapat memberikan dorongan bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan adalah sumber daya yang berbentuk danau. Potensi danau sebagai daya tarik wisata memiliki karakter tersendiri. Danau merupakan suatu tempat di mana perpaduan antar tersedianya air dengan keindahan alam menjadi satu bentuk yang indah dan menarik dan memiliki nuansa alami di mana air berperan penting dalam memberikan kehidupan di sekitarnya. Bilamana dilihat secara fungsi, danau berfungsi sebagai tempat reservoir air atau menampung air dari sumber mata air dan memiliki fungsi yang dapat memelihara hidrologi, disamping itu danau dikaitkan pula sebagai fungsi pengairan dimana fungsi air pada daerah tertetu dimanfaatkan sebagai pemenuhan air bagi pengairan, pelistrikan dan pemenuhan kebutuhan air lainnya bagi masyarakat (Sastrayuda, 2010).

Unsur-unsur daya tarik danau (yang tidak merupakan kesatuan dengan obyek/lokasi TN (Taman Nasional), TWA (Taman Wisata Alam), TAHURA (Taman Hutan Raya) dan TB (Taman Buru)) meliputi :

1. Keindahan 2. Kenyamanan 3. Keselamatan

4. Stabilitas air sepanjang tahun 5. Kebersihan air dan lingkungan

6. Variasi kegiatan di danau

7. Variasi kegiatan di lingkungan danau 8. Kekhasan lingkungan danau

Pembangunan Wisata Berkelanjutan

Ide dasar pembangunan berkelanjutan adalah kelestarian sumberdaya alam dan budaya. Ide-ide tersebut selanjutanya diturunkan ke dalam konsep pariwisata berkelanjutan. Artinya adalah pembangunan sumberdaya (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberi keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang, oleh sebab itu, pengembangan infrastruktur pariwisata harus memberikan keuntungan jangka panjang bagi pelaku wisata. Ide pembangunan yang berkelanjutan tersebut sejalanan dengan konsep pengelolaan ekowisata yang tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan tetapi juga mempertahankan nilai sumberdaya alam dan manusia (Damanik dan Weber 2006).

Kegiatan di daerah pariwisata dan rekreasi dapat menimbulkan masalah ekologis yang khusus dibandingkan dengan kegiatan ekonomi lain mengingat bahwa keindahan dan keaslian alam merupakan modal utama. Oleh karena itu, perencanaan pengembangan pariwisata di wilayah danau hendaknya dilakukan secara menyeluruh termasuk inventarisasi dan penilaian sumberdaya yang cocok untuk pariwisata, perkiraan tentang berbagai dampak terhadap lingkungan, hubungan sebab akibat dari berbagai macam tata guna lahan disertai dengan perincian kegiatan untuk masing-masing tata guna, serta pilihan pemanfaatannya (Dahuri dkk., 1996).

UU No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata yang terdiri atas:

a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.

b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.

Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis kesesuaian wisata merupakan analisis yang dimaksudkan untuk mengetahui kesesuian wisata pada suatu kawasan dalam penggunaan lahan pada kawasan tersebut. Analisis ini juga digunakan dalam kajian wisata Danau Kelapa Gading. Kesesuaian wisata ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan provinsi Sumatera Utara .

Menurut Azis dkk (2012) menyatakan bahwa setiap parameter memiliki bobot dan skor, dimana pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu parameter terhadap perencanaan kawasan wisata. bobot yang diberikan adalah 5 (lima), 3 (tiga), dan 1 (satu). Kriteria untuk masing-masing pembobotan adalah sebagai berikut :

1. Pemberian bobot 5: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter sangat diperlukan atau parameter kunci.

2. Pemberian bobot 3: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter sedikit diperlukan atau parameter yang cukup penting.

3. Pemberian bobot 1: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter dalam unsur penilaian tidak begitu diperlukan tetapi harus selalu ada atau parameter ini tidak penting.

Menurut Yulianda (2007) menyatakan bahwa setiap kegiatan wisata memiliki persyaratan-persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kawasan obyek wisata yang akan dikembangkan. Masing-masing jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda-beda antara kegiatan wisata yang satu dengan jenis kegiatan wisata yang lainnya. Parameter kegiatan tersebut disusun dalam kelas kesesuaian untuk masing- masing jenis kegiatan wisata.

Daya Dukung Kawasan

Daya dukung alam diartikan sebagai kemampuan alam untuk mendukung kehidupan untuk manusia. Berkurangnya daya dukung alam akan berakibatkan pula terhadap kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia. Oleh karena itu daya dukung alam harus di jaga agar tetap dapat memberikan dukungannya bagi kehidupan manusia. Daya dukung alam perlu dijaga karena daya dukung alam dapat berkurang atau menyusut sejalan dengan berputarnya waktu dan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industri (Wardhana, 2004).

Daya dukung lingkungan tergantung pada kebutuhan dan nilai yang didfinisikan sendiri oleh masyarakat. Ketika tingkat daya tamping ekowisata dibuat, metode untuk mengkontrol pengunjung perlu diimplementasikan yang mencangkup kemampuan untuk mendukung jumlah pengunjung, menjaga jumlah konstan pengunjung (Khair, 2006).

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Danau merupakan suatu badan air yang tergenang sepanjang tahun yang dapat terbentuk baik secara alami maupun buatan. Danau buatan adalah danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia menjadi suatu bendungan atau air yang tertimbun.

Kabupaten Asahan memiliki cukup obyek wisata, salah satu yang populer saat ini yaitu Danau Kelapa Gading. Danau Kelapa Gading memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata danau. Kondisi danau tersebut menawarkan sarana prasarana wisata dan lingkungan yang bersih.

Danau Kelapa Gading merupakan salah satu danau buatan yang terdapat di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara yang terletak tidak jauh dari perkotaan. Danau tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas memancing dan juga sebagai tempat wisata, dari kegiatan tersebut tentunya akan didukung oleh bentuk dan kedalaman danau. Dalam pemanfaatan Danau Kelapa Gading juga harus melihat bagaimana obyek wisata disana.

Paradigma kegiatan wisata di kawasan danau pada umumnya lebih mengutamakan pada keuntungan ekonomi, yaitu bagaimana menarik wisatawan sebanyak – banyaknya tanpa memperhatikan daya dukung lingkungan yang ada. Apabila suatu kawasan wisata sudah tidak mampu lagi menampung jumlah wisatawan (melebihi daya dukung kawasan) maka akan terjadi penurunan atau degradasi kualitas lingkungan (Effendi, 2003)

Berhubungan karena Danau Kelapa Gading dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan memancing dan juga sebagai tempat wisata, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui daya dukung kawasan wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini mengambil judul Kajian Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan Wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara.

Perumusan Masalah

Dewasa ini berwisata sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, terutama bagi masyarakat kalangan menengah ke atas. Wisata dapat menjadi pilihan yang tepat untuk me-refreshing diri dari kesibukan dan pekerjaan sehari-hari. Ada banyak jenis wisata, salah satunya adalah wisata danau. Wisata danau merupakan wisata yang menawarkan keindahan danau baik itu kondisi fisik dan sarana dan prasarana yang ada.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menuliskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan :

1. Berapa daya dukung dan kesesuaian wisata di kawasan tersebut untuk kegiatan wisata?

2. Bagaimana cara mengembangkan wisata danau yang sudah diperuntukkan sebagai kawasan wisata ?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menghitung indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui cara mengembangkan wisata Danau Kelapa Gading yang sudah dijadikan tempat wisata.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data atau informasi dan acuan dalam upaya pengembangan wisata Danau Kelapa Gading berbasis lingkungan yang berkelanjutan.

Kerangka Pemikiran

Danau Kelapa Gading merupakan danau buatan yang terletak di kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara yang tidak jauh dari perkotaannya. Sebelumnya di ambil dari faktor kualitas air yakni faktor fisika dan kimianya. Faktor – faktor fisika untuk mengetahui nilai suatu daya dukung wisata sesuai matriks kesesuaian wisata, sedangkan faktor – faktor kimia untuk sebagai data tambahan dan mengetahui kualitas air danau yang dimiliki dalam pemeliharaan ikan yang ada di Danau Kelapa Gading. Kemudian menghitung kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan dari parameter yang sudah didapat. Untuk pengelolaan berkelanjutan, diperlukan adanya 2 persepsi yaitu persepsi dari pengunjung maupun masyarakat lokal. Berikut adalah kerangka pemikiran penulis dalam penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

\

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Keterangan : = Faktor utama penelitian = Faktor penunjang penelitian

Danau Kelapa Gading

Faktor Kualitas Air

Biologi Karakteristik Danau Pengelolaan Berkelanjutan Kimia Fisika Kecepatan Arus Kedalaman Perairan Suhu Perairan Kecerahan Perairan

Persepsi Wisatawan Persepsi Masyarakat Sekitar

Indeks Kesesuaian Wisata

Daya Dukung Kawasan

Status Danau

BOD5 COD DO

MAHDREFO MUHAMMAD. Kajian Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan Wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan TAJUDDIN SIREGAR.

Danau Kelapa Gading merupakan salah satu danau buatan yang terdapat di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara yang terletak tidak jauh dari perkotaan. Danau tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas memancing dan juga sebagai tempat wisata, dari kegiatan tersebut tentunya akan didukung oleh bentuk dan kedalaman danau. Dalam pemanfaatan Danau Kelapa Gading juga harus melihat bagaimana obyek wisata disana. Indeks Kesesuaian Wilayah kategori wisata sepeda air termasuk ke dalam golongan S2 yaitu sesuai bersyarat dengan persentase 74,60 % , kategori memancing termasuk ke dalam golongan S1 yaitu sesuai dengan persentase 89,47 %, dan kategori duduk santai termasuk ke dalam golongan S1 yaitu sesuai dengan persentase 89,58 %. Daya dukung kawasan Danau Kelapa Gading adalah 326 orang/hari dan jika dibandingkan dengan data wisatawan di Danau Kelapa Gading yang sebanyak 131 orang/hari menunjukkan bahwa kawasan wisata Danau Kelapa Gading masih memenuhi daya dukung kawasan.

MAHDREFO MUHAMMAD. Conformity Assessment Capability Travel and Tourism Region Lake Kelapa Gading Asahan district of North Sumatra province. Supervised by PINDI PATANA dan TAJUDDIN SIREGAR.

Lake Kelapa Gading is one of the artificial lake located in Asahan district of North Sumatra province, located not far from the urban areas. The lake is used by the community to carry out fishing activities as well as tourist attractions, of these activities must be supported by the shape and depth of the lake. Kelapa Gading in the utilization of the lake also have to see how the sights there. Suitability Index Territory bicycle travel category of water included in the group S2 which is in accordance with the percentage of 74.60% conditional, fishing category included in the group S1 is in accordance with the percentage of 89.47%, and a relaxing seating categories included in the group S1 is in accordance with percentage of 89.58%. The carrying capacity of the Lake region Kelapa Gading is 326 people / day and compared with the data of tourists in Kelapa Gading lake that as many as 131 people / day showed that the tourist area of Lake Kelapa Gading still meet the carrying capacity of the region.

SKRIPSI

MAHDREFO MUHAMMAD 120302060

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

Dokumen terkait