• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepatuhan Pengendalian Intern Dan Budaya Organisasi Terhadap Perilaku Etis Karyawan Dalam Sistem Penggajian Pada Pegawai PT. Pos Indonesia Cabang Kota Langsa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kepatuhan Pengendalian Intern Dan Budaya Organisasi Terhadap Perilaku Etis Karyawan Dalam Sistem Penggajian Pada Pegawai PT. Pos Indonesia Cabang Kota Langsa"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lampiran 2. Alat dan Bahan Penelitian

Kamera Alat tulis menulis

Meteran Secchi disk

Termometer Seperangkat Komputer

(4)

Lampiran 3. Kegiatan Penelitian

Pembagian Kuisioner Menghitung panjang tempat

duduk dengan menggunakan meteran

Menghitung luas area yang dimanfaatkan Menghitung panjang jarak antara tepi dengan menggunakan GPS danau dengan tempat duduk dengan

menggunakan meteran

Menghitung kecepatan arus dengan Menghitung kecerahan dengan menggunakan bola duga menggunakan secchi

disk

(5)
(6)

Lampiran 5. Sarana dan Prasarana Wisata Danau kelapa Gading

(7)

Lampiran 7. Kuisioner Penelitian untuk Masyarakat Sekitar Danau Kelapa

1. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang penyediaan pondok ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

2. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang ketersediaan air bersih (air tawar) ?

a. Kurang d. Sangat Baik b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

(8)

Lampiran 7. Lanjutan

4. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang penyediaan kios makanan dan minuman ?

a. Kurang d. Sangat Baik b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

5. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang kondisi jalan menuju Danau Kelapa Gading?

a. Kurang d. Sangat Baik b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

6. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang ketersediaan listrik ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

7. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang ketersediaan tempat sampah a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

8. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang penyedian tempat parkir ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

9. Bagaimana menurut bapak/ibu/saudara/i tentang tempat ibadah ? a. Kurang d. Sangat Baik

b. Cukup e. Tidak Tahu c. Baik

C. Kualitas Ekologi

(9)

Lampiran 7. Lanjutan

5. Keadaan air danau ? a. Tidak berbau b. Sedikit berbau c. Berbau

d. Lainnya……. (sebutkan) e. Tidak tahu

6. Kenyamanan danau untuk kegiatan wisata (kelapangan, ketentraman dan keamanan) ?

a. Kurang nyaman d. Lebih dari nyaman b. Cukup nyaman e. Sangat nyaman c. Nyaman

7. Apa harapan Bapak/Ibu dari adanya kegiatan wisata, terutama wisata danau? a. ... b. ... c. ...

D. Isu dan Masalah

1. Apakah Bapak/Ibu mengetahui status lahan kepemilikan Danau Kelapa Gading merupakan milik ...

2. Apa saja permasalahan yang timbul pada pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan Danau Kelapa Gading?

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Azis, Z. P. Subardjo., dan I. Pratikto. 2012. Studi Kesesuaian Perairan Danau Tanjung Setia sebagai Kawasan Wisata Bahari Kabupaten Lampung Barat Provinsi Lampung. Universitas Diponegoro. Semarang. Journal Of Marine Research. 1 (1).

Barus, T.A. 2004. Pengantar Limnologi Studi tentang Ekosistem Daratan. USU press. Medan.

Dahuri, R., J. Rais, S. P. Ginting dan M. J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Danau dan Lautan Secara Terpadu. Penerbit Pradnya Paramita. Jakarta. 305 hlm

Damanik, J. dan Weber, H.F. 2006. Perencanaan Ekowisata – dari Teori ke Aplikasi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Ginting, I. A. 2009. Penilaian dan Pengembangan Potensi Obyek dan Daya Tarik Wisata Alam di Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit [Skripsi]. USU. Medan.

Kartawan. 2004. Menumbuhkan Perekonomian melalui Pembangunan Pariwisata. Jurnal Ekonomi & Bisnis. 1 (9):1-9.

Khair, U. 2006. Kapasitas Daya Dukung Fisik Kawasan Wkowisata di Taman Wisata Alam (TWA) Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. [TESIS]. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Menteri dalam Negeri. 1990. Undang – undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan dalam www.hukumonline.com (Diakses tanggal 15 Februari 2016).

Meta. 2002. Planning for Marine Ecotourism in the UE Atlantic Area. University of the West England. Bristol.

Nugraha, S. 2007. Penentuan Ukuran Sampel Memakai Rumus Slovin dan Krejcie-Morgan: Telaah Konsep dan Aplikasi, disampaikan pada diskusi ilmiah jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan Unpad. Bandung. Rahmawati, A. 2009. Studi Pengelolaan Kawasan Danau untuk Kegiatan Wisata

(11)

Razzak, M. N. dan Suniarti. 2011. Pemetaan Potensi Ekowisata Di Taman Nasional Baluran. 24 ( 3) : 15.

Riyadi, A. 2006. Kuantitas Air Danau Aneuk Laut Kota Sabang dan Kelayakan untuk Air Minum. Jurnal Teknik Lingkungan. Vol 7 (2) : 166-172. Sastrayuda, G. S. 2010. Konsep Pengembangan Kawasan Wisata Danau dalam

lipi.go.id (Diakses tanggal 15 Februari 2016).

Sudewi N. M. K. K. 2000. Analisis Peluang Investasi. Sektor Pariwisata Bahari di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Program Studi Sosial Ekonomi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Suin, N. M. 2002. Metoda Ekologi. Universitas Andalas. Padang.

Sulaksmi, R. 2007. Analisis Dampak Pariwisata terhadap Pendapatan dan Kesejahteraan Masyarakat Sekitar Kawasan Taman Wisata Alam Laut Pulau Weh Kota Sabang [Tesis] Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Wardhana, W. A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta.

(12)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan lebih pada awal April 2016 sampai dengan tengah bulan Mei 2016 bertempat di kawasan Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Lokasi Penelitian Danau Kelapa Gading Kota Kisaran Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

Alat dan Bahan

(13)

dalam penelitian ini adalah kuisioner untuk dibagikan kepada pengunjung dan masyarakat sekitar di sekitar Danau Kelapa Gading. Contoh Kuisioner pada pengunjung dan masyarakat dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7.

Pengambilan Data

Data primer meliputi data sumberdaya alam, sumberdaya manusia, kesesuaian lahan, daya dukung kawasan dan keadaan umum lokasi Danau Kelapa Gading. Data yang nilainya langsung didapat dari lapangan meliputi nilai temperatur, arus, kecerahan, oksigen terlarut, lebar, kedalaman serta hasil kuisioner terhadap pengunjung dan penduduk sekitar. Cara pengambilan data parameter kimia yakni DO, BOD5, dan COD sebagai data tambahan dari hasil laboratorium. Data sekunder meliputi data yang diperoleh dari instansi terkait, penelusuran literatur dan bahan-bahan yang terkait dengan penelitian.

Pengunjung dan Masyarakat Sekitar

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling (sampel dengan sengaja), yaitu cara pengambilan sampel

(14)

Dengan rumus Slovin diacu dalam Nugraha (2007)

Keterangan :

n : Ukuran sampel yang dibutuhkan N : Ukuran populasi

e : Margin error yang diperkenankan (10%-15%)

Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis kesesuaian wisata menggunakan matriks kesesuaian yang disusun berdasarkan kepentingan setiap parameter untuk mendukung kegiatan pada daerah tersebut. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata rekreasi danau adalah modifikasi dari (Yulianda, 2007):

IKW = ∑ x 100%

Keterangan :

IKW : Indeks Kesesuaian Wisata (Sesuai: 77,78%-100%, Sesuai Bersyarat: 55,56% -<77,78%, Tidak Sesuai: <55,56).

Ni : Nilai parameter ke-i (Bobot x Skor)

Nmaks : Nilai maksimum dari kategori wisata

(15)

Analisis Daya Dukung

Metode yang diperkenalkan untuk menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Perhitungan DDK dalam bentuk rumus adalah sebagai berikut (Yulianda, 2007) :

DDK = K x ( Lp/Lt ) x ( Wt/Wp) Keterangan :

DDK : Daya Dukung Kawasan

K : Potensi ekologis pengunjung per satuan unit area Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan Lt : Unit area untuk kategori tertentu

Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari

(16)

Tabel 1. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt) hari. Waktu yang dihabiskan oleh wisatawan untuk melakukan satu jenis kegiatan (Wp) berbeda – beda tergantung kepada jenis kegiatan wisata. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap kegiatan wisata terdapat pada Tabel 2. Tabel 2. Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata

No. Kegiatan Waktu yang dibutuhkan

Wp-(jam) Total waktu 1 hari Wt-(jam)

1. Sepeda Air 1 14

2. Memancing 2 8

3. Duduk Santai 4 14

Persepsi Wisatawan terhadap Kenyamanan Kawasan

Kenyamanan kawasan merupakan nilai yang diberikan oleh wisatawan terhadap kenyamanan, ketentraman, dan keamanan. Nilai kenyamanan dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang ditujukan kepada wisatawan. Kriteria nilai kenyamanan obyek wisata menurut kriteria yang ditetapkan oleh Ditjen PHPA (1993) dalam Sudewi (2000) adalah sebagai berikut:

(17)

Keterangan :

Ka : Nilai kenyamanan (%)

ERs : Jumlah responden yang mengatakan nyaman ERo : Jumlah seluruh responden

Kriteria nilai kenyamanan :

a. >80% : Sangat nyaman b. 60%-79% : Lebih dari nyaman c. 40%-59% : Nyaman

(18)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Sampel Pengunjung dan Masyarakat Sekitar

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Danau Kelapa Gading, diketahui jumlah populasi pengunjung sekitar 131 orang / hari. Karena ukuran populasi lebih dari 100, maka ukuran sampel yang dibutuhkan pada pengunjung dalam pembagian kuisioner yaitu :

n = 131 / (1+131(10%)2)

= 56, 7 dibulatkan 57 responden.

Jumlah masyarakat sekitar di dalam kawasan Danau Kelapa Gading sekitar 17 orang. Jadi total semua responden bentuk kuisioner dalam pengunjung dan masyarakat sekitar adalah 74 responden.

Kualitas Perairan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Danau Kelapa Gading, maka dapat dilihat hasil pengukuran kualitas perairan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kualitas Perairan No Parameter Nilai Hasil

Parameter Parameter

Nilai Hasil Parameter

Fisika Perairan Kimia Perairan

1 Suhu ( 0C ) 29 – 31 BOD5 (mg/ℓ) 11,80

2 Kecerahan (m) 0,38 COD (mg/ℓ) 26,40

3 Kecepatan Arus (m/s) 0,92 DO (mg/ℓ) 6

(19)

Adapun hasil pengukuran kualitas perairan pada Tabel 3. Dapat dilihat bahwa ada 4 faktor fisika perairan yang diukur secara langsung dalam penelitian saya yaitu suhu, kecerahan, kecepatan arus, kedalaman perairan. Dari keempat faktor fisika tersebut maka didapat masing-masing yaitu suhu berkisar antara 29 0

C – 31 0C, kecerahan 0,38 m, kecepatan arus 0,92 m/s, kedalaman perairan 0 – 3 m. Dapat dilihat bahwa ada 3 faktor kimia perairan yang diukur secara langsung yaitu DO dan hasil dari laboratorium yaitu BOD5 dan COD. Dari ketiga faktor kimia tersebut maka didapat masing - masing yaitu DO 6 mg/ℓ, BOD5 11,80 mg/ℓ, dan COD 26,40 mg/ℓ. Foto alat pengukuran pada faktor fisika dan kimia beserta bahan berupa kuisioner dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Kegiatan Penelitian dalam pengukuran faktor fisika dan kimia perairan dapat dilihat pada Lampiran 3.

Indeks Kesesuaian Wisata

(20)

Tabel 4. Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Kategori Sepeda Air

Tabel 5. Hasil Pengukuran Indeks Kesesuain Wisata Kategori Memancing

(21)

Tabel 6. Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Kategori Duduk Santai No Parameter Bobot Hasil Pengukuran Skor Bobot x skor

1 Jarak antara tempat duduk

dengan tepi danau 3 1 - 6 m 3 9

2 Pemandangan 5 2 – 3 dari 4

pemandangan 2 10

3 Hamparan daratan 5 Kayu dan semen 3 15

4 Biota berbahaya 3 Tidak ada 3 9

JUMLAH 43

IKW =

(

= 43/48 X 100% = 89,58 %

Berdasarkan data Tabel 6, dapat dilihat bahwa hasil indeks kesesuaian wilayah kategori duduk santai adalah 89,58 % dengan status sesuai.

Daya Dukung Kawasan (DDK)

(22)

Pengelola Danau Kelapa Gading mengizinkan para wisatawan melakukan aktivitas sesuai dengan jam buka tempat wisata dimulai dari jam 09.00 WIB – 23.00 WIB (14 jam ). Danau Kelapa Gading menyediakan prasarana untuk kegiatan rekreasi air, memancing, dan duduk santai.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Danau Kelapa Gading maka dapat dilihat pada Tabel 15. Hasil pengukuran daya dukung kawasan dapat dilihat pada Lampiran 4.

Tabel 7. Daya Dukung Kawasan Danau Kelapa Gading.

No. Kegiatan Wisata DDK (Orang / hari)

1. Sepeda Air 210

2. Memancing 32

3. Duduk Santai 84

Jumlah 326

(23)

Pembahasan

Kualitas Perairan

Pada Tabel 3 dapat dilihat hasil pengukuran kualitas perairan di Danau Kelapa Gading. Faktor kualitas perairan yang diukur adalah faktor fisika dan kimia yang antara lain:

1. Suhu

Setelah pengukuran suhu yang dilakukan pada penelitian ini, maka didapat suhu perairan berkisar antara 29-310C dengan menggunakan termometer. Perubahan suhu suatu perairan sangat mempengaruhi kondisi fisik, kimia dan biologi di perairan tersebut. Menurut Effendi, 2003 menyatakan bahwa perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia dan bioligi badan air serta suhu juga sangat berperan mengendalikan kondisi ekosistem perairan.

2. Kecerahan

Setelah pengukuran kecerahan perairan yang dilakukan pada penelitian ini, maka didapat kecerahan perairan berkisar antara 0,38 m dengan mengginakan secchi dick. Menurut Suin, 2002 menyatakan bahwa semakin keruh suatu badan air akan semakin dekat batas pandangan, sebaliknya kalau air jernih akan jauh batas pandangan tersebut. Selain menjadi parameter kualitas air, kecerahan perairan juga digunakan sebagai parameter kesesuaian wisata.

3. Kecepatan Arus

(24)

lentik. Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus air yang pada perairan lotik umumnya bersifat turbulen, yaitu arus air yang bergerak ke segala arah sehigga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan tersebut. Selain itu dikenal arur laminar, yaitu arus air yang bergerak ke satu arah tertentu saja.

Kecepatan arus juga berhubungan dengan keamanan dan kenyamanan berwisata. Kecepatan arus yang terlalu tinggi akan membahayakan pengunjung, mengingat tidak adanya pembatasan kawasan yang diperbolehkan untuk sepeda air. Maka parameter ini sangat penting untuk diukur kesesuaiannya. Semakin lambat kecepatan arus yang didapat, semakin bagus penggunaan wisata kategori sepeda air.

4. Kedalaman Perairan

Setelah pengukuran kedalaman air yang dilakukan pada penelitian ini, maka didapat kedalaman perairan berkisar antara 1 – 3 m. Kedalaman ini tergolong kategori sesuai untuk wisata sepeda air karena tidak terlalu dangkal sehingga sepeda air wisata dapat dioperasikan dengan baik pada kedalaman ini.

(25)

5. BOD5

Setelah pengukuran BOD5 yang dilakukan pada penelitian ini dari hasil laboratorium yang dapat dilihat pada Lampiran 4, maka didapat nilai BOD5 11,80 mg/ℓ. Menurut Barus, 2004, dalam proses oksidasi secara biologis ini tentu saja dibutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan oksidasi secara kimiawi. Faktor-faktor yang mempengaruhi BOD adalah jumlah senyawa organik yang akan diuraikan, tersedianya mikroorganisme aerob yang mampu menguraikan senyawa organik tersebut dan tersedianya sejumlah oksigen yang dibutuhkna dalam proses penguraian.

6. COD

Setelah pengukuran COD yang dilakukan pada penelitian ini dari hasil laboratorium yang dapat dilihat pada Lampiran 4, maka didapat nilai COD 26,40 mg/ℓ. Menurut Barus, 2004 menyatakan bahwa dengan mengukur nilai COD maka akan diperoleh nilai yang menyatakan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk proses oksidasi terhadap total senyawa organik baik yang mudah diuraikan secara biologis maupun terhadap yang sukar/tidak bisa diuraikan secara biologis. 7. DO

(26)

antara lain karena adanya lapisan minyak di permukaan laut, naiknya suhu air, zat padat tersuspensi atau proses respirasi plankton pada malam hari.

Parameter Kesesuaian Wisata

Parameter indeks kesesuaian wisata dalam penelitian ini meliputi warna perairan, bau, luas area wisata, kelimpahan ikan, jenis ikan, jarak antara tempat duduk dengan tepi danau, pemandangan, hamparan daratan, dan biota berbahaya. 1. Warna perairan

Warna perairan dapat dilihat dari warna yang didukung dengan pengamatan secara visual. Berdasarkan pengamatan secara visual dan dari kuisioner baik pengunjung dan masyarakat sekitar, kawasan wisata Danau Kelapa Gading berwarna hijau jernih, sehingga kawasan ini sangat sesuai dan mendapatkan skor 3. Warna perairan sangat menentukan menghitung indeks kesesuaian wisata sebagai parameter dalam wisata Danau Kelapa Gading khususnya wisata sepeda air. Semakin kehitaman warna perairan, semakin tidak cocok kesesuaian wisata tersebut.

2. Bau

(27)

3. Luas area wisata

Luas area wisata diukur keliling dengan menggunakan GPS. Danau Kelapa Gading memiliki luas sebesar 11.931,37 m2. Setelah pengukuran, luas area wisata yang dapat dimanfaatkan sekitar 6000 m2 atau 0,6 ha, sehingga sesuai dan mendapatkan skor 2. Luas area wisata sangat menentukan menghitung indeks kesesuaian wisata sebagai parameter dalam wisata Danau Kelapa Gading khususnya wisata sepeda air. Semakin luas area wisatanya, semakin cocok kesesuaian wisata tersebut.

4. Kelimpahan ikan

Kelimpahan ikan dilihat dari pengamatan secara visual yaitu indra penglihatan dan pernyataan dari pengelola. Setelah pengamatan dan menurut pengelola, kelimpahan ikan lumayan banyak dari beberapa jenis ikan, sehingga sesuai dan mendapatkan skor 2. Kelimpahan ikan dapat menentukan menghitung indeks kesesuaian wisata sebagai parameter dalam wisata Danau Kelapa Gading khususnya wisata memancing. Semakin banyak jumlah ikannya, semakin cocok kesesuaian wisata tersebut.

5. Jenis ikan

(28)

6. Jarak antara tempat duduk dengan tepi danau

Jarak dari tempat duduk ke tepi danau diukur dengan alat meteran. Setelah pengukuran, jaraknya berkisar 5 – 6 m, sehingga sangat sesuai dan mendapatkan skor 3. Jarak antara tempat duduk dengan tepi danau dapat menentukan menghitung indeks kesesuaian wisata sebagai parameter dalam wisata Danau Kelapa Gading khususnya wisata duduk santai.

7. Pemandangan

Pengamatan pemandangan dapat dilihat secara visual dengan indra penglihatan. Setelah pengamatan, pemandangan di kawasan Danau Kelapa Gading hanya pohon – pohon dan danau, jadi 2-3 dari 4 pemandangan, sehingga sesuai dan mendapatkan skor 2. Pemandangan sangat menentukan menghitung indeks kesesuaian wisata sebagai parameter dalam wisata Danau Kelapa Gading khususnya wisata duduk santai. Semakin bnyak pemandangan yang dapat dilihat, semakin cocok kesesuaian wisata tersebut.

8. Hamparan daratan

Pengamatan pada hamparan daratan kawasan Danau Kelapa Gading dapat dilihat secara visual. Sesuai pengamatan, hamparan daratan kawasan ini berupa kayu dan semen, sehingga sangat sesuai dan mendapatkan skor 3. Hamparan daratan dapat menentukan menghitung indeks kesesuaian wisata sebagai parameter dalam wisata Danau Kelapa Gading khususnya wisata duduk santai 9. Biota berbahaya

(29)

santai. Semakin sedikit biota berbahaya yang ditemukan di suatu lokasi wisata maka lokasi wisata tersebut akan semakin baik.

Aksesibilitas, Sarana dan Prasarana

Aksesibilitas mencakup keseluruhan infrastruktur transportasi yang menghubungkan wisatawan dengan daerah tujuan wisata. Aksesibilitas kawasan Danau Kelapa Gading sangat didukung dengan lokasi yang mudah dijangkau baik menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak dari pusat kota Kisaran ke Danau Kelapa Gading ± 2 km dan dapat ditempuh selama ± 10 menit menggunakan kendaraan bermotor dan menggunakan mobil. Kondisi jalan menuju kawasan Danau Kelapa Gading sangat baik karena merupakan jalan raya lintas sumatera.

(30)

Pengembangan Wisata

Dari hasil kuisioner yang sudah dibagikan untuk pengunjung atau wisatawan, pengunjung merasa kurangnya penyambutan wisatawan untuk daya tarik wisata Danau Kelapa Gading. Sebaiknya diperbaiki penyambutan wisatawannya dengan cara masyarakat setempat bersikap ramah terhadap pengunjung. Kemudian adanya penambahan pondok agar hampir semua pengunjung dapat menempati pondok dan tempat pembuangan sampah sesuai keinginan pengelola di tempat wisata tersebut agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan, dan adanya pelayanan yang baik dari para karyawan di tempat wisata tersebut dengan cara membersihkan setiap area wisata secara berkala agar lingkungan di tempat wisata tersebut terjaga kebersihannya serta bertanggung jawab di dalam pekerjaannya.

Kenyamanan kawasan

Berdasarkan pembagian kuisioner dalam penelitian yang dilakukan di Danau Kelapa Gading, maka didapat hasil nilai kenyamanan kawasan sebagai berikut :

Diketahui :

ERs : 66 responden yang menyatakan nyaman

ERo : 74 responden (Pengunjung + Masyarakat Sekitar)

Ka =

x 100%

= 89,18 %

(31)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Indeks Kesesuaian Wilayah kategori wisata sepeda air termasuk ke dalam golongan S2 yaitu sesuai bersyarat dengan persentase 74,60 %, kategori memancing termasuk ke dalam golongan S1 yaitu sesuai dengan persentase 89,47 %, dan kategori duduk santai termasuk ke dalam golongan S1 yaitu sesuai dengan persentase 89,58 %. Daya dukung kawasan Danau Kelapa Gading adalah 326 orang/hari dan jika dibandingkan dengan data wisatawan di Danau Kelapa Gading yang sebanyak 131 orang/hari menunjukkan bahwa kawasan wisata Danau Kelapa Gading masih memenuhi daya dukung kawasan.

2. Mengembangkan wisata Danau Kelapa Gading yang sudah dijadikan tempat wisata dengan cara pemerintah lebih mmperhatikan kepada pengelola karena tanah lokasi wisata Danau Kelapa Gading merupakan tanah PEMDA dan membantu menambahkan wisata – wisata lainnya di Danau Kelapa Gading.

Saran

(32)

TINJAUAN PUSTAKA

Danau

Danau merupakan salah satu bentuk ekosistem perairan air tawar, dan berfungsi sebagai penampung dan menyimpan air yang berasal dari air sungai, mata air maupun air hujan. Sebagai salah satu bentuk ekosistem air tawar, danau memegang peranan sangat penting dan potensial untuk dikembangkan dan didayagunakan untuk berbagai kepentingan, seperti kepentingan ekonomi, perikanan, irigasi, sumber air bersih dan pariwisata. Dari sisi ekologi, danau juga berperan sebagai penyangga bagi kehidupan sekitarnya, dan memilii kekayaan keanekaragaman hayati yang potensial bagi kesejahteraan masyarakat (Ginting, 2011).

(33)

Defenisi Pariwisata

Dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1, dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata. Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu : (1) Kegiatan perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4) Perjalanan tersebut seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain (Damanik dan Weber, 2006). Pariwisata juga merupakan kegiatan perpindahan/perjalanan orang secara temporer dari tempat mereka biasa bekerja dan menetap ke tempat luar, guna mendapatkan kenikmatan dalam perjalanan atau di tempat tujuan (Holloway dan Plant, 1989). Wisata merupakan suatu bentuk pemanfaatan sumberdaya alam yang mengandalkan jasa alam untuk kepuasan manusia. Kegiatan manusia untuk kepentingan wisata dikenal juga dengan pariwisata (Yulianda, 2007 diacu oleh Rahmawati, 2009).

Wisata Danau

(34)

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha – usaha yang terkait di bidang tersebut.

4. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata.

5. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek dan daya tarik wisata,

usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut.

6. Obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.

7. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

Menurut Sulaksmi (2007) menyatakan bahwa bentuk wisata antara lain : ekowisata (ecotourism), wisata alam (nature tourism), wisata petualangan (adventure tourism), wisata berdasarkan waktu (gateway and stay) dan wisata Budaya (cultural tourism).

Pariwisata di Indonesia dimulai pada awal tahun enam puluhan. Istilah ini semakin menjadi pembicaraan, terutama setelah Presiden Suharto menyampaikan kata sambutan dalam pertemuan ramah tamah dengan para peserta seminar dan rapat kerja kepariwisataan tanggal 27 Nopember 1982 di istana negara (Razzak dan Suniarti, 1994).

(35)

Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata (Kartawan, 2004).

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan daerah. Usaha memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi negara. Majunya industri pariwisata suatu daerah sangat bergantung kepada jumlah wisatawan yang datang, karena itu harus ditunjang dengan peningkatan pemanfaatan Daerah Tujuan Wisata (DTW) sehingga industri pariwisata akan berkembang dengan baik. Negara Indonesia yang memiliki pemandangan alam yang indah sangat mendukung bagi berkembangnya sektor industri pariwisata di Indonesia (Meta, 2002).

Konsep pemanfaatan, wisata dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu (Fandeli, 2000., META, 2002 diacu oleh Yulianda, 2007) :

a. Wisata alam (nature tourism), merupakan aktivitas wisata yang ditujukan pada pengalaman terhadap kondisi alam atau daya tarik panoramanya.

(36)

c. Ekowisata (ecotourism,), merupakan wisata berorientasi pada lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumberdaya alam/lingkungan dan industri kepariwisataan.

Potensi sumber daya alam memiliki makna, kekuatan dan karakter tersendiri dalam menopang perkembangan kepariwisataan. Salah satu sumber daya alam yang dapat memberikan dorongan bagi tumbuh dan berkembangnya kepariwisataan adalah sumber daya yang berbentuk danau. Potensi danau sebagai daya tarik wisata memiliki karakter tersendiri. Danau merupakan suatu tempat di mana perpaduan antar tersedianya air dengan keindahan alam menjadi satu bentuk yang indah dan menarik dan memiliki nuansa alami di mana air berperan penting dalam memberikan kehidupan di sekitarnya. Bilamana dilihat secara fungsi, danau berfungsi sebagai tempat reservoir air atau menampung air dari sumber mata air dan memiliki fungsi yang dapat memelihara hidrologi, disamping itu danau dikaitkan pula sebagai fungsi pengairan dimana fungsi air pada daerah tertetu dimanfaatkan sebagai pemenuhan air bagi pengairan, pelistrikan dan pemenuhan kebutuhan air lainnya bagi masyarakat (Sastrayuda, 2010).

Unsur-unsur daya tarik danau (yang tidak merupakan kesatuan dengan obyek/lokasi TN (Taman Nasional), TWA (Taman Wisata Alam), TAHURA (Taman Hutan Raya) dan TB (Taman Buru)) meliputi :

1. Keindahan 2. Kenyamanan 3. Keselamatan

(37)

6. Variasi kegiatan di danau

7. Variasi kegiatan di lingkungan danau 8. Kekhasan lingkungan danau

Pembangunan Wisata Berkelanjutan

Ide dasar pembangunan berkelanjutan adalah kelestarian sumberdaya alam dan budaya. Ide-ide tersebut selanjutanya diturunkan ke dalam konsep pariwisata berkelanjutan. Artinya adalah pembangunan sumberdaya (atraksi, aksesibilitas, dan amenitas) pariwisata yang bertujuan untuk memberi keuntungan optimal bagi

pemangku kepentingan dan nilai kepuasan optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang, oleh sebab itu, pengembangan infrastruktur pariwisata harus memberikan keuntungan jangka panjang bagi pelaku wisata. Ide pembangunan yang berkelanjutan tersebut sejalanan dengan konsep pengelolaan ekowisata yang tidak hanya berorientasi pada keberlanjutan tetapi juga mempertahankan nilai sumberdaya alam dan manusia (Damanik dan Weber 2006).

(38)

UU No. 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan menyatakan bahwa obyek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata yang terdiri atas:

a. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna.

b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata buru, wisata petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.

Indeks Kesesuaian Wisata

Analisis kesesuaian wisata merupakan analisis yang dimaksudkan untuk mengetahui kesesuian wisata pada suatu kawasan dalam penggunaan lahan pada kawasan tersebut. Analisis ini juga digunakan dalam kajian wisata Danau Kelapa Gading. Kesesuaian wisata ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan provinsi Sumatera Utara .

Menurut Azis dkk (2012) menyatakan bahwa setiap parameter memiliki bobot dan skor, dimana pemberian bobot berdasarkan tingkat kepentingan suatu parameter terhadap perencanaan kawasan wisata. bobot yang diberikan adalah 5 (lima), 3 (tiga), dan 1 (satu). Kriteria untuk masing-masing pembobotan adalah sebagai berikut :

1. Pemberian bobot 5: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter sangat diperlukan atau parameter kunci.

(39)

3. Pemberian bobot 1: hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa unsur parameter dalam unsur penilaian tidak begitu diperlukan tetapi harus selalu ada atau parameter ini tidak penting.

Menurut Yulianda (2007) menyatakan bahwa setiap kegiatan wisata memiliki persyaratan-persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan kawasan obyek wisata yang akan dikembangkan. Masing-masing jenis kegiatan wisata memiliki parameter kesesuaian yang berbeda-beda antara kegiatan wisata yang satu dengan jenis kegiatan wisata yang lainnya. Parameter kegiatan tersebut disusun dalam kelas kesesuaian untuk masing- masing jenis kegiatan wisata.

Daya Dukung Kawasan

Daya dukung alam diartikan sebagai kemampuan alam untuk mendukung kehidupan untuk manusia. Berkurangnya daya dukung alam akan berakibatkan pula terhadap kemampuan alam untuk mendukung kehidupan manusia. Oleh karena itu daya dukung alam harus di jaga agar tetap dapat memberikan dukungannya bagi kehidupan manusia. Daya dukung alam perlu dijaga karena daya dukung alam dapat berkurang atau menyusut sejalan dengan berputarnya waktu dan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemajuan industri (Wardhana, 2004).

(40)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Danau merupakan suatu badan air yang tergenang sepanjang tahun yang dapat terbentuk baik secara alami maupun buatan. Danau buatan adalah danau yang terbentuk akibat aktivitas manusia menjadi suatu bendungan atau air yang tertimbun.

Kabupaten Asahan memiliki cukup obyek wisata, salah satu yang populer saat ini yaitu Danau Kelapa Gading. Danau Kelapa Gading memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai obyek wisata danau. Kondisi danau tersebut menawarkan sarana prasarana wisata dan lingkungan yang bersih.

Danau Kelapa Gading merupakan salah satu danau buatan yang terdapat di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara yang terletak tidak jauh dari perkotaan. Danau tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas memancing dan juga sebagai tempat wisata, dari kegiatan tersebut tentunya akan didukung oleh bentuk dan kedalaman danau. Dalam pemanfaatan Danau Kelapa Gading juga harus melihat bagaimana obyek wisata disana.

(41)

Berhubungan karena Danau Kelapa Gading dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan memancing dan juga sebagai tempat wisata, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui daya dukung kawasan wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini mengambil judul Kajian Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan Wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara.

Perumusan Masalah

Dewasa ini berwisata sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, terutama bagi masyarakat kalangan menengah ke atas. Wisata dapat menjadi pilihan yang tepat untuk me-refreshing diri dari kesibukan dan pekerjaan sehari-hari. Ada banyak jenis wisata, salah satunya adalah wisata danau. Wisata danau merupakan wisata yang menawarkan keindahan danau baik itu kondisi fisik dan sarana dan prasarana yang ada.

Berdasarkan uraian di atas, penulis menuliskan permasalahan dalam bentuk pertanyaan :

1. Berapa daya dukung dan kesesuaian wisata di kawasan tersebut untuk kegiatan wisata?

(42)

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menghitung indeks kesesuaian wisata dan daya dukung kawasan Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui cara mengembangkan wisata Danau Kelapa Gading yang sudah dijadikan tempat wisata.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber data atau informasi dan acuan dalam upaya pengembangan wisata Danau Kelapa Gading berbasis lingkungan yang berkelanjutan.

Kerangka Pemikiran

(43)

\

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Keterangan : = Faktor utama penelitian

Persepsi Wisatawan Persepsi Masyarakat Sekitar

(44)

MAHDREFO MUHAMMAD. Kajian Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan Wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan TAJUDDIN SIREGAR.

Danau Kelapa Gading merupakan salah satu danau buatan yang terdapat di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara yang terletak tidak jauh dari perkotaan. Danau tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas memancing dan juga sebagai tempat wisata, dari kegiatan tersebut tentunya akan didukung oleh bentuk dan kedalaman danau. Dalam pemanfaatan Danau Kelapa Gading juga harus melihat bagaimana obyek wisata disana. Indeks Kesesuaian Wilayah kategori wisata sepeda air termasuk ke dalam golongan S2 yaitu sesuai bersyarat dengan persentase 74,60 % , kategori memancing termasuk ke dalam golongan S1 yaitu sesuai dengan persentase 89,47 %, dan kategori duduk santai termasuk ke dalam golongan S1 yaitu sesuai dengan persentase 89,58 %. Daya dukung kawasan Danau Kelapa Gading adalah 326 orang/hari dan jika dibandingkan dengan data wisatawan di Danau Kelapa Gading yang sebanyak 131 orang/hari menunjukkan bahwa kawasan wisata Danau Kelapa Gading masih memenuhi daya dukung kawasan.

(45)

MAHDREFO MUHAMMAD. Conformity Assessment Capability Travel and Tourism Region Lake Kelapa Gading Asahan district of North Sumatra province. Supervised by PINDI PATANA dan TAJUDDIN SIREGAR.

Lake Kelapa Gading is one of the artificial lake located in Asahan district of North Sumatra province, located not far from the urban areas. The lake is used by the community to carry out fishing activities as well as tourist attractions, of these activities must be supported by the shape and depth of the lake. Kelapa Gading in the utilization of the lake also have to see how the sights there. Suitability Index Territory bicycle travel category of water included in the group S2 which is in accordance with the percentage of 74.60% conditional, fishing category included in the group S1 is in accordance with the percentage of 89.47%, and a relaxing seating categories included in the group S1 is in accordance with percentage of 89.58%. The carrying capacity of the Lake region Kelapa Gading is 326 people / day and compared with the data of tourists in Kelapa Gading lake that as many as 131 people / day showed that the tourist area of Lake Kelapa Gading still meet the carrying capacity of the region.

(46)

SKRIPSI

MAHDREFO MUHAMMAD 120302060

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(47)

KAJIAN KESESUAIAN WISATA DAN DAYA DUKUNG

KAWASAN WISATA DANAU KELAPA GADING

KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

MAHDREFO MUHAMMAD 120302060

Skripsi sebagai Satu di antara Beberapa Syarat untuk dapat Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN

(48)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul penelitian : Kajian Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan Wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara

Nama Mahasiswa : Mahdrefo Muhammad

NIM : 120302060

Program Studi : Manajemen Sumberdaya Perairan

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Pindi Patana, S.Hut, M.Si Ir. Tajuddin Siregar, M.MA Ketua Anggota

Mengetahui

Dr. Ir. Yunasfi, M.Si

(49)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Mahdrefo Muhammad

NIM : 120302060

menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kajian Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan Wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi

Sumatera Utara”

adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Medan, Juni 2016

(50)

MAHDREFO MUHAMMAD. Kajian Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan Wisata Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan TAJUDDIN SIREGAR.

Danau Kelapa Gading merupakan salah satu danau buatan yang terdapat di Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara yang terletak tidak jauh dari perkotaan. Danau tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk melakukan aktivitas memancing dan juga sebagai tempat wisata, dari kegiatan tersebut tentunya akan didukung oleh bentuk dan kedalaman danau. Dalam pemanfaatan Danau Kelapa Gading juga harus melihat bagaimana obyek wisata disana. Indeks Kesesuaian Wilayah kategori wisata sepeda air termasuk ke dalam golongan S2 yaitu sesuai bersyarat dengan persentase 74,60 % , kategori memancing termasuk ke dalam golongan S1 yaitu sesuai dengan persentase 89,47 %, dan kategori duduk santai termasuk ke dalam golongan S1 yaitu sesuai dengan persentase 89,58 %. Daya dukung kawasan Danau Kelapa Gading adalah 326 orang/hari dan jika dibandingkan dengan data wisatawan di Danau Kelapa Gading yang sebanyak 131 orang/hari menunjukkan bahwa kawasan wisata Danau Kelapa Gading masih memenuhi daya dukung kawasan.

(51)

MAHDREFO MUHAMMAD. Conformity Assessment Capability Travel and Tourism Region Lake Kelapa Gading Asahan district of North Sumatra province. Supervised by PINDI PATANA dan TAJUDDIN SIREGAR.

Lake Kelapa Gading is one of the artificial lake located in Asahan district of North Sumatra province, located not far from the urban areas. The lake is used by the community to carry out fishing activities as well as tourist attractions, of these activities must be supported by the shape and depth of the lake. Kelapa Gading in the utilization of the lake also have to see how the sights there. Suitability Index Territory bicycle travel category of water included in the group S2 which is in accordance with the percentage of 74.60% conditional, fishing category included in the group S1 is in accordance with the percentage of 89.47%, and a relaxing seating categories included in the group S1 is in accordance with percentage of 89.58%. The carrying capacity of the Lake region Kelapa Gading is 326 people / day and compared with the data of tourists in Kelapa Gading lake that as many as 131 people / day showed that the tourist area of Lake Kelapa Gading still meet the carrying capacity of the region.

(52)

Mahdrefo Muhammad dilahirkan di Medan pada tanggal 30 Oktober 1994 dari Ayahanda Tengku Sayid Husin Fakhrial dan Ibunda Irma Rosyanti Hanum Lubis . Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.

Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Negeri 101897 tahun 2006, SMP Negeri 1 Lubuk Pakam tahun 2009 dan SMA Negeri 1 Lubuk Pakam tahun 2012. Pada tahun 2012 penulis diterima di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Sumatera Utara melalui Jalur Ujian Masuk Bersama – Perguruan Tinggi Negeri Reguler (UMP-PTN Reguler). Selama mengikuti perkuliahan penulis mengikuti organisasi sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (IMASPERA). Penulis aktif sebagai asisten-asisten laboratorium seperti Praktikum Dasar Ilmu Perairan di semester 5, Praktikum Avertebrata Air di semester 7, Praktikum Fisiologi Hewan Air di semester 6 dan semester 8, dan Praktikum Biologi Laut di semester 8. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu di Tanjung

(53)

Puji syukur sayaucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga skjripsi ini dapat diselesaikan.Skripsi yang berjudul Kajian Kesesuaian Wisata dan Daya Dukung Kawasan Wisata Danau Kelapa

Gading Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara” merupakan salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Penulis menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada Ibunda tersayang Irma Rosyanti Hanum Lubis, S.Pd, Ayahanda Tengku Sayid Husin Fakhrial SE, adik Shafrina dan terakhir yang tercinta teman-teman Stambuk 2012 dan adik-adik stambuk 2013-2015 yang telah memberikan dukungan moril, materi, kasih sayang dan doa restu kepada penulis. Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Pindi Patana S.Hut, M.Si selaku ketua komisi pembimbing, kepada Bapak Ir. Tajuddin Siregar, M.MA selaku anggota komisi pembimbing dan terutama sekali kepada Bapak Dr. Ir. Yunasfi, M.Si yang tak hentinya memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan hasil penelitian ini.

(54)

Halaman

(55)
(56)
(57)

No. Halaman

1. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt)….... 17

2. Prediksi Waktu yang Dibutuhkan untuk Setiap Kegiatan Wisata... 17

3. Hasil Pengukuran Kualitas Perairan………. 19

4. Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Kategori Sepeda Air… 21

5. Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Kategori Memancing... 21

6. Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Kategori Duduk Santai 22

(58)

No Halaman 1. Matriks Kesesuaian Lahan untuk Ekowisata Perairan Tawar Kategori

Wisata Danau... 36

2. Alat dan Bahan Penelitian……….. 37

3. Kegiatan Penelitian……… 38

4. Perhitungan Daya Dukung Kawasan………. 39

5. Sarana dan Prasarana Danau Kelapa Gading………. 40

6. Kuisioner Penelitian untuk Pengunjung Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan……… 41

7. Kuisioner Penelitian untuk Masyarakat Sekitar Danau Kelapa Gading Kabupaten Asahan………. 44

8. Tabulasi Hasil Kuisioner Pengunjung dan Masyarakat………. 47

Gambar

Gambar 2. Lokasi Penelitian Danau Kelapa Gading Kota Kisaran Kabupaten
Tabel 1. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt) Unit
Tabel 3. Hasil Pengukuran Kualitas Perairan
Tabel 4. Hasil Pengukuran Indeks Kesesuaian Wisata Kategori Sepeda Air
+4

Referensi

Dokumen terkait

Underaning Panliten yaiku (1) Kepriye undhak-undhakane asil pasinaon siswa sasajrone pasinaon nulis layang pribadi kanthi Modhel Kooperatif Tipe STAD (2) Kepriye

18 Jika saya akan melakukan hubungan seks pranikah dengan pacar, saya akan menggunakan kondom agar tidak terjadi kehamilan di luar nikah..

Belajar merupakan suatu proses dan bukan hasil oleh karena itu belajar mengajar berlangsung secara aktif dan interaktif dengan mengunakan berbagai bentuk perbuatan

Hasil yang dicapai setelah sistem ini terbentuk antara lain sistem canggih dan cerdas yang mampu menyimpan data masa lalu yang digunakan sebagai acuan

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sabbatini (2002) resiko tinggi untuk terjadi insomnia pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis adalah

Salah satu penyebabnya adalah karena masyarakat Desa Tikong merupakan kesatuan masyarakat hukum adat dan agraris, yaitu masyarakat yang mempunyai keterkaitan

Secara parsial variable X4 (Struktur Aktiva) memiliki nilai probabilitas (siginifikansi) 0,401 lebih besar dari toleransi kesalahan (  ) yang diberlakukan

[r]