• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang melaksanakan tridarma perguruan tinggi sangat dibutuhkan.

Perpustakaan perguruan tinggi adalah: perpustakaan yang terdapat pada perguruan tinggi, badan bawahanya, maupun lembaga yang berafilitas dengan perguruan tinggi, dengan tujuan utama membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya”. (Sulistyo-Basuki,1991: 3).

Sedangkan menurut Hasugian (2009: 70) pengertian perpustakaan perguruan tinggi adalah koleksi atau sekumpulan koleksi buku atau bahan lainnya yang di organisasikan dan dipelihara untuk penggunaan, keperluan (membaca, konsultasi, belajar, meneliti), dikelola oleh pustakawan dan staf terlatih lainnya dalam rangka penyediaan layanan untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

2.1.1 Pengertian, Tujuan, Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan sebagai unit kerja, baik yang berdiri sendiri, maupun yang tergabung kepada unit organisasi yang membawahinya, sebaiknya perlu menetapkan visi, misi, tugas, dan fungsinya. Hal-hal tersebut merupakan pedoman, arah dan tuntutan untuk mencapai tujuan akhir. Oleh karena itu tujuan, fungsi, visi, misi perpustakaan tidak sama, Melainkan tergantung pada jenis perpustakaan kebijakan pimpinan lembaga yang bersangkutan.

Oleh karena itu perpustakaan tersebut tidak perlu merumuskan sendiri visi dan misinya. Perpustakaan khusus tinggal melaksanakan semua aktivitas dengan sebaik-baiknya sekaligus dalam rangka pencapaian visi dan misi organisasi yang bersangkutan.

2.1.2 Tujuan perpustakaan

Secara umum menurut Sutarno (2006: 53) adalah “menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara, dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya, dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.

2.1.3 Fungsi perpustakaan

Fungsi perpustakaan selalu dikaitkan dengan jenis perpustakaan dan misi yang diembannya. Berikut ini adalah fungsi perpustakaan secara umum menurut beberapa pendapat ahli adalah sebagai berikut:

Menurut Hasugian (2009: 86) fungsi perpustakaan secara umum adalah sebagai berikut : 1. Penyimpanan 2. Pendidikan 3. Penelitian 4. Informasi 5. Kultural 6. Fungsi rekreasi

Pada umumnya perpustakaan memiliki fungsi yaitu :

1. Fungsi penyimpanan, bertugas menyimpan koleksi (informasi) karena tidak mungkin semua koleksi dapat dijangkau oleh perpustakaan

2. Fungsi informasi, perpustakaan berfungsi menyediakan berbagai informasi untuk masyarakat

3. Fungsi pendidikan, perpustakaan menjadi tempat dan menyediakan sarana untuk belajar baik dilingkungan formal maupun nonformal

4. Fungsi rekreasi, masyarakat dapat menikmati rekreasi kultural dengan membaca dan mengakses berbagai sumber informasi hiburan seperti: novel, cerita rakyat, puisi, dan sebagainya

5. Fungsi kultural, perpustakaan berfungsi untuk mendidik dan mengembangkan apresiasi budaya masyarakat melalui berbagai aktivitas,

seperti: pameran, pertunjukan, bedah buku, mendorong, seminar, dan sebagainya

Fungsi perpustakaan khusus menurut Sutarno(2003: 58) adalah “tempat penelitian dan pengembangan, pusat kajian, serta penunjang pendidikan dan pelatihan sumberdaya manusia (pegawai)”.

Dalam UNESCO yang dikeluarkan pada tahun 1972 tentang 4 (empat) tujuan perpustakaan umum yang disebut sebagai tiang demokrasi, maka sejalan dengan tujuan pendidikan luar sekolah maka perpustakaan juga berfungsi sebagai tempat pendidikan luar sekolah. Hal tersebut dapat kita perhatikan dalam penjelasan tujuan perpustakaan secara umum:

1. Membina minat baca masyarakat 2. Mendorong semangat belajar 3. Menaikkan tingkat pendidikan

4. Membina daya kreasi, prakarsa dan swadaya masyarakat sehingga dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pendapatan.

(Depdikbud 1997: 12) 2.1.4 Visi perpustakaan

Visi adalah masa depan yang dicita-citakan, predictable (dapat diprediksi), dan dapat diperhitungkan untuk diwujudkan berdasarkan dan berpijak pada kondisi, kekuatan, kenyataan, dan kemampuan, yang dimiliki sekarang. Dengan kata lain visi adalah suatu mimpi tentang masa depan yang akan datang tetapi menjadi kenyataan. Jadi visi sangat penting buat suatu perpustakaan begitu pula dengan perpustakaan khusus supaya semua yang telah ditargetkan dalam mendirikan suatu perpustakaan khusus dapat terwujud sesuai dengan lembaga induknya. Menurut Sutarno (2006: 51) “visi perpustakaan adalah sama dengan visi lembaga induknya yang bersangkutan”.

2.1.5 Misi perpustakaan

Misi merupakan penjabaran lebih lanjut dari visi, sehingga misi merupakan pokok-pokok kegiatan yang harus dirumuskan agar lebih realistis untuk pencapaiannya. Misi untuk setiap perpustakaan tentu akan berbeda denagn perpustakaan yan lain karena visinya pun berbeda.

Namun pada prinsipnya menurut Zen (2006: 52) secara garis besar misi perpustakaan dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Memberikan layanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan pemakai 2. Mendukung dan berpartisipasi dalam program-program perpustakaan bagi

masyarakat pemakainya

3. Memberikan kemudahan kepada pengembangan informasi peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan

4. Menciptakan dan memantapkan kebiasaan membaca masyarakat pengguna perpustakaan tersebut

2.2 Perkembangan Perpustakaan

Manusia tidak bisa hidup tanpa informasi. Bahkan informasi timbul bersamaan dengan terciptanya manusia pertama di dunia. Informasi dalam bahasa latin “informare” berarti membentuk melalui pembentukan selain menandung pengertian “pendidikan” informasi berarti penelitian, pesan dan keterangan. Berdasarkan pengertian “information“ dalam bahsa inggris dewasa ini diartikan penambahan pengetahuan di pihak penerima. Penambahan ilmu pengetahuan tersebut berarti belajar melalui pendidikan baik formal. Pemerintah pada akhir ini sangat menampakkan perhatian pada pendidikan.

Untuk melek informasi perlu adanya kemauan membaca untuk mendapat tambahnya pengetahuan tersebut. Bagi pustakawan hal tersebut merupakan suatu kewajiban dalam mencapai tingkat information literacy. semua itu dapat tersimpul dalam keputusan president RI No. 87 tahun 1999 tentang rumpun jabatan fungsional PNS.

Untuk pengembangan karir pustakawan terutang dalam keputusan MENPAN Nomor 132/KEP/M.PAN/12/2002. dilain pihak pengembangan perpustakaan sendiri kelihatannya masih kurang bersemangat, walaupun sudah banyak peraturah pemerintah.

Peraturan Presiden, penetapan Presiden, keputusan Presiden, SK Menteri, instruksi Menteri. Sampai instruksi tingkat paling bawah, yang dikeluarkan dari semua kementrian maupun dari non Departemen.

Kondisi perpustakaan suatu bangsa adalah merupakan cermin atau refleksi tingkat kebudayaan yang dicapainya, dimana perpustakaan diharapkan mampu memperkenalkan dan meningkatkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat serta menanamkan sikap untuk terus menerus bisa belajar secara berkelanjutan seumur hidup sepanjang hayat atau yang disebut dengan long live education (Rimbarawa 2006 :11).

Pengembangan perpustakaan harus dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Namun pendanaan untuk pengembangan perpustakaan itu langka kenyataannya.

Oleh karena itu, pendekatannya adalah sistem bergilir berdasarkan kinerja pendekatannya, dengan maksud untuk mendapatkan kepastian bahwa perpustakaan yang akan diberi dana hibah adalah perpustakaan yang memiliki potensi untuk berkembang dan mampu memanfaatkan dana hibah tersebut sebaik-baiknya. (Sungkono 2006: 1)

2.2.1 Peran Perpustakaan

Peran sebuah perpustakaan adalah bagian dari tugas pokok yang harus dijalankan didalam perpustakaan. Oleh karena itu peran yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya misi dan tujuan perpustakaan. Setiap perpustakaan yang akan dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya.

Peran tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsi perpustakaan.

Peranan yang dapat dijalankan oleh perpustakaan antara lain adalah :

1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi pendidikan, penelitian, preservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat

2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya

3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani

4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk mengembangkan minat baca, dan budaya baca, melalui penyediaan bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemustaka

5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan modivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya

6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagi penemuan, sejarah, pemikiran, dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa yang lalu, yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu yang disimpan di perpustakaan

7. Perpustakaan berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung perpustakaan. Mereka dapat belajar secara mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber sumber informasi dan ilmu pengetahuan

8. Petugas perpustakaan dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (users education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya perpustakaan bagi orang banyak

9. Perpustakaan berperan dalam menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua hasil karya umat manusia yang tak ternilai harganya

10.Perpustakaan dapat berperan sebagai ukuran (barometer) atas pemakaian perpustakaan. Sebab masyarakat yang sudah maju dapat ditandai dengan adanya perpustakaan yang sudah maju, sebaliknya masyarakat yang sedang berkembang biasanya belum memiliki perpustakaan yang memadai dan representative

11.Secara tidak langsung, perpustakaan yang berfungsi dan telah dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, dapat ikut berperan dalam mengurangi dan mencegah kenakalan remaja seperti tawuran, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, dan tindak indisipliner. (Sutarno 2006: 68)

Perpustakaan dengan bahan bacaan yang berisi pendidikan informasi, dan rekreasi yang sehat dan positif, serta dipahami dan dijiwai oleh pembacanya (para remaja). Selanjutnya materi bacaan tersebut mampu menggugah aspirasi. Inspirasi, ide-ide dan gagasan mengembangkan minat dan bakat.

Perpustakaan dapat berperan aktif dalam mencari/ penelusuran membina dan mengembangkan serta menyalurkan hobi/ kegemaran, minat, dan bakat yang dimiliki oleh masyarakat melalui berbagai kegiatan yang dapat diselenggarakan oleh masyarakat. (Sutarno 2006: 68)

Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya yang dilakukan oleh manusia dengan standar untuk mendatangkan perubahan sikap, perilaku seseorang melalui pembelajaran dan pelatihan seperti sekolah dengan pendidiknya adalah guru. Atau pendidikan dirumah dimana orang tua, dengan sikap dan pandangan anak-anaknya, disamping pembelajaran yang di organisir dan dilakukan oleh masyarakat itu sendiri.

Namun dalam masyarakat yang lebih kompleks diperlukan sistem pembelajaran yang bisa menerima transmisi budaya, ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi yang begitu beragam. Untuk itu diperlukan system

Masing-masing pengunjung dilatih untuk bertanggung jawab atas segala pilihan yang ditentukannya sendiri dengan cara memanfaatkan perpustakaan sebagai media informasi dan sumber ilmu pengetahuan. (Sujono 2006: 306)

2.2.2 Pengelolaan Perpustakaan

Setelah perpustakaan dibentuk atau dibangun maka selanjutnya perpustakaan itu akan beroperasi melaksanakan tugas dan fungsinya. Pemeran utama pelaksanaan tugas dan fungsi perpustakaan adalah pemimpin atau kepala perpustakaan yang diangkat oleh penyelenggara.

Pemimpin perpustakaan ini yang mengelola seluruh kegiatan yang berlangsung di perpustakaan. Jadi tugas pengelola (manajemen) perpustakaan baru dilaksanakan setelah pembentukan perpustakaan selesai dan penyelenggaraan, yaitu organisasi yang menaunginya telah mengangkat pemimpin/ kepala perpustakaan. (Sutarno 2006: 76)

Oleh karena itu keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan tergantung kepada pemimpin/ kepala perpustakaan, maka seorang kepala perpustakaan harus dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Tugas-tugas itu meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

1. Menyiapkan rencana dan anggaran, terutama anggaran rutin tahunan, dan mengusahakan memperoleh persetujuan untuk dilaksanakan

2. Pengorganisasian pekerjaan

3. Menyediakan dan penyiapan pegawai serta sarana dan prasarana kerja 4. Menggerakkan para pelaksana agar rajin dan bersemangat kerja

5. Melaksanakan kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi dan sarana prasarana perpustakaan

6. Menjalin hubungan baik dengan atasan penyelenggaraan, pembinaan mitra kerja, dan unit-unit kerja terkait lainnya

7. Mengawasi pelaksanaan rencana kerja dan penggunaan anggaran, perlengkapan dan sarana prasarana kerja

8. Melakukan evaluasi terhadap rencana program, pelaksanaan penggunaan sumberdaya perpustakaan serta menyiapkan konsep perbaikan dan peningkatan

9. Membuat dan memberikan laporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan program kerja kepada atasan

Agar semua tugas pengelolaan diatas dapat dilaksanakan, maka kepala perpustakaan harus dapat dilaksanakan dengan baik, maka kepala perpustakaan harus memahami dengan jelas:

1. Tugas dan fungsi perpustakaan

2. Kewajiban dan tanggung jawab sebagai pemimpin 3. Bidang kegiatan pejabat fungsional pustakawan

4. Kegiatan pembinaan perpustakaan dari perpustakaan Nasional 5. Kebijakan teknis dari penyelenggaraan perpustakaan

Menurut Hermawan (2003: 89) tugas utama perpustakaan adalah berperan aktif melaksanakan tugas fungsi penyelenggaraan perpustakaan tersebut, dengan cara:

1. Menghimpun, menyediakan, menyiapkan, mengolah, mengemas, dan memelihara koleksi bahan pustaka siap pakai, serta sarana informasi lainnya yang sesuai dengan keperluan perpustakaan dan masyarakat pemakai

2. mendayagunakan koleksi, berupa penyediaan system layanan, penyiapan tenaga manusia, penyediaan sarana dan prasarana, serta menginformasikan atau mempromosikan koleksi dan jasa kepada masyarakat

3. melaksanakan layanan kepada masyarakat pemakai, termasuk memberikan informasi tentang konsep perpustakaan, bimbingan kepada pemakai yang menemui kesulitan mengakses sumber informasi

Selanjutnya agar pengelolaan perpustakaan dapat berjalan baik, maka para pelaksana tersebut perlu mengerti, memahami dan mampu menerapkan prinsip-prinsip. Prinsip-prinsip manajemen tersebut menurut Henry (2003: 90) adalah:

1. Pembagian kerja 2. Kewenangan

3. Kepatuhan bawahan kepada pemegang kewenangan

4. Kesatuan pimpinan, satu kepala, dan satu program untuk semua orang 5. Kesatuan gerak, satu kepala, dan satu program untuk setiap orang

6. Kepentingan umum organisasi diutamakan daripada kepentingan pribadi atau kelompok

7. Penghargaan kepada setiap pegawai dengan adil sesuai dengan jasa dan prestasinya, yang memuaskan

8. Organisasi yang terpusat (sentralistis) atau desentralistis 9. Jenjang herarkhi dari atas kebawah dan dari bawah keatas 10.Asas keterlibatan dalam organisasi

11.Asas kewajaran atau keadilan

12.Asas tidak sering ada reorganisasi (supaya stabil)

13.Asas adanya prakarsa tumbuhnya inisiatif dari bawahan kepada atasan 14.Asas kerukunan dalam organisasi

Selain prinsip-prinsip manajemen seperti telah di uraikan diatas, maka dalam penyelenggaraan perpustakaan perlu menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan benar pula. Mengenai fungsi manajemen ini, banyak sekali pendapat yang diketengahkan oleh para pakar.

Salah satu adalah yang dikemukakan oleh George (1980: 32), yaitu yang terdiri atas:

1. Perencanaan 2. Pengorganisasian 3. Penggerakan 4. Pengawasan

Berikut akan dibahas satu persatu fungsi manajemen tersebut: 1. Perencanaan

Perencanaan atau planning merupakan fungsi yang pertama dalam manajemen. Perencanaan adalah rangkaian perhitungan dan menentukan tentang apa-apa yang akan dijalankan dalam rangka pencapaian suatu tujuan (objective) yang tertentu, dimana, kapan/ bilamana. Oleh siapa, dan bagaimana tata caranya. Setiap rencana menganudng tiga ciri khas yakni:

1. Salah satu mengenai masa depan, berdimensi waktu kedepan

2. Selalu mengandung kegiatan-kegiatan tertentu dan bertujuan yang akan dilakukan

3. Ada alasan, sebab, motif atau landasan, baik personal, organisasi atau kedua-duanya

Perencanaan yang baik memerlukan kemampuan berpikir yang tertentu, seni tertentu, dan perkiraan kedepan tentang apa yang akan dicapai dan diwujudkan.

Bentuk-bentuk rencana yang praktis dan jitu akan sangat memudahkan pelaksanaan dan pengawasan. Bentuk-bentuk dasar rencana itu adalah:

1. Objektif, yaitu suatu rumusan yang hendak dicapai yang harus jelas dan sebaiknya diketahui oleh semua komponen/ perangkat organisasi

2. Kebijakan yaitu, merupakan pedoman keputusan-keputusan dimasa yang akan datang

3. Mekanisme, prosedur dan metode tentang tata cara dalam melaksanakan segala sesuatu yang akan dijalankan

4. Proses merupakan alur kerja yang konsisten runtut tertib dan berkelanjutan sampai dengan selesai

5. Program, jadwal, anggaran maket, disain, pola dan model tentang segala sesuatu yang akan dijalankan agar semuanya berjalan dengan efektif dan efisien

2. Pengorganisasian

pengorganisasian (organization) adaah suatu bentuk kerjasama antara kelompok orang, berdasarkan suatu perjanjian untuk bekerjasama guna mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Setiap “bentuk” harus ada konfigurasinya yang tertentu yang disebabkan oleh sesuatu yang didalamnya yang disebut struktur atau kerangka.

Langkah-langkah dalam pengorganisasian adalah sebagai berikut: 1. Mempelajari rencana, terutama dari segi

2. Apa tujuan kegiatan

3. Apa-apa yang harus dilaksanakan 4. Siapa-siapa yang harus menjalankan 5. Bilamana harus dijalankan

6. Dimana harus dijalankannya

7. Menegaskan siapa yang berkuasa dan bertanggungjawab sepenuhnya atas semua rencana kegiatan tersebut

8. Tujuan diperinci menjadi objek (sasaran) sehingga seluruh kegiatan di bagi-bagi, akhirnya mendapat unit-unit kerja atau unit tugas pengadaan, pengolahan, layanan dan lain sebainya

9. Setiap unit kerja dipertanggungjawabkan kepada suatu kelompok, bagian atau seksi orang-orang dengan pimpinan pada seorang kepala masing-masing

10.Kepada setiap kepala unit didelegasikan kewenangan serta tanggungjawab yang sesuai dengan bobot unitnya

11.Dari semua apa yang diatur tersebut di atas dibuat skema atau bagan organisasi (organization chart) dan peraturan-peraturan beserta instruksi-instruksinya sehingga tidak bertentangan dengan struktur organisasi yang sudah ditetapkan atasan

Secara singkat pengorganisasian diperpustakaan ada tiga kegiatan pokok, yaitu: 1. “division of work” atau pembagian kerja

3. “estabilishment of the relationships between positions and units to facilitate harmonius teamwork”, yaitu menciptakan tata hubungan antara jabatan-jabatan dan unit-unit agar dapat berkembang dan menjadi tim yang harmonis

3. Penggerakan

Penggerakan (actuating) dijalankan oleh para pimpinan dengan menerapkan ilmu dan seni (science and art) setelah adanya rencana dan organisasi. Ilmu adalah kemampuan dan keterampilan berdasarkan konsep dan teori yang diperoleh, baik melalui buku-buku ilmiah maupun pengalaman. Seni adalah kemampuan menggerakakkan bawahan untuk mau dan bersedia menjalankan tugas dan kewajibannya atas kesadarannya sendiri tanpa paksaan dari atasan.

Penggerakan merupakan pelaksanaan atas pelaksanaan dan pengorganisasian. Pengorganisasian adalah aktivitas-aktivitas atau kegiatan utama sehari-hari seorang kepala atau manajer. (Sutarno 2006: 96)

2.2.3 Pembinaan Perpustakaan

Pembinaan perpustakaan pada dasarnya merupakan kelanjutan setelah pembentukan atau pendirian selesai dan pengelolaan berjalan sebagaimana mestinya. Pembinaan perpustakaan dilakukan dengan maksud agar perpustakaan yang bersangkuta maupun menampung perkembangan informasi, ilmu pengetahuan, dan teknologi serta cenderung berkembang sesuai dengan kebutuhan pemakai.

Tugas pengolahan berhubungan dengan teknis operasional sebuah perpustakaan, yang dimulai dari proses perencanaan atas seluruh kegiatan, termasuk peralatan, waktu, sumber daya manusia, biaya dan lain sebagainya. Kemudian pelaksanaan kegiatan yang harus dikendalikan, diarahkan, dan diorganisasikan serta diberdayakan oleh pemimpin organisasi dengan mengerahkan seluruh kekuatandan potensi yang tersedia.

Defenisi pengolahan bahan pustaka Sutarno (2006: 172) “ pengolahan atau prosedding adalah pekerjaan yang diawali sejak koleksi diterima diperpustakaan sampai dengan penempatan di rak atau ditempat tertentu yang telah disediakan untuk kemudian siap dipakai oleh pemustaka”.

Menurut Sumardji (1993: 25) “kegiatan pengolahan bahan koleksi adalah kegiatan mempersiapkan bahan koleksi yang telah diperoleh, agar dengan mudah dapat diatur di tempat-tempat atau rak-rak penyimpanan sehingga memudahkan pula untuk dilayankan kepada para pemakai koleksi perpustakaan”.

Kegiatan pengolahan koleksi bahan pustaka antara lain meliputi : 1. Klasifikasi.

Berasal dari kata classification, dari kata kerja to clasiffy, yang berarti menggolongkan dan menempatkan benda-benda yang sama disuatu tempat. Sedangkan menurut Sumardji (1994: 23) klasifikasi adalah kegiatan mengelompokkan bahan koleksi sesuai dengan macamnya dan bidang ilmunya masing-masing,

misalnya :

1. Kelompok buku teks.

2. Kelompok penerbitan berkala. 3. Kelompok bidang ilmu pengetahuan.

Pada prinsipnya klasifikasi atau pemberian kode notasi harus diusahakan agar dapat membuat pembantu pemakai, bukan sebaliknya malahan mempersulit pemakai, karena notasinya sulit dimengerti.

2. Inventarisasi

Kegiatan inventarisasi atau registrasi bahan pustaka adalah suatu kegiatan yang mencatat identitas bahan pustaka pada buku induk atau kartu indeks (cardek) dan sejenisnya atau secara elektronik kepangkalan data komputer. Sutarno (2006: 182)

Data pustaka yang didaftarkan pada buku induk meliputi : a. Nama pengarang

b. Judul buku

c. Tanggal diterima di perpustakaan d. Tahun terbit

e. Edisi

f. Nama penerbit

g. Tempat dan tahun terbit

h. Sumber (membeli, sumbangan atau lainnya)

i. Keterangan lain yang di anggap perlu, seperti harga, jumlah eksemplar, dan seri.

3. Katalogisasi

Menurut Sutarno (2006: 182) “katalogisasi merupakan proses mengkatalog koleksi bahan perpustakaan di perpustakaan seperti buku, majalah, klipping, brosur, dan laporan tertentu serta membuat deskripsi data bibliografi suatu bahan pustaka menurut standart atau peraturan tertentu”.

Keterangan atau deskripsi katalog mencakup :

a. Tajuk entri yang berupa nama pengarang utama (heading) b. Judul buku, baik judul utama maupun sub judul

c. Keterangan tentang kota terbit, nama penerbit, dan tahun terbit

d. Keterangan tentang jumlah halaman, ukuran buku, ilustrasi, indeks, tabel bibliografi, dan appendiks

e. Keterangan singkat mengenai isi penerbit, judul asli, dan pengarang aslinya (apabila buku tersebut hasil terjemahan).

4. Pelabelan

Pelabelan ialah kegiatan membuat/ menulis nomor penempatan (call number) setiap bahan pustaka pada label tertentu, kemudian menempelkan pada punggung buku sesuai denagn ketentuan masing-masing perpustakaan.

5. penyimpanan dan penyusunan koleksi

Penyimpanan dan penyusunan koleksi (shelving), adalah suatu kegiatan menyimpan koleksi bahan pustaka yang telah di olah / diproses menjadi koleksi perpustakaan pada rak-rak buku / pustaka berdasarkan susunan menurut kelompok macamnya dan bidang ilmunya masing-masing maupun urutan penempatan (callnumber).

2.2.4 Pembinaan Sumber Daya Manusia

Pembinaan sumberdaya manusia adalah pembinaan seluruh pegawai perpustakaan. Pembinaan tersebut dilakukan terhadap karyawan/ pegawai sebagai manusia seutuhnya, jasmaniah dan batiniah.

Oleh karena itu pembinaan yang dilakukan meliputi:

1. Manusia secara pribadi meliputi dengan melihat bahwa manusia mempunyai kepribadian, harkat dan martabat (harga diri), sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa, memiliki kemampuan dan potensi, kemauan, ide, konsep, serta pemikiran.

2. Manusia sebagai mahluk social atau masyarakat, dan terikat oleh norma, nilai, dan kaidah yang berlaku di masyarakat tersebut.

3. Manusia sebagai anggota korporasi yang terikat dengan aturan, tatatertib dan budaya.

4. Manusia sebagai pegawai yang mempunyai kewajiba, tanggung jawab dan hak-haknya.

5. Manusia sebagai mahluk yang memiliki hak-hak asasi dan kebeasan yang harus dihormati secara wajar.

2.3 Pendayagunaan Koleksi Perpustakaan

Koleksi bahan pustaka yang disediakan harus dibaca dan dimanfaatkan oleh masyarakan yang diharapkan pemakainya. Untuk itu perpustakaan harus menyediakan berbagai jenis layanan beserta memberikan kemudahan lainnya.

Pembina layanan adalah usaha perpustakaan merumuskan berbagai ketentuan kebijakan yang akan diterapkan pada layanan, merancang dan menyiapkan system layanan yang tepat berikut sarana dan prasarana, serta pengusaha mempromosikan/ memasyarakatkan bersamaan dengan pemberian

Dokumen terkait