• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Usahatan

Dalam dokumen Jurnal Ekonomi Balance Vol 7 No 1 (Halaman 75-80)

Usahatani sering diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan pada tempat atau bagian dari permukaan bumi oleh seorang petani tertentu baik ia sebagai seorang pemilik, penggarap, pemilik penggarap, dan penyakap. Beberapa ahli mengemukakan beberapa pengertian usahatani diantaranya adalah Mubyarto (1994) memberikan defenisi usahatani (farm) sebagai tempat atau bagian dari permukaan bumi dimana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorang pemilik, penyakap, atau manajer yang digaji. Lebih lanjut Mubyarto (1994) mengemukakan bahwa usahatani adalah himpunan sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan-perbaikan

yang telah dilakukan atas tanah, sinar matahari, bangunan yang didirikan di atas tanah dan sebagainya. Usahatani dapat berupa usaha bercocok tanam maupun memelihara ternak.

Sementara itu, Menurut Bachtiar (1998) mendefenisikan usahatani sebagai organisasi alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di lapangan pertanian. Organisasi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis, maupun teritorial sebagai pengelolanya.

Pengertian Perikanan

Assauri (2005), memberikan pengertian perikanan sebagai sub sektor pertanian merupakan salah satu sub sektor yang mempunyai cakupan luas, tidak hanya proses penangkapan ikan dan keairan lainnya tetapi lebih jauh dari itu meyangkut segala bentuk pengusahaan ikan dan binatang air lainnya didarat.

Selain itu, adalah Mubyarto (1994), dalam buku “Pengantar Ekonomi Pertanian”, memberikan definisi perikanan sebagai usaha penangkapan, budi

daya ikan serta pegolahan sampai kepemasaran. Hal ini menunjukkan bahwa perikanan sangatlah luas cakupannya, tidak hanya proses penangkapan dan pembudidayaan saja tetapi sampai kepada aspek pengolahan dan pemasarannya.

Selajutnya, menurut defenisi Dirjen Perikanan (2000) dalam Buku Standar Perikanan Indonesia (2000) mengemukakan batasan perikanan sebagai kegiatan ekonomi meliputi bidang penangkapan, budi daya ikan/binatang dan tanaman air lainnya. Penangkapan yang dimaksudkan adalah kegiatan menangkap atau mengumpulkan ikan/binatang air lainnya, tanaman air yang hidup di laut/perairan umum secara bebes dan bukan milik perseorangan. Sedangkan budidaya dimaksudkan adalah kegiatan memelihara ikan/binatang air lainnya/tanaman air dengan menggunakan fasilitas buatan.

Pengertian Usaha budidaya kolam air tawar

Berdasarkan konsepsi di atas Mubyarto (1994) memberikan batasan usaha budidaya kolam air tawar adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air. Perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan yang didirikan di atas tanah dan sebagainya. Usaha budidaya kolam air tawar dapat berupa usaha bercocok tanam atau memelihara ternak.

Menurut Bachtiar (2000) mendefinisikan usaha budidaya kolam air tawar sebagai organisasi alam, kerja, dan modal yang ditujukan kepada produksi di

lapangan pertanian. Organisasi ini ketatalaksanaannya berdiri sendiri dan sengaja diusahakan oleh seorang atau sekumpulan orang, segolongan sosial, baik yang terikat genologis, politis, maupun teritorial dalam masyarakat sebagai pengelolanya.

Budidaya Air Tawar

Budidaya air tawar adalah salah satu subsektor perikanan budidaya dan termasuk memiliki karakteristik yang cukup beragam dibandingkan dengan subsektor perikanan budidaya laut dan budidaya air payau.

Budidaya air tawar dalam buku metodologi statistik perikanan budidaya terdiri dari empat jenis budidaya yaitu budidaya kolam, budidaya karamba, budidaya jaring apung dan budidaya sawah.

Budidaya kolam masih terbagi dalam dua jenis yaitu kolam air tenang dan kolam air deras. Saat ini, juga sudah mulai banyak berkembang tidak hanya kolam tanah dan kolam semen saja tapi sudah mulai pula berkembang kolam dengan wadah terpal sehingga sering disebut kolam terpal.

Budidaya jaring apung berdasarkan definisinya, yaitu wadah yang terdiri karamba jaring yang di apung dengan menggunakan jangkar di tiap sudutnya. Namun pada perkembangannya muncul pula karamba jaring tancap, yang tiap sudutnya ditancapkan tiang penyangga.

Budidaya karamba dan budidaya sawah relatif tidak banyak mengalami perkembangan wadah yang digunakan, hanya mungkin yang berbeda adalah teknologi dan bentuk/bahan wadahnya saja.

Konsep Produksi

Secara umum, istilah “produksi” diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang mengubah suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, dan dimana atau kapan komoditi-komoditi itu dilokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditi itu. Istilah produksi

berlaku untuk barang maupun jasa, karena istilah “komoditi” memang mengacu

pada barang dan jasa. Keduanya sama-sama dihasilkan dengan mengerahkan modal dan tenaga kerja. Produksi merupakan konsep arus (flow concept), maksudnya adalah produksi merupakan kegiatan yang diukur sebagai tingkat- tingkat output per unit periode/waktu. Sedangkan outputnya sendiri senantiasa diasumsikan konstan kualitasnya (Miller dan Meiners, 2000:25 1).

Menurut Budiono (1992), produksi adalah usaha manusia untuk menambah, mempertinggi atau mengadakan nilai atas benda atau barang-

barang, sehingga barang-barang itu berfaedah bagi manusia. Pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa produksi adalah suatu kegiatan atau proses penggunaan berbagai input (faktor-faktor produksi) yang dikombinasikan untuk menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa/output yang mempunyai faedah dalam memenuhi kebutuhan manusia.

Sedangkan menurut Liebhafsky (1999), bahwa produksi tidak lain suatu kegiatan yang dilakukan produsen dengan maksud untuk mendapatkan atau memiliki suatu barang shingga menimbulkan guna (utility) dan jasa, dalam hal ini usaha dalam meningkatkan nilai guna dapat :

1. Kegunaan bentuk (form utility) 2. Kegunaan tempat (place utility) 3. Kegunaan waktu (time utility)

Kegunaan karena pemilikan (ownership utility).

Konsep Efesiensi Ekonomi

Efisiensi dalam produksi merupakan ukuran perbandingan antara output dan input. Konsep efisiensi diperkenalkan oleh Michael Farrell dengan mendefinisikan sebagai kemampuan organisasi produksi untuk menghasilkan produksi tertentu pada tingkat biaya minimum (Kopp dalam Kusumawardani, 2001).

Farrel dalam Indah Susantun (2000) membedakan efisiensi menjadi tiga yaitu efisiensi teknik, efesiensi alokatif (harga) dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknik mengenai hubungan antara input dan output. Efisiensi alokatif tercapai jika penambahan tersebut mampu memaksimumkan keuntungan yaitu menyamakan produk marjinal setiap faktor praduksi dengan harganya. Sedangkan efisiensi ekonomi dapat dicapai jika kedua efisiensi yaitu efisiensi tehnik dan efisiensi harga dapat tercapai.

Meuurut Nicholson (1995) efisiensi ekonomi digunakan untuk menjelaskan situasi sumber-sumber dialokasikan secara optimal. Efisiensi ekonomi terdiri atas dua komponen yaitu efisiensi teknis (technical efficiency) dan efisiensi harga atau efisiensi alokatif (price efficiency or allocative efficiency)

Dalam ekonomi produksi, efisiensi ekonomi dapat dicapai jika dipenuhi dua kriteria (Doll & Orazen dalam Kusumawardhani, 2002), yaitu:

a. Syarat keharusan (necessary condition), yaitu suatu kondisi dengan produksi dalam jumlah yang sama tidak mungkin dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input yang lebih sedikit dan produksi dalam jumlah yang lebih besar tidak mungkin dihasilkan dengan menggunakan jumlah input yang sama.

b. Syarat kecukupan (sufficiency condition), yaitu syarat yang diperlukan untuk menentukan letak efisiensi ekonomi yang terdapat pada daerah rasional, karena dengan hanya mengetahui fungsi produksi saja maka letak efisiensi ekonomi yang terdapat pada daerah rasional tidak bisa ditentukan. Untuk menentukan letak efisiensi ekonomi diperlukan suatu alat yang merupakan indikator pilihan yaitu berupa input dan harganya.

Soekartawi (1993) dalam terminologi ilmu ekonomi, mengemukakan bahwa efisien dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu : efisiensi teknis, efisiensi alokatif (efisiensi harga ) dan efisiensi ekonomi. Suatu penggunaan faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi yang maksimum. Dikatakan efisiensi harga atau efisiensi alokatif kalau nilai dan produk marginal sama dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi ekonomi kalau usaha pertanian tersebut mencapai efisiensi teknis dan sekaligus juga mencapai efisiensi alokatif /harga.

Seorang petani secara teknis dikatakan lebih efisien (efisiensi teknis) dibandingkan dengan yang lain bila petani itu dapat berproduksi lebih tinggi secara fisik dengan rnenggunakan faktor produksi yang sama. Sedangkan efisiensi harga dapat dicapai oleh seorang petani bila ia mampu memaksimumkan keuntungan (mampu menyamakan nilai marginal produk setiap faktor produksi variabel dengan harganya).

Efisiensi ekonomi terjadi bila efisiensi harga dan efisiensi teknis terjadi Perbedaan efisiensi antara sekelompok usaha budidaya kolam air tawar dapat disebabkan oleh perbedaan dalam tingkat efisiensi teknis atau efisiensi harga atau oleh keduanya (Yotopoulos dan Lau, dalam Kusumawardani, 2002).

Pendapatan Petani

Berusaha budidaya kolam air tawar sebagai salah satu kegiatan untuk memperoleh produksi di lapangan pertanian, dan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh, selisih keduanya merupakan pendapatan dari usaha budidaya kolam air tawar. Pendapatan adalah selisih antara nilai produksi dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Pendapatan kotor usaha budidaya kolam air tawar dalam jangka waktu tertentu merupakan nilai produksi total usaha budidaya kolam air tawar. Jadi pendapatan kotor adalah semua pendapatan yang diperoleh dalam proses produksi dengan menghitung pengeluaran yang diberikan waktu pengelolaan lahan pertanian (Soehardjo dan Patong, 1987).

Soekartawi (1991), mengemukakan bahwa pendapatan kotor usaha budidaya kolam air tawar (gross farm income) yaitu nilai produk total usaha budidaya kolam air tawar dalam jangka tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Selisih antara pendapatan bersih usaha budidaya kolam air tawar dan pengeluaran total usaha budidaya kolam air tawar disebut pendapatan

bersih usaha budidaya kolam air tawar (net farm income). Banyak faktor yang turut mempengaruhi perolehan/pendapatan petani, baik faktor yang dapat dikendalikan oleh petani maupun yang tidak dikendalikan oleh petani, misalnya iklim, cuaca dan lain sebagainya.

Petani sebagai penerima harga (price taker) dapat memaksimalkan keuntungan melalui pengendalian output produksi maupun input produksi (Gaspersz, 1996) , namun dalam keterbatasan sumberdaya setiap produsen atau petani berusaha menekan biaya serendah mungkin sehingga memberikan keuntungan I pendapatan maksimal. Tingkat output yang diperoleh dari kombinasi penggunaan input yang demikian disebut output optimal dan penggunaan input yang optimal pula. Suatu input digunakan secara optimal apabila penggunaan input tersebut sampai jumlah tertentu nilai output terakhir yang dihasilkan hanya cukup membayar harga input yang digumakan tasebut (Soekartawi, 1993).

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam dokumen Jurnal Ekonomi Balance Vol 7 No 1 (Halaman 75-80)